No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1/4
PUSKESMAS
PAJARAKAN
dr.Maulida Rachmani, S.Ked
NIP 19851215 201411 2 001
1. Pengertian 1. Tuberculosis adalah suatu penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
2. Terduga pasien TB adalah seseorang yang mempunyai keluhan
atau gejala klinis mendukung TB. Yang tergolong terduga TB
adalah Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada
riwayat kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-)
atau tidak diketahui status HIV nya maupun pasien dengan
riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat kontak erat
dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+).
3. Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil anamnesis,
pemeriksaan klinis, pemeriksaan labotarorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya. TB paru pada orang dewasa harus
ditegakkan terlebih dahulu dengan pemeriksaan bakteriologis
yaitu pemeriksaan mikroskopis, tes cepat molekuler TB dan
biakan.
4. Pasien TB yang terkonfirmasi Bakteriologis Adalah pasien TB
yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya
(sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis
langsung, TCM TB, atau biakan.
5. Pasien TB terdiagnosis secara Klinis Adalah pasien yang tidak
memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi
didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan
untuk diberikan pengobatan TB
2. Tujuan Pasien TB dapat segera mendapatkan pengobatan TB sesuai
dengan standar
3. Referensi 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021
Tentang Penaggulangan Tuberculosis
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun
2016 Tentang Penanggulangan Tuberculosis
3. Surat Edaran Nomor HK.02.02/III.1/936/2021 Tentang Perubahan
Alur Diagnosis Dan Pengobatan Tuberculosis di Indonesia
4. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberculosis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020
4. Kebijakan 5. Keputusan Kepala Puskesmas Pajarakan Nomor : 440/
/SK/426.102.23/2021 Tentang Penanggulangan Tuberculosis
5. Prosedur 1. Petugas kesehatan menemukan Terduga TB
2. Petugas kesehatan melakukan rujukan internal ke pelayanan
laboratorium untuk dilakukan TCM
3. Petugas Laboratorium memberikan 2 (dua) pot untuk tempat
dahak (Sewaktu-Pagi maupun Pagi-Sewaktu) kepada terduga
TB.
4. Terduga TB mengumpulkan dahak ke petugas Laboratorium
5. Petugas Laboratorium mengirim sampel dahak untuk
dilakukan TCM.
6. Pasien yang terkonfirmasi sebagai pasien TBC Rifampicin
Resistan akan dilakukan pemeriksaan dahak ulang sebanyak
1 kali, apabila hasil TCM pasien tetap yang terkonfirmasi
sebagai pasien TBC Rifampicin Resistan maka hasil
pengulangan yang menjadi acuan.
7. Pasien yang terkonfirmasi sebagai pasien TBC Rifampicin
Resistan akan dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan TB Resistan
Obat.
8. Pasien dengan hasil MTB pos Rif Sensitif akan dilakukan
inisiasi pengobatan sesuai standar.
9. Pasien dengan hasil MTB indeterminate akan dilakukan
pemeriksaan dahak ulang sebanyak 1 kali, hasil pengulangan
yang menjadi acuan
10. Pasien dengan hasil MTB negatif dapat dilakukan
pemeriksaan foto thoraks dan atau pemberian antibiotic
spectrum luas.
11. Pasien dengan abnormalitas paru yang mengarah ke
TBC/tidak ada perbaikan klinis maka pasien didiagnosis TBC
secara klinis.
12. Pasien dengan gambaran paru tampak normal/ada perbaikan
klinis maka pasien bukan TBC
6. Bagan alir