Anda di halaman 1dari 2

Bima Mulai Tak Ramah

Meskipun terlihat samar, namun aku masih mengingatnya dengan jelas


Alamku yang indah
Alamku yang subur
Disana terhampar potongan surga
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin

Padi menunduk dalam kebersahajaan


Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh pesona
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari
Itulah Bimaku, potongan surga yang Tuhan titipkan kepada kita
Itulah Bimaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negeriku
Itulah Bimaku, hamparan keindahan yang menghias tanah airku

Tapi kenapa sekarang mulai memudar?


Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?

Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih


Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
Samena ra PEHE mai ta ka PAHU
Ta ngupa NGAHA aina doro di NGOHO
Ngoho ka KOLA si marugi SAKALI
Wati ra OU na mai londo mpoi OI
Mpoi saMBURA wa’a rai ba MBERE
Wausi ra LINO wati loa LALONE
Mai ta JAGA aina fiki mpoa ru’u JAGO
Cua ngoa ra KANTA paida sinci KENTO

Anda mungkin juga menyukai