1. Konsep Tranduser
Definisi
Tranduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga tranduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti
yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan
dari tranduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu
kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, tranduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tranduser pasif, yaitu tranduser yang dapat bekerja bila mendapat
energi tambahan dari luar.
b. Tranduser aktif, yaitu tranduser yang bekerja tanpa tambahan energi
dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
15
Gambar 2. berbagai macam yang Banyak Digunakan
Karakteristik Tranduser
Karakteristik tranduser antara lain :
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-
keluaran yang linier.
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu
banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan
dengan bentuk dan besar yang sama.
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran
yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam
kondisi lingkungan yang sama.
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik tranduser
sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi
kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
2. Konsep sensor
Definisi
Sensor adalah jenis yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis,
magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian.
16
Karakteristik Sensor
a. Linearitas
Linier dalam hal ini dimaksudkan hubungan antara besaran input yang
dideteksi menghasilkan besaran output dengan hubungan berbanding lurus
dan dapat digambarkan secara gravik membentuk garis lurus. Ada banyak
sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu
sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu.
Sebagai contoh, sebuah sensor panas dapat menghasilkan tegangan
sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini, biasanya
dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran dibandingkan
dengan masukannya berupa sebuah grafik.
Gambar 1 memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas
yang berbeda. Garis lurus pada gambar 1(a). memperlihatkan tanggapan
linier, sedangkan pada gambar 1(b). adalah tanggapan non-linier.
b. Sensitivitas
Perbandingan antara sinyal keluaran atau respon tranduser terhadap
perubahan masukan atau variable yang diukur. Sensitivitas akan
menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang
diukur. Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan
dengan “volt per 0C”, yang berarti perubahan temperature satu derajat pada
masukan akan menghasilkan perubahan beda potensial beberapa volt atau
mv pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki kepekaan.
Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk
jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan pada
gambar 3(b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada
temperatur yang rendah.
17
c. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat
tanggapannya terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen
dengan masukkan step input. Pada gambar 4 grafik 1 menunjukkan respon
yang paling cepat dibanding dengan dua grafik lainnya, sedangkan grafik 3
menunjukkan respon yang paling lambat dibandingakan dengan grafik yang
lainnya.
d. Jangkauan
Salah satu kriteria untuk memilih sensor adalah kesanggupan
mengindera sesuai dengan yang diperlukan. Misalnya sebuah alat ukur
akan digunakan untuk pengukuran suhu disekitar kamar yaitu antara -35oC
sampai 150oC dilihat dari jangkauan ukurnya dapat dipilih sensor NTC,
PTC, transistor, dioda dan IC hibrid.
William D.C, (1993), mengatakan hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih sensor yang tepat adalah dengan mengajukan beberapa
pertanyaan berikut ini:
a) Besaran fisis apa yang akan diindera?
b) Prinsip tranduser yang mana yang paling baik digunakan untuk
mengindera besaran ini?
c) Berapa ketelitian yang diinginkan pada penginderaan ini?
d) Bagiamana kondisi lingkungan : efek temperatur, goncangan, dan
getaran?
e) Apakah memenuhi nilai ekonomis?.
f) Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada
tempat yang diperlukan?
18
Macam-macam Sensor
Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik
antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor mekanik.
1. Sensor Cahaya
a) LDR (Light Dependent Resistor)
Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis
resistor yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang
diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan sebagai
detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya.
19
c) Fotokonduktif
(a) (b)
Gambar 7 (a) Sel Fotokonduktif ;
(b) Cahaya pada sel fotokonduktif mengubah harga resistansi
2. Sensor Suhu
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya
mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat,
tahanan menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka
(perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh karena itu mampu
mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
21
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon untuk
elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output
tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu
(dibawah 200°C), tetapi menghasilkan output yang sangat
linear di atas rentang kerja.
22
Tabel 1. Macam-macam Sensor Suhu
3. SENSOR MEKANIK
23
Macam-macam sensor mekanik yaitu:
a. Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi
adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor
ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk
melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang
berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan
pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu
mekanis saklar.
24
c. Sensor Suara (Mic Kondencer)
Sensor suara adalah sensor yang cara kerjanya merubah besaran suara
menjadi besaran listrik, dan dipasaran sudah begitu luas penggunaannya.
Komponen yang termasuk dalam Sensor suara yaitu electric condenser
microphone atau mic kondenser.
Prinsip kerja ECM adalah getaran suara yang diterima oleh dielectric berupa
membran tipis di dalam ECM akan menyebabkan perubahan nilai
kapasitasnya. Contoh pengaplikasian sensor ini adalah yang bekerja pada
system robot. Aplikasi mikrofon adalah pada system audio, sebagai sensor
suara dan pada system telekomunikasi telepon seluler.
25
DAFTAR PUSTAKA
26