Anda di halaman 1dari 150

SKRIPSI

EFEKTIVITAS BANTUAN LANGSUNG TUNAI DANA


DESA BAGI MASYARAKAT TERKENA DAMPAK COVID-
19 DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH DHARURIYAH
(Studi di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota BandaAceh)

Disusun Oleh:
M. RAZI ASWANDA
NIM. 170602110

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2021 M / 1443 H
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini

Nama : M. Razi Aswanda

NIM : 170602110

Program Studi : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan


dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.

Bila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan dan ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka
saya siap untuk dicabut gelar akademik saya atau diberikan sanksi lain
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Ar-Raniry Banda Aceh.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Banda Aceh, 5 Januari 2022


Yang Menyatakan,

M. Razi Aswanda

iii
PERSETUJUAN SIDANG MUNAQASYAH SKRIPSI

Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi


Masyarakat Terkena Dampak COVID-19 dalam Perspektif
Maslahah Dharuriyah (Studi di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh)

Disusun Oleh:

M. Razi Aswanda
NIM. 170602110

Disetujui untuk disidangkan dan dinyatakan bahwa isi dan formatnya telah
memenuhi syarat penyelesaian studi pada Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag Hafidhah, SE., M.Si., Ak, CA


NIP. 197103172008012007 NIDN. 2012108203

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ekonomi Syariah,

Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag


NIP. 197103172008012007

iv
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH SKRIPSI

Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi


Masyarakat Terkena Dampak COVID-19 dalam Perspektif
Maslahah Dharuriyah (Studi di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh)

M. Razi Aswanda
NIM. 170602110

Telah Disidangkan oleh Dewan Penguji Skripsi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh
dan Dinyatakan Lulus serta Diterima Sebagai Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S-1) dalam Bidang Ekonomi
Syariah
Pada Hari/Tanggal: Jum’at, 17 Desember 2021 M
13 Jumadil Awal 1443 H

Dewan Penguji Sidang Skripsi

Ketua Sekretaris

Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag Hafidhah, SE., M.Si., Ak, CA


NIP. 197103172008012007 NIDN. 2012108203

Penguji I Penguji II

v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
UPT. PERPUSTAKAAN
Jl. Syeikh Abdur Rauf Kopelma Darussalam Banda Aceh
Telp. 0651-7552921, 7551857, Fax. 0651-7552922
Web: www.library.ar-raniry.ac.id Email: library@ar-raniry.ac.id
FORM PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
MAHASISWA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : M. Razi Aswanda
NIM : 170602110
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis Islam/Ekonomi Syariah
E-mail : 170602110@student.ar-raniry.ac.id
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
UPT Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Hak
Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah:

Tugas Akhir KKU Skripsi ............


yang berjudul:
“Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi Masyarakat Terkena
Dampak COVID-19 dalam Perspektif Maslahah Dharuriyah (Studi di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini, UPT Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh berhak menyimpan,
mengalih-media formatkan, mengelola, mendiseminasikan, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain.
Secara fulltext untuk kepentingan akademik tanpa perlu meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan atau penerbit
karya ilmiah tersebut.
UPT Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh akan terbebas dari segala bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya
ini.
Demikian peryataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Banda Aceh
Pada tanggal : 05 Januari 2022
Mengetahui

Penulis Pembimbing I Pembimbing II

M. Razi Aswanda Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag Hafidhah, SE., M.Si., Ak, CA
NIM. 170602110 NIP.197103172008012007 NIDN. 2012108203

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur kepada Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat, dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Tidak lupa selawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, dan para sahabat
yang telah memberikan pencerahan bagi kita sehingga dapat
merasakan nikmatnya iman dalam Islam serta nikmat dalam ilmu
pengetahuan.
Syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi
Masyarakat Terkena Dampak COVID-19 dalam Perspektif Maslahah
Dharuriyah (Studi di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh). Skripsi ini dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi
tugas akhir dan melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan, baik dalam materi maupun dalam teknik
penyusunan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa
kritikan dan saran bersifat membangun untuk penyempurnaannya.

vii
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Zaki Fuad, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Ar-Raniry. Dr. Hafas Furqani, M. Ec selaku Wakil
Dekan I, Dr. Muhammad Zulhilmi, S.Ag., M.A selaku Wakil
Dekan II, dan Dr. Analiansyah, M.Ag selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry.
2. Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag dan Cut Dian Fitri, SE., M.Si., Ak.,
CA selaku ketua dan sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah.
3. Muhammad Arifin, M.Ag., Ph.D selaku Ketua Laboratorium
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
4. Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag selaku pembimbing I dan Hafidhah,
SE., M.Si., Ak, CA selaku pembimbing II yang selalu memberi
nasihat dan arahan semaksimal mungkin dalam membantu
penulisan skripsi ini.
5. Dr. Muhammad Zulhilmi, S.Ag., MA selaku penguji I dan Rina
Desiana, M.E selaku penguji II yang telah memberikan saran-
saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Cut Dian Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen penasihat
akademik yang telah membimbing serta memberikan nasihat dan
motivasi terbaik untuk penulis selama menempuh pendidikan di
program studi strata satu (S-1) Ekonomi Syariah, dan kepada
seluruh dosen beserta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

viii
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yang telah
banyak membantu dan memberikan ilmu kepada penulis.
7. Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Aslizar dan Ibunda Ismaituti
A.Md. Keb, beserta M. Reza Aswanda A.Md. Kep dan Ulfia
Fitrina yang selalu memberikan kasih sayang, doa, motivasi, dan
dukungan sehingga penulis menyelesaikan pendidikan pada
program studi Ekonomi Syariah, beserta keluarga besar yang
selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis
hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat sejurusan, Amsal, Muhammad Hafidh Farhan,
dan Varazandi Putra yang selalu membantu, mendukung, serta
berjuang bersama selama perkuliahan.
10. Teman-teman seperjuangan, kakak-kakak, dan adik-adik selaku
keluarga besar program studi Ekonomi Syariah yang turut
menempuh pendidikan di program studi Ekonomi Syariah UIN
Ar-Raniry.

ix
Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia
kepada seluruh pihak yang telah membantu selama masa perkuliahan
dan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil dari skripsi
ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang
membacanya.

Banda Aceh, 5 Januari 2022


Penulis,

M. Razi Aswanda

x
TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K


Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor:0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin No Arab Latin


Tidak
1 ‫ا‬ 16 ‫ط‬ Ṭ
dilambangkan

2 ‫ب‬ B 17 ‫ظ‬ Ẓ

3 ‫ت‬ T 18 ‫ع‬ ‘

4 ‫ث‬ Ṡ 19 ‫غ‬ G

5 ‫ج‬ J 20 ‫ف‬ F

6 ‫ح‬ Ḥ 21 ‫ق‬ Q

7 ‫خ‬ Kh 22 ‫ك‬ K

8 ‫د‬ D 23 ‫ل‬ L

9 ‫ذ‬ Ż 24 ‫م‬ M

10 ‫ر‬ R 25 ‫ن‬ N

11 ‫ز‬ Z 26 ‫و‬ W

12 ‫س‬ S 27 ‫ه‬ H

13 ‫ش‬ Sy 28 ‫ء‬ ’

14 ‫ص‬ Ṣ 29 ‫ي‬ Y

15 ‫ض‬ Ḍ

xi
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
a. Vokal Tunggal
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda
atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin

َ Fatḥah A

َ Kasrah I

َ Dammah U

b. Vokal Rangkap
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya gabungan
huruf, yaitu:

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf

‫َي‬ Fatḥah dan ya Ai

‫َو‬ Fatḥah dan wau Au

xii
Contoh:
kaifa :‫كيف‬

haula :‫هول‬

3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda

‫َا‬/‫ي‬ Fatḥah dan alif atau Ā


ya

‫َي‬ Kasrah dan ya Ī

‫َي‬ Dammah dan wau Ū

Contoh:

qāla : ‫قال‬

ramā : ‫رمى‬

qīla : ‫قيْل‬

yaqūlu : ‫يق ْول‬

xiii
4. Ta Marbutah (‫)ة‬
Transliterasi untuk ta marbutah ada dua.
a. Ta marbutah (‫ )ة‬hidup
Ta marbutah (‫ )ة‬yang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah
dan dammah, transliterasinya adalah t.
b. Ta marbutah (‫ )ة‬mati
Ta marbutah (‫ )ة‬yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah h.
c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah (‫ )ة‬diikuti
oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua
kata itu terpisah maka ta marbutah (‫ )ة‬itu ditransliterasikan dengan
h.
Contoh:
rauḍah al-aṭfāl/ rauḍatulaṭfāl: ‫ر ْوضة اَْل ْطفال‬
al-Madīnah al-Munawwarah/: ‫ا ْلمديْنة ا ْلمن ّورة‬
al-Madīnatul Munawwarah
Ṭalḥah: ‫ط ْلح ْة‬
Catatan:
Modifikasi
1. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa
transliterasi, seperti M. Syuhudi Ismail, sedangkan nama-nama
lainnya ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Ḥamad Ibn
Sulaiman.
2. Nama Negara dan kota ditulis menurut ejaan Bahasa Indonesia,
seperti Mesir, bukan Misr; Beirut, bukan Bayrut; dan sebagainya.

xiv
3. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus Bahasa
Indonesia tidak ditransliterasi. Contoh: Tasauf, bukan Tasawuf.

xv
ABSTRAK

Nama : M. Razi Aswanda


NIM : 170602110
Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis Islam/Ekonomi Syariah
Judul : Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa bagi Masyarakat Terkena Dampak
COVID-19 dalam Perspektif Maslahah
Dharuriyah (Studi di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)
Pembimbing I : Dr. Nilam Sari, Lc., M.Ag
Pembimbing II : Hafidhah, SE., M.Si., Ak, CA

Pandemi COVID-19 memberikan dampak sosial dan ekonomi yang buruk


sehingga mempengaruhi serta menurunkan taraf hidup masyarakat. Hal ini
ditimbulkan adanya batasan kegiatan ekonomi dan muamalah sehingga
melemahnya pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan banyak orang
kehilangan pekerjaan yang dapat menaikkan jumlah kemiskinan di
Indonesia. Dengan demikian, pemerintah perlu membuat kebijakan ataupun
program untuk menanggulangi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah program pemerintah berupa BLT Dana Desa di
Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh sudah efektif dan
dapat mewujudkan maslahah dharuriyah untuk masyarakat akibat pandemi
COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
pengumpulan data field research melalui wawancara, dokumentasi, dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program BLT Dana Desa di
Desa Lambhuk dapat dikatakan efektif karena sudah sesuai aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu ketepatan menentukan
pilihan, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, dan pemantauan program sudah
dirasakan masyarakat karena adanya kebaikan dari pelaksanaan bantuan
tersebut yang ditandai dengan rasa aman dari segi perasaan, lingkungan, dan
manfaat. Bantuan ini memberikan maslahah dharuriyah untuk masyarakat
karena dapat membantu dalam muncukupi kebutuhan sehari-hari.

Kata Kunci: Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, Efektivitas, Maslahah


Dharuriyah

xvi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL KEASLIAN........................................... i


HALAMAN JUDUL KEASLIAN .............................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... iii
PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................. vii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN ......... xi
ABSTRAK .................................................................................... xvi
DAFTAR ISI ................................................................................ xvii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xx
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xxii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1


1.1 Latar Belakang Penelitian........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.4.1 Manfaat Praktis (Operasional) ....................................... 9
1.4.2 Manfaat Teoritis (Akademis) ........................................ 9
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................... 11


2.1 Efektivitas ................................................................................ 11
2.1.1 Indikator Efektivitas ...................................................... 14
2.2 Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ...................................... 19
2.2.1 Kriteria Calon Penerima Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa ....................................................................... 20

xvii
2.2.2 Mekanisme Pendataan Calon Penerima Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa ............................................ 21
2.2.3 Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa .......... 26
2.2.4 Dasar Hukum Pengelolaan Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa ....................................................................... 27
2.3 Kemiskinan .............................................................................. 29
2.3.1 Indikator Kemiskinan .................................................... 30
2.3.2 Kemiskinan dalam Islam ............................................... 31
2.4 COVID-19 ............................................................................... 33
2.4.1 Dampak COVID-19 bagi Perekonomian Indonesia ...... 34
2.5 Maslahat .................................................................................. 39
2.5.1 Macam-macam Maslahat............................................... 41
2.6 Penelitian Terkait ..................................................................... 46
2.7 Kerangka Berpikir ................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN............................................. 58


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 58
3.2 Lokasi Penelitian ..................................................................... 58
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 58
3.4 Data dan Teknik Pengumpulan................................................ 60
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........... 64


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................ 64
4.1.1 Visi Misi Desa Lambhuk ............................................... 64
4.1.2 Letak Geografis ............................................................. 65
4.1.3 Kondisi Demografis ...................................................... 69
4.2 Deskripsi Informan Penerima Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa ................................................................................ 71

xviii
4.2.1 Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin .......... 71
4.2.2 Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan ................. 73
4.2.3 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia.......................... 74
4.3 Hasil Penelitian ....................................................................... 76
4.3.1 Kondisi Ekonomi Penerima BLT Dana Desa Sebelum
dan Saat Masa Pandemi COVID-19 di Desa Lambhuk 76
4.3.2 Mekanisme Penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa di Desa Lambhuk ....................................... 81
4.3.3 Efektivitas dan Kemaslahatan Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa di Desa Lambhuk ............................. 90

BAB V PENUTUP ...................................................................... 109


5.1 Kesimpulan ............................................................................. 109
5.2 Saran ....................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 112

LAMPIRAN ................................................................................ 119

xix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Keseluruhan Penduduk Desa Lambhuk


Tahun 2020.................................................................. 5

Tabel 1.2 Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa


Tahun 2020................................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terkait........................................................ 52
Tabel 4.1 Keadaan Tanah Desa Lambhuk.................................... 67
Tabel 4.2 Jumlah Keseluruhan Penduduk Desa Lambhuk
Tahun 2020................................................................... 69
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Lambhuk Menurut
Kelompok Umur Tahun 2020....................................... 70
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Desa Lambhuk Menurut
Pekerjaan Tahun 2020................................................. 70
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Desa Lambhuk Menurut
Etnis/Suku Tahun 2020 .............................................. 71
Tabel 4.6 Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 72
Tabel 4.7 Informan Berdasarkan Pekerjaan ............................... 73
Tabel 4.8 Informan Berdasarkan Usia.......................................... 74
Tabel 4.9 Tahapan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa.................................................................... 86
Tabel 4.10 Pekerjaan Penerima BLT Dana Desa ......................... 94

xx
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020 ... 35

Gambar 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020 .. 35

Gambar 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2020 . 36

Gambar 2.4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020. 36

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ...................................................... 56

Gambar 4.1 Peta Wilayah Desa Lambhuk...................................... 65


Gambar 4.2 Dusun K.A. Samad ..................................................... 67
Gambar 4.3 Dusun Tgk. H.M. Saleh .............................................. 68
Gambar 4.4 Dusun Tgk. Chik Dibalee ........................................... 68
Gambar 4.5 Dusun Tgk. Pagar Air ................................................. 69
Gambar 4.6 Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 72
Gambar 4.7 Informan Berdasarkan Pekerjaan ................................ 74
Gambar 4.8 Informan Berdasarkan Usia ........................................ 75

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Pertanyaan Wawancara Perangkat Desa ....... 122

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Wawancara Penerima Bantuan .. 123


Lampiran 3: Dokumentasi Penelitian ........................................... 124

xxii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Kemiskinan merupakan keadaan suatu perkumpulan atau
individu yang membutuhkan bantuan dari golongan lain yang tingkat
hidupnya lebih baik daripada mereka supaya orang-orang
membutuhkan bantuan dapat terbantu memenuhi kebutuhannya.
Kemiskinan adalah suatu persoalan serius yang harus dihadapi
pemerintah karena persoalan ini telah terdapat sejak dulu. Banyak
hal yang menyebabkan kemiskinan dapat terjadi, antara lain
kurangnya modal, kurangnya ilmu pengetahuan dan keterampilan,
kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia, dan lain-lain.
Kemiskinan juga termasuk masalah yang berbahaya karena dengan
jumlah dan tingkat kemiskinan yang tinggi dapat mengarahkan
individu untuk melakukan kejahatan sehingga dengan adanya
kejahatan lahirlah suatu masalah baru yang serius (Fajriawati, 2016).
Salah satu yang menyebabkan kemiskinan meningkat di
Indonesia pada tahun 2020 adalah kemunculan virus corona yang
membuat Indonesia serta dunia berusaha maksimal untuk
menghilangkan pandemi tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia atau
dikenal World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa
virus corona atau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
merupakan pandemi yang telah merenggut nyawa ribuan orang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau
dikenal dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC)

1
2

dan WHO hingga berbagai otoritas kesehatan di dunia, menyatakan


bahwa selama penyebaran virus corona ini masih terjadi supaya
setiap orang berdiam diri atau tinggal di rumah untuk menghindari
penyebaran virus tersebut (Shofan, 2020).
COVID-19 merupakan keluarga besar virus yang telah
mewabah di seluruh dunia yang menimbulkan penyakit terhadap
makhluk hidup, yaitu manusia. Virus corona menyerang manusia
biasanya dapat ditandai dengan penyakit infeksi pada saluran
pernapasan, seperti Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) (Safrizal, Putra, Sofyan & Bimo, 2020).
Setiap negara melakukan berbagai cara dan upaya untuk
mencegah penyebaran virus corona, tetapi virus corona berhasil
masuk hingga tersebar di setiap negara yang mengakibatkan
banyaknya nyawa manusia hilang atau meninggal dunia. Salah satu
upaya untuk mengurangi penyebaran virus corona adalah melakukan
jaga jarak dan pembatasan sosial, namun hal tersebut berdampak
pada penurunan kegiatan ekonomi. Jaga jarak dan pembatasan sosial
yang berdampak pada pembatasan aktivitas masyarakat akan
mengakibatkan penurunan penawaran agregat (aggregate supply)
dan permintaan agregat (aggregate demand). Jika produksi dan
konsumsi menurun akibat kondisi masyarakat yang hanya berdiam
diri di rumah (stay at home) maka terjadi perekonomian yang tidak
stabil sehingga kesejahteraan masyarakat menurun (Rizal &
Mukaromah, 2021).
3

Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi


pada bulan Maret 2020. Pandemi COVID-19 memberikan dampak
sosial dan ekonomi yang buruk sehingga dapat mempengaruhi serta
menurunkan taraf hidup masyarakat. Hal ini ditimbulkan adanya
batasan kegiatan ekonomi dan muamalah sehingga melemahnya
pertumbuhan ekonomi, menyebabkan banyak orang kehilangan
pekerjaan yang dapat menaikkan jumlah kemiskinan di Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah perlu membuat kebijakan ataupun
program untuk menanggulangi masalah tersebut (Kurniansih, 2020).
Salah satu dari sekian banyak program pemerintah adalah
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa). BLT Dana
Desa adalah bantuan dari pemerintah yang diadakan untuk
mengurangi dampak pandemi COVID-19 di desa, berupa bantuan
keuangan yang berasal dari dana desa untuk keluarga miskin. Setiap
keluarga miskin mendapatkan BLT Dana Desa sebesar Rp600.000
per bulan bagi yang memenuhi kriteria dan diberikan selama 3 (tiga)
bulan dan untuk tiga bulan berikutnya sebesar Rp300.000 setiap
bulan. BLT Dana Desa bebas pajak, jika kebutuhan desa melebihi
alokasi maksimal yang dapat dialokasikan oleh desa, kepala desa
bisa mengusulkan tambahan alokasi dana desa pada bupati/walikota
untuk bantuan langsung tunai. Menurut keputusan Musyawarah
Desa Khusus (Musdesus), usulan itu harus disertai alasan
penambahan alokasi (PPN/Bappenas, 2020).
Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang mengikuti arahan
dan aturan dari pemerintah dalam menyalurkan program Bantuan
4

Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) kepada masyarakat.


Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh
merupakan salah satu desa yang menjalankan program BLT Dana
Desa selama pandemi COVID-19. Tahun 2020 penduduk Desa
Lambhuk berjumlah 5.323 jiwa dan berhasil mendata jumlah
penerima program BLT Dana Desa yang memenuhi kriteria.
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh disalurkan
secara tiga tahap dengan metode pemberian tunai (cash) dengan
jumlah penerima yang berbeda atau berfluktuasi, terhitung sejak
April 2020 hingga Desember 2020. Penerima BLT Dana Desa tahap
I sebanyak 157 orang, tahap II sebanyak 159 orang, dan tahap III
sebanyak 132 orang penerima. Berbedanya jumlah penerima BLT
Dana Desa ini dikarenakan adanya perubahan kondisi masyarakat,
baik kondisi terdampak maupun yang sudah tidak terdampak
COVID-19, seperti ada yang kehilangan pekerjaan dan ada yang
sudah mendapat pekerjaan baru/pengganti. Gambaran tersebut dapat
dilihat dari data pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 yang menunjukkan
adanya jumlah penerima bantuan yang berbeda atau berfluktuasi.
5

Tabel 1.1
Jumlah Keseluruhan Penduduk Desa Lambhuk Tahun 2020

Penduduk Desember 2020


No Nama Dusun
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 K.A. Samad 589 591 1.180
Tgk. H.M.
2 608 602 1.210
Saleh
Tgk. Chik
3 672 664 1.336
Dibalee
4 Tgk. Pagar Air 800 797 1.597
Jumlah 2.669 2.654 5.323
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

Tabel 1.2
Penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Desa
Lambhuk Tahun 2020

Penerima BLT Dana Desa


No Nama Dusun
Tahap I Tahap II Tahap III
1 K.A. Samad 20 28 19
Tgk. H.M.
2 28 39 27
Saleh
Tgk. Chik
3 43 39 33
Dibalee
4 Tgk. Pagar Air 66 53 53
Jumlah 157 159 132
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)
6

Dengan demikian, pemerintah memberikan bantuan tersebut


kepada masyarakat dengan harapan dapat bermanfaat, membantu
mencukupi kebutuhan sehari-hari, mengurangi beban masyarakat
akibat dampak COVID-19, dan terwujudnya kemaslahatan
(maslahah dharuriyah). Maslahat adalah tujuan syara’ (maqashid
syari’ah) berdasarkan ketentuan ditetapkannya hukum Islam, yaitu
jalb al-manfa’ah wa daf’al-mafsadah (menarik kemanfaatan serta
menolak kemudaratan) (Firdaus, 2011). Maslahat merupakan inti
dari kebijakan-kebijakan syariat (siyasah syariyyah), termasuk
kebijakan dalam perekonomian. Maslahah dharruriyah adalah
kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok (primer)
umat manusia atau sesuatu yang harus ada untuk mewujudkan
kemaslahatan yang terkait di dunia dan akhirat (Syarifuddin, 2014).
Carly Erfly Fernando Maun (2020) dan Fathkul Khoriyah et al.
(2020), juga melakukan penelitian yang berkaitan dengan program
pemerintah, namun hasil dari penelitian keduanya berbeda.
Penelitian Carly Erfly Fernando Maun (2020) dengan judul
Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi Masyarakat
Miskin Terkena Dampak COVID-19 di Desa Talaitad Kecamatan
Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, menunjukkan
keberhasilan yang efektif. Sedangkan penelitian Fathkul Khoriyah et
al. (2020) berjudul Efektivitas Pelaksanaan Bantuan Sosial dari
Pemerintah terhadap Masyarakat Terdampak COVID-19 di Desa
Gendongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro,
menunjukkan hasil belum efektif. Dengan demikian, penelitian
7

mengenai program pemerintah tersebut perlu diteliti kembali untuk


melihat keefektifannya serta perlu dikaitkan dengan konsep syariat.
Penelitian ini merupakan keberadaan dari penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Maun (2020). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu adalah pada objek, lokasi, dan periode
penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) tahun 2020 di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, dan yang menjadi fokus
tujuan utama untuk melihat efektivitas dari program tersebut serta
pengaruhnya terhadap kemaslahatan masyarakat yang diukur dari
maslahah dharuriyah karena BLT Dana Desa merupakan program
pemerintah untuk membantu ekonomi masyarakat dalam mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Lokasi penelitian dilakukan di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh pada tahun
2021 dengan metode kualitatif. Berdasarkan latar belakang yang
diuraiakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa bagi Masyarakat Terkena Dampak COVID-19
dalam Perspektif Maslahah Dharuriyah (Studi di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh)”.
8

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kondisi ekonomi penerima Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT Dana Desa) sebelum dan saat masa pandemi
COVID-19 di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh?
2. Bagaimana mekanisme penyaluran Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT Dana Desa) untuk masyarakat di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh?
3. Apakah program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa) di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh sudah efektif dan mewujudkan maslahah dharuriyah
untuk masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk dapat mengetahui:
1. Kondisi ekonomi penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT Dana Desa) sebelum dan saat masa pandemi COVID-19 di
Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh.
2. Mekanisme penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT Dana Desa) untuk masyarakat di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh.
3. Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa)
di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh
9

apakah sudah efektif dan mewujudkan maslahah dharuriyah


untuk masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis (Operasional)
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang efektivitas bantuan langsung tunai dana desa bagi
masyarakat terkena dampak COVID-19 dalam maslahah
dharuriyah di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
pemerintah dalam memberikan bantuan untuk masyarakat.

1.4.2 Manfaat Teoritis (Akademis)


1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi akademisi dan sekaligus sebagai
sumber perbandingan antara teori yang telah dipelajari dengan
praktik yang sebenarnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai referensi
untuk penelitian selanjutnya tentang efektivitas bantuan langsung
tunai dana desa bagi masyarakat terkena dampak COVID-19
dalam perspektif maslahah dharuriyah.

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penelitian ini memberikan
gambaran yang komprehensif tentang isi penelitian. Sistematika
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
10

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II meliputi landasan teori yang berkaitan, penelitian
terkait, dan kerangka berpikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek
dan objek penelitian, data penelitian, dan teknik menganalisis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini meliputi hasil dan pembahasan penelitian tentang
efektivitas bantuan langsung tunai dana desa bagi masyarakat
terkena dampak COVID-19 dalam perspektif maslahah dharuriyah.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Efektivitas
Dalam bahasa Inggris kata effective memiliki arti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Dalam kamus ilmiah
populer, efektivitas diartikan sebagai ketepatan penggunaan, hasil
guna atau menunjang tujuan yang ingin dicapai. Dalam kamus
terbaru ekonomi dan bisnis disebutkan bahwa efektivitas merupakan
tingkatan di mana kinerja yang sesungguhnya sebanding dengan
kinerja yang sudah ditargetkan di awal (Tim Prima Pena, 2015).
Efekivitas adalah tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan,
apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana,
baik dari waktu, biaya, dan mutu maka dikatakan tujuan tersebut
sudah efektif (Yunarni, Mintasrihardi & Setiawati, 2019).
Efektivitas merupakan hubungan antara sasaran yang harus
dicapai dengan keluaran suatu pusat tanggung jawab, semakin besar
konstribusi yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran maka
dapat dikatakan efektif (Tobing & Napitupulu, 2011). Pada dasarnya
efektivitas merupakan kata yang berasal dari kata “efek” digunakan
untuk mencari hubungan sebab dan akibat. Efektivitas dapat
dipandang sebagai suatu sebab yang memiliki keterkaitan dari
variabel lain. Efektivitas merupakan tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya dapat berjalan dengan baik atau dengan kata lain suatu
sasaran dapat tercapai karena adanya proses kegiatan yang telah
dilakukan dengan baik (Pasolong, 2012).

11
12

Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the


right things), sedangkan efisien menurutnya adalah mengerjakan
pekerjaan dengan benar (doing things right) sehingga antara
keduanya memiliki keterkaitan dalam pekerjaan (Sule & Saefullah,
2010). Kata efektif berarti adanya akibat atau efek, menghasilkan,
dan berpengaruh baik. Efektivitas berarti suatu ukuran untuk melihat
hasil dalam mencapai tujuan sehingga dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah daya guna, keaktifan, dan adanya kesesuaian
dalam suatu kegiatan untuk melaksanakan tugas dengan sasaran
yang dituju (Yasin & Hapsoyo, 2008).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas
berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu akibat atau efek
yang dikehendaki dalam perbuatan yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas dari dua sudut pandang dapat dikatakan
sebagai keberhasilan pencapaian tujuan. Sudut pandang pertama dari
segi hasil dan sudut pandang kedua dari segi usaha. Dari segi hasil
menunjukkan telah tercapai keberhasilan sesuai harapan, dan dari
segi usaha jika telah terlaksana semuanya maka mencapai
keberhasilan. Pada kesimpulannya, fokus efektivitas itu tertuju pada
program atau kegiatan, dan hasil yang dinilai efektif. Apabila hasil
yang diperoleh dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tingkat
yang dicapai sesuai tujuan tertentu, baik dari segi hasil maupun dari
segi usaha yang diukur dengan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu
13

sesuai prosedur, dan ukuran tertentu maka sudah efektif (Humaedi,


2016).
Adapun penjelasan efektivitas menurut beberapa ahli lainnya
adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas merupakan hubungan antara output (hasil) dengan
tujuan. Apabila semakin besar kontribusi output terhadap
pencapaian tujuan maka semakin efektif suatu program atau
kegiatan (Mahmudi, 2015).
2. Suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut
mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan
pelayanan masyarakat yang berhubungan dengan derajat
keberhasilan pada sektor publik (Pekei, 2016).
3. Efektivitas menjadi ukuran keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya sebagai konsep yang sangat penting dalam
organisasi. Tujuan masing-masing organisasi dan keragaman
tujuannya bukanlah hal yang sederhana dalam melihat ukuran
efektivitas (Lubis & Huseini, 2009).
Dari beberapa pengertian efektivitas yang telah diuraikan
sebelumnya maka dapat dipahami bahwa efektivitas adalah
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau
berhasil tidaknya organisasi dalam melaksanakan suatu program
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Penilaian
efektivitas program dilakukan supaya mengetahui bagaimana hasil
dan manfaat yang didapat sehingga dengan adanya penilaian ini
sebagai bahan pertimbangan untuk munculnya suatu program baru.
14

2.1.1 Indikator Efektivitas


Sebagaimana dikatakan oleh Makmur (2010), indikator
efektivitas adalah sebagai berikut:
1. Ketepatan Waktu
Waktu dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam sebuah organisasi. Waktu sangat berpengaruh
terhadap suatu kegagalan dalam pencapaian tujuan. Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan, penggunaan waktu yang
tepat harus dilakukan.
2. Ketepatan Perhitungan Biaya
Ketepatan dalam perhitungan biaya terhadap suatu kegiatan
merupakan hal baik dalam pemanfaatan individu maupun
organisasi, dalam arti bahwa tidak mengalami kekurangan hingga
kegiatan tersebut terselesaikan. Ketepatan biaya merupakan
bagian dari efektivitas untuk mewujudkan suatu tujuan.
3. Ketepatan dalam Pengukuran
Ketepatan dalam mengukur suatu kegiatan dilakukan untuk
melihat keberhasilan dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai
efektivitas maka ketepatan pengukuran digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau tugas yang diberikan kepada
individu maupun organisasi.
4. Ketepatan dalam Menentukan Tujuan
Ketepatan menentukan tujuan yang telah ditentukan adalah
kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan. Dengan adanya
tujuan yang ditetapkan secara tepat akan sangat menunjang
15

efektivitas pelaksanaan kegiatan terutama yang berorientasi


kepada jangka panjang.
5. Ketepatan dalam Menentukan Pilihan
Dalam menentukan pilihan dibutuhkan proses yang sangat
penting untuk mencapai keefektifan. Ketepatan dalam
menentukan pilihan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
melihat keberhasilan dalam pencapaian tujuan.
6. Ketepatan Berpikir
Ketepatan berpikir perlu dilakukan dalam bentuk kerjasama
karena memberikan hasil yang maksimal sehingga dapat
mewujudkan efektivitas yang sesuai harapan.
7. Ketepatan dalam Melakukan Perintah
Keberhasilan aktivitas suatu organisasi dipengaruhi oleh
kemampuan seorang pemimpin dalam memberikan perintah yang
mudah dan jelas kepada bawahannya. Kegagalan yang akan
merugikan organisasi terjadi apabila perintah pemimpin tidak
dapat dimengerti atau dipahami oleh bawahan.
8. Ketepatan Sasaran
Dengan sasaran yang tepat dapat menentukan keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
16

Sebagaimana dikatakan oleh Siagian (2008), adapun kriteria


atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif adalah sebagai
berikut:
1. Kejelasan Tujuan yang Hendak Dicapai
Dalam hal ini agar karyawan melaksanakan tugas untuk mencapai
sasaran yang terarah dengan tujuan organisasi.
2. Kejelasan Strategi Pencapaian Tujuan
Kejelasan strategi pada jalan yang benar diikuti dengan
melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan sasaran-sasaran
yang telah ditentukan maka akan dapat mencapai tujuan.
3. Proses Analisis dan Perumusan Kebijakan yang Mantap
Proses ini berkaitan dengan strategi yang telah ditetapkan dan
tujuan yang ingin dicapai. Adanya suatu kebijakan akan menjadi
jalan untuk tujuan pelaksanaan kegiatan operasional.
4. Perencanaan yang Matang
Ini pada dasarnya berarti menentukan sejak dini apa yang harus
dilakukan organisasi pada masa mendatang.
5. Penyusunan Program yang Tepat
Dalam pelaksanaan penyusunan program yang tepat, suatu
rencana baik masih perlu dijabarkan untuk pencapaian tujuan.
6. Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja
Dengan sarana dan prasarana yang tersedia menjadi kemampuan
dalam bekerja secara produktif.
17

7. Pelaksanaan yang Efektif dan Efisien


Dengan pelaksanaan yang efektif dan efisien, organisasi semakin
didekatkan pada sasaran program untuk mencapai tujuannya.
8. Sistem Pengawasan dan Pengendalian
Mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka diperlukan
sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik
untuk mencapai efektivitas organisasi.
Sebagaimana dijelaskan oleh Mukhtar (2016), indikator
efektivitas adalah sebagai berikut:
1. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukan sehingga mereka akan puas dalam
memenuhi keterampilan, kemampuan, dan harapan pekerjaan
mereka.
2. Produktivitas
Produktivitas adalah hubungan tindakan antara input dan output.
Dalam misi dan tujuan organisasi, setiap instansi memiliki input
dan output yang perlu disesuaikan.
3. Efisiensi
Efisiensi adalah pemaksimalan serta pemanfaatan dengan
membandingkan beberapa aspek prestasi terhadap biaya.
4. Kemampuan Beradaptasi
Kemampuan beradaptasi untuk mengukur tingkatan organisasi
dalam menyelesaikan perubahan internal maupun eksternal.
18

Kemampuan berdaptasi mengacu pada kemampuan manajemen


dalam merasakan perubahan yang ada di lingkungan organisasi.
5. Pengembangan
Adanya pengembangan dilakukan dalam mengukur kemampuan
organisasi pada menaikkan kapasitasnya mengahadapi tuntutan
lingkungan. Usaha pengembangan ini umumnya dilakukan
menggunakan cara pembinaan pada karyawan.
Sebagaimana dikatakan oleh Budiani (2007), mengukur
efektivitas suatu program bisa dilakukan dengan memakai variabel-
variabel berikut:
1. Ketepatan Sasaran Program
Ketepatan sasaran untuk mengukur tingkat peserta program sudah
tepat dengan target yang telah ditentukan.
2. Sosialisasi Program
Sosialisasi program merupakan kemampuan penyelenggara
program dalam memberikan informasi mengenai pelaksanaan
program kepada penerima atau masyarakat.
3. Pencapaian Tujuan Program
Pencapaian ini untuk mengukur kesesuaian antara tujuan program
yang telah ditetapkan sebelumnya dengan hasil pelaksanaan
program.
4. Pemantuan Program
Pemantuan program dilaksanakan untuk mengetahui kondisi
sebenarnya dan sebagai bentuk perhatian pada peserta.
19

Tepat sasaran penerima manfaat, tepat administrasi, tepat


jumlah, tepat waktu, dan tepat penggunaannya merupakan indikator
keberhasilan dalam program bantuan keuangan (Khadafi &
Mutiarin, 2017).

2.2 Bantuan Langsung Tunai Dana Desa


Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) adalah
bantuan dari pemerintah yang diadakan untuk mengurangi dampak
pandemi COVID-19 di desa, berupa bantuan keuangan yang berasal
dari dana desa untuk keluarga miskin. Setiap keluarga miskin
mendapatkan BLT Dana Desa sebesar Rp600.000 per bulan bagi
yang memenuhi kriteria dan diberikan selama 3 (tiga) bulan dan
untuk tiga bulan berikutnya sebesar Rp300.000 setiap bulan.
Bantuan ini bebas pajak (PPN/Bappenas, 2020).
BLT Desa diperuntukkan bagi keluarga miskin dengan
pemberian uang tunai yang diperoleh dari dana desa untuk
mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 (Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 40, 2020). Jika kebutuhan desa melebihi
alokasi maksimal yang dapat dialokasikan oleh desa, kepala desa
bisa mengusulkan tambahan alokasi dana desa pada bupati/walikota
untuk bantuan ini. Menurut keputusan Musyawarah Desa Khusus
(Musdesus), usulan itu harus disertai alasan penambahan alokasi
(PPN/Bappenas, 2020).
20

2.2.1 Kriteria Calon Penerima Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa

Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah


Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2020, calon penerima
BLT Dana Desa adalah keluarga miskin, baik yang tidak terdata
(exclusion error) maupun terdata dalam data terpadu kesejahteraan
sosial (DTKS) yang sesuai syarat sebagai berikut:
1. Bagi orang yang tidak mendapat bantuan program keluarga
harapan (PKH)/bantuan pangan non tunai (BPNT)/pemilik kartu
prakerja;
2. Bagi orang yang kehilangan mata pencaharian atau pekerjaan
(tidak memiliki cadangan ekonomi yang cukup untuk bertahan
hidup selama tiga bulan ke depan);
3. Bagi yang memiliki anggota keluarga yang rentan sakit
menahun/kronis.
Keluarga miskin yang dikepalai oleh perempuan, lansia, dan
penyandang disabilitas, terdata sebagai calon Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) BLT Dana Desa harus dikonfirmasi oleh tim
pendata (Permendesa Nomor 6, 2020).
Sasaran penerima bantuan langsung tunai dana desa dapat
dilihat dari (Peraturan Keuchik Desa Lambhuk Nomor 6, 2020):
1. Masyarakat miskin;
2. Lanjut usia;
3. Wanita rawan sosial (janda/jompo);
21

4. Pekerja rentan;
a. Buruh harian lepas;
b. Montir;
c. Pedagang keliling;
d. Pembantu rumah tangga;
e. Sopir;
f. Ojek;
g. Tukang bangunan;
h. Tukang gigi;
i. Tukang urut;
j. Nelayan; dan
k. Penjual ikan dan sayur keliling.
5. Masyarakat yang mengalami PHK;
a. Karyawan swasta; dan
b. Buruh pabrik.

2.2.2 Mekanisme Pendataan Calon Penerima Bantuan


Langsung Tunai Dana Desa

Apabila desa mengikuti ketetapan kriteria dari pemerintah,


melakukan pendataan yang transparan, adil, dan bisa
dipertanggungjawabkan sesuai hukum maka desa dapat menentukan
sendiri calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa). Desa bisa memakai data desa sebagai rujukan, dan
DTKS sebagai rujukan bagi penerima PKH, BPNT, dan data dari
Dinas Ketenagakerjaan untuk mengetahui penerima bantuan
prakerja (PPN/Bappenas, 2020).
22

Berikut ini merupakan cara pendataan keluarga miskin dan


rentan calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa) dan penentuan hasil pendataannya, yaitu
(PPN/Bappenas, 2020):
Proses Pendataan
1. Data desa yang mencakup profil penduduk desa disiapkan oleh
perangkat desa sesuai usia, kesejahteraan, pendidikan, kesehatan,
dan disabilitas. Data desa merupakan data yang dimiliki desa dari
pendataan sendiri dan hasil olahan.
2. Dalam pendataan keluarga miskin calon penerima bantuan, ketua
desa membentuk dan membagikan surat penugasan kepada
relawan desa dan/atau satgas COVID-19.
3. Jumlah pendata wajib berjumlah ganjil dengan minimal 3 orang.
4. Seluruh aktivitas pendataan wajib mengikuti protokol kesehatan
karena memakai formulir pendataan dilakukan pada tingkat rukun
tetangga (RT) atau rukun warga (RW) atau jika pada tingkat
dusun bisa memakai aplikasi desa melawan COVID-19.
Proses Konsolidasi dan Verifikasi
1. Hasil pendataan berdasarkan RT, RW atau dusun yang diperoleh
relawan desa dan/atau gugus tugas COVID-19 akan diverifikasi
dan tabulasi data. Dalam proses pembuktian kondisi penerima
BLT Dana Desa, dilakukan hal-hal berikut:
a. Calon penerima bantuan tidak boleh keluarga miskin yang
penerima PKH atau penerima BPNT, dan penerima kartu
prakerja, jika ada maka akan dikeluarkan.
23

b. Untuk mencari prioritas penerima bantuan yang sesuai


keluarga miskin dan rentan maka dilakukan identifikasi.
c. Verifikasi status kependudukan dilakukan buat calon penerima
bantuan dari data administrasi kependudukan.
2. Keluarga miskin dan rentan, yaitu wanita kepala keluarga,
masyarakat lanjut usia, penyandang disabilitas dipastikan relawan
desa dan/atau satgas COVID-19 sebagai prioritas atau yang tidak
boleh terlewatkan.
3. Relawan desa dan/atau satgas COVID-19 perlu dokumentasi foto
dan lokasi tempat tinggal penerima bantuan secara manual dan
digital saat melakukan verifikasi dan penentu keluarga miskin
dan rentan.
4. Jika diketahui ada calon penerima bantuan yang belum terdata
dalam Nomor Induk Kependudukan (NIK) maka petugas
pendataan mencatat dan memberikan data kepada kepala seksi
pemerintahan desa untuk selanjutnya dapat dibuatkan Surat
Keterangan Domisili.
5. Relawan desa dan/atau satgas COVID-19 menyampaikan hasil
verifikasi dan pendataan kepada ketua desa.
Proses Validasi dan Penetapan Hasil Pendataan
1. Dalam membantu verifikasi dan validasi data yang berkaitan
calon penerima bantuan, ketua desa memberikan kemudahan bagi
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam melaksanakan
musyawarah desa khusus dengan mengikutsertakan perwakilan
masyarakat.
24

2. Kepala desa dan BPD mengesahkan daftar keluarga miskin calon


penerima bantuan yang merujuk dari keputusan hasil
musyawarah yang telah dilakukan.
3. Kepala desa mengumumkan daftar calon penerima bantuan pada
papan informasi di setiap dusun dan/atau di tempat-tempat
strategis. Dalam media informasi publik, desa bisa menggunakan
website desa atau sistem informasi desa.
4. Desa dan BPD bersama masyarakat akan melakukan musyawarah
apabila ada masyarakat mengeluh terhadap daftar calon penerima
bantuan, sampai bisa menyepakati solusinya bersama.
Daftar calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
(BLT Dana Desa) diberitahukan dan disetujui oleh bupati/walikota,
atau dapat diwakili oleh camat. Ketika pengajuan bulan kedua, desa
harus memastikan data penerima bantuan juga sudah sah.
Mekanisme pendataan dan penetapan calon penerima Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) sebagai berikut
(PPN/Bappenas, 2020):
1. Terbitkan SK
Kelompok pendata program BLT Dana Desa diterbikan SK oleh
ketua desa sebagai pengesahan relawan desa dan/atau satgas
COVID-19.
2. Pendataan
Pendataan pada tingkat RT/RW dilaksanakan oleh tim relawan
atau dapat konsultasi dulu dengan ketua dusun.
25

3. Verifikasi, Validasi, dan Tabulasi


Hasil dari verifikasi, validasi, dan tabulasi data calon penerima
bantuan, kemudian disahkan ketika Musdesus.
4. Penandatanganan Daftar
Daftar calon penerima program BLT Dana Desa disahkan oleh
ketua desa dan BPD.
5. Publikasi Daftar
Daftar nama calon penerima bantuan desa diumumkan di tempat
umum, website desa, sistem informasi desa, dan lain-lain.
6. Pengesahan Daftar
Daftar nama calon penerima bantuan disetujui oleh
bupati/walikota atau diwakili oleh camat.
Adapun mekanisme pendataan dilakukan dengan cara sebagai
berikut (Permendesa Nomor 14, 2020):
1. Pihak sukarelawan desa anti COVID-19 melakukan pendataan.
2. Bermula dari RT, RW, dan desa merupakan pendataan yang
difokuskan.
3. Target keluarga miskin sesuai hasil pendataan dilaksanakan
musyawarah desa khusus yang dilakukan menggunakan agenda
tunggal, validasi dan finalisasi data.
4. Keabsahan berkas hasil pendataan disahkan oleh kepala desa.
5. Desa memverifikasi berkas hasil pendataan kemudian dilaporkan
kepada bupati/wali kota melalui camat.
26

2.2.3 Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa


Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana
Desa) dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan metode non tunai
(cash less) setiap bulan melalui bank yang ditunjuk oleh pemerintah
desa dan/atau dapat dilaksanakan secara tunai (cash) kepada
penerima manfaat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan
sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Keuchik Desa Lambhuk
Nomor 06, 2020).
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020,
dijelaskan bahwa:
1. BLT Dana Desa disalurkan selama 9 (sembilan) bulan dihitung
dari April 2020.
2. Bantuan ini diberikan berjumlah sebesar Rp600.000,00 untuk
setiap keluarga selama 3 (tiga) bulan pertama (April, Mei, dan
Juni).
3. Bantuan ini diberikan berjumlah sebesar Rp300.000,00 untuk
setiap keluarga selama 3 (tiga) bulan kedua (Juli, Agustus, dan
September).
4. Bantuan ini diberikan berjumlah sebesar Rp300.000,00 untuk
setiap keluarga selama 3 (tiga) bulan ketiga (Oktober, November,
dan Desember).
27

2.2.4 Dasar Hukum Pengelolaan Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa

Ketentuan dalam hukum terhadap Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa (BLT Dana Desa) sesuai dalam (PPN/Bappenas, 2020),
terdapat pada aturan-aturan berikut ini:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (COVID-19) dan/atau dalam Rangka Menghadapi
Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau
Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang.
2. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020. Pengaturan
terkait dengan BLT Dana Desa dapat dilihat pada pasal 8, pasal
8A, serta pada lampiran-1 dan lampiran-2 yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Desa PDTT
Nomor 6 Tahun 2020 ini.
3. Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Desa PDTT Nomor 11
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan
28

yang terkait dengan BLT Dana Desa dapat dilihat pada pasal 24
ayat 2, pasal 24A, pasal 24B, pasal 25A, pasal 25B, pasal 32,
pasal 32A, pasal 34, pasal 35, pasal 47A, dan pasal 50.
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa. Pengaturan
yang terkait dengan BLT Dana Desa dapat dilihat pada pasal 32A.
6. Instruksi Menteri Desa PDTT Nomor 1 Tahun 2020 Tanggal 15
Mei 2020 tentang Percepatan Penyaluran Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Dana Desa.
7. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di
Desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
8. Surat Menteri Desa PDTT Nomor 1261/ PRI.00/IV/2020 Tanggal
14 April 2020 perihal Pemberitahuan Perubahan Permendes
PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Pembangunan DD
Tahun 2020 menjadi Permendes PDTT Nomor 06 Tahun 2020.
9. Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT Nomor
9/PRI.00/IV/2020 Tanggal 16 April 2020 perihal Petunjuk Teknis
Pendataan Keluarga Calon Penerima BLT Dana Desa.
10. Surat Edaran Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 11/2020
Tanggal 21 April 2020 perihal Penggunaan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Non DTKS dalam Pemberian
Bantuan Sosial Kepada Masyarakat (PPN/Bappenas, 2020).
29

2.3 Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
dasar yang meliputi kebutuhan makanan dan bukan makanan (diukur
dari sisi pengeluaran). BPS menghitung angka kemiskinan melalui
konsumsi penduduk atas kebutuhan dasar dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan makanan maupun bukan makanan (Badan
Pusat Statistik, 2021). Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dilihat
dari dimensi ekonomi, sosial, psikologis, dan spiritual yang dihadapi
individu yang tidak memiliki sumber daya untuk memenuhi
kebutuhannya yang baik (Beik & Arsyianti, 2016).
Dalam konteks strategi penanggulangan kemiskinan,
kemiskinan adalah suatu keadaan individu atau kelompok yang tidak
terpenuhi hak dasarnya dalam membangunkan dan bertahan dari
kehidupan yang bermartabat atau hak seseorang untuk dihormati,
dihargai, dan diperlakukan secara etis. Tidak lagi hanya sebatas
ketidakmampuan ekonomi, kegagalan pemenuhan hak-hak dasar
juga termasuk kemiskinan. Pendekatan berbasis hak mengasumsikan
bahwa seluruh manusia, termasuk anak-anak harus memperoleh
kesempatan yang sama untuk merealisasikan seluruh potensi yang
mereka miliki sehingga mengakui bahwa masyarakat miskin juga
mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan masyarakat lainnya
(Indrawati, 2005).
Kemiskinan berarti kondisi yang miskin. Secara garis besar
kemiskinan berarti sebagai bagian dari masyarakat yang hanya bisa
mencukupi kebutuhan dasarnya saja, seperti makanan, pakaian, dan
30

perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat


kehidupan yang minimum (Sugono, 2011). Kemiskinan adalah suatu
keadaan di mana seseorang tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental maupun fisiknya dalam kelompok dan tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok
(Soekanto, 2013).
Dari beberapa pengertian kemiskinan yang telah diuraikan
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kemiskinan merupakan
keadaan manusia yang membutuhkan bantuan yang berasal dari
golongan lain yang tingkat hidupnya lebih baik daripada mereka
supaya orang-orang yang membutuhkan bantuan dapat terbantu
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

2.3.1 Indikator Kemiskinan


Badan Pusat Statistik menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) dalam
mengukur kemiskinan. Kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi
pengeluaran, sedangkan penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan disebut
sebagai penduduk miskin (Badan Pusat Statistik, 2021).
31

Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Beik & Arsyianti


(2016), ada 3 indikator untuk mengukur kemiskinan, yaitu:
1. Insiden Kemiskinan (The Incidence of Poverty)
The incidence of poverty merupakan persentase dari populasi
yang hidup di dalam keluarga dengan pengeluaran konsumsi
perkapita di bawah garis kemiskinan.
2. Kedalaman Kemiskinan (The Depth of Poverty)
The depth of poverty merupakan gambaran dimana ukuran
kemiskinan suatu daerah diukur dengan memakai Indeks Jarak
Kemiskinan (IJK) atau Poverty Gap Index yang berarti ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan (Badan Pusat Statistik, 2021).
3. Parahnya Kemiskinan (The Severity of Poverty)
The severity of poverty merupakan pengukuran menggunakan
Indeks Keparahan Kemiskinan (IKK) yang memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara
penduduk miskin. Semakin tinggi nilai IKK maka semakin
tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin
(Badan Pusat Statistik, 2021).

2.3.2 Kemiskinan dalam Islam


Pandangan Islam terhadap kemiskinan merupakan hal yang
dapat membahayakan akhlak, keluarga, masyarakat, dan kelogisan
berpikir. Pandangan Islam, kemiskinan sebagai keburukan dan
malapetaka yang harus meminta perlindungan dan pertolongan
kepada Allah dari kejahatan yang ada. Al-Ghazali mengatakan
32

bahwa kemiskinan dipandang dengan ketidakmampuan seseorang


dalam memenuhi kebutuhannya, baik dari segi kebutuhan material
maupun kebutuhan rohani (Huda, 2015).
Orang yang tidak berpenghasilan sedikitpun akibat sebab
khusus, seperti usia tua dan sakit-sakitan disebut fakir. Dalam Islam
kemiskinan tidak boleh menjadi halangan bagi seseorang untuk
berbuat baik, kemiskinan bukan menjadi alasan untuk tidak berbagi
karena Islam mengajari orang miskin untuk rela berdonasi meski
dengan jumlah kecil (Beik & Arsyianti, 2016). Kemiskinan dan
kekayaan termasuk cobaan dan ujian bagi seorang muslim. Orang
miskin diuji kesabarannya, sedangkan orang kaya diuji dengan rasa
syukur atas yang dimilikinya (Jawas, 2013).
Kemiskinan dalam Islam mencakup ranah mental/psikis.
Sebagaimana fakta, kebanyakan orang miskin menikmati berbagai
bantuan dari orang lain sehingga keadaan ini tidak merubah nasib
mereka untuk membantu daripada dibantu. Miskin dan kaya
bukanlah ukuran seseorang hina atau mulia karena pada dasarnya
kemiskinan maupun kekayaan merupakan ujian bagi setiap orang
muslim. Suatu keadaan di mana manusia yang sangat butuh karunia
dari Allah SWT tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya untuk
beribadah kepada Allah SWT merupakan makna kemiskinan dalam
Islam (Ridwan, 2011). Dalam pandangan Islam, kemiskinan
merupakan bentuk ujian hidup yang harus dihindari dengan
kemampuan dan potensi yang ada. Sabar, tawakal, serta dibarengi
33

usaha untuk melepaskan diri darinya merupakan cara menghadapi


kemiskinan jika tetap terjadi dalam kehidupan (Muna, 2011).

2.4 COVID-19
Organisasi Kesehatan Dunia atau dikenal World Health
Organization (WHO) mengatakan bahwa virus corona atau
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan pandemi yang
telah merenggut nyawa ribuan orang. Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau dikenal dengan Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) dan WHO hingga
berbagai otoritas kesehatan di dunia, mengatakan bahwa selama
penyebaran virus corona ini masih terjadi supaya setiap orang
berdiam diri atau tinggal di rumah buat menghindari penyebaran
virus tersebut (Shofan, 2020).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam
keluarga besar corona virus yang sama dengan penyebab SARS
(Severe Acute Respiratory Syndrome) pada tahun 2003, hanya
berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun
angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19
(saat ini kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh
lebih banyak dibanding SARS. Dibandingkan SARS, COVID-19
juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa
negara. COVID-19 merupakan keluarga besar virus yang telah
mewabah di seluruh dunia yang menimbulkan penyakit terhadap
makhluk hidup, yaitu manusia. Virus corona menyerang manusia
biasanya dapat ditandai dengan penyakit infeksi pada saluran
34

pernapasan, seperti Sindrom Pernapasan Akut Berat/Severe Acute


Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS). Melalui tetesan pernapasan dari batuk dan
bersin adalah sumber penyebaran penyakit ini kepada orang lain.
Virus ini dapat tetap bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan
stainless steel SARS CoV-2 dapat bertahan hingga tiga hari atau
dalam aerosol selama tiga jam. Virus ini juga telah ditemukan di
feses, tetapi hingga Maret 2020 tidak diketahui apakah penularan
melalui feses mungkin terjadi dan risikonya diperkirakan rendah
(Safrizal et al., 2020).

2.4.1 Dampak COVID-19 bagi Perekonomian Indonesia


Ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan tumbuh
negatif, angka pengangguran dan kemiskinan meningkat.
Berdasarkan perhitungan Year on Year pertumbuhan ekonomi pada
triwulan pertama tahun 2020 menunjukkan adanya pelemahan
dengan hanya mencapai 2,97% dibandingkan capaian triwulan
pertama tahun 2019 yang sebesar 5.07%. Data pada triwulan kedua
juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang
dalam sebesar -5,32%, terburuk sejak tahun 1999. Data pada
triwulan ketiga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 %,
sedangkan triwulan keempat mengalami kontraksi pertumbuhan
sebesar 2,19%. Dampak dari menurunnya persentase ekonomi di
Indonesia, salah satunya adalah peningkatan angka pengangguran
dan penduduk miskin yang disebabkan karena PHK selama masa
pandemi COVID-19. Hal ini sesuai dengan data dari BPS berikut:
35

Gambar 2.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Gambar 2.2
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)


36

Gambar 2.3
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)

Gambar 2.4
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-2020

Sumber: Badan Pusat Statistik (2021)


37

Adanya dampak buruk bagi perekonomian dunia termasuk


Indonesia juga dari sisi pariwisata, perdagangan, dan investasi yang
disebabkan oleh pandemi COVID-19. China adalah negara yang
memegang kegiatan ekspor terbesar di dunia, seperti Indonesia
termasuk negara yang sering melakukan impor dari kegiatan ekspor
yang dilakukan China. Selain itu, salah satu mitra dagang terbesar
yang dimiliki Indonesia juga China. Munculnya COVID-19 yang
menjangkit China membawa kegiatan dagang China ke arah negatif
sehingga berdampak pada alur dan sistem perdagangan dunia yang
berdampak juga pada Indonesia. Impor dari China, seperti
penurunan minyak sawit dan batu bara serta bahan baku lainnya
dapat merusak aktivitas ekspor di Indonesia akibatnya terjadi
penurunan harga barang dan komoditas pertambangan lainnya (Dito,
Erlina & Muda, 2020).
Dampak COVID-19 menyerang sektor perdagangan yang
dilihat dari berkurangnya pendapatan pajak. Dalam pendapatan
pajak, sektor perdagangan berkaitan erat dengan penambahan
penerimaan pajak karena dapat menaikkan penerimaan negara
sehingga kejadian ini sangat berdampak serius bagi perekonomian.
Terkait penurunan ekspor migas dan nonmigas dapat dilihat dari data
yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang terjadi karena
wabah ini. Contoh, dialami pedagang yang berjualan di pasar umum
adalah tidak bisa berjualan saat masa pandemi karena pasar ditutup
untuk meredam penyebaran virus corona. Akibatnya, para pedagang
38

tidak memiliki pendapatan yang stabil sehingga kesulitan untuk


memenuhi kebutuhan sehari-hari (Hanoatubun, 2020).
Dampak COVID-19 menyerang sektor pariwisata. Lemahnya
pertumbuhan pariwisata juga berdampak pada industri retail di
Indonesia. Pandemi COVID-19 juga berpengaruh terhadap sektor
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hal itu dikarenakan
para pengunjung asing yang datang ke suatu destinasi menurun
akibat adanya pembatasan sosial sehingga dapat dipastikan
pendapatan atas UMKM juga akan turun. Bank Indonesia (BI)
mengatakan setiap tahun perkembangan potensi kredit kepada
UMKM mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibanding total kredit
perbankan. Dengan demikian, UMKM sangat maju dalam bisnis di
Indonesia serta dapat membuka banyak lapangan kerja (Dito et al.,
2020).
Dampak COVID-19 terjadi pada investasi yang mengakibatkan
investor dan masyarakat sangat hati-hati dalam melakukannya serta
dalam membeli barang bernilai tinggi. Pandemi ini juga sangat
mempengaruhi proyeksi pasar. Perubahan perkiraan pasar dan rantai
pasokan yang tidak jelas mengakibatkan investor cenderung tidak
berinvestasi. Salah satu negara yang memiliki dan menginvestasikan
modalnya di Indonesia adalah China. Pada tahun 2019, realisasi atas
investasi langsung dari China menduduki peringkat dua terbesar
setelah Singapura. Contohnya, investasi dari China untuk Indonesia
di Sulawesi senilai 5 miliar USD masih terhambat karena pekerja
39

dari China belum bisa ke Indonesia akibat pandemi COVID-19


(Sumarni, 2020).
Selama masa pandemi yang sudah menyebar luas di Indonesia,
pemerintah melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang
berkaitan dengan pekerjaan. Adanya pembatasan dalam pekerjaan
mengakibatkan menurunnya penghasilan UMKM dan pengusaha
sehingga masyarakat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang menjadi alternatif terakhir bagi pengusaha. Dengan demikian,
jumlah pengangguran dan kemiskinan dapat bertambah (Livana,
Suwoso, Febrianto, Kushindarto & Aziz, 2020).

2.5 Maslahat
Mewujudkan kemaslahatan manusia di dalam Islam dikenal
sebagai maqashidus syari’ah (tujuan syariat). Dari segi bahasa,
maqashid syari’ah berarti maksud dan tujuan adanya hukum Islam,
yaitu untuk kebaikan dan kesejahteraan (maslahah) umat manusia di
dunia dan di akhirat. Hukum Islam memiliki tujuan untuk dapat
menyucikan jiwa, menegakkan keadilan serta memperoleh
kemaslahatan dengan menjaga lima unsur pokok, yaitu agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta agar selamat dunia dan akhirat (Nurhayati
& Wasilah 2019). Maslahat (al-maslahah) secara etimologis berarti
kebaikan, kebermanfaatan, kepantasan, kelayakan, keselarasan, dan
kepatutan. Kata al-maslahah dilawankan dengan kata al-mafsadah
yang artinya kerusakan (Asmawi, 2014). Maslahat merupakan
tujuan syara’ (maqashid syari’ah) dari ditetapkannya hukum Islam
40

yang berarti jalb al-manfa’ah wa daf’al-mafsadah (menarik


kemanfaatan dan menolak kemudaratan) (Firdaus, 2011).
Maslahat merupakan inti dari kebijakan-kebijakan syariat
(siyasah syariyyah) termasuk juga kebijakan dalam perekonomian.
Maṣlaḥah `ammah (kemaslahatan umum) merupakan landasan
muamalah, yaitu kemaslahatan yang dibingkai secara syar‘i bukan
semata-mata untuk motif keuntungan dan rentabilitas material
(Aminah, 2017). Maslahat dan kemaslahatan memiliki perbedaan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata maslahat
diartikan sesuatu yang mendatangkan kebaikan, guna, dan faidah,
sedangkan kata kemaslahatan mempunyai makna manfaat,
kebaikan, kepentingan, dan kegunaan. KBBI memasukkan kata
maslahat sebagai kata dasar, sedangkan kata kemaslahatan
dimasukkan sebagai kata benda jadian yang berasal dari kata
maslahat yang mendapatkan awalan ke dan akhiran an (Rosyadi,
2013).
Menurut Al-Ghazali (dikutip dalam Setyawan & Fauzia, 2020),
pemenuhan kehidupan manusia merupakan salah satu upaya untuk
tujuan kemaslahatan, yaitu mendorong kesejahteraan manusia yang
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu dharuriyah (pokok), hajiyah
(pelengkap), dan tahsiniyah (penyempurna). Kesejahteraan akan
dapat dipenuhi jika kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani
telah terpenuhi. Islam juga mengajarkan betapa pentingnya
kepedulian dengan sesama yang dituangkan melalui jalur sedekah
dan infak.
41

2.5.1 Macam-macam Maslahat


Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syarifuddin (2014),
maslahat jika dilihat dari segi kualitas dan kepentingannya dibagi
tiga macam, yaitu:
1. Maslahah Dharuriyah
Al-Ghazali (dikutip dalam Setyawan dan Fauzia, 2020)
membagi dharuriyah dalam al-kulliyat al-khamsah, yaitu dengan
terjaganya lima aspek, yaitu terjaganya aspek agama (hifdzul din),
terjaganya aspek jiwa (hifdzul nafs), terjaganya aspek akal (hifdzul
‘aql), terjaganya aspek keturunan (hifdzul nafs), dan terjaganya
aspek harta (hifdzul maal). Dharuriyah merupakan suatu keadaan
seseorang yang tidak dapat memperoleh kebutuhan primernya maka
kehidupan manusia akan rusak dan tidak sejahtera. Memenuhi
kebutuhan dharuriyah adalah wajib bagi manusia karena ketiadaan
pemenuhan kebutuhan ini akan membahayakan manusia.
Syarifuddin (2014) menyatakan bahwa maslahah dharruriyah
adalah kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok
(primer) umat manusia atau sesuatu yang harus ada untuk
mewujudkan kemaslahatan yang terkait di dunia dan akhirat.
a. Menjaga Agama (Hifdzul Din)
Islam berkewajiban memelihara agamanya dan menjamin
kebebasan setiap orang agar beribadah karena agama adalah
petunjuk dalam kehidupan manusia. Selain komponen-komponen
akidah yang merupakan perilaku hidup seorang muslim, ada syariat
yang merupakan perilaku hidup seorang muslim baik dalam
42

hubungan dengan Allah dan dalam hubungan dengan manusia


(Sahroni & Karim, 2016).
Islam menjaga kebebasan dalam beragama, sebagaimana yang
terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 256.

            

       

      


Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),
sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yan benar dengan
jalan yang sesat. Barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sungguh ia telah berpegang (teguh)
pada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.”
Dalam Islam, sikap muslim dalam hal ini tidak boleh memaksa,
membujuk, dan sebagainya agar seseorang mau masuk Islam karena
setiap manusia memiliki kebebasan untuk beragama. Namun, semua
yang dilakukan manusia akan ada konsekuensi yang diterima di hari
akhir. Setiap muslim dianjurkan Rasulullah untuk menyampaikan
firman Allah walapun satu ayat. Untuk menjaga agama, Allah
memerintahkan setiap hamba untuk melaksanakan ibadah wajib,
yaitu salat, zakat, puasa, dan haji. Jika seorang hamba tidak
melaksanakan perintah Allah atau ibadah tersebut maka akan
mendapat dosa. Ibadah juga dapat menyucikan jiwa sehingga
43

manusia menjadi sumber kebaikan atau rahmat bagi alam semesta


(Nurhayati & Wasilah, 2019).
b. Menjaga Jiwa (Hifdzul Nafs)
Menjaga jiwa merupakan melindungi hak hidup untuk
diselamatkan agar manusia terhindar dari pembunuhan, fitnah, dan
perbuatan lainnya. Allah melarang perbuatan-perbuatan tersebut
yang dapat merusak dan menghancurkan manusia. Islam sangat
menghormati dan menjaga jiwa manusia, misalnya untuk
melindungi jiwa manusia Allah menghalalkan makanan yang semula
diharamkan (Nurhayati & Wasilah 2019). Menjaga diri sendiri dan
orang lain termasuk dalam kewajiban setiap muslim agar tidak saling
menyakiti. Manusia diharapkan serta diharuskan untuk mengikuti
segala perbuatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
(Sahroni & Karim, 2016).
c. Menjaga Akal (Hifdzul ‘Aql)
Menjaga akal memiliki tujuan yang diharuskan untuk setiap
orang supaya menghindari keburukan yang bisa menyebabkan
seorang tidak bermanfaat lagi. Akal membuat manusia dapat
membedakan mana yang baik dan buruk. Jika seseorang telah rusak
akalnya maka dapat melakukan apa saja yang akan membahayakan
dan merugikan orang lain juga. Allah melarang manusia untuk
meminum minuman yang dapat memabukkan. Semua jenis makanan
dan minuman yang dapat merusak akal, seperti khamar haram
hukumnya (Nurhayati & Wasilah, 2019).
44

Manusia adalah hamba Allah SWT yang diberikan akal sehat


untuk selalu dapat berpikir. Dalam pandangan Islam akal merupakan
pikiran yang akan menentukan perbuatan baik atau buruk sehingga
akal harus dijaga untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat (Sahroni & Karim, 2016).
d. Menjaga Keturunan (Hifdzul Nasl)
Menjaga keturunan adalah menjaga kelestarian manusia dan
membina sikap mental generasi penerus agar terjalin rasa persatuan
dan persahabatan antar sesama manusia. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan pernikahan yang sah sesuai dengan ketentuan
syariat sehingga dapat terbentuk keluarga yang baik (Nurhayati &
Wasilah 2019). Untuk menjaga kehidupan maka manusia harus
memelihara keturunan dan keluarga. Kelangsungan keturunan dan
keberlanjutan dari generasi ke generasi harus diperhatikan karena
keturunan akan menjadi penerus kehidupan yang akan menentukan
baik atau buruknya kehidupan (P3EI, 2015).
e. Menjaga Harta (Hifdzul Mal)
Manusia membutuhkan harta untuk kehidupan sehari-hari
termasuk dalam beribadah, seperti zakat, infak, sedekah dan lain-
lain. Dalam menjaga harta, Islam berpandangan bahwa seluruh harta
pada dunia merupakan kepunyaan Allah SWT, manusia hanya
diberikan hak buat memanfaatkannya. Umat Islam diharuskan untuk
mencari dan melindungi hartanya secara halal (P3EI, 2015). Harta
harus dilindungi karena tujuannya memastikan bahwa harta yang
diperoleh dan digunakan sesuai dengan syariat. Perolehan dan
45

pengeluaran harta juga diatur dalam syariat. Dalam mendapatkan


harta tidak boleh dengan cara riba, menipu, judi, mencuri, dan
tindakan lainnya. Penggunaan harta harus sesuai dengan pedoman
syariat, seperti kewajiban membayar zakat, tidak boros, dan tidak
pelit (Nurhayati & Wasilah, 2019).
2. Maslahah Hajiyah
Maslahah hajiyah merupakan kemaslahatan yang berkaitan
dengan menyempurnakan maslahat pokok yang disebut juga
sekunder, bertujuan untuk menghilangkan kesulitan atau sesuatu
yang sebaiknya ada sehingga dalam melaksanakannya terhindar dari
kesulitan. Contohnya, dalam hal muamalah dilegalkan beberapa
transaksi bisnis, seperti mudarabah, murabahah, musaqah, dan
salam, juga diharamkannya menjual arak agar tidak mudah untuk
memperolehnya (Ipandang, 2015). Hajiyah merupakan keadaan di
bawah dharuriyah, yaitu suatu keadaan manusia apabila tidak
mendapatkan kebutuhan sekundernya maka belum sempurnya
kehidupan, tetapi tidak pada tahap yang membahayakan kehidupan
manusia (Setyawan & Fauzia, 2020).
3. Maslahah Tahsiniyah
Maslahah tahsiniyyah adalah kemaslahatan bersifat pelengkap
yang mendatangkan kesempurnaan dalam suatu aktivitas yang
dilakukan dan bila ditinggalkan maka tidak akan menimbulkan
kesulitan. Maslahat ini dimaksudkan untuk melengkapi dua
maslahat sebelumnya, yaitu dharuriyah dan hajiyah. Contohnya,
dianjurkan untuk makan makanan bergizi, berpakaian dengan
46

pakaian bagus, dan sebagainya (Syarifuddin, 2014). Tahsiniyah


merupakan keadaan di bawah hajiyah, yaitu suatu keadaan manusia
apabila tidak bisa mendapatkan kebutuhan tersiernya maka tidak
mempengaruhi kehidupan. Tahsiniyah bersifat melengkapi
kebutuhan manusia untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas
serta merasa nyaman (Setyawan & Fauzia, 2020).
Jika dilihat dari segi kandungannya, maslahat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu (Rosyadi, 2012):
1. Maslahah ‘Ammah
Maslahah ‘ammah adalah kemaslahatan umum yang
bersangkutan dengan kepentingan orang banyak, namun bisa saja
untuk kepentingan mayoritas umat karena tidak berarti untuk
kepentingan semua orang.
2. Maslahah Khashshah
Maslahah khashshah adalah kemaslahatan pribadi yang jarang
terjadi dalam kehidupan, seperti yang berkaitan dengan pemutusan
hubungan pernikahan seseorang yang dinyatakan hilang.

2.6 Penelitian Terkait


Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, yaitu:
Kurnia Hayati (2018) meneliti tentang Jaminan Sosial
Kesehatan dalam Perspektif Maslahat. Objek dalam penelitiannya
adalah jaminan kesehatan di Indonesia. Penelitianya dengan jenis
penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa BPJS
menyelenggarakan program jaminan kesehatan untuk masyarakat
47

dapat terwujudnya kemaslahatan. Jaminan kesehatan termasuk


mashlahah al-Hajiyah, kemaslahatan dalam menyempurnakan
kemaslahatan pokok, terutama dalam kesehatan. Mashlahah al-
dharuriyyah termasuk juga dalam jaminan kesehatan karena
berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia, yaitu memelihara
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan,
dan memelihara harta. Persamaan dari penelitian ini sama-sama
meneliti program pemerintah terhadap kemaslahatan dan metode
kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokasi dan objek penelitian,
yaitu bantuan langsung tunai dana desa di masa pandemi COVID-
19.
Fathkul Khoiriyah, Oktavia, Zakiyah, dan Huda (2020) meneliti
tentang Efektivitas Pelaksanaan Bantuan Sosial dari Pemerintah
terhadap Masyarakat Terdampak COVID-19 di Desa Gendongarum
Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, dengan objek bantuan
sosial pemerintah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pelaksanaan bantuan
sosial di Desa Gedongarum masih belum efektif karena data yang
ada kurang tepat dan tidak ada data terbaru sehingga tidak tepat
sasaran. Persamaan dari penelitian ini sama-sama meneliti program
pemerintah di masa pandemi COVID-19 dan metode kualitatif.
Perbedaannya terletak pada lokasi dan objek penelitian, yaitu
bantuan langsung tunai dana desa dalam perspektif kemaslahatan.
48

Husnul Khatimah (2020) meneliti tentang Pengelolaan Dana


Desa dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat untuk
Kemaslahatan Umat (Studi Kasus di Gampong Lambeugak
Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar). Objek dalam
penelitiannya adalah pengelolaan dana desa. Informan dalam
penelitian berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana
desa digunakan oleh perangkat desa untuk pembangunan desa sudah
sangat baik dan dapat membantu masyarakat serta menurunkan
kemiskinan. Dana desa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat
belum maksimal karena hanya difokuskan untuk laki-laki. Dengan
demikian, dana desa yang digunakan Gampong Lambeugak belum
semuanya dapat mencapai kemaslahatan untuk masyarakat desa.
Persamaan dari penelitian ini sama-sama meneliti tentang dana desa
untuk kemaslahatan masyarakat dan metode kualitatif.
Perbedaannya terletak pada lokasi dan objek penelitian, yaitu
bantuan langsung tunai dana desa di masa pandemi COVID-19.
Carly Erfly Fernando Maun (2020) meneliti tentang Efektivitas
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa bagi Masyarakat Miskin
Terkena Dampak COVID-19 di Desa Talaitad Kecamatan Suluun
Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Objek penelitiannya adalah
bantuan langsung tunai dana desa. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
sudah efektif program bantuan ini karena dirasakan sangat
bermanfaat untuk keluarga miskin. Persamaan dari penelitian ini
49

terletak pada objek penelitian, yaitu bantuan langsung tunai dana


desa dan metode kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokasi
penelitian dan berfokus dalam perspektif kemaslahatan.
Nindya Cahya Rosadi (2021) meneliti tentang Efektivitas
Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada Masa Pandemi COVID-
19 di Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang. Objek dalam
penelitiannya adalah program bantuan sosial tunai. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Informan dalam penelitian berjumlah 13 orang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa adanya Bantuan Sosial Tunai di
Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang tepatnya di RT 02
RW 03 sudah efektif atau sesuai dengan indikator efektivitas yang
digunakan, yakni tercapainya tujuan (waktu dan sasaran),
terlaksananya proses integrasi, serta adanya adaptasi di masyarakat.
Masa pandemi COVID-19 mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi
pada masyarakat atau turunnya penghasilan yang didapat. Hal itu
berkaitan dengan banyaknya masyarakat sebagai karyawan terkena
Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, selain itu juga terjadinya
pengurangan jam kerja, dan sebagai wirausaha berdampak pada
turunnya penghasilan yang didapat karena berkurangnya pembeli
serta adanya peraturan dari pemerintah mengenai batasan interaksi.
Pemberian Bantuan Sosial Tunai di Perumahan Taman Cikande
tepatnya di RT 02 RW 03 sudah tepat sasaran karena disalurkan
kepada masyarakat sesuai kriteria yang telah ditetapkan Kementrian
Sosial, yaitu untuk masyarakat kehilangan pekerjaan ketika masa
50

pandemi serta untuk yang rentan terdampak pandemi ini. Persamaan


dari penelitian ini sama-sama meneliti program pemerintah di masa
pandemi dan metode kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokasi
dan objek penelitian, yaitu bantuan langsung tunai dana desa dalam
perspektif kemaslahatan.
Melati dan Zulkarnaini (2021) meneliti tentang Efektivitas
Program Bantuan Sosial Tunai pada Masa Pandemi COVID-19 di
Kelurahan Pasir Pengaraian. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Objek dalam penelitiannya
adalah program bantuan sosial tunai. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa belum efektif program ini yang ditinjau dari 4
indikator, yaitu ketepatan sasaran, sosialisasi program, tujuan
program, pemantauan program. Adanya hambatan dalam penelitian
ini dikarenakan validasi data dan programnya secara mendadak.
Pemantaun program sudah diterima langsung oleh masyarakat atau
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tanpa adanya potongan jumlah,
dan juga telah diawasi dengan maksimal oleh pihak kelurahan.
Dalam pemantauan program sudah dikatakan efektif yang terbukti
dari penerima bantuan dapat menerima secara langsung bantuan
BST tanpa ada pengurangan apapun. Persamaan dari penelitian ini
sama-sama meneliti program pemerintah di masa pandemi COVID-
19 dan metode kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokasi
penelitian dan jenis program bantuan, yaitu bantuan langsung tunai
dana desa dalam perspektif kemaslahatan.
51

Auliyana Sari (2021) meneliti tentang Implementasi


Permendesa PDTT No. 6 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan
Dana Desa (Pelaksanaan BLT di Desa Talang Duku Kec. Taman
Rajo Kab. Muaro Jambi). Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pada
penyaluran program BLT ini telah berjalan dengan cukup baik.
Untuk mendukung pelaksanaan program BLT di tahun selanjutnya
agar terlaksana sesuai dengan tujuan dan kebijakan pemerintah
menjadi lebih optimal. Persamaan dari penelitian ini terletak pada
objek penelitian, yaitu bantuan langsung tunai dana desa dan metode
kualitatif. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan berfokus
dalam perspektif kemaslahatan.
Adapun untuk memudahkan pembaca dalam memahami
penelitian ini maka penulis menyertakan hasil deskripsi penelitian
terkait pada Tabel 2.1.
52

Tabel 2.1
Penelitian Terkait

Metode
N Peneliti/ Hasil Persama Perbeda
Peneliti
o Tahun Penelitian an an
an
1 Kurnia Peneliti Program Meneliti Lokasi
Hayati an jaminan program dan
(2018) kualitat kesehatan pemerint objek
if untuk ah penelitia
terwujudnya terhadap n
kemaslahatan. kemaslah (program
Jaminan atan dan yang
kesehatan metode beda)
termasuk kualitatif
mashlahah al-
Hajiyah.
Mashlahah al-
dharuriyyah
termasuk juga
dalam jaminan
kesehatan
2 Fathkul Peneliti Pelaksanaan Meneliti Lokasi
Khoiriya an bantuan sosial program dan
h et al., kualitat di Desa pemerint objek
(2020) if Gedongarum ah di penelitia
masih belum masa n
efektif karena pandemi (program
data yang ada COVID- yang
kurang tepat 19 dan beda)
dan tidak ada metode
data terbaru kualitatif
sehingga tidak
tepat sasaran
53

Tabel 2.1-Lanjutan

Metode
N Peneliti/ Hasil Persama Perbeda
Peneliti
o Tahun Penelitian an an
an
3 Husnul Peneliti Dana desa Meneliti Lokasi
Khatima an yang tentang dan
h (2020) kualitat digunakan dana objek
if Gampong desa penelitia
Lambeugak untuk n
belum kemaslah
semuanya atan
dapat masyarak
mencapai at dan
kemaslahatan metode
untuk kualitatif
masyarakat
desa.
4 Carly Peneliti Sudah efektif Objek Lokasi
Erfly an program penelitia penelitia
Fernand kualitat bantuan ini n, yaitu n dan
o Maun if karena bantuan perspekti
(2020) dirasakan langsung f
sangat tunai kemaslah
bermanfaat dana atan
untuk keluarga desa dan
miskin dan metode
banyak kualitatif
masyarakat .
mendukung
program yang
dilakukan oleh
pemerintah
tersebut
54

Tabel 2.1-Lanjutan

Metode
N Peneliti/ Hasil Persama Perbeda
Peneliti
o Tahun Penelitian an an
an
5 Nindya Pendek Bantuan Sosial Meneliti Lokasi
Cahya atan Tunai sudah program dan
Rosadi kualitatefektif atau pemerint objek
(2021) if sesuai dengan ah di penelitia
dengan indikator masa n
jenis efektivitas pandemi (program
penelitiyang dan yang
an digunakan, metode beda)
deskripttercapainya kualitatif
if tujuan (waktu
dan sasaran),
terlaksananya
proses
integrasi, serta
adanya
adaptasi di
masyarakat
6 Melati Metode Belum efektif Meneliti Lokasi
dan kualitat program ini program dan
Zulkarna if yang ditinjau pemerint objek
ini dengan dari 4 ah di penelitia
(2021) pendek indikator, yaitu masa n
atan ketepatan pandemi (program
deskript sasaran, COVID- yang
if sosialisasi 19 dan beda
program, metode
tujuan kualitatif
program, .
pemantauan
program
55

Tabel 2.1-Lanjutan

Metode
N Peneliti/ Hasil Persama Perbeda
Peneliti
o Tahun Penelitian an an
an
7 Auliyana Peneliti penyaluran Objek Lokasi
Sari an program BLT penelitia penelitia
(2021) kualitat ini telah n, yaitu n dan
if berjalan bantuan perspekti
dengan cukup langsung f
baik. Untuk tunai kemaslah
mendukung dana atan
pelaksanaan desa dan
program BLT metode
di tahun kualitatif
selanjutnya
agar terlaksana
sesuai dengan
tujuan dan
kebijakan
pemerintah
menjadi lebih
optimal

Sumber: Data Diolah (2021)

2.7 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan kerangka konseptual tentang
hubungan teori dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang
menjadi masalah penting (Sugiyono, 2018). Adapun kerangka
berpikir dalam penelitian ini adalah:
56

Gambar 2.5
Kerangka Berpikir

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa


(BLT Dana Desa)

1. Ketepatan Menentukan Pilihan


2. Ketepatan Sasaran
3. Ketepatan Waktu
4. Pemantauan Program

Efektivitas

Kemaslahatan

Maslahah Dharuriyah

Sumber: Data diolah (2021)

Kerangka berpikir dalam penelitian ini menjelaskan bahwa


objek dalam penelitian adalah Program Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT Dana Desa). Upaya dalam mengetahui efektivitas
dari program tersebut maka menggunakan empat indikator yang
terkait, yaitu ketepatan menentukan pilihan, ketepatan sasaran,
57

ketepatan waktu, dan pemantauan program. Untuk mengukur


kemaslahatan dari BLT Dana Desa ditinjau dari maslahah
dharuriyah.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
mekanisme penelitian yang membentuk data deskriptif dengan
istilah-istilah tertulis atau lisan berdasarkan orang dan tingkah laku
yang bisa diamati (Margono, 2013). Penelitian deskriptif merupakan
upaya untuk menggambarkan, merekam, menganalisis, dan
menginterpretasikan kondisi saat ini yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang keadaan saat ini dan melihat
hubungan antar variabel yang berkaitan. Dalam jenis penelitian ini
sumber data didapatkan melalui studi lapangan (field research)
(Mardalis, 2014).

3.2 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Lokasi penelitian adalah tempat di
mana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi penelitian merupakan
tahap penting dalam penelitian kualitatif karena dengan
ditetapkannya lokasi penelitian maka objek dan tujuan sudah
ditetapkan sehingga mempermudah melakukan penelitian.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


Istilah informan adalah subjek dalam penelitian kualitatif.
Informan merupakan orang kepercayaan yang dapat membagikan

58
59

infomasi kepada peneliti dengan tepat sesuai kejadian sebagai


kelengkapan data penelitian atau disebut narasumber. Sampel
penelitian kualitatif dinamakan informan. Sebutan responden bukan
dalam penelitian kualitatif, namun disebut sebagai narasumber,
partisipan, informan, dan sebagainya dalam penelitian (Sugiyono,
2018). Informan dalam penelitian ini merupakan perangkat desa dan
masyarakat (penerima BLT Dana Desa) yang berjumlah 30 orang
informan. Terdiri dari 3 orang perangkat desa dan 27 orang penerima
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa).
Objek penelitian adalah variabel yang diteliti di tempat
penelitian dilakukan (Supriati, 2012). Objek penelitian adalah
pemetaan wilayah penelitian yang meliputi karakteristik wilayah,
struktur organisasi, sejarah perkembangan, dan secara umum
menggambarkan atau memetakan wilayah penelitian secara
komprehensif (Satibi, 2011). Adapun yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa) tahun 2020 di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh, dan yang menjadi fokus tujuan utama untuk
melihat efektivitas dari program tersebut serta pengaruhnya terhadap
kemaslahatan masyarakat yang diukur dari maslahah dharuriyah
karena BLT Dana Desa merupakan program pemerintah untuk
membantu ekonomi masyarakat dalam mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
60

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan


Data adalah informasi mengenai suatu hal yang terdapat sesuatu
untuk diketahui, diasumsikan, atau suatu kebenaran yang
digambarkan melalui angka, simbol, kode, dan sebagainya (Hasan,
2010). Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder.
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada peneliti di lapangan, diperoleh dari hasil wawancara
peneliti dengan narasumber atau informan. Data sekunder adalah
sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang telah
ada dengan cara membaca dan memahami melalui media lain yang
bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Pengumpulan
data sekunder dilakukan pada instansi terkait, seperti Badan Pusat
Statistik (BPS), dan sebagainya (Sugiyono, 2016).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan cara dan tahapan dalam mengumpulkan
data yang dilakukan dengan cara mengamati (Tersiana, 2018).
Observasi penelitian dilakukan di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh. Secara lebih rinci dilakukan dengan cara
berikut:
a. Mencatat apa yang peneliti dapatkan dilapangan.
b. Mengumpulkan dan mengklasifikasikan data dari apa yang telah
dicatat di lapangan.
61

c. Menganalisis kembali data tersebut sesuai dengan


klasifikasinya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan pada responden. Wawancara bermakna
berhadapan langsung antara pewawancara dengan responden, dan
kegiatannya dilakukan secara lisan (Subagyo, 2011). Dalam
penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara dengan perangkat
desa, dan masyarakat (penerima BLT Dana Desa) Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Secara lebih rinci
dilakukan dengan cara berikut:
a. Mencatat hasil laporan dengan informan.
b. Mengumpulkan hasil wawancara dari semua responden.
c. Menganalisis kembali data tersebut sesuai dengan
klasifikasinya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk mengusut data historis. Banyaknya data tersedia
adalah dalam bentuk surat-surat, catatan harian, laporan, dan
sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan
waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang
telah silam. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk membantu
penulis dalam menyusun data dengan benar dan terdapat rujukan
pendukung yang berkaitan dengan judul penelitian. Cara
62

dokumentasi ini memudahkan penulis untuk mendapatkan data


lapangan (Bugin, 2013).
Peneliti mendokumentasikan kegiatan di lapangan selama
proses penelitian berlangsung. Dokumentasi dilakukan di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Secara lebih
rinci dilakukan dengan cara berikut:
a. Mencatat temuan dilapangan.
b. Mengumpulkan dan menyusun data dari apa yang telah dicatat
di lapangan.
c. Menganalisis ulang data tersebut sesuai dengan susunannya.
d. Klarifikasi laporan dalam laporan penelitian, selesai semua data
terkumpul membedakan sesuai dengan susunan dan masalah
penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data adalah sebagai
berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses pemilihan, penyederhanaan, dan
pengubahan data kasar yang didapat dari catatan tertulis yang
dihasilkan ketika proses penelitian berlangsung (Sugiyono, 2016).
Dalam teknik ini peneliti melakukan penyederhanaan terhadap data
yang telah diperoleh di lapangan sehingga akan menghasilkan data
yang diperlukan untuk melancarkan proses penelitian.
63

2. Penyajian Data (Data Display)


Penyajian data adalah aktivitas menyajikan data hasil penelitian
yang memungkinkan peneliti mengambil kesimpulan sementara
sehingga dapat merencanakan tindakan berikutnya apabila ada data
yang tidak lengkap, perlu klarifikasi, atau sama sekali belum
diperoleh (Martono, 2015). Setelah melakukan penyederhanaan data
maka selanjutnya melakukan penyajian data untuk pembuatan
laporan sehingga dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian yang akan memberikan kesimpulan dan hasil penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan (Verification/Drawing Conclusions)
Penarikan kesimpulan merupakan langkah untuk menghasilkan
suatu kesimpulan dari apa yang telah dilakukan. Kesimpulan yang
diperoleh peneliti merupakan hasil dari tahapan pengumpulan data
dan analisis data yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Desa Lambhuk merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Dari 9 desa yang ada di
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, Desa Lambhuk dapat
menjadi contoh untuk desa lainnya karena Desa Lambhuk memiliki
wilayah terluas, penduduk terbanyak, dan termasuk desa yang maju
di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda.

4.1.1 Visi Misi Desa Lambhuk


Visi dari pemerintahan desa ini adalah “Terwujudnya
Masyarakat Desa Lambhuk yang Aman, Maju, Sehat, Cerdas,
Berdaya Saing Tinggi, Berbudaya, dan Berakhlak Mulia”.
Adapun misi dari pemerintahan desa ini adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kesatuan dan persatuan masyarakat Desa Lambhuk
berdasarkan nilai-nilai syariat Islam.
2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat
Desa Lambhuk.
3. Meningkatkan kesehatan, kebersihan desa serta mengusahakan
jaminan kesehatan masyarakat dengan mendukung program
pemerintah.
4. Mewujudkan dan meningkatkan serta meneruskan tata kelola
pemerintahan desa yang baik, benar, dan dipercaya oleh
masyarakat Desa Lambhuk.

64
65

5. Meningkatkan pelayanan maksimal kepada masyarakat Desa


Lambhuk dan daya saing desa.
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mewujudkan
klinik-klinik usaha desa, koperasi, dan program lain untuk
membuka lapangan kerja bagi masyarakat, serta meningkatkan
produksi usaha rumah tangga kecil.
7. Meningkatkan sarana dan prasarana dari segi fisik, ekonomi,
pendidikan, keagamaan, kesehatan, dan kebudayaan di desa.
8. Meningkatkan kehidupan harmonis, toleran, saling menghargai
dan menghormati dalam kehidupan sosial, keagamaan yang
berdasar syariat Islam di Desa Lambhuk.
9. Mengedepankan kejujuran, keadilan, transparansi dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam pemerintahan maupun dengan
masyarakat desa.

4.1.2 Letak Geografis

Gambar 4.1
Peta Wilayah Desa Lambhuk

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)


66

Letak dan Batas Wilayah


Desa Lambhuk adalah desa di Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh yang memiliki batasan dengan desa lainnya yang dapat
dilihat dari sebelah:
Sebelah Utara : Desa Bandar Baru Kecamatan Kuta Alam Kota
Banda Aceh.
Sebelah Timur : Desa Lamteh/Doy Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh.
Sebelah Selatan : Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda
Aceh.

Sebelah Barat : Desa Beurawe Kecamatan Kuta Alam Kota


Banda Aceh.

Luas Wilayah
Secara keseluruhan luas wilayah Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh adalah 108,4 Ha.

Keadaan Tanah
Bentuk permukaan tanah di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda adalah tanah datar yang digunakan tanahnya
menjadi sebagai berikut:
67

Tabel 4.1
Keadaan Tanah Desa Lambhuk

Penggunaan Tanah Luas Tanah (Hektare)


Perumahan/Pemukiman 75
Kebun/Ladang 2
Sawah 0
Rawa 0
Tambak 0,8
Lain-lain 30,6
Total 108,4 Ha
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

Pembagian Wilayah
Wilayah di desa ini terbagi menjadi 4 dusun, yaitu:
1. Dusun K.A. Samad
Gambar 4.2
Dusun K.A. Samad

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)


68

2. Dusun Tgk. H.M. Saleh


Gambar 4.3
Dusun Tgk. H.M. Saleh

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

3. Dusun Tgk. Chik Dibalee


Gambar 4.4
Dusun Tgk. Chik Dibalee

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)


69

4. Dusun Tgk. Pagar Air


Gambar 4.5
Dusun Tgk. Pagar Air

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

4.1.3 Kondisi Demografis


Jumlah keseluruhan serta pembagian penduduk Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda tahun 2020 dapat dilihat dari
tabel-tabel berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Keseluruhan Penduduk Desa Lambhuk Tahun 2020

Penduduk Desember 2020


No Nama Dusun
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 K.A. Samad 589 591 1.180
2 Tgk. H.M. 608 602 1.210
Saleh
Tgk. Chik
3 672 664 1.336
Dibalee
4 Tgk. Pagar Air 800 797 1.597
Jumlah 2.669 2.654 5.323
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)
70

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Desa Lambhuk Menurut Kelompok Umur
Tahun 2020

No Usia Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah


1 0-5 Tahun 310 277 587
2 6-10 Tahun 255 237 492
3 11-15 Tahun 233 205 438
4 16-20 Tahun 159 155 314
5 21-25 Tahun 214 225 439
6 26-30 Tahun 246 255 501
7 31-35 Tahun 243 245 488
8 36-40 Tahun 209 199 408
9 41-45 Tahun 191 202 393
10 46-50 Tahun 157 160 317
11 51 Tahun ke Atas 452 494 946
Jumlah 2.669 2.654 5.323
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)
Tabel 4.4
Jumlah Masyarakat Desa Lambhuk Menurut Pekerjaan
Tahun 2020

Laki-
No Pekerjaan Perempuan Jumlah
laki
Belum/Tidak
1 751 684 1.435
Bekerja
2 Pelajar/Mahasiswa 569 489 1.058
3 TNI/Polri 57 2 59
4 Tenaga Medis 15 43 58
5 Pensiunan 90 30 120
6 Sopir/Transportasi 25 0 25
7 Guru/Dosen 38 104 142
8 Ibu Rumah Tangga 0 835 835
Tidak Bekerja
9 698 121 819
Tetap
10 Peternak 5 0 5
11 Pedagang 52 5 57
71

Tabel 4.4-Lanjutan
Pegawai Negeri
12 224 237 461
Sipil
13 Karyawan Swasta 145 104 249
Jumlah 2.669 2.654 5.323
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Desa Lambhuk Menurut Etnis/Suku Tahun
2020

No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Aceh 2.550 2.558 5.108
2 Padang 12 17 29
3 Batak 9 9 18
4 Jawa 98 70 168
Jumlah 2.669 2.654 5.323
Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)

4.2 Deskripsi Informan Penerima Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa

Melalui program ini pemerintah tidak memberikan bantuan


secara cuma-cuma. Penerima BLT Dana Desa harus sesuai dengan
ketentuan yang ditentukan oleh pemerintah agar bantuan tersebut
dapat tersalurkan kepada masyarakat yang sesuai kriteria. Dalam
penelitian ini informan berasal dari masyarakat Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang terdiri dari
perangkat desa dan penerima BLT Dana Desa.

4.2.1 Deskripsi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin


Informan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari Tabel 4.6:
72

Tabel 4.6
Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Informan Persentase


Laki-laki 24 80%
Perempuan 6 20%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah informan


perempuan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah informan laki-
laki. Hal ini dikarenakan jumlah penerima BLT Dana Desa lebih
banyak diterima oleh laki-laki. Gambaran informan sesuai jenis
kelamin dapat dilihat dari Gambar 4.6:
Gambar 4.6
Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data Diolah (2021)


Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah
informan dalam penelitian ini lebih dominan berjenis kelamin laki-
laki, yaitu sebesar 80% atau berjumlah 24 orang, sedangkan jumlah
informan perempuan sebesar 20% atau berjumlah 6 orang.
73

4.2.2 Deskripsi Informan Berdasarkan Pekerjaan


Informan berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel
4.7:
Tabel 4.7
Informan Berdasarkan Pekerjaan

Jumlah
No Pekerjaan Persentase
Informan
1 Perangkat Desa 3 10%
2 Buruh Harian Lepas 5 16,7%
3 Wiraswasta 4 13,3%
4 Karyawan Swasta 2 6,7%
5 Ibu Rumah Tangga 4 13,3%
6 Tukang Bangunan 2 6,7%
7 Sopir 1 3,3%
8 Peternak 2 6,7%
9 Mekanik 2 6,7%
Pembersih/Cleaning
10 1 3,3%
Service
11 Mengajar 1 3,3%
12 Pedagang 3 10%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari jenis
pekerjaan informan di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh adalah berbeda-beda. Informan terbanyak berasal dari
pekerjaan buruh harian lepas, sedangkan paling sedikit dari
pekerjaan sopir, cleaning service, dan mengajar. Gambaran
informan berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat dari Gambar 4.7:
74

Gambar 4.7
Informan Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data Diolah (2021)


Berdasarkan Gambar 4.7 dapat diketahui bahwa informan
penelitian lebih dominan terhadap buruh harian lepas, yaitu sebesar
16,7% atau 5 orang dari total 30 informan, sedangkan jenis pekerjaan
informan yang terendah senilai 3,3% atau 1 orang dari 30 informan
dengan jenis pekerjaan sopir, cleaning service, dan mengajar.

4.2.3 Deskripsi Informan Berdasarkan Usia


Informan berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.8:
Tabel 4.8
Informan Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Informan Persentase
1 25-30 5 16,7%
2 31-40 10 33,3%
3 41-50 9 30,0%
4 51-60 5 16,7%
5 61-70 1 3,3 %
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Diolah (2021)
75

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa informan


terbanyak berasal dari usia 31-40 tahun yang terdiri dari 10 orang,
sedangkan informan paling sedikit berasal dari usia 61-70 tahun
yang berjumlah 1 orang dari 30 informan. Gambaran informan
berdasarkan usia dapat dilihat dari Gambar 4.8:
Gambar 4.8
Informan Berdasarkan Usia

Sumber: Data Diolah (2021)


Berdasarkan Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa informan dari
penelitian ini lebih dominan terhadap usia 31-40 tahun, yaitu sebesar
33,3% atau 10 orang dari total 30 informan, sedangkan yang
terendah senilai 3,3% pada usia 61-70 tahun atau 1 orang dari 30
informan.
76

4.3 Hasil Penelitian


4.3.1 Kondisi Ekonomi Penerima BLT Dana Desa Sebelum
dan Saat Masa Pandemi COVID-19 di Desa Lambhuk

Apabila desa mengikuti ketetapan kriteria dari pemerintah,


melakukan pendataan yang transparan, adil, dan bisa
dipertanggungjawabkan sesuai hukum maka desa dapat menentukan
sendiri calon penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa) (PPN/Bappenas, 2020). Dalam Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2020, dijelaskan bahwa BLT Dana Desa adalah bantuan
untuk penduduk miskin yang bersumber dari Dana Desa. Hal
tersebut selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh perangkat
Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang
menyatakan bahwa:
Informan 1 menyatakan “masyarakat penerima BLT Dana
Desa ini berbeda-beda kondisi ekonominya karena
pekerjaannya beda-beda dan mereka terdata miskin di desa.
Sebelum COVID-19, mereka masing-masing memiliki
banyak kesempatan dalam bekerja, selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Saat masa pandemi COVID-19,
kondisi ekonomi penerima ini menurun penghasilannya, ada
yang kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan
77

Kerja (di PHK). Bantuan BLT ini dari dana desa yang
aturannya desa boleh mendata untuk siapa saja yang berhak.
Karena kasus COVID itulah adanya bantuan BLT ini, ketika
pemerintah buat aturan mengenai BLT maka kami kerjakan
sesuai aturan yang telah ditetapkan. Adapun masyarakat di
data dulu, banyak prosesnya kemudian baru kami bisa
tentukan siapa yang berhak menerima BLT, pastinya dilihat
dulu kondisi masyarakat apakah termasuk miskin dan
terdampak COVID.”
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pandemi
COVID-19 mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat. Kondisi
ekonomi penerima bantuan di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh berbeda-beda karena mereka memiliki
pekerjaan yang berbeda. Sebelum terjadi COVID-19 dan saat masa
pandemi COVID-19, kondisi ekonomi penerima bantuan mengalami
perbedaan yang disebabkan dari adanya dampak pandemi.
Pemerintah memberikan program BLT Dana Desa yang diambil dari
dana desa untuk diberikan kepada masyarakat miskin dan terdampak
COVID-19 sebagai upaya dalam menangani dampak ekonomi
masyarakat khususnya akibat COVID-19.
Dalam buku Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan
bahwa BLT Dana Desa diberikan kepada masyarakat miskin dan
rentan akibat pandemi COVID-19. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan yang diberikan oleh penerima BLT Dana Desa di Desa
78

Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang


menyatakan bahwa:
Informan 4 menyatakan “sebelum COVID-19 pekerjaan saya
buruh harian lepas, saya memiliki pekerjaan yang dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaannya tidak tetap,
saya ada kesempatan untuk mencari pekerjaan, namanya
juga buruh apa yang ada saya kerjakan. Waktu COVID
sekarang keadaan saya beda sama dulu, sekarang ini saya
sulit mendapatkan pekerjaan karena harus jaga jarak, ada
peraturan, dan sebagainya sehingga penghasilan saya
menurun.” Informan 5 menyatakan “saya buka usaha
warung nasi, sebelum ada corona jualan saya Alhamdulillah
untuk sehari-hari cukup. Saya merasa susah saat adanya
virus corona karena ada peraturan dari pemerintah jadi
usaha warung saya harus ditutup sementara, jadi sepi
pembeli, harus ini itu, jadinya penghasilan jualan saya
menurun. Orang usaha kalau udah gini karyawan juga harus
dikurangi gajinya.” Informan 6 menyatakan “dulunya saya
bekerja sebagai karyawan swasta (sales). Karena ada
COVID ini saya kehilangan pekerjaan karena Pemutusan
Hubungan Kerja (di PHK), ini karena turun penghasilan di
tempat saya bekerja sehingga beberapa karyawan harus
diberhentikan.” Informan 7 menyatakan “karena ibu irt terus
suami udah enggak ada jadi ibu dapat bantuan ini. Kalau irt,
janda yang ibu tau ramai juga yang dapat bantuan,
79

Alhamdullilah ibu bersyukur ada bantuan.” Informan 8


menyatakan “sekarang saya enggak ada kerjaan. Dulu saya
jualan sayur, sekarang karena corona jadi sepi makanya
tutup dulu. Rencana mau jualan lagi tapi belum tau mau jual
apa.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
kondisi ekonomi penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
sebelum dan saat masa pandemi COVID-19 mengalami perbedaan.
Sebelum COVID-19, penerima BLT Dana Desa berkesempatan
lebih mudah dalam mencari pekerjaan karena tidak adanya batasan
dalam kegiatan muamalah dan batasan berinteraksi, mereka selalu
bekerja untuk dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Meskipun
tidak memiliki pekerjaan tetap, tidak berpenghasilan tinggi, dan
terdata sebagai masyarakat miskin di desa, mereka masih bisa
mencari pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari
untuk kelangsungan hidup dari hasil kerjanya sendiri.
Pada masa pandemi COVID-19 kondisi masyarakat berubah
karena adanya kebiasaan baru yang harus diterima. Kondisi ekonomi
penerima BLT Dana Desa yang dulunya mereka lebih mudah dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari namun ketika adanya pandemi
maka berubah menjadi sulit dalam mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Hal itu dikarenakan adanya virus yang menyebar sehingga
terjadi perubahan kegiatan muamalah, seperti kondisi masyarakat
dan peraturan baru, pemberlakuan jam malam, penurunan
penghasilan, kehilangan pekerjaan/mata pencaharian, dan sulitnya
80

mendapat pekerjaan. Adanya pandemi COVID-19 juga memicu


terjadinya kenaikan harga barang yang mengakibatkan masyarakat
sulit untuk memajukan ekonominya sehingga mereka berharap
mendapat cara lain yang dapat memperbaiki kondisi ekonomi.
Dari penjelasan di atas selanjutnya peneliti menyimpulkan
bahwa kondisi ekonomi penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh sebelum dan saat masa
pandemi COVID-19 mengalami perbedaan yang dikarenakan
adanya dampak dari pandemi COVID-19. Sebelum pandemi
masyarakat lebih mudah dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari,
sedangkan saat masa pandemi lebih menyulitkan mereka. Dengan
demikian, pandemi ini mempengaruhi kehidupan masyarakat. Hal
itu dikarenakan adanya aturan yang membatasi aktivitas ekonomi
masyarakat sehingga mengakibatkan ada yang kehilangan pekerjaan
dan terjadilah peningkatan jumlah masyarakat miskin. Perangkat
Desa Lambhuk sudah melakukan pendataan terhadap penerima BLT
Dana Desa sehingga dapat mengetahui perubahan kondisi ekonomi
masyarakat sebelum dan saat masa pandemi COVID-19. Hal
tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosadi
(2021) yang menyatakan masa pandemi COVID-19 mengakibatkan
terjadinya krisis ekonomi pada masyarakat atau turunnya
penghasilan yang didapat. Hal itu berkaitan dengan banyaknya
masyarakat sebagai karyawan terkena Pemutusan Hubungan Kerja
atau PHK, selain itu juga terjadinya pengurangan jam kerja, dan
sebagai wirausaha berdampak pada turunnya penghasilan yang
81

didapat karena berkurangnya pembeli serta adanya peraturan dari


pemerintah mengenai batasan interaksi.

4.3.2 Mekanisme Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana


Desa di Desa Lambhuk
Dalam buku Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan
bahwa BLT Dana Desa diberikan kepada masyarakat miskin dan
rentan akibat pandemi COVID-19 serta yang belum mendapatkan
jenis bantuan dari jaminan kesejahteraan sosial lainnya. Hal tersebut
selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh perangkat Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang
menyatakan bahwa:
Informan 1 menyatakan bahwa “mekanismenya mengikuti
aturan yang sudah ditetapkan dari pemerintah. Menentukan
pilihan, kami lakukan mengikuti prosedur yang ada, yaitu
proses pendataan, proses konsolidasi dan verifikasi, proses
validasi dan penetapan hasil pendataan. Kalau sudah
terdata barulah adanya nama-nama penerima BLT ini. BLT
ini bantuan untuk membantu mereka dalam kebutuhan
sehari-hari yang terdampak COVID, ada yang kehilangan
pekerjaan, sulit untuk bekerja, yang dapat bantuan BLT ini
orang yang belum dapat jenis bantuan lain. Kalau ada
kejanggalan dan ada yang beradu sudah pernah dapat
bantuan lain maka perangkat desa melakukan perubahan
calon penerima BLT Dana Desa.”
82

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa BLT Dana


Desa adalah program dari pemerintah Indonesia yang dilaksanakan
di desa untuk diberikan kepada masyarakat miskin dan rentan karena
sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari terutama
akibat pandemi COVID-19. Dalam menentukan pilihan penerima
bantuan, yaitu diberikan kepada masyarakat yang belum menerima
jenis bantuan lain. Jika ada nama penerima yang diketahui sudah
pernah menerima bantuan lain, seperti yang disebutkan sebelumnya
maka pihak Desa Lambhuk melakukan perubahan/pembatalan
terhadap orang tersebut sebagai penerima bantuan.
Dalam Peraturan Keuchik Desa Lambhuk Nomor 7 Tahun 2020
tentang Penetapan Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT Dana
Desa), dijelaskan bahwa sasaran penerima BLT Dana Desa adalah
masyarakat miskin, lanjut usia, wanita rawan sosial (janda/jompo),
pekerja rentan (buruh harian lepas, montir, pedagang keliling,
pembantu rumah tangga, sopir, ojek, tukang bangunan, tukang gigi,
tukang urut, nelayan, penjual ikan dan sayur keliling), masyarakat
yang mengalami pemutusan hubungan kerja (karyawan swasta, dan
buruh pabrik). Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang
diberikan oleh sekretaris dan perangkat Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang menyatakan bahwa:
Informan 1 menyatakan bahwa “penerima BLT Dana Desa
semuanya berdasarkan kriteria yang ditetapkan pemerintah,
ada sasarannya biar terarah. Kalau sudah ada data barulah
kami sesuaikan dengan sasaran, siapa yang sesuai kriteria
83

dan sasaran itu yang dikasih, misalnya yang miskin, hilang


pekerjaan karena terdampak COVID-19. Sasarannya itu ada
lagi jenis pekerjaannya, ada itu disebut dalam peraturan
keuchik.” Informan 2 menyatakan “menentukan calon
penerima BLT Dana Desa kami tidak memilih keluarga
sendiri, saudara, dan siapalah, tetapi kami ikuti sesuai
ketetapan dari pemerintah.” Informan 3 menyatakan “kami
lakukan lagi musyawarah desa khusus (Musdesus) untuk
hasilnya bersama tokoh-tokoh masyarakat.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa setelah selesai
menentukan pilihan maka selanjutnya disesuaikan dengan sasaran
penerima bantuan. Penerima BLT Dana Desa ditentukan sesuai
sasaran karena sasaran yang tepat dapat menentukan keberhasilan,
seperti masyarakat miskin, pekerja rentan, dan hilang pekerjaan
karena terdampak COVID-19. Dalam menentukan sasaran penerima
bantuan, perangkat desa tidak memilih keluarga sendiri, saudara,
kerabat, atau tidak adanya unsur nepotisme.
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020,
dijelaskan bahwa masa penyaluran BLT Dana Desa 9 (sembilan)
bulan terhitung sejak April 2020 sampai Desember 2020. Hal
tersebut selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh perangkat
84

Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang


menyatakan bahwa:
Informan 1 menyatakan “waktu penyaluran BLT Dana Desa,
kami ikuti ketentuan waktu dari pemerintah. Bantuannya
disalurkan secara tunai di kantor desa setiap bulan selama 9
bulan dari April sampai Desember. Dalam menyalurkan ada
3 tahap, masing-masingnya 3 bulan. Yang saya tau Desa
Lambhuk termasuk yang cepat, tepat waktu setiap bulan
dalam menyalurkan BLT daripada desa lain di Ulee Kareng
ini.”
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa Desa
Lambhuk dalam menyalurkan BLT Dana Desa mengikuti ketentuan
waktu yang sudah ditetapkan pemerintah, yaitu selama 9 bulan yang
disalurkan setiap bulan dari bulan April sampai dengan Desember
2020. Ada 3 tahap dalam menyalurkannya, tahap I dari April sampai
Juni 2020, tahap II dari Juli sampai September 2020, dan tahap III
dari Oktober sampai Desember 2020.
Dalam buku Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan
bahwa saluran pengaduan dilakukan perangkat desa dan BPD
bersama relawan desa dan/atau satgas COVID-19 dengan
menyediakan saluran aspirasi dan pengaduan yang bisa digunakan
warga untuk mengungkapkan keluhan yang berkaitan dengan
program BLT Dana Desa. Hal tersebut selaras dengan pernyataan
yang diberikan oleh perangkat desa yang menyatakan bahwa:
85

Informan 1 menyatakan “pemantauan program kami lakukan


seperti yang sudah diarahkan pemerintah. Kami
menyediakan pos pengaduan, nomor-nomor yang bisa
dihubungi, jadi kalau ada masyarakat yang mau bertanya
bisa langsung datang ke pos pengaduan atau bisa hubungi
nomor yang tertera. Pemantauan program untuk mengetahui
kondisi penerima BLT Dana Desa jadi perangkat Desa
Lambhuk memiliki informasi baru dan data terbaru kalau
adanya perubahan kondisi masyarakat.” Informan 3
menyatakan “dari awal saat pendataan sudah dipantau
untuk menghindari kecurangan, yang pantaunya juga panitia
desa nanti ada juga pak keuchik, pak sekdes, tuha peut.
Kalau sekarang sudah masuk tahun kedua BLT,
penerimanya berkurang dikit dari tahun 2020, sampai
sekarang pemantauan tetap ada karena memang harus ada
untuk masyarakat.”
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pemantauan
program BLT Dana Desa dilakukan untuk kepentingan bersama,
baik masyarakat dan pihak desa, dan dilakukan untuk mengetahui
kondisi penerima bantuan sehingga perangkat desa mengetahui
informasi terbaru jika adanya perubahan kondisi masyarakat, baik
kondisi terdampak maupun yang sudah tidak terdampak COVID-19.
Desa Lambhuk menyediakan pos pengaduan, nomor-nomor yang
bisa dihubungi, dan lain-lain. Hasil dari pemantauan sebagai
86

keterangan yang akan dibahas dalam musyawarah desa karena akan


mengetahui sejauh mana kelancaran dari program ini.
Informan 3 menyatakan “BLT Dana Desa disalurkan secara
tunai di kantor desa dalam ruang aula, nanti penerimanya
berkumpul di sini harus mematuhi prokes untuk ambil uang tunai.
Alasan menyalurkan secara tunai karena telah melakukan resam
desa/bermusyawarah dengan para tokoh dan perangkat desa,
hasilnya kami mempertimbangkan kalau secara tunai akan lebih
memudahkan masyarakat, lebih bersifat transparan sehingga
seluruh penerima BLT dapat melihat proses penyalurannya. Ketika
proses penyaluran BLT berlangsung, pak keucik dan perangkat desa
memberikan sambutan kepedulian sehingga dapat mewujudkan
pendekatan sosial.”
Tabel 4.9
Tahapan Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

Jumlah Besaran Masa


Tahap
Penerima Bantuan Penyaluran
I 157 Rp 600.000 3 bulan
II 159 Rp 300.000 3 bulan
III 132 Rp 300.000 3 bulan

Sumber: Kantor Desa Lambhuk (2021)


Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa setelah
melakukan pendataan untuk menentukan calon penerima Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, kemudian selanjutnya
dilakukan penyaluran bantuan kepada para penerima. Mekanisme
87

penyaluran bantuan dilakukan secara tunai (cash) di ruang aula


kantor Desa Lambhuk dan harus mematuhi protokol kesehatan.
Disalurkan secara tunai karena telah melakukan musyawarah
bersama yang hasilnya bahwa secara tunai akan lebih memudahkan
masyarakat, lebih bersifat transparan sehingga seluruh penerima
BLT Dana Desa dapat melihat proses penyalurannya, dan dapat
mewujudkan pendekatan sosial. Penyaluran BLT Dana Desa juga
dilakukan secara 3 tahap/gelombang dengan jumlah penerima yang
berbeda atau berfluktuasi, terhitung sejak April 2020 sampai dengan
Desember 2020. Penerima BLT Dana Desa tahap I sebanyak 157
orang, tahap II sebanyak 159 orang, dan tahap III sebanyak 132
orang penerima. Berbedanya jumlah penerima BLT Dana Desa ini
dikarenakan adanya perubahan kondisi masyarakat, baik kondisi
terdampak maupun yang sudah tidak terdampak COVID-19. Hal
tersebut juga selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh
penerima BLT Dana Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh yang menyatakan bahwa:
Informan 9 menyatakan “kami dikasih tau dari kantor desa
kalau dapat bantuan karena udah di data duluan, nanti
kumpul waktu penyaluran. Ambil bantuan BLT ini sekalian
sama semua penerima yang lain dan harus pakai masker.
Saya datang ke kantor desa untuk ambil uangnya harus bawa
kupon yang dikasih dari desa, nanti dikasih tunai, ada foto-
foto siap itu pulang.” Informan 10 menyatakan “penyaluran
bantuan jelas, enggak ada yang ditutupin karena waktu
88

nama di panggil kami masuk ke aula enggak sendiri, terus


harus ikuti protokol kesehatan. Saya bisa lihat orang lain,
orang lain bisa lihat saya juga.” Informan 11 menyatakan
“mekanisme penyalurannya jelas dan transparan, disalurkan
setiap bulan. Saya datang membawa kupon dan harus pakai
masker, yang saya terima uang tunai.” Informan 8
menyatakan “mekanisme penyalurannya yang sekarang adik
lihat, kami kumpul dulu di sini nanti dipanggil nama untuk
ambil. Memang disuruh pakai masker, prokes, dan ada
kupon juga. Panitia desa melakukan penyaluran transparan.
Kalau data yang terima bantuan udah dari awal di data jadi
sekarang tinggal ambil bantuan aja uang tunai.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
sebelum melakukan penyaluran BLT Dana Desa, terlebih dahulu
Desa Lambhuk melakukan pendataan yang bertujuan untuk
menentukan calon penerima bantuan. Setelah itu, dilakukan
penyaluran BLT Dana Desa secara tunai dengan memperhatikan
protokol kesehatan. Penyaluran dilaksanakan oleh perangkat desa di
aula kantor desa dengan metode pemberian tunai (cash), serta
mematuhi protokol kesehatan. Perangkat desa memberikan
surat/kupon untuk penerima bantuan agar dapat dibawa oleh
penerima saat proses pengambilan bantuan sedang berlangsung.
Perangkat desa memanggil nama penerima bantuan sesuai dusun
tempat tinggal, ketika nama penerima di satu dusun sudah terpanggil
semua maka dilanjutkan ke dusun berikutnya. Penerima bantuan
89

menerima uang tunai, dilanjutkan dengan tanda tangan dan foto


dokumentasi sebagai bukti telah menerima BLT Dana Desa.
Keadilan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan dalam
ekonomi Islam, seperti yang terdapat dalam Q.S An-Nisa ayat 58
yang berbunyi:

          

            

    


Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.”

Dari penjelasan keseluruhan di atas selanjutnya peneliti


menyimpulkan bahwa mekanisme penyaluran BLT Dana Desa di
Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh sudah
dilakukan sesuai aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam
menyalurkan bantuan tersebut, panitia memperhatikan nilai-nilai
keadilan yang sesuai ketentuan syariat dengan melakukan ketepatan
menentukan pilihan, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, dan
pemantauan program. Penyaluran bantuan dilakukan di aula kantor
desa setiap bulan dalam jangka waktu 9 bulan dari April sampai
Desember 2020, mematuhi protokol kesehatan, dan dengan metode
90

penyaluran secara tunai yang merupakan hasil keputusan bersama


ketika diadakan musyawarah desa karena akan lebih memudahkan
masyarakat. Panitia program bantuan sudah bekerja dengan sebaik-
baiknya sesuai ketentuan syariat karena Allah mengetahui segala
kebaikan dan keburukan yang dilakukan oleh manusia. Hal tersebut
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2021) yang
menyatakan pada penyaluran program BLT ini telah berjalan dengan
cukup baik. Untuk mendukung pelaksanaan program BLT di tahun
selanjutnya agar terlaksana sesuai dengan tujuan dan kebijakan
pemerintah menjadi lebih optimal.

4.3.3 Efektivitas dan Kemaslahatan Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa di Desa Lambhuk
a. Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
Suatu program dikatakan efektif jika tujuan program bisa
terwujud sesuai rencana yang telah ditentukan dan dilaksanakan.
Untuk menilai efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa), peneliti menggunakan empat indikator efektivitas.
Adapun indikator-indikator tersebut adalah pernyataan dari Makmur
(2010), yaitu ketepatan menentukan pilihan, ketepatan sasaran,
ketepatan waktu, dan pernyataan dari Budiani (2007) dengan
indikator pemantauan program. Hasil penelitian menggunakan
empat indikator efektivitas dijabarkan sebagai berikut:
1. Ketepatan Menentukan Pilihan
Ketepatan menentukan pilihan harus dilakukan supaya dapat
menunjukkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan. Dalam
91

menentukan pilihan, perangkat desa terlebih dahulu mencari tau


kondisi masyarakat sehingga dapat menentukan calon penerima
BLT Dana Desa. Dalam menentukan pilihan dilakukan dengan
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, antara lain
proses pendataan, proses konsolidasi dan verifikasi, proses validasi
dan penetapan hasil pendataan. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan yang diberikan oleh penerima BLT Dana Desa di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang
menyatakan bahwa:
Informan 6 menyatakan “kami di data secara transparan,
mereka melihat kondisi kami ketika masa pandemi ini,
seperti saya dulunya sales sekarang kehilangan pekerjaan
karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Bantuannya ya
Alhamdulillah, memang enggak banyak tapi bantuan ini bisa
buat saya dan keluarga terbantu.” Informan 12 menyatakan
“pihak desa mendata secara terbuka dan saya tau semua
penerima bantuan adalah orang yang berhak menerima,
saya enggak ada dengar kalau adanya kecurangan waktu
didata.” Informan 13 menyatakan “perempuan ramai juga
yang menerima BLT ini, ada yang janda, ibu rumah tangga.
Kalau data saya percaya aja sama panitia, orang pihak desa
juga saya kenal baik-baik. Memang kalau di Lambhuk ini
banyak warganya jadi kayak adik lihat tadi ketika dibagi
kami ambilnya sekalian.” Informan 14 menyatakan “data
sama desa semua ada. Orang kaya udah pasti enggak terima
92

bantuan ini. Kami yang dikasih bantuan karena masih


berhak. Semua orang pasti mau bantuan, apa lagi dikasih
uang tapi itulah karena ada data jadi enggak ada orang kaya
terima bantuan.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
penerima Bantuan Langsung BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh menyatakan bahwa
mereka percaya kepada perangkat desa atau panitia yang
melaksanakan program ini sehingga mereka percaya kalau data
penerima BLT Dana Desa sudah jelas dan transparan. Perangkat
Desa Lambhuk melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap
masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui kondisi masyarakat.
Hasil dari pendataan juga disesuaikan dengan sasaran calon
penerima bantuan yang telah ditetapkan pemerintah.
Dari penjelasan di atas selanjutnya peneliti menyimpulkan
bahwa BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh dapat dikatakan efektif dalam ketepatan
menentukan pilihan karena perangkat Desa Lambhuk sudah
melakukan pendataan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan pemerintah yang dimulai dari tahapan melakukan
pendataan terhadap seluruh masyarakat desa. Hal tersebut juga
serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maun (2020)
yang menyatakan bahwa mengenai ketepatan menentukan pilihan
pemerintah desa sudah bekerja sesuai dengan prosedur, mengenai
93

adanya dugaan nepotisme dalam penentuan penerima BLT Dana


Desa telah di bantah oleh panitia.
2. Ketepatan Sasaran
Ketepatan sasaran bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
program ini diberikan kepada masyarakat sesuai kriteria yang telah
ditetapkan. Menentukan pilihan selanjutnya disesuaikan dengan
sasaran penerima bantuan. Penerima BLT Dana Desa harus sesuai
sasaran karena sasaran yang tepat dapat menentukan keberhasilan
program, seperti masyarakat miskin, pekerja rentan, dan yang hilang
pekerjaan karena terdampak COVID-19. Hal tersebut selaras dengan
pernyataan yang diberikan oleh penerima BLT Dana Desa di Desa
Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang
menyatakan bahwa:
Informan 15 menyatakan “saya karyawan swasta guru di SD.
Karena corona ini jadi sekolah banyak daringnya, gaji juga
berkurang dari biasanya. Lainnya saya lihat juga udah
sesuai sasaran karena kan saya tau masyarakat disini, terus
saya juga bantu-bantu panitia saat panggil nama untuk
dibagi uang bantuannya. Jadi transparan kami bisa saling
melihat siapa aja penerima BLT. Perangkat desa ada jelasin
ke masyarakat tentang bantuan ini untuk siapa saja.”
Informan 16 menyatakan “bapak bekerja di bengkel mobil,
susah sekarang ini kerjaan kadang ada kadang enggak.
Bantuan kayak gini bagus juga untuk menolong masyarakat
walaupun enggak banyak.” Informan 6 menyatakan
94

“pekerjaan saya sekarang enggak ada lagi karena udah di


phk, dulunya sales sekarang paling bantu istri jualan kue.
Kami orang-orang kerja biasa semua karena ada virus in
jadi makin susah penghasilan ekonomi.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui jenis-jenis
pekerjaan penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk. Sasaran
penerima bantuan ini mengikuti sasaran dari aturan pemerintah,
seperti buruh harian lepas, wiraswasta, karyawan swasta, dan lain-
lain. Lebih lanjut peneliti merangkum hasil wawancara dengan
informan lainnya dalam Tabel 4.10:
Tabel 4.10
Pekerjaan Penerima BLT Dana Desa

No Pekerjaan Jumlah Informan


1 Buruh Harian Lepas 4
2 Wiraswasta 4
3 Karyawan Swasta 2
4 Ibu Rumah Tangga 4
5 Tukang Bangunan 2
6 Sopir 1
7 Peternak 2
8 Mekanik 2
9 Pembersih/Cleaning Service 1
10 PHK/Belum Bekerja 2
11 Pedagang 2
12 Mengajar 1
Jumlah 27
Sumber: Data Diolah (2021)
Dari penjelasan di atas selanjutnya peneliti menyimpulkan
bahwa BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh dapat dikatakan efektif dalam ketepatan sasaran
95

karena dari hasil wawancara menunjukkan bahwa jenis pekerjaan


penerima bantuan sudah sesuai dengan ketetapan sasaran pemerintah
atau sudah diberikan kepada mereka yang sesuai ketentuan. Dari
hasil wawancara dengan 27 penerima bantuan, ada yang bekerja
sebagai buruh harian lepas, wiraswasta, karyawan swasta, irt, tukang
bangunan, sopir, peternak, mekanik, cleaning service, pedagang,
mengajar, ada yang di phk, dan ada yang belum/tidak sedang
bekerja. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rosadi (2021) yang menyatakan bahwa pemberian Bantuan
Sosial Tunai di Perumahan Taman Cikande tepatnya di RT 02 RW
03 sudah tepat sasaran karena disalurkan kepada masyarakat sesuai
kriteria yang telah ditetapkan Kementrian Sosial, yaitu untuk
masyarakat kehilangan pekerjaan ketika masa pandemi serta untuk
yang rentan terdampak pandemi ini.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu harus dilakukan supaya suatu program dapat
terlaksana dengan lancar. Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh menyalurkan BLT Dana Desa mengikuti
ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah, yaitu selama 9 bulan
yang disalurkan setiap bulan dari bulan April sampai dengan
Desember 2020. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang
diberikan oleh penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang menyatakan bahwa:
Informan 4 menyatakan “kalau waktu sudah tepat, dibagi
BLT enggak telat, setiap bulan dari April sampai Desember.
96

Jumlah dana yang saya terima pertama kali itu 600.000,


kemudian 300.000. Jadi 600.00 itu untuk 3 bulan diawal,
kemudian lainnya 300.000 sampai Desember.” Informan 17
menyatakan “bantuan ibu terima tepat waktu setiap bulan,
enggak ada kendala. Bantuan ini sangat bermanfaat dalam
mencukupi kebutuhan sekarang.” Informan 18 menyatakan
“waktunya sebulan sekali uang dibagi, enggak telat-telat.
Kalau ditanya waktunya ya udah tepat, orang desa cepat
baginya enggak ada kendala. Disuruh datang ke kantor desa
ambil uangnya ya kita datang.” Informan 19 menyatakan
“enggak pernah telat, waktu dibaginya sebulan sekali. Kalau
kami udah kumpul langsung dibagi.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
waktu penyaluran BLT Dana Desa di Desa Lambhuk dilakukan
setiap bulan dari April 2020 sampai Desember 2020 dengan waktu
yang tepat selama 9 bulan atau tanpa terlambat. Adapun tahap I atau
3 bulan pertama penerima bantuan mendapatkan bantuan sebesar Rp
600.000, tahap II atau 3 bulan selanjutnya Rp 300.000, dan tahap III
atau 3 bulan terakhir mendapat Rp 300.000. Waktu penyaluran
bantuan sudah disesuaikan dengan aturan dari pemerintah.
Dari penjelasan di atas selanjutnya peneliti menyimpulkan
bahwa BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh dapat dikatakan efektif dalam ketepatan waktu
karena dari hasil wawancara menunjukkan bahwa waktu
penyalurannya dilakukan setiap bulan dengan waktu yang tepat dan
97

tanpa adanya kendala. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian


yang dilakukan oleh Maun (2020) yang menyatakan bahwa
berkaitan dengan ketepatan waktu menyalurkan BLT Dana Desa di
Desa Talaitad sudah tepat waktu dan sesuai aturan mekanisme yang
berlaku.
4. Pemantauan Program
Pemantauan program dilakukan untuk mengetahui hasil dari
suatu program. Pemantauan program BLT Dana Desa dilakukan
untuk kepentingan bersama, baik masyarakat dan pihak desa, dan
dilakukan untuk mengetahui kondisi penerima bantuan sehingga
perangkat desa mengetahui informasi terbaru jika adanya perubahan
kondisi masyarakat. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang
diberikan oleh penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh yang menyatakan bahwa:
Informan 13 menyatakan “pihak desa lakukan pemantauan
untuk tau kondisi kami, nanti ada kabar kalau ada yang
bukan penerima bantuan lagi. Kalau ada masalah kami bisa
datang ke kantor desa, ke pos pengaduan, bisa langsung
hubungi pak sekdes.” Informan 12 menyatakan “di dinding
kantor desa ada ditempel nomor yang bisa dihubungi jadi
bisa langsung hubungi kalau ada masalah.” Informan 20
menyatakan “dari awal sampai habis selalu dipantau,
diarahin, jadi gampang aja urusannya. Orang kantor desa
peduli dengan warga.” Informan 21 menyatakan “semua
sudah jelas, kalau ada kendala langsung aja ke kantor
98

desa/pos pengaduan. Orang tuha peut, keuchik sama yang


lain sudah terbuka, enggak ada informasi kalau curang.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
pemantauan program sudah dilakukan oleh perangkat desa,
pemantauan dilaksanakan selama pelaksanaan program BLT Dana
Desa berlangsung. Dalam pemantauan program ada disediakannya
saluran pengaduan untuk masyarakat sehingga akan memudahkan
masyarakat jika mengalami kendala. Jumlah penerima bantuan dapat
berubah karena perangkat desa sudah melakukan pemantauan
sehingga mengetahui informasi terbaru jika adanya perubahan
kondisi masyarakat, baik kondisi terdampak maupun yang sudah
tidak terdampak COVID-19.
Dari penjelasan di atas selanjutnya peneliti menyimpulkan
bahwa BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh dapat dikatakan efektif dalam pemantauan progam
karena perangkat desa sudah melakukan pemantauan selama
pelaksanaan program BLT Dana Desa berlangsung. Pemantauan
program BLT Dana Desa sudah dilakukan sesuai dengan aturan dan
prosedur yang telah ditetapkan pemerintah, seperti adanya pos
pengaduan, dan lain-lain. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian
yang dilakukan oleh Melati dan Zulkarnaini (2021) yang
menyatakan bahwa pemantaun program sudah diterima langsung
oleh masyarakat atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan juga
telah diawasi dengan maksimal oleh pihak kelurahan. Dalam
pemantauan program sudah dikatakan efektif yang terbukti dari
99

penerima bantuan dapat menerima secara langsung bantuan BST


tanpa ada pengurangan apapun.
Dalam ekonomi Islam penentuan pilihan dan sasaran dapat
dilihat dari nilai-nilai kemaslahatan, terutama berfokus pada nilai
kebutuhan sehari-hari, yaitu kebutuhan pokok (maslahah
dharuriyah). Menurut Al-Ghazali (dikutip dalam Setyawan &
Fauzia, 2020), pemenuhan kehidupan manusia merupakan salah satu
upaya untuk tujuan kemaslahatan, yaitu mendorong kesejahteraan
manusia. Dengan demikian, pengalokasian BLT Dana Desa bukan
hanya untuk mengurangi kemiskinan, tetapi upaya pemerintah untuk
masyarakat agar dapat mencapai kemaslahatan dan kesejahteraan.
Dari keempat indikator efektivitas di atas, yaitu ketepatan
menentukan pilihan, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, dan
pemantauan program dapat dikatakan efektif karena masyarakat
merasakan adanya kebaikan dari pelaksanaan bantuan tersebut yang
ditandai dengan rasa aman dari segi perasaan, lingkungan, dan
manfaat. Perasaan dalam artian bahwa masyarakat merasakan
Program BLT Dana Desa di desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng
Kota Banda Aceh sudah terlaksana dengan baik dan transparan.
Lingkungan dalam artian bahwa seluruh penerima bantuan sudah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan pemerintah tanpa
adanya unsur nepotisme. Manfaat dalam artian program ini dapat
membantu masyarakat mencukupi kebutuhan sehari-hari selama
masa pandemi COVID-19.
100

b. Kemaslahatan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa di Desa


Lambhuk
Dalam buku Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dijelaskan
bahwa BLT Dana Desa diberikan kepada masyarakat miskin dan
rentan akibat pandemi COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang diberikan
oleh perangkat Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda
Aceh yang menyatakan bahwa:
Informan 1 menyatakan “BLT ini diharapkan bisa membantu
masyarakat di Lambhuk, terutama yang miskin apalagi
mereka terdampak COVID-19. BLT ini program dari
pemerintah, harapannya kebutuhan sehari-hari masyarakat
bisa cukup untuk makan dan minum.”
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa BLT Dana
Desa bertujuan untuk menolong masyarakat miskin dalam
mengurangi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 yang
berfokus dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari/kebutuhan pokok
(maslahah dharuriyah). BLT Dana Desa merupakan program
bantuan dari pemerintah yang termasuk dalam mashlahah
dharuriyah, yaitu kemaslahatan yang berhubungan dengan
kebutuhan paling dasar (primer) yang harus selalu ada dalam
kehidupan manusia. Untuk mengetahui apakah Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) di Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh dapat mewujudkan kemaslahatan
101

untuk masyarakat, peneliti melakukan wawancara dengan penerima


BLT Dana Desa Lambhuk. Adapun hasil wawancara adalah sebagai
berikut:
Informan 15 menyatakan “bantuan ini bermanfaat, kalau
ditanya maslahatnya ya maslahat karena bersifat menolong.
Guru kontrak seperti saya beda dengan yang udah guru pns,
kalau pns walaupun lagi daring gajinya tetap sama, kalau
saya pastinya berkurang. Untuk keluarga, saya ada 3
tanggungan, istri dan anak ada 2, syukur saya dapat BLT
jadi bisa terbantu ekonomi sehari-hari saya dan keluarga.
Untuk ibadah dan keseharian terjaga seperti biasanya.”
Informan 8 menyatakan “bantuan ini bermanfaat dan
membantu ekonomi saya dan keluarga. Kalau anak saya ada
2 masih kecil, Alhamdulillah walau enggak banyak tapi bisa
meringankan beban saya, bisa untuk keperluan sehari-hari
keluarga. Bantuan uang ini nantinya bisa saya jadikan
modal untuk jualan lagi.” Informan 16 menyatakan
“bantuan ini bagus untuk menolong masyarakat walaupun
enggak banyak, tapi bisa untuk sehari-hari. Kerjaan kadang
ada kadang enggak, Alhamdulillah ada bantuan jadi bapak
bisa keluarga.” Informan 4 menyatakan “bantuan ini bukan
untuk memenuhi sepenuhnya, tapi dapat menolong untuk
membantu kami mencukupi kebutuhan hari-hari. Pastinya
ada manfaat, kalau saya lebih setuju diberi bantuan uang
daripada sembako karena kalau uang bisa dipakai untuk
102

keperluan lain, kan enggak tau kedepannya nanti, kalau


uang bisa dijadikan modal. Kalau bantuan sembako ada juga
untuk orang yang kena positif COVID, itu dari desa juga,
tapi beda lagi dengan BLT.” Informan 6 menyatakan
“Alhamdulillah sangat membantu untuk mencukupi
kebutuhan saya dan keluarga sehari-hari. Walaupun enggak
banyak, tapi kami bisa makan minum daripada enggak ada
sama sekali. Kalau sekarang kerjaan saya yang tetap belum
ada, tapi istri ada buat kue, dari bantuan ini kami pakai juga
untuk modal. Kalau ibadah Alhamdulilah lancar apalagi lagi
suasana sekarang, untuk jajan anak-anak juga terbantu.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa
BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh dapat mewujudkan kemaslahatan karena bantuan
tersebut dapat membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari
masyarakat, yaitu kebutuhan pokok (maslahah dharuriyah).
Meskipun setiap bulannya jumlah BLT Dana Desa hanya didapat
sedikit, masyarakat tidak hanya menghabiskan untuk konsumtif,
tetapi ada masyarakat yang menggunakan bantuan ini sebagai
tambahan modal usaha. Apabila manusia tidak bisa mencukupi
kebutuhan pokoknya maka kehidupan manusia dapat terancam rusak
dan tidak sejahtera. Dengan demikian, adanya bantuan ini dapat
menyeimbangkan kehidupan manusia agar tetap searah sesuai
kehidupan bersyariat.
103

Al-Ghazali (dikutip dalam Setyawan & Fauzia, 2020), membagi


dharuriyah menjadi al-kulliyat al-khamsah dengan terjaganya lima
aspek, yaitu terjaganya aspek agama (hifdzul din), terjaganya aspek
jiwa (hifdzul nafs), terjaganya aspek akal (hifdzul ‘aql), terjaganya
aspek keturunan (hifdzul nafs), dan terjaganya aspek harta (hifdzul
maal). Apabila kelima poin tersebut tidak dapat terpenuhi dengan
baik maka dapat membawa kerusakan bagi kehidupan manusia
karena poin itu yang menopang kehidupan di dunia agar manusia
dapat mencapai falah, hidup aman dan sejahtera, seperti makan,
minum, puasa, salat, dan ibadah wajib (Syarifuddin, 2014). Dari
penjelasan di atas, BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan
Ulee Kareng Kota Banda Aceh mewujudkan maslahah dharuriyah
dengan terjaganya lima aspek tersebut, yaitu:
a. Menjaga Agama (Hifdzul Din)
Melindungi dan menjaga agama merupakan tujuan dari syariat
Islam yang dilakukan dengan melaksanakan kewajiban keagamaan,
maknanya menjaga keberlangsungan agama Islam dengan
memahami, menyebarluaskan, serta mengamalkan ajaran-ajarannya
dalam aktivitas keseharian. BLT Dana Desa memberikan dampak
positif dan maslahat dalam segi ekonomi maupun sosial yang dapat
membantu masyarakat mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga
masyarakat selalu dapat bersyukur, beribadah dengan lancar,
mendapatkan kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT, dan
menjaga serta melindungi agamanya. BLT Dana Desa ini berfokus
104

untuk membangun ekonomi keluarga dalam mencukupi kebutuhan


pokok dengan cara yang baik dan halal.
Hal di atas selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh
Nurhayati dan Wasilah (2019) yang menyatakan untuk menjaga
agama, Allah mewajibkan manusia untuk melaksanakan salat, zakat,
puasa, dan haji. Apabila manusia tidak melaksanakan perintah Allah
atau ibadah tersebut maka akan mendapat dosa. Ibadah juga dapat
menyucikan jiwa sehingga manusia menjadi sumber kebaikan atau
rahmat bagi alam semesta.
b. Menjaga Jiwa (Hifdzul Nafs)
Melindungi dan menjaga jiwa merupakan tujuan dari syariat
Islam. Memenuhi kebutuhan pokok, seperti makanan dan minuman
untuk bertahan hidup sangatlah diperlukan karena akan menjaga
jiwa manusia. Dalam menjaga jiwa ditetapkan hukum-hukum
syariat, seperti larangan membunuh tanpa hak, larangan pembegalan
atau merampok, larangan membakar jenazah dan menguburnya
sebagai wujud pemuliaan, dan larangan lainnya (Purwanto, 2013).
Dengan adanya Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT
Dana Desa) memberikan dampak positif dan maslahat dalam segi
ekonomi maupun sosial dikarenakan masyarakat terbantu dalam
mencukupi kebutuhan pokok sehingga dalam menjaga jiwa manusia
berarti menjaga hak untuk hidup secara baik, terhormat, dan
termotivasi untuk selalu berusaha. Manusia memerlukan makan dan
minum karena itu yang akan menjaga diri sendiri dan orang lain agar
tidak saling mencelakai, seperti pencegahan adanya pencurian
105

karena tidak mampu membeli makanan dan minuman untuk


memenuhi kebutuhan.
Hal di atas selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh
Nurhayati dan Wasilah (2019) yang menyatakan menjaga jiwa
merupakan menjaga hak hidup dengan terhormat agar manusia
selamat dari pembunuhan, penganiayaan, fitnah, dan perbuatan
lainnya. Allah melarang perbuatan-perbuatan tersebut yang dapat
merusak dan menghancurkan manusia karena Allah sangat
menghormati atau menjaga jiwa manusia.
c. Menjaga Akal (Hifdzul ‘Aql)
Melindungi dan menjaga akal merupakan tujuan dari syariat
Islam yang dilakukan dengan menjaga akal sehat sehingga
memberikan kehidupan yang bermaslahat. Bantuan Langsung Tunai
Dana Desa (BLT Dana Desa) ini memberikan dampak positif
sehingga masyarakat terbantu dalam mencukupi kebutuhan pokok.
Masyarakat Desa Lambhuk merasa terbantu dengan adanya BLT
Dana Desa, walapun dengan nominal yang sedikit namun
berdampak positif dan maslahat dalam segi ekonomi maupun sosial
yang memberikan dorongan kepada masyarakat untuk selalu
bersyukur terhadap yang diperolehnya, berpikir dalam mencari
pekerjaan halal, dan meninggalkan hal-hal yang dapat merusak akal.
Masyarakat menjaga akal dari berbagai hal yang merusaknya, seperti
sesuatu yang memabukkan dan segala sesuatu yang dapat merusak
akal manusia.
106

Hal di atas selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh


Nurhayati dan Wasilah (2019) yang menyatakan tujuan menjaga
akal supaya terhindar dari kerusakan yang mengakibatkan seseorang
menjadi tidak berguna. Akal membuat manusia dapat membedakan
mana yang baik dan buruk. Allah melarang manusia untuk meminum
minuman yang dapat memabukkan.
d. Menjaga Keturunan (Hifdzul Nasl)
Melindungi dan menjaga keturunan merupakan tujuan dari
syariat Islam yang dilakukan dengan menganjurkan segala hal-hal
baik yang sesuai dengan aturan syariat dalam setiap perbuatan
kepada keturunan. Kewajiban seorang kepala keluarga adalah
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya karena keturunan akan
menjadi penerus dalam kehidupan. Adanya BLT Dana Desa ini
memberikan dampak positif dan maslahat dalam segi ekonomi
maupun sosial yang menjadikan kepala keluarga terbantu dalam
mencukupi kebutuhan pokok untuk kelangsungan keturunannya.
Menjaga keturunan dapat dilakukan dengan cara, seperti perintah
untuk menikah, haramnya zina, tidak memakan makanan yang
haram, dan sebagainya.
Hal di atas selaras dengan pernyataan yang diberikan oleh
Nurhayati dan Wasilah (2019) yang menyatakan menjaga keturunan
adalah menjaga kelestarian manusia dan membina sikap mental
generasi penerus agar terjalin rasa persatuan dan persahabatan antar
sesama manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
107

pernikahan yang sah sesuai dengan ketentuan syariat sehingga dapat


terbentuk keluarga yang baik.
e. Menjaga Harta (Hifdzul Mal)
Melindungi dan menjaga harta merupakan tujuan dari syariat
Islam. Dalam menjaga harta, Islam berpandangan bahwa seluruh
harta di dunia merupakan kepunyaan Allah SWT. Adanya Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) ini memberikan
dampak positif sehingga dapat mengarahkan masyarakat untuk
membelanjakan bantuan tersebut pada jalur yang sesuai syariat,
yaitu halal serta dapat menjadikan tambahan modal untuk usaha.
Dengan demikian, masyarakat terhindar dari perbuatan negatif,
seperti pencurian serta penipuan harta. Manusia diharuskan untuk
mencari dan melindungi hartanya secara halal. Hal di atas selaras
dengan pernyataan yang diberikan oleh Nurhayati dan Wasilah
(2019) yang menyatakan menjaga harta bertujuan agar harta yang
dimiliki manusia didapatkan dan digunakan sesuai dengan syariat.
Dalam mendapatkan harta tidak boleh dengan cara riba, menipu,
judi, mencuri, dan tindakan lainnya.
Dari penjelasan kemaslahatan di atas, selanjutnya peneliti
menyimpulkan bahwa BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh dapat mewujudkan
kemaslahatan untuk masyarakat, khususnya untuk penerima
bantuan. Dengan adanya BLT Dana Desa, masyarakat merasakan
dampak yang positif serta dapat mendorong kehidupan yang
sejahtera sehingga membuat kehidupan ekonomi dan sosial
108

masyarakat dapat terjaga. Hal itu ditandai dengan pengakuan


masyarakat yang menyatakan bahwa BLT Dana Desa membantu
mereka dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, serta dapat
memelihara dan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta
untuk mencapai falah. Islam juga mengajarkan betapa pentingnya
kepedulian dengan sesama yang dituangkan melalui jalur sedekah
dan infak.
Hal tersebut serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hayati (2018) yang menyatakan program jaminan kesehatan untuk
masyarakat dapat mewujudkan kemaslahatan. Jaminan kesehatan
termasuk mashlahah al-Hajiyah, yaitu kemaslahatan dalam
menyempurnakan kemaslahatan pokok, terutama dalam kesehatan.
Mashlahah al-dharuriyyah termasuk juga dalam jaminan kesehatan
karena berkaitan dengan kebutuhan pokok manusia, yaitu
memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keturunan, dan memelihara harta.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian di atas dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerima BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee
Kareng Kota Banda Aceh sebelum pandemi COVID-19 mereka
berpenghasilan tidak tetap, namun masih bisa mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Pada masa pandemi
COVID-19 menghambat hal tersebut dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi sehingga BLT Dana Desa membantu
mencukupi kebutuhan pokok masyarakat.
2. Mekanisme penyaluran BLT Dana Desa di Desa Lambhuk
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh dilakukan secara tunai
(cash) setiap bulan selama 9 bulan di aula kantor desa dengan
mematuhi protokol kesehatan, secara 3 tahap/gelombang yang
terhitung sejak April 2020 sampai dengan Desember 2020 dengan
melaksanakan ketepatan menentukan pilihan, ketepatan sasaran,
ketepatan waktu, dan pemantauan program sehingga mekanisme
penyaluran dapat dikatakan efektif.
3. BLT Dana Desa di Desa Lambhuk Kecamatan Ulee Kareng Kota
Banda Aceh dapat dikatakan program pemerintah yang sudah
efektif, ditandai dengan ketepatan menentukan pilihan, ketepatan
sasaran, ketepatan waktu, dan pemantauan program sudah
dirasakan oleh masyarakat, yaitu adanya dampak positif baik dari

109
110

segi perasaan, lingkungan, dan manfaat. BLT Dana Desa dapat


mewujudkan kemaslahatan untuk masyarakat, khususnya dalam
maslahah dharuriyah karena membantu mereka dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari/kebutuhan pokok sehingga
dapat menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga
keturunan, dan menjaga harta untuk mencapai falah.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan
manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kepada masyarakat diharapkan selalu berusaha untuk dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari meskipun di tengah kondisi
pandemi COVID-19. Masyarakat diharapkan menggunakan dana
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) dengan
sebaik-baiknya agar dapat terbantu dalam mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
2. Kepada pemerintah Indonesia dan pemerintah Aceh diharapkan
lebih memperhatikan lagi kondisi masyarakat di saat masa
pandemi COVID-19 karena banyak masyarakat mengalami
penurunan penghasilan, dan ada yang kehilangan pekerjaan
karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga berpotensi
meningkatkan jumlah masyarakat miskin. Dengan demikian,
pemerintah perlu menyiapkan kebijakan-kebijakan ataupun
program yang dapat menanggulangi masalah tersebut.
111

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan


penelitian ini sehingga dapat mengkaji lebih lanjut mengenai
indikator efektivitas suatu program dan kemaslahatannya, dan
diharapkan dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada
pada skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA

A.D, D., Erlina, & Muda, I. (2020). Dampak Pandemi COVID-19


terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita 5(2) Juli
2020 (212-224), 5(2), 213–214.
Aminah. (2017). Maqaṣid Asy-Syari‘ah Pengertian dan Penerapan
dalam Ekonomi Islam. Jurnal Fitrah: Kajian Ilmu-Ilmu
Keislaman, 3 (Juli), 167-184, 03(1), 171.
Asmawi. (2014). Konseptualisasi Teori Maslahah. Jurnal Salam
Filsafat Dan Budaya Hukum Vol 12, No. 2 (Desember 2014),
12(2), 314.
Badan Pusat Statistik. (2021). Kemiskinan dan Ketimpangan.
https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-
ketimpangan.html#subjekViewTab1
Badan Pusat Statistik. (2021). Ekonomi Indonesia 2020.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/02/05/1811/ekonomi
-indonesia-2020-turun-sebesar-2-07-persen--c-to-c-.html
Beik, I. S., & Arsyianti, L. D. (2016). Ekonomi Pembangunan
Syariah Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Budiani, N. W. (2007). Efektivitas Program Penanggulangan
Pengangguran Karang Taruna “Eka Taruna Bhakti” Desa
Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar.
Jurnal Ekonomi Dan Sosial, Vol.2, No.1, 2(1), 53.
Bugin, B. (2013). Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Kencana.
Fajriawati. (2016). Dampak Perekonomian Terhadap Masyarakat
Miskin Di Lingkungan Kampung Nelayan Kecamatan Medan
Labuhan. Jurnal Ekonomikawan, 16(2), 3.
Firdaus, R. (2011). Konsep Maslahat di Tengah Budaya Hukum
Indonesia. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 5(1), 53–
66.
112
113

Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perekonomian


Indonesia. Journal of Education, Psychology, and Counseling,
2(1), 147–151.
Hasan, I. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik (5th ed.).
Jakarta: Bumi Aksara.
Hayati, K. (2018). Jaminan Sosial Kesehatan dalam Perspektif
Maslahat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Huda, N. dkk. (2015). Ekonomi Pembangunan Islam (1st ed.).
Jakarta: Jakarta: Prenadamedia Group.
Humaedi, M. A. (2016). Etnografi Bencana: Menakar Peran Para
Pemimpin Lokal dalam Pengurangan Resiko Bencana.
Yogyakarta: Yogyakarta: PT LKIS Printing Cemerlang.
Indrawati, S. M. (2005). Srategi Nasional Penanggulangan
Kemiskinan. Jakarta: Jakarta: Meneg PPN.
Ipandang. (2015). Tanggungjawab Manusia terhadap Al Maslahat
(Kajian Ushul Fiqhi). Jurnal Al-‘Adl, 8(2), 168.
Islam, P. P. dan P. E. I. (P3EI) U., & Indonesia, I. Y. dan B. (2015).
Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Jawas, Y. bin A. . (2013). Kiat-kiat Islam Mengatasi Kemiskinan.
Bogor: Pustaka At-Taqwa.
Khadafi, R., & Mutiarin, D. (2017). Efektivitas Program Bantuan
Keuangan Khusus dalam Mengentaskan Kemiskinan di
Kabupaten Gunungkidul. Journal of Governance And Public
Policy, 4(2), 335.
Khatimah, H. (2020). Pengelolaan Dana Desa dalam Pembangunan
Ekonomi Masyarakat untuk Kemaslahatan Umat (Studi Kasus
di Gampong Lambeugak Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten
Aceh Besar). Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Khoiriyah, F., Oktavia, L., Zakiyah, N., & Huda, M. A. I. (2020).
114

Efektivitas Pelaksanaan Bantuan Sosial dari Pemerintah


terhadap Masyarakat Terdampak Covid-19 di Desa
Gendongarum Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.
Spirit Publik, 15(2), 97–110.
Kurniansih, E. P. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 terhadap
Penurunan Kesejahteraan Masyarakat Kota Pontianak.
Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan
Studi Pembangunan, 5(7), 277.
Livana, Suwoso, R. H., Febrianto, T., Kushindarto, D., & Aziz, F.
(2020). Dampak Pandemi COVID-19 bagi Perekonomian
Masyarakat Desa. Indonesian Journal of Nursing and Health
Sciences, 1(1), 43.
Lubis, H., & Huseini, M. (2009). Pengantar Teori Organisasi Suatu
Pendekatan Makro. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
universitas Indonesia.
Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja Sektor Publik (Edisi Keti).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Makmur. (2010). Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan.
Bandung: Bandung: Refika Aditama.
Mardalis. (2014). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal
(Cetakan 12). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Margono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Cetakan 8).
Jakarta: Rhineka Cipta.
Martono, N. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Maun, F. C. E. (2020). Efektivitas Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa bagi Masyarakat Miskin Terkena Dampak COVID-19 di
Desa Talaitad Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Politico, 9(2), 1–16.
Melati, & Zulkarnaini. (2021). Efektivitas Program Bantuan Sosial
115

Tunai pada Masa Pandemi COVID-19 di Kelurahan Pasir


Pengaraian. Journal Publicuho, 4(1).
Mukhtar. (2016). Efektivitas Pimpinan: Kepemimpinan
Transformatif dan Komitmen Organisasi. Yogyakarta:
Yogyakarta: Deepublish.
Muna, A. C. (2011). Prinsip-Prinsip Penanganan Kemiskinandi
Madinah pada Masa Nabi Muhammad SAW. Jurnal Hukum
Islam (JHI) Volume 9, Nomor 2, Desember 2011(218-238),
9(2), 224.
Nurhayati, S., & Wasilah. (2019). Akuntansi Syariah di Indonesia.
Jakarta: Selemba Empat.
Pasolong, H. (2012). Teori Administrasi Publik. Yogyakarta:
Yogyakarta: Alfabeta.
Pekei, B. (2016). Konsep dan Analisis Efektivitas Pengelolaan
Keuangan Daerah di Era Otonomi (1st ed.). Jakarta: Taushia.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2020
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11
Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2020.
Peraturan Keuchik Desa Lambhuk Nomor 7 Tahun 2020 tentang
Penetapan Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT Dana
Desa).
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40
/Pmk.07/ 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
116

Keuangan Nomor 205/ Pmk.07/ 2019 tentang Pengelolaan


Dana Desa.
PPN/Bappenas, K. (2020). Panduan Pendataan Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT-Dana Desa). Jakarta: Jakarta: Deputi
Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas.
Purwanto, M. R. (2013). Different Qiraat and Its Implication in
Differerent Opinion of Islamic Jurisprudence. Jurnal Al-
Mawarid, 8(2), 8–9.
Ridwan, A. (2011). Geliat Ekonomi Islam: Memangkas Kemiskinan,
Mendorong Perubahan. Malang: UIN-Maliki Press.
Rizal, F., & Mukaromah, H. (2021). Filantropi Islam Solusi atas
Masalah Kemiskinan akibat Pandemi COVID-19. Al-Manhaj:
Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial Islam, 3(1), 36.
Rosadi, N. C. (2021). Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai
(Bst) pada Masa Pandemi COVID-19 di Perumahan Taman
Cikande, Jayanti-Tangerang. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Rosyadi, I. (2012). Maslahah Mursalah sebagai Dalil Hukum.
SUHUF, Vol. 24, No. 1, Mei 2012: 14 - 25, 19.
Rosyadi, I. (2013). Pemikiran Asy-Syâtibî tentang Maslahah
Mursalah. PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 14, No. 1,
Juni 2013: 79-89, 14(1), 82.
Safrizal, Putra, D. I., Sofyan, S., & Bimo. (2020). Pedoman Umum
Menghadapi Pandemi COVID-19 bagi Pemerintah Daerah
Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen.
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.
Sahroni, O., & Karim, A. A. (2016). Maqashid Bisnis & Keuangan
Islam, Sintesis FiKih dan Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.
Sari, A. (2021). Implementasi Permendesa PDTT No. 6 Tahun 2020
tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa (Pelaksanaan BLT
117

di Desa Talang Duku Kec. Taman Rajo Kab. Muaro Jambi).


UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Satibi, I. (2011). Teknik Penulisan Skripsi Tesis Disertasi. Bandung:
Ceplas.
Setyawan, D. B., & Fauzia, I. Y. (2020). Koperasi Syariah di
Indonesia Perspektif Maqashid Syariah. Depok: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Shofan, M. (2020). Agama, Sains, dan Covid-19: Mendialogkan
Nalar Agama dan Sains Modern. MAARIF Vol. 15, No. 1 —
Juni 2020, 15Shofan,.
Siagian, S. P. (2008). Manajemen Modern. Jakarta: Jakarta:
Erlangga.
Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Jakarta:
Rajawali Press.
Subagyo, P. J. (2011). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sugono, D. dkk. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Jakarta: Pusat Bahasa.
Sule, E. T., & Saefullah, K. (2010). Pengantar Manajemen (3rd ed.).
Jakarta: Kencana.
Sumarni, Y. (2020). Pandemi COVID-19: Tantangan Ekonomi dan
Bisnis. Al-Intaj, Vol. VI No. 2 September 2020, 52.
Supriati. (2012). Metode Penelitian Komputerisasi Akuntansi.
Bandung: LABKAT PRESS UNIKOM.
118

Syarifuddin, A. (2014). Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.


Tersiana, A. (2018). Metode Penelitian. Yogyakarta: Start Up.
Tim Prima Pena. (2015). Kamus Terbaru Ekonomi & Bisnis.
Surabaya: Surabaya: Gitamedia Press.
Tobing, J., & Napitupulu, A. (2011). Kiat Menjadi Supervisor
Handal. Surabaya: Erlangga.
Yasin, S., & Hapsoyo, S. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Praktis, Populer dan Kosa Kata Baru. Surabaya: Mekar.
Yunarni, B. R. T., Mintasrihardi, & Setiawati, Y. (2019). Efektivitas
Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Mengurangi Angka
Kemiskinan (Studi: Desa Daha Kecamatan Hu’u Kabupaten
Dompu). Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 7(2), 196.
LAMPIRAN

Lampiran 1:
Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala Desa/Perangkat Desa
1. Apakah ada kendala ketika melakukan pendataan terhadap
masyarakat?
2. Apakah pendataan sudah dilakukan sesuai prosedur yang
ditetapkan pemerintah?
3. Apakah ada masyarakat yang protes karena merasa tidak adil atau
sebagainya?
4. Apakah ada kendala dalam menyalurkan Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa kepada masyarakat terdampak COVID-19?
5. Bagaimana mekanisme yang dilakukan supaya Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa kepada masyarakat terdampak
COVID-19 tersalurkan dengan lancar?
6. Apakah sasaran penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
sudah sesuai kriteria yang ditetapkan pemerintah?
7. Apakah sudah tepat waktu dalam menyalurkan Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa kepada masyarakat?
8. Bagaimana cara pihak desa melakukan pemantauan terhadap
program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini?
9. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap keberhasilan program
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa ini?

119
120

Lampiran 2:
Daftar Pertanyaan Wawancara Penerima Bantuan

1. Apakah profesi atau kegiatan Bapak/Ibu?


2. Bagaimana kondisi penghasilan Bapak/Ibu sebelum dan saat
masa pandemi COVID-19?
3. Bagaimana cara panitia dalam menyalurkan/memberikan
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa kepada Bapak/Ibu?
4. Apakah perangkat desa ada melakukan pendataan untuk
masyarakat (termasuk untuk Bapak/Ibu)?
5. Apakah perangkat desa ada menyalurkan/memberikan dana
bantuan BLT setiap bulan kepada Bapak/Ibu?
6. Apakah perangkat desa ada melakukan pemantauan setelah
menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa kepada
Bapak/Ibu?
7. Apakah ada kendala yang Bapak/Ibu dapatkan ketika menerima
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa?
8. Apakah Bapak/Ibu terbantu dengan manfaat yang didapatkan dari
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa selama pandemi COVID-
19?
9. Apakah dengan ada Bantuan Langsung Tunai Dana Desa
membantu Bapak/Ibu dan keluarga dalam mencukupi kebutuhan
sehari-hari/pokok?
121

Lampiran 3:
Dokumentasi Penelitian
122
123
124
125
126
127
128
129

Anda mungkin juga menyukai