Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengalaman umat Hindu di Bali terhadap ajaran Agamanya, dengan jelas


dapat disaksikan melalui pelaksanaan suatu upacara yang termasuk dalam ajaran
Panca Yadnya (lima korban suci yang dilakukan dengan tulus ikhlas). Salah satu
contoh upacara tersebut adalah upacara Hari Raya Saraswati. Hari Raya Saraswati
adalah upacara yang ditujukan kepada Dewi Saraswati yang menyimbolkan ilmu
pengetahuan. Hari Raya Saraswati diperingati setiap 6 bulan sekali (210 hari) atau
pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung yang tepatnya jatuh setiap hari Sabtu.
Hari Raya Saraswati menjadi hari penting bagi umat Hindu terutama bagi siswa-
siswi dan orang-orang yang sedang menempuh dunia pendidikan.

Pelaksanaan Hari Raya Saraswati memerlukan sarana upacara, salah


satunya adalah Banten Pejati. Banten Pejati adalah salah satu banten yang
digunakan sebagai sarana upacara yang memiliki makna tersendiri. Unsur-unsur
tersebut sebaiknya dibuat dengan tangan sendiri agar memiliki kualitas yang baik
serta makna-makna setiap unsur tersebut dapat tersampaikan. Tetapi generasi ini
semakin disibukkan dengan hal-hal yang serba daring. Memang hal ini dapat
memudahkan kehidupan kita, seperti memudahkan pembelajaran, pemenuhan
kehidupan sehari-hari dan lain-lain. Tetapi kemudahan tersebut mengakibatkkan
kita menjadi semakin malas dan enggan melakukan sesuatu yang tergolong
“menyusahkan”. Contohnya yaitu, generasi ini lebih memilih untuk membeli
Banten Pejati dari pada membuatnya dengan tangan sendiri. Berdasarkan hal
tersebut, maka kelompok kami telah memperoleh tema projek pertama dengan
tema kearifan local dengan membuat Banten Pejati. Karena dari latar belakang
tersebut, diharapkan bahwa kelompok kami sebagai generasi muda mammpu
melestarian budaya Agama Hindhu di Bali yang telah diturunkan secara turun-
menurun oleh nenek moyang kami. Maka dari itu kami menarik judul “Hubungan
Banten Pejati dengan Hari Raya Saraswati” yang diterapkan pada makalah ini.
Marilah kita bersama-sama memahami segala budaya-budaya agama yang
kita miliki. Kita lakukan ini dengan melakukan upakara sebagai upacara upacara,
agar kita dapat mengembangkan sikap hati yang tulus dan ikhlas satwika yadnya
dapat wujudkan dalam praktik keagamaan kita. Praktik-praktik yang dapat kita
lakukan adalah dengan membuat Banten Pejati untuk menyambut Hari Raya
Saraswati.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah yang dirumuskan


adalah sebagai berikut.

(1) Bagaimana hubungan Banten Pejati dengan Hari Raya Saraswati?


(2) Bagaimana unsur-unsur dalam Banten Pejati di wilayah Denpasar?
(3) Bagaimana cara pembuatan Banten Pejati di wilayah Denpasar?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari pembuatan


makalah ini adalah sebagai berikut.

(1) Belajar dan menjelaskan tentang hubungan antara Hari Raya Saraswati
dengan Banten Pejati.
(2) Dapat menjelaskan dan mendeskripsikan isi dan makna dari Banten Pejati
khususnya Banten Pejati di wilayah Denpasar.
(3) Belajar dan mempraktikkan pembuatan Banten Pejati wilayah Denpasar.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari hasil projek yang diuraikan atas manfaat
teoritis dan praktis adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat mengetahui dan menjelaskan hal-hal tentang budaya Agama Hindhu di Bali

1.4.2 Manfaat Praktis

Kami dapat menerapkan kemampuan kami dalam membuat Banten Pejati.

Anda mungkin juga menyukai