Anda di halaman 1dari 6

49

PLANTROPICA Journal of Agricultural Science. 2016. 1(2): 49-54

UJI KEUNIKAN DAN KESERAGAMAN BEBERAPA GALUR INBRIDA


JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt)
DISTINCTNESS AND HOMOGENEITY TEST ON INBREED LINES OF
SWEET CORN (Zea mays L. saccharata Sturt)
Noviani Susanto*), Respatijarti dan Arifin Noor Sugiharto

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia
*)
E-mail: nov14ni_susanto@yahoo.com

ABSTRAK ABSTRACT

Uji Beda, Unik, Seragam dan Stabil Distinct, Uniform, Stable (DUS) test is
diperlukan dalam pemuliaan tanaman untuk required in plant breeding to obtain plant
memperoleh hak PVT. Suatu varietas variety protection. A variety shall be
dianggap unik apabila varietas tersebut assumed to be distinct if it is clearly
dapat dibedakan secara jelas dengan distinguishable from another variety. A
varietas lain. Suatu varietas dianggap variety existed to be homogene if the
seragam apabila sifat-sifat utama atau important character are uniform. This test
penting pada varietas tersebut terbukti uses lines A 2, B 2, BIA 3, JMPOP 4, KA 11,
seragam. Uji ini menggunakan galur A2, B2, KI 5, KG 1, LIA 21. The purpose was to
BIA3, JMPOP4, KA11, KI5, KG1,LIA 21. study the distinctness and homogeneity of
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui each line of sweet corn in comparison with
keunikan dan keseragaman pada masing- the commercial variety i.e. Golden Sweet.
masing galur inbrida jagung manis The test was conducted from april 2014 –
dibandingkan dengan varietas pembanding July 2014 at experimental filed station of
yaitu varietas Golden Sweet. Uji ini akan jatikerto Brawijaya University. Randomized
dilaksanakan pada April 2014 – Juli 2014 di block design was used as test design with
kebun percobaan jatikerto Universitas three replication. The observations were
Brawijaya. Rancangan yang digunakan conducted based on DUS guidelines
adalah rancangan acak kelompok dengan 3 document of sweet corn. For distinctness
ulangan. Pengamatan dilakukan test was comparing qualitative character of
berdasarkan panduan uji BUSS pada the line and the standart of comparative
tanaman jagung. Analisis data yang variety. Meanwhile, calculation of the
digunakan untuk uji keunikan ialah dengan coefficient of varian was used for
membandingkan karakter kualitatif galur homogeneity test. The results showed, each
dengan varietas pembanding. Sedangkan line has one or more differences than
untuk uji keseragaman menggunakan commercial variety. This indicated that all
perhitungan nilai koefisien keragaman. Dari lines were unique and differentiable. For
hasil pengamatan, masing-masing galur homogeneity test, each line has low
memiliki satu atau lebih perbedaan karakter coefficient of variance. So that, each line
kualitatif dari varietas pembanding. Hal ini was uniform.
menunjukkan bahwa masin-masing galur
memiliki keunikan. Untuk uji keseragaman, Keywords : Sweet corn, Distinctness,
masing-masing galur memiliki nilai koefisien homogeneity, DUS test.
keragaman yang rendah. Sehingga masing-
masing galur telah seragam (homogen) PENDAHULUAN

Kata Kunci: Jagung Manis, Keunikan, Tanaman jagung manis ialah


Keseragaman, Uji BUSS. tanaman sereal semusim yang banyak
50

Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................

dibudidayakan di Indonesia. Seiring dengan Ayat 4). Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatnya jumlah penduduk di untuk mengetahui keunikan dan
Indonesia kebutuhan jagung manis semakin keseragaman pada masing-masing galur
meningkat. Sedangkan impor jagung manis inbrida jagung manis dibandingkan dengan
terus mengalami peningkatan. Hal ini varietas pembanding.
menunjukkan bahwa ketersediaan jagung
manis di Indonesia tidak mencukupi. BAHAN DAN METODE
Ketersediaan benih hibrida di Indonesia
masih sedikit. Menurut Idrus (2009) jagung Penelitian ini dilaksanakan pada
manis bersari bebas hanya mampu bulan April 2014 hingga Juli 2014 di Kebun
menghasilkan 2-3 ton pe ha, sedangkan percobaan Jatikerto Universitas Brawijaya.
jagung manis hibrida menghasilkan 7-10 ton Bahan yang digunakan antara lain delapan
per ha. Produksi jagung manis hibrida lebih galur inbrida jagung manis (A2, B2, BIA3,
unggul karena merupakan hasil persilangan JMPOP4, KA11, KI5, KG1,LIA 21), varietas
dari tetua-tetua unggul ( Putra et al, 2008). Golden Sweet, Pupuk NPK. Alat yang
Pembentukan jagung hibrida digunakan antar lain jangka sorong,
merupakan salah satu metode umum dalam meteran, alat tulis, kamera. Penelitian ini
pemuliaan jagung. Jagung hibrida adalah menggunakan rancangan acak kelompok
generasi F1 yang diperoleh dari hasil (RAK) dengan 3 ulangan. Masing-masing
persilangan galur-galur silang dalam ulangan terdapat 60 tanaman per galur.
(inbreed). Galur-galur inbrida yang Untuk sampel pengamatan menggunakan
digunakan sebagai tetua dalam 30 tanaman per galur.
pembentukan varietas hibrida harus Analisis data yang digunakan untuk
memiliki tingkat homozigositas yang tinggi. uji keunikan adalah dengan membandingan
Pengamatan karakteristik jagung hibrida karakter kualitatif galur yang diuji dengan
pada sifat-sifat yang memiliki nilai ekonomis varietas pembanding. Cara pengambilan
sangat diperlukan, karena dapat digunakan data pada karakter kualitatif dapat dilakukan
sebagai informasi genotip yang dapat secara visualisasi baik dengan kontrol yang
dievaluasi bagi para pemulia tanaman telah distandarisasi maupun dengan skoring
jagung manis (Wigathendi et al,2014). Pada (penilaian) (Mangoendidjojo, 2003).
tahun 2000, telah disahkan undang-undang Sedangkan untuk uji keseragaman
nomor 29 tentang perlindungan varietas menggunakan perhitungan koefisien
tanaman. keragaman. Untuk perhitungan koefisien
Hak perlindungan varietas tanaman keragaman menggunakan rumus
(PVT) diberikan untuk mendorong perakitan perhitungan sebagai berikut :
varietas unggul dan pembangunan
pertanian pada umumnya. Untuk KT Galat
kk= x 100%
memperoleh hak tersebut perlu dilakukan uji rata-rata
BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil). Uji
ini berguna untuk mengetahui karakter Menurut Moedjiono dan Mejaya
suatu genotip, genotip mana yang perlu (1994), nilai koefisien keragaman (kk) dibagi
diseleksi serta genotip mana yang dapat menjadi 4 kategori antara lain:
dijadikan tetua dalam hibridisasi. Suatu Rendah : 0%-25%
varietas dianggap unik apabila varietas Sedang : 25%-50%
tersebut dapat dibedakan secara jelas Cukup Tinggi : 50%-75%
dengan varietas lain yang keberadaannya Tinggi : 75%-100%
sudah dikenal luas pada saat penerimaan
permohonan hak PVT (Pasal 2 ayat 3). HASIL DAN PEMBAHASAN
Suatu varietas dianggap seragam apabila
sifat-sifat utama atau penting pada varietas Keunikan
tersebut terbukti seragam meskipun Uji keunikan dilakukan dengan
bervariasi sebagai akibat dari cara tanam mengamati karakter kualitatif tanaman. Sifat
dan lingkungan yang berbeda-beda (Pasal 2 kualitatif sangat dipengaruhi oleh satu gen
51

Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................

yang paling dominan (Gepts dan Hancock Keseragaman


2006). Selain itu, Karakter kualitatif lebih Pengujian keseragaman dari suatu
banyak dipengaruhi oleh faktor genetik dari varietas tergantung dari besarnya variasi
tetua daripada faktor lingkungan. (Yulianah yang terdapat pada suatu populasi
et al, 2012). Dari hasil pengamatan karakter (Departemen Pertanian, 2006). Analisis
kualitatif (Tabel 1), Galur A2 memiliki 2 statistik dilakukan terhadap karakter
karakter yang berbeda dari varietas Golden kuantitatif lainnya yaitu dengan cara
Sweet. Karakter tersebut antara lain derajat menghitung koefisien keragaman karakter
zig zag batang dan warna kernel. A2 kuantitatif di dalam masing-masing galur
memiliki derajat zig zag batang ringan dan inbrida. Nilai KK yang rendah
warna kernel putih kekuningan. mengindikasikan variasi di dalam genotip
Galur B2 memiliki 1 karakter berbeda sendiri kecil dan dapat diasumsikan genotip
dari Golden Sweet sebagai varietas tersebut keragaman karakter antar galurnya
pembanding yaitu bentuk tongkol silinder. rendah karena variasi yang ditimbulkan
Sedangkan galur BIA 3 memiliki 1 karakter kecil. Hal tersebut membuktikan adanya
berbeda dari Golden Sweet sebagai keseragaman (homogenitas) tanaman yang
varietas pembanding yaitu pola helai daun tinggi (KK kurang dari 25%) (Hansum,
bengkok tajam. 2003).
Galur JM POP 4 memiliki 2 karakter Dari hasil perhitungan koefisien
berbeda dari Golden Sweet sebagai keragaman (Tabel 2), Pada galur A2
varietas pembanding antara lain letak diperoleh nilai koefisien keragaman pada
percabangan samping malai bengkok, dan karakter lebar daun 4.24%, karakter
susunan baris biji melengkung. panjang tanaman 2.88%, karakter umur
Galur KA 11 merupakan galur yang anthesis 3.01%, umur muncul rambut
memiliki perbedaan karakter paling banyak tongkol 2.21%, karakter panjang tongkol
jika dibandingkan dengan varietas Golden 5.86%, karakter panjang tangkai 16.71%,
Sweet. Galur ini memiliki 4 perbedaan karakter diameter tongkol 7.08%, karakter
antara lain bentuk ujung daun pertama jumlah baris biji 9.13%, karakter panjang biji
bulat, pola helai daun lurus, warna kernel 10.7%, karakter lebar biji 12.4%.
kuning dan susunan baris biji melengkung. Pada galur B2 nilai koefisien
Galur KI 5 memiliki 2 karakter keragaman pada karakter lebar daun
berbeda dari Golden Sweet sebagai 5,47%, panjang tanaman 0.64%, umur
varietas pembanding antara lain warna anthesis 2.29%, umur muncul rambut
kernel kuning dan susunan baris biji tongkol 2.9%, panjang tongkol 8.91%,
melengkung. karakter panjang tangkai 29.5%, karakter
Galur KG1 memiliki 3 karakter yang diameter tongkol 5.57%, karakter jumlah
berbeda dari varietas Golden Sweet antara baris biji 10.2%, karakter panjang biji 7.07%,
lain bentuk ujung daun pertama bulat, karakter lebar biji 9.14%.
derajat zig zag batang ringan, dan letak Pada galur BIA 3 diperoleh nilai
percabangan samping malai tajam bengkok. koefisien keragaman pada karakter lebar
Galur LIA 21 memiliki 2 karakter daun 4.19%, karakter panjang tanaman 2%,
berbeda dari Golden Sweet sebagai karakter umur anthesis 4.05%, umur muncul
varietas pembanding antara lain bentuk rambut tongkol 2.21%, karakter panjang
ujung daun pertama bulat, dan letak tongkol 11.12%, karakter panjang tangkai
percabangan samping malai bengkok. 24.37%, karakter diameter tongkol 6.12%,
Masing-masing galur memiliki satu karakter jumlah baris biji 9.32%, karakter
atau lebih perbedaan karakter dibandingkan panjang biji 7.2%, karakter lebar biji 9.35%.
dengan varietas pembanding. Apabila suatu Pada galur KA 11 diperoleh nilai
varietas memiliki perbedaan satu atau lebih koefisien keragaman pada karakter lebar
karakter kualitatif dengan varietas daun 4.37%, karakter panjang tanaman
pembanding maka varietas tersebut dapat 0.81%, karakter umur anthesis 5.21%, umur
dinyatakan memiliki keunikan (Departemen muncul rambut tongkol 5%,
Pertanian, 2006).
52

Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................

Tabel 1 Data Pengamatan Karakter Kualitatif 9 Galur Inbrida Jagung Manis


No Karakter Galur
A2 B2 BIA 3 JM POP 4 KA 11 KG1 KI 5 LIA 21 Golden
Sweet
1 Daun Runcing Runcing Bulat Runcing Bulat Bulat Runcing Bulat Runcing
pertama: agak bulat agak bulat agak bulat agak bulat agak bulat
bentuk ujung
daun
2 Daun: Pola Bengkok Bengkok Bengkok Bengkok Lurus Bengkok Bengkok Bengkok Bengkok
helai daun tajam
3 Daun: Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Warna daun
4 Batang: Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Warna
batang
5 Batang: Ringan Sangat Sangat Sangat Sangat Ringan Sangat Sangat Sangat
Derajat zig ringan ringan ringan ringan ringan ringan ringan
zag batang
6 Malai: Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Warna
kepala sari
7 Malai: Letak Lurus Lurus Lurus Bengkok Lurus Tajam Lurus Bengkok Lurus
percabangan bengkok
samping
8 Tongkol: Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih
Warna
rambut
9 Tongkol: Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder
Bentuk mengerucut mengerucut mengerucut mengerucut mengerucut mengerucut mengerucut mengerucut
tongkol
10 Biji: Warna Putih Oranye Oranye Oranye Kuning Oranye Kuning Oranye Oranye
kernel kekuningan
11 Biji: Susunan Teratur Teratur Teratur Melengkung Melengkung Teratur Melengkung Teratur Teratur
baris
53

Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................

Tabel 2 Nilai Koefisien Keragaman 8 Galur Inbrida Jagung Manis


No Karakter Nilai koefisien keragaman (%)
A2 B2 BIA 3 JM KA 11 KG 1 KI 5 LIA 21
POP 4
1 Lebar 4.24 5.47 4.19 7.47 4.37 5.69 6.28 7.06
daun
2 Panjang 2.88 0.64 2 1.78 0.81 2.71 1.52 2.12
tanaman
3 Umur 3.01 2.29 4.05 2.21 5.21 2.37 6.32 2
anthesis
4 Umur 2.21 2.9 2.21 2.19 5 1.16 6.79 1.12
berbunga
betina
5 Panjang 5.86 8.91 11.12 8.3 9.61 6.06 6.86 8.23
tongkol
6 Panjang 16.71 29.5 24.37 14.35 19.03 29.38 25.8 22.63
tangkai
7 Diameter 7.08 5.57 6.12 5.93 4.83 4.86 3.37 4.45
tongkol
8 Jumlah 9.13 10.2 9.32 15.8 12.3 11.5 6.78 9.51
baris biji
9 Panjang 10.7 7.07 7.2 5.98 6.54 6.55 7.55 6.85
biji
10 Lebar biji 12.4 9.14 9.35 11.4 8.3 8.63 12 7.22
Keterangan: Nilai kk 0-25% rendah, 25-50% sedang, 50-75% cukup tinggi, kk 75-100% tinggi.

karakter panjang tongkol 9.61%, karakter Pada galur LIA 21 diperoleh nilai
panjang tangkai 19.03%, karakter diameter koefisien keragaman pada karakter lebar
tongkol 4.83%, karakter jumlah baris biji daun 7.06%, karakter panjang tanaman
12.3%, karakter panjang biji 6.54%, karakter 2.12%, karakter umur anthesis 2%, umur
lebar biji 8.3%. muncul rambut tongkol 1.12%, karakter
Pada galur KI 5 diperoleh nilai panjang tongkol 8.23%, karakter panjang
koefisien keragaman pada karakter lebar tangkai 22.63%, karakter diameter tongkol
daun 6.28%, karakter panjang tanaman 4.45%, karakter jumlah baris biji 9.51%,
1.52%, karakter umur anthesis 6.32%, umur karakter panjang biji 6.85%, karakter lebar
muncul rambut tongkol 6.79%, karakter biji 7.22%.
panjang tongkol 6.86%, karakter panjang Dari hasil perhitungan nilai koefisien
tangkai 25.8%, karakter diameter tongkol keragaman, masing-masing galur memiliki
3.37%, karakter jumlah baris biji 6.78%, nilai koefisien keragaman yang tergolong
karakter panjang biji 7.55%, karakter lebar rendah (0%-25%). Karakter dengan
biji 12%. koefisien keragaman relatif rendah
Pada galur KG 1 diperoleh nilai digolongkan sebagai sifat keragaman
koefisien keragaman pada karakter lebar sempit dan karakter dengan kriteria
daun 5.69%, karakter panjang tanaman koefisien keragaman relatif cukup tinggi dan
2.71%, karakter umur anthesis 2.37%, umur tinggi digolongkan sebagai karakter
muncul rambut tongkol 1.16%, karakter keragaman genetik luas (Murdaningsih et
panjang tongkol 6.06%, karakter panjang al., 1990). Semakin sempit nilai keragaman
tangkai 29.38%, karakter diameter tongkol maka semakin homogen (seragam). Hanya
4.86%, karakter jumlah baris biji 11.5%, pada karakter panjang tangkai galur B2, KG
karakter panjang biji 6.55%, karakter lebar 1 dan KI 5 yang nilai koefisien
biji 8.63%. keragamannya tergolong sedang. Suatu
54

Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................

varietas masih dapat dikatakan seragam Hansum, M. and A. Lagaligo. 2003. An


apabila seluruh karakter pentingnya terbukti overview on rangland productions at
seragam meskipun terdapat satu karakter two location of communal grazing for
yang memiliki tingkat keseragaman yang the low in coma farmers in Palu valley
rendah (Departemen Pertanian, 2006). Central Sulawesi. Jurnal Agroland
Pada tanaman jagung, karakter panjang 8(2): 203−207.
tangkai tidak termasuk dalam karakter Idrus. 2009. Komparasi pendapatan
utama atau karakter penting. Sehingga usahatani jagung hibrida BISI 16 dan
kedelapan galur masih memenuhi nilai BISI 2 di Kecamatan Gerung
keseragaman. Kabupaten Lombok Barat.
Agroteksos. 19 (1-2) : 56-61.
KESIMPULAN Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar
Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Masing-masing galur memiliki Yogyakarta.
keunikan apabila dibandingkan dengan Mejaya, M. J., dan Moedjiono. 1994.
varietas Golden Sweet sebagai Variabilitas genetik beberapa karakter
pembanding. Galur A2 memiliki keunikan plasma nutfah jagung koleksi Balittan
derajat zig zag batang ringan dan warna Malang. Zuriat 5 (2):27-32
kernel putih kekuningan. Galur B2 memiliki Murdaningsih, H. K., A. Baihaki, G.
keunikan bentuk tongkol silinder. Galur BIA Satari, T. Danakusuma, A.H.
3 memiliki keunikan bentuk ujung daun Permadi. 1990. Variasi genetic sifat-
pertama bulat dan pola helai daun bengkok sifat tanaman bawang di Indonesia.
tajam. Galur JM POP 4 memiliki keunikan Zuriat 1(1):32-36.
letak percabangan samping malai bengkok Putra, R.Y., Anggia, E. P. dan D.
dan susunan baris biji melengkung. Galur Ruswandi. 2008. Daya gabung
KA 11 memiliki keunikan bentuk ujung daun umum galur-galur jagung manis di
pertama bulat, pola helai daun lurus, warna Jawa Barat. Zuriat 19 (2) : 210-217.
kernel kuning, dan susunan baris biji Yulianah, I., C.S. Kurnia, N. Kendarini, S.
melengkung. Galur KG1 memiliki keunikan Ashari. 2012. Selection in yield of
bentuk ujung daun pertama bulat, derajat wheat (Triticum aestivum L.) lines in
zig zag batang ringan, dan letak middle land and upland. Jurnal
percabangan samping malai tajam bengkok. Agrivita 34 (3): 278- 285
Galur KI 5 memiliki keunikan warna kernel Wigathendi, A.E., A. Soegianto, A.N.
kuning dan susunan baris biji melengkung. Sugiharto. 2014, Karakterisasi tujuh
Galur LIA 21 memiliki keunikan bentuk genotip jagung manis (Zea mays
ujung daun pertama bulat dan letak saccharata Sturt) hibrida. Jurnal
percabangan samping malai bengkok. Nilai Produksi Tanaman 2 (8): 658-664.
koefisien keragaman pada galur A2, B2, BIA
3, JM POP 4, KA 11, KG1, KI 5, LIA 21
tergolong rendah (0%- 25%). Hal ini
menunjukkan bahwa masing-masing galur
telah homogen (seragam).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 2006. Panduan


pengujian individual kebaruan,
keunikan, keseragaman dan
kestabilan jagung nomor dokumen
PVT/PPI/17/1. Pusat PVT. Jakarta.
Gepts, P. dan J. Hancock. 2006. The
future of plant breeding. Crop Science
July-August. 46 : 1630-1634.

Anda mungkin juga menyukai