Anda di halaman 1dari 8

Biografi

Ki Hajar Dewantara
Pahlawan Pergerakan
Nasional

Ahmad Fauzi Sarmadih


XI IPA 2
Sejarah Indonesia
SMAN 1 Tajurhalang
Tahun Pelajaran 2022/2023
Profil Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara lahir di


Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan
nama RM Soewardi
Soerjaningrat. Merupakan cucu
dari Sri Paku Alam III dan
ayahnya bernama GPH
Soerjaningrat.
Pendidikan
Sebagai bangsawan Jawa, Ki Hajar
Dewantara mengenyam Pendidikan
Europeesche Lagere School (ELS), sekolah
rendah untuk anak-anak Eropa. Kemudian ia
mendapatkan kesempatan untuk masuk
School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen
(STOVIA) atau yang sering disebut Sekolah
Dokter Jawa. Namun, karena kondisi
kesehatannya tidak mengizinkan, membuat Ki
Hajar Dewantara tidak tamat dari sekolah ini.
Profesi yang digeluti oleh Ki Hajar Dewantara
Profesi adalah dunia jurnalisme yang berkiprah di
beberapa surat kabar dan majalah pada waktu itu:
Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia,
Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda,
dan Poesara yang melontarkan kritik sosial-
politik kaum bumiputera kepada penjajah. Selain
itu, ia juga aktif di berbagai organisasi sosial dan
politik. Ketika tahun 1908, Ki Hajar Dewantara
aktif di seksi propaganda organisasi Boedi
Oetomo untuk menyosialisasikan dan
memebangkitkan kesadaran masyarakat
Indonesia tentang pentingnya kesatuan dan
persatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Indische Partij
Bersama dengan Douwes Dekker dan Cipto
Mangoenkoesoemo, Ki Hajar Dewantara
mendirikan Indische Partij pada 25 Desember
1912 dengan tujuan untuk kemerdekaan
Indonesia, kemudian ditolak oleh Belanda
karena dianggap dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme rakyat. Kemudian Ki Hajar
Dewantara juga menulis tulisan yang berjudul
Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku
Seorang Belanda) dan akibat tulisan itu,
kolonial belanda menjatuhkan hukuman kepada
Ki Hajar Dewantara dengan di asingkan di
pulau bangka.
Setelah kembali dari pengasingan, Ki Hajar
Dewantara mendirikan sebuah perguruan yang
bercorak nasional, National Onderwijs Institut Taman
Perguruan Taman Siswa Siswa pada Juli 1922, lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi para pribumi kelas
bawah untuk memperoleh hak pendidikan seperti
halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Perguruan ini mengubah metode pengajaran kolonial
yaitu dari sistem pendidikan “perintah dan sanksi”.
Perjuangan inilah yang membuat pemerintah
Indonesia menghormatinya dengan mengangkat Ki
Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (1950), mendapat gelar doktor honoris
causa dari Universitas Gajah Mada (1959) serta
diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959.
Makam
Ki Hajar Dewantara

Perjuangan Ki Hajar Dewantara


belum selesai untuk mendidik
penerus bangsa, namun ia sudah
wafat terlebih dahulu pada 26
April 1959 dan dimakamkan di
pemakaman keluarga Taman
Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta.
@faufauziii_

Anda mungkin juga menyukai