Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

(PERMENHUB) NOMOR 108 TAHUN 2017 TERHADAP KEBERADAAN


TRANSPORTASI ONLINE
(Studi Kasus Taksi Berbasis Online di Wilayah Kota Surakarta Provinsi Jawa
Tengah)

Oleh:
Meidy Katrina Putri

ABSTRAK

Kondisi kemacetan di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan jasa


transportasi sebagai jasa yang paling penting dan dibutuhkan oleh warga kota. Meningkatnya
jumlah kendaraan pribadi dan kurang efektifnya transportasi publik menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan kemacetan di Kota Solo semakin parah. Belum adanya kebijakan yang
mengatur tentang jumlah kendaraan pribadi dan juga minimnya transportasi publik yang
disediakan pemerintah membuat Surakarta mengalami masalah transportasi seperti yang
dialami kota-kota besar lainnya. Hal ini menimbulkan suatu inovasi baru dalam bidang
transportasi sebagai solusi dalam mengatasi kebutuhan mobilisasi masyarakat yang semakin
tinggi. Munculnya transportasi berbasis online memberikan berbagai kemudahan masyarakat
dalam melakukan mobilisasi. Selain menyediakan jasa ojek online, pihak aplikasi juga
menyediakan taksi online bagi masyarakat. Namun kehadiran taksi online telah menimbulkan
berbagai pro dan kontra serta gesekan dengan taksi konvensional. Pemerintah mengeluarkan
kebijakan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek
sebagai payung hukum untuk mengakomodasi keberadaan taksi online. Penelitian ini
menganalisis tentang implementasi kebijakan tersebut di Kota Surakarta dan berbagai faktor
yang mempengaruhi implementasi kebijakan tersebut di antaranya faktor komunikasi, sumber
daya dan disposisi. Berbagai hambatan juga ditemui dalam implementasi kebijakan ini yaitu
dalam kepengurusan SIM A Umum dan Uji Kendaraan, koperasi taksi online dan sistem kerja
mitra driver taksi online yang memberatkan para driver.

Kata Kunci : Implementasi, taksi online, transportasi


ABSTRACT

Traffic jam which happens in big cities in Indonesia makes transportation service
becomes the most important and the most needed service for urban people. The enhancement
of private vehicle and less effective of public transportation become the factors that cause
traffic jam in Solo getting worse. There are no policy to maintain about the number of private
vehicle and also inadequate of transportation public from government make Surakata has
transportation issues like other big cities have. It emerges the new innovation in
transportation field as the solution in maintaining the high needs of society’s mobilization.
The emergence of based-online transportation gives many facilities for people to mobile.
Beside providing online taxibike , the application also provides online taxi for society.
However, the present of online taxi has caused many pros and cons and the problem with
conventional taxi. Government made the policy from Ministry of Transport Regulation
Number 108 Year 2017 About Delivery of People with Motor Vehicle Not in Route as legal
protection to accommodate the existence of online taxi. This research analyzed about
implementation of the policy in Surakarta city and many factors that influence
implementation of the policy such as factors of communication, resource and disposition.
Many obstacle were also faced in implementing the the policy such as stewardship of driver
general license A and test vehicle, cooperation of taxi online and partner work system of
online taxi that burdened the drivers.

Key Words: Implementation, Online Taxi, Transportation

Pendahuluan menyebabkan kemacetan di Kota Solo

Kondisi kemacetan di beberapa semakin parah. Belum adanya perda yang

kota besar di Indonesia menimbulkan jasa mengatur tentang jumlah kendaraan

transportasi sebagai jasa yang paling pribadi dan juga minimnya transportasi

penting dan dibutuhkan oleh warga kota. publik yang disediakan pemerintah

Meningkatnya jumlah kendaraan pribadi membuat Surakarta mengalami masalah

dan kurang efektifnya transportasi publik transportasi seperti yang dialami kota-kota

menjadi salah satu faktor yang besar lainnya. Salah satu upaya masyarakat
untuk mengatasi masalah transportasi Gojek, Grab dan Uber menjadi salah satu

tersebut yakni dengan menggunakan bus inovasi dalam mendukung dalah satu

Batik Solo Trans Pada awal dimensi pada konsep smart city yaitu

kemunculannya Batik Solo Trans (BST) smart mobility. Smart mobility dalam

memang menjadi pilihan masyarakat untuk implementasinya menggunakan teknologi

melakukan mobilisasi di Solo, namun saat yang memungkinkan para drivernya untuk

ini minimnya jumlah armada dan waktu mengantar pengguna dari satu tempat ke

tunggu yang cukup lama menjadikan tempat lainnya dengan biaya yang murah

masyarakat enggan untuk menggunakan dan nyaman bagi penggunanya. Sehingga

Bus BST sehingga masyarakat beralih masyarakat dapat merubah kebiasaannya

untuk menggunakan kendaraan pribadi. Di untuk meninggalkan pemakaian kendaraan

satu sisi jumlah kendaraan pribadi yang pribadinya untuk beralih menggunakan

semakin meningkat tidak sebanding model transportasi ini yang dirasa lebih

dengan bertambahnya ruas jalan di efektif dalam menghadapi kemacetan di

Surakarta sehingga menimbulkan Kota Solo (Wulandari, 2012).

kemacetan yang semakin parah.


Ketidakmampuan pemerintah

Dari fenomena ini inovasi setempat dalam menyediakan transportasi

teknologi dalam penggunaan jasa online sesuai kebutuhan pelanggan

transportaasi muncul sebagai salah satu membuat perusahaan seperti Gojek dan

upaya untuk mengatasi masalah Uber justru semakin gencar untuk

transportasi di Kota Solo. Dalam meningkatkan pengguna jasa transportasi

mengatasi masalah kemacetan jasa online tersebut. Di Kota Solo sendiri,

transportasi, ojek dapat menjadi solusi Gojek dan Uber banyak menggelar

yang efektif bagi masyarakat dalam berbagai promo guna menarik perhatian

beraktifitas. Transportasi online seperti konsumen. Harga yang dipatok Uber dan
Gojek pun cukup membuat para konsumen perjalanan menggunakan taksi

berbondong-bondong untuk beralih konvensional pengguna harus membayar

menggunakan trasnportasi online daripada kurang lebih 50 sampai 60 ribu untuk jarak

transportasi konvesional. Gojek memiliki 10 km sedangkan dengan menggunakan

layanan seperti jasa pengantaran makanan, Grab Car atau Uber pengguna hanya perlu

jasa pengantaran barang dan berbagai jasa mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar

layanan antar lainnya. Keberadaan Gojek 20 ribu.

dan Uber yang terbukti sangat membantu


Kondisi inilah yang membuat ojek
masyarakat tidak selamanya berjalan
konvensional saat ini menolak kehadiran
mulus. Pada awalnya Gojek dan Uber
Uber dan Gojek. Penolakan ini
dapat diterima oleh segala lapisan
menyebabkan demo dan pelarangan
masyarakat, namun ketika Gojek dan Uber
terhadap Gojek maupun Uber untuk
sudah mulai menguasai pasar, pihak ojek
mengambil penumpang di area tertentu. Di
konvensional sendiri merasakan kerugian
Kota Solo sendiri Gojek dan Uber dilarang
yang cukup besar. Kehadiran Gojek dan
untuk mengambil penumpang di sekitar
Uber sendiri dianggap telah mengurangi
Stasiun Purwosari dan Stasiun Solo
sebagian besar dari pendapatan harian
Balapan. Kondisi yang tidak kondusif saat
mereka. Senada dengan Gojek dan Uber,
ini telah menimbulkan berbagai
kalangan transportasi mobil yang juga
kontroversi dan pro kontra di kalangan
berbasis online seperti Go Car juga
pemerintah. Berangkat dari masalah
mengalami penolakan dari kalangan taksi
tersebut akhirnya Kementerian
konvensional. Banyak masyarakat yang
Perhubungan (Kemenhub) selaku regulator
beralih menggunakan Go Car karena
resmi mengeluarkan Peraturan Menteri
tarifnya yang memang lebih murah
Perhubungan (Permenhub) Nomor 108
daripada taksi konvensional. Untuk
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang Dengan Kendaraan penerbitan peraturan tersebut terdapat

Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. berbagai aksi penolakan terutama dari

Permenhub ini efektif berlaku mulai 1 kalangan driver online yang mewarnai

November 2017 agar tidak terjadi jalannya proses implementasi kebijakan

kekosongan hukum. Kementerian tersebut di berbagai daerahh.

Perhubungan mengklaim bahwa


Penelitian ini bertujuan untuk
penerbitan secara resmi kebijakan ini
menganalisis tentang implementasi
digunakan sebagai upaya untuk
kebijakan Peraturan Menteri Perhubungan
mengakomodasi kepentingan dari semua
(Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017
pihak dan mengutamakan kepentingan
Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
masyarakat sebagai pengguna jasa. Ada
Dengan Kendaraan Bermotor Umum
tiga landasan dalam Permenhub ini yaitu
Tidak Dalam Trayek terhadap keberadaan
kepentingan nasional,kepentingan
transportasi online. Penulis melakukan
pengguna jasa dalam aspek keselamatan
penelitian dengan cakupan wilayah Kota
dan perlindungan konsumen dan
Surakarta Provinsi Jawa Tengah.
kesetaraan kesempatan berusaha. Sebelum
Penelitian ini juga menjelaskan isu yang
ditetapkannya peraturan ini, PM 108tahun
terjadi mengenai ketidakpastian hukum
2017 ini telah melalui proses sosialisasi
yang melindungi transportasi online dan
dan kegiatan untuk menampung aspirasi.
saat ini Permenhub 108 tahun 2017 lahir
Seperti pada 21 Oktober 2017, Kemenhub
sebagai bentuk perlindungan hukum bagi
melakukan sosialisasi peraturan ini secara
transportasi online. Penelitian ini akan
serentak di beberapa kota besar seperti
menganalisis bagaimana implementasi
Jakarta Surabaya, Semarang, Bandung,
kebijakan tersebut di Surakarta dan akan
Yogyakarta, Palembang, Solo, Makassar,
menganalisis hambatan-hambatan yang
Medan, dan Balikpapan. Namun dibalik
terjadi di lapangan saat kebijakan ini implementasi suatu kebijakan publik itu

diberlakukan di Surakarta sendiri harus memperhatikan variabel

Landasan Konseptual kebijakan, organisasi dan lingkungan.

Perhatian itu perlu diarahkan karena


1. Kebijakan Publik
melalui pemilihan kebijakan yang tepat
Menurut pendapat Winarno suatu masalah
maka masyarakat dapat berpartisipasi
dikategorikan sebagai masalaah publik
memberikan kontribusi yang optimal
apabila masalah tersebut dirasakan oleh
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
banyak orang dan berdampak pada
Selanjutnya, ketika sudah ditemukan
sekelompok lain baik secara langsung
kebijakan yang terpilih diperlukan
maupun tidak langsung sehingga suatu
organisasi pelaksana, karena di dalam
kebijakan juga disebut sebagai kebijakan
organisasi ada kewenangan dan berbagai
publik apabila kebijakan tersebut mampu
sumber daya yang mendukung
mengkoordinir segala kepentingan publik
pelaksanaan kebijakan bagi pelayanan
terhadap masalah publik yang sedang
publik. Sedangkan lingkungan kebijakan
dialami. Kebijakan publik dalam hal ini
tergantung pada sifatnya yang positif atau
stentunya dikaitkan dengan pemerintah
negatif. Jika lingkungan berpandangan
karena urusan dalam pemenuhan
positif terhadap suatu kebijakan akan
kebutuhan dan kepentingan publik itu
menghasilkan dukungan positif sehingga
sendiri menjadi tanggung jawab
lingkungan akan berpengaruh terhadap
pemerintah (Prihatmaja, 2013)
kesuksesan implementasi kebijakan.

2. Konsep Implementasi Kebijakan Sebaliknya, jika lingkungan berpandangan

Publik negatif maka akan terjadi benturan sikap,

sehingga proses implementasi terancam


Menurut Grindle (1980: 10) dan Quade
akan gagal. Lebih daripada tiga aspek
(1984: 310), untuk mengukur kinerja dari
tersebut, kepatuhan kelompok sasaran Berdasarkan pendapat di atas,

kebijakan merupakan hasil langsung dari maka dalam penelitian ini penulis akan

implementasi kebijakan yang menentukan menjelaskan variabel-variabel dalam

efeknya terhadap masyarakat (Imronah, implementasi kebijakan sebagai berikut:

2009. Keberhasilan pelaksanaan kebijakan


a) Isi kebijakan (Content of Policy):
tergantung pada kemampuan instansi
 Kepentingan kelompok sasaran
pelaksana. Kriteria pengukuran
atau target groups termuat dalam
keberhasilan implementasi menurut Ripley
isi kebijakan. Dalam pengertian ini,
dan Franklin (1986: 12) didasarkan pada
kebijakan dibuat untuk memenuhi
tiga aspek, yaitu: (1) tingkat kepatuhan
kebutuhan oleh masyarakat atau
birokrasi terhadap birokrasi di atasnya atau
kelompok untuk memecahkan
tingkatan birokrasi sebagaimana diatur
masalah yang terjadi di
dalam undang-undang, (2) adanya
kehidupannya. Oleh karena itu
kelancaran rutinitas dan tidak adanya
dalam suatu masyarakat atau
masalah; serta (3) pelaksanaan dan
kelompok banyak sekali masalah
dampak (manfaat) yang dikehendaki dari
yang membelenggu dan butuh
semua program yang ada terarah. Jika
kebijakan yang dibuat pemerintah.
implementasi kebijakan gagal maka yang
Disini kebijakan yang sangat
disalahkan biasanya adalah pihak
dibutuhkan harus terlaksana agar
manajemen yang dianggap kurang
mengeluarkan masyarakat dari
memiliki komitmen sehingga perlu
masalah tersebut
dilakukan upaya yang lebih baik untuk
 . Jenis manfaat yang diterima oleh
meningkatkan kapasitas kelembagaan
target kelompok sasaran kebijakan.
pelaksana (Imronah, 2009)
Suatu kebijakan adalah upaya

untuk memperbaiki keadaan, jika


keadaan yang diterima masyarakat kemampuan agar tidak terjadi

atau kelompok tidak jauh berbeda kekurangan uang untuk menunjang

dari sebelumnya, maka manfaat implementasi kebijakan.

dari kebijakan tersebut tidak ada.


b) Lingkungan implementasi
 Perubahan yang diinginkan dari
(Context of Implementation)
sebuah kebijakan. Kebijakan publik
 Kekuasaan, kepentingan dan
yang berhasil bukan dinilai dari
strategi yang dimiliki oleh para
isinya yang prestisius namun
aktor yang terlibat didalam
implementasinya di lapangan.
implementasi kebijakan. Dalam hal
Apakah mampu membawa
ini para aktor kebijakan yang
perubahan yang baik atau malah
jumlahnya lebih dari satu pasti
sebaliknya.
memiliki pemikiran yang beraneka
 Ketepatan sebuah program. Sebuah
ragam. Sehingga masing-masing
program kebijakan harus tepat agar
memiliki kepentingan dan strategi
nanti dalam implementasinya
yang berbeda. Karena mereka
berhasil sesuai dengan harapan.
terikat pada jabatan yang mereka
Tepat disini meliputi, tepat sasaran,
punya. Sehingga berdampak pada
tepat kebutuhan, tepat lingkungan
kebijakan yang dibuat. Besar
dan tepat guna.
kecilnya tersebut ditentukan oleh
 Dukungan dari sumber daya yang
jabatan yang mereka duduki (Leo,
memadahi. Sumber daya manusia
2013).
(implementor) harus memadahi dan
 Tingkat kepatuhan dan
tahu peran dan fungsinya secara
responsivitas dari kelompok
baik agar tidak keliru. Selain itu
sasaran. Dalam impementasi
sumber daya modal harus sesuai
kebijakan publik, masyarakat juga
memiliki peran serta kewajiban Selain informasi yang mampu menjadikan

dalam suatu keberhasilan kebijakan berhasil adalah sumber daya

implementasi kebijakan sehingga yang dimiliki oleh implementator. Sumber

dalam hal ini perilaku masyarakat daya pendukung dapat berupa sumber daya

atau kelompok sasaran menentukan manusia, yakni kompetensi implementor

keberhasilan kebijakan tersebut. dan sumber daya finansial. Tanpa adanya

sumber daya maka kebijakan tidak akan


Faktor Pengaruh Implementasi
berjalan dengan semestinya.
Kebijakan Publik

iii) Disposisi
Dalam model George Edward
Disposisi menurut Edward III dalam
terdapat empat faktor yang mempengaruhi
Widodo (2010:104) didefinisikan sebagai
proses berjalannya suatu implementasi
“kemauan, keinginan dan kecenderungan
kebijakan yaitu faktor komunikasi, sumber
para pelaku kebijakan untuk melaksanakan
daya, disposisi dan struktur birokrasi.
kebijakan tadi secara sungguh sungguh
i) Komunikasi
sehingga apa yang menjadi tujuan

Untuk mencapai sebuah kebijakan yang kebijakan dapat tercapai”

tepat sasaran maka pelaksana harus iv) Struktur Birokrasi

mengerti benar apa yang harus dilakukan


Variabel terakhir yaitu variabel struktur
untuk kebijakan tersebut. Selain itu yang
brokrasi. Meskipun sumber-sumber untuk
menjadi sasaran kebijakan harus diberi
mengimplementasikan suatu kebijakan
informasikan mengenai kebijakan yang
cukup dan para pelaksana (implementors)
akan diterapkan mulai dari tujuan dan
mengetahui apa dan bagaimana cara
sasarannya.
melakukannya, serta mempunyai

ii) Sumber Daya keinginan untuk melakukannya, namun

Edward III dalam Widodo (2010:106)


menyatakan bahwa “implementasi macam yakni data primer dan sekunder.

kebijakan bisa jadi masih belum efektif Data primer didapatkan penulis dengan

karena ketidakefisienan struktur birokrasi”. melakukan wawancara dengan metode

Struktur birokasi menurut Edward III depth interview kepada informan dan data

dalam Widodo (2010:106) mencangkup sekunder digunakan sebagai data tambahan

beberapa aspek yakni struktur birokrasi, dan pelengkap untuk menjawab pertanyaan

pembagian kewenangan, hubungan antara penelitian. Informan terkait adalah

unit-unit organnisasi dan sebagainya. perwakilan dari Bidang Angkutan Umum

Dinas Perhubungan Kota Surakarta,


Metode Penelitian
Satlantas Polrestabes Surakarta,
Penelitian ini menggunakan
Komunitas Driver Taksi Online dan
penelitian kualitatif dengan metode
Konvensional serta masyarakat pengguna
deskriptif. Dalam hal ini penelitian
jasa. Data sekunder ini diperoleh dalam
kualitatif ditujukan untuk memahami suatu
bentuk data tertulis seperti data statistik,
fenomena sosial dari sudut pandang
undang-undang, surat keputusan serta
informan dan penulis ingin mengetahui
artikel ilmiah dan surat kabar cetak
peran stakeholder, organisasi maupun
maupun online yang dapat dijadikan
individu dalam proses implementasi
sebagai informasi tambahan dalam
kebijakan Permenhub 108 tahun 2017
penelitian ini.
yang mengatur mekanisme transportasi
Keberadaan Taksi Online di Surakarta
online dan konvensional serta interaksi

yang terjadi antar stakehoder dan pengaruh Taksi online mulai memasuki

yang ditimbulkan atas interaksi tersebut. wilayah Kota Surakarta pada tanggal 24

Juli 2017. Masuknya taksi online di


Sumber data yang digunakan
wilayah Surakarta bersamaan dengan
penulis dalam penelitian ini ada dua
pengkajian kebijakan Pemkot setempat
terhadap keberadaan ojek online, sehingga bioskop). Namun di awal Agustus 2017

belum ada kebijakan dari Pemkot perusahaan aplikasi Uber di Solo

Surakarta untuk mengatur taksi online memberikan layanan terbaru yaitu uberX

yang beroperasi di wilayah Surakarta. yaitu sebagai pembaharuan dari layanan

Taksi online pertama yang memasuki jasa angkutan yaitu dengan menggunakan

wilayah Surakarta adalah Uber Car atau kendaraan mobil atau saat ini lebih dikenal

UberX yang kemudian diikuti oleh dengan nama taksi online. Pada awal

GrabCar (aplikasi Grab) dan Gocar Agustus 2017 tercatat 17 driver yang

(aplikasi Gojek). menjadi mitra dari UberX (Bulan awal

Dengan maraknya pemakaian Agustus sampai pertengahan Oktober

transportasi online seperti Gojek yang 2017). Antusiasme masyarakat ternyata

telah diterima banyak masyarakat juga cukup tinggi dengan kehadiran uberX

membuat perusahaan transportasi online yang cukup membantu mobilisasi

lainnya untuk berekspansi ke wilayah masyarakat yang terkendala cuaca dan

Solo. Perusahaan-perusahaan tersebut masalah lainnya apabila hanya

adalah Uber dan Grab. Layanan yang menggunakan layanan ride dengan motor

diberikan Uber maupun Grab sendiri saja. Pada awal kemunculan UberX satu

masih minim karena pada saat awal driver mampu mendapatkan jumlah order

kemunculannya baik Grab maupun Uber minimal 50 km sehingga dalam satu hari

hanya menyediakan jasa layanan angkutan satu driver mampu mengantongi uang

dan belum mampu menyediakan berbagai sebesar 300 sampai 500 ribu.

fasilitas lain yang dimiliki Gojek seperti Dengan antusiasme yang cukup

Go-Food, Go-send, Go-massage (pijat), bagus dari masyarakat membuat Gojek dan

Go-Clean (layanan kebersihan), dan Go- Grab membuat layanan serupa yaitu Gocar

Tix (layanan pemesanan tiket film dari platform binsis Gojek dan GrabCar
dari platform bisnis Grab. Dengan semakin mengantongi hingga 300 ribu namun kini

tingginya mobilisasi dan tingkat hanya bisa mengantongi 100 hingga 150

permintaan customer yang semakin tinggi ribu saja dalam satu hari.

membuat jumlah taksi online di Kota Solo


Kebijakan Transportasi Online di
semakin tinggi dan menuai banyak pro dan
Indonesia
kontra yang kemudian menimbulkan
Dengan adanya kondisi tersebut
konflik dengan taksi konvensional yang
terjadi banyak aksi penolakan terhadap
saat ini jumlahnya telah jauh dari jumlah
keberadaan taksi online oleh taksi
taksi online. Pada tahun 2017 terdapat 8
konvensional. Oleh karena keadaan
perusahaan taksi konvensional yang
tersebut Permenhub 108 tahun 2017
beroperasi di Kota Solo dengan jumlah
dianggap sebagai wujud kehadiran
armada 435 unit. Pada dasarnya delapan
pemerintah atau negara dalam mengatur
perusahaan tersebut masih aktif beroperasi
kepentingan publik. Dasar dari
namun jumlah armada yang beroperasi
dibentuknya Permenhub 108 adalah
jumlahnya menurun dan dari segi
Undang-Undang nomor 22 tahun 2009.
pendapatanpun juga ikut menurun
Beberapa poin penting yang terdapat
semenjak taksi online beroperasi di Kota
dalam UU nomor 22 tahun 2009 mnegatur
Solo. Dari 435 armada yang ada, saat ini
tentang kepemilikan SIM dan syarat-syarat
hanya 70%-80% armada yang beroperasi.
apa saja yang harus dipenuhi kendaraan
Artinya, jumlah taksi konvensional yang
untuk memenuhi standar operasional
beroperasi saat ini tingal berjumlah 60
angkutan jalan raya.
hingga 70 unit taksi konvensional (Dsihub
Sebelumnya pemerintah telah
Kota Solo, 2018). Dari segi pendapatan,
menerbitkan peraturan yang mengatur
taksi konvensional mengalami penurunan
operasional taksi online pada Permen
hingga 60% yang dulunya bisa
nomor 26 tahun 2017. Beberapa poin
utama yang membuat Permen 26 tahun dalam penyelenggaraan angkutan umum,

2017 dicabut dikarenakan bertentangan dan memberikan perlindungan dan

dengan undang-undang yang lebih tinggi penegakan hukum bagi masyarakat (Dinas

. Perhubungan, 2017).

Tujuan Implementasi Permenhub 108


Implementasi Kebijakan Permenhub
tahun 2017 di Kota Surakarta
108 di Surakarta

Tujuan utama pengimplementasian


Persatuan Pengemudi Online Solo
kebijakan Permenhub 108 secara umum
Raya (PPOSR) merupakan komunitas
adalah untuk mengakomodasi kemudahan
driver online utama di Surakarta yang
aksesibilitas bagi masyarakat, Pemerintah
berisi perwakilan utama atau induk dari
harus memastikan pelayanan angkutan
komunitas driver taksi online di Surakarta
orang yang ada saat ini selamat, aman,
yang terdiri dari tiga aplikasi yang
nyaman, tertib, lancar, dan terjangkau.
menyediakan taksi online yaitu GrabCar,
Dalam kaitannya dengan iklim usaha,
UberX dan Gocar. PPOSR sendiri
peraturan ini untuk mendorong
membawahi beberapa komunitas driver
pertumbuhan perekonomian nasional
online yang lingkupnya lebih kecil dan
berdasarkan demokrasi ekonomi yang
sifatnya perwilayahan
berkeadilan dan prinsip pemberdayaan
Permenhub 108 merupakan payung
usaha mikro, kecil, dan menengah.
hakum baru yang berisi poin-poin yang
Bagaimana melakukannya, yakni dengan
harus ditaati oleh driver taksi online agar
memberi kepastian hukum terhadap aspek
dapat menjadi driver taksi online dengan
keselamatan, keamanan, kenyamanan,
status legal. Poin-poin utama tersebut
kesetaraan, keterjangkauan, dan
antara lain:
keteraturan serta menampung

perkembangan kebutuhan masyarakat Isi Kebijakan (Content of Policy)


 Kepentingan kelompok sasaran: keadaan yang diterima masyarakat atau

Iisi ataupun konten dalam sisi kebijakan kelompok tidak jauh berbeda dari

harus mampu memenuhi kebutuhan publik sebelumnya, maka manfaat dari kebijakan

atau masyarakat dan dapat menjawab tersebut tidak ada.Kebijakan Permenhub

permasalahan yang terjadi di masyarakat. 108 bertujuan untuk memberikan manfaat

Dalam hal ini kelompok sasaran adalah dan kemudahan bagi taksi online agar

driver taksi online dan juga driver taksi dapat beroperasi secara legal Namun pada

konvensional. Saat ini isi kebijakan kenyataannya Permenhub justru

Permenhub 108 bertujuan untuk mempersulit taksi online untuk beroperasi

menciptakan situasi dan kondisi yang dan memberikan kesulitan bagi driver taksi

kondusif bagi driver taksi online maupun online yang ingin beroperasi dengan

konvensional namun justru tercipta konflik berbagai persyaratan yang harus dipenuhi

dan gesekan baru antara driver online dan oleh driver taksi online. Sasaran kebijakan

konvensional karena di satu sisi driver kedua adalah kelompok masyarakat

taksi online merasa kebijakan Permenhub pengguna jasa taksi online. Dalam

108 belum mengakomodasi kebutuhan permenhub 108 dijelaskan bahwa salah

driver taksi online dan di satu sisi driver satu tujuan kebijakan untuk memberikan

taksi konvensional merasa kebijakan fasilitas transportasi bagi masyarakat

Permenhub 108 tidak berpihak kepada dengan aman dan nyaman. Namun

mereka. realitanya adalah masyarakat di Kota Solo

merasa terbebani dengan adanya


 Jenis manfaat yang diterima oleh
Permenhub 108 karena dengan adanya
target kelompok sasaran kebijakan
kebijakan tarif yang diatur oleh
Seperti yang telah dijelaskan Permenhub membuat tarif taksi online naik
sebelumnya bahwa suatu kebijakan adalah 20% dari pertama kemunculannya.
upaya untuk memperbaiki keadaan, jika
Lingkungan Implementasi (context of fakta yang diteliti penulis didapatkan

implementation) bahwa responsivitas dari kelompok sasaran

kebijakan yaitu driver taksi online Kota


 Kekuasaan, kepentingan dan
Surakarta masih sangat kurang karena
strategi yang dimiliki oleh para aktor yang
hanya ada 10% dari driver taksi online
terlibat didalam implementasi kebijakan.
yang melengkapi syarat operasional yang
dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta
diatur dalam Permenhub 108 sehingga
dan Satlantas Polrestabes Surakarta, baik
dapat disimpulkan tingkat kepatuhan dari
dari kedua pihak tidak memiliki strategi
kelompok sasaran kebijakan Permenhub
khusus dalam mengimplementasikan
108 di Kota Surakarta masih sangat
kebijakan tersebut. dari Dinas
rendah.
Perhubungan Kota Surakarta hanya

mengikuti komando langsung dari Faktor Pengaruh Implementasi

Pemerintah Kota Surakarta dan dari Kebijakan Permenhub 108

satlantas Polrestabes Surakarta juga hanya a. Komunikasi:

mengikuti komando atau perintah dari Proses komunikasi yang terjadi dalam

pihak Dinas Perhubungan Kota Surakarta. implementasi kebijakan Permenhub 108

di Kota Surakarta berjalan dengan kurang


 Tingkat kepatuhan dan
baik antara aktor kebijakan dan sasaran
responsivitas dari kelompok sasaran.
kebijakan yakni Dishub dan Satlantas
Dalam impementasi kebijakan publik,
dengan driver taksi online, dikarenakan
masyarakat juga memiliki peran serta
penyampaian informasi yang kurang jelas,
kewajiban dalam suatu keberhasilan
perbedaan kemampuan implementor dalam
implementasi kebijakan sehingga dalam
menangkap dan memahami informasi yang
hal ini perilaku masyarakat atau kelompok
disampaikan juga berbeda.
sasaran menentukan keberhasilan
b. Sumber Daya:
kebijakan tersebut. Dari segala temuan dan
Faktor sumber daya dalam taksi online. Implementator kebijakan

implementasi kebijakan Permenhub 108 di masih hanya berfokus pada penegakan

Surakarta terdiri dari dua faktor yakni poin kebijakan dan tidak ikut andil dalam

sumber daya anggaran dan sumber daya menyelesaikan masalah internal antara

manusia. Untuk sumber daya anggaran penyedia jasa dan driver.

sendiri pemerintah telah menganggarkan d. Struktur Birokrasi

untuk proses sosialisasi sedangkan


Belum ditemukan hambatan dalam
anggaran untuk teknisnya di lapangan
faktor struktur birokrasi karena pembagian
masih dalam pengkajian. • Terdapat
tugas dan wewenang di setiap instansi
masalah dalam sumber daya manusia di
maupun unit sudah berjalan dengan baik.
bagian penyedia jasa aplikasi. Sumber
Pembagian tugas dan wewenang sudah
daya manusia dari pihak penyedia jasa
jelas dan tertata sehingga implementasi
aplikasi belum mampu mengakomodasi
dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
segala aspirasi dan kebutuhan seluruh
Kesimpulan
driver taksi online.

c. Disposisi 1. Implementasi kebijakan Permenhub

Dinas Perhubungan telah 108 tahun 2017 di Surakarta belum

menyediakan sistem klarifikasi agar driver berjalan secara optimal karena

tidak mengalami suspend secara sepihak beberapa poin dalam kebijakan

oleh pihak aplikasi. Dishub dan Satlantas Permenhub 108 masih ada yang belum

masih hanya berfokus melakukan operasi terlaksana sepenuhnya di beberapa

simpatik di wilayah pusat dan belum wilayah di Kota Surakarta dan

menyeluruh. Terdapat beberapa kasus impelementasi kebijakan tersebut

ancaman dan pemerasan yang dilakukan masih berfokus pada wilayah pusat.

aparat penegak hukum terhadap driver Kebijakan ini masih belum


sepenuhnya diterima oleh driver dari tersebut seperti penggunaan calo

kalangan taksi online karena sebagian dalam pembuatan SIM A Umum.

besar driver taksi online menolak 2. Terdapat beberapa faktor yang

pemasangan stiker karena dirasa justru mempengaruhi implementasi

akan membahayakan keselamatan dari kebijakan Permenhub di antaranya

driver itu sendiri terlebih pada saat faktor komunikasi yang menjelaskan

membawa penumpang. Sebagian tentang interaksi antara aktor

driver lainnya juga masih menolak kebijakan dan sasaran kebijakan yang

pelaksanaan Uji KIR yang dianggap berjalan kurang baik karena di teknis

dapat merugikan mereka karena dapat lapangannya sendiri masih ada

menghapus asuransi dan menurunkan beberapa pihak dari sasaran kebijakan

harga mobil tersebut. Selain itu dari yang belum memahami sepenuhnya

sisi internal pihak implementator yaitu mengenai isi dan tujuan kebijakan.

Dinas Perhubungan Kota Surakarta Faktor kedua yaitu faktor sumber daya

masih kurang matang dalam anggaran. Dalam hal ini pemerintah

mengimplementasikan kebijakan telah menyediakan anggaran sebatas

tersebut karena untuk masalah kuota untuk program sosialisasi kebijakan

sendiri pihak Dinas Perhubungan saja namun untuk implementasinya

masih melakukan pengkajian seperti anggaran untuk stiker taksi

sementara di wilayah lain sudah mulai online, biaya subsidi Uji KIR dan SIM

menentukan kuota tetap taksi online di A Umum masih dalam bentuk

wilayahnya. Dari sisi eksternal masih pengkajian padahal implementasi

banyak kecurangan kecurangan yang sudah dilaksanakan di Kota Solo

terjadi dalam pengimplementasian sehingga dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa pihak pemerintah


Kota Solo masih kurang siap dalam terlebih pada saat membawa

mengimplementasikan kebijakan penumpang.

Permenhub 108 di Surakarta. Faktor Rekomendasi

selanjutnya adalah faktor disposisi. 1. Kedepannya pihak pemerintah

Faktor disposisi dalam implementasi harus lebih sering mengadakan pembinaan

kebijakan Permenhub 108 adalah atau sosialisasi langsung di lapangan atau

kecenderungan para aktor kebijakan kepada driver taksi online yang sedang

yang dianggap :setengah-setengah” beroperasi karena selama ini sosialisasi

dalam memberikan ketegasan pada baru diadakan satu kali saja dan penjelasan

aturan implementasi karena belum terkait isi kebijakan hanya diberikan

maksimalnya implementasi kebijakan kepada perwakilan driver taksi online yang

Permenhub 108 tersebut di Kota hadir saja sehingga ada kemungkinan

Surakarta. Hambatan juga berasal dari terkait dengan penyampaian isi kebijakan

faktor terakhir yakni faktor ketepatan kepada teman-teman driver taksi online

pelaksanaan yang berasal dari kurang lainnya berbeda dengan apa yang

optimalnya program kebijakan, seperti dijelaskan oleh pihal pemerintah sehingga

masalah stiker, Uji KIR, pengurusan terjadi kesalahpahaman terkait dengan

SIM A Umum dan kuota taksi online. poin-poin kebijakan yang diberlakukan.

Untuk masalah stiker sendiri masih 2. Dalam hal ini pemerintah Kota

terkendala oleh sebagian besar driver Solo harus segera mengejar dan

taksi online tidak bersedia menargetkan draft akhir kebijakan daerah

menggunakan stiker tersebut karena yang mengkaji masalah jumlah kuota taksi

dirasa justru akan membahayakan online di Kota Solo dan perencanaan

keselamatan dari driver itu sendiri anggaran terkait implementasi kebijakan

Permenhub 108 di lapangan mengingat


banyak wilayah lain yang sudah mulai saja. Kedepannya ini juga menjadi

mengeluarkan kebijakan jumlah kuota tantangan untuk pemerintah sendiri

taksi online secara resmi. sebagai pihak yang menjembatani

3. Perlu adanya tindakan tegas dari kesepakatan antara pihak aplikasi dan

aparat penegak hukum terkait dengan drivernya sendiri dalam mengurus masalah

adanya kasus ancaman dan pemerasan biaya untuk Uji KIR dan biaya untuk

yang dilakukan pihak keamanan bandara mendapatkan SIM A Umum.

terhadap driver taksi online dan 5. Pemerintah sendiri telah

penumpangnya. Dengan adanya tindakan memberikan kelonngaran waktu yang

tegas dan sanksi yang diberikan kepada cukup kepada pihak driver taksi online

aparat yang ‘nyeleweng’ tersebut untuk segera melengkapi berbagai

diharapkan akan membuat situasi persyaratan yang telah dicantumkan dalam

keamanan kembali menjadi kondusif dan poin-poin kebijakan Permenhub 108

para driver taksi online beserta bahkan pihak Satlantas Polrestabes

penumpangnya dapat merasa nyaman dan Surakarta juga telah memperpanjang

aman. operasi simpatik hingga batas waktu yang

4. Pemerintah kedepannya harus belum ditentukan. Operasi simpatik ini

segera menuntaskan masalah teknis di diperpanjang sehingga para driver yang

lapangan seperti Uji KIR dan persyaratan masih melanggar peraturan hanya akan

SIM A Umum karena selama ini pihak diberikan peringatan saja dan kembali

driver taksi online merasa terbebani diberikan sosialisasi.. Seharusnya waktu

dengan masalah biaya yang dikeluarkan tersebut digunakan secara efektif bagi para

untuk mengurus uji KIR dan pengurusan driver untuk mengurus berbagai perizinan

SIM A Umum karena status mereka namun hingga saat ini masih ada beberapa

hanyalah sebagai mitra perusahaan aplikasi komunitas driver taksi online di Solo yang
masih menggelar unjuk rasa atau demo Policy in Korean Metropolitan
Areas”. Journal of the Eastern Asia
terkait penolakan kebijakan Permenhub
Society for Transportation Studies.
108.
Seoul, Korea
Daftar Pustaka
Limento, Nathania. 2016. Analisis
Pengaruh Brand Loyalty, Brand
Agustin, 2017. Persepsi Masyarakat
Assosiation, Brand Awareness
Terhadap Penggunaan
dan Perceived Quality terhadap
Transportasi Online (Go-Jek)
Keputusan Pembelian Pelanggan
di Surabaya. Jurnal Ilmu dan
dalam Menggunakan Jasa Gojek,
Riset Manajemen, 6 (9): 1-18
PT GOJEK Indonesia. Tesis
Bruun, Eric & Vanderschuren, Marianne. Fakultas Ekonomi Universitas
2017. Assessment Methods from Esa Unggul: tidak diterbitkan
Around the World Potentially
Merlin, Louis A. 2017. Comparing
Useful for Public Transport
Automated Shared Taxis and
Projects. Journal of Public
Conventional Bus Transit for a
Transportation, 20 (2): 103-130
Small City. Journal of Public
Edelman B.G., and Geradin D. (2016) Transportation, 20 (2): 19-39
“Efficiencies and Regulatory
Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy:
Shortcuts: How Should We
Analisis, Strategi Advokasi Teori
Regulate Companies Like AirBnb
dan Praktek. Surabaya: Institut
and Uber?”, Stanford Technology
Teknologi Surabaya
Law Review, 19: 293–328. Google
Scholar Nistal, Patrick. 2013. Comparative Study
of Uber and Regular Taxi Service
Hogwood dan Gun, dalam Nugroho D,
Characteristics. Institute of Civil
Riant, (2003). Kebijakan Publik,
Engineering, University of the
Formulasi, Implementasi, dan
Philippines
Evaluasi, PT Elex Media.
Komputindo, Jakarta. Paronda, Aden. 2016. Comparative
Analysis of Transportation
Kim Sik, Kwang and Hwang, Keeyeon.
Network Companies (TNCs) and
2003. “Critical Issues in
Conventional Taxi Services in
Transformation of Transportation
Metro Manila. 23rd Annual Sumber Berita:
Conference of the Transportation
Science Society of the Philippines Begini Prosedur Peningkatan SIM A

Quezon City Menjadi SIM A Umum . KompasOnline.


https://megapolitan.kompas.com/read/201
Prihatin, 2016. Dampak Sosial
7/11/11/12445811/begini-prosedur-
Transportasi Berbasis Online.
peningkatan-sim-a-menjadi-sim-a-umum.
Majalah Info Singkat
Diakses pada 21 Februari 2018
Kesejahteraan Sosial, 8 (7): 9-13
Pembuatan SIM A Umum subsidi dan KIR
Prihatmojo, Wisnu. 2013. “Peta
gratis Kemenhub diserbu pengemudi taksi
Stakeholders dalam Formulasi
online. MerdekaOnline.
Kebijakan Transportasi : Studi
https://www.merdeka.com/uang/pembuata
Peraturan Wali Kota Serang
n-sim-a-umum-subsidi-dan-kir-gratis-
tentang Penataan Jaringan Trayek
kemenhub-diserbu-pengemudi-taksi-
Angkutan Umum di Kota Serang”.
online.html. Diakses pada 15 Maret 2018
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Gadjah Mada. Pengemudi Taksi Online Rela Kerja 17
Jam Sehari demi Capai Bonus. Solopos.
Purba, 2016. “Selesaikan Polemik
http://www.solopos.com/2018/03/02/trans
Transportasi Daring” Harian
portasi-solo-pengemudi-taksi-online-rela-
Medan Bisnis 29 Maret 2016
kerja-17-jam-sehari-demi-capai-bonus-
Purwanto dan Sulistyastuti, (2012). 899195. Diakses pada 3 Maret 2018
Implementasi Kebijakan Publik:
Sopir Taksi Online Dapat Subsidi dari
Konsep dan Aplikasi di Indonesia.
Kemenhub. VivaNews.
JKMP-MAP. Universitas Gadjah
https://www.viva.co.id/berita/nasional/101
Mada, Yogyakarta
5281-sopir-taksi-online-dapat-subsidi-dari-
Wulandari, Widya. 2016. Analisis kemenhub. Diakses pada 13 Maret 2018
Efektivitas Transportasi Ojek
Taksi Online yang Taat Peraturan Baru 20
Online Sebagai Pilihan Moda
Persen. CNNIndonesia.
Transportasi Di Jakarta (Studi
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/2
Kasus: Go-Jek Indonesia). Tesis
0180314190808-384-283009/taksi-online-
Universitas Esa Unggul: tidak
yang-taat-peraturan-baru-20-persen.
diterbitkan
Diakses pada 14 maret 2018
"Zona Merah" Taksi Online di Bandara
Adi Soemarmo Dipertanyakan. Solopos.
http://www.solopos.com/2018/03/12/zona-
merah-taksi-online-di-bandara-adi-
soemarmo-dipertanyakan-902035. Diakses
pada 27 Februari 2018

Sumber Peraturan dan Undang-Undang

Peraturan Menteri Perhubungan


(Permenhub) Nomor 108 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum
Tidak Dalam Trayek

Peraturan Menteri Perhubungan


(Permenhub) tentang. Penyelenggaraan
Angkutan Orang dengan Kendaraan.
Bermotor Umum Tidak dalam Trayek

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009


tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun


1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi,

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor


63 Tahun 1993 tentang Ambang Batas
Layak Jalan Kendaraan Bermotor

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor


71 Tahun 1993 tentang pengujian Berkala
Kendaraan Bermotor.

Anda mungkin juga menyukai