Anda di halaman 1dari 11

Ministry of Transportation

Republic Indonesia

Klasifikasi,
Penandaan/ labelling,
Pembungkus/Packaging,
Penyimpanan/Stowage; dan
Keadaan Darurat/ Emergency Response.

Bahan/Barang Berbahaya Kelas 3


Kelas 3
CAIRAN MUDAH MENYALA / TERBAKAR
(Flammable Liquid)

Kelas 3.1
Kelas 3.2
Kelas 3.3

Cairan mudah menyala adalah cairan atau campuran dan atau cairan yang
mengandung larutan padat atau larutan jenuh, misalnya cat, pernis,
dempul dan sebagainya, akan tetapi tidak mencakup zat-zat yang karena
sifat bahayanya dimasukkan ke dalam kelas yang lain.
2
Kelas 3
Klasifikasi menurut titik nyala

- Kelas 3.1 : Kelompok titik nyala rendah (low flashpoint


group) adalah cairan dengan titik nyala kurang
dari -18° (0°F) c.c (close cup test)

- Kelas 3.2 : Kelompok titik nyala sedang (intermediate


flashpoint group) adalah cairan dengan titik nyala
-18° (0°F) ke atas, tetapi tidak sampai 23°C
(73°F) cc.

- Kelas 3.3 : Kelompok titik nyala tinggi (high flashpoint group)


adalah cairan dengan titik nyala 23°C (73°F) ke
atas tetapi tidak sampai dengan 61°C (141°F) cc.

3
Kelas 3
Sifat

Uap atau gas dari cairan mudah menyala mengandung sifat narkotik dan
apabila dihirup secara berkepanjangan dapat mengakibatkan seseorang
menjadi tidak sadarkan diri bahkan meninggal jika prosesnya berlanjut
terlalu lama.

Cairan mudah menyala yang mempunyai sifat beracun dan dapat


membahayakan manusia apabila tersentuh, termakan atau terhirup, maka
setiap orang yang berhubungan langsung dengan penanganan barang
tersebut harus memakai alat pelindung diri sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

4
Kelas 3
Pengemasan/Packaging
Persyaratan Kemasan Kelas 3 :

1. Kemasan harus dapat melindungi isinya dari sulutan nyala api yang bersumber
dari luar;

2. Kemasan harus tahan terhadap daya muai isinya sehingga tidak terjadi
kebocoran;

3. Kemasan bahan yang harus dibasahi dengan jenis cairan yang mudah menyala
harus diperiksa secara terus menerus dari kemungkinan adanya kebocoran
cairan;

4. Kemasan bahan/barang yang mengalami kerusakan atau kebocoran, harus di


tolak dan tidak boleh dilayani di Pelabuhan kecuali mendapat izin dari instansi
yang berwenang;

5. Kemasan yang berisi cairan mudah menyala/terbakar harus ditutup secara


kedap dan disegel;

5
Kelas 3
Pengemasan/Packaging
lanjutan

6. Kemasan yang dirancang untuk cairan yang mudah menyala/terbakar dari


kelompok titik nyala rendah dapat dipergunakan untuk kelompok titik
nyala yang lebih tinggi;

7. Kemasan berbentuk botol, guci dan gelas dapat menggunakan tembikar


atau porselin karena bahan ini dianggap cukup kuat daya tahannya.

8. Setiap jenis cairan mudah menyala yang titik didihnya rendah atau
karenanya tekanan gas di dalam kemasan biasanya tinggi, maka kemasan
tersebut harus cukup kuat untuk menahan tekanan dimaksud;

8. Kemasan harus diberi rongga udara secukupnya untuk mencegah


terjadinya kebocoran atau kerusakan, jika terjadi pemuaian isi oleh
karena panas selama perjalanan dan rongga udara dimaksud dinyatakan
menurut persentase keseluruhan daya muat dari sebuah kemasan.

6
Kelas 3
Penyimpanan/Stowage

 Ruangan-ruangan lain yang mempunyai hubungan langsung


dengan barang Kelas 3 tidak boleh bersentuhan dengan zat-zat
kimia atau reaksi dari bahan tersebut
 Ruangan tersebut harus dilengkapi dengan lapisan dalam (Inner
Coating) atau lapisan pelindung (Treatment)
 Tempat penumpukan barang berbahaya Kelas 3, harus mempunyai
ventilasi yang cukup, dan ruangan kerja harus terisolir dari udara
yang mengandung uap atau gas barang berbahaya tersebut
 Untuk mencegah terjadinya akumulasi uap atau gas cairan mudah
menyala mencapai titik peka ledakan di udara ruang penumpukan,
maka diwajibkan untuk memasang lubang ventilasi di ruang
tersebut yang sejajar dengan permukaan lantai atau pada bagian
atas dinding atau kedua-duanya.

7
Kelas 3
Penyimpanan/Stowage

 Cairan mudah menyala yang pembungkusnya terdiri dari bahan


kardus harus ditumpuk di tempat yang terlindung dari hujan/air
 Cairan mudah menyala tersebut harus disimpan di tempat yang
sejuk dan jauh dari sumber panas termasuk api, percikan api atau
nyala api
 Setiap jenis cairan mudah menyala tidak boleh ditempatkan secara
langsung di atas atau berdampingan dengan barang lain yang
berlawanan sifatnya
 Jika ada kemasan cairan yang mudah menyala yang rusak dan
kemasan tersebut dekat dengan nyala api, agar secepatb mungkin
memindahkan kermasan tersebut ke tempat yang lebih aman
 Setiap jenis cairan mudah menyala dan beracun harus dijauhkan
dari bahan makanan
 Setiap ruangan penumpukan cairan mudah menyala harus terpisah
secara kedap udara dari ruangan kerja manusia
8
Kelas 3
Penyimpanan/Stowage

 Perembesan cairan mudah menyala atau gasnya ke tempat-tempat


lain harus dicegah untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya
penyulutan
 Dilarang menyimpan segala macam sumber api di tempat
melakukan kegiatan bongkar muat cairan mudah menyala,
termasuk pemakaian alat penerangan yang tidak terjamin.
 Dilarang memasuki ruangan yang telah penuh dengan gas/uap
beracun atau narkotis dari cairan mudah menyala yang bocor,
kecuali telah dinyatakan aman oleh ahli yang berwenang.

9
Kelas 3
Keadaan Darurat / Emergency Response
1. Tindakan pencegahan bahaya kebakaran
a. Untuk mencegah terjadinya kebakaran dan ledakan sebagai akibat dari
konsentrasi uap/gas cairan mudah menyala/terbakar, maka diberlakukan
pemisahan;
b. Tombol-tombol, sambungan-sambungan serta kabel-kabel listrik yang
berada di tempat penumpukan cairan-cairan mudah menyala/terbakar,
harus dalam kondisi yang dapat menjamin keselamatan terhadap bahaya
hubungan arus pendek/bunga api;
b. Ruang udara lokasi penumpukan cairan mudah menyala/terbakar yang
satu harus terpisah secara kedap dari ruang udara lokasi yang lain.

2. Cara pemadaman kebakaran


a. Kebakaran cairan mudah menyala/terbakar yang tidak larut air (inmiscible
with water) harus dipadamkan dengan semburan air yang sangat halus
sehingga membentuk selimut embun, jika pemadamannya menggunakan
air;
b. Kebakaran cairan mudah menyala/terbakar yang larut air (miscible with
water) dapat dipadamkan dengan tembakan air, dengan catatan bahwa
cara ini masih kurang efektif dibandingan dengan cara tersebut di atas;

10
Kelas 3
Keadaan Darurat / Emergency Response

c. Selain untuk kebakaran cairan mudah menyala/terbakar yang kebal


terhadap alat pemadam busa, busa dianggap lebih efektif untuk
memadamkan kebakaran kebanyakan jenis cairan mudah
menyala/terbakar;
d. Apabila cara-cara tersebut di atas tidak berhasil, maka penyuntikan
dengan air, uap, carbondioxide atau zat lemas dapat juga dipergunakan;
e. Api kecil dari ceceran api cairan mudah menyala/terbakar dapat
dipadamkan dengan pemadam kecil seperti Inert Dry Chemical, CO2 ayau
busa, dan dapat dipadamkan dengan tekanan;
f. Dilarang mempergunakan alat pemadam kebakaran yang menghasilkan
gas berbahaya kepada manusia, terutama jika mempergunakan bahan
tetrachloride atau methylbromide.

11

Anda mungkin juga menyukai