Anda di halaman 1dari 3

KEKURANGAN BERBICARA

DAN KURANG PENDENGARAN

DISUSUN OLEH :

SABRIA HOTMIDA SIAGIAN

IX D

SMP NEGERI 34 MEDAN

2022
Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi dirinya secara
maksimal, tak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebagai "guru" pertama bagi
anak, orangtua perlu lebih aktif menggali apa yang menjadi kelebihan anak-anaknya.
Pengajar anak berkebutuhan khusus Salatiga yang berasal dari Amerika, BJ Amstrong
mengatakan, yang utama adalah orangtua tidak malu dengan kondisi anak. Sebab perasaan
malu, menurut BJ Amstrong, menghambat ABK dalam mengembangkan potensi dalam
dirinya secara maksimal.

“ABK ini harus diberi motivasi agar mereka mampu seperti anak-anak lainnya dan bisa
bergaul dengan teman-temannya. Orang tua tidak boleh berpikir anaknya tidak bisa, itu akan
menjadi kendala bagi perkembangan anak,” kata Amstrong di Ungaran, Senin (10/11/14).

Lebih lanjut Amstrong mengatakan, ada tiga konsep utama yang perlu diperhatikan orang tua
dan pendidik dalam menumbuhkembangkan potensi ABK, yakni observasi, wait, listen.
"Untuk para guru dituntut harus kreatif dalam mengajarkan pada ABK," katanya.

Setiap anak punya talenta dan setiap anak berhak atas pendidikan dan kesempatan, untuk
menonjolkan apa yang mereka bisa.
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, Dreamlight World
Media menginisiasi gerakan kepedulian melalui kegiatan seminar dan pemberian satu paket
buku dan DVD yang berisi cara membaca bagi anak berkebutuhan khusus.

“Di Indonesia pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) sangat diperlukan baik bahan dan
materi, sebab di sini masih sangat minim. Jadi kami ingin membantu ABK agar mendapat
pendidikan dan sarana tersebut,” tutur Ketua Penyelenggara Seminar dan Workshop Anak
Berkebutuhan Khusus, Leila Nugroho.

Menurut Leila, kegiatan tersebut merupakan bentuk perhatian khusus Dreamlight World
Media terhadap anak berkebutuhan khusus dengan membuat sebuah gerakan "everyone is
special" yang menyatakan setiap anak diciptakan secara khusus oleh Tuhan.

Sementara kepada orangtua ABK, juga diberikan penyuluhan bagiamana menjaga semangat
dalam mendidik anak-anaknya. Hal yang sama juga diberikan kepada para guru, yakni tehnik
baru dalam mendidik ABK. "Termasuk mengajak peduli ABK melalui web dan sosial media,"
kata Leila.

Kepedulian terhadap ABK di Indonesia masih sangat kurang. Padahal, Badan


Kependududukan dan keluarga berencana Nasional (BKKBN) mencatat di tahun 2013 ada
4,2 juta anak memiliki kebutuhan khusus. Salah satunya dapat dilihat dari penyediaan sarana
dan prasarana serta pendidikan bagi ABK yang sangat minim.

Anda mungkin juga menyukai