Anda di halaman 1dari 1

BIOGRAFI

KI HAJAR DEWANTARA
TOKOH PENDIDIKAN NASIONAL

Ki Hajar Dewantara merupakan bapak pelopor pendidikan di Indonesia. Beliau adalah


mentri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat
gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gajah Mada. Ki Hajar
Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Lahir pada kamis legi, 2 Mei
1889 di Yogyakarta. Ayahnya adalah Kanjeng Pangeran Ario Suryaningrat dan ibunya bernama
Raden Ayu Sandiah. K.P.A Suryaningrat merupakan anak dari Paku Alam III. Julukan Ki Hajar
Dewantara saat masih kecil adalah Denmas Jemblung (buncit).
Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar milik
Belanda di kampung Bintaran Yogyakarta. Lulus dari ELS Suwardi Suryaningrat masuk ke
Kweekschool, sebuah sekolah guru di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara pun mendapat tawaran
beasiswa sekolah kedokteran. Tepatnya di sekolah dokter Jawa di Jakarta bernama STOVIA
(School Fit Opleiding Van Indische Artsen). Sayangnya 4 bulan kemudian beasiswanya dicabut
karena kesehatan Ki Hajar kurang baik.
Lepas dari STOVIA Ki Hajar Dewantara mendapat Surat Keterangan Istimewa atas
kemahirannya berbahasa Belanda. Ki Hajar juga menjadi jurnalis di Surat Kabar Bahasa Jawa
“Sedyotomo”, kemudian Surat Kabar Bahasa Belanda “Midden Java di Yogyakarta, dan “De
Express” di Bandung. Puncak karir Suwardi Suryaningrat dalam jurnalistik adalah saat menulis
Als ik eens Nederlander was pada Buletin Bumi. Buletin ini dicetak 5.000 eksemplar dan
menjadi terkenal di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena tulis-tulisan yang berupa
kritikan tersebut dinilai sangat pedas. Hingga akhirnya Ki Hajar Dewantara, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker ditangkap lalu dipenjara.
Pada tahun 1913, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indonesisch Pers-bureau, atau kantor
berita Indonesia. Ia pun berhasil mendapatkan sebuah ijazah pendidikan bergengsi di Belanda,
yang dikenal dengan nama Europeesche Akta. Ijazah itulah yang kemudian dapat membantunya
mendirikan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Saat ia berusia 40 tahun, ia mengganti
namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara tak lagi Suwardi Suryaningrat.
Kini jejak-jejak peninggalan Ki Hajar Dewantara terpampang rapi di Museum Dewantara
Kirti Griya yang berlokasi di Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Museum yang diresmikan Nyi
Hadjar pada 2 Mei 1970 diberi nama sesuai fungsinya semula. Kirti berarti kerja dan griya
bermakna rumah. Bangunan ini dulu merupakan tempat tinggal Ki Hajar Dewantara bersama
keluarga.

Nama : Rani Rahmania


Kelas : X IPA 4

Anda mungkin juga menyukai