Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PETANI KENTANG (Solanum tuberosum, L.)

(Kasus : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo


Provinsi Sumatera Utara)

JURNAL

OLEH :
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PETANI KENTANG (Solanum tuberosum, L.)

(Kasus : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo


Provinsi Sumatera Utara)

JURNAL

OLEH :
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS

Jurnal Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Sarjana di


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing

(Ir. HM Mozard B. Darus, M.Sc.)


NIP. 196210051987031005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENDAPATAN PETANI KENTANG (Solanum tuberosum, L.)
(Kasus : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE INCOME OF POTATO


FARMERS (Solanum tuberosum, L.)
(Case : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara)

Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing

(Ir. HM Mozard B. Darus, M.Sc.)


NIP. 196210051987031005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENDAPATAN PETANI KENTANG (Solanum tuberosum, L.)
(Kasus : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara)

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE INCOME OF POTATO


FARMERS (Solanum tuberosum, L.)
(Case : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara)

Koordinator Editor Editor

(Ir. M. Jufri, M. Si) (Muhammad Khaliqi, S.P, M.Si)


NIP. 196011101988031003 NIP : 199306232018051001

Redaktor Pelaksana E-Journal Pimpinan Redaksi

(Ir. Thomson Sebayang, M.T.) (Ir. M. Jufri, M.Si.)


NIP. 195711151986011001 NIP. 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KENTANG
(Solanum tuberosum, L.)
(Kasus : Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek,
Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara)
Rati Novela Wati1, Ir. HM Mozard B. Darus, M.Sc.2, Ir. M. Jufri, M.Si.3
1
Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU
2
Staf Pengajar di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU
3
Staf Pengajar di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

Abstract : This study aims to analyze the income level of potato farming in Desa Partibi Lama, and
to analyze the factors that influence the income of potato farming in Desa Partibi Lama, Kecamatan
Merek, Kabupaten Karo. The data analysis methods used were the Farm Income Formula to
determine whether the income of potato farmers was profitable or not, and Multiple Linear
Regression (Multiple Regression) to analyze the factors that influenced the income of potato farming
in Desa Partibi Lama. The results of this study explain that the average income of potato farmers in
the Desa Partibi Lama is said to be profitable because it has a ratio of revenue to total costs of
1,78:1. Age, education, farming experience, land area, product selling price, and labor costs
simultaneously have a significant effect on income, while partially land area, product selling price,
labor costs have a significant effect on income with age, education, and farming experience. Has no
significant effect on income.
Keywords: Analysis of Factors Affecting Potato Farmers and Income

1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian
sebagai sumber pencaharian mayoritas penduduknya. Keberadaan sektor pertanian
telah terbukti mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan, meskipun hal
ini belum merata menyentuh pedesaan secara keseluruhan. Kemampuan sektor
pertanian dapat ditunjukkan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan
petani.
Salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
hortikultura yang terdiri atas sayuran, buah-buahan, florikultura, dan biofarmaka.
Hortikultura berperan sebagai sumber pangan, sumber pendapatan masyarakat,
penyedia lapangan kerja, dan penghasil devisa. Hal tersebut menjadi alasan bahwa
subsektor ini perlu menjadi prioritas pengembangan.
Kecamatan Merek adalah sentra produksi kentang terbesar di Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini didukung dengan kondisi alam yang subur dan
topografi yang sesuai dengan kondisi untuk budidaya kentang. Umumnya varietas
kentang yang dibudidayakan di Kecamatan Merek adalah varietas Granola.
Permasalahan usahatani kentang di Kecamatan Merek salah satunya adalah harga
jual ditingkat petani mengikuti harga pasar yang cenderung berfluktuatif. Harga
tinggi pada saat sebelum musim tanam, tetapi pada saat musim panen harga
menurun drastis. Data dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Merek
menunjukkan terjadinya penurunan harga kentang di Kecamatan Merek dari
tahun 2014 hingga 2018. Hal ini bertolak belakang dengan biaya input produksi
usahatani kentang seperti harga benih dan upah tenaga kerja yang selalu naik setiap
tahun. Di samping itu, biaya untuk kebutuhan pokok masyarakat Kecamatan Merek
juga selalu mengalami kenaikan. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
pendapatan usahatani kentang di Kecamatan Merek.
1.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani kentang di Desa Partibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani
kentang di Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Gambaran Umum Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis tanaman semusim (annual) yang
tingginya bisa mencapai sekitar 100 cm dan menghasilkan umbi, kaya akan tepung
dan menduduki rangking ke empat setelah jagung, gandum, dan padi. Kentang
termasuk anggota dari pangan bernilai ekonomi tinggi yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi pengusaha industri makanan olahan, pedagang dan petani yang
membudidayakannya (Rochdjatun, 2011).
Tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada
kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyararatan tumbuhnya. Keadaan iklim
dan tanah merupakan dua hal yang penting untuk diperhatikan selain
faktor-faktor penunjang lainnya. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan kentang adalah 17,7-23,7°C pada siang hari dan 6,1-12,2°C pada
malam hari (Hartus, 2001). Kentang dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang
cukup tinggi, seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500-3000
mdpl. Curah hujan yang ideal untuk tanaman kentang yaitu berkisar 1500 mm per
tahun. Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman kentang yaitu dengan pH 5,0-5,5
(Setiadi dan Nurulhuda, 2000).
3. Landasan Teori
3.1 Usahatani
Menurut Soekartawi (1995), usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila
petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan
dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumber daya tersebut mengeluarkan
output yang melebihi input.
3.2 Pendapatan
Menurut Sukirno (2006), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode, harian, mingguan, bulanan,
atau tahunan. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual produk. begitu juga untuk sistem tanam polikultur atau
lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan maka penerimaannya yaitu jumlah
dari seluruh penerimaan yang di dapat dari masing masing komoditi yang ditanam.
Biaya usahatani adalah biaya yang dikelurhan dalam usahatani, biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost).
3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kentang
3.3.1. Umur
Seseorang disebut sebagai petani apabila telah berumur 15 tahun ke atas, dibawah
umur tersebut walaupun ia bertani belum bisa disebut sebagai petani. Seseorang
yang sudah berumur di atas 15 tahun dianggap berumur produktif dan sudah
memiliki pola pikir yang baik.
3.3.2. Pendidikan
Biasanya sebelum menjadi petani pada umumnya seseorang telah menempuh
pendidikan, misalnya: sampai tingkat SMA, SMP, SD atau tidak menempuh
pendidikan sama sekali.
3.3.3. Pengalaman
Pengalaman bertani adalah lamanya seorang petani bekerja atau berusaha
dalam mengelola usahataninya yang dihitung berdasarkan tahun. Menurut
Munthe (2020) seseorang telah dianggap sebagai petani yang berpengalaman
apabila telah lebih dari 5 tahun menjalankan usahatani dengan jenis komoditi yang
sama.
3.3.4. Luas Lahan
Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani,
semakin luas areal menggambarkan semakin tinggi produksi dan pendapatan yang
diterima oleh seorang petani.
3.3.5. Harga Jual
Harga jual produk pertanian umumnya berfluktuasi. Semakin tinggi harga jual
produk maka semakin besar pendapatan yang diterima petani, begitupun
sebaliknya.
3.3.6. Biaya Tenaga Kerja
Sektor pertanian merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang sangat banyak
menyita tenaga kerja, bukan hanya orang dewasa bahkan anak-anak juga ikut
berperan sebagai tenaga kerja.
4. Metode Penelitian
4.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive atau sengaja, yaitu di Kecamatan
Merek dengan pertimbangan Kecamatan Merek merupakan salah satu daerah sentra
produksi kentang terbesar di Kabupaten Karo dengan luas lahan sebesar 567 Ha.
Desa Pertibi Lama yang merupakan desa yang memiliki luas lahan dan produksi
kentang terbesar di Kecamatan Merek.
4.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani kentang di Desa Pertibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Berdasarkan data yang didapatkan dari
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Merek terdapat sebanyak
237 petani kentang di Desa Pertibi Lama. Pada penelitian ini digunakan teknik Non
Probability Sampling: Accidental Sampling. Menurut Sugiyono (2009), Accidental
Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.Melalui
rumus Slovin dengan persen kelonggaran sebesar 10%, dapat diketahui jumlah
sampel yang akan diteliti adalah sebesar 70 petani kentang.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung, data yang diperoleh yaitu data karakteristik petani, data
penggunaan input produksi serta biayanya.
Sementara data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip
secara langsung dari instansi pemerintah. Dari kantor Kepala Desa diperoleh data
profil desa, dari BPP Kecamatan Merek diperoleh data jumlah petani dan luas lahan
kentang berdasarkan desa di Kecamatan Merek, dari Dinas Pertanian Kabupaten
Karo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo diperoleh data luas lahan, produksi
dan produktivitas tanaman kentang berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Karo.
Serta sumber-sumber lain dari artikel, buku-buku, literatur, jurnal dan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
4.4 Metode Analisis Data
4.4.1 Metode Analisis untuk Hipotesis 1
Untuk menganalisis masalah 1 digunakan rumus pendapatan usahatani, yaitu
dengan rumus:
 = TR - TC
Dimana :
 = Pendapatan (Rp/Ha/Musim Tanam)
TR = Total Penerimaan (Rp/ Musim Tanam)
TC = Total Biaya (Rp/Ha/ Musim Tanam)
Apabila Pendapatan petani kentang memiliki rasio antara penerimaan dan total
biaya yang lebih dari 1, maka pendapatan petani kentang di daerah penelitian
dikategorikan tinggi, dan begitu sebaliknya.

4.4.2 Metode Analisis untuk Hipotesis 2


Untuk menganalisis masalah 2 digunakan model regresi linear berganda
(Multiple Regresi), secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :
Y= β0 + X1 β1 + X2 β2 + X3β3 + X4β4 + X5β5 + X6β6 + e
Dimana :
Y = Pendapatan Petani Kentang per Ha (Rp/Thn)
β0 = Konstanta
β1... β7 = Koefisien regresi terhadap X
X1 = Umur (Tahun)
X2 = Pendidikan (Tahun)
X3 = Pengalaman Bertani (Tahun)
X4 = Luas Lahan (Ha)
X5 = Harga Jual Produk (Rp)
X6 = Biaya Tenaga Kerja (Rp)
e = Error
(Sugiyono, 2009)
Unsur error (e) di dalam model mewakili :
a. Variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model.
b. Variabel tidak linear hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Adanya salah ukur saat observasi dan kejadian yang sifatnya random.

Variabel-variabel pada hipotesis kemudian diuji statistik untuk mengetahui apakah


variabel tersebut mempunyai pengaruh dominan atau tidak.
1. Uji Simultan (uji F- hitung)
Uji Simultan (uji F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan
(taraf signifikan 5% ) adalah :
a) Jika nilai sig < 0.05 atau F hitung > F Tabel maka terdapat pengaruh variabel
X secara simultan terhadap variabel Y.
b) Jika nilai sig > 0.05 atau F hitung < F Tabel maka tidak terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
2. Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang diberikan
variabel X terhadap variabel terikat Y. Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika nilai sig < 0.05 atau t hitung > t Tabel maka terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
b) Jika nilai sig > 0.05 atau t hitung < t Tabel maka terdapat pengaruh
variabel X secara simultan terhadap variabel Y.
5. Hasil dan Pembahasan
5.1 Pendapatan Petani Kentang Desa Partibi Lama
5.1.1 Biaya Produksi Usahatani Kentang
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi usahatani
berlangsung. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani kentang di
Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo per petani dan per hektar
dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut :
Tabel 5.1 Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Kentang Desa Partibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
No Jenis Biaya Per Petani (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Biaya Variabel
- Benih (Rp) 9.245.080 18.127.608
- Pupuk (Rp) 2.361.448 4.630.290
- Pestisida (Rp) 860.968 1.688.173
- Tenaga Kerja (Rp) 5.075.714 9.952.381
2. Biaya Tetap
- Penyusutan Alat (Rp) 15.648 30.682
- Pajak dan PBB (Rp) 4.092 8.023
Jumlah 17.543.246 34.398.523
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa rata-rata biaya produksi usahatani
kentang di Desa Partibi Lama per petani adalah sebesar Rp 17.543.246, dan
rata-rata biaya per hektar adalah sebesar Rp 34.398.523.
5.1.2 Penerimaan Usahatani Kentang Desa Partibi Lama
Penerimaan adalah hasil yang diterima petani kentang atas penjualan hasil
usahatani kentangnya. Rata-rata penerimaan usahatani kentang di daerah penelitian
dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2 Rata-rata Penerimaan Usahatani Kentang di Desa Partibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo Per Musim Tanam
Per Petani Per Hektar
No Penerimaan
(Rp) (Rp)
1. Usahatani Kentang
- Produksi (Kg) 6.345 12.441
- Harga (Rp) 4.927 4.927
- Penerimaan (Rp) 31.261.815 61.297.676
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa rata-rata produksi usahatani kentang di
daerah penelitian adalah 6.145 Kg per Petani dan 12.441 Kg per Hektar lahan
kentang. Rata-rata harga jual kentang pada saat penelitian dilakukan adalah
Rp 4.927/Kg. Serta diperoleh rata-rata penerimaan usahatani kentang adalah
Rp 31.261.815 per Petani dan Rp 61.297.676 per Hektar lahan kentang.
5.1.3. Pendapatan Usahatani Kentang
Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani
dikurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung.
Rata-rata pendapatan bersih petani kentang di daerah penelitian dapat dilihat pada
tabel 5.3 berikut ini :
Tabel 5.3 Rata-rata Pendapatan Usahatani Kentang di Desa Partibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo Per Musim Tanam
Per Petani Per Hektar
No Uraian
(Rp) (Rp)
1. Usahatani Kentang
- Produksi (Kg) 6.345 12.441
- Harga (Rp) 4.927 4.927
- Penerimaan (Rp) 31.261.815 61.297.676
2. Biaya Usahatani
Kentang
- Biaya Variabel (Rp) 17.523.507 34.359.818
- Biaya Tetap (Rp) 19.740 38.705
- Total Biaya (Rp) 17.543.246 34.398.523
Pendapatan (Rp) 13.718.569 26.899.154
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh
petani adalah Rp 13.718.569 per Petani dan Rp 26.899.154 per Hektar luas lahan.
Dalam hal ini pendapatan petani dari usahatani kentang di daerah penelitian adalah
total penerimaan petani dikurang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi kentang berlangsung. Pada tabel 5.4 berikut ditampilkan jumlah dan
persentase pendapatan petani kentang di daerah penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 5.4 Jumlah Pendapatan Petani Kentang Per Musim Tanam (MT) di
Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Jumlah Persentase
No Pendapatan
(Jiwa) (%)
1. Rp 1.000.000 - Rp 10.000.000 20 28,57
2. > Rp 10.000.000 - Rp 20.000.000 44 62,86
3. > Rp 20.000.000 6 8,57
Jumlah 70 100,00
Rata-rata Rp 13.718.569/MT
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pendapatan petani kentang di
daerah penelitian yang paling tinggi adalah petani yang memiliki pendapatan di
atas Rp 10.000.000 - Rp 20.000.000 /MT yaitu sebanyak 44 sampel (62,86%),
sedangkan yang paling rendah adalah petani yang memilki pendapatan di atas
Rp 20.000.000 /MT yaitu sebanyak 6 sampel (8,57%).
Pendapatan rata-rata petani adalah sebesar Rp 13.718.569/MT. Pendapatan ini
diperoleh dalam waktu 4 bulan. Hal ini diketahui berdasarkan jenis kentang
Granola yang umumnya ditanam oleh petani. Masa tanam kentang jenis ini adalah
100 - 115 hari atau 4 bulan. Untuk mengetahui pendapatan petani kentang
per musim tanam per hektar di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 5.5
berikut ini :
Tabel 5.5 Jumlah Pendapatan Petani Kentang Per Musim Tanam (MT)/Ha
di Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Jumlah Persentase
No Pendapatan
(Jiwa) (%)
1. Rp 5.000.000 - Rp 15.000.000 10 14,29
2. > Rp 15.000.000 - Rp 25.000.000 17 24,29
3. > Rp 25.000.000 - Rp 35.000.000 30 42,86
4. > Rp 35.000.000 13 18,57
Jumlah 70 100,00
Rata-rata Rp 26.899.154/MT/Ha
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan petani adalah
sebesar Rp 26.899.154/MT/Ha. Selain itu, petani yang berpendapatan antara
Rp 25.000.000 – Rp 35.000.000 merupakan persentase pendapatan petani terbesar
yaitu sebesar 30 jiwa (42,86%) dari keseluruhan petani sampel.
Untuk menjelaskan tinggi rendahnya pendapatan petani kentang perlu dilakukan
perbandingan dengan cara melihat pendapatan petani kentang dengan pendapatan
petani kubis di daerah penelitian. Rata-rata perbandingan pendapatan petani
kentang dengan usahatani kubis per musim tanam di daerah penelitian dapat dilihat
pada tabel 5.6 berikut ini :
Tabel 5.6 Rata-rata Pendapatan Usahatani Kentang dengan di Desa Partibi
Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo Per Musim Tanam
Kentang
No Uraian
Per Petani (Rp)
1. Usahatani
- Produksi (Kg) 6.345
- Harga (Rp) 4.927
- Penerimaan (Rp) 31.261.815
2. Biaya Usahatani
- Biaya Variabel (Rp) 17.523.507
- Biaya Tetap (Rp) 19.740
- Total Biaya (Rp) 17.543.246
Pendapatan (Rp) 13.718.569
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa rata-rata pendapatan usahatani kentang
adalah sebesar Rp 13.718.569. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendapatan petani
kentang di daerah penelitian dikategorikan tinggi dan menguntungkan. Hal ini
diketahui dengan melihat rasio antara penerimaan dengan total biaya sebesar
Rp. 31.261.815 : Rp. 17.543.246 (1,78 : 1).

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kentang di


Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo
Pada analisis ini digunakan model Regresi Linear Berganda dengan metode
Ordinary Least Square (OLS). Masing-masing variabel bebas dilihat pengaruhnya
terhadap variabel terikat yang dalam hal ini adalah pendapatan petani kentang.
Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kentang
dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan Uji F (secara serempak) dan Uji-T (secara
parsial).
5.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas dilakukan untuk melihat error term terdistribusi normal atau tidak.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dalam
pengujian tersebut, jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai α = 0,05, maka model
tidak melanggar asumsi normalitas. Hasil uji asumsi normalitas pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7 Hasil Uji Asumsi Normalitas Model Pendapatan Petani Kentang di
Desa Partibi Lama
No. Uji Sig.
1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 0,200c,d
Sumber: Data Primer (diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansinya sebesar 0,200. Nilai
tersebut lebih besar dari nilai α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pelanggaran asumsi normalitas
pada model yang digunakan pada penelitian ini.
Uji Multikolinearitas dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Nilai
Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, mengindikasikan bahwa tidak adanya pelanggaran
multikolinearitas. Hasil uji asumsi multikolinearitas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.8 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Pendapatan Petani
Kentang di Desa Partibi Lama Menggunakan Statistik
Kolinearitas
No Variabel bebas Tolerance VIF
1. Umur 0,891 1,122
2. Pendidikan 0,716 1,396
3 Pengalaman 0,882 1,133
4. Luas lahan 0,713 1,403
5. Harga jual kentang 0,875 1,143
6. Tenaga kerja 0,824 1,213
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai tolerance dari keseluruhan variabel bebas
yang digunakan nilainya lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF dari keseluruhan
variabel bebas yang digunakan lebih kecil dari 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak menunjukkan adanya pelanggaran
multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model tidak melanggar
asumsi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Pendapatan Petani
Kentang di Desa Partibi Lama Menggunakan Statistik
Kolinearitas
No Variabel bebas Sig.
1. Umur (Ln_X1) 0,857
2. Pendidikan (Ln_X2) 0,198
3 Pengalaman (Ln_X3) 0,871
4. Luas lahan (Ln_X4) 0,404
5. Harga jual kentang (Ln_X5) 0,192
6. Tenaga kerja (Ln_X6) 0,348
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari keseluruhan variabel bebas
dari model yang digunakan mempunyai nilai lebih besar dari nilai α = 0,05. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak menunjukkan
adanya pelanggaran heteroskedastisitas.
5.2.2 Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Tes)
Untuk melihat analisis bagaimana pengaruh umur, pendidikan, pengalaman, luas
lahan, harga jual dan tenaga kerja pada usahatani kentang dapat diketahui dari
tabel 5.10 berikut :
Tabel 5.10 Analisis Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman, Luas Lahan,
Harga Jual Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani
Kentang Di Desa Partibi Lama
Koefisien
No Variabel Bebas
Regresi
thitung Sig. Keterangan
Konstanta 300277,676 9,054 0,000
1. Umur (Ln_X1) 8312,394 8.312 0,552 tn
2. Pendidikan (Ln_X2) 15800,024 0,282 0,779 tn
3. Pengalaman (Ln_X3) 2169,208 0,099 0,922 tn
4. Luas lahan (Ln_X4) 620403,606 81,846 0,000 n
5. Harga jual kentang
6272,306 9,443 0,000 n
(Ln_X5)
6. Biaya Tenaga kerja
-583,083 53,600 0,000 n
(Ln_X6)
R² = 0,955
Fhit = 2095,307
Sig. = 0,000
Keterangan :
n = berpengaruh nyata
tn = tidak berpengaruh nyata
Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel 5.10 dapat dituliskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 300.277,676 + 8.312,394X1 + 15.800,024X2 + 2.169,208X3 +
620.403,606X4 + 6.272,306X5 - 583,083X6

A. Koefisien Determinasi (R²)


Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi atau R² bernilai 0,955
yang artinya bahwa 95,5% variasi variabel pendapatan mampu dijelaskan oleh
variasi variabel umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan, harga jual, tenaga kerja
dan sisanya 4,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
B. Uji Serempak (F-test)
Untuk melihat bagaimana pengaruh serempak dari variabel umur, pendidikan,
pengalaman, luas lahan, harga jual dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani
kentang ditunjukkan oleh hasil pengujian secara serempak yang dilakukan melalui
uji F. Dari tabel 5.10 diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 2095,307 dengan nilai
signifikansinya sebesar 0,000 pada tingkat 0,05. Dari nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α, oleh karena itu hipotesis H1
diterima dan H0 ditolak. Artinya variabel umur, pendidikan, pengalaman, luas
lahan, harga jual dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap terhadap pendapatan
petani kentang.
C. Uji Parsial (t-test)
Untuk melihat bagaimana pengaruh parsial variabel umur, pendidikan,
pengalaman, luas lahan, harga jual dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani
kentang diuraikan sebagai berikut :
a. Umur
Nilai koefisien regresi umur adalah 8.312 artinya peningkatan umur petani sebesar
1 tahun akan meningkatkan pendapatan petani kentang sebesar Rp 8.312. Secara
statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 8.312 dengan nilai signifikansinya
0,552 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi
yang diperoleh lebih besar dari α, yang berarti H1 ditolak dan H0 diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa umur tidak berpengaruh nyata secara parsial
terhadap pendapatan.
b. Pendidikan
Nilai koefisien regresi pendidikan adalah 15.800 artinya peningkatan pendidikan
petani sebesar 1 tahun akan meningkatkan pendapatan petani kentang sebesar
Rp 15.800. Secara statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 0,282 dengan
nilai signifikansinya 0,779 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α, yang berarti H1 ditolak
dan H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak berpengaruh
nyata secara parsial terhadap pendapatan.
c. Pengalaman
Nilai koefisien regresi pengalaman adalah 2.169 artinya peningkatan pegalaman
petani selama 1 tahun akan meningkatkan pendapatan petani kentang sebesar
Rp 2.169. Secara statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 0,099 dengan
nilai signifikansinya 0,922 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari α, yang berarti H1 ditolak
dan H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman tidak
berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan.
d. Luas Lahan
Nilai koefisien regresi luas lahan adalah 620.403 artinya peningkatan luas lahan
petani sebesar 1 ha akan meningkatkan pendapatan petani kentang sebesar
Rp 620.403. Secara statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 81,846
dengan nilai signifikansinya 0,000 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α, yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa luas lahan
berpengaruh nyata secara parsial terhadap pendapatan.
e. Harga Jual
Nilai koefisien regresi harga jual adalah 6.272 artinya peningkatan harga jual
sebesar Rp 1 akan meningkatkan pendapatan petani kentang sebesar Rp 6.272.
Secara statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 9,443 dengan nilai
signifikansinya 0,000 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α, yang berarti H1 diterima dan H0
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga jual berpengaruh nyata secara
parsial terhadap pendapatan.
f. Biaya Tenaga Kerja
Nilai koefisien regresi biaya tenaga kerja adalah -583,083 artinya peningkatan upah
tenaga kerja sebesar Rp 1 akan menurunkan pendapatan petani kentang sebesar Rp
583. Secara statistik uji parsial diperoleh nilai thitung sebesar 53,600 dengan nilai
signifikansinya 0,000 pada tingkat α = 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α, yang berarti H1 diterima dan H0
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja berpengaruh nyata
secara parsial terhadap pendapatan.
6. Kesimpulan dan Saran
6.1. Kesimpulan
1. Rata-rata pendapatan petani kentang di daerah penelitian dikatakan
menguntungkan karena memiliki rasio antara penerimaan dengan total biaya
sebesar 1,78 : 1.
2. Umur (X1), pendidikan (X2), pengalaman (X3), luas lahan (X4), harga jual
(X5) dan biaya tenaga kerja (X6) secara serempak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan (Y). Secara parsial luas lahan (X4), harga jual (X5), biaya tenaga
kerja (X6) berpengaruh nyata terhadap pendapatan sedangkan umur (X1),
pendidikan (X2) dan pengalaman (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap
pendapatan (Y).
6.2 Saran
1. Kepada Petani : sebaiknya petani di daerah penelitian lebih mengefiensikan
penggunaan tenaga kerja dan menggunakan lahan yang lebih luas sehingga
usahatani kentang dapat lebih menguntungkan.
2. Kepada Pemerintah : diharapkan agar pemerintah dapat menjaga
keseimbangan harga jual kentang di daerah penelitian.
3. Kepada Peneliti selanjutnya : diharapkan mengkaji mengenai pengaruh
kegiatan kelompok tani terhadap usahatani kentang di daerah penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2019. Sumatera Utara Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Sumatera Utara. Medan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan. 2020. Sumatera Utara. Kabupaten Karo.
Ditjen Hortikultura 2019. Pedoman Umum Pengembangan Hortikultura Tahun
2019. Direktorat Jendral Hortikultura Kementrian Pertanian. Jakarta.
Purwanto A., Muhammad B. T. 2018. Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap
Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Pekerja K3l. Universitas
Padjadjaran. Jurnal Pekerjaan Sosial. Issn: 2620-3367. Vol. 1 No: 2.
Hal: 33 - 43. Bandung.
Rahim, Abd., & Hastuti, Diah Retno Dwi. 2012. Sistem Manajemen Agribisnis.
State University of Makassar Press. Makassar.

Rochdjatun, I.S. 2011. Tanaman Kentang Pengendalian Dan Hama Penyakitnya.


UB Press. Malang.
Rochjatun, I.S,. 2015. Strategi Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman :
Dalam Usaha Pertanian di Daerah Tropika Basah. UB Press. Malang.
Samadi, B. 2007. Kentang dan Analisis Usahatani. Kanisius. Yogyakarta.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sukirno, 2004. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno, 2006. Ekonomi Pembangunan. Proses, Masalah dan Kebijakan.


Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sunarjono, H. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya Kentang. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiadi, Nurulhuda, S.F. 2008. Kentang : Varietas dan Pembudidayaan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiadi, 2009. Budidaya Kentang (Pilihan Berbagai Varietas dan Pengadaan
Benih). Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiadi dan F.N. Surya,. 2009. Kentang: Varietas dan Pembudidayaan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai