Jurnal Rati Novela Wati (160304069) Setelah Perbaikan
Jurnal Rati Novela Wati (160304069) Setelah Perbaikan
JURNAL
OLEH :
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS
JURNAL
OLEH :
RATI NOVELA WATI
160304069
AGRIBISNIS
Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing
Disetujui Oleh:
Ketua Komisi Pembimbing
Abstract : This study aims to analyze the income level of potato farming in Desa Partibi Lama, and
to analyze the factors that influence the income of potato farming in Desa Partibi Lama, Kecamatan
Merek, Kabupaten Karo. The data analysis methods used were the Farm Income Formula to
determine whether the income of potato farmers was profitable or not, and Multiple Linear
Regression (Multiple Regression) to analyze the factors that influenced the income of potato farming
in Desa Partibi Lama. The results of this study explain that the average income of potato farmers in
the Desa Partibi Lama is said to be profitable because it has a ratio of revenue to total costs of
1,78:1. Age, education, farming experience, land area, product selling price, and labor costs
simultaneously have a significant effect on income, while partially land area, product selling price,
labor costs have a significant effect on income with age, education, and farming experience. Has no
significant effect on income.
Keywords: Analysis of Factors Affecting Potato Farmers and Income
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian
sebagai sumber pencaharian mayoritas penduduknya. Keberadaan sektor pertanian
telah terbukti mampu memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan, meskipun hal
ini belum merata menyentuh pedesaan secara keseluruhan. Kemampuan sektor
pertanian dapat ditunjukkan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan
petani.
Salah satu subsektor pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
hortikultura yang terdiri atas sayuran, buah-buahan, florikultura, dan biofarmaka.
Hortikultura berperan sebagai sumber pangan, sumber pendapatan masyarakat,
penyedia lapangan kerja, dan penghasil devisa. Hal tersebut menjadi alasan bahwa
subsektor ini perlu menjadi prioritas pengembangan.
Kecamatan Merek adalah sentra produksi kentang terbesar di Kabupaten Karo
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini didukung dengan kondisi alam yang subur dan
topografi yang sesuai dengan kondisi untuk budidaya kentang. Umumnya varietas
kentang yang dibudidayakan di Kecamatan Merek adalah varietas Granola.
Permasalahan usahatani kentang di Kecamatan Merek salah satunya adalah harga
jual ditingkat petani mengikuti harga pasar yang cenderung berfluktuatif. Harga
tinggi pada saat sebelum musim tanam, tetapi pada saat musim panen harga
menurun drastis. Data dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Merek
menunjukkan terjadinya penurunan harga kentang di Kecamatan Merek dari
tahun 2014 hingga 2018. Hal ini bertolak belakang dengan biaya input produksi
usahatani kentang seperti harga benih dan upah tenaga kerja yang selalu naik setiap
tahun. Di samping itu, biaya untuk kebutuhan pokok masyarakat Kecamatan Merek
juga selalu mengalami kenaikan. Hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
pendapatan usahatani kentang di Kecamatan Merek.
1.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani kentang di Desa Partibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani
kentang di Desa Partibi Lama, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Gambaran Umum Kentang
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis tanaman semusim (annual) yang
tingginya bisa mencapai sekitar 100 cm dan menghasilkan umbi, kaya akan tepung
dan menduduki rangking ke empat setelah jagung, gandum, dan padi. Kentang
termasuk anggota dari pangan bernilai ekonomi tinggi yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi pengusaha industri makanan olahan, pedagang dan petani yang
membudidayakannya (Rochdjatun, 2011).
Tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik apabila ditanam pada
kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyararatan tumbuhnya. Keadaan iklim
dan tanah merupakan dua hal yang penting untuk diperhatikan selain
faktor-faktor penunjang lainnya. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangan kentang adalah 17,7-23,7°C pada siang hari dan 6,1-12,2°C pada
malam hari (Hartus, 2001). Kentang dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang
cukup tinggi, seperti di daerah pegunungan dengan ketinggian sekitar 500-3000
mdpl. Curah hujan yang ideal untuk tanaman kentang yaitu berkisar 1500 mm per
tahun. Keadaan tanah yang cocok untuk tanaman kentang yaitu dengan pH 5,0-5,5
(Setiadi dan Nurulhuda, 2000).
3. Landasan Teori
3.1 Usahatani
Menurut Soekartawi (1995), usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila
petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan
dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumber daya tersebut mengeluarkan
output yang melebihi input.
3.2 Pendapatan
Menurut Sukirno (2006), pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode, harian, mingguan, bulanan,
atau tahunan. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual produk. begitu juga untuk sistem tanam polikultur atau
lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan maka penerimaannya yaitu jumlah
dari seluruh penerimaan yang di dapat dari masing masing komoditi yang ditanam.
Biaya usahatani adalah biaya yang dikelurhan dalam usahatani, biasanya
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost).
3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Kentang
3.3.1. Umur
Seseorang disebut sebagai petani apabila telah berumur 15 tahun ke atas, dibawah
umur tersebut walaupun ia bertani belum bisa disebut sebagai petani. Seseorang
yang sudah berumur di atas 15 tahun dianggap berumur produktif dan sudah
memiliki pola pikir yang baik.
3.3.2. Pendidikan
Biasanya sebelum menjadi petani pada umumnya seseorang telah menempuh
pendidikan, misalnya: sampai tingkat SMA, SMP, SD atau tidak menempuh
pendidikan sama sekali.
3.3.3. Pengalaman
Pengalaman bertani adalah lamanya seorang petani bekerja atau berusaha
dalam mengelola usahataninya yang dihitung berdasarkan tahun. Menurut
Munthe (2020) seseorang telah dianggap sebagai petani yang berpengalaman
apabila telah lebih dari 5 tahun menjalankan usahatani dengan jenis komoditi yang
sama.
3.3.4. Luas Lahan
Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani,
semakin luas areal menggambarkan semakin tinggi produksi dan pendapatan yang
diterima oleh seorang petani.
3.3.5. Harga Jual
Harga jual produk pertanian umumnya berfluktuasi. Semakin tinggi harga jual
produk maka semakin besar pendapatan yang diterima petani, begitupun
sebaliknya.
3.3.6. Biaya Tenaga Kerja
Sektor pertanian merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang sangat banyak
menyita tenaga kerja, bukan hanya orang dewasa bahkan anak-anak juga ikut
berperan sebagai tenaga kerja.
4. Metode Penelitian
4.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan secara purposive atau sengaja, yaitu di Kecamatan
Merek dengan pertimbangan Kecamatan Merek merupakan salah satu daerah sentra
produksi kentang terbesar di Kabupaten Karo dengan luas lahan sebesar 567 Ha.
Desa Pertibi Lama yang merupakan desa yang memiliki luas lahan dan produksi
kentang terbesar di Kecamatan Merek.
4.2 Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani kentang di Desa Pertibi Lama,
Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Berdasarkan data yang didapatkan dari
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Merek terdapat sebanyak
237 petani kentang di Desa Pertibi Lama. Pada penelitian ini digunakan teknik Non
Probability Sampling: Accidental Sampling. Menurut Sugiyono (2009), Accidental
Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.Melalui
rumus Slovin dengan persen kelonggaran sebesar 10%, dapat diketahui jumlah
sampel yang akan diteliti adalah sebesar 70 petani kentang.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan
pengamatan langsung, data yang diperoleh yaitu data karakteristik petani, data
penggunaan input produksi serta biayanya.
Sementara data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip
secara langsung dari instansi pemerintah. Dari kantor Kepala Desa diperoleh data
profil desa, dari BPP Kecamatan Merek diperoleh data jumlah petani dan luas lahan
kentang berdasarkan desa di Kecamatan Merek, dari Dinas Pertanian Kabupaten
Karo dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo diperoleh data luas lahan, produksi
dan produktivitas tanaman kentang berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Karo.
Serta sumber-sumber lain dari artikel, buku-buku, literatur, jurnal dan hasil
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
4.4 Metode Analisis Data
4.4.1 Metode Analisis untuk Hipotesis 1
Untuk menganalisis masalah 1 digunakan rumus pendapatan usahatani, yaitu
dengan rumus:
= TR - TC
Dimana :
= Pendapatan (Rp/Ha/Musim Tanam)
TR = Total Penerimaan (Rp/ Musim Tanam)
TC = Total Biaya (Rp/Ha/ Musim Tanam)
Apabila Pendapatan petani kentang memiliki rasio antara penerimaan dan total
biaya yang lebih dari 1, maka pendapatan petani kentang di daerah penelitian
dikategorikan tinggi, dan begitu sebaliknya.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansinya sebesar 0,200. Nilai
tersebut lebih besar dari nilai α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pelanggaran asumsi normalitas
pada model yang digunakan pada penelitian ini.
Uji Multikolinearitas dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Nilai
Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, mengindikasikan bahwa tidak adanya pelanggaran
multikolinearitas. Hasil uji asumsi multikolinearitas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.8 Hasil Uji Asumsi Multikolinearitas Model Pendapatan Petani
Kentang di Desa Partibi Lama Menggunakan Statistik
Kolinearitas
No Variabel bebas Tolerance VIF
1. Umur 0,891 1,122
2. Pendidikan 0,716 1,396
3 Pengalaman 0,882 1,133
4. Luas lahan 0,713 1,403
5. Harga jual kentang 0,875 1,143
6. Tenaga kerja 0,824 1,213
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui nilai tolerance dari keseluruhan variabel bebas
yang digunakan nilainya lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF dari keseluruhan
variabel bebas yang digunakan lebih kecil dari 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak menunjukkan adanya pelanggaran
multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa model tidak melanggar
asumsi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 5.9 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas Model Pendapatan Petani
Kentang di Desa Partibi Lama Menggunakan Statistik
Kolinearitas
No Variabel bebas Sig.
1. Umur (Ln_X1) 0,857
2. Pendidikan (Ln_X2) 0,198
3 Pengalaman (Ln_X3) 0,871
4. Luas lahan (Ln_X4) 0,404
5. Harga jual kentang (Ln_X5) 0,192
6. Tenaga kerja (Ln_X6) 0,348
Sumber : Data Primer (diolah)
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai signifikansi dari keseluruhan variabel bebas
dari model yang digunakan mempunyai nilai lebih besar dari nilai α = 0,05. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak menunjukkan
adanya pelanggaran heteroskedastisitas.
5.2.2 Uji Kesesuaian (Goodness of Fit Tes)
Untuk melihat analisis bagaimana pengaruh umur, pendidikan, pengalaman, luas
lahan, harga jual dan tenaga kerja pada usahatani kentang dapat diketahui dari
tabel 5.10 berikut :
Tabel 5.10 Analisis Pengaruh Umur, Pendidikan, Pengalaman, Luas Lahan,
Harga Jual Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani
Kentang Di Desa Partibi Lama
Koefisien
No Variabel Bebas
Regresi
thitung Sig. Keterangan
Konstanta 300277,676 9,054 0,000
1. Umur (Ln_X1) 8312,394 8.312 0,552 tn
2. Pendidikan (Ln_X2) 15800,024 0,282 0,779 tn
3. Pengalaman (Ln_X3) 2169,208 0,099 0,922 tn
4. Luas lahan (Ln_X4) 620403,606 81,846 0,000 n
5. Harga jual kentang
6272,306 9,443 0,000 n
(Ln_X5)
6. Biaya Tenaga kerja
-583,083 53,600 0,000 n
(Ln_X6)
R² = 0,955
Fhit = 2095,307
Sig. = 0,000
Keterangan :
n = berpengaruh nyata
tn = tidak berpengaruh nyata
Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel 5.10 dapat dituliskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 300.277,676 + 8.312,394X1 + 15.800,024X2 + 2.169,208X3 +
620.403,606X4 + 6.272,306X5 - 583,083X6