Anda di halaman 1dari 11

Midwifery Pathway

of Thinking dalam
Proses Pengambilan
Keputusan
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK 2
1. AFSYARI NUR ASYIFA P3.73.24.1.21.001
2. ANANDA DIEFA AYUNING PUTRI P3.73.24.1.21.004
3. ARISAH GISTHANIA P3.73.24.1.21.008
4. AZKA AZKIA P3.73.24.1.21.009
5. NIDIA FACHRANI P3.73.24.1.21.030
6. SALSABILA RAGIL P3.73.24.1.21.037
7. SYIFA NABILA P3.73.24.1.21.042
PENGERTIAN
Alur fikir bidan didasari oleh
Berpikir kritis adalah suatu proses dimana pemikiran kritis (critikal thinking)
seseorang atau individu dituntut untuk dengan menggunakan proses
menginterpretasikan dan mengevaluasi kognitif, interpretasi, evaluasi,
informasi untuk membuat sebuah penilaian inferensi, penjelasan dan refleksi
atau keputusan berdasarkan (Hendricson, 2006).
kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan
dan pengalaman (Perry dan Potter, 2005).
Alur fikir bidan digunakan guna
pengambilan keputusan klinis.
Alur berpikir bidan merupakan kerangka
Sehingga dapat menjadikan bidan
berpikir seorang bidan dalam mengambil
yang profesional, berkualitas
keputusan klinis (Varney, 1997).
tanggung jawabnya dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Dilakukannya pengkajian dengan cara mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan atau informasi klien secara lengkap.
Contoh data dasar:
Langkah 1
 Riwayat kesehatan Pengumpulan
 Pemeriksaan fisik Data Dasar
 Meninjau rekam medis klien yang terbaru atau
sebelumnya
 Meninjau data laboratorium klien
Dilakukannya interpretasi terhadap data dasar klien
terhadap diagnosa atau kebutuhan klien berdasarkan
data yang telah dikumpulkan, sehingga mudah untuk
ditemukannya masalah atau diagnosa klien yang Langkah 2
spesifik. Interpretasi
Contoh: Ibu hamil trimester 3 yang merasa takut dan
Data Dasar
cemas akan persalinan yang sudah didepan mata.
Bidan dapat menginterpretasikan pengalaman atau
masalah ibu tersebut sebagai interpretasi data dasar.
Pada langkah ini, dilakukannya antisipasi diagnosa atau
masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan
Langkah 3
diagnosa yang sudah di identifikasikan sebelumnya.
Antisipasi
Sembari mengamati klien, bidan diharapkan dapat Diagnosa atau
melakukan antisipasi dan juga pencegahan apabila Masalah
sewaktu-waktu diagnosa atau masalah potensial dapat
Potensial
terjadi.
Mengidentifikasikan perlunya pengambilan keputusan
mengenai tindakan yang segera oleh bidan untuk
dikonsultasikan atau ditangani. Hal ini dapat dilakukan Langkah 4
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain Menetapkan
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.
Kebutuhan
Contoh: Ibu postpartum yang mengalami kondisi
patologis tertentu. Kemudian bidan harus menetapkan
Penanganan
mengenai tindakan segera terhadap ibu tersebut Segera
dengan kolaborasi bersama tim kesehatan lain.
Perencanaan asuhan yang menyeluruh dapat dilihat
acuannya dari langkah-langkah sebelumnya. Jadi
rencana asuhan dapat diberikan dari identifikasi lebih
mendalam mengenai diagnosa, keadaan dan kebutuhan
klien.
Langkah 5
Namun tidak menutup kemungkinan adanya masalah
Merencanakan
potensial yang tiba-tiba dapat terjadi sehingga bidan
Asuhan
harus memberikan asuhan yang belum terencana
sebelumnya, sehingga antisipasi terhadap kemungkinan
tersebut harus juga diperkirakan oleh bidan.
Bidan dalam melaksanakan perencanaan haruslah
secara efisien dan aman. Walaupun pelaksanaannya
dilakukan secara kolaborasi atau mandiri, bidan tetap
Langkah 6
memikul tanggung jawab dalam melaksanakan
Melaksanakan
perencanaan yang sudah dibuatnya dan mengarahkan
Perencanaan
pelaksanaannya.
Evaluasi dilakukan untuk melihat keefektifan dari
asuhan yang telah diberikan yang meliputi pemenuhan
kebutuhan klien, pemberian asuhan kebidanan yang Langkah 7
benar-benar sudah terpenuhi. Rencana atau asuhan Evaluasi
tersebut bisa dikatakan berjalan efektif apabila semua
pelaksanaannya serta diagnosa dan kebutuhan klien
sudah terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai