Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN DAN ISU TERKINI

REFLECTIVE PRACTICE

RAGAM PENDIDIKAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu: Henny Suzana Mediani, S.Kp., MNS., PhD

Disusun Oleh

Nama : Fidy Randy Sada


NPM : 220120190037
Peminatan : Keperawatan Kritis

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
1. Description
Perkembangan keperawatan di Indonesia telah dimulai sejak penjanjahan kolonialisme
Belanda. Pendidikan keperawatan telah mengalami banyak perubahan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perawat profesional selalu menjadi tujuan
utama dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan. Di era milenial dan revolusi industri 4.0
saat ini, menjadi tantangan bagi pendidikan keperawatan dalam menghasilkan tenaga-tenaga
perawat untuk bersaing secara global. Persaingan tersebut, bukan hanya keterampilan klinis
tetapi juga pengembangan ilmu keperawatan berupa pendidikan, pelatihan dan penelitian.
Pendidikan keperawatan Indonesia memiliki landasan hukum yakni UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang terdiri dari 3 bagian yaitu pendidikan
vokasional, pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Ketiga kategori pendidikan
keperawatan ini telah mengatur cakupan dan batasan ruang lingkup kurikulum pendidikan.
Walaupun demikian, masih terdapat kekeliruan dan tumpang tindih dari ketiga kategori
pendidikan tersebut. Hal ini menjadi suatu hal aneh dari pandangan negara lain terhadap
variasi pendidikan keperawatan di Indonesia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya arah
pendidikan keperawatan di Indonesia, dikembalikan ke “jalan yang benar” yang sebelumnya
telah diatur dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

2. Feeling
Kemajuan keperawatan di Indonesia tentunya akan berjalan baik apabila level pendidikan
diarahkan dengan jelas pada satu jalur yang sama. Sebagai kaum akademisi keperawatan
tentunya sudah mengetahui bagaimana seharusnya jalur pendidikan dijalankan, jika tidak
dijalankan sebagaimana mestinya, pasti merasa terbeban dan berupaya melakukan
perubahan. Kondisi pendidikan keperawatan di Indonesia yang bervariasi akan membuat
kita selaku kaum akademisi merasa malu, apabila dibandingkan dengan pendidikan di luar
negeri. Selain itu bisa membuat kita kurang percaya diri dengan kualitas pendidikan
keperawatan, karena saat terjun ke dunia kerja meskipun memiliki gelar yang berbeda
namun tugas yang dikerjakan sama.
3. Evaluation
Pendidikan keperawatan sebaiknya harus ada keseragaman dan diatur dengan kebijakan
yang jelas dan tegas. Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis dan strata pendidikan keperawatan
di Indonesia cukup bervariasi, mulai dari pendidikan SMK Keperawatan, Akademik
Keperawatan (Akper), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes), sampai di tingkat program
studi dan fakultas. Begitu juga dengan jenjang pendidikan, seperti D4 Keperawatan yang
disetarakan dengan S1 Keperawatan dan Magister Keperawatan yang disetarakan dengan
Magister Terapan Keperawatan. Di samping itu, dalam aplikasi pekerjaan sepertinya tidak
terdapat perbedaan signifikan antara perawat diploma dan perawat sarjana, yang akhirnya
berdampak pada penghargaan terhadap jasa profesi. Hal-hal seperti ini tentu akan
menghalangi pengembangan profesi keperawatan, sehingga perlu ditata kembali agar
jenjang dan strata pendidikan keperawatan lebih baik dan terarah.

4. Critical Analisys
Perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia dipengaruhi secara langsung oleh
kebijakan pemerintah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti penjabaran
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yaitu penataan jenis dan strata pendidikan,
penyetaraan mutu lulusan, pengembangan sistem penjaminan mutu, pengembangan
kurikulum, dan memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat. Hal tersebut sebenarnya telah
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Aplikasi kebijakan pendidikan tersebut tampaknya belum
dioptimalkan dengan baik, sehingga muncul ragam jenis pendidikan keperawatan di
Indonesia

5. Conclusion
Ragam jenis pendidikan keperawatan di Indonesia mempengaruhi kualitas pendidikan
keperawatan itu sendiri. Kualitas pendidikan bisa terjamin apabila didukung dengan suatu
kebijakan pemerintah yang jelas. Merubah suatu kebijakan pemerintah tidaklah mudah dan
membutuhkan perjuangan disertai dengan bukti-bukti empiris yang menyatakan bahwa
pendidikan keperawatan di Indonesia perlu dibenahi. Hal ini dapat dilakukan mulai dari
penerapan metode-metode pembelajaran terkini dalam pendidikan keperawatan, peningkatan
keterampilan dan pengetahuan perawat, serta membangun persatuan yang solid antar sesama
perawat. Diasumsikan bahwa apabila hal-hal tersebut sudah diwujudkan maka pendidikan
keperawatan di Indonesia akan memiliki kualitas optimal.

6. Action Plan
Sasaran ke depan untuk mengupayakan pendidikan keperawatan Indonesia agar berjalan
sebagaimana mestinya, berikut adalah rekomendasi upaya-upaya yang perlu dilakukan
sebagaimana yang dijabarkan dalam KKNI.
a. Penataan Jenis dan Strata Pendidikan
Seperti sudah diketahui sebelumnya bahwa jenis dan strata pendidikan keperawatan di
Indonesia cukup bervariasi begitu juga dengan jenjang pendidikannya. Salah satu
tindakan yang perlu dipertimbangkan yaitu meniadakan pendidikan SMK Keperawatan
dan semua pendidikan keperawatan harus bernaung di bawah Kemenristekdikti bukan
Kemenkes.
b. Penyetaraan Mutu Lulusan
Salah satu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk penyetaraan mutu lulusan
yakni dengan melaksanakan uji kompetensi perawat, baik untuk D3, D4 dan Profesi.
Namun sampai saat ini masih banyak pengelola pendidikan keperawatan yang
memberikan kurikulum keperawatan berbeda satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan kompetensi lulusan yang tidak setara/tidak sama. Hal ini sangat
berdampak pada hasil presentase kelulusan uji kompetensi di masing-masing institusi,
oleh karena itu, perlu diadakan evaluasi terhadap mutu lulusan.
c. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
Kualitas pendidikan keperawatan akan terjaga apabila terdapat sistem penjaminan mutu
internal (SPMI). SPMI dalam suatu universitas biasanya dikelola oleh suatu
lembaga/unit penjaminan mutu internal. Alur pelaksanaan pengembangan SPMI ini
dilakukan dengan suatu siklus yang disebut PPEPP yaitu Penetapan standar mutu,
Pelaksanaan standar mutu, Evaluasi pelaksanaan standar mutu, Pengendalian
pelaksanaan standar mutu dan Peningkatan standar mutu. Apabila siklus ini berjalan
baik, maka dapat dipastikan pendidikan keperawatan akan memiliki budaya mutu yang
baik.
d. Pengembangan Kurikulum
Kurikulum keperawatan di Indonesia memang telah berkembang dengan baik. Terdapat
dua asosiasi keperawatan yang turut mengambil andil dalam kurikulum keperawatan
Indonesia yaitu Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) untuk program
pendidikan profesi dan Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia
(AIPViKi) untuk program pendidikan vokasi. Diharapakan kedua asosiasi ini dapat
eksis dan memberikan sumbangsi dalam pengembangan kurikulum keperawatan
Indonesia.
e. Memfasilitasi Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan keperawatan bukanlah suatu ilmu yang statis, melainkan akan terus
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, setiap perawat dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi arus
perkembangan IPTEK yang begitu kuat, agar tidak mudah ketinggalan dengan trend dan
isu terkini terkait dengan perkembangan ilmu keperawatan. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop, penelitian, dan lain-
lain guna menghasilkan inovasi atau terobosan baru di dunia keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai