SKRIPSI
OLEH:
FAlZANDITO
140304022
AGRIBISNIS
SKRIPSI
OLEH:
FAIZANDITO
140304022
AGRllilSNIS
Disetujui Oleh:
Komisi Pemhimhing
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbiog
Ketua Aoggota
Meogetahui:
Ketua Program Siudi Agribisnis
Fakultas Pertaniao UniMersitas Sumatera Utara
-~l'C! " /10"
.} ;::" .~~ ~
>
- 1Y. ~ \ "
~
' ~
\\
~ . J
(Dr.Ir. atia Negara Lubis, ii.Ee)
NIP. 196302041997031001
* p
NIP. 19801021200511004
Mengetahui:
Ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas SUlJj'atera Utara
!i .; II \'{ ~
~
~
c;-- l :'"
/
NIP. 196302041997031001
Penelitian ini dilakukan di supermarket brastagi yang ada di kota medan dengan
metode Purpose. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik
respoden yang bersedia membayar lebih terhadap beras bersertifikat organik dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen bersedia membayar lebih
terhadap beras bersertifikat organik. Metode yang digunakan adalah analisis regresi
logit, penelitian yang dilakukan pada bulan juli 2018. Hasil penelitian ini menunjukan
variabel yang signifikan mempengaruhi kesediaan membayar lebih konsumen
terhadap beras bersertifikat organik adalah pendapatan dan tingkat pendidikan.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This research was conducted at the Brastagi supermarket in the Medan city with the
Purpose method. The purpose of this study is to analyze the characteristics of
respondents who are willing to pay more for organic certified rice and analyze the
factors that influence consumers willing to pay more for organic certified rice. The
method used is logit regression analysis, research conducted in July 2018. The results
of this study indicate that the variables that significantly influence the willingness to
pay more consumers to organic certified rice are income and education level.
ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Faiz Andito, Lahir di Medan pada tanggal 21 Maret 1997. Penulis merupakan anak
pertama dari bapak Zulnafaralo Sebayang, SE. dan ibu Meldabrina Siregar, SE.
1. Tahun 2002 masuk Sekolah Dasar di SD Harapan 2 Medan, lulus pada tahun
2008.
2. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Harapan 1 Medan, lulus
3. Tahun 2011 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Harapan 1 Medan, lulus pada
tahun 2014.
Kegiatan yang pernah di ikuti penulis selama duduk di bangku kuliah adalah sebagai
berikut :
Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, pada bulan Juli-Agustus 2017.
iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor
Supermarket Brastagi )”. Skripsi ini disusun dalam rangka memperoleh gelar
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk
rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada Ibu Ir. Iskandarini, MM, PhD selaku ketua komisi pembimbing yang telah
memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis
ketegasan dan ketepatan sikap ibu menjadi panutan bagi penulis. Juga kepada Bapak
pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
1. Kepada Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, MSi selaku Sekertaris
2. Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulnafaralo Sebayang dan Ibunda
Meldabrina Siregar yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada
iv
Universitas Sumatera Utara
putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada
Agribisnis yang telah memberikan ilmu - ilmu yang bermanfaat kepada penulis
4. Kepada Adik tercinta Fadiyah Halizah Sebayang dan Teman sehidup semati
Annisa Hardita yang telah memberikan motivasi baik materi dan non materi
sayang dan dorongan semangat dari mereka yang selalu menguatkan penulis.
Agribisnis-1, dan para sahabat (ANTING KIRI BOYS FARIZ, SEPRI, RIFKI) &
yang ada di kurun waktu tersebut tumbuh bersama diri penulis dan membekas di
dalam hati.
6. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk
v
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan
dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak.
Medan, 2018
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.3 Perumusan Masalah ................................................................................ 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
vii
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Uji Seluruh Variable (G) ......................................................................... 42
5.3.3. Uji Wald .................................................................................................. 43
5.3.4.Efek Marginal .......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
Tabel 3.1 Klasifikasi Jumlah Responden Dalam Kesediaan 24
Membayar
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran 21
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
Lampiran 1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi.
Lampiran 2 Hasil Output SPSS.
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Pangan merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa indonesia yang akan
produk pangan yang tidak sehat karena mengandung zat-zat yang dapat mengganggu
kesehatan manusia baik dalam jangka pendek maupun panjang. Salah satu produk
pertanian yang saat ini menjadi tidak sehat adalah beras, padahal beras merupakan
salah satu makanan pokok. Salah satu penyebab beras menjadi tidak sehat karena
diduga terdapat kandungan sisa bahan kimia. Sisa bahan kimia tersebut dapat berasal
dari cara produksi yang menggunakan pestisida dan pupuk kimia dalam dosis tinggi
masyarakat akan pentingnya kesehatan saat ini, Masyarakat mulai percaya bahwa
makanan yang tinggi lemak, garam, karbohidrat, kolesterol, bahan tambahan pangan
dan rendah serat telah berubah menjadi kecenderungan konsumen memilih makanan
alami dan sehat yang berfungsi untuk mencegah penyakit-penyakit yang mungkin
Saat ini tren utama industri pangan mengarah kepada suatu konsep “Healthy,
gizi, kualitas dan juga keamanan bahan baku yang digunakan. Perbaikan mutu ini
telah mendorong tren baru masyarakat di berbagai negara dan Indonesia untuk
pangan berbahan kimia dan juga sintetis. Salah satu nya adalah dengan memilih bahan
pangan organik. Jenis bahan pangan ini bebas residu pestisida kimia dan bebas
bahan baku dari pestisida adalah bahan beracun seperti timbal, antimon, arsen,
merkuri, selenium, thalium, zinc dan florida. Secara langsung maupun tidak langsung,
residu bahan kimia yang tinggi dalam bahan pangan, khususnya sayur non organik,
Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis
yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong meningkatnya
permintaan produk organik. Pola hidup sehat yang akrab lingkungan telah menjadi
trend baru dan telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan
bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes),
Saat ini orang mulai menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia terutama
pestisida kimia dalam produksi pertanian ternyata menimbulkan efek negatif terhadap
dan keamanan pangan ini maka preferensi masyarakat dalam mengkonsumsi beras
mengalami pergeseran dari pangan non organik ke pangan organik. Adanya kesadaran
konsumen akan karakteristik tertentu yang terkandung di dalam pangan organik, ikut
Beras organik merupakan produk dari pertanian padi dengan sistem budidaya organik.
Beras organik sangat baik bagi kesehatan karena bebas dari bahan kimia berbahaya,
jika dibandingkan dengan beras lain yang mempunyai aroma khas alami, tidak mudah
berair, rasanya enak dan gurih. Hal ini, menjadikan beras organik semakin banyak
disukai oleh konsumen. Namun demikian, harga beras organik tergolong mahal,
sehingga hanya kalangan menengah ke atas yang mampu membeli. Harga beras
organik yang relatif mahal ini, disebabkan oleh besarnya manfaat beras organik bagi
kesehatan dan bebas dari kandungan bahan kimia berbahaya, juga karena, relatif
tingginya faktor risiko dalam produksi usahatani yang dihadapi oleh petani akibat
Segmen pasar beras organik yang terbatas, menyebabkan beras organik kurang
dikenal oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, pengembangan pemasaran beras
pengaruh pribadi, pengaruh budaya dan psikologi. Dalam hal ini, para pemasar dapat
mengetahui dengan jelas dan tepat bagaimana karakteristik dan preferensi konsumen
Perilaku konsumen akan selalu berubah-ubah sesuai dengan pengaruh sosial budaya
yang semakin meningkat, sehingga berusaha mencari motivasi dalam diri konsumen.
yang baik, yang tentunya member nilai kepuasan kepada konsumen salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah gaya hidup, gaya hidup akan
mempengaruhi penilaian yg akan dilakukan oleh seseorang yang akan membeli suatu
produk salah satu contoh gaya hidup masyarakat sekarang ini adalah dengan membeli
beras bersertifikat organik di pasar modern yang sangat berkembang di kota medan.
Beras bersertifikat hanya di jual dan dipasarkan di supermarket karena harga yang
relatif mahal dan promosinya tidak sesuai jika dijual di pasar tradisional. dahulu pasar
tradisional merupakan tempat utama yang dituju oleh konsumen untuk berbelanja,
tetapi karena adanya perkembangan dari waktu ke waktu banyak bermunculan pasar-
pasar modern atau swalayan atau di kenal dengan supermarket (Pangestu, 2007)
konsumsi beras organik yaitu harga beras organik, harga beras non-organik dan jenis
tangga, usia ibu rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, dan pekerjaan ibu
rumah tangga., hasil penelitian terdahulu juga telah menunjukkan beberapa faktor
yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap beras organik yaitu: harga beras
anggota keluarga, harga hedonik beras, harga tempe, residu bahan kimia, kepulenan,
dan motif konsumen. Sebuah penelitian lalu juga mengungkapkan persepsi konsumen
Kota Medan merupakan kota terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk
pada tahun 2012 mencapai 2.949.830 jiwa yang setiap tahunnya mengalami
maka terjadi pula peningkatan konsumsi beras penduduk. Sehingga peneliti ingin
meneliti mengenai tingkat konsumsi dan pola konsumsi beras masyarakat Kota
Medan
membayar lebih mahal terhadap beras bersertifikat organik di pasar modern Kota
Medan
penelitian ini
Beras bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis
bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan yang pertama. Hampir seluruh
penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan pangan utama. Beras merupakan
nutrisi penting dalam struktur pangan, karena itu peranan beras memiliki peranan
Beras organik merupakan produk dari pertanian padi dengan sistem budidaya organik.
Beras organik sangat baik bagi kesehatan karena bebas dari bahan kimia berbahaya,
jika dibandingkan dengan beras lain yang mempunyai aroma khas alami, tidak mudah
berair, rasanya enak dan gurih. Hal ini, menjadikan beras organik semakin banyak
disukai oleh konsumen. Namun demikian, harga beras organik tergolong mahal,
sehingga hanya kalangan menengah ke atas yang mampu membeli. Harga beras
organik yang relatif mahal ini, disebabkan oleh besarnya manfaat beras organik bagi
kesehatan atau bebas dari kandungan bahan kimia berbahaya, juga karena, relatif
tingginya faktor risiko dalam produksi usahatani yang dihadapi oleh petani akibat
Menurut (Amang dan Husein dalam Hutagalung, 2007) beras bagi kehidupan bangsa
Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi,
beras memiliki urutan yang pertama. Hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan
beras sebagai bahan pangan utama. Beras merupakan nutrisi penting dalam struktur
pangan, karena itu peranan beras memiliki peranan strategis dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
6
Universitas Sumatera Utara
7
Beras Organik adalah beras yang terbebas dari pestisida, pewarna dan bahkan kimia
lainnya sehingga sangat aman dan sehat untuk di konsumsi oleh balita, dewasa
maupun para manula, Beras organik dari Indonesia mempunyai keunggulan rasa lebih
enak karena struktur tanahnya, aromanya yang harum dan tahan lama dalam
mineral tinggi, kandungan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai, aman
dan sangat baik untuk mencegah dan dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes, yang
sedang menjalankan program diet mengurangi resiko penyakit kanker, jantung asam
Beras organik dapat dikatakan sebagai beras ekslusif, artinya beras organik tidak
dijual disembarang tempat, melainkan perlu cara pemasaran khusus beras organik
dikemas dalam kantung atau karung plastik berlabel atau bersertifikat organik dan
akan dijual dengan harga relatif lebih mahal dibanding beras biasa. Tinggi harga beras
(Andoko, 2010)
Beras organik merupakan beras yang ditanam di tanah yang ramah lingkungan. Proses
pertumbuhannya tidak menggunakan pestisida kimia. Beras ini tumbuh di lahan yang
sudah terbebas dari kontaminasi pestisida dengan ekosistem yang terjaga, dengan
ekosistem tanah beras sehat ini juga mensyaratkan adanya lahan yang jauh dari polusi
seperti asap knalpot motor, limbah pabrik dan pencemaran lainnya. System pengairan
harus baik dan tidak boleh bercampur dengan lahan pertanian yang belum organik.
Disamping itu lahan-lahan pertanian yang berada di sekitarnya pun tidak boleh
dideteksi melalui aromanya yang wangi, tampilan fisiknya yang bersih, licin dan
putih. Rasanya pun gurih, tahun lama waktu matang serta kualitasnya lebih baik dan
beras impor lainnya. Bahkan bila di konsumsi beras ini cepat mengenyangkan.
(Anonim, 2008)
Segmen pasar beras organik yang terbatas, menyebabkan beras organik kurang
dikenal oleh masyarakat umum. Oleh karena itu, pengembang-an pemasaran beras
Ini adalah jenis beras yang paling banyak dikonsumsi. Beras organik warna putih jika
dibandingkan dengan beras putih an-organik sangatlah berbeda, karena rasanya lebih
pulen dan lebih wangi. Juga tidak mengandung pestisida kimia, sehingga sangat
aman untuk dikonsumsi. Beras organik warna putih masih memiliki kandungan
Khasiat gizi pigmen beras yang berwarna hitam mempunyai khasiat paling baik
dibanding beras organik warna lainnya, Beras organik warna hitam sangat berbeda
dibanding ketan hitam, baik rasa, aroma maupun penampilannya Sangat spesifik dan
unik, bila sudah dimasak beras organik warna hitam warnanya benar-benar hitam
beras hitam organik punya banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Demikian pula
dengan beras hitam yang diketahui dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai
macam penyakit. Menurut penelitian beras hitam memiliki berbagai kandungan gizi
Beras merah telah dikenal sejak 2800 SM dan digunakan sebagai obat oleh para tabib
pada masa itu. Warna merahnya berasal dari kulit ari yang mengandung gen yang
memproduksi antioksidan – pigmen pemberi warna merah atau ungu yang juga
berperan sebagai antioksidan. Khasiat beras merah sebagai penangkal kanker tak
perlu diragukan lagi. Rui Hai Liu, MD, Phd, dari Cornell University, Amerika
Serikat, menyatakan bahwa dalam beras merah tersimpan beragam zat antikanker,
diantaranya serat, selenium, dan senyawa fitokimia seperti fenolat dan lignan. Beras
merah memiliki kulit ari yang kaya serat dan asam lemak esensial, yang dapat
jantung. Kandungan vitaminnya 2-3 kali lebih banyak dari beras putih.
Warnanya memang cokelat, aroma dan rasanya sangat khas, mirip ketan.
Beras organik warna cokelat adalah beras yang tidak digiling atau setengah digiling,
jadi bisa dikatakan mempunyai rasa sedikit seperti kacang dan lebih kenyal daripada
beras putih. Meskipun lebih cepat basi, tetapi beras organik warna cokelat lebih
bernutrisi. Perbedaan beras organik warna cokelat dan beras putih sebenarnya tidak
terlalu jauh. Perbedaan keduanya terletak pada pemrosesan dan kandungan nutrisinya.
Jika lapisan terluar atau kulit ari atau sekam dari biji padi dikupas maka hasilnya
adalah beras organik warna cokelat. Namun jika lapisan dalam atau kulit padi juga
Produsen beras organik dapat menerapkan strategi harga premium yaitu bauran
kualitas dan harga tinggi ada pada posisi yang tinggi. Harga beras organik yang
berkualitas akan memiliki harga jual yang tinggi karena beberapa prinsip yang harus
organik memiliki atribut ramah lingkungan, Beras organik memiliki prinsip keadilan
karena beras organik di kelola dengan penuh tanggung jawab melindungi lingkungan
pengetahuan kepada konsumen akan harga yang mereka bayar sepadan dengan
manfaat yang akan didapatkan baik bagi kesehatan tubuh dan ramah lingkungan
mengenai harga pangan organik yang dianggap mahal, Pada riset pendahuluan
persepsi produk organik sebagai produk yang mahal. Untuk itu, perusahaan perlu
nilai maksimum yang bersedia dibayarkan oleh konsumen dari peningkatan kualitas
sebuah produk.
seseorang akan harga yang akan dibayarkan terhadap suatu barang atau jasa.
Kesediaan membayar atau biasa disebut willingness to pay diartikan sebagai jumlah
intrepretasi lain dari tingkat substitusi marginal (marginal rate of substitution) dimana
MRS merupakan slope negatif dari kurva indiferen. Tingkat substitusi marginal MRS
mengganti sejumlah unit barang untuk memperoleh satu unit tambahan barang lain
diperlukan kesiapan produsen untuk menyediakan beras yang semakin banyak agar
dapat memenuhi kebutuhan pasar. Para produsen dan pemasar beras organik perlu
Pengetahuan yang baik mengenai perilaku konsumen beras organik akan membantu
para produsen dan pemasar merumuskan pemasaran beras organik yang lebih baik.
Beberapa penelitian perilaku konsumen yang terkait dengan beras organik dapat
digambarkan berikut.
Konsumen sebagai pengguna akhir dari produk ini hanya menikmati produk dalam
bentuk siap konsumsi, sehingga tidak mengetahui dengan pasti terhadap kebenaran
produk beras organik belum dicantumkan dengan pelabelan organik dari instansi
Kurang yakinnya konsumen akan produk organik yang beredar mempengaruhi nilai
diformulasikan berdasarkan model struktural yang terdiri dari lima variabel yang
saling terkait, yaitu status social ekonomi yang direfleksikan oleh usia, jumlah
organik dan persepsi terhadap atribut beras organik, Hambatan pembelian yang
direfleksikan oleh persepsi terhadap biaya dan kemudahan akses dalam mendapatkan
beras organik; kesediaan membayar yang direfleksikan oleh pembelian produk pada
pembelian, dan menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing,
lebih terperinci. Beberapa faktor yang masuk kedalam variable status sosial ekonomi
penilaian konsumen atas produk yang tersedia. Terdapat banyak faktor yang masuk
kedalam model struktural, antara lain usia, status perkawinan, pendidikan, jumlah
anggota keluarga, pendapatan, sikap peduli terhadap kesehatan, serta keyakinan akan
produk organik yang tersedia di pasaran. (Hidayati, 2013 dan Christdavina, 2013)
kesedian konsumen untuk membayar produk organik. Alat analisis yang digunakan
yaitu regresi logistik (Christdavina 2013; Hidayati 2013; Phillip dan Diplou 2010).
Beberapa faktor yang masuk kedalam variabel status sosial ekonomi mempengaruhi
hasil status pernikahan, usia, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh negatif
kesediaan membayar. Selain pengaruh negatif, ada pula faktor yang berpengaruh
positif terhadap kesediaan membayar yaitu sikap peduli terhadap kesehatan (Hidayati,
Preferensi konsumen menurut (Kotler, 1997) adalah pilihan suka atau tidak suka oleh
seseorang terhadap produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Preferensi konsumen
menunjukan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. analisis
preferensi konsumen adalah analasis yang bertujuan untuk mengetahui apa yang
disukai dan tidak disukai konsumen, juga untuk menentukan urutan kepentingan dari
suatu atribut produk maupun produk itu sendiri. dengan menggunakan analisis
prefernsi ini akan di peroleh urutan kepentingan karakteristik produk seperti apa yang
Keputusan konsumen menurut (Schiffman dan Kanuk, 2008) keputusan adalah seleksi
terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, artinya dengan adanya beberapa alternatif
pilihan, seseorang dapat menentukan keputusan mana yang terbaik. Jika seseorang
sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan
paling mengungtungkan.
Menurut (Engel, Blackwell dan Minard, 1995) mengatakan bahwa tugas dari seorang
pengusaha yang bergerak dalam dunia kepariwisataan adalah untuk mencermati apa
yang sedang terjadi dalam dunia pariwisata dengan keputusan pembelian turis.
Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar.
Secara umum konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun, makhluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Dalam
ilmu ekonomi, hukum Engel menyatakan bahwa saat pendapatan meningkat, proporsi
pendapatan.
1. Usia
Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Usia
berhubungan dengan selera makanan, minuman dan segala macam keperluan hidup.
Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin
2. Tingkat pendidikan
memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari
permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang
sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang.
Jika permintaan terhadap suatu barang berkurang ketika pendapatan berkurang, dan
(Setiadi, 2003)
banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga
yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti
semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Sehingga dalam
keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan
yang harus dipenuhi. Semakin besar ukuran rumahtangga berarti semakin banyak
anggota rumahtangga yang pada akhirnya akan semakin berat beban rumahtangga
kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada dalam sauatu keluarga. (Setiadi, 2003)
5. Frekuensi Pembelian
Frekuensi pembelian adalah berapa kali seorang konsumen membeli produk dengan
volume tertentu dan kontinyu dalam periode tertentu / per bulan. Hal ini terkait
dengan target volume pembelian produk yang ditentukan oleh Distributor. Frekuensi
jarang jarak frekuensi pembelian maka konsumen cenderung untuk tidak membeli dan
bersertifikat organik dengan beras yang tidak bersertifikat organik dilihat dari kualitas
produk yang di pasarkan variabel pengetahuan sertifikasi organik di bagi atas dua
kriteria yaitu mengetahui atau tidak mengetahui sertifikasi organik yang tercantum
pada beras yang dapat ditinjau dari logo atau surat dan sebagainya.
selaras dengan proses ekologi dan biologi, seperti hubungan dalam jaringan makanan,
alami dan penganekaragaman makhluk hidup lain dalam ekosistem. Pertanian organik
mengedepankan hubungan yang harmonis antara unsur yang ada di alam. Prinsip
dasar pertanian organik mencakup tiga hal, yaitu prinsip lingkungan biodiversitas,
sosial lapangan kerja dan kesehatan serta ekonomi daya saing dan pendapatan.
Penilaian sertifikasi Sistem pertanian organik tidak didasarkan pada produk akhir saja,
tetapi lebih pada proses produksi mulai dari budidaya sampai dengan distribusi, sesuai
penerapan sistem dan pengawasan produk organik, diatur dalam Peraturan Menteri
pada tanggal 30 Mei 2014 (satu tahun setelah diundangkan). Sesuai dengan ketentuan
pada Permentan tersebut diatas, semua produk organik yang beredar di Indonesia dan
usaha, poktan, gapoktan yang ingin mengajukan sertifikasi organik, harus mengacu
pada standar dan peraturan dimaksud, sehingga integritas keorganikan produk diakui,
Pelaku usaha agribisnis di Indonesia sebagian besar merupakan pelaku usaha berskala
kecil, sehingga penerapan sistem pertanian organik menghadapi kendala baik dari segi
cukup memberatkan bagi pelaku usaha organik yang pada umumnya berskala
Salah satu persyaratan sertifikasi organik berbasis kelompok adalah penerapan Sistem
Penelitian terdahulu yang menjadi perbandingan dalam hal ini tidak sama lokasi studi
kasus namun variabel-variabel yang digunakan relatif sama. Dalam hal ini digunakan
rujukan dari penelitian yang dilakukan oleh Nisrina Priyandani (2016) Meneliti
PT. Tri Satya Mandiri, dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel, frekuensi
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Natasya Celona (2015) mengenai analisis
hypermarket, botani square, kota bogor yang menunjukan faktor psikologis dilihat
Perubahan pola hidup menjadi faktor utama masyarakat menkonsumsi makanan yang
lebih sehat, masyarakat menyadari bahwa apa yang selama ini mereka konsumsi dapat
menimbulkan penyakit. (Priambodo, 2013) Pada akhirnya, pola hidup sehat menjadi
salah satu ukuran standar kualitas hidup masyarakat masakini. Tidak hanya
menyeimbangkan antara kesibukan dan olahraga, tetapi polahidup sehat bisa dimulai
Konsumen yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seseorang yang
bersedia membayar lebih mahal beras bersertifikat organik dipengaruhi oleh beberapa
telah bersedia atau tidak bersedia membayar lebih mahal terhadap beras bersertifikat
organik diberastagi supermarket. Dan apa bila konsumen telah bersedia maka beras
Secara sistematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
KONSUMEN
BERAS BERSERTIFIKAT
ORGANIK
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
ANALISIS REGRESI
LOGIT
KESEDIAAN MEMBAYAR
LEBIH
Keterangan:
: Menyatakan Pengaruh
: Menyatakan hubungan
Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat maka hipotesis
medan sesuai dengan 4 cabang retail tersebut. beberapa pertimbangan yang dijadikan
2. Berdasarkan data berastagi adalah salah satu retail pasar moderen terbesar di kota
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diambil selama tiga minggu dengan
metode studi kasus wawancara langsung kepada konsumen supermarket brastagi yang
responden pada penelitian ini menggunakan non- probability sampling dengan teknik
snowball sampling Metode ini dipilih karena jumlah populasi yang akan diteliti tidak
diketahui secara pasti. Cara ini dilakukan dengan mencari sample pertama dan
menunjukkan orang lain yang sekirannya dapat diwawancarai sesuai dengan criteria
yang diinginkan, dan begitu pula seterusnya. Sampel yang dipilih dengan
22
Universitas Sumatera Utara
23
Penentuan jumlah responden ini berdasarkan (Gay et al, 2006) yang menyatakan
atau sebesar 80%, Sisanya yaitu sebanyak 16 sampel atau sebesar 20%, konsumen
tidak bersedia membayar lebih terhadap beras bersertifikat organik. Adapun kuesioner
Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
kuesioner. Sementara data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan
dikutip secara langsung dari instansi pemerintahan atau lembaga-lembaga yang terkait
dengan penelitian. Dataskunder diperolehdari Badan Pusat Statistik (BPS) kota medan
Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai gambaran umum
lokasi penelitian. Selain itu data sekunder juga diperoleh melalui literatur-literatur
penunjang lainnya seperti buku, makalah dan jurnal yang berkaitan dengan topik
penelitian ini.
bersifat biner atau dikotomus. Variabel dikotomus adalah variabel yang hanya
prediktor sering disebut juga dengan covariate. Model logit adalah model regresi non-
kategorikal. Kategori paling dasar dari model tersebut menghasilkan binary values
seperti angka 0 dan 1. Angka yang dihasilkan mewakilkan suatu kategori tertentu
dasar probabilitas dalam model logit dapat dijelaskan pada table berikut.
Yi Probabilitas
0 1-Pi
1 Pi
Total 1
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang dilakukan, maka keterkaitan
antara variabel penelitian dapat digambarkan secara spesifik dalam “Analisis Regresi
suatu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Variabel terikat yang
1.Usia
seseorang maka maka lebih rentan untuk membeli makanan yang lebih sehat
2.Pendapatan
Pendapatan menunjukan daya beli seseorang semakin tinggi pendapatan daya beli
3.Tingkat Pendidikan
keputusan.
5. Frekuensi Pembelian
Frekuensi Pembelian menentukan konsumen untuk membeli produk yang sama hal ini
Menurut Nachrowi et all (2002), model logit adalah model non-linear, baik dalam
Pi=F(Zi)=F(∝ + βXi)= = β
Peubahan ( ) dalam persamaan diatas disebut sebagai odds, yaitu rasio peluang
estimasi logit harus diestimasi dengan metode maximum likelihood (ML). Dengan
kesediaan membayar
berikut :
Dimana:
= Intersep
βi = Koefisien regresi
𝜖 = Error Term
X1 = Usia (Tahun)
X2 = Pendapatan (Rupiah)
Agar diperoleh hasil analisis regresi logit yang baik perlu dilakukan pengujian untuk
melihat model logit yang dihasilkan keseluruhan dapat menjelaskan keputusan pilihan
secara kualitatif. Pengujian parameter yang dilakukan dengan menguji semua secara
keseluruhan dan menguji masing–masing parameter secara terpisah. Statistik uji yang
3. Uji Wald
H0 : βj = 0 untuk suatu j tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara variabel
H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat
4. Efek Marginal
Efek marginal dapat melihat rata-rata perubahan dengan cara menghitung suatu
variabel bebas yang mempengaruhi sementara variabel lain dianggap konstan. Untuk
model logit, tingkat perubahan probabilitas dari keterjadian sebuah peristiwa adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Definisi
2. Model analisis regresi logit adalah model regresi non-linear yang menghasillkan
4. Usia adalah adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan seseorang usia
pendidikan terakhirnya.
6. Frekuensi pembelian adalah jumlah pengulangan, atau siklus, yang terjadi selama
7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang ditanggung dalam keluarga.
3. Sampel penelitian adalah Responden yang ada diberastagi supermarket yang ada di
kota medan.
1. Batas
Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur
Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan
Timur.
2. Geologi
Kota Medan merupakan salah satu kota yang ada di Sumatera Utara dengan luas
daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan provinsi Sumatera
Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara,
Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran
rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura
3. Iklim
Kota Medan mempunyai iklimtropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BMKG
Wilayah I pada tahun 2015 yaitu 21,2oC dan suhu maksimum yaitu 35,1oC.
Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 81-82%, dan kecepatan angin
rata-rata sebesar 2,3m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya
108,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2015 per bulan 14 hari dengan rata-
30
Universitas Sumatera Utara
31
Kota Medan terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam
2.001 lingkungan dengan luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa Kota Medan memiliki jumlah penduduk sebesar
2.229.408 jiwa dengan kepadatan penduduk 8.409 per km2. Dari 21 kecamatan di
Kota Medan, Kecamatan Medan Deli merupakan kecamatan yang memiliki penduduk
terbanyak yaitu sebesar 184.762 jiwa dan jumlah penduduk paling sedikit berada di
Kecamatan Medan Baru yaitu sebesar 40.560 jiwa. Selain itu, terdapat Kecamatan
yang memiliki kepadatan penduduk terkecil yaitu 3.233 jiwa per km2.
Berikut ini jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yaitu:
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Medan mencapai 2.229.408
jiwa yang terdiri dari1.128.388 jiwa perempuan (50.7%) dan 1.101.020 jiwa laki-laki
(49.3 %), dimana jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada penduduk laki-
laki. Selain itu, jumlah usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita,
anak-anak dan remaja tahun 2016 yaitu sebesar 582.041 jiwa (26%). Jumlah usia
produktif (15–54 tahun) sebesar 1.403.825 jiwa (63%) dimana pada usia ini, orang
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa
dengan efektif. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan
cukup besar dan usia manula (>55 tahun) yaitu sebesar 243.542 jiwa (11%).
Berikut jumlah dan persentase rata-rata pengeluaran Kota Medan tahun 2016
Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa rata-rata pengeluaran menurut jenis konsumsi tahun
2016 yaitu sebesar 1.155.748 dimana rata-rata pengeluaran sektor bukan makanan
lebih besar yaitu 623.106 dengan persentase pengeluaran 53.91% dibandingkan sektor
produk terbaik yang ada di pasaran dengan unggulnya produk-produk import Brastagi
import sayur-sayuran daging dan ikan yang disediakan dengan tingkat higenis yang
pernah lalai dalam memperpanjang Sertifikat Organik. Beberapa bulan sebelum masa
manhattan)
yang tidak sengaja sedang membeli beras bersertifikat organik di pasar modern
menjadi dua kategori, yaitu kategori responden yang bersedia membayar biaya
tambahan dan kategori responden yang tidak bersedia membayar biaya tambahan
64 orang atau sedangkan responden yang tidak bersedia membayar hanya 16 orang.
sertifikasi beras organik. Setiap karakteristik dijelaskan dalam bentuk tabel dan
diklasifikasikan antara kategori yang bersedia membayar lebih mahal dengan kategori
Kesediaan membayar
Usia Bersedia Tidak bersedia Total
Jumlah % jumlah % jumlah %
34
Universitas Sumatera Utara
35
Dari tabel 5.1 Karakteristik usia responden dalam penelitian ini berada pada interval
usia 21 sampai dengan 30 tahun dengan presentase adalah sebesar 27.5 %. Dilihat dari
responden yang bersedia membayar adalah sebesar 31.2 % berada pada interval usia
tidak bersedia membayar adalah sebesar 37.5 % dengan interval usia tresponden pada
Kesediaan membayar
Pendapatan rumah Bersedia Tidak bersedia Total
tangga (bulan) Jumlah % Jumlah % jumlah %
Dari tabel 5.2 Karakteristik pendapatan rumah tangga pada penelitian ini
kurang dari atau sama dengan 1 juta rupiah, lebih besar dari 1 juta rupiah sampai
dengan 3 juta rupiah, lebih besar dari 3 juta rupiah sampai 5 juta rupiah, lebih besar
dari 5 juta rupiah sampai 10 juta rupiah, dan lebih besar dari 10 juta rupiah. Mayoritas
responden atau 46.25 % dari total responden memiliki pendapatan dengan interval
lebih besar dari 1 juta rupiah sampai dengan 3 juta rupiah. Dilihat dari kesediaan
membayar lebih pada beras bersertifikat organik, presentase tertinggi responden yang
yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 93.5 % dengan pendapatan rumah
tangga berada pada interval lebih besar dari 1 juta rupiah sampai dengan 3 juta rupiah.
SD 0 0 0 0 0 0
SMP 1 1.5 7 43.75 8 10
SMA 15 23.4 9 56.25 24 30
PERGURUAN 48 75 0 0 48 60
TINGGI
Sumber: data primer 2018 (diolah)
Dari tabel 5.3 Kategori tingkat pendidikan pada penelitian ini, diantaranya SD,
pergguruan tinggi. Dilihat dari sebaran kesediaan membayar lebih terhadap beras
Dari tabel 5.4 Karakteristik jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini berada pada
interval dua sampai sembilan orang dan seluruh responden sudah menikah. Tabel 3
dengan presentase adalah sebesar 31.25 %. Dilihat dari sebaran kesediaan membayar
biaya lebih pada beras bersertifikat organik, presentase tertinggi responden bersedia
membayar adalah sebesar 32.8 % dengan jumlah anggota keluarga empat orang
Dari tabel 5.5 Frekuensi pembelian pada penelitian ini merupakan suatu siklus
pembelian daging ayam yang dilakukan selama satu bulan. Tabel 6 menjelaskan
sebaran kesediaan membayar beserta frekuensi pembelian beras organik dalam satu
frekuensi pembelian 1-3 kali, 4-6 kali, dan lebih dari enam kali. Mayoritas responden
atau 97.5 % dari total responden melakukan pembelian sebanyak 1-3 kali dalam satu
bulan. Dilihat dari sebaran kesediaan membayar lebih terhadap beras bersertifikat
organik, presentase tertinggi responden yang bersedia membayar adalah sebesar 96.8
% dengan frekuensi pembelian responden sebanyak 1-3 kali per bulan sedangkan
presentase tertinggi responden yang tidak bersedia membayar adalah sebesar 100 %
terbagi menjadi dua kategori yaitu mengetahui dan tidak mengetahui. Mayoritas
responden atau 62.5 % dari total responden sudah mengetahui sertifikasi organik dan
mengenai Sertifikat organik didapat melalui informasi yang didapat dari teman atau
keluarga, media elektronik, dan media lainnya seperti eventdaerah, spanduk maupun
baliho (Nuriana 2013). Dilihat dari aspek kesediaan membayar lebih terhadap beras
oleh kategori yang mengetahui sertifikasi organik dan sisanya sebesar 62.5 % berasal
dari kategori yang tidak mengetahui sertifikasi halal. Presentase responden yang tidak
adalah sebesar 81.25 persen dan sisanya sebesar 18.75 % berasal dari kategori yang
bersertifikat organik dengan menggunakan regresi model logistic biner. Analisis ini
bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu Usia, Pendapatan, Tingkat
Sertifikasi Organik apakah memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat
yaitu berdedia membayar terhadap beras bersertifikat organik (1) dan tidak bersedia
membayar terhadap beras bersertifikat organik (0). Melalui uji yang dianalisis dengan
X5 + 0,195 X6
Dimana:
= Intersep
βi = Koefisien regresi
𝜖 = Error Term
X1 = Usia (Tahun)
X2 = Pendapatan (Rupiah)
Nilai Nagalkarke R Square digunakan untuk melihat seberapa besar model mampu
Square mode ini sebesar 0,746, maka dapat diartikan bahwa model dengan variable
bebas mampu menjelaskan 74,6% variable terikat dan 25,4% merupakan variable lain
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu uji kelayakan dari model
regresi logistik biner yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada uji Hosmer
Lemeshow Test. Hasil uji Hosmer Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada tabel
berikut
1 4.003 8 0.857
Dari hasil perhitungan pada Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa nilai Chi-squareyang
diperoleh adalah sebesar 4,003 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,857. Tingkat
signifikansi yang diperoleh > 0,05, sehingga tolak H1, terima H0,dengan demikian
untuk digunakan.
H0 :β1 = β2 = β3 = β4=β5= β6= 0, dimana tidak ada satupun variabel bebas yang
1 51.048 6 0.000
Pada Tabel 5.3. menunjukkan nilai G yang diperoleh adalah sebesar 51.048
0,05,sehingga terima H1, tolak H0, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
C. Uji Wald
Uji ini untuk menguji signifikansi setiap variabel bebas.H0 : βj = 0 untuk suatu j
tertentu; j = 1,2..p maka tidak ada pengaruh antara variabelbebas dengan variabel
terikat.
H1: βj ≠ 0 maka ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Pada hasil perhitungan yang ditampilkan pada Tabel 5.1., dapat dilihat nilai Walddari
Nilai Wald antara variabel usia terhadap kesediaan membayar yaitu sebesar 0.166
lebih kecildari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi yang diperoleh
yakni0,684 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel umur tidak berpengaruh
(Setiadi, 2003) yang menyatakan variabel usia berpengaruh nyata terhadap keputusan
pembelian salah satu sebab utama rendahnya kesediaan membayar tersebut lebih lagi
jika melihat usia konsumen. Usia rata-rata konsumen yang cenderung tua
terhadap beras bersertifikat organik dikarenakan bukan hanya orang yang berusia tua
saja yang menkonsumsi beras bersertifikat organik, tetapi semua kalangan dari usia
Nilai Wald antara variabel pendapatan terhadap kesediaan membayar yaitu sebesar
5,089lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat hal ini sesuai dengan teori yang
yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada sedikit uang yang sedikit di
beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Pendapatan berpengaruh
akan dapat membayar lebih beras bersertifikat organik dibandingkan konsumen yang
Nilai Wald antara variabel Tingkat pendidikan terhadap kesediaan membayar yaitu
sebesar5,041 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi
denganteori dari (Setiadi, 2003) bahwa apabila pendidikan konsumen tinggi maka
akan memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari
tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani
orang yang memiliki pengalaman belajar yang tinggi maka akan memilih makanan
Nilai Wald antara variabel jumlah anggota keluarga terhadap kesediaan membayar
yaitu sebesar0,136 lebih besar dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat
signifikansi yakni 0,712 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah anggota
keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar. Hal tersebut tidak
sesuai dengan teori (Setiadi, 2003) yang menyatakan semakin banyak anggota
keluarga akan semakin besarpula biaya yang akan ditanggung atau harus dipenuhi.
terhadap suatu barang. Berapa pun jumlah tanggungan dari konsumen dia akan
Nilai Wald antara variabel frekuensi pembelian terhadap kesediaan membayar yaitu
sebesar 0,719 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi
yang diperoleh yakni 0,672> 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel kesediaan
membayar tidak berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar. Hal tersebut tidak
denganvolume tertentu dan kontinyu dalam periode tertentu / per bulan. Hal ini
Nilai Wald antara variabel sertifikasi beras terhadap kesediaan membayar yaitu
sebesar 0,035 lebih kecil dari nilai Chi Square (3,841) dan dari tingkat signifikansi
yang diperoleh yakni 0,852> 0,05, dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan
tersebut tidak sesuai dengan (Nisrina, 2016) sertifikasi pada suatu produk
yang bermutu sehingga produk dapat di percaya ke asliannya melalui keterangan yang
D. Efek Marjinal
Hasil uji regresi logistik dari enam faktor faktor yang mempengaruhi konsumen
terdapat dua variabel yang signifikan yaitu variabel pendapatan dan tingkat
Dimana:
1. Pendapatan
Diketahui,
β2 = 0,0000012
Probabilitas =
= 0,500 = 50%
= 0,0000012. 0,500.0,500
= 0,0000003
0,0000012 ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi pendapatan konsumen
meningkat meningkat dari total pendapatan konsumen maka rata-rata estimasi turun
sebesar 0,0000012. Nilai odds ratio sebesar 1,000 artinya apabila pendapatan
konsumen naik pada level tertentu maka menaikkan odds ratio sebesar 1 persen.
Nilai efek marjinal dari variabel pendapatan konsumen sebesar 0,0000003 artinya
2. Tingkat Pendidikan
Diketahui,
β3 = 0,737
Probabilitas =
= 0,676 = 6,76%
= 0,16142
sebesar 0,737 ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi tingkat pendidikan
konsumen meningkat 1 tahun dari total tingkat pendidikan konsumen maka rata-rata
estimasi turun sebesar 0,737. Nilai odds ratio sebesar 2,090 artinya apabila
pendapatan konsumen naik pada level tertentu maka menaikkan odds ratio sebesar
2,090 persen.
Nilai efek marjinal dari variabel Tingkat Pendidikan konsumen sebesar 0,16142
Hasil uji regresi logistik dari enam faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
terdapat empat variabel yang tidak signifikan yaitu usia, tanggungan frekuensi
berikut:
1.Usia
Diketahui,
β1 = - 0,018
Probabilitas =
= 0,481 = 4,81%
= -0,018. 0,481.0,519
= - 0,00449
Variabel tingkat usia konsumen secara signifikan tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel usia konsumen sebesar -0,018 ini berarti jika variabel lain konstan dan
proporsi usia konsumen meningkat 1 tahun dari total usia konsumen maka rata-rata
estimasi turun sebesar -0.018. Nilai odds ratio sebesar 0,982 artinya apabila usia
konsumen naik 1 tahun pada level tertentu maka menurunkan odds ratio sebesar 0,982
persen. Nilai efek marjinal dari variabel usia konsumen sebesar -0,00449 artinya
organik -0,00449 %
Diketahui,
β4 = - 0,152
Probabilitas =
= 0,4620 = 46,20%
= -0,152 . 0,4620.0,538
= -0,03735
bersertifikat organik. Koefisien variabel jumlah Anggota Keluarga sebesar -0,152 ini
berarti jika variabel lain konstan dan proporsi jumlah anggota keluarga meningkat 1
orang dari total jumlah anggota keluarga maka rata-rata estimasi turun sebesar -0,152.
Nilai odds ratio sebesar 0,859 artinya apabila jumlah anggota keluarga naik 1 orang
pada level tertentu maka menaikan odds ratio sebesar 0,859 persen. Nilai efek
marjinal dari variabel jumlah anggota keluarga sebesar -0,03735 artinya setiap
kenaikan satu tahun usia, maka akan menurunkan probabilitas kesediaan membayar
3.Frekuensi Pembelian
Diketahui,
β5 = - 0,429
Probabilitas =
= 0,39 = 39%
= -0,429. 0,39.0,61
= - 0,10205
Koefisien variabel Frekuensi Pembelian sebesar -0,429, ini berarti jika variabel lain
konstan dan proporsi Frekuensi Pembelian meningkat 1 kali dari total frekuensi
pembelian konsumen maka rata-rata estimasi turun sebesar -0,429. Nilai odds ratio
sebesar 0,651 artinya jika frekuensi pembelian naik 1 kali pada level tertentu maka
menaikkan odds ratio sebesar 0,651 persen. Nilai efek marjinal dari variabel frekuensi
organik sebesar-0,10205%.
Diketahui,
β6 = 0,195
Probabilitas =
= 0,5485 = 54,85%
= 0,195. 0,5485.0,4515
= 0,04829
Organik sebesar 0,195, ini berarti jika variabel lain konstan dan proporsi pengetahuan
estimasi naik sebesar 0,195. Nilai odds ratio sebesar 1,215 artinya apabila
pengetahuan naik 1 kalipada level tertentu maka menaikkan odds ratio sebesar 1,215
persen. Nilai efek marjinal dari variabel pengetahuan sertifikasi organik sebesar
6.1 Kesimpulan
uji regresi logistik usia, pendapatan, tingkat pendidikan, frekuensi pembelian dan
pengetahuan sertifikasi organik, terdapat nilai Nagalkarke, R Square mode ini sebesar
74,6%, maka dapat diartikan bahwa model dengan variable bebas mampu
menjelaskan 74,6% variable terikat dan 25,4% merupakan variable lain yang tidak
tambahan pada beras bersertifikat organik mayoritas berada pada rentang usia 41- 50
tahun, memiliki jumlah anggota keluarga 4 orang, pendidikan terakhir yang dicapai
adalah pergguruan tinggi , dan pendapatan rumah tangga berada pada interval >Rp 3
pendidikan.
6.2 Saran
kesediaan responden dalam kesedian membayar beras bersertifikat organik, hal ini
perlu didukung dengan ketersediaan beras bersertifikat organik. Oleh karena itu,
proses sertifikasi organik bisa menjadi lebih informatif dan transparan agar
beras bersertifikat organik di pasar modern dan hal-hal yang belum di teliti pada
penelitian ini.
Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. PT. Penebar Swadaya. Jakarta
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2016. Statistik Daerah Sumatera Utara .Medan
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2017. Statistik Daerah Sumatera Utara .Medan
Engel, J.F., Blackwell, R.D.,& Minard,P.F. 1995 . Consumer B Ehaviour (8th ed).
New York: The Dryden press.
Munn dan Palmquist, 2000. Valution Using Logit Pricing Models. Cornell Real
Estate Review. Cornell University..
Nachrowi, Djalal Nachrowi dan Usman Hardius. 2002. Penggunaan Teknik
Ekonometri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pangestu, Danu Wira. 2003- 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen (SIM):
Komunitas eLearningIlmuKomputer.Com
Setiadi, Nugroho J. 2003, Perilaku Konsumen konsep dan implikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran. Prenada media bandung
Schiffman, L., & Kanuk, J. (2008). Consumer Behavior (8th ed). New Jersey : Pearson
Education International.
Soetrisno. 1999. Pertanian pada Abad 21. Dirjen Perguruan Tinggi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Missing Cases 0 .0
Total 80 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 80 100.0
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
0 0
1 1
Coefficients
2 80.066 1.377
3 80.064 1.386
4 80.064 1.386
Classification Tablea,b
Predicted
y
Percentage
Observed 0 1 Correct
Step 0 y 0 0 16 .0
1 0 64 100.0
Score df Sig.
Coefficients
Iteration -2 Log likelihood Constant usi pend ting tangg frek peng
a. Method: Enter
d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
Chi-square df Sig.
Model Summary
1 4.003 8 .857
y=0 y=1
2 7 5.227 1 2.773 8
3 2 2.193 6 5.807 8
4 0 .612 8 7.388 8
5 0 .169 8 7.831 8
6 0 .086 8 7.914 8
7 0 .043 8 7.957 8
8 0 .014 8 7.986 8
9 0 .005 8 7.995 8
10 0 .000 8 8.000 8
Classification Tablea
Predicted
y
Percentage
Observed 0 1 Correct
Step 1 y 0 14 2 87.5
40 + +
| |
| |
F | 1|
R 30 + 1+
E | 1|
Q | 1|
U | 1|
E 20 + 1+
N | 1|
C | 1|
Y | 1|
10 + 11+
| 11|
| 1 11|
| 1 0 1 1 1 111|
Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+----------
Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1
Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111
Saya mohon Saudara/I untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap
dan benar agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggung jawabkan dan
tercapai hasil yang diinginkan Oleh karena itu, responden diharapkan mengisi
semua pertanyaan yang diberikan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini
bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas
disediakan.
Hari/Tanggal wawancara :
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Alamat :
4. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
a. ≤1.000.000 d. >5.000.00-10.000.000
a. SD c. SMA/Sederajat
9. Status pernikahan :
B. SCREENING
a. Ya b. Tidak
3. Apakah kualitas produk beras yang bersertifikat organik lebih bagus dari pada
beras biasa?
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
a. Ya b. Tidak
7. Berapa kg rata-rata pembelian beras organik di pasar modern dalam satu bulan?
“Beras Organik adalah beras yang terbebas dari pestisida, pewarna dan bahkan kimia
lainnya sehingga sangat aman dan sehat untuk di konsumsi oleh balita, dewasa
maupun para manula, Beras organik dari Indonesia mempunyai keunggulan rasa lebih
enak karena struktur tanahnya, aromanya yang harum dan tahan lama dalam
penyimpanan. Keunggulan beras organic adalah memiliki kandungan nutrisi dan
mineral tinggi, kandungan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai, aman
dan sangat baik untuk mencegah dan dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes, yang
sedang menjalankan program diet mengurangi resiko penyakit kanker, jantung asam
urat,darah tinggi,autis, dan obesitas.
Beras organik dapat dikatakan sebagai beras ekslusif, artinya beras organik tidak
dijual disembarang tempat, melainkan perlu cara pemasaran khusus.Beras organik
dikemas dalam kantung atau karung plastik berlabel atau bersertifikat organik dan
akan dijual dengan harga relatif lebih mahal dibanding beras biasa. Tinggi harga beras
organik menyebabkan konsumenya pun merupakan kalangan terbatas yaitu
masyarakat yang mengerti keunggulan dan bersedia membayar lebih mahal”
b. Tidak , alasannya………………………………………
(langsung mengisi bagian D)
……………………………………………………………….