ABSTRAK ABSTRACT
Permintaan masyarakat untuk komoditas Society demand for common beans each
buncis tiap tahunnya meningkat tetapi tidak year increases but not followed by
diikuti dengan hasil produksi yang significant production results. Common
signifikan. Tanaman buncis di Indonesia bean plants in Indonesia are still widely
masih banyak dibudidayakan di dataran cultivated in the medium and high altitude
medium dan tinggi dimana di dataran tinggi where in the high altitude often occur
sering terjadi kerusakan menyebabkan hasil damage causes the results of the common
dari tanaman buncis menurun. Untuk itu bean plant decreases. Therefore, the
dilakukan pengembangan varietas buncis development of new varieties of common
baru yang mampu tumbuh berproduksi baik beans that can grow well at different
pada ketinggian tempat berbeda. Pada altitudes. In this research, performance og
penelitian ini dilakukan uji penampilan agronomic character and stability and
karakter agronomi dan uji stabilitas dan adaptability test potential genotypes of
adaptabilitas genotip potensial buncis di yellow pod common bean at different
ketinggian tempat yang berbeda. Penelitian altitude. The research is located in three
berlokasi di tiga tempat, Desa Jatikerto places Jatikerto Village ±460 mdpl,
±330 mdpl, Kelurahan Jatimulyo ±460 mdpl Jatimulyo Subdistrict ±460 mdpl, Pujon
dan Kecamatan Pujon ±1100 mdpl yang District ±1100 mdpl. The research was
dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2017. conducted from March to July 2017.
Bahan yang digunakan 4 genotip yaitu Materials used 4 genotypes are CSxGI 63-
CSxGI 63-0-24, CSxGK 50-0-24, Cherooke 0-24, CSxGK 50-0-24, Cherooke Sun, and
Sun, dan Lebat 3. Rancangan yang Lebat 3. The design used combine analysis
digunakan analisis gabungan dengan RAK with completely randomized block design at
pada 3 lokasi dan dilanjutkan dengan uji 3 locations and continued with stability and
stabilitas dan adaptabilitas. Hasil penelitian adaptability test. The results showed at
menunjukkan pada ketinggian tempat different altitudes of all agronomic
berbeda semua karakter agronomi terjadi characters that interacted and tested the
interaksi dan uji stabilitas dan adaptabilitas stability and adaptability all genotypes
semua genotip stabil dan genotip CS adaptif stable and genotypes CS adaptive had
pada lahan marginal, genotip Lebat 3 dan marginal land, genotypes Lebat 3 and
CSxGK 50-0-24 memiliki adaptif yang luas CSxGK 50-0-24 had adaptive wide
dan genotip CSxGI 63-0-24 adaptif pada environtment and genotypes CSxGI 63-0-24
lahan yang optimal. adaptive to optimal land.
Tabel 3. Analisis Ragam Pengaruh genotip, lokasi, dan interaksi G x E Terhadap Komponen
Hasil dan Hasil Genotip Buncis pada Semua Ketinggian Tempat
KT F Hit KT F Hit KT F Hit
Karakter
Genotip Genotip Lingkungan Lingkungan GxE GxE
JKPT 91 .01 7 .77* 110 .42 25.71** 11 .71 5.19**
JPPT 259 .79 3 .99* 1716 .08 46.59** 64 .89 5.22**
BPSPT 10945 .63 4 .91* 50635 .91 51.92** 2226 .99 7.36**
PH 0 .29 2 .14 2 .18 24.65** 0 .14 6.08**
Keterangan: JKPT= jumlah kluster per tanaman, JPPT= jumlah polong per tanaman, BPSPT= bobot polong
segar per tanaman, PH= potensi hasil, **= berbeda nyata berdasarkan F tab 1%, *= berbeda nyata
berdasarkan F tab 5%.
Hasil rata-rata panen merupakan suatu memberikan hasil yang selalu lebih tinggi
kesatuan dari gabungan komponen hasil. atau tidak selalu lebih tinggi dari yang lain di
Genotip berbeda pada semua rerata semua lokasi (Kuswanto, Basuki, dan
komponen hasil, yang artinya bahwa setiap Rejeki, 2006). Interaksi genotipe dengan
genotip mempunyai potensi yang berbeda lingkungan dapat diartikan bahwa, suatu
dalam penampilan kluster per tanaman dan genotipe memberikan responsif yang tidak
jumlah polong per tanaman yang nantinya sama pada lingkungan yang berbeda
akan mempengaruhi rerata hasil produksi (Totok, 2007).
dari tanaman itu sendiri. Lingkungan yang Suatu genotip dapat dibagi menjadi
berbeda pada semua komponen hasil, empat klasifikasi berkaitan dengan
berarti lingkungan tersebut memberikan kemampuannya dalam beradaptasi di
pengaruh yang nyata terhadap penampilan lingkungan (Roy, 2000), ialah (1) genotip
komponen hasil. Lingkungan yang berbeda tidak responsif, (2) genotip toleran, (3)
nyata memberikan informasi bahwa genotip stabil, dan (4) genotip adaptasi luas
komponen hasil berbeda-beda pada ketiga (fleksibel). Allard dan Bradshaw (1964)
lingkungan yang telah di uji (Yulianti, 2017). menyatakan bahwa penyebab stabilitas
Sumber keragaman genotip yang berbeda hasil suatu genotip adalah adanya
menunjukkan adanya perbedaan bobot mekanisme penyangga individu (individual
polong per tanaman diantara genotip yang buffering) dan populasi (population
di uji. Hal tersebut membuktikan bahwa buffering) yang menyebabkan genotip
lingkungan memberikan pengaruh pada dengan hasil tinggi dan stabil akan
penampilan karakter-karakter di atas. berpenampilan baik di semua lingkungan.
Interaksi genotip dengan lingkungan Terdapat dua konsep stabilitas, yaitu
berbeda pada Tabel 3, dapat diartikan stabilitas statis dan dinamis. Stabilitas statis
bahwa penampilan jumlah kluster per sering disebut sebagai stabilitas biologis
tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot (Becker dan Leon, 1988). Stabilitas ini
polong segar per tanaman dan potensi hasil menyatakan keragaan suatu genotip yang
disebabkan adanya perbedaan tanggap relatif sama dari suatu lokasi ke lokasi
suatu genotip terhadap lingkungan dimana lainnya (homeostatis). Sementara stabilitas
genotip tersebut di tanam. Perbedaan dinamis atau stabilitas agronomis
responsif genotip terhadap lingkungannya, menyatakan rata-rata suatu genotip di
akan membuat penampilan jumlah kluster semua lokasi. Stabilitas statis biasanya
per tanaman, jumlah polong per tanaman, berkaitan dengan daya hasil yang rendah
bobot polong segar per tanaman dan sehingga konsep stabilitas statis lebih
potensi hasil suatu kultivar belum tentu direkomendasikan untuk mengevaluasi
sama jika ditanam pada lokasi yang daya hasil. Simmonds (1991)
berbeda. Interaksi genotip dengan menambahkan bahwa stabilitas statis akan
lingkungan dapat diartikan bahwa, pada lebih berguna dibandingkan dengan
genotip yang berbeda akan memberikan stabilitas dinamis di negara berkembang.
hasil berbeda apabila di tanam di lokasi Stabilitas dilihat dari respon genotip yang
yang berbeda. Suatu galur dapat tidak menyimpang dari respon rata-rata
27
1,8
1,6 bi > 1 Beradaptasi pada lingkungan optimal
CSxGI
1,4
Koefisien regresi
63-0-24
1,2
1 CSxGK
0,8 Lebat 3
50-0-24
0,6
0,4 CS
0,2 bi < 1 Beradaptasi pada lingkungan marginal
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Simpangan Regresi
Gambar 1. Grafik Intepretasi parameter bi dan s2d pada analisis stabilitas potensi hasil di tiga lokasi.
Keterangan : bi = Koefisien Regresi, CS = Cherooke Sun, GK = Gilik Kuning, GI = Gilik Ijo.
semua genotip yang ditanam di lingkungan polong per tanaman, bobot polong segar
uji. Interaksi antara genotip dan lingkungan per tanaman dan potensi hasil menjadi
menjadi menjadi salah satu kendala dalam dasar dalam melakukan analisis stabilitas.
pelaksanaan pemuliaan tanaman. Interaksi Karena kestabilan suatu tanaman
antara genotip dan lingkungan membuat beradaptasi pada lokasi yang berbeda bisa
tanaman hasil dari pemuliaan bisa jadi dari rerata produksi hasil yang dipengaruhi
kurang stabil bahkan tidak stabil, karena oleh beberapa karakter tersebut (Yulianti,
adanya perbedaan akan penampilan setiap 2017).
genotip berdasarkan kondisi lingkungan Genotip potensial menurut Eberhart
dimana tempat tumbuhnya tanaman dan Russell (1966) adalah memiliki rata-rata
tersebut (Harsanti et al., 2003). Oleh karena hasil tinggi, nilai koefisien regresi (bi) = 1
itu, perlu dilakukannya uji daya hasil dan nilai simpangan regresi (sd 2) mendekati
stabilitas serta adaptabilitas jika ditanam 0. Pada uji stabilitas pada hasil rata-rata
pada lokasi yang berbeda. Stabilitas hasil produksi semua genotip stabil dikarenakan
menjadi salah satu kriteria suatu genotip nilai simpangan regresi tidak berbeda nyata
agar dapat dibudidayakan secara luas. dengan nol. Sedangkan untuk adaptabilitas
Pendugaan nilai stabilitas hasil pada 4 menggunakan metode Findlay dan
genotip yang di uji pada tiga lokasi empat Wilkinson (1963) dimana koefisien regresi
genotip stabil, satu genotip adaptif pada tidak berbeda nyata dengan 1 menunjukkan
lahan marginal, satu genotip adaptif pada bahwa suatu genotip yang memilik nilai bi
lahan produktif dan dua genotip memiliki ‘tn’ (tidak sama dengan satu) yang artinya
adaptif pada lingkungan yang luas. genotip tersebut stabilitas dan adaptabilitas
Perbedaan interaksi genotip dengan sangat baik di semua lokasi, apabila bi
lingkungan pada analisis ragam gabungan berbeda nyata dan < 1 = adaptif pada
karakter jumlah kluster per tanaman, jumlah lingkungan marginal, ) apabila nilai bi
28
berbeda nyata dan > 1 = adaptif pada Finlay, K.W. and G.N. Wilkinson. 1963.
kondisi lingkungan optimal. Pada uji The Analysis of Adaptation in Plant
stabilitas dan adaptabilitas dapat di Breeding Program. Aust. Journal of
kelompokkan. Terdapat 4 genotip yang Research. 14(6): 742-754.
memenuhi kriteria stabil pada rerata hasil Gomez, K.A. dan Gomez, A.A. 1995.
panen yaitu CSxGK 50-0-24 dan CSxGI 63- Prosedur Statistik untuk Penelitian
0-24 adaptif pada lingkungan yang luas, Pertanian. Edisi Kedua. Jakarta.
satu genotip yang adaptif di lingkungan Harsanti, L., Hambali, Mugiono. 2003.
yang optimal yaitu Lebat 3 dan satu genotip Analisa Daya Adaptasi 10 Galur
yang adaptif pada lingkungan marginal yaitu Mutan Padi Sawah di 20 Lokasi Uji
Cherooke Sun. Daya Hasil Pada Dua Musim. Zuriat,
14 (1):1-7.
KESIMPULAN Kuswanto, N. Basuki dan E. S. Rejeki.
2006. Uji Adaptasi Kacang Panjang
Berdasarkan penelitian penampilan (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth)
karakter agronomi genotip buncis pada Galur Unibraw. Habitat (ISSN : 0853-
ketinggian tempat yang berbeda dapat 5167). 17 (2): 103-117.
disimpulkan terdapat interaksi genotip Simmonds, N. W. 1991. Selection for Local
dengan lingkungan pada variabel jumlah Adaptation in Plant Breeding
kluster per tanaman, jumlah polong polong Programme. Journal of Theoritical
per tanaman, bobot polong segar per and Applied Genetics. 82(3):363-367.
tanaman dan potensi hasil. Berdasarkan uji Totok, A. D. H. 2007. Pengaruh Interaksi
stabilitas yang ditanam pada lingkungan Genotip x Lokasi Tanam. Jurnal
yang berbeda terdapat 4 genotip yang Pembangunan Pedesaan. 7 (1):53-
memenuhi kriteria stabil pada rerata hasil 60.
panen yaitu CSxGK 50-0-24, CSxGI 63-0- Wahyuni, S. 2008. Hasil Padi Gogo Dari
24, Cherooke Sun dan Lebat 3. Uji dua sumber Benih yang Berbeda.
adaptabilitas dikelompokkan menjadi 3 Penelitian Pertanian Tanaman
kriteria yaitu genotip Lebat 3 dan CSxGK Pangan. 27(3):135-140.
50-0-24 yang adaptif pada lingkungan luas, Yulianti, N.D. 2017. Penampilan Karakter
genotip CSxGI 63-0-24 yang adaptif pada Agronomi 30 Genotip padi (Oryza
lingkungan yang optimal dan genotip sativa L.) di Tiga Lokasi. Skripsi.
Cherooke Sun yang adaptif pada Fakultas Pertanian. Universitas
lingkungan marginal. Brawijaya.
DAFTAR PUSTAKA