Pendekatan langsung : Pendekatan langsung merupakan konfrontatif dan
autoritatif.Ketika perusahaan sedikit melakukan tidak sama sekali melakukan pencegahan kecurangan maka kemungkinan pendekatan ini dapat dipakai.Jika sebuah kecurangan terjadi dan terdeteksi maka manajemen kemungkinan akan memecat pegawai yang melakukan kecurangan tersebut. Manajemen mungkin juga akan terkejut bahwa seseorang akan memperbuat penipuan terhadap entitas. Pendekatan preventif : Pada pendekatan preventif fraudster yang potensial disaring menggunakan berbagai cara,termasuk pemeriksaan latar belakang catatan kriminal dan laporan kredit.Internal kontrol dapat digunakan dalam pendeteksian preventif.Misalnya melalui pemisahan tugas. Pendekatan deteksi : Pada pendekatan deteksi,manajemen membuat pengendalian akuntansi dan fungsi audit internal untuk memantau potensi kecurangan.Fungsi internal audit secara berkala memverfikasi legalitas transaksi dan mengkonfirmasi keberadaan aset.Selama peridoe audit,manajemen bergantung pada pengendalian akuntansi untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kecurangan. Pendekatan observasi : Pendekatan observasi bergantung pada pengamatan fisik aset dan karyawan.Manajemen memonitor perilaku atau kegiatan karyawan yang mencurigakan. Pendekatan investigasi : Pendekatan ini dilakukan dengan menindaklanjuti hasil investigasi.Misalnya entitas akan menindaklanjuti tuduhan pencurian. Pendekatan Asuransi : Pendekatan ini bergantung pada cakupan asuransi untuk menutupi kerugian yang terjadi akibat kecurangan.Meskipun pendekatan ini jelas tidak mengurangi jumlah pencurian yang dilakukan oleh karyawan,tapi dapat mengurangi kerugian financial akibat kecurangan. Meskipun suatu entitas mengadopsi semua pendekatan klasik ini,ada kemungkinan bahwa pegawai tetap akan melakukan kecurangan.Dua jenis penipuan selalu dapat terjadi,kolusi antara dua orang dan tumpang tindih kontrol manajemen.Namun faktanya,menurut ACFE 1996, 2002, 2004, 2006, dan 2008 menunjukkan bahwa biaya penipuan biasanya berkisar 5 – 7 % dari total pendapatan.