Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-135X

Gambaran Arus Puncak Ekspirasi (APE)


Pasien Asma Ringan-Sedang di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta

Dian Kartikasari1, Ikhlas Muhammad Jenie2, Yanuar Primanda3

1) Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Dosen STIKES


Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
2) Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
3) Bagian Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstrak
Asma merupakan penyakit paru yang disebabkan karena inflamasi sehingga terjadi kesulitan
bernapas, mengi (wheezing) serta batuk di malam dan pagi hari yang berdampak pada penurunan arus
puncak ekspirasi (APE). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi APE pada pasien asma
ringan-sedang di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
studi deskriptif menggunakan design cross sectional dengan sampel sebanyak 28 responden yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi selama 1 bulan. APE diukur menggunakan Philips respironics
peak flow meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa APE seluruh subyek penelitian 50-80% dari
nilai standar. Dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan APE pada pasien asma ringan-sedang.
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan bagi perawat mengenai
rendahnya nilai APE pada pasien asma. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan nilai APE pasien asma.

Kata kunci: Asma, Arus Puncak Ekspirasi (APE)

Abstrack
Asthma is a lung disease caused by inflammation resulting in difficulty breathing, wheezing and coughing
in the night and early morning that impact on the decrease of peak expiratory currents (APE). The purpose
of this study was to identify APE in mild-moderate asthma patients in Poly Hospital Lung Jalan Respira
Yogyakarta. This study is a descriptive study using cross sectional design with a sample of 28 respondents
in accordance with inclusion and exclusion criteria for 1 month. APE was measured using Philips
respironics peak flow meter. The results showed that the APE of all research subjects 50-80% of the
standard value. It can be concluded that there is a decrease in APE in mild-moderate asthma patients. This
study is expected to be additional information and knowledge for nurses about the low value of APE in
asthma patients. Researchers are then expected to be able to identify the factors that affect the decline in APE
value of asthma patients.

Keywords: Asthma, Peak Flow of Expiration

331
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

PENDAHULUAN sehari-hari di rumah seperti memasak,


Asma merupakan penyakit makan, mandi, dan membersihkan
inflamasi yang terjadi pada saluran rumah.
pernapasan yang melibatkan sel mast, Pada orang normal terjadi
limfosit T, eosinofil, neutrofil, pengembangan dada pada saat
makrofag dan sel-sel epitel (Antoro, inspirasi sehingga terjadi
2016). Inflamasi ini dapat pengembangan paru-paru. Hal ini
menyebabkan peningkatan respon mengakibatkan volume paru
saluran napas seperti, sesak napas, meningkat dan udara masuk ke paru-
batuk dan mengi (wheezing) (Hariadi, paru. Proses respirasi terjadi ketika
2010). Penderita asma di dunia dada mengecil, paru-paru akan
kurang lebih 300 juta orang dan mengecil sehingga tekanan meningkat
diperkirakan pada tahun 2025 akan dan volume paru mengecil, akibatnya
bertambah menjadi 400 juta orang. udara keluar dari paru-paru (Guyton
Pada tahun 2007 Yogyakarta & Hall, 2014).
termasuk urutan ke 18 dari 18 Muttaqin (2008) menambahkan
provinsi dan pada tahun 2013, pada pasien asma, proses inspirasi
Yogyakarta masuk dalam urutan ke 3 terjadi ketika adanya kontraksi yang
dari 18 provinsi dengan prevalensi minimal dari otot pernapasan yang
penyakit asma melebihi angka mengakibatkan diafragma terdorong
nasional (Kemenkes, 2014). Dengan ke atas sehingga membutuhkan energi
demikian terjadi peningkatan yang yang tinggi untuk mengangkat rongga
sangat signifikan penderita asma di dada dan pengembangan paru
Yogyakarta. menjadi minimal. Hal tersebut
Data dari Rumah Sakit Paru menyebabkan O₂ yang masuk ke
Respira Yogyakarta, menyatakan paru-paru minimal. Pada proses
bahwa jumlah kunjungan pasien ekspirasi, terjadi kontraksi otot
karena asma pada tahun 2016 pernapasan yang minimal, sehingga
mencapai 1.464 kali, sebanyak 53 diafragma terdorong ke bawah dan
orang menjalani rawat inap dan 1.379 CO₂ yang keluar dari paru-paru
kunjungan rawat jalan. Pada bulan sedikit, akibatnya APE menurun.
Januari-Februari 2017 jumlah pasien Pasien asma akan mengalami
asma rawat inap sebanyak 9 orang pengurangan diameter bronkiolus
dan pasien asma rawat jalan 165 selama ekspirasi daripada inspirasi.
orang. Adanya sumbatan yang terjadi pada
Berdasarkan hasil wawancara pasien asma akan mengakibatkan
dengan 4 pasien asma, semua pasien sumbatan berikutnya yang berakibat
mengatakan masalah yang sering dari tekanan eksternal yang
dialami adalah batuk dan sesak napas menimbulkan obstruksi terutama
dengan suara mengi di dada. Dua pada saat ekspirasi. Pengukuran klinis
pasien mengatakan sesak napas yang menunjukkan penurunan laju
dialami sangat mengganggu aktivitas

332
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

ekspirasi maksimum (APE) (Guyton penyempitan jalan napas) jika APE


& Hall, 2014). 50%-80%, zona merah (saluran napas
APE merupakan kecepatan sudah menyempit) jika APE kurang
tertinggi yang mampu dicapai oleh dari 50% (Suprayitno et al. 2017).
seseorang selama ekspirasi maksimal
dan titik ini mencerminkan adanya
perubahan pada ukuran jalan napas HASIL
yang menjadi besar. Pengukuran ini Karakteristik responden
sama dengan forced expiratory volume Tabel 4.1
in the first second (FEV1) (Suprayitno Karakteristik Subyek Penelitian
et al. 2017).

METODE Karakteristik (n=28)


Penelitian ini merupakan Usia
deskriptif dengan menggunakan Rerata±SD 47,04±7,813
design cross sectional. Penelitian Min-Max 28–55
dilakukan pada bulan Desember 2017- IMT
Januari 2018. Populasi dalam Rerata±SD 21,64±1,129
penelitian ini adalah pasien asma di Min-Max 19–24
Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jenis kelamin
Respira Yogyakarta tahun 2017. Laki-laki 4 (14,3%)
Sampel penelitian ini sebanyak 28 Perempuan 24 (85,7%)
orang yang memenuhi kriteria inklusi Riwayat keluarga asma
dan eksklusi selama 1 bulan dan tidak Ya 28 (100%)
ada yang drop out. Tidak 0 (0%)
Kriteria inklusi pada penelitian Riwayat merokok
ini adalah penderita asma ringan- Ya 4 (14,3%)
sedang, sedang menjalani terapi obat Tidak 24 (85,7%)
asma, indeks massa tubuh (IMT) 18- Arus puncak ekspirasi (APE)
24, tidak merokok, tidak sedang 50% 12 (14,3%)
dalam serangan asma dan tidak 60% 16 (85,7%)
mempunyai riwayat penyakit seperti Catatan: usia dalam tahun
tumor paru dan penyakit jantung. IMT dalam kg/m²
Kriteria ekslusi pada penelitian ini
adalah wanita hamil. Hasil analisa didapatkan
Subyek penelitian akan di ukur rerata usia subyek penelitian adalah
APE dengan menggunakan alat (47,04±7,813 tahun). Rerata IMT
Philips respironics peak flow meter oleh didapatkan (21,64±1,129 kg/m²).
asisten peneliti. Pembagian APE Jenis kelamin sebagian besar
yaitu zona hijau (fungsi paru baik) perempuan dengan prosentase 85,7%
jika presentase APE mencapai 80%- (24 orang). Semua subyek penelitian
100%, zona kuning (mulai terjadi

333
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

mempunyai riwayat keluarga asma diakibatkan karena hormon


dengan prosentase 100% (28 orang). estrogen mengakibatkan
Sebagian besar subyek penelitian peningkatan degranulasi eosinofil
tidak memiliki riwayat merokok sehingga terjadi serangan asma
dengan prosentase 85,7% (24 orang). 2. Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian dapat Pada penelitian ini, jumlah
diketahui bahwa sebagian besar perempuan yang menderita asma
subyek penelitian memiliki APE 60% lebih banyak daripada laki-laki
dari nilai standar. Hal ini (tabel 4.1). Ikawati (2016)
menunjukkan bahwa APE dalam menyatakan sebagian besar
rentang 50%-80% (zona kuning). kejadian asma terjadi pada
perempuan daripada laki-laki di
PEMBAHASAN usia dewasa. Hal ini disebabkan
1. Usia ukuran paru laki-laki lebih kecil
Pada penelitian ini, daripada perempuan pada saat
berdasarkan hasil analisis anak-anak, tetapi menjadi lebih
distribusi frekuensi (tabel 4.1) besar pada usia dewasa, sehingga
dapat dilihat bahwa sebagian besar kekuatan otot pada laki-laki lebih
subyek penelitian berusia lebih kuat. Hal ini mengakibatkan
dari 45 tahun. Menurut Guyton bertambahnya kekuatan paru
dan Hall (2014), terjadi penurunan pada laki-laki dibandingkan
elastisitas alveoli, penebalan perempuan.
kelenjar bronchial, penurunan Penelitian ini didukung
kapasitas paru dan peningkatan oleh Atmoko et. al. (2011) yang
ruang rugi selama proses penuaan. menyatakan perempuan cenderung
Hasil penelitian ini sejalan dengan lebih besar menderita asma
Penelitian Azilla (2016) yang dibandingkan laki-laki.
menyatakan pada masa dewasa Hiperresponsif bronkus non-
terjadi perubahan hormonal yang spesifik ditemukan lebih sering
menyebabkan asma. hormon pada perempuan daripada laki-
estrogen meningkatkan produksi laki. Perempuan juga memiliki
kortikosteroid dengan mengikat kaliber saluran pernapasan yang
globulin. Hormon progesteron dan lebih kecil dibandingkan laki-laki.
hormone kortisol berkompetisi Ristianingrum et al. (2010)
untuk berikatan pada globulin. menyatakan bahwa laki-laki
Hormon progesterone dan hormon memiliki kapasitas inspirasi yang
esterogen akan mempengaruhi lebih besar dibandingkan dengan
penurunan hormon kortisol. Hal perempuan dikarenakan kekuatan
ini mengakibatkan penyempitan otot laki-laki lebih besar
bronkus sehingga terjadi serangan dibandingkan dengan perempuan
asma. Peningkatan adhesi termasuk otot pernapasan.
terhadap sel-sel endotel yang 3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

334
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

IMT pada subyek mempunyai nilai APE 60%, yang


penelitian ini normal (tabel 4.1). berarti nilai APE pasien asma
Ikawati (2016) menyatakan bahwa ringan-sedang berada pada kisaan
kelebihan berat badan dan obesitas 50-80% yang berarti masuk dalam
meningkatkan risiko kejadian zona kuning. Pasien asma
asma sampai 50%, baik pada laki- mempunyai kecenderungan
laki maupun perempuan. penurunan APE. Muttaqin (2008)
Andayani (2017) menambahkan memaparkan pasien asma akan
obesitas mempengaruhi mengalami pengempisan rongga
pengaturan hormon perempuan dada sehingga volume paru tidak
yang mengakibatkan proses menguncup maksimal sehingga
pubertas. Selain itu, hormone CO₂ yang keluar minimal. Hal ini
estrogen yang meningkat pada sejalan dengan Agustiningsih
perempuan dapat menyebabkan (2012) menyatakan pasien asma
atopi. mengalami hiperventilasi yang
4. Riwayat keluarga asma menyebabkan kadar CO₂ rendah
Pada penelitian ini semua sehingga oksigenasi akan semakin
subyek penelitian mempunyai berkurang. Penurunan frekuensi
riwayat keluarga asma dari orang pernapasan yang optimal
tua (tabel 4.1). Ikawati (2016) membuat kadar CO₂ normal,
menyatakan bahwa asma memiliki sehingga oksigenasi akan optimal.
komponen herediter. Andayani Hal tersebut sesuai dengan
(2016) menambahkan orang tua penelitian Novarin et al. (2015)
yang menderita asma merupakan yang menyatakan bahwa
faktor yang kuat terhadap didapatkan pasien asma dengan
kejadian asma. Banyak gen yang nilai prediksi berada pada zona
terlibat pada proses patogenesis kuning. Hal tersebut disebabkan
asma dan kromosom memiliki karena berbagai hal, seperti stress,
potensi untuk menyebabkan asma. cuaca, alergen, kelelahan, dan
Akib (2016) menyatakan riwayat merokok. Saily et al. (2014)
anak dengan gejala mengi pada menyatakan pada pasien asma
usia kurang dari 3 tahun yang terjadi keterbatasan aliran udara
menetap sampai usia 6 tahun, yang keluar dari paru. Penyebab
mempunyai predisposisi ibu asma, dari hal tersebut berhubungan
dermatitis atopi, rinitis alergi dan dengan struktur saluran
peningkatan kadar lgE pernapasan yang berubah dalam
dibandingkan dengan anak dengan waktu lama dan inflamasi yang
mengi yang tidak menetap. berat. Akibatnya terjadi obstruksi
5. Arus Puncak Ekspirasi (APE) yang persisten.
Pasien Asma Ringan-Sedang Salah satu faktor yang
Pada penelitian ini dapat mempengaruhi APE adalah
sebagian besar subyek penelitian usia. Semakin tua usia maka akan
335
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

terjadi penurunan fungsi tubuh. Sedang." Berita Kedokteran


Kelemahan otot pernapasan dan Masyarakat (BKM) 23.2: 52.
atrofi menyebabkan peningkatan Akib, Arwin AP. (2016). "Asma pada
tahanan jalan napas sehingga anak." Sari Pediatri 4.2: 78-82.
aliran ekspirasi maksimal terjadi Antoro, Budi. (2016). "Pengaruh
penurunan (Pangestuti et al. 2015). Senam Asma Terstruktur
Selain itu jenis kelamin Terhadap Peningkatan Arus
perempuan juga faktor yang Puncak Ekspirasi (APE) Pada
dapat mempengaruhi APE. Pasien Asma." Jurnal
Bronkokonstriksi yang terjadi Kesehatan 6.1.
karena peningkatan hormon Atmoko, Widi, et al. (2011).
progesteron mengakibatkan "Prevalens asma tidak
pengeluaran karbondioksida yang terkontrol dan faktor-faktor
minimal sehingga APE menurun yang berhubungan dengan
(Andayani, 2016). tingkat kontrol asma di
poliklinik asma rumah sakit
persahabatan, jakarta." J
KESIMPULAN Respir Indo 31.2: 53-60.
Subyek penelitian memiliki Azilla, Uci Tama, Sri Melati Munir,
nilai APE 50%-80% sebesar 100% and Eka Bebasari. (2015).
(28 orang) yang merupakan zona "Gambaran Faal Paru Pada
kuning. Hal ini berarti telah mulai Pasien Asma Yang Melakukan
terjadi penyempitan jalan napas. Senam Asma Dengan Yang
Normal APE berada pada rentang Tidak Melakukan Senam
>80%. Penelitian ini diharapkan Asma." Jurnal Online
menjadi informasi tambahan dan Mahasiswa (JOM) Bidang
pengetahuan bagi institusi pendidikan Kedokteran 3.1: 1-17.
dan rumah sakit tentang nilai APE Guyton A.C, dan Hall,J.E. (2014).
agar dapat mengintegrasikan dampak Buku Ajar Fisiologi
dari penurunan APE pasien asma. Kedokteran. Edisi 12.
Penterjemah: Ermita I,
Ibrahim I. Singapura: Elsevier
Ikawati, Zullies. (2016).
Penatalaksanaan Terapi
DAFTAR PUSTAKA Penyakit Sistem Pernapasan.
Agustiningsih, Denny, Abdul Kafi, Yogyakarta: Bursa Ilmu.
and Achmad Djunaidi. (2012). Kementrian Kesehatan Republik.
"Latihan Pernapasan dengan (2014). "Pusat Data dan
Metode Buteyko Meningkatkan Informasi Kementrian
Nilai Force Expiratory Volume Kesehatan RI.".
In 1 Second (% Fev1) Penderita Novarin, Christina, Murtaqib
Asma Dewasa Derajat Persisten Murtaqib, and Nur Widayati.

336
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol XI, No I, Maret 2018 ISSN 1978-3167,E-ISSN 2580-
135X

(2015). "Pengaruh Progressive Suprayitno, Emdat, Azizah


Muscle Relaxation terhadap Khoiriyati, and Titiek
Aliran Puncak Ekspirasi Klien Hidayati. (2017). "Gambaran
dengan Asma Bronkial di Poli Efikasi Diri dan Peak
Spesialis Paru B Rumah Sakit Expiratory Flow Rate Pasien
Paru Kabupaten Jember (The Penyakit Paru Obstruktif
Effect of Progressive Muscle Kronis (PPOK)." Media Ilmu
Relaxation on Peak Expiratory Kesehatan 6.1: 38-45.
Flow of Clients with Bronchial Slamet Hariadi. dkk. (2010). Buku
As." Pustaka Kesehatan 3.2: ajar ilmu penyakit paru,
311-318. Surabaya, Fakultas Kedokteran
Pangestuti, Santi Dwi, Murtaqib UNAIR-RSUD Dr. Soetomo.
Murtaqib, and Nur Widayati. Azilla, Uci Tama, Sri Melati Munir,
(2015). "Pengaruh and Eka Bebasari. (2015).
Diaphragmatic Breathing "Gambaran Faal Paru Pada
Exercise terhadap Fungsi Pasien Asma Yang Melakukan
Pernapasan (RR dan APE) Senam Asma Dengan Yang
pada Lansia di UPT PSLU Tidak Melakukan Senam
Kabupaten Jember (The Effect Asma." Jurnal Online
of Diaphragmatic Breathing Mahasiswa (JOM) Bidang
Exercise on Respiration Kedokteran 3.1: 1-17.
Function (RR and PEFR) in Andayani, Novita. (2017).
Elderly at UPT PSLU Jember "Hubungan Obesitas Terhadap
Regency)." Pustaka Kesehatan Asma." Jurnal Kedokteran
3.1: 74-81. Syiah Kuala 17.1: 54-59.
Ristianingrum, Ika, Indah
Rahmawati, and Lantip Rujito.
(2010). "Hubungan antara
indeks massa tubuh (IMT)
dengan tes fungsi paru."
Mandala of Health 4.2.
Saily, Setiahasti Saily, and Eka
Bebasari Bebasari. (2014).
"Gambaran Faal Paru Dan
Skoring Asthma Control Test
(Act) Penderita Asma Rawat
Jalan Di Poliklinik Paru RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru."
Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Kedokteran 1.2:
1-14.

337
School of Health Science
Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai