Anda di halaman 1dari 3

PERAN UNIT PENGELOLA LINGKUNGAN DALAM

PELAKSANAAN KEGIATAN LINGKUNGAN UNTUK


MENGURANGI ASPEK KEKUMUHAN

Program Kotaku (Kota Tana Kumuh), tujuan umum program ini adalah meningkatkan akses terhadap infrastruktur
dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan dan mencegah timbulnya permukiman kumuh baru dalam
rangka untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan tujuan diatas, dilakukan melalui kegiatan:
a) Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur permukiman baik skala lingkungan maupun skala kawasan.
b) Penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah serta
c) Pembangunan infrastruktur pendukung penghidupan (livelihood) masyarakat.

Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka didalam kepengurusan LKM (Lembaga Keswadayaan Masyarakat) ada
satu unit yang bernama Unit Pengelola Lingkungan (UPL) yang bertanggung jawab dalam hal pengelolaan dan
perealisasian setiap kegiatan-kegiatan di kelurahan masing-masing.
Di LKM Rejosari Sehati kelurahan Rejosari kecamatan Pangkalbalam kota Pangkalpinang, Unit Pengelola
Lingkungan dikelola oleh Bapak Ahmad Syapri. Walaupun dia
baru menjabat UPL yang diamanatkan oleh LKM Rejosari Sehati,
dan belum terlalu banyakfaham tentang Program, akan tetapi
beliau memiliki Jiwa sosial dan tanggung jawab yang tinggi, dan
ringan tangan, beliau tidak sungkan untuk membantu pekerjaaan
KSM. Beliau berusaha untuk setiap kegiatan berjalan sesuai
rencana untuk kesejahteraan dan kemajuan kelurahan Rejosari.
Unit Pengelola Lingkungan (UPL) merupakan satu diantara tiga
UP yang ada di BKM. Fungsi UPL adalah sebagai pengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan di bidang
lingkungan perumahan dan permukiman. Tugas mereka, antara lain, melakukan pendampingan penyusunan usulan
kegiatan KSM/panitia, mengendalikan kegiatan pembangunan prasarana dasar lingkungan perumahan dan
permukiman yang dilaksanakan oleh KSM/panitia pembangunan.
Peran UPL adalah sebagai motor penggerak masyarakat dalam membangun kepedulian bersama dan gerakan
masyarakat untuk penataan lingkungan perumahan dan permukiman yang lestari, sehat, dan terpadu. UPL
diharapkan mampu menggali potensi lokal yang ada diwilayahnya, dan menjalin kemitraan (channeling) dengan
pihak-pihak lain yang mendukung program lingkungan UPL. Agar UPL dapat menjalan tugas dan fungsinya seperti
yang diharapkan, tentunya harus dipilih orang yang tepat untuk menangani posisi tersebut.

Pada kenyataannya, banyak UPL yang belum dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Hal ini dapat
disebabkan oleh BKM mengalami kesulitan memasukan UPL karena keterbatasan SDM dan keterbatasan kemauan
dari calon UP, pemilihan oleh BKM kurang tepat karena UPL tidak mempunyai latar belakang yang mendukung,
kurangnya pemahaman UPL akan tugas dan fungsinya. Selain itu, sering terjadi pergantian UPL karena berbagai
alasan, seperti kesibukan kerja, meninggal, sudah tua, atau hanya sekedar ditunjuk sehingga kurang mengerti
perannya sebagai UPL dan sebagainya. Faktor lain yang mungkin terjadi adalah tugas UPL terlalu didominasi oleh
BKM sendiri, sehingga keaktifannya kurang.

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan, perlu dukungan pendampingan dari Fasilitator kepada UPL, agar mereka
mampu melakukan fasilitasi pendampingan pembentukan KSM/panitia, penyusunan usulan kegiatan KSM, dan
melakukan monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan KSM/panitia. Maka, bantuan teknis (penguatan kapasitas)
yang diberikan kepada UPL berupa bimbingan (coaching) dan pendampingan yang diberikan oleh Fasilitator kepada
UPL perlu dilakukan. Agar penguatan kapasitas UPL ini efektif, maka seorang fasilitator harus menguasai substansi
materi bimbingan serta menguasai pendampingan secara teknis tentang infrastruktur.

Coaching UPL  oleh Fasilitator Infrastruktur tentang penguatan UPL-BKM, bimbingan teknis tentang pengisian dan
verifikasi proposal KSM, bimbingan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan KSM, bimbingan
pelaporan teknis, administrasi, dan keuangan KSM, serta bimbingan pemeliharaan prasarana pasca pelaksanaan
lebih lanjut. Pendampingan KSM, monitoring, pengendalian dan
pelaporan akan dilakukan UPL BKM terhadap KSM/panitia
lingkungan di desa/kelurahan masing-masing.

Pelaksanaan paparan di atas memang tidak akan semudah


mengatakannya. Tentunya akan banyak kendala teknis maupun
non teknis. Tapi, harapan penulis, setiap pelaku Kotaku mau
memberikan yang terbaik untuk masyarakat, sebagai bentuk
pengabdian dan keseriusan kita dalam menanggulangi
Kekumuhan.

Oleh : Annas Adnin


Faskel Teknik TF 16 Pangkalpinang
BEST PRACTICE

Anda mungkin juga menyukai