1. Perhatikan pola bilangan yang ditunjukkan oleh tumpukan persegi berikut ini!
Agar setiap bilangan pada tumpukkan persegi di atas membentuk pola bilangan prima
berurutan, maka tumpukkan persegi yang perlu diganti adalah ….
A. pink
B. biru
C. hijau
D. kuning
E. ungu
Jawaban E
Pembasan:
Ingat kembali bilangan prima adalah bilangan yang hanya memiliki dua fakor, yaitu 1 dan
bilangan itu sendiri. Bilangan prima di antaranya adalah 2, 3, 5, 7, 11 dan seterusnya. Pada
gambar di atas, persegi ungu berjumlah 9, sedangkan 9 bukanlah merupakan bilangan
prima. Akibatnya, tumpukkan persegi yang perlu diganti adalah ungu. Persegi ungu
seharusnya berjumlah 11 buah.
Jawaban: E
Pembahasan:
Dari barisan 44,41,38,35,32,⋯ diperoleh perhitungan berikut ini!
Jawaban A
Pembahasan:
Untuk menemukan pola operasi aritmetik pada barisan bilangan, kita harus gunakan
metode coba-coba (try and eror).
Jawaban A
Pembahasan:
Untuk menemukan pola operasi aritmetik pada barisan bilangan, kita harus gunakan
metode coba-coba (try and eror).
Jawaban E
Pembahasan:
Untuk menemukan pola operasi aritmetik pada barisan bilangan, kita harus gunakan
metode coba-coba (try and eror).
Jawaban B
Pembahasan:
Perhatikan pola berikut ini!
Jawaban E
Pembahasan:
Perhatikan pola berikut ini!
Dari pola di atas kita peroleh bilangan yang dicari adalah 1+4=5 dan 16 × 4=64 .
Pilihan yang sesuai adalah E.
Jawaban D
Pembahasan:
Diketahui barisan di atas merupakan barisan aritmetika karena memiliki selisih atau beda
setiap dua suku berdekatan selalu sama sehingga diperoleh suku awal dan suku akhir
sebagai berikut.
a=12
U n =276
Kemudian, dengan rumus suku tengah barisan aritmetika diperoleh perhitungan berikut ini.
a+U n 12+276
Ut= ¿ ¿ 144
2 2
Jadi, suku tengah barisan tersebut adalah 144.
9. Suatu barisan aritmetika dengan suku awal 3, beda 4 dan suku tengah 60. Banyak suku
pada barisan tersebut adalah ….
A. 34
B. 37
C. 39
D. 40
E. 43
Jawaban B
Pembahasan:
Diketahui:
a=3
b=4
U t =60
Oleh karena itu, suku terakhirnya adalah sebagai berikut.
a+U n 3+U n
Ut= 60= 120=3+U n117=U n
2 2
Akibatnya, diperoleh perhitungan berikut ini.
114
U n =a+ ( n−1 ) b117=3+ ( n−1 ) 4114=4 ( n−1 ) =n−136=n−137=n
4
Jawaban A
Pembahasan
Perhatikan pola berikut ini!
Jawaban D
Pembahasan :
Perhatikan bahwa soal ini mempunyai 3 pola, yaitu:
Pola 1 : B,H,N,.... Pola ini ditambah 6 jadi huruf T
Pola 2 : 4,10,16,.... Pola ini ditambah 6 jadi 22
Pola 3 : 6,12,18,.... Pola ini ditambah 6 jadi 24
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah T,22,dan 24.
Jawaban: E
Pembahasan:
Ingat kembali yaa barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan
tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya.
Nah untuk tahu yang mana merupakan barisan bilangan, kita amati pola setiap barisan di
atas.
(i) Perhatikan untuk pola 3, 8, 13, 15, 18, 27 berikut ini!
Karena pola bilangan ketiga dan setusnya berbeda, maka barisan 3, 8, 13, 15, 18,
27 bukan barisan bilangan.
Karena pola bilangan ketiga dan setusnya berbeda, maka barisan 5, 9, 13, 18, 24,
27 bukan barisan bilangan.
Karena pola bilangan ketiga dan setusnya berbeda, maka barisan 6, 9, 12, 15, 17,
20 bukan barisan bilangan.
Oleh karena itu, barisan yang merupakan barisan bilangan hanya barisan nomor (ii).
Akibatnya tidak ada pendapat yang benar mengenai barisan ini.
Dimas berpendapat bahwa jumlah minimal batang korek api untuk membuat pola yang ke-7
adalah 60 buah. Menurut kamu apakah pendapat Dimas tepat?
A. Iya
B. Tidak, seharusnya 84 buah.
C. Tidak, seharusnya 80 buah.
D. Tidak, seharusnya 72 buah.
E. Tidak, seharusnya 68 buah.
Jawaban: B
Pembahasan :
Perhatikan jumlah batang korek api disetiap polanya!
Pola 1 terdiri dari 1 segitiga atau 3 batang korek api
Pola 2 terdiri dari 3 segitiga atau 9 batang korek api
Pola 3 terdiri dari 6 segitiga atau 18 batang korek api
Pola 4 terdiri dari 10 segitiga atau 30 batang korek api
Terlihat bahwa untuk pola ke-n maka banyak batang korek api dapat dihitung dari banyak
segitiga yang terbentuk dikalikan dengan 3. Nah, untuk mendapat banyak korek api pada
pola ke-7, kita cari dulu banyak segitiga di pola ke-7 tersebut.
Jadi, pada pola ke-7 akan ada 28 bentuk segitiga sehingga jumlah minimal batang korek api
pada pola ke-7 adalah 28 ×3=84 buah. Dengan demikian, pendapat Dimas salah.
Seharusnya jumlah korek api pada pola ke-7 adalah 84 buah.