ABSTRAK ABSTRACT
Uji Beda, Unik, Seragam dan Stabil Distinct, Uniform, Stable (DUS) test is
diperlukan dalam pemuliaan tanaman untuk required in plant breeding to obtain plant
memperoleh hak PVT. Suatu varietas variety protection. A variety shall be
dianggap unik apabila varietas tersebut assumed to be distinct if it is clearly
dapat dibedakan secara jelas dengan distinguishable from another variety. A
varietas lain. Suatu varietas dianggap variety existed to be homogene if the
seragam apabila sifat-sifat utama atau important character are uniform. This test
penting pada varietas tersebut terbukti uses lines A 2, B 2, BIA 3, JMPOP 4, KA 11,
seragam. Uji ini menggunakan galur A2, B2, KI 5, KG 1, LIA 21. The purpose was to
BIA3, JMPOP4, KA11, KI5, KG1,LIA 21. study the distinctness and homogeneity of
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui each line of sweet corn in comparison with
keunikan dan keseragaman pada masing- the commercial variety i.e. Golden Sweet.
masing galur inbrida jagung manis The test was conducted from april 2014 –
dibandingkan dengan varietas pembanding July 2014 at experimental filed station of
yaitu varietas Golden Sweet. Uji ini akan jatikerto Brawijaya University. Randomized
dilaksanakan pada April 2014 – Juli 2014 di block design was used as test design with
kebun percobaan jatikerto Universitas three replication. The observations were
Brawijaya. Rancangan yang digunakan conducted based on DUS guidelines
adalah rancangan acak kelompok dengan 3 document of sweet corn. For distinctness
ulangan. Pengamatan dilakukan test was comparing qualitative character of
berdasarkan panduan uji BUSS pada the line and the standart of comparative
tanaman jagung. Analisis data yang variety. Meanwhile, calculation of the
digunakan untuk uji keunikan ialah dengan coefficient of varian was used for
membandingkan karakter kualitatif galur homogeneity test. The results showed, each
dengan varietas pembanding. Sedangkan line has one or more differences than
untuk uji keseragaman menggunakan commercial variety. This indicated that all
perhitungan nilai koefisien keragaman. Dari lines were unique and differentiable. For
hasil pengamatan, masing-masing galur homogeneity test, each line has low
memiliki satu atau lebih perbedaan karakter coefficient of variance. So that, each line
kualitatif dari varietas pembanding. Hal ini was uniform.
menunjukkan bahwa masin-masing galur
memiliki keunikan. Untuk uji keseragaman, Keywords : Sweet corn, Distinctness,
masing-masing galur memiliki nilai koefisien homogeneity, DUS test.
keragaman yang rendah. Sehingga masing-
masing galur telah seragam (homogen) PENDAHULUAN
Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................
dibudidayakan di Indonesia. Seiring dengan Ayat 4). Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatnya jumlah penduduk di untuk mengetahui keunikan dan
Indonesia kebutuhan jagung manis semakin keseragaman pada masing-masing galur
meningkat. Sedangkan impor jagung manis inbrida jagung manis dibandingkan dengan
terus mengalami peningkatan. Hal ini varietas pembanding.
menunjukkan bahwa ketersediaan jagung
manis di Indonesia tidak mencukupi. BAHAN DAN METODE
Ketersediaan benih hibrida di Indonesia
masih sedikit. Menurut Idrus (2009) jagung Penelitian ini dilaksanakan pada
manis bersari bebas hanya mampu bulan April 2014 hingga Juli 2014 di Kebun
menghasilkan 2-3 ton pe ha, sedangkan percobaan Jatikerto Universitas Brawijaya.
jagung manis hibrida menghasilkan 7-10 ton Bahan yang digunakan antara lain delapan
per ha. Produksi jagung manis hibrida lebih galur inbrida jagung manis (A2, B2, BIA3,
unggul karena merupakan hasil persilangan JMPOP4, KA11, KI5, KG1,LIA 21), varietas
dari tetua-tetua unggul ( Putra et al, 2008). Golden Sweet, Pupuk NPK. Alat yang
Pembentukan jagung hibrida digunakan antar lain jangka sorong,
merupakan salah satu metode umum dalam meteran, alat tulis, kamera. Penelitian ini
pemuliaan jagung. Jagung hibrida adalah menggunakan rancangan acak kelompok
generasi F1 yang diperoleh dari hasil (RAK) dengan 3 ulangan. Masing-masing
persilangan galur-galur silang dalam ulangan terdapat 60 tanaman per galur.
(inbreed). Galur-galur inbrida yang Untuk sampel pengamatan menggunakan
digunakan sebagai tetua dalam 30 tanaman per galur.
pembentukan varietas hibrida harus Analisis data yang digunakan untuk
memiliki tingkat homozigositas yang tinggi. uji keunikan adalah dengan membandingan
Pengamatan karakteristik jagung hibrida karakter kualitatif galur yang diuji dengan
pada sifat-sifat yang memiliki nilai ekonomis varietas pembanding. Cara pengambilan
sangat diperlukan, karena dapat digunakan data pada karakter kualitatif dapat dilakukan
sebagai informasi genotip yang dapat secara visualisasi baik dengan kontrol yang
dievaluasi bagi para pemulia tanaman telah distandarisasi maupun dengan skoring
jagung manis (Wigathendi et al,2014). Pada (penilaian) (Mangoendidjojo, 2003).
tahun 2000, telah disahkan undang-undang Sedangkan untuk uji keseragaman
nomor 29 tentang perlindungan varietas menggunakan perhitungan koefisien
tanaman. keragaman. Untuk perhitungan koefisien
Hak perlindungan varietas tanaman keragaman menggunakan rumus
(PVT) diberikan untuk mendorong perakitan perhitungan sebagai berikut :
varietas unggul dan pembangunan
pertanian pada umumnya. Untuk KT Galat
kk= x 100%
memperoleh hak tersebut perlu dilakukan uji rata-rata
BUSS (Baru, Unik, Seragam dan Stabil). Uji
ini berguna untuk mengetahui karakter Menurut Moedjiono dan Mejaya
suatu genotip, genotip mana yang perlu (1994), nilai koefisien keragaman (kk) dibagi
diseleksi serta genotip mana yang dapat menjadi 4 kategori antara lain:
dijadikan tetua dalam hibridisasi. Suatu Rendah : 0%-25%
varietas dianggap unik apabila varietas Sedang : 25%-50%
tersebut dapat dibedakan secara jelas Cukup Tinggi : 50%-75%
dengan varietas lain yang keberadaannya Tinggi : 75%-100%
sudah dikenal luas pada saat penerimaan
permohonan hak PVT (Pasal 2 ayat 3). HASIL DAN PEMBAHASAN
Suatu varietas dianggap seragam apabila
sifat-sifat utama atau penting pada varietas Keunikan
tersebut terbukti seragam meskipun Uji keunikan dilakukan dengan
bervariasi sebagai akibat dari cara tanam mengamati karakter kualitatif tanaman. Sifat
dan lingkungan yang berbeda-beda (Pasal 2 kualitatif sangat dipengaruhi oleh satu gen
51
Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................
Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................
Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................
karakter panjang tongkol 9.61%, karakter Pada galur LIA 21 diperoleh nilai
panjang tangkai 19.03%, karakter diameter koefisien keragaman pada karakter lebar
tongkol 4.83%, karakter jumlah baris biji daun 7.06%, karakter panjang tanaman
12.3%, karakter panjang biji 6.54%, karakter 2.12%, karakter umur anthesis 2%, umur
lebar biji 8.3%. muncul rambut tongkol 1.12%, karakter
Pada galur KI 5 diperoleh nilai panjang tongkol 8.23%, karakter panjang
koefisien keragaman pada karakter lebar tangkai 22.63%, karakter diameter tongkol
daun 6.28%, karakter panjang tanaman 4.45%, karakter jumlah baris biji 9.51%,
1.52%, karakter umur anthesis 6.32%, umur karakter panjang biji 6.85%, karakter lebar
muncul rambut tongkol 6.79%, karakter biji 7.22%.
panjang tongkol 6.86%, karakter panjang Dari hasil perhitungan nilai koefisien
tangkai 25.8%, karakter diameter tongkol keragaman, masing-masing galur memiliki
3.37%, karakter jumlah baris biji 6.78%, nilai koefisien keragaman yang tergolong
karakter panjang biji 7.55%, karakter lebar rendah (0%-25%). Karakter dengan
biji 12%. koefisien keragaman relatif rendah
Pada galur KG 1 diperoleh nilai digolongkan sebagai sifat keragaman
koefisien keragaman pada karakter lebar sempit dan karakter dengan kriteria
daun 5.69%, karakter panjang tanaman koefisien keragaman relatif cukup tinggi dan
2.71%, karakter umur anthesis 2.37%, umur tinggi digolongkan sebagai karakter
muncul rambut tongkol 1.16%, karakter keragaman genetik luas (Murdaningsih et
panjang tongkol 6.06%, karakter panjang al., 1990). Semakin sempit nilai keragaman
tangkai 29.38%, karakter diameter tongkol maka semakin homogen (seragam). Hanya
4.86%, karakter jumlah baris biji 11.5%, pada karakter panjang tangkai galur B2, KG
karakter panjang biji 6.55%, karakter lebar 1 dan KI 5 yang nilai koefisien
biji 8.63%. keragamannya tergolong sedang. Suatu
54
Noviani Susanto, et al.: Uji Keunikan dan Keseragaman Beberapa Galur Inbrida...........................
DAFTAR PUSTAKA