Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN

ORIENTASI COMMUNITY LET TOTAL


SANITATION (CLTS) DALAM PENGEMBANGAN
PENINGKATAN SARANA SANITASI

I PENDAHULUAN

Saat ini akses masyarakat perdesaan terhadap sanitasi dasar khususnya jamban masih
relatif rendah yaitu sebesar 53% (susenas), dan separuh dari jumlah tersebut tidak
saniter, tidak dilengkapi dengan septik tank, selebihnya masih dibuang ke sungai, sawah,
kolam, kebun, dan tempat terbuka. Pendekatan pembangunan sanitasi dasar dengan
menfokuskan pada pemberian subsidi mempunyai daya ungkit yang rendah terhadap
peningkatan akses.

Pemerintah Indonesia telah mencantumkan target peningkatan akses sanitasi dalam


Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009, yakni kabupaten/kota akan
terbebas dari praktik buang air besar tidak pada tempatnya pada akhir tahun 2009.

Untuk mengurangi kemiskinan, pengembangan kualitas sumber daya manusia, kesetaraan


gender dan perlindungan lingkungan, sektor air minum dan penyehatan lingkungan di
Indonesia memiliki potensi untuk mempercepat pencapaian millenium development goals
(MDGs), dimana MDGs tersebut mengamanatkan bahwa pada tahun 2015 separuh
proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar
menjadi memiliki akses (MDGs, Goal 7:point 2).

Pembelajaran yang dapat diperoleh dalam program sanitasi dengan pendekatan


yang lama (dijabarkan karakteristiknya) adalah pendekatan lama gagal dalam menciptakan
kebutuhan ( demand ) skala besar pada masyarakat, dan gagal dalam mendukung ekspansi
sektor swasta yang dapat menyediakan pilihan luas ( supply capacity ) bagi konsumen
miskin maupun tidak miskin, dan gagal menghasilkan dampak kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat yang diinginkan.

Pemerintah Indonesia telah memilih Pendekatan CLTS sebagai satu komponen yg


esensial bagi pendekatan nasional untuk pembangunan sanitasi perdesaan. Dari hasil
lapangan, daerah yang telah menerapkan pendekatan CLTS ini ternyata memberikan hasil
yang memuaskan, dimana semua komunitas pemicuan telah bebas dari BAB sembarangan
(sudah di jamban).

Atas dasar hal-hal tersebut di atas , maka dipandang perlu untuk melaksanakan
ORIENTASI COMMUNITY LET TOTAL SANITATION DALAM PENGEMBANGAN
PENINGKATAN SARANA SANITASI dengan menitikberatkan pada peningkatan
perilaku higiene dan sanitasi masyarakat perdesaan.

1
PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Komunitas merupakan sekelompok orang saling berinteraksi secara sosial di antara


anggota kelompok itu, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri
mereka atau di antara anggota kelompok yang lain serta adanya wilayah-wilayah
individu yang terbuka untuk anggota kelompok yang lain, misalnya waktu.

2. Open Defecation Free (ODF) adalah bebas buang air besar sembarangan di tempat
terbuka.

3. Sanitasi Total akan dicapai ketika seluruh rumah tangga di dalam satu komunitas
telah:
1. Mempunyai akses dan menggunakan jamban yang sehat.
2. Mencuci tangan dengan sabun pada 5 waktu kritis(sebelum makan, setelah buang
air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak, dan sebelum
menyiapkan makanan).
3. Mengelola dan menyimpan air minum & makanan yg aman.
4. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat) yang benar.

4. Jamban sehat didefinisikan sebagai fasilitas pembuangan tinja yang:

 Tidak mengkontaminasi badan air, dan tanah


 Mencegah kontak antara manusia dan tinja

 Membuang tinja dengan cara-cara yang membuat tinja tersebut tidak dapat
dihinggapi lalat, atau serangga vektor lainnya, serta binatang liar atau binatang
peliharaan.
 Menjaga buangan dari bau yang tidak sedap.

II. TUJUAN

Tujuan Umum

Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kabupaten dalam CLTS dan


meningkatnya akses sanitasi masyarakat dengan pembangunan, penyediaan dan
pemeliharaan prasarana dan sarana sanitasi yang sehat, handal dan berkelanjutan, melalui
pemberdayaan masyarakat.

2
Tujuan Khusus

1. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petugas kabupaten dalam pelaksanaan


CLTS.

2. Peserta pelatihan mampu mengimplementasikan CLTS di daerah perdesaan


3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sanitasi melalui penyediaan dan
pemeliharaan sarana sanitasi dengan menitik beratkan pada peningkatan higiene
sanitasi pada masyarakat pedesaan.

4. Pengembangan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk


sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku
kolektif komunitas.
5. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam pilihan teknologi, material, dan biaya
sarana sanitasi yang sehat.

III. SASARAN

Sasaran Pelatihan CLTS adalah petugas sanitarian kabupaten dan puskesmas dari seluruh
kabupaten/kota propinsi Sumatera Utara berjumlah 100 orang dan dilaksanakan 2
angkatan dengan pelaksanaan pelatihan setiap angkatan berjumlah 50 orang peserta dari
kabupaten/kota serta Puskesmas di Propinsi Sumatera Utara

IV. MATERI DAN NARASUMBER

1. Materi

Pembukaan

Pencairan Suasana

Permusan Harapan

Tujuan dan alur Pelatihan

Kontrak Belajar

Refleksi Pengalaman Proyek Sanitasi sebelumnya

Pengenalan CLTS dan Pengalaman di Berbagai Negara

Prinsip CLTS & Tiga Pilar PRA Dalam CLTS

Perubahan Perilaku dan Sikap

Elemen Pemicu dan Penghambat

Apa Yang Seharusnya dan Tidak

3
Alat-Alat PRA Utama

Simulasi

Sanitation Ladder

Praktek Lapangan

Kompilasi Temuan Praktek Lapangan dan Pelaporan

Refleksi Temuan Praktek Lapangan

Diskusi Pleno Masyarakat

Penyusunan Rencana Tindak Lanjut

Evaluasi

Penutupan

Narasumber

1. Direktorat PL Departemen Kesehatan RI

2. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara

3. Instruktur/Tenaga Ahli

Metode Pelatihan

Metode Pelatihan...................................

4
Refleksi Pengalaman
Program Sanitasi
Pembukaan Sebelumnya

€€€
Pengenalan CLTS dan
Pengalaman di
Berbagai Persiapan
Negara/Daerah Praktek
Lapang: Pleno dengan
Pembagian Masyarakat
Prinsip-2 CLTS,
Kelompok
3 Pilar PRA & Persiapan
Perkenalan dan Kelompok
Perubahan Sikap -
Pencairan KONTRAK Perilaku
Suasana
BELAJAR
RTL
Fasilitasi di
PRAKTEK Kabupaten
Komunitas:
Alat-2 Utama PRA LAPANG dan
dalam CLTS Evaluasi
Elemen pemicu dan Pelatihan
faktor penghambat Pemicuan
Yang harus dilaku-kan Rencana
dan dihindari
Kerja
Masyarak
Rumusan
at
Harapan
vs Kompilasi
Tujuan & Alur SIMULASI Temuan Penutupan
Pelatihan Refleksi dan
Pelaporan
Sanitation Ladder

5
6
V. WAKTU DAN TEMPAT PERTEMUAN

a. WAKTU PERTEMUAN

Pelaksanaan Pelatihan akan diselenggarakan pada tanggal 30 Juni s/d 4 Juli 2008 dan 7

s/d 11 Juli 2008.

b. TEMPAT PERTEMUAN

Pelatihan akan diselenggarakan di

VI. BIAYA
Biaya penyelenggaraan pelatihan sebesar Rp.200.525.000 (Dua ratus juta lima ratus dua puluh

ribu rupiah) dibebankan pada DPA – SKPD Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara Tahun

2008. (Daftar rincian biaya terlampir)

VII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan pertemuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Medan, Mei 2008.

Kepala Seksi PL & Matra

Suherman,SKM.M.Si

NIP. 140 186 183

Anda mungkin juga menyukai