Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SEJARAH

PERAN PENTING HOTEL YAMATO PADA TAHUN 1945

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


1. FARDA WATI (07)
2. SINDI ANGGITA PUTRI (29)
3. VARIZKA PUTRI AULIA. S (32)
4. ACH FAJRI RAMADHAN (02)
5. MOCH. FIRMASYAH (15)
6. ALFARISI (03)
7. M. SULAEMAN RAMADAN (11)
8.M faqih Pratama (18)
9.MA'RUFA (13)

SMA negeri 8 Surabaya ajaran 2022-2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peristiwa ini bermula pada tanggal 18 September 1945 sore hari di Kota Surabaya.
Orang-orang Belanda mengibarkan bendera kekuasaannya yang berwarna merah putih
biru diatas Hotel Oranye atau Hotel Yamato Surabaya. Peristiwa tersebut baru menarik
perhatian rakyat Surabaya di sekitar hotel pada keesokan harinya yaitu pada tanggal 19
September 1945. Mereka semua sangat marah, terutama pemuda-pemuda Surabaya
atau arek-arek Suroboyo saat itu, mereka semua pun mengepung hotel itu.

Residen Sudirman yang pada saat itu menerima laporan tersebut langsung turun
tangan. Beliau mengatakan kepada perwira RAPWI untuk menurunkan Bendera
tersebut jika ingin selamat. Akan tetapi, permintaan tersebut ditolak oleh Belanda.
Massa pun mulai marah terhadap sikap Belanda saat itu. Suasana di luar Hotel Yamato
itu pun semakin kacau. Para Kempeitai pun menyebar dan membentuk pagar sebagai
pertahanan mereka terhadap Arek-arek Suroboyo atau Pemuda-Pemuda Surabaya.
Akan tetapi, pemuda-pemuda Surabaya dengan gagah berani maju menantang dan
melawan mereka. Lalu terjadilah perkelahian antara orang-orang Belanda dengan
masyarakat Surabaya.

Sebagian Pemuda Surabaya yang berada di bawah hotel pun dapat memaksa
masuk dan mendobrak pintu Hotel Yamato dan saat di lobi hotel mereka pun juga harus
berkelahi dengan orang-orang Belanda lainnya yang ada di dalam hotel. Beberapa dari
mereka pun dapat masuk dan naik menuju ke atas hotel menggunakan tangga di
bagian Timur untuk membantu kawannya agar dapat mencapai bagian teratas hotel
untuk menurunkan bendera. Kawan lainnya pun bertugas mencari bendera merah
putih. Akan tetapi dalam hitungan menit mereka tidak juga mendapatkan bendera
merah putih, Kusno dan Hariyono pun merobek bendera pada bagian birunya.
Kemudian mereka pun memanjat kembali tiang bendera tersebut untuk mengibarkan
Sang Merah Putih. Seluruh massa pun berteriak “Merdeka ”. Akhirnya, Bendera Merah
Putih pun dapat berkibar dengan gagah diatas puncak Hotel Oranye atau Hotel Yamato
Surabaya. Sesudah itu mereka melakukan aksi perebutan senjata dari Jepang. Maka
dari itu, penulis tertarik dan berminat membuat proposal penelitian dengan judul “Peran
Penting Hotel Yamato Pada Tahun 1945”.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam latar latar belakang diatas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peristiwa yang terjadi di Hotel Oranye atau Hotel Yamato pada
tanggal 19 September 1945 di Kota Surabaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui peristiwa yang terjadi di Hotel Oranye atau Hotel Yamato
pada tanggal 19 September 1945 di Kota Surabaya
D. MANFAAT PENELITIAN
Penulisan penelitian yang berjudul “Peran Penting Hotel Yamato Pada Tahun 1945 ”
ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis ataupun
pembaca, mengenai Insiden bendera yang terjadi di Hotel Oranye atau Hotel Yamato di
Kota Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI/ISI

Pascakemerdekaan Indonesia, Soekarno mengeluarkan maklumat pada 31 Agustus


1945. Maklumat tersebut menetapkan bahwa mulai 1 September 1945, bendera
nasional Sang Merah Putih dikibarkan secara terus-menerus di seluruh wilayah
Indonesia. Setelah itu, pada 18 September 1945, datanglah di Surabaya para opsir
Sekutu dan Belanda dari Allief Forces Netherlands East Indies (AFNEI) bersama-sama
Palang Merah Jakarta.

Rombongan sekutu ini kemudian ditempatkan di Hotel Yamato, Jalan Tunjungan 65,
Surabaya. Sejak saat itu, Hotel Yamato dijadikan markas Rehabilitation of Allied
Prisoners of War and Internees atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan
Interniran. Kemudian, tanggal 19 September 1945, pukul 21.00, sekelompok orang
Belanda di bawah pimpinan WVC Ploegman mengibarkan bendera Belanda (merah,
putih, dan biru). Hal tersebut dilakukan tanpa persetujuan pemerintah daerah Surabaya.
Keesokan harinya, para pemuda Surabaya melihat bendera tersebut. Mereka merasa
marah, karena menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia. Belanda
juga dianggap melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang
berlangsung di Surabaya.

Setelah massa berkumpul, Soedirman, Wakil Residen Surabaya, melewati


kerumuman massa untuk masuk ke Hotel Yamato. Sebagai perwakilan Republik
Indonesia, ia berunding bersama Ploegman. Soedirman meminta agar bendera
Belanda segera diturunkan dari Hotel Yamato. Namun, permintaan Soedirman ditolak.
Perundingan kemudian berlangsung dengan sengit. Ploegman mengeluarkan pistol dan
terjadi perkelahian antara mereka. Ploegman tewas akibat dicekik oleh Sidik, pengawal
Soedirman, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda. Karena situasi di dalam
ruang perundingan semakin carut-marut, Soedirman dan Hariyono, pengawal
keduanya, melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Perobekan bendera Belanda

Massa di luar hotel yang mengetahui situasi perundingan tidak berjalan baik segera
mendobrak masuk ke Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel
untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang awalnya bersama Soedirman,
kembali ke dalam hotel dan ikut memanjat tiang bendera bersama Kusno Wibowo.
Keduanya berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan
mengereknya kembali ke puncak tiang. Sesaat setelah bendera kembali naik, massa di
bawah hotel dengan serentak dan lantang meneriakkan "Merdeka!" berulang kali.

Pertempuran Pascakemerdekaan. Setelah insiden di Hotel Yamato, pertempuran


masih belum usai. Pada 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama antara
Indonesia melawan AFNEI. Berawal dari serangan-serangan kecil, lama-kelamaan
serangan berubah menjadi serangan umum yang memakan banyak korban. Akhirnya,
Jenderal DC Hawthorn meminta Presiden Soekarno untuk meredakan situasi dengan
mengadakan gencatan senjata.

Namun, gencatan senjata gagal dilakukan., Pemicu utama serangan secara besar-
besaran Sekutu terhadap para pemuda dan rakyat Surabaya pada bulan November
1945 adalah terbunuhnya pimpinan tentara Sekutu A.W.S. Mallaby. Kejadian tewasnya
Brigadir Jenderal Mallaby yang diikuti dengan keluarnya ultimatum 10 November oleh
pihak Inggris membuat pertempuran tidak terhindarkan. Oleh karena itu,terjadilah
pertempuran Surabaya terbesar dan terberat di sepanjang sejarah. Untuk mengenang
momentum tersebut, tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

B. HASIL PENELITIAN

Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa yang terjadi karena Belanda dinilai
melakukan tindakan provokatif yaitu mengibarkan bendera merah putih biru, perobekan
warna biru pada bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato, Surabaya pada 19
September 1965. Peristiwa ini terjadi akibat gagalnya perundingan antara Soedirman
(residen Surabaya) dan WVC Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda triwarna
(merah, putih, biru). Perundingan tersebut mengakibatkan Ploegman tewas dicekik dan
Sudirman yang melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sementara itu, di luar hotel, para
pemuda yang mendengar kabar bahwa perundingan tersebut gagal langsung
mendobrak masuk dan perkelahian di lobi pun terjadi, sebagian pemuda berebut naik
ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono, yang sebelumnya
bersama Sudirman pun masuk kembali ke dalam hotel dan ikut memanjat tiang
bendera. Hariyono bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda,
merobek bagian birunya, dan menaikannya kembali ke puncak tiang Hotel Yamato.
Arek-arek Suroboyo di bawah Hotel Yamato yang menyaksikan peristiwa tersebut pun
menyambut dengan pekik 'Merdeka' berulang kali.

Perundingan antara Indonesia dan AFNEI (Sekutu Pasukan Hindia Belanda) tidak
pernah menemukan kesepakatan hingga pada 10 November 1945, perang terbesar
pasca perang hari kemerdekaan pun terjadi. Mengutip dari Akvo RSR, perang tersebut
memakan waktu 3 minggu hingga akhirnya tentara Inggris, yang saat itu merupakan
pasukan sekutu Belanda mengklaim bahwa Indonesia adalah bagian dari penjajahan
mereka. Perang berakhir setelah tentara Inggris menyerah dan jatuhnya korban jiwa
sebanyak 600 hingga 2.000. Di sisi lain, Indonesia telah kehilangan sedikitnya 6.000
sampai 16.000 korban jiwa dan 200.000 pengungsi. Kemudian sejak pertempuran
tersebut, Indonesia memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Hotel
Yamato pun menjadi perlawanan arek Surabaya saat itu.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tindakan provokatif belanda yaitu dengan mengibarkan bendera merah putih biru
membuat para pemuda Surabaya geram karena tanpa persetujuan pemerintah daerah
Surabaya. Setelah masa berkumpul Soedirman (residen Surabaya) dan WVC
Ploegman melakukan perundingan untuk menurunkan bendera Belanda triwarna
(merah, putih, biru). Gagalnya perundingan membuat ploegman tewas, dicekik dan
Sudirman yang melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sementara itu, di luar hotel, para
pemuda yang mendengar kabar bahwa perundingan tersebut gagal langsung
mendobrak masuk dan perkelahian di lobi pun terjadi, sebagian pemuda berebut naik
ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda menurunkan bendera Belanda,.
merobek bagian birunya, dan menaikannya kembali ke puncak tiang Hotel Yamato
Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato membuat Belanda marah besar.
Hal ini membuat terjadinya berbagai konflik mulai bulan Oktober 1945 sampai
puncaknya pada 10 November 1945 di Surabaya. Pertempuran 10 November 1945
tidak bisa dihindari lagi hingga kemudian tanggal 10 November dikenal sebagai
pertempuran Surabaya. Pertempuran tersebut juga menjadi pertempuran terbesar
pertama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

B. SARAN ATAU KRITIK

Dari penelitian ini kita sebagai generasi muda penerus bangsa jangan sampai
melupakan sejarah, karena pahlawan yang telah mendahului kita berjuang dengan gigih
untuk mempertahankan kemerdakaan Negara Indonesia, di era globalisasi ini kita harus
banyak belajar agar teknologi dan pola fikir kita tidak tertinggal dari Negara lain. Karena
itu merupakan salah satu bentuk mempertahankan kemerdekaan Negara Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

 Komandoko, Gamal, 2006, “KISAH 124 PAHLAWAN & PEJUANG


NUSANTARA“, Yogyakarta“ Pustaka Widyatama

 Tugiyono, 2014, “PENGETAHUAN SOSIAL SEJARAH KELAS 3 SEMESTER 1 “,


Jakarta

 Palmos, Frank, 2016, “SURABAYA 1945 : SAKRAL TANAHKU “,


Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia

 Pusat Sejarah dan tradisi ABRI , Pertempuran Surabaya , Jakarta : Balai


Pustaka , 1998 , Hal.25

 Frank Palmos , Surabaya 1945 : Sakral Tanahku , Jakarta : Yayasan Pustaka


Obor Indonesia , 2016 , Hal.141

 Pusat Sejarah dan tradisi ABRI , Ibid

 Gamal Komandoko , Kisah 124 Pahlawan & Pejuang Nusantara , Yogyakarta :


Pustaka Widyatama , 2006 , Hal.202

 Drs.Tugiyono , Pengetahuan Sosial Sejarah SMP kelas 3 Semester 1 , Jakarta ,


2014 , Hal.25

 https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/19/074341265/hari-ini-dalam-
sejarah-insiden-hotel-yamato-latar-belakang-dan-detail?amp=1&page=3

 https://amp.kompas.com/stori/read/2021/07/31/170000579/insiden-hotel-yamato-
perobekan-bendera-belanda-di-surabaya

 https://nasional-tempo-co.cdn.ampproject.org/v/s/nasional.tempo.co/amp/
1526960/hotel-yamato-surabaya-saksi-bisu-peristiwa-perobekan-bendera-
belanda?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16635564136070&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fnasional.tempo.co
%2Fread%2F1526960%2Fhotel-yamato-surabaya-saksi-bisu-peristiwa-
perobekan-bendera-belanda

Anda mungkin juga menyukai