SURABAYA
Amos Arya T. Panjaitan1, Dr. Prayanto W.H.2, Drs. MSn., Hen Dian Y., S.T., M.Ds.3
13.
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra
Siwalankerto 121-131, Surabaya 60236.
2
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta
Jalan Parangtritis KM 6.5 Sewon Bantul, Yogyakarta
Email: prayantowh@ymail.com
Email : amoz_jr@yahoo.co.id
Abstrak
Amos
Audio Visual
Kampung Peneleh merupakan sebuah kampung tua bersejarah yang berada di tengah kota Surabaya. Kampung
tua yang masih didominasi dengan bangunan tua serta memiliki sejarah yang besar bagi kemerdekaan Indonesia.
Kurangnya informasi mengenai kampung Peneleh ini menyebabkan tidak banyak masyarakat Surabaya yang
mengetahui keberadaannya. Kondisi bangunan tua yang semakin rusak dan kurangnya partisipasi dari
pemerintah kota Surabaya untuk melestarikan kampung Peneleh cukup membuat masyarakat Peneleh menjadi
semakin sulit. Metode kualitatif menjadikan sebuah metode penelitian di dalam perancangan ini untuk
mendapatkan data-data yang valid. Sebuah film dokumenter yang menggunakan unsur perbandingan antara
kehidupan kota Surabaya dengan kehidupan di kampung Peneleh menjadi dasar dari perancangan ini.
Memberikan gambaran mengenai kampung Peneleh dan masyarakat Peneleh di dalam menjalani hidupnya
sehari-hari. Diharapkan dengan adanya film dokumenter ini, masyarakat Surabaya mengetahui keberadaan
kampung Peneleh dan pemerintah kota pun turut melestarikan kampung tua ini.
Kata kunci: Kampung Peneleh, Surabaya, Film Dokumenter, Sejarah, Kampung Tua, Peninggalan bersejarah
Abstract
Peneleh village is an old historic village in the middle of the city of Surabaya. Old village is still dominated by
the old building and has a great history for the independence of Indonesia. The lack of information about this
hometown Peneleh Surabaya cause not many people who know of its existence. Conditions deteriorating old
buildings and the lack of participation from the Surabaya city government to preserve the village Peneleh
enough to make people Peneleh become increasingly difficult. Method of making a qualitative research method
in this design to obtain valid data. A documentary that uses elements of comparison between Surabaya city life
with life in the village Peneleh the basis of this design. Provide an overview of the village and community
Peneleh Peneleh in living his life in the everyday. Hopefully with this documentary, people know where the
village Peneleh Surabaya city government and also helped preserve this old village.
Keywords: Kampung Peneleh, Surabaya, Documentary Film, History, Old Village, historic relic
Pendahuluan
Kampung Peneleh terletak di jalan Peneleh, tepatnya ³*ORbalisasi dapat dilihat sebagai penyatu
kecamatan Genteng, Surabaya Pusat. Konon kabarnya kebudayaan-kebudayaan berbeda ke dalam budaya
kampung ini sudah ada sejak Kerajaan Singosari. Asal tunggal (monoculture), akan tetapi sekaligus juga
nama kampung ini pun berasal dari kata Pinilah yang penguat budaya-budaya lokal (heteroculture ´
kurang lebih bermakna pilihan. Menurut sejarahnya. Sehingga membuat suasana kampung ini lebih
kampung Peneleh merupakan tempat bersemayam nyaman untuk dikunjungi. Masyarakatnya yang
pangeran pilihan atau pinilih, yang tidak lain putranya ramah, terdapat bangunan bersejarah dan juga
Wisnu Wadhana yang memiliki pangkat sama dengan terdapat makanan tradisonal yang masih dijual di
bupati. Pangeran tersebut kemudian diangkat menjadi kampung ini.
pemimpin di daerah antara Sungai Pegirian dan
.DOLPDV ³.DPSXQJ 3HQHOHK´ Kampung Seiring dengan pembangunan kota yang terus
Peneleh memiliki beberapa lokasi sejarah yang layak berkembang, muncullah permasalahan demi
dijadikan tujuan wisata, antara lain rumah HOS permasalahn timbul di kampung Peneleh ini dan
Cokroaminoto yang merupakan rumah dari Raden permasalahan tersebut antara lain adalah pada
Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, Makam Peneleh umumnya masyarakat Surabaya belum mengenal akan
yang merupakan kompleks makam tua peninggalan kampung Peneleh, kondisi bangunan sejarah yang
Belanda yang ada sejak tahun 1814, Pasar Peneleh, kurang terawat dan kurangnya kepedulian pemerintah
Masjid Peneleh, Jembatan Peneleh dan jejak Soekarno kota serta masyarakat yang sedikit demi sedikit
pun juga ada di kampung Peneleh ini. Raden Hadji tergusur oleh pembangunan. Sebuah potret kota yang
Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Cokroaminoto kurang cocok bagi Surabaya karena menurut Piliang
dikenal sebagai tokoh nasional dan populer sebagai ³.RWD EXNDQODK UXDQJ NRVRQJ WDQSD UHODVL GDQ WDQSD
Pemimpin Sarekat Islam yaitu organisasi politik PDNQD ´ <DQJ GLPDNVXGNDQ DGDODK VHKDUXVQ\D
pertama di negeri ini. Rumah ini tak hanya berfungsi sebuah kota dapat memaknai akan pentingnya setiap
sebagai rumah tinggal, namun oleh Cokroaminoto dan daerah yang ada dan berelasi untuk menjaga
istri dijadikan rumah indekos bagi para pelajar Hogere indentitas kota yang telah dikenal masyarakat luas.
Burgerlijks School (HBS). Dalam perjalanannya Jika dilihat dari berbagai permasalahan di Surabaya,
rumah ini juga berfungsi menjadi pondok pesantren banyak lokasi bersejarah yang hancur dimakan usia
kecil. dan mereka tidak sekedar belajar ilmu agama, dikarenakan tidak dirawat, dan juga banyak daerah
tetapi juga mengembangkan kemampuan berpolitik. yang masih belum dikenal oleh msyarakat Surabaya
Di rumah ini juga tersimpan berbagai koleksi barang- itu sendiri. Menurut Fredy Istanto yang merupakan
barang antik peninggalan Cokroaminoto, beberapa koordinator Surabaya Heritage mengatakan bahwa
masih utuh, beberapa lainnya sudah diduplikasi, "Surabaya dibawah kendali Bu Risma [Tri Risma
karena lapuk dimakan jaman, sehingga Pemerintah Harini/Walikota Surabaya] ini kami anggap tidak
Kota Surabaya membuat rumah HOS Cokroaminoto serius menangani cagar budaya yang ada. Bahkan
menjadi salah satu cagar budaya Surabaya (³-HMDN terkesan nggak ngopeni. Dari kasus terbakarnya
3DKODZDQ GL 6XUDED\D´ /RNDVL ODLQ SXQ WLGDN gedung Balai Pemuda tiga tahun lalu, Pemkot tidak
kalah pentingnya di dalam sejarah Surabaya. Makam serius menanganinya, konsentrasinya hanya ke
Peneleh yang merupakan salah satu kompleks makam Balaikota dan kantoU *XEHUQXUDQ VDMD ´ 3HPNRW
tertua di Jawa Timur sering didatangi oleh antropolog, Tidak Serius Tangani Cagar Budaya,2013). Padahal
sejarahwan, arsitek, sosiolog dan fotografer dari di dalam sambutan Bu Risma pada acara workshop
dalam negri maupun luar negri karena keunikan ³Desain Pengembangan Kawasan Kampung dan
DUVLWHNWXUQ\D ³0DNDP 3HQHOHK MDGL -XMXJDQ 0DNDP 3HQHOHK´ \DQJ GLODNXNDQ SDGD WDQJJDO
Antropolog, Sejarahwan, Arsitek dan Oktober 2011, beliau menyampaikan bahwa
6RVLRORJ´ pemerintah kota Surabaya akan membuat kampung
Peneleh menjadi lebih baik dan memberikan perhatian
Era globalisasi saat ini, kampung Peneleh tumbuh lebih terhadap kondisi kampung Peneleh. Dari kedua
menjadi kampung yang hijau dan masih didominasi pernyataan tersebut menimbulkan banyak pertanyaan
oleh bangunan-bangunan tua meskipun ada beberapa di dalam masyarakat. Namun apabila melihat
bangunan modern. Tidak hanya bangunan tua saja realitanya memang masih belum ada tindakan yang
yang mendominasi kampung Peneleh, melainkan juga serius dari pemerintah kota di dalam menangani
masyarakatnya yang ramah dan rukun serta tentram permasalahan kampung Peneleh. Sangat disayangkan
meski memilki banyak perbedaan agama, ras dan apabila kampung Peneleh kurang diperhatikan oleh
budaya. Masyarakat kampung ini terdiri dari orang pemerintah kota.
Jawa, Bali, Madura dan Tionghoa. Namun di
kampung Peneleh ini yang tepatnya berada di era Menurut paparan diatas dan fenomena yang telah ada
globalisasi ini perbedaan tersebut bukanlah diatas, penulis menginginkan agar kampung Peneleh
penghalang bagi mereka untuk dapat hidup bersama dikenal oleh masyarakat Surabaya dan juga
sebagai sebuah masyarakat. Menurut Piliang diperhatikan oleh pemerintah kota dengan membuat
sebuah film dokumenter yang menggambarkan
kampung Peneleh dengan masyarakat Peneleh yang Metode Penelitian Kualitatif
menjadi point utama dan juga pemandangan yang Metode kualitatif merupakan metode analisis yang
dimiliki kampung Peneleh menjadi penunjang di film berlangsung terus menerus sejak awal sampai akhir
dokumenter ini. Film dokumenter menyajikan realita penelitian, bersifat induktif, dan lebih menekankan
dan tak lepas dari tujuan penyebaran informasi pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap
(Effendy,12). Kaum muda yang merupakan penerus suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk
bangsa merupakan sasaran utama penulis di dalam penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih
pembuatan film dokumenter ini. Atas dasar uraian suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-
diatas, penulis akan membuat sebuah film dokumenter depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus
bertema kehidupan masyarakat kampung Peneleh di perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa
era globalisasi saat ini. sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat
dari masalah lainnya.
Metode Penelitian
Metode Analisis Deduktif
Data Primer Metode ini menggunakan hasil observasi dan
wawancara yang telah dilakukan untuk di analisa dan
Kehidupan masyarakat Peneleh dan keunikan dapat ditarik menjadi sebuah kesimpulan yang
masyarakat Peneleh yang merupakan poin utama di menjadi dasar pembuatan perancangan ini.
dalam proses perancangan ini.
Data Sekunder
Pembahasan
Sejarah dan budaya yang terdapat di dalam
masyarakat Peneleh sebagai pendukung untuk Definisi Film
memperkuat karakteristik dan keunikan kampung Film pertama kali lahir diparuh kedua abad 19, dibuat
Peneleh ini. dengan bahan dasar seluloid yang sangat mudah
terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.
Metode Pengumpulan Data Sesuai perjalanan waktu, para ahli berlomba-lomba
untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih
a. Metode Wawancara mudah diproduksi dan enak ditonton. (Effendy,20)
Metode wawancara atau sering disebut interview
menghendaki komunikasi langsung antara Sinematografi
penyelidik dengan subjek. Wawancara kali ini x Framing (Type Of Shot)
penulis akan mewawancarai penduduk di Type of shot bisa juga disebut pembingkaian
kampung Peneleh yang tinggal di kampung gambar. Di layar, kita bisa melihat bermacam-
Peneleh untuk memperoleh data-data secara macam tampilan type of shot. (Santoso,41)
subyektif dan obyektif. 1. Extra/Extreme Long Shot
2. Long Shot
b. Metode Observasi 3. Medium Long Shot
Metode pengumpulan data dengan cara terlibat 4. Medium Shot
langsung ke lapangan. Observasi memungkinkan 5. Close Up
mengamati dari dekat sebagai pengamat untuk 6. Big Close Up
mendapatkan data yang subyektif. 7. Extreme Close Up
Fakta Lapangan
Masyarakat Peneleh terdiri dari orang Jawa, Madura,
Bali dan Tionghoa yang memiliki perbedaan budaya
dan juga gaya hidup. Sebagian besar penduduk
Peneleh bekerja sebagai pedagang, wirausaha dan
juga pegawai swasta. Sebagian besar didominasi oleh Sumber : Dokumen Pribadi
umat beragama muslim sehingga setiap ada hari raya Gambar 2. Suasana Pasar Peneleh
muslim masyarakat Peneleh memiliki tradisi yang
unik yang dilakukan di masjid Peneleh.
Data Visual
Kesimpulan Durasi
Berdasarkan data dan hasil pengamatan serta Durasi film dokumenter ini kurang lebih 10 menit
wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kampung karena dengan durasi yang tidak terlalu lama dapat
Peneleh memiliki potensi sebagai tempat wisata membuat orang lain penasaran dan ingin datang
dengan kondisi masyarakatnya yang ramah, rukun dan langsung ke kampung Peneleh.
tentram. Lokasi kampung Peneleh tidak terlalu sulit
untuk ditemukan karena berada di tengah kota Tujuan Program
Surabaya. Memiliki bangunan-bangunan tua dengan Mempromosikan kampung Peneleh melalui
ciri khas bangunan Belanda. Sebagian besar visualisasi suasana kampung Peneleh secara umum
masyarakatnya pedagang dan wirausaha. Masyarakat serta memperlihatkan kondisi masyarakat kampung
menginginkan perhatian pemerintah untuk membantu Peneleh di dalam menjalani aktifitasnya.
di dalam merawat bangunan-bangunan tua yang ada
di Peneleh dan juga membantu mengembangkan Konsep Editing Program
kampung Peneleh ini. Color Grading
Warna yang di pakai di dalam program ini
Film dokumenter dapat menjadi salah satu jalan menggunakan style warna vintage untuk memperkuat
keluar untuk memperkenalkan kampung Peneleh. gambaran kota tua dan memperkuat kesan bersejarah.
Dengan memperlihatkan realita yang ada di dalam
kampung Peneleh ini dengan memperkuat unsur Texting
masyarakat yang ada dan juga bangunan kuno yang Teks utama yang terdapat di dalam program ini
terdapat di tempat ini. Film dokumenter ini akan menggunakan typeface Nyala yang menggandung
memberikan informasi dan juga membuat masyarakat unsur tradisional di dalam bentuknya dan subteks
ingin mengetahui mengenai kampung Peneleh dengan pada program ini menggunakan typeface Avant Garde
mengunjungi kampung ini. yang juga memiliki unsur tradisional namun lebih
modern.
Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan kesimpulan analisis diatas, film Packaging
dokumenter dapat menjadi solusi di dalam Program ini akan di bentuk dalam format DVD di
permasalahan tersebut. Menggunakan teknik dalam proses distribusinya karena format DVD lebih
dokumenter yang lebih menyorot realita yang ada. cocok dan lebih mudah diputar di berbagai alat.
Film dokumenter yang diambil dari sisi human
interest yang bertujuan untuk menarik perhatian Pesan yang Ingin Disampaikan
masyarakat agar lebih mudah dipahami oleh Melalui film dokumenter ini, penulis mempunyai
masyarakat luas. pesan yang ingin disampaikan yaitu jangan pernah
melupakan sejarah dan keindahan peninggalannya
Format Program karena mungkin dengan mengetahui hal tersebut kita
Program yang dipilih berformat film dokumenter dapat menemukan yang kita cari.
dengan mengekspose kegiatan masyarakat sehari-hari
dengan berlatarkan kampung Peneleh yang luput Target Audience
perhatian masyarakat Surabaya. Dengan format Masyarakat umum yang masih produktif bekerja dan
sebagai berikut : masyarakat yang suka berwisata kota tua serta
x Format video : MP4 membutuhkan sebuah tempat wisata dalam kota yang
x Frame size : Wide screen 720p baru
Desain Karakter
Pemeran Kondisi masyarakat kampung Peneleh
Pemeran yang ada di dalam film dokumenter ini
adalah masyarakat Peneleh serta seorang narasumber Epilog
di kampung Peneleh yang menjelaskan sejarah
kampung Peneleh. Gambar 4 Storyline
Property Narasi
Property yang digunakan tidak ada dikarenakan x Prolog
sebagian besar property menggunakan property yang Surabaya, merupakan ibu kota provinsi Jawa
ada di lokasi kampung Peneleh Timur. Sejak dahulu lebih dikenal dengan sosok
kota Pahlawan. Banyak sekali kejadian bersejarah
Setting Lokasi di Surabaya dan juga yang tak kalah penting
Lokasi yang digunakan antara lain gapura Peneleh, adalah peninggalan-peninggalan sejarahnya.
obyek-obyek sejarah yang telah disahkan pemerintah Surabaya dari tahun ke tahun terus berbenah dan
kota sebagai cagar budaya, bangunan-bangunan tua berusaha menjadi kota yang berkembang.
nan bersejarah di kampung Peneleh serta suasana x Kepadatan Surabaya
kampung secara keseluruhan. Dari tahun ke tahun jumlah populasi di Surabaya
semakin bertambah dan terus bertambah. Mencari
Sinopsis/Ringkasan Cerita lapangan pekerjaan mungkin merupakan tujuan
Surabaya merupakan kota terbesar di Jawa Timur utama pertambahan populasi ini. Namun, sedikit
dengan perubahan yang semakin meningkat dari demi sedikit pun mulai terasa. Kemacetan, banjir,
tahun ke tahun. Perubahan tersebut juga berdampak polusi serta tindak kriminal pun semakin
pada kondisi masyarakat Surabaya. Kejenuhan dan bertambah di Surabaya ini. Memang, mayoritas
kelelahan di dalam menjalani kehidupan sehari-hari masyarakat Surabaya adalah kaum pekerja yang
yang semakin lama semakin berat sehingga menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
membutuhkan tempat baru untuk dapat melepaskan bekerja. Jumlah penduduk yang semakin padat
kejenuhan dan kelelahan tersebut. Kampung Peneleh membuat Surabaya terasa semakin kecil, karena
yang merupakan salah satu kampung tua di kota sejauh mata memandang hanya ada kendaraan
Surabaya ini menawarkan pemandangan dan suasana dan manusia.
yang berbeda. Suasana dimana masyarakat dapat
melepaskan kehidupan perkotaan. Bangunan tua, x Masyarakat Surabaya saat ini
suasana kampung dan masyarakatnya yang ramah Seiring dengan perkembangan jaman, Surabaya
membuat kampung ini semakin nyaman untuk tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota
disinggahi. Sebuah tempat wisata kampung lama modern di Indonesia. Pembangunan yang
namun masih baru di telinga masyarakat Surabaya berkelanjutan dan semakin modern, teknologi
yang dapat membantu masyarakat terlepas sejenak yang semakin canggih serta kemewahan-
dari belenggu aktifitas kota. kemewahan pun semakin terlihat di kota ini.
Menjadi modern memang sangat bagus untuk
Tahap Pra Produksi perkembangan kota. Namun, ternyata
Storyline modernisasi ini berdampak cukup besar bagi
Visualisasi ikon-ikon Surabaya kebanyakan orang. Dengan teknologi yang
semakin tinggi, pekerjaan semakin sulit dicari.
Suasana Surabaya yang ramai dan padat Karena pembagunan yang berkelanjutan, ruang
kosong bagi masyarakat untuk melepaskan lelah
Suasana Surabaya ketika malam hari pun semakin sulit. Dampak dari teknologilah
(Sparkling Surabaya) yang sangat terasa saat ini. Masyarakat semakin
lama semakin tergiur dan terbuai dengan
Visualisasi kondisi masyarakat Surabaya saat ini kemajuan teknologi saat ini. Teknologi
menawarkan banyak hal yang pada saat ini dirasa
Prolog sulit untuk didapatkan. Sehingga banyak sekali
perubahan karakter yang terjadi di dalam
Suasana kampung Peneleh masyarakat dan wajar apabila muncul pernyataan
bahwa teknologi membuat yang dekat menjadi
Bangunan-bangunan tua di kampung Peneleh jauh dan yang jauh menjadi dekat. Tidak hanya
itu, seakan-akan teknologi juga dapat
Sejarah mengenai kampung Peneleh menjauhkan kita dari rasa kejenuhan dan stress.
1DPXQ SDGD NHQ\DWDDQQ\D«
Obyek-obyek wisata kampung Peneleh yang telah
disahkan pemerintah
x Peneleh b. Lensa
Peneleh, merupakan sebuah kampung tua yang Dibutuhkan beberapa jenis lensa agar dapat
terletak di tengah kota. Tepatnya di kecamatan mendapatkan gambar yang maksimal. Berikut
Genteng, Surabaya Pusat. Sebuah kampung tua Lensa yang digunakan dalam proses produksi
yang sangat dekat dengan pusat kota dan pusat film:
aktifitas masyarakat Surabaya. Namun meskipun 1. Canon EFS 18-55 mm F 3.5
dekat dengan kota, kampung Peneleh tidak 2. Canon EFS 18-135 mm F 3.5
mengalami perubahan yang drastis dari tahun ke 3. Canon EF 50 mm F1.2 L USM
tahun. Suasana kampung yang asri, hijau dan
dihiasi dengan bangunan-bangunan bersejarah c. Tripod
termasuk bangunan-bangunan tua dapat Tripod digunakan untuk menghasilkan gambar
menjadikan kampung Peneleh sebuah tempat yang stabil dan untuk pengambillan gambar
untuk refreshing sejenak. Mulai dari makam dengan teknik pan dan tilt.
Peneleh yang sudah terkenal, rumah pahlawan
nasional HOS Cokroaminoto, bahkan masjid d. Monopod
Peneleh yang dikenal sebagai masjid terbesar Monopod merupakan tripod yang hanya memiliki
pertama di Surabaya sebelum adanya masjid 1 kaki saja. Digunakan untuk menghasilkan
Ampel. Jika dilihat sekilas memang kampung ini gambar yang lebih stabil daripada handheld.
terkesan biasa-biasa saja, namun sebenarnya
1.1.1.
justru tidak biasa sehingga cocok menjadi tempat Lokasi
untuk melepaskan lelah dan kejenuhan. Lokasi-lokasi yang digunakan pada poses shooting
kali ini antara lain :
x Masyarakat Peneleh 1. Tugu Pahlawan
Tidak hanya suasana dari kampung Peneleh saja 2. Taman Pelangi
yang enak untuk didatangi, tapi juga 3. Patung Suro-Boyo
masyarakatnya yang masih tradisional dan juga 4. Jembatan Suramadu
ramah terhadap siapa saja. Mayoritas masyarakat 5. Taman Bungkul
di kampung ini berprofesi sebagai pedagang, 6. Jalan Ahmad Yani
wirausaha dan pekerja kantoran. Meskipun 7. Stasiun A. Yani
mereka terlihat sederhana, mereka menikmati 8. Jalan Darmo
hidupnya seakan-akan tak ada beban. Tak pernah 9. Café Bangi Kopitiam
tergantung pada teknologi saat ini. Sebenarnya 10. Mc Donald Basuki Rahmad
masyarakat Peneleh juga mengikuti 11. Basuki Rahmad
perkembangan jaman, namun mereka hanya 12. Taman Prestasi
mengikuti apabila hal tersebut memang benar- 13. Gedung Walikota
benar dibutuhkan. Sebuah pemikiran yang cukup 14. Jalan Embong Malang
sederhana namun memang diperlukan untuk saat 15. Makam Peneleh
ini. Meskipun masyarakat Peneleh terlihat 16. Peneleh gang 1-11
sederhana dan tekesan pas-pasan, canda dan tawa
selalu menghiasi wajah mereka. Shooting Schedule
Film dokumenter dapat menjadi salah satu solusi 1RYL\DQWR ³Makam Peneleh jadi Jujugan
sebagai bentuk pelestarian peninggalan bersejarah. Antropolog, Sejarahwan, Arsitek dan Sosiolog´
Dengan adanya film dokumenter Mampir Disik nang Oktober 2011. http://www.lensaindonesia.com/
2011/10/27/makam-peneleh-jadi-jujugan-antopolog- Santoso, Ensadi J. Bikin Video dengan Kamera DSLR.
sejarahwan-arsitek-dan-sosiolog.html diakses pada 5 Jakarta: MediaKita. 2013
Februari 2014