Anda di halaman 1dari 9

ASAL USUL DESA TEMIYANG

KECAMATAN KROYA KABUPATEN INDRAMAYU

RIZKY ALVIANTO
PRODI : PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
STKIP AL AMIN

Abstrak

Penelitian ini dilakukan atas dasar ketertarikan penulis untuk mendalami


asal suatu desa. Sebagian besar desa memiliki cerita, hikayat, dongeng. di
dalamnya pembangunan, sangat disayangkan bahwa orang Jawa yang menjadi
pemilik aslinya tidak mengakui warisan ini, sehingga ada pepatah yang
mengatakan, 'Masyarakat Adat' tidak tahu asal usul nama desanya sendiri'.
Salah satu ceritanya adalah Asal Usul Desa TEMIYANG. bagi kehidupan
masyarakat dalam upaya melestarikan cerita dan dongeng yang telah
diturunkan dari generasi ke generasi berdasarkan kearifan lokal. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif.
teknik pengumpulan yang digunakan adalah wawancara, studi dokumen dan
observasi. Informan penelitian ini adalah tetua desa, dan cerita-cerita dari
desa setempat pejabat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa TEMIYANG
memiliki cerita di balik nama yang hanya tersimpan dalam ingatan para tetua
desa sebagai tempat perlindungan dan melestarikan warisan intelektual yang
telah diturunkan dari generasi ke generasi. berbasis kearifan lokal. sebagai
warisan budaya untuk generasi mendatang dari ancaman kesalahan cerita,
kerusakan, termasuk melindungi, mengembangkan dan
menjaga kebenaran.

Kata Kunci: Legenda, Cerita desa


PENDAHULUAN

Sejarah merupakan peristiwa kejadian atau apa yang telah terjadi di masa
lampau, setiap peristiwa hanya sekali terjadi dan tidak akan pernah terulang
kembali. Setiap peristiwa meninggalkan bekas yang kemudian di gunakan
sebagai “Saksi” atau “Bukti” bahwa kejadian itu sungguh – sungguh terjadi,
Sejarah sangat berperan dalam berbagai hal seperti pada diri sendiri, benda dan
sebagainya. Setiap yang berada di dunia ini mempunyai sejarah yang memang
harus diketahui asal usulnya agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu dan
kegunaanya. Sejarah memang hanya menceritakan yang terjadi dimasa lampau
akan tetapi sejarah pula akan berpengaruh besar bagi kehidupan saat ini dan
pada masa depan, agar dapat berkembang sesuai yang diharapakan. Sejarah juga
menjadi tolak ukur dalam setiap perubahan yang terjadi di masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Setiap sesuatu yang berada saat ini mempunyai cerita atau asal usul dimasa
lampau, seperti sejarah sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, begitu
pula halnya dengan suatu wilayah yang berada di daerah yang terkecil
contohnya desa temiyang.
Sejarah desa/pedesaan saat ini memang sangat jarang diketahui oleh
masyarakat Indonesia, di setiap daerah dan masyarakat yang menempati daerah
tersebut, hal ini disebabkan masyarakat yang berada di Desa tidak terlalu
mempedulikan sejarah tempat yang mereka tempati.
Sejarah pedesaan juga menjadi salah satu tujuan pemerintah Repulik
Indonesia dalam Pembangunan Nasional, agar masyarakat Indonesia khususnya
pada daerah terkecil seperti desa dapat mengetahui peristiwa sejarah yang
ditempatinya. Akan tetapi sampai saat ini banyak generasi muda tidak
mengetahui sejarah desa yang di tempatinya. Hal ini disebabkan pemerintah
desa hanya memfokuskan dalam perkembangan ekonomi dan pembangunan
pada desa tersebut. Padahal sejarah juga wajib diketahui oleh masyarakatnya
sediri agar ketika orang asing yang bertanya tentang sejarah desa dapat di
jelaskan dengan baik tentang bagaimana sejarah terbentuknya desa yang di
tempatinya saat ini.
Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berusaha


menuangkan data yang diperoleh dalam bentuk analisis deskriptif.
Menurut pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dalam bentuk analisis
deskriptif. Menurut Sugiyono (2010:8), penelitian kualitatif sering disebut
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting). Penelitian kualitatif ini untuk mengungkapkan
suatu gambaran akan realitas dan fakta sosial yang didukung oleh data
empirik untuk menguatkan kebenarannya. Menurut Bogdan (1993: 4)
melalui metode ini akan dapat dijelaskan sesuai dengan apa yang
dituturkan orang, baik lisan maupun tulisan dalam bahasa serta dalam
peristilahannya. Penelitian ini mengambil lokasi pada Desa Temiyang
Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu.
Hasil penelitian

kantor kuwu temiyang


Desa menurut istilah dalam bahasa sansekerta yang berasal dari tanah
tumpah darah menurut definisi "universal", adalah sebuah aglomerasi
permukiman di area perdesaan ( rural ). Di Indonesia, istilah desa adalah
pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang
dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa
unit permukiman kecil yang disebut kampung atau dusun. Kepala Desa dapat
disebut dengan nama lain misalnya Kuwu.

Sejarah merupakan serentetan peristiwa pada zaman dahulu,zaman


sekarang dan masa yang akan datang,yang benar benar terjadi dan dapat di
buktikan kebenaranya baik berupa benda-benda,prasati,babad dan bukti lainya
yang mendukung.demikian juga dengan keberadaan berdirinya desa Temiyang
sangat sulit di buktikan pengungkapanya kerena keterbatasan bukti pendukung

Mungkin sangat sulit untuk di uraikan mengenai latar belakang atau asal
ususl nama Temiyang, mengingat tidak adanya sumber yang pasti untuk di
jadikan pedoman dalam penulisan sejarah ringkas desa Temiyang. namun
demikian melalui pedekatan kepada yang tahu atau yang mampu memberikan
penjelasan yakni penglisir ( orang –orang tua ) yang masih ada. berdasarkan
cerita dari mulut ke mulut dan sumber dari Internet, maka dapat di tarik
kesimpulan nama Temiyang.
Temiyang merupakan salah satu desa yang berada di bawah Kecamatan
Kroya Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Pada zaman penjajahan Belanda,
Desa Temiyang dahulu namanya Desa Tamiyangyang artinya sebagai simbol
pelindung dan juga senjata dari Dewata Nawa Sanga sebagai lambang
perputaran roda kehidupan, dan kini diganti yaitu Desa Temiyang.

Menurut Bapak Suwarko selaku bendahara Desa Temiyang, pada zaman


dahulu. Masyarakat Tegal-Brebes akan bertransmigrasi ke HaurGeulis, dengan
menggunakan kereta. Tetapi, di tengah perjalannya, masyarakat Tegal-Brebes
ini ditahan oleh pemerintahan Belanda pada saat itu menjajah daerah Temiyang,
mereka ditahan di sekitar stasiun Cilegeh, sehingga masyarakat yang akan
bertransmigrasi tidak sampai pada tujuannya dan menetap di Desa Temiyang
dan Wanguk. Sehingga tidak heran masyarakat Desa Temiyang ini merupakan
keturunan dari suku inyong atau suku Tegal-Brebes.

stasiun cilegeh

Tamiyang atau Temiyang dipercaya bermaksud Tameng, karena di Desa


ini dahulu pernah menjadi tameng/benteng tempat persembunyian.
Temiyang dahulu merupakan Hutan Belantara tempat
persembunyian/tameng bagi musuh-musuh VOC (Belanda). Sehingga pada
akhirnya hal tersebut kemudian dijadikan alasan pemerintah Belanda untuk
menjadikan Tamiyang sebagai tujuan Transmigrasi.

Hingga kini masyarakat Desa Temiyang mewarisi tradisi leluhurnya


(Tradisi Tegal, Brebes dan Cilacap) hal tersebut tergambar dari Bahasa sehari-
hari yang digunakan (Jawa Tegal). Contohnya : sedekah bumi adalah Upacara,
salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat
kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat yang diadakan
di balai desa atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap
sakral oleh masyarakat. Upacara ini sudah berlangsung turun termurun dari
nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di wilayah yang
kuat akan budaya agraris,

Upacara Ngunjung merupakan upacara yang biasa dilaksanakan oleh


masyarakat di wilayah Cirebon, Indramayu dan sekitarnya. Ngunjung/ Munjung
sendiri berasal dari kata kunjung dengan maksud mengunjungi makam leluhur
sebagai salah satu wujud syukur masyarakat serta untuk berdoa. Upacara
Ngunjung sendiri biasanya dilaksanakan pada lokasi-lokasi atau makam leluhur
serta tokoh keagamaan yang dianggap keramat dengan maksud untuk memohon
keselamatan senantiasa mengingatkan pesan-pesan leluhur untuk melestarikan
tradisi budayanya.

Jika kebanyakan masyarakat Indramayu Berbahasa Jawa Dermayon dan


Sunda Dermayunya dengan Reang dan Aingnya, maka masayarakat Temiang
justru menyebut Inyong/Enyong untuk menyebut kata ganti tunggal.

Pemerintah Desa Temiyang sendiri berdiri pada tahun 1910 Masehi.


Adapun para Kuwu atau Kepala Desa yang pernah memerintah Desa Temiyang
dalah sebegai berikut :
No Nama Kuwu Periode
1 Sewen 1910 – 1925
2 Kasdi 1925 – 1932
3 Casma 1932 – 1939
4 Karsiwen 1939 – 1942
5 Casma 1942 – 1945
6 Jangjana 1945 – 1948
7 Castam 1948 – 1954
8 Surya 1954 – 1964
9 Kalimah 1954 – 1979
10 Tarisah 1979 – 1989
11 Endi 1989 – 1998
12 Radiwan 1998 – 2008
13 Tarjono 2008 – 2014
14 Maryanto (sebagai PJS) 2014 – 2015
15 Drs. Ade Sutrisno 2015 - sekarang

Penutup
Asal usul Desa Temiyang yang berada di kecamatan Kroya, Indramayu,
Jawa Barat, Indonesia. Desa yang memilki berbagai Cerita, Dongeng, Legenda
dan macam adat istiadat serta keanekaragaman. Dari kehidupan masyarakat
desa Temiyang yang banyak berprofesi sebagai petani menjadikan desa
Temiyang sebagai salah satu desa yang cukup berkembang dan maju dalam
bidang pertanian, karna salah satu penghasilan warga dari pertanian tersebut.
Banyak pembelajaran yang diambil dari asal usul desa Temiyang, dari mulai
proses penamaan, sampai adat istiadat dan tradisi yang ada. Membuat para
pemuda/I masa sekarang jadi mengetahui betapa kayanya keanekaragaman dan
sejarah yang ada di desa kita sendiri dan di Indonesia.

Daftar pustaka

http://indramayungeblog.blogspot.com/2017/06/asal-usul-desa-temiyang-
keckroya.html
juni 2014
diakses pada : 22 November 2021 pukul 10:32

https://www.indramayutradisi.com/2017/05/sejarah-desa-temiyang.html
januari 2017
diakses pada : 22 November 2021 pukul 12:13

PROFIL PENULIS.
Rizky alvianto. lahir pada tanggal 15 Mei
2002 di Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.
Penulis menempuh sekolah dasar di SDN
Margahayu XIII lulus tahun 2014,
setelah lulus penulis menempuh sekolah
menengah pertama di SMP Mandalahayu. lulus
tahun 2017 dan SMK Mandalahayu dengan
Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak lulus tahun
2020.

Penghargaan yang pernah diraih oleh Penulis


antara lain :
1) Juara 3 Lomba Futsal antar SMP tahun 2017 di SMP Al-Muhajirin
Bekasi Timur
2) Juara I Lomba Futsal di SMK Mandalahayu pada tahun 2019
3) Juara I Lomba Futsal di SMK Mandalahayu pada tahun 2020
4) Juara 3 Lomba voly di SMK Mandalahayu pada tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai