Oleh:
Meidy Katrina Putri
ABSTRAK
Traffic jam which happens in big cities in Indonesia makes transportation service
becomes the most important and the most needed service for urban people. The enhancement
of private vehicle and less effective of public transportation become the factors that cause
traffic jam in Solo getting worse. There are no policy to maintain about the number of private
vehicle and also inadequate of transportation public from government make Surakata has
transportation issues like other big cities have. It emerges the new innovation in
transportation field as the solution in maintaining the high needs of society’s mobilization.
The emergence of based-online transportation gives many facilities for people to mobile.
Beside providing online taxibike , the application also provides online taxi for society.
However, the present of online taxi has caused many pros and cons and the problem with
conventional taxi. Government made the policy from Ministry of Transport Regulation
Number 108 Year 2017 About Delivery of People with Motor Vehicle Not in Route as legal
protection to accommodate the existence of online taxi. This research analyzed about
implementation of the policy in Surakarta city and many factors that influence
implementation of the policy such as factors of communication, resource and disposition.
Many obstacle were also faced in implementing the the policy such as stewardship of driver
general license A and test vehicle, cooperation of taxi online and partner work system of
online taxi that burdened the drivers.
transportasi sebagai jasa yang paling pribadi dan juga minimnya transportasi
penting dan dibutuhkan oleh warga kota. publik yang disediakan pemerintah
dan kurang efektifnya transportasi publik transportasi seperti yang dialami kota-kota
menjadi salah satu faktor yang besar lainnya. Salah satu upaya masyarakat
untuk mengatasi masalah transportasi Gojek, Grab dan Uber menjadi salah satu
tersebut yakni dengan menggunakan bus inovasi dalam mendukung dalah satu
Batik Solo Trans Pada awal dimensi pada konsep smart city yaitu
kemunculannya Batik Solo Trans (BST) smart mobility. Smart mobility dalam
melakukan mobilisasi di Solo, namun saat yang memungkinkan para drivernya untuk
ini minimnya jumlah armada dan waktu mengantar pengguna dari satu tempat ke
tunggu yang cukup lama menjadikan tempat lainnya dengan biaya yang murah
satu sisi jumlah kendaraan pribadi yang pribadinya untuk beralih menggunakan
semakin meningkat tidak sebanding model transportasi ini yang dirasa lebih
transportaasi muncul sebagai salah satu membuat perusahaan seperti Gojek dan
transportasi, ojek dapat menjadi solusi Gojek dan Uber banyak menggelar
yang efektif bagi masyarakat dalam berbagai promo guna menarik perhatian
beraktifitas. Transportasi online seperti konsumen. Harga yang dipatok Uber dan
Gojek pun cukup membuat para konsumen perjalanan menggunakan taksi
menggunakan trasnportasi online daripada kurang lebih 50 sampai 60 ribu untuk jarak
layanan seperti jasa pengantaran makanan, Grab Car atau Uber pengguna hanya perlu
jasa pengantaran barang dan berbagai jasa mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar
Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. berbagai aksi penolakan terutama dari
Permenhub ini efektif berlaku mulai 1 kalangan driver online yang mewarnai
kebijakan merupakan hasil langsung dari maka dalam penelitian ini penulis akan
dalam hal ini perilaku masyarakat daya pendukung dapat berupa sumber daya
iii) Disposisi
Dalam model George Edward
Disposisi menurut Edward III dalam
terdapat empat faktor yang mempengaruhi
Widodo (2010:104) didefinisikan sebagai
proses berjalannya suatu implementasi
“kemauan, keinginan dan kecenderungan
kebijakan yaitu faktor komunikasi, sumber
para pelaku kebijakan untuk melaksanakan
daya, disposisi dan struktur birokrasi.
kebijakan tadi secara sungguh sungguh
i) Komunikasi
sehingga apa yang menjadi tujuan
kebijakan bisa jadi masih belum efektif Data primer didapatkan penulis dengan
Struktur birokasi menurut Edward III depth interview kepada informan dan data
beberapa aspek yakni struktur birokrasi, dan pelengkap untuk menjawab pertanyaan
yang terjadi antar stakehoder dan pengaruh Taksi online mulai memasuki
yang ditimbulkan atas interaksi tersebut. wilayah Kota Surakarta pada tanggal 24
Surakarta untuk mengatur taksi online memberikan layanan terbaru yaitu uberX
Taksi online pertama yang memasuki jasa angkutan yaitu dengan menggunakan
wilayah Surakarta adalah Uber Car atau kendaraan mobil atau saat ini lebih dikenal
UberX yang kemudian diikuti oleh dengan nama taksi online. Pada awal
GrabCar (aplikasi Grab) dan Gocar Agustus 2017 tercatat 17 driver yang
telah diterima banyak masyarakat juga cukup tinggi dengan kehadiran uberX
adalah Uber dan Grab. Layanan yang menggunakan layanan ride dengan motor
diberikan Uber maupun Grab sendiri saja. Pada awal kemunculan UberX satu
masih minim karena pada saat awal driver mampu mendapatkan jumlah order
kemunculannya baik Grab maupun Uber minimal 50 km sehingga dalam satu hari
hanya menyediakan jasa layanan angkutan satu driver mampu mengantongi uang
dan belum mampu menyediakan berbagai sebesar 300 sampai 500 ribu.
fasilitas lain yang dimiliki Gojek seperti Dengan antusiasme yang cukup
Go-Food, Go-send, Go-massage (pijat), bagus dari masyarakat membuat Gojek dan
Go-Clean (layanan kebersihan), dan Go- Grab membuat layanan serupa yaitu Gocar
Tix (layanan pemesanan tiket film dari platform binsis Gojek dan GrabCar
dari platform bisnis Grab. Dengan semakin mengantongi hingga 300 ribu namun kini
tingginya mobilisasi dan tingkat hanya bisa mengantongi 100 hingga 150
permintaan customer yang semakin tinggi ribu saja dalam satu hari.
dengan undang-undang yang lebih tinggi penegakan hukum bagi masyarakat (Dinas
. Perhubungan, 2017).
Iisi ataupun konten dalam sisi kebijakan kelompok tidak jauh berbeda dari
harus mampu memenuhi kebutuhan publik sebelumnya, maka manfaat dari kebijakan
Dalam hal ini kelompok sasaran adalah dan kemudahan bagi taksi online agar
driver taksi online dan juga driver taksi dapat beroperasi secara legal Namun pada
menciptakan situasi dan kondisi yang dan memberikan kesulitan bagi driver taksi
kondusif bagi driver taksi online maupun online yang ingin beroperasi dengan
konvensional namun justru tercipta konflik berbagai persyaratan yang harus dipenuhi
dan gesekan baru antara driver online dan oleh driver taksi online. Sasaran kebijakan
taksi online merasa kebijakan Permenhub pengguna jasa taksi online. Dalam
driver taksi online dan di satu sisi driver satu tujuan kebijakan untuk memberikan
Permenhub 108 tidak berpihak kepada dengan aman dan nyaman. Namun
mengikuti komando atau perintah dari Proses komunikasi yang terjadi dalam
Surakarta terdiri dari dua faktor yakni poin kebijakan dan tidak ikut andil dalam
sumber daya anggaran dan sumber daya menyelesaikan masalah internal antara
oleh pihak aplikasi. Dishub dan Satlantas Permenhub 108 masih ada yang belum
ancaman dan pemerasan yang dilakukan masih berfokus pada wilayah pusat.
driver itu sendiri terlebih pada saat faktor komunikasi yang menjelaskan
driver lainnya juga masih menolak kebijakan dan sasaran kebijakan yang
pelaksanaan Uji KIR yang dianggap berjalan kurang baik karena di teknis
harga mobil tersebut. Selain itu dari yang belum memahami sepenuhnya
sisi internal pihak implementator yaitu mengenai isi dan tujuan kebijakan.
Dinas Perhubungan Kota Surakarta Faktor kedua yaitu faktor sumber daya
sementara di wilayah lain sudah mulai online, biaya subsidi Uji KIR dan SIM
kecenderungan para aktor kebijakan kepada driver taksi online yang sedang
dalam memberikan ketegasan pada baru diadakan satu kali saja dan penjelasan
Surakarta. Hambatan juga berasal dari terkait dengan penyampaian isi kebijakan
faktor terakhir yakni faktor ketepatan kepada teman-teman driver taksi online
pelaksanaan yang berasal dari kurang lainnya berbeda dengan apa yang
SIM A Umum dan kuota taksi online. poin-poin kebijakan yang diberlakukan.
Untuk masalah stiker sendiri masih 2. Dalam hal ini pemerintah Kota
terkendala oleh sebagian besar driver Solo harus segera mengejar dan
menggunakan stiker tersebut karena yang mengkaji masalah jumlah kuota taksi
3. Perlu adanya tindakan tegas dari kesepakatan antara pihak aplikasi dan
aparat penegak hukum terkait dengan drivernya sendiri dalam mengurus masalah
adanya kasus ancaman dan pemerasan biaya untuk Uji KIR dan biaya untuk
tegas dan sanksi yang diberikan kepada cukup kepada pihak driver taksi online
lapangan seperti Uji KIR dan persyaratan masih melanggar peraturan hanya akan
SIM A Umum karena selama ini pihak diberikan peringatan saja dan kembali
dengan masalah biaya yang dikeluarkan tersebut digunakan secara efektif bagi para
untuk mengurus uji KIR dan pengurusan driver untuk mengurus berbagai perizinan
SIM A Umum karena status mereka namun hingga saat ini masih ada beberapa
hanyalah sebagai mitra perusahaan aplikasi komunitas driver taksi online di Solo yang
masih menggelar unjuk rasa atau demo Policy in Korean Metropolitan
Areas”. Journal of the Eastern Asia
terkait penolakan kebijakan Permenhub
Society for Transportation Studies.
108.
Seoul, Korea
Daftar Pustaka
Limento, Nathania. 2016. Analisis
Pengaruh Brand Loyalty, Brand
Agustin, 2017. Persepsi Masyarakat
Assosiation, Brand Awareness
Terhadap Penggunaan
dan Perceived Quality terhadap
Transportasi Online (Go-Jek)
Keputusan Pembelian Pelanggan
di Surabaya. Jurnal Ilmu dan
dalam Menggunakan Jasa Gojek,
Riset Manajemen, 6 (9): 1-18
PT GOJEK Indonesia. Tesis
Bruun, Eric & Vanderschuren, Marianne. Fakultas Ekonomi Universitas
2017. Assessment Methods from Esa Unggul: tidak diterbitkan
Around the World Potentially
Merlin, Louis A. 2017. Comparing
Useful for Public Transport
Automated Shared Taxis and
Projects. Journal of Public
Conventional Bus Transit for a
Transportation, 20 (2): 103-130
Small City. Journal of Public
Edelman B.G., and Geradin D. (2016) Transportation, 20 (2): 19-39
“Efficiencies and Regulatory
Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy:
Shortcuts: How Should We
Analisis, Strategi Advokasi Teori
Regulate Companies Like AirBnb
dan Praktek. Surabaya: Institut
and Uber?”, Stanford Technology
Teknologi Surabaya
Law Review, 19: 293–328. Google
Scholar Nistal, Patrick. 2013. Comparative Study
of Uber and Regular Taxi Service
Hogwood dan Gun, dalam Nugroho D,
Characteristics. Institute of Civil
Riant, (2003). Kebijakan Publik,
Engineering, University of the
Formulasi, Implementasi, dan
Philippines
Evaluasi, PT Elex Media.
Komputindo, Jakarta. Paronda, Aden. 2016. Comparative
Analysis of Transportation
Kim Sik, Kwang and Hwang, Keeyeon.
Network Companies (TNCs) and
2003. “Critical Issues in
Conventional Taxi Services in
Transformation of Transportation
Metro Manila. 23rd Annual Sumber Berita:
Conference of the Transportation
Science Society of the Philippines Begini Prosedur Peningkatan SIM A