“ DISASTER RECOVERY ”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
merupakan tugas dari mata kuliah keamanan teknologi informasi, yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang disaster recovery dalam bidang IT.
Disaster recovery memegang peran penting dalam dunia teknologi informasi. Melalui
disaster recovery, perusahaan dapat meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi akibat
bencana alam, kegagalan sistem, atau keamanan siber. Oleh karena itu, sangat penting bagi
perusahaan untuk memiliki rencana disaster recovery yang handal dan teruji.
Saya berharap makalah ini dapat membantu meningkatkan nilai kuliah dan
memberikan wawasan tentang disaster recovery dalam bidang IT. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan informasi tentang disaster recovery. Kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan kualitas makalah ini di
masa yang akan datang.
Akhir kata, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan dan manfaat...............................................................................................................1
1.3 Ruang lingkup dan batasan masalah......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1 Definisi dan Konsep Disaster Recovery..................................................................................3
2.2 Metode Disaster Recovery.....................................................................................................4
2.3 Teknologi Disaster Recovery..................................................................................................6
2.4 Prosedur Disaster Recovery...................................................................................................7
2.5 Analisis Kerugian....................................................................................................................9
2.6 Studi Kasus...........................................................................................................................10
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran untuk perbaikan dan pengembangan Disaster Recovery dalam bidang IT.................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mengatasi hal ini, disaster recovery menjadi salah satu solusi penting dalam
bidang IT. Disaster recovery memfokuskan pada pemulihan sistem IT setelah terjadinya
bencana atau kegagalan sistem. Dengan disaster recovery, bisnis dapat memastikan bahwa
sistem IT akan kembali beroperasi secepat mungkin dan meminimalisir kerugian bisnis.
Oleh karena itu, disaster recovery menjadi hal yang sangat penting bagi bisnis dan
industri untuk memastikan keberlangsungan bisnis dan menjaga reputasi perusahaan. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep, metode, teknologi, prosedur, dan
studi kasus disaster recovery dalam bidang IT.
Manfaat:
1. Memahami pentingnya Disaster Recovery dalam bidang IT
2. Mengetahui bagaimana cara memastikan keberlangsungan bisnis dan meminimalisir
kerugian bisnis setelah terjadinya bencana atau kegagalan sistem
3. Mendapatkan informasi tentang teknologi dan metode yang digunakan dalam Disaster
Recovery
4. Mengetahui cara mengukur kerugian bisnis dan membuat rencana Disaster Recovery
5. Mendapatkan informasi tentang studi kasus Disaster Recovery dan mempelajari
bagaimana cara mengatasi masalah dalam Disaster Recovery.
Batasan Masalah:
1. Makalah ini hanya membahas Disaster Recovery dalam bidang IT
iv
2. Makalah ini tidak membahas Disaster Recovery pada bidang lain seperti manufaktur,
keuangan, atau bidang lain
3. Makalah ini tidak membahas detil teknik implementasi Disaster Recovery pada
sistem IT.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan akhir dari Disaster Recovery adalah memastikan bahwa bisnis dapat
terus beroperasi secara efisien dan produktif meskipun terjadi bencana atau kegagalan
sistem. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu memperbaharui proses Disaster
Recovery untuk memastikan bahwa sistem IT dapat terus beroperasi secara efisien
dan produktif setelah terjadinya bencana. Ini memastikan bahwa bisnis dapat terus
beroperasi secara efisien dan produktif dan meminimalisir kerugian bisnis.
vi
tersedia dan siap digunakan pada saat dibutuhkan, dan melakukan tes terhadap
rencana pemulihan untuk memastikan bahwa rencana tersebut efektif. Konsep ini
juga memperhitungkan faktor-faktor seperti waktu pemulihan, biaya pemulihan, dan
resiko bisnis untuk memastikan bahwa solusi pemulihan yang diterapkan adalah
solusi yang paling sesuai dan efektif untuk bisnis.
Disaster Recovery adalah bagian integral dari manajemen risiko bisnis dan
merupakan konsep yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam mengelola dan
mempertahankan sistem IT. Ini memastikan bahwa bisnis dapat terus beroperasi
secara efisien dan produktif dan meminimalisir kerugian bisnis jika terjadi kegagalan
sistem atau bencana.
B. Warm Site
Metode ini merupakan kombinasi antara Hot Site dan Cold Site. Fasilitas ini
memiliki infrastruktur IT parial, namun tidak lengkap seperti Hot Site, dan dapat
digunakan untuk memulihkan sistem setelah terjadinya bencana.
C. Hot Site
vii
Metode ini melibatkan pengaturan fasilitas cadangan yang siap digunakan
pada saat dibutuhkan. Fasilitas ini harus memiliki infrastruktur IT lengkap dan siap
digunakan untuk memulihkan sistem setelah terjadinya bencana.
D. Cold Site
Metode ini melibatkan pengaturan fasilitas cadangan yang tidak memiliki
infrastruktur IT lengkap. Fasilitas ini digunakan sebagai lokasi untuk memulihkan
sistem setelah terjadinya bencana, dengan mengandalkan sumber daya yang dapat
dibawa dan dipasang pada saat dibutuhkan.
2. Hot Site:
- Kelebihan: Fasilitas ini memiliki infrastruktur IT lengkap dan siap
digunakan sehingga waktu untuk memulihkan sistem akan sangat
singkat.
- Kekurangan: Fasilitas Hot Site cukup mahal dan membutuhkan banyak
sumber daya untuk memastikan infrastruktur siap digunakan pada saat
dibutuhkan.
3. Cold Site:
- Kelebihan: Fasilitas Cold Site lebih murah dibandingkan Hot Site dan
lebih mudah dalam hal pengaturan dan pemeliharaan.
- Kekurangan: Waktu untuk memulihkan sistem lebih lama dibandingkan
Hot Site karena harus mengandalkan pemasangan sumber daya pada saat
dibutuhkan.
4. Warm Site:
- Kelebihan: Fasilitas Warm Site merupakan kombinasi dari Hot Site dan
Cold Site, sehingga menawarkan kelebihan dan kekurangan dari kedua
jenis fasilitas tersebut.
- Kekurangan: Fasilitas Warm Site cenderung lebih mahal dibandingkan
Cold Site dan lebih lama dalam hal waktu memulihkan sistem
dibandingkan Hot Site.
viii
- Kekurangan: Proses replikasi data real-time membutuhkan sumber daya
yang cukup besar dan memiliki risiko yang tinggi jika terjadi kegagalan
sistem selama proses replikasi.
B. Cloud Computing
Cloud computing adalah salah satu teknologi disaster recovery yang
memungkinkan sistem dan aplikasi untuk berjalan di lingkungan cloud. Kelebihan
dari teknologi ini adalah mudah untuk melakukan migrasi sistem dan aplikasi dari
satu lokasi ke lokasi lain ketika terjadi disaster. Selain itu, dengan menggunakan
cloud computing juga mempermudah dalam melakukan testing dan validasi terhadap
sistem dan aplikasi sebelum dipindahkan ke lingkungan produksi.
Namun, kekurangan dari cloud computing adalah ketergantungan pada
konektivitas jaringan internet dan keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Ketergantungan pada konektivitas jaringan internet berarti bahwa jika konektivitas
jaringan internet mengalami masalah maka sistem dan aplikasi yang berjalan di
dalamnya juga akan terpengaruh. Sementara itu, keterbatasan sumber daya yang
tersedia berarti bahwa jika sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem dan aplikasi
melebihi dari sumber daya yang tersedia maka performa dari sistem dan aplikasi
tersebut akan menurun.
C. Backup dan Recovery Solutions
Backup and recovery solutions adalah salah satu teknologi disaster recovery
yang memungkinkan untuk melakukan backup dan recovery data. Kelebihan dari
teknologi ini adalah mudah untuk melakukan backup data dan mudah untuk
melakukan recovery data. Selain itu, dengan menggunakan teknologi ini juga
mempermudah dalam melakukan testing dan validasi terhadap backup data sebelum
dipindahkan ke lingkungan produksi.
Namun, kekurangan dari teknologi ini adalah memerlukan waktu yang cukup
lama untuk melakukan backup data dan recovery data. Selain itu, jika data yang
dibackup sangat besar maka memerlukan ruang penyimpanan yang cukup besar pula.
Oleh karena itu, perlu diterapkan metode backup yang tepat agar waktu dan ruang
penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin
D. Manajemen Data dan Informasi
ix
Manajemen data dan informasi adalah salah satu teknologi disaster recovery
yang memfokuskan pada pengelolaan dan pemeliharaan data dan informasi.
Kelebihan dari teknologi ini adalah memastikan bahwa data dan informasi dapat
diakses dan digunakan kapan saja dan dimana saja. Selain itu, dengan menggunakan
teknologi ini juga mempermudah dalam melakukan backup data dan recovery data.
Namun, kekurangan dari teknologi ini adalah memerlukan biaya yang cukup
tinggi untuk membeli perangkat lunak dan hardware. Selain itu, jika tidak dilakukan
pemeliharaan yang baik dan benar maka dapat menimbulkan kerusakan pada data dan
informasi. Oleh karena itu, perlu diterapkan metode manajemen data dan informasi
yang tepat agar data dan informasi dapat terjaga dan terlindungi.
1. Identifikasi Sistem dan Proses Bisnis Kritis: Identifikasi sistem dan proses
bisnis yang sangat penting bagi organisasi dan memastikan bahwa mereka
berfungsi dengan baik.
2. Analisis Dampak Kegagalan: Menentukan dampak potensial dari kegagalan
dari setiap sistem dan proses bisnis kritis dan memastikan bahwa dampak
dapat diterima.
3. Determinasi Kebutuhan Kontinuitas Bisnis: Menentukan waktu maksimum
yang dapat diterima untuk downtime dan memastikan bahwa rencana untuk
memastikan kontinuitas bisnis ada.
x
4. Evaluasi Alternatif: Menentukan alternatif untuk memastikan kontinuitas
bisnis dan memastikan bahwa solusi yang paling efektif dan efisien
digunakan.
5. Perencanaan dan Implementasi: Menentukan langkah-langkah yang
diperlukan untuk menerapkan solusi dan memastikan bahwa mereka
diterapkan dengan benar dan tepat waktu.
xi
5. Dokumentasi dan Monitoring: Dokumentasi hasil uji coba dan implementasi
rencana disaster recovery, serta melakukan monitoring secara berkala untuk
memastikan bahwa rencana disaster recovery berfungsi dengan baik dan
memenuhi kebutuhan saat dibutuhkan.
Pengukuran kerugian dan biaya yang dilakukan secara teratur dan berkala
dapat membantu bisnis dalam mempertimbangkan berbagai alternatif dan membuat
keputusan yang tepat dalam hal pencegahan dan pemulihan bencana.
Perhitungan kerugian dan biaya ini sangat penting dilakukan agar perusahaan
dapat memahami tingkat prioritas dan anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan
disaster recovery dengan efektif.
xii
C. Mitigasi dan pencegahan kerugian
Mitigasi dan pencegahan kerugian dalam disaster recovery dapat dilakukan
melalui berbagai cara seperti:
1. Pemantauan sistem secara berkala: memastikan bahwa sistem bekerja dengan
baik dan dapat mengatasi situasi darurat.
2. Perlakuan preventif: mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan sistem
seperti melakukan backup data secara rutin dan melakukan tindakan
pencegahan virus.
3. Kebijakan dan prosedur: membuat kebijakan dan prosedur yang jelas untuk
mengatasi situasi darurat dan memastikan bahwa semua orang yang terlibat
memahami tindakan yang harus diambil.
4. Pelatihan dan simulasi: memberikan pelatihan dan melakukan simulasi untuk
memastikan bahwa semua orang siap mengatasi situasi darurat.
5. Perencanaan dan praktek ulang: melakukan perencanaan dan praktek ulang
secara berkala untuk memastikan bahwa rencana disaster recovery dapat
bekerja dengan baik dalam situasi darurat.
xiii
yang diterapkan, dan kecepatan dan efisiensi dalam mengatasi masalah dan
memulihkan operasi bisnis.
Hasil yang dicapai dari kasus disaster recovery ini juga dapat dilihat dari
seberapa besar kerugian yang terjadi dan seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk
memulihkan sistem dan infrastruktur teknologi informasi. Jika proses disaster
recovery berhasil, maka bisnis dapat kembali beroperasi dengan normal dan kerugian
yang terjadi bisa dikurangi sebanyak mungkin. Namun, jika proses disaster recovery
tidak berhasil, maka kerugian yang terjadi bisa sangat besar dan mempengaruhi bisnis
secara keseluruhan.
Analisis dan hasil yang dicapai juga dapat membantu perusahaan dalam
membuat keputusan dan memprioritaskan aktivitas pencegahan dan mitigasi kerugian
di masa depan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan selalu siap
mengatasi masalah dan memulihkan operasi bisnis secepat mungkin dalam kasus
terjadi bencana atau gangguan teknologi informasi.
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disaster recovery merupakan proses pemulihan sistem setelah terjadi bencana atau
gangguan yang mengakibatkan kerugian pada sistem informasi. Hal ini sangat penting bagi
perusahaan atau organisasi untuk memastikan bahwa sistem informasi tetap berfungsi dengan
baik setelah terjadi bencana. Ada beberapa metode disaster recovery yang tersedia, seperti
Virtualisasi, Cloud Computing, Backup and Recovery Solutions, dan Manajemen Data dan
Informasi. Dalam melakukan disaster recovery, langkah-langkah yang harus dilakukan
meliputi Business Impact Analysis, Pembuatan Rencana Disaster Recovery, Implementasi
dan Uji Coba, Mengukur Kerugian dan Biaya, Mitigasi dan Pencegahan Kerugian. Hal ini
sangat penting bagi perusahaan atau organisasi untuk memastikan bahwa sistem informasi
tetap berfungsi dengan baik dan meminimalisir kerugian yang terjadi.
3.2 Saran untuk perbaikan dan pengembangan Disaster Recovery dalam bidang IT
1. Penerapan teknologi terbaru: Dukungan dari teknologi terbaru seperti cloud
computing dan virtualisasi dapat membantu dalam mempercepat proses disaster
recovery dan meminimalisir kerugian.
2. Ketersediaan sumber daya: Pastikan sumber daya manusia dan teknis yang
dibutuhkan dalam proses disaster recovery tersedia dan siap digunakan saat
dibutuhkan.
3. Berkolaborasi dengan pihak lain: Berkolaborasi dengan pihak yang berkepentingan
seperti vendor teknologi, perusahaan mitra, atau pihak yang memiliki keahlian di
bidang disaster recovery dapat membantu memperkuat proses disaster recovery.
4. Latihan dan simulasi: Latihan dan simulasi disaster recovery secara berkala dapat
memastikan tim dan sumber daya siap menangani situasi darurat dengan baik.
5. Evaluasi dan revisi secara berkala: Evaluasi dan revisi secara berkala atas rencana
dan proses disaster recovery dapat memastikan bahwa proses disaster recovery tetap
relevan dan sesuai dengan perkembangan teknologi dan lingkungan bisnis.
xv
DAFTAR PUSTAKA
"Disaster Recovery and Information Security: Best Practices and Strategies" oleh Gartner
"Disaster Recovery and Information Security: A Guide to Best Practices" oleh Microsoft
"Disaster Recovery Planning for Information Security in Virtualized IT Environments" oleh VMWare
"Disaster Recovery and Information Security: Ensuring Business Continuity" oleh EMC
"Disaster Recovery Planning for Information Security: A Practical Guide" oleh Symantec
"Disaster Recovery Solutions for Information Security: Methods and Techniques" oleh HP
"Disaster Recovery Planning for Information Security: A Handbook for IT Managers" oleh Intel
"Disaster Recovery Planning for Information Security in Cloud IT Environments" oleh Amazon Web
Services (AWS)
xvi