Anda di halaman 1dari 3

Contoh 1 tentang IPA

Sebuah alat yang diciptakan Celestine Winardy, siswi SMA yang membuat
glukometer atau alat ukur gula darah tidak menggunakan jarum suntik dinilai
merupakan terobosan baru dalam dunia kesehatan di Indonesia. Winardy punya cita
cita untuk membantu masyarakat dengan alat yang dia ciptakan tersebut.

Siswi ini mengaku memang dulu dia menyukai sains dan senang melakukan
penelitian. Dan sekarang dia menciptakan glukometer seorang diri tanpa bantuan
orang lain.

Dia juga punya keinginan besar supaya banyak murid di Indonesia lebih menonjol
dalam bidang penelitian. Dia berharap supaya lebih banyak anak muda yang ikut
menggeluti penelitian sehingga Indonesia bisa lebih maju dan mendapatkan
berbagai hak paten dari penemuannya.

Contoh 2 tentang bencana alam


Kosngosan melansir, jalan di Gunungsari Kabupaten Kotabaru longsor, sehingga
menutup akses desa antarkecamatan di daerah tersebut. BPBD Kabupaten Tanah
Bumbu bersama tim provinsi sudah mengerahkan alat berat, sehingga akses jalan
yang tertutup tanah longsor sepanjang 50 meter bisa dibuka kembali.

Penyebab longsor karena hujan satu hari satu malam secara terus menerus.
Bencana tanah longsor terjadi pada waktu subuh dini hari, sehingga tidak ada
korban. Hujan juga menjadi salah satu penyebab jebolnya Dam PDAM di Pulau Laut
yang merendam ratusan rumah warga yang ada di sekitarnya.

Air merendam rumah warga hingga hampir sampai atap, tetapi dalam waktu sekitar
10 jam, sudah kembali surut. Kini masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air
bersih. Oleh karena itu, BPBD telah mengerahkan mobil tangki air bersih untuk
menyuplai ke rumah warga. Begitu juga dengan mobil tangki PDAM, juga dikerahkan
untuk membantu masyarakat mendapatkan air bersih dengan lebih mudah, sambil
terus berupaya memperbaiki kerusakan yang ada.

Contoh 3 tentang PKN


Ketika tim Kosngosan berkunjung ke Kali Pepe di Solo, kamu tidak hanya bisa
melihat sungai bersejarah Kutha Sala. Ada juga mural sarat pesan toleransi dan
kebhinnekaan Indonesia.

Bagi masyarakat Solo, nama Kali Pepe sudah dikenal lama sebelum kotanya
berdiri. Dalam serat Sri Radya Laksana karya Mas Ngabehi Pradya Duta, Kali Pepe
telah dikatakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajang abad XVI.

Nama Kali Pepe juga sering disamakan dengan lokasi pembunuhan Pangeran
Pabelan oleh Raja Pajang perkara urusan cinta. Sekarang kamu yang berkunjung
ke Kali Pepe juga dapat menemui mural yang sarat pesan Kebhinnekaan dan
Toleransi ala Indonesia

Apabila dihitung terdapat lebih dari 10 mural yang digambar indah di bantaran Kali
Pepe. Kebanyakan mural yang ada pun melukiskan indahnya kebhinnekaan
Indonesia yang terdiri dari berbagai agama dan suku bangsa yang berbeda.
Tertarik hendak melihatnya? silahkan kunjungi langsung ke Solo.

Anda mungkin juga menyukai