Anda di halaman 1dari 10

Semesta Teknika

Vol. 2X, No. 1/2, XX-XX, Mei/November 20XX


DOI: https://doi.org/10.18196/st.vXXiX.XXXX
© The Author (s) 20XX

Perbangdingan Stabilisasi Tanah dengan Substitusi Semen OPC (Ordinary


Portland Cement) dan PPC (Portland Pozollan Cement)
Comparison of Soil Stabilization with Cement Substitution of OPC (Ordinary Portland Cement) and
PPC (Portland Pozollan Cement)

Moch. Fiqry Alwiansyah


Teknik Sipil, Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Kota Sukabumi, Jawa barat, Indonesia
*
Corresponding author email: Fiqryalwiansyah@gmail.com

Kata Kunci: Abstrak


Stabilisasi tanah; tanah Golongan tanah didasarkan kedalaman efektifnya serta teksturnya, Kabupaten Sukabumi mayoritas
lempung; semen OPC mempunyai tekstur tanah sedang juga disebut tanah berlempung. Karakteristik lain yang dimiliki
dan PPC; uji kompaksi; tanah lempung saat berkondisi kering biasanya bersifat keras, apabila berkondisi sifatnya akan
uji CBR. plastis serta kohesif atau mengembang serta menyusutnya dengan cepat, perlu dilakukannya
stabilisasi dengan perbaikan sifat-sifat tanah menggunakan penambahan bahan campuran supaya
bisa menaikan kekuatan tanah. Dalam eksperimen ini bahan stabilisai yang pakai adalah semen
OPC dan PPC yang dinilai cukup efektif dan mudah didapatkan. Tujuan pada eksperimen ini yaitu
untuk diketahuinya perbandingan stabilisasi seta pengaruhnnya terhadap nilai uji kompaksi dan
CBR. Menggunakan bahan campuran semen. Hasil penelitian menggunakan kompaksi dengan
penambahan 30% semen dapat menurunkan kadar air sebesar 46.30% pada OPC dan 42.80% pada
PPC dengan berat isi kering pada OPC 1.120 gr/cm3 dan pada PPC 1.085 gr/cm3 nilai dari CBR
dengan penambahan 30% 41.49% pada OPC dan 29.76% pada PPC.

Keywords: Abstract
Soil stabilization; clay, Soil groups are based on their effective depth and texture, the majority of Sukabumi Regency has a
OPC and PPC cement; medium soil texture which is also called loamy soil. Another characteristic of clay soil when it is
compaction test; CBR dry is usually hard, if it is conditioned it will be plastic and cohesive or expand and shrink quickly,
test. it is necessary to do stabilization by improving soil properties using the addition of mixed
materials in order to increase the strength of the soil. In this experiment the stabilizing materials
used are OPC and PPC cement which are considered quite effective and easy to obtain The
purpose of this experiment is to know the comparison of stabilization and its effect on the value of
the compaction test and CBR. Using a cement mixture. The results of the study using compaction
with the addition of 30% cement can reduce the water content by 46.30% in OPC and 42.80% in
PPC with dry density at OPC 1,120 gr/cm3 and at PPC 1,085 gr/cm3 the value of CBR with the
addition of 30% 41.49% in OPC and 29.76% on PPC.

PENDAHULUAN

Berdasarkan data (BAPPEDA) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam segi kapasitas
tanahnya dari kedalaman efektif, Kabupaten Sukabumi didominasi oleh tanah dengan tekstur sedang
juga yang sering di kenal dengan tanah lempung yang merupakan unsur mineral yang ukurannya
kurang dari 0,002 mm ialah struktur utama pada pemrosesan pengikatan tanahnya (Bowles, 1991).
Montmorillonit adalah mineral penyusun tanah lempung, Mengembangnya dengan meningkatnya
kandungan air. Penekanan pengembangannya bisa menggangu lapisan-lapisan pada perkerasan jalan
(Hardiyatmo, 2002).
Bersamaan dengan itu, tanah jenis lempung memiliki sifat lain yaitu akan bersifat keras apabila pada
kondisi keringnya, memiliki sifat plastis serta kohesif pada keadaan basah atau mengembang lalu
menyusut dengan cepat. Oleh karena itu perlunya perbaikan terhadap tanah tersebut yaitu melalui
https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
8
Semesta Teknika
Vol. 2X, No. 1/2, XX-XX, Mei/November 20XX
DOI: https://doi.org/10.18196/st.vXXiX.XXXX
© The Author (s) 20XX

cara mestabilisasi tanah. Dimana stabilisasi adalah salah satu upaya menambahkan sesuatu pada
tanah tersebut guna memperbaiki sifat-sifat tanah, supaya bisa menaikan kekuatan tanah.
Dari berbagai macam cara stabilisasi tanah, salah satu caranya adalah dengan cara stabilitator kimia,
dimana stabilisasi ini memperggunakan bahan-bahan penstabil yang bisa mengikat partikel-partikel
tanah maka dari itu dapat terbentuknya struktur ataupun pondasi jalan yang kokoh dan padat. Lewat
penambahan stabilitator ini (bahan kimia) dengan sifat khusus ini bisa membantu mencapai kualitas
tanah untuk lebih stabil. Beberapa contoh yang sudah terbukti sebagai bahan stabilisasi tanah yaitu
kapur, abu sekam padi, semen, serbuk gypsum, garam dapur (NaCI), dan sejenisnya. Di antara
beberapa bahan alternatif, semen dari referensi yang ada dikatakan mampu mengurangi atau bahkan
menghilangkan permasalahan yang ada, karena stabilisasi pada tanah menggunakan campuran
semen diperkenankan sebab semen ialah bahan pozolanik yang bersifat mengikat dan mengkeras
jika bereaksi dengan air. Adanya stabilisasi dengan menambahkan semen pada tanah yang
mengandunng kadar air tertentu dapat mengkeras sampai kestabilannya dapat meningkatkan.
Oleh karena itu dalam penelitian ini stabilisasi akan dilakukan dengan menambahkan semen OPC
(Ordinary Portland Cemen) dan PPC (Portland Pozollan Cement) menggunakan variasi penambahan
0%, 5%, 15%, dan 30%. Dengan tujuan mengetahui perbandingan stabilisasi tanah serta pengaruh
dari penambahan semen terhadap nilai uji kompaksi standart proctor dan CBR unsoaked untuk
melihat perbandingan stabilisas serta bahan mana yang lebih baik dan lebih efektif untuk
diaplikasikan sebagai bahan stabilisasi tanah pada pembangunan jalan cinumpang-sukalarang.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini bersifat eksperimental di laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Sukabumi. Sampel merupakan tanah lempung dari proyek pembangunan jalan wisata Cinumpang
Desa Cinumpang Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi Jawa Barat serta semen Portland
tipe 1 yaitu OPC (ordinary Portland cement) dan PPC (Portland pozollan cement) merk SCG di
dapatkan dari PT. Semen Jawa Desa Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat.
Tahapan dari eksperimen ini ialah uji sifat fisik tanah asli, kompaksi standar poroctor, serta CBR
unsoaked. Eksperimen diperlakukan kepada tanah asli serta yang telah dicampurkan dengan
campuran semen menggunakan presentase sebesar: 0%, 5%, 15%, dan 30%.
Dalam eksperiemn ini benda uij sebanyaknya 4 tanah asli 12 dengan campuran OPC dan 12 dengan
campuran PPC yaitu sebanyak 28 buah dengan rincian penambahan samen sebesar 0%, 5%, 15%,
dan 30%. sifat fisik tanah, kompaksi (Standart Proctor) dan CBR Unsoaked yang mengacu pada
ASTM serta SNI.
Dalam Penelitian ini terdapat alir penelitian seperti dibawah ini:

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
9
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Uji Sifat Fisik Tanah Uji Pemadatan dengan Standart Proctor


1. Kadar Air 1. TA
2. Berat Jenis 2. 5% OPC dan PPC
3. Batas Cair 3. 15% OPC dan PPC
4. Batas Plastis & Indeks Plastisitas 4. 30% OPC dan PPC Analisa data
5. Analisa Saringan

Uji CBR Unsoaked


1.
2.
TA
5% OPC dan PPC
Hasil Penelitian
3. 15% OPC dan PPC
4. 30% OPC dan PPC

Kesimpualan dan Saran


Hasil Labolatorium Hasil Laboratorium
Dengan Menggunakan Dengan Menggunakan
CBR Kompaksi

Selesai

Gambar 1. Diagram alir tahapan penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
10
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Dalam uji kandungan air, massa jenis, batas-batas tanah, pengujianya mempergunakan contoh uji
masing-masing 3 (tiga) sampai 4 (empat) contoh dengan kompaksi serta CBR sebanyak 4 (empat)
sampel masing masing campuran yang dilakukan pada tanah asli.
Dalam uji kandungan air mengacu kepada SNI-1965-2008. Sistem pengujian ditentukannya
kandungan air pada tanah. Contoh benda uji dari lokasi dalam keadaan undistrub soil (tidak
terganggu). Pada pengujian tanah tersebut diperolehlah nilai kandungan air (Wn) = 66.26%.
Uji analisa saringan menggunakan pedoman ASTM-D tentang analisa saringan agregat halus serta
kasar. mempergunakan saringan no. 4, 10, 20, 40, 80, 100, 140, 200, serta pan. Metode pengayakan
digunkannya metode basah (wet method) uji analisa saringan diperolehnya bagian yang lolos pada
saringan n0. 200>50% maka berdasarkan system klasifikasi USCS tanah tersebut tergolong tanah
berbutir halus dengan tipe lanau lempung dan termasuk ke dalam golongan CH (clay high plasticity)
atau lempung organic dengan plastisitas tinggi sedangkan berdasarkan sistem AAHSTO karena
tanah yang lolos saringan no. 200>35% termasuk kedalam A-7 dengan PI≤LL tergolong didalam
kelompok A-7-5 yang mana termasuk tanah berlempung dengan penilaian umu sebagai tanah dasar
seang hingga buruk.
Uji massa jenis (Gs), mempergunakan standarisasi ASTM D 854-2000, tahapan pengujian. Benda
uji yang dipakai ialah tanah SSD atau tanah gembur (kering permukaan) ini ialah tanah asli di
angina-anginkan serta disaringkan menggunakan saringan no.4 (diameter butir 2mm).hasil dari
pengujian Gs ini adalah 2.6%.
Hasil uji batas-batas (Atterberg Limit) mencangkup uji batas plastis dengan batas cair bahan uji
mempergunakan (disturb soil) dengan keadaan kering serta tanah yang lolos pada ayakan nomor.4.
Uji batas-batas memiliki tujuan diketahuinya (LL) % atau batas cairnya juga (PL) % atau batas
plastisnya serta Indeks plastisitasnya (PI). Pada uji ini dapat dipergunakan dalam penentuan sifat
dan Golongan tanah.
Hasil dari uji (Liquid Limit Test) atau batas cairnya menggunakan standar uji dengan alat uji
cassagrade. Agar didapatkannya penilaian dalam ketukan 25 menggunakan 4 bahan uji dengan hasil
tersebut (LL) = 56%.
Uji (Plastic Limit Test) atau batas plastisnya ini menggunakan SNI-1967:2008. Tahapan uji batas
plastis serta indeks plastisitas. Hasil dari indeks plastisitas ialah batas plastisitas dikuragi batas cair
(Hardiyatmo, 2002, Das, 1994, Soedarmo, dkk 1993). Sistem uji batas plastis ialah dibuatnya
sampel tanah seperti gulungan pada plat kaca sampai tanahnya berukuran 3 mm. Disaat tanah berada
di diameter 3 mm serta mulai terjadi retaknya, saat itulah tanah tersebut keadaannya mencapai batas
plastisnya. Lalu contoh tersebut dilakukannya perhitungan kadar airnnya, menggunakan tahapan
contoh gulungan tanah yang mulai retak ini dicek kandungan air menggunakan oven dalam
temperatur 110o satu hari lalu contoh dihitunng timbangannya agar diketahuinya kandungan air.
Hasil dari uji batas plastis tanah adalah 32.69 % dengan batas cair 56% sehingga untuk indeks
plastisitasnya 23.11%.
Hasil uji terhadap sampel tanah pembangunan jalan kawasan wisata Cinumpang-Sukalarang tertera
pada table berikut:

Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
11
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Jenis Pengujian Tanah Asli


Kadar Air (w) 66.26%
Berat Jenis (Gs) 2.59 %
Batas Cair (LL) 56 %
Batas Plastis (LP) 32.89 %
Indeks Plastisitas (PI) 23.11 %
Lolos Saringan no.200 51.9 %
Tertahan Saringan no.200 2.36 %

Pengujian kompaksi standart proctor menggunakan (SNI 1742-2008-1) dengan campuran OPC dan
PPC dengan peralatan pengujian kompaksi menggunakan tanah asli ± 5kg yang telah dibersihkan
sebelumnya dengan saringan no.4 dengan dicampur semen OPC dan PPC yang ditambahkan air
untuk mendapatkan tanah yang lembab yang dapat dicengkram deilanjutkan dengan mengisi hingga
3 lapis pengujian ditimbang dan dn tanah dikeluarkan menggunakan dongkrak kemudaian dioven
selama 24 jam lalu ditimbang kembali untuk mendapatkan nilai kadar air rata-rata.
Hasil ari pengujian kompaksi terdapat dalam table 2 berikut:
Tabel 2. Hasil pengujian kompaksi pada semen OPC
Kadar Campuran Kadar air optimum γdry max
(%) (gr/cm3)
TA 73.10 0.880
5 SO 58.80 0.972
15 SO 52.00 1.054
30 SO 46.30 1.120

Hasil pengujian table 2 digambarkan dalam grafik perolehan nilai kadar air optimum sebagai
berikut:

Gambar 2. Grafik kadar air optimum pada semen OPC

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
12
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Gambar 3. Grafik berat isi kering maksimum (γdry) pada semen OPC

Massa isi kering maksimumnya pada pencampuran tanah dengan semen OPC mengalami
peningkatan terbesar yaitu pada presentase campuran 30% sebesar 1.060 gr/cm3 dengan nilai kadar
air optimum sebesar 45.80%.

Berikut adalah hasil pengujian kompaksi dengan Standart Proctor yang dilakukan pada tanah
lempung serta telah ditambahkan campuran semen PPC.
Tabel 3. Hasil pengujian kompaksi semen PPC
Kadar Campuran Kadar air optimum γdry max
(%) (gr/cm3)

TA 73.10 0.880
TA5SP 61.80 0.972
TA15SP 50.20 1.069
TA30SP 42.80 1.085

Hasil pengujian pada table 3 digambarkan dalam grafik perolehan nilai kandungan air optimum serta
berat isi kering maksimum sebagai berikut:

Gambar 4. Grafik kadar air optimum pada semen PPC

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
13
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Gambar 5. Grafik berat isi kering maksimum (γdry) pada semen PPC

Massa isi kering maksimum pada pencampuran semen PPC mengalami peningkatan terbesar yaitu
pada presentase campuran 30% sebesar 1.115 gr/cm3 serta kadar air optimum sebesar 42.60%.

Pada penelitian ini menujukan bahwa pencampuran tanah lempung pada proyek pembangunan jalan
wisata cinumpang yang baik yaitu dengan pencampuran semen PPC pada presentase 30% karena
semakin banyak kadar semen yang ditambahkan maka kepadatan tanah semakin meningkat, dimana
semen dapat mengisi rongga pada tanah sehingga semakin padat. Sedangkan penurunan yang terjadi
pada tanah lempung yaitu pada campuran 0% atau tanpa campuran semen yang disebabkan belum
mengikat partikel-partikel tanah sepenuhnya. Sehingga penambahan campuran semen yang baik
yaitu pada peresentase 30% dimana semen sudah cukup untuk mengikat partikel-partikel tanah yang
menjadikan tanah memiliki kestabilan yang cukup.

Pengujan CBR Unsoaked dengan menggunakan SNI 1744-2012 dengan peralatan pemadatan dan
peralatan untuk uji CBR (lengkap) untuk menentukan kadar air optimum sampel tanah didapatkan
pada uji pemadatan, untuk penentuan jumlah kadar air pada CBR. Penyesuaian dial sehingga
penujuk turun tepat di nol kemudaian dengan menjalankan mesin penekan pada kecepatan 0.05 inch
per menit didapatakanlah hasil penilaian CBR dari tanah aslinya serta dengan pencampuran semen
OPC dan PPC seperti pada table dan Gambar berikut:

Tabel 4. Nilai CBR Unsoaked pada semen OPC


Kadar Campuran Nilai CBR
TA 5.78%
5SO 8.67%
15SO 17.69%
30SO 41.49%

Tabel 5. Nilai CBR Unsoaked pada semen PPC


Kadar Campuran Nilai CBR
TA 5.78%
5SP 15.48%
15SP 26.19%
30SP 29.76%

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
14
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Hasil pengujian pada table 4 dan 5 digambarkan dalam grafik perolehan nilai CBR Unsoaked
sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Nilai CBR Unsoaked pada semen OPC

Gambar 7. Grafik Nilai CBR Unsoaked pada semen PPC


Berdaasarkan Gambar 6 dan 7 menunjukan bahwa semakin besar presentase campuran semen dapat
menaikan nilai CBR dari tanah lempung tersebut. ini dikarenakan sifat dari semen itu sendiri yang
ketika beraksi dengan air akan terciptanya proses hidrasi yang dapat mengisi rongga pada tanah
tersebut sehingga membuat tanah menjadi filler yang akan membuat tanah semakin padat, hal ini
menjadi salah satu pembeda dan keunggulan tersendiri dari bahan-bahan stabilitator lainnya namun,
pada penambahan semen OPC saat bereaksi dengan tanah lempung mengalami kenaikan nilai CBR
yang cenderung lambat pada presentasi campuran 5% dan 15% ini dikarenakan dengan variasi
campuran yang kecil semen tersebut belum mengikat partikel-partikel tanah sepenuhnya. akan tetapi
dengan presentase penambahan yang cukup besar nilai CBR pada semen OPC mengalami kenaikan
signifikan yaitu pada presentase 30% dengan nilai CBR 41.49% dimana semen sudah cukup untuk
mengikat partikel-partikel tanah yang menjadikan tanah memiliki kestabilan yang cukup baik.

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
15
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

KESIMPULAN

Penambahan antara semen OPC dan PPC pada pengujian pemadatan Standart Proctor mengalami
peningkatan di setiap penambahan semen dan peningkatan paling tertinggi yaitu pada peresentase
30% dengan nilai sebesar 1.120 gr/cm3 pada campuran semen OPC dan semen PPC sebesar 1.115
gr/cm3
Nilai CBR Unsoaked setelah di campurkan dengan semen mengalami kenaikan di setiap
penambahan presentase semen dan kenaikan paling besar berada pada peresentase 30% yaitu
sebesar 41.49% pada semen OPC dan 29.76% pada semen PPC, yang artinya tanah yang telat
diberikan campuran tersebut termasuk kategori bagus dalam kekuatan subgrade untuk kekuatan
kontruksi pondasi jalan
Pada pencampuran antara semen OPC dan PPC untuk pemadatan tanah semen OPC mempunyai
keunggulan yang lebih dibandingkan dengan pencampuran menggunakan semen PPC yang berarti
untuk campuran tanah lempung pada proyek pembangunan jalan wisata Cinumpang yang baik yaitu
dengan menggunakan semen OPC sebagai bahan stabilisasinya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Keberhasilan penulisan ini adalah hasil kerja keras penulis yang tentunya tak lepas dari
dukungannya serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh itu izinkan penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada kedua orang tua yaitu Alm. Nana Budiana dan Ibunda Tati Rohayati.serta rekan
seperjuangan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang turut serta membantu dalam
penelitian ini.

REFERENSI

Andriani, Rina Yuliet, & Leo Fernandez. (2012). Pengaruh Penggunaan Semen Sebagai Bahan
Stabilisasi Pada Tanah Lempung Daerah Lambung Bukit Terhadap Nilai Cbr Tanah. Jurnal
Rekayasa Sipil Volume 8 No. 1, Februari 2012, 29-44.
Roni Indra Lesmana, Muhardi, & Soewignjo Nugroho (2016). Stabilitas Tanah Plastisitas Tinggi
Dengan Semen . Jom Fteknik Volume 3 No. 2 Oktober 2016 , 1-13.
Kamaluddin Lubis. (2015). Analisa Perkuatan Tanah Dengan Menggunakan Semen Sebagai Bahan
Tambahan Dalam Meningkatkan Nilai Cbr Pada Tanah Lempung. Jurnal Teknik Sipil &
Arsitektur Vol 1, No 2 (2015), 50-52.
Rokhman, Hendrik Pristianto, Anisari Lingara. (2017). Uji Eksperimen Stabilisasi Tanah Dasar
Dengan Semen Pada Ruas. Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 5 2017, 486-
492.
Hardiyatmo, H, C, (2002), Mekanika Tanah 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
16
Moch. Fiqry Alwiansyah. (2022). Semesta Teknika, 25(2)

Hardiyatmo, H, C, (2002), Mekanika tanah 2. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


SNI 1966:2008, Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah.
SNI 02-1742-2008-1, Cara Uji Pemadatan Tanah Kompakasi. (Rokhman, 2017).
SNI 1965-2008, Penentuan Kadar Air dalam Tanah.
SNI 1744:2012 Metode Uji CBR Laboratorium.
ASTM D 854-2000 Uji Berat Jenis Tanah.
ASTM D 422 Analisa Saringan.

https://journal.umy.ac.id/index.php/st/issue/view/XXX
17

Anda mungkin juga menyukai