Anda di halaman 1dari 7

27 Des.

09

TOR REFRESHING TRAINING CFT & DST -


PROYEK CWSH
(January 2010)
Latar Program CWSHP adalah Program Air Bersih dan Sanitasi berbasis Masyarakat yang
Belakang memfokuskan pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, melalui
pendekatan partisipatif. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh peran
dan kualitas fasilitator (CFT) dan Konsultan Pendamping (DST) dalam mendampingi
masyarakat desa dan Pemda. Implementasi Proyek CWSHP sudah berjalan selama
15 bulan sejak mobilisasi paket RST, dan secara umum tantangan kedepan adalah
sbb:

1. Dalam rangka percepatan dan pencapaian berbagai agenda dan target proyek
di tahun 2010 dan 2011 dirasakan perlu peningkatan kualitas dan kapasitas
DST, CFT, dan PMC secara menyeluruh, khususnya dalam rangka
pendampingan, pemantauan, dan pengendalian kegiatan masyarakat.

2. Dalam perjalanan kegiatan proyek di tahun 2009 terjadi pergantian person CFT
dalam jumlah yang besar dan digantikan oleh person yang sebelumnya belum
mendapatkan pelatihan atau belum memiliki pengalaman kegiatan sejenis.

3. Dirasakan masih belum sinkron dan synergynya laporan CFT/ DST dengan
laporan PMC sehingga menyulitkan CST untuk mengkonsolidasikan semua
laporan tsb. dalam satu laporan (PMR) yang utuh dan berkualitas. Hal ini
mengindikasikan komunikasi dan koordinasi pihak-pihak diatas masih perlu
ditingkatkan.

Atas dasar pertimbangan diatas maka dirasakan perlunya pengayaan, penyegaran


dan pendalaman pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) kepada CFT
yang umumnya belum memperoleh pelatihan dan belum memiliki pengalaman
pada proyek sejenis sebelumnya. Penyegaran pelatihan juga perlu diberikan
kepada DST dan PMC yang berfungsi mendampingi DPMU dalam kegiatan
pemantauan, pengendalian kegiatan proyek secara menyeluruh.

Identifikasi Dari hasil diskusi dengan koordinator DST terungkap beberapa masalah pokok yang
Kebutuhan: dihadapi DST dan CFT dalam menjalankan tugasnya:

1. Pemberdayaan Masyarakat:

Belum adanya pengalaman dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat


menyebabkan sebagian besar CFT merasa kurang percaya diri menjalankan
fungsi pendampingan masyarakat secara baik. Selain dp itu karena sebagian
besar dari mereka tidak mengikuti pelatihan sehingga mereka kurang
memahami peran, tanggung jawab dan lingkup kerja mereka sebagai ujung
tombak pengendalian kegiatan ditahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pengelolaan.

2. Teknik

Kelemahan utama CFT teknik sebagai kurangnya pengarahan dari CST meliputi:
kurang terampil menyusun dokumen rancang bangun WSS termasuk
1
27 Des. 09
mengembangkan opsi-opsi technology yang sesuai dengan kondisi setempat,
menyusun spesifikasi teknis dari opsi terpilih, menyusun DED, dan RAB yang
menjadi dasar bagi penyusunan RKM.

3. Kesehatan

Kelemahan utama dari CFT terletak disamping kurangnya dukungan dan


pengarahan dari CST tetapi juga karena terbatasnya CFT yg berlatar belakang
Kesehatan, khususnya Penyehatan Lingkungan. Kondisi ini menyebabkan
Pedoman dan Petunjuk Teknis yang berkaitan dengan Promosi untuk
menerapkan cara-cara hidup bersih dan sehat belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan secara optimal. Disamping itu petunjuk ttg tata cara melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap tingkat perkembangan kesehatan dan
penyakit belum berjalan secara teratur.

4. Management

Banyaknya berbagai format pedoman, sistem dan prosedur pemantauan dan


pengendalian dinilai terlalu rumit untuk dipahami dan terlalu banyak, sehingga
menyulitkan CFT dan DST untuk membagi waktu serta energy antara tugas2
pendampingan masyarakat dengan tugas2 administrasi pelaporan, ditambah
waktu yang tersita untuk perjalanan menuju ke desa-desa yang seringkali
menyita waktu dan energy yang banyak.

Tujuan Umum Tujuan umum pelatihan adalah:

1. Meningkatnya kemampuan dan komitmen DST sebagai konsultan pendamping


dalam melaksanakan koordinasi, dukungan dan supervisi terhadap CFT dan
TKM.

2. Meningkatnya kemampuan dan komitmen CFT dalam mendampingi, memberi


motivasi, melakukan pembelajaran kepada masyarakat termasuk melakukan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap kinerja masyarakat (TKM) ,
dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengelolaan.

3. Menciptakan komunikasi dan lesson learned dari berbagai issues di berbagai


desa antara CFT; DCT ; dan CST.

Tujuan Khusus Meningkatkan kemampuan CFT untuk :

1. melakukan pendampingan masyarakat dalam melaksanakan proyek mulai dari


awal kegiatan sampai dengan selesai.

2. melakukan proses pembelajaran/pelatihan kepada masyarakat.

3. melakukan motivasi kepada masyarakat untuk bangkit dan bergerak untuk


mencapai kondisi kesehatan yang optimal.

4. melakukan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan bulanan dan triwulan

Target dan Indikator Proses


Sasaran
Peserta pelatihan adalah semua CFT dan DST di 4 Propinsi dan 20 Kabupaten
wilayah kerja CWSHP.

Indikator Output

2
27 Des. 09
(A). Komponen 1: Capacity Building

1. Meningkatnya pemahaman dan kemampuan DST dalam melakukan


fasilitasi untuk meningkatkan kapasitas DPMU dan pemerintah daerah
tentang proses dan kesinambungan AMPL di masing-masing Kabupaten
CWSHP.

2. Meningkatnya pemahaman dan kemampuan DST dalam memfasilitasi


Pemerintah Daerah dalam melakukan Koordinasi dan Fasilitasi di masing-
masing wilayahnya (TKK, TKKc, LSM, Perguruan Tinggi).

3. Meningkatnya pemahaman dan kemampuan DST untuk melakukan


fasilitasi, Koordinasi, dan konsolidasi dengan TKKc, Kepala
Puskesmas/Sanitarian, dan Kepala Desa.

4. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan DST dalam pengisian


laporan monitoring yang berkualitas.

(B) Komponen 2

1. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan CFT Pemberdayaan Masyarakat


dalam memfasilitasi Pengarus-utamaan Gender kepada masyarakat.

2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam memfasilitasi


Tools MPA- PHAST.

3. Meningkatnya keterampilan CFT dan DST dalam memberikan motivasi


kepada TKM dan masyarakat.

4. Meningkatnya Pengetahuan dan Keterampilan CFT Pemberdayaan


Masyarakat terutama dalam memfasilitasi pembentukan TKM dan Badan
Pengelola Sarana.

5. Meningkatnya keterampilan CFT dalam melakukan advokasi


keberlangsungan BPS.

6. Meningkatnya keterampilan CFT dan DST dalam memberikan


pendampingan kepada TKM dan masyarakat.

7. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan CFT dalam pengisian


laporan monitoring yang berkualitas.

8. Meningkatnya Keterampilan CFT Pemberdayaan Masyarakat dalam


penyelesaian konflik di tingkat desa

9. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dan DST dalam


melakukan pelatihan Pembukuan dan Administrasi, Operasional dan
Maintenance.

(C) Komponen 3

1. Meningkatnya keterampilan CFT dalam mendampingi masyarakat


melakukan analisa potensi di desa.

2. Meningkatknya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam menghitung


kebutuhan air.

3
27 Des. 09
3. Meningkatnya keterampilan CFT dalam Rapid Technical Assessment (RTA)
sesuai potensi dan kebutuhan serta estimasi biaya.

4. Meningkatnya pengetahaun dan keterampilan CFT dalam menyusun


kriteria desain tiap-tiap jenis opsi SAB/S

5. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam menyusun DED,


spesifikasi teknik, RAB, dan metoda pelaksanaannya.

6. Meningkatnya keterampilan CFT dalam penyiapan dan pelaksanaan


pelatihan konstruksi pada TKM dan Masyarakat.

7. Meningkatnya keterampilan semua CFT dalam menyusun strategi


percepatan pelaksanaan pembangunan SAB/S berdasarkan T1,T2,T3.

8. Meningkatnya keterampilan CFT dalam penyiapan addendum SPPB dan


CCO.Teknik dalam penyiapan dan pelaksanaan pelatihan O & M.

9. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan CFT dalam pengisian


laporan monitoring yang berkualitas.

(D) Komponen 4

1. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam memberikan


advokasi/motivasi tentang STBM.

2. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam memberikan


materi pelatihan Kesehatan di Sekolah dan masyarakat.

3. Meningkatnya keterampilan CFT dalam memberikan materi kesehatan


lingkungan pada kader kesling.

4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam fasilitasi PHBS


pada masyarakat.

5. Meningkatnya keterampilan CFT dalam mendorong/advokasi UKS bagi


guru dan murid di Sekolah Dasar dan sederajad.

6. Meningkatnya keterampilan CFT dalam promosi kesehatan pada


masyarakat, di sekolah, dan tempat Ibadah.

7. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan CFT dalam melakukan


Inspeksi Sanitasi (IS) dan Survei Desa (Longitudinal Desa)

8. Meningkatnya keterampilan CFT dalam melakukan monitoring PHBS dan


angka kesakitan berbasis lingkungan.

9. Meningkatnya keterampilan CFT dalam melakukan monitoring CLTS, dan


memfasilitasi masyarakat untuk melakukan monitoring sendiri tentang
perubahan melalui mereka.

10. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan CFT dalam pengisian


laporan monitoring yang berkualitas.

11. Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan CFT dalam melaksanakan


Metode CLTS

Topik dan Materi Lihat Lampiran.


4
27 Des. 09
Pelatihan

Metode Metode pelatihan yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan berbagai


metode dengan pendekatan Andragogi, antara lain adalah:
1. Curah pendapat & tanya jawab
 Diskusi kelompok
 Metode proyek (sistem beregu) / kerja kelompok)
 Studi kasus
 Simulasi / Role Playing
 Metode penugasan
 Observasi & praktek langsung (CLTS)
 Lessons Learned & Pemicuan Kreativitas (misal lomba cipta lagu: CLTS)
 Dalam upaya menciptakan suasana pelatihan yang kondusif dilakukan berbagai
Ice Breaking yang ada kaitannya dengan pelatihan dan dunia kerja CFTT & DST.
Waktu 1. Waktu pelaksanaan Pelatihan Up Grade training / Refreshing ini akan
Pelaksanaan Up disesuaikan antara waktu dari empat Propinsi dengan waktu Fasilitator dalam
Grade Training / hal ini CST.
Refresher
2. Peserta training di ikuti oleh CFT dan DST serta PMC untuk semua wilayah
dimana mekanisme pelaksanaanya diserahkan kepada Propinsi masing-masing.

3. Tempat Pelaksanaan Up Grade Training / Refresher

Up Grade Training dilaksanakan di tempat yang memiliki fasilitas yang sesuai


dengan kebutuhan dan di tentukan oleh masing-masing Propinsi.

Fasilitator/ Fasilitator Utama pelatihan ini akan terdiri dari para tenaga ahli CST. Namun
Narasumber demikian, Tenaga ahli RST maupun pejabat pembuat kebijakan dapat dilibatkan
sebagaii nara sumber

Materi Pelatihan Seperti telah dijelaskan sebelumnya topik Up Grade Training / Refresher disusun
berdasarkan assessment yang dilakukan terhadap CFT & DST dengan teknik diskusi
dan wawancara.

Adapun topik dan sub topik meliputi:

Ekspektansi

Analisis harapan dan kecemasan

Teory Expectancy (Pentingnya ekspektansi / pengharapan dalam proses


perubahan sikap dan pembentukan perilaku. Peran ekspektansi / pengaharapan
dalam peningkatan kualitas kerja.

Manajemen Konflik

pengertian ” Manajemen Konflik”

Berbagai penyebab konflik

Pendekatan & strategi penyelesaian konflik

Analisis ”instrumen” dan gaya penyelesaian konflik

5
27 Des. 09
Manajemen Proyek, Mekanisme Pelaporan dan Profesionalisme.

Manajemen Pasca konstruksi

Mekanisme Pelaporan (CLTS dan UPS)

Pentingnya profesionalisme semua unsur terkait dalam upaya penyelesaian proyek

Kebijakan Perubahan RKM (2 jam)

Landasan perubahan RKM

CLTS

Strategi penyelesaian proyek menyikapi perubahan

Adendum & CCO

Pembukuan TKM

Pembukuan TKM & permasalahannya

Evaluasi temuan audit. & Rencana Tindak Lanjut

Penyempurnaan pembukuan TKM

Persiapan Pasca Proyek

Teknik Pemeliharaan SAB & Sanitasi

Teknik Promkes, Peningkatan PHBS & UKS dalam upaya kesinambungan

Pengorganisasian dan Pendanaan Unit Pengelola Sarana

Perhitungan Tarif Air bagi UPS

UPS yang berkelanjutan

PPMS dan IMIS

Identifikasi masalah MONEV khususnya IMIS.

Sosialisasi Pendekatan PPMS dalam rangka penyeragaman laporan dari seluruh


wilayah kerja CWSHP dan memenuhi kebutuhan data bagi Departemen, Lembaga
atau Individu yang membutuhkan.

Input data Field Book 1,2,3,4 dan permasalahannya

PHAST di sekolah & masyarakat sebagai alat monitoring

CLTS

Laporan pelaksanaan CLTS per kabupaten dan Rencana Tindak Lanjut

Kajian ulang: Prinsip CLTS & 3 Pilar PRA

Peningkatan fasilitasi & komunitas, metode dan pendekatan efektif CLTS

Kajian ulang simulasi dan alat utama PRA

6
27 Des. 09
Pengalaman Natural Leader dan pengelola jamban keluarga dengan pemicuan
CLTS desa

Praktek CLTS

Kepemimpinan Organisasi

Pengertian Kepemimpinan

Tipe dan gaya kepemimpinan dalam organisasi

Kredibilitas kepemimpinan yang dibutuhkan dalam organisasi

Role Playing: Pemimpin dalam organisasi

Advokasi, Bina Suasana dan Partisipatori.

Pentingnya advokasi dalam peningkatan PHBS Pasca Konstruksi

Bina suasana bagi UPS dalam upaya peningkatan kualitas kerja

Pendekatan Partisipatory untuk pendanaan UPS & Peningkatan PHBS

Anda mungkin juga menyukai