DOI:10.25273/jems.vxix.xxxx
Abstrak: Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana This study aims to determine how the mathematical connection
kemampuan koneksi matematis siswa SMP pada materi ability of junior high school students on the material equation
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Metode variable and the inequality of one variable. The method used in
yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif this research is descriptive quantitative method. The subjects in
kuantitatif. Subjek pada penelitian adalah siswa kelas VII.A the study were students of class VII.A who collected 30 students.
yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data The data collection technique used a test of students'
menggunakan soal tes kemampuan koneksi matematis siswa. mathematical connection ability. The data analysis technique in
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif this research is descriptive quantitative. From the results of data
kuantitatif. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa analysis shows that students' mathematical connection abilities
kemampuan koneksi matematis siswa termasuk dalam are included in the low category with an average value of
kategori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 58,83%. 58.83%.
Kata Kunci : Kemampuan Koneksi Matematis, Persamaan Keywords : Mathematical Connection Ability, Equations and
dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Inequality Of One Variable Linear.
1
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya dalam
rangka mengembangkan segala potensinya, baik jasmani dan ruhani yang menimbulkan
perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung
secara terus-menerus guna mancapai tujuan hidup. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
dilakukan pembelajaran yang terus-menerus. Salah satu pembelajaran yang diajarkan di
sekolah yaitu pembelajaran matematika (Ahmadi, 2017).
Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi, ilmu deduktif tentang
keluasan atau pengukuran dan letak tentang bilangan-bilangan dan hubungan-hubungannya,
ide-ide, struktur-struktur, dan hubungannya diatur menurut aturan yang logis, tentang
struktur logika mengenai bentuk yang terorganisasi atau sususan besaran dan konsep-konsep.
Mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau
postulat akhirnya ke dalil atau teorema, dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis,
dan geometri. Oleh karena itu, matematika dipelajari pada setiap jenjang pendidikan, mulai
dari pendidikan tingkat dasar, menengah maupun pada perguruan tinggi (Hamzah, 2014).
National Council of Teachers of Mathematics dalam Ni’mah (2017) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran matematika terdapat lima kemampuan dasar, yaitu (1) kemampuan
pemecahan masalah, (2) kemampuan penalaran, (3) kemampuan koneksi, (4) kemampuan
komunikasi, (5) kemampuan representasi. Kelima kemampuan tersebut disebut sebagai daya
matematika. Salah satu kemampuan yang penting dalam pembelajaran matematika yang harus
dikuasai siswa adalah kemampun koneksi matematis.
Kusuma dalam Hasanah (2017); Nopriyanti dan Retta (2020); Ruspiani dalam Adni
(2018) menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan seseorang
dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi koneksi
antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan
sehari-hari.
Namun pada kenyataanya menurut Linto dalam Kenedi (2018) dalam pembelajaran
terlihat siswa masih sulit menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan materi
prasyarat yang sudah mereka kuasai. Konsep-konsep yang telah dipelajari tidak bertahan lama
dalam ingatan siswa, akibatnya kemampuan koneksi mereka belum optimal. Menurut Ni'mah
(2017) Tinggi rendahnya kemampuan koneksi matematis siswa dalam mengkaitkan konsep-
konsep matematika menjadi salah satu indikator pengajaran matematika di sekolah, khususnya
sekolah menengah pertama. Pembelajaran matematika disekolah diharapkan tidak hanya
sebatas membuat catatan, tetapi siswa mampu menangkap arti dan makna dan pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan bahwa
kemampuan koneksi matematis siswa masih tergolong rendah dengan nilai rata-rata persentase
sebesar 58,83%. Dalam pembelajaran matematika kemampuan koneksi matematis sangat
penting dengan adanya kemampuan koneksi matematis siswa dapat memperlihatkan
hubungan internal dan eksternal matematika, yang meliputi koneksi antar topik matematika,
koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari. Maka, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan koneksi
matematis adalah kemampuan siswa dalam mengetahui, memahami, serta mampu
menghubungkan pokok bahasan yang berbeda pada matematika, dan siswa mampu
2
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
menggunakan serta menerapkan matematika dengan studi lain serta mengaitkan matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Nugraha (2018) menunjukkan bahwa
kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah. Hal ini selaras dengan penelitian yang
dilakukan oleh Warih, Parta dan Rahardjo (2016) bahwa kemampuan koneksi matematis siswa
kelas VIII MTsN Kota Probolinggo dalam menyelesaikan soal Teorema Pythagoras masih
rendah. Maka peneliti melakukan keterbaharuan penelitian analisis kemampuan konesi
matematis dengan materi persamaan dan pertidaksamaan liear satu variabel. Dari uraian
tersebut maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa SMP N 1 Tebing Tinggi Pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan di SMP N 1 Tebing Tinggi pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelasVII SMP N 1 Tebing Tinggi yang berjumlah 30 siswa. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematis berupa soal
uraian yang terdiri dari 4 soal. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yang
digunakan untuk menganalisis data yang sudah diperoleh dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan sebagaimana adanya dan bermaksud membuat suatu kesimpulan atau
generalisasi (Sugiyono, 2016).
Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan koneksi matematis dalam
penelitian ini adalah indikator yang telah dikemukakan oleh Coxford dalam Aspuri (2019)
sebagai berikut : (1) Menggunakan hubungan antar topik matematika, (2) Menggunakan
matematika dalam mata pelajaran lain, (3) Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-
hari (4) Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama.
Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dimana hasil dikelompokkan
berdasarkan kategori sebagai berikut.
Tabel 1. Kategori Keampuan Koneksi Matematis Siswa
Nilai (%) Kategori
75 −¿ 100 Tinggi
60 −¿ 74 Sedang
0 −¿ 59 Rendah
sumber : (Maryanasari & Zhanty, 2018)
3
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
Adapun hasil penelitian tes kemampuan koneksi matematis siswa yang diberikan kepada
30 siswa kelas VII A SMP N 1 Tebing Tinggi adalah sebagai berikut :
Pada tabel 2 bahwa hasil tes kemampuan koneksi matematis menunjukkan terdapat 5
siswa (16,66%) dengan kemampuan koneksi matematis tinggi, kemudian terdapat 7 siswa
(23,33%) yang memiliki kemampuan koneksi matematis dengan kategori sedang dan sebanyak
18 siswa (60%) dengan kategori rendah.
Berikut ini hasil analisis tabel perindikator kemampuan koneksi matematis dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa kemampuan koneksi matematis pada kelas VII
A termasuk kategori rendah. Dapat dilihat pada tabel 3 diatas bahwa pada indikator
menggunakan hubungan antar topik matematika memperoleh persentase sebesar 64,66%
termasuk dalam kategori sedang. Pada indikator menggunakan hubungan antar matematika
hanya ada beberapa siswa yang jawabannya sesuai dengan persoalan dan masalah secara
lengkap dan kebanyak siswa memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan atau masalah dan
koneksinya jelas tetapi tidak lengkap. Menurut Maryanasari dan Zhanty (2018) bahwa siswa
yang berkemampuan sedang sudah mampu untuk menuliskan apa yang diketahui dari soal
tetapi tidak bisa menjabarkan secara berkelanjutan serta siswa tidak mengingat akan materi
sehingga hal tersebut menyulitkan siswa pada saat menjawab soal tersebut.
Untuk indikator menggunakan matematika dalam mata pelajaran lain memperoleh
persentase 57,33% dengan kategori rendah. Pada indikator menggunakan matematika dalam
mata pelajaran lain sebagian siswa sudah dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan dan masalah secara lengkap, sebagian lagi menjawab dengan kurang lengkap dan
ada juga jawaban siswa yang hampir tidak sesuai dengan persoalan atau masalah, kebanyakan
siswa memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan atau masalah pada soal dengan
koneksi yang jelas tetapi tidak lengkap. Menurut Nuryatin dan Zanthy (2018) menyatakan
bahwa siswa tidak mampu untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan yang
dinyatakan pada permasalahan soal sehingga siswa melakukan kesalahan konseptual.
4
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
5
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
setelah didapat hasil panjang dan lebarnya siswa mencari luas dengan rumus yang tepat
sehingga ditemukan hasil jawabanya.
disiplin ilmu lain. Bila siswa dapat mengaitkan ide-ide matematis dengan mata pelajaran lain,
maka pemahaman siswa akan menjadi lebih dalam dan bertahan lama. Berlandaskan gambar 3
terlihat bahwa dalam menyelesaikan soal nomor 2, siswa dapat menerjemahkan pertanyaan
dengan baik. Siswa paham dengan maksud soal sehingga dapat mengetahui apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut. Hal ini terbukti
dengan siswa mengerjakan soal dengan runtut jelas dan sistematis sehingga memperoleh skor
5. Siswa memahami soal dengan baik sehingga dapat mencari hubungan matematika dalam
pelajaran lain yaitu rumus kecepatan, jarak dan waktu untuk mencari jarak anatara kota A ke
kota B, sehingga apa yang ditanyakan pada soal dapat ditemukan hasil permasalahannya. Jadi,
dapat disimpulkan siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar menggunakan
hubungan rumus mata pelajaran lain.
7
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
prosedural, dan dilihat dari hasil jawaban bahwa siswa masih keliru dalam menyelesaikan soal
yang telah disajikan dikarenakan siswa kurang memahami materi.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, telah diperoleh kesimpulan rata-rata
persentase kemampuan koneksi matematis siswa dari keempat indikator yang meliputi :
Menggunakan hubungan antar topik matematika 64,66%, menggunakan matematika dalam
mata pelajaran lain 57,33%, menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari 52,66%,
memahami representasi ekuivalen konsep yang sama 60,66%. Secara keseluruhan kemampuan
koneksi matematis siswa pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
termasuk dalam kategori rendah dengan nilai rata-rata persentase sebesar 58,83%. Dalam
penelitian ini siswa masih sulit menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan materi
prasyarat yang sudah siswa kuasai.
Daftar Rujukan
Adni, D. N., Nurfauziah, P., & Rohaeti, E. E. (2018). Analisis Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa SMP Ditinjau Dari Self Efficacy siswa. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 1(5), 957-964.
Aspuri, A. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita: Studi Kasus di SMP Negeri 3 Cibadak. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika), 7(2), 124-131.
Hamzah, A. (2014). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hasanah, H. (2017). Pembelajaran Mind Mapping Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa. Pasundan Journal of Mathematics Education Jurnal
Pendidikan Matematika, 7(1), 20-30.
Kenedi, A. K., Hendri, S., Ladiva, H. B., & Nelliarti, N. (2018). Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Sekolah Dasar Dalam Memecahkan Masalah Matematika. Numeracy Journal, 5(2),
226-235.
Isnaeni, S., Ansori, A., Akbar, P., & Bernard, M. (2019). Analisis Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa Smp Pada Materi Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear Satu
Variabel. Journal on Education, 1(2), 309-316.
Maisyarah, R., & Surya, E. (2017). Kemampuan Koneksi Matematis (Connecting Mathematics
Ability) Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika. ResearchGate, December.
Maryanasari, R., & Zhanty, L. S. (2018). Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMPA
dengan Pendekatan Model-Elictng Activities. Jurnal On Education , 01 (02).
Meylinda, D., & Surya, E. (2017). Kemampuan koneksi dalam pembelajaran matematika di
sekolah. Jurnal Pendidikan Matematika.
Ni'mah, A. F., Setiawani, S., & Oktavianingtyas, E. (2017). Analisis Kemampuan Koneksi
Matematika Siswa Kelas IX A MTs Negeri 1 Jember Subpokok Bahasan Kubus dan
Balok. Jurnal Edukasi, 4(1), 30-33.
10
M.Adhityo Oktamajaya, Misdalina, Tika Dwi Nopriyanti.
Nopriyanti, T. D., & Retta, A. M. (2020). Pembelajaran Berbasis Reciprocal Teaching untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Matematika
RAFA.
Nugraha, A. A. (2018). Analisis koneksi matematis siswa pada materi SPLDV. Suska Journal of
Mathematics Education, 4(1), 59-64.
Nuryatin, S., & Zanthy, L. S. (2018). Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP
Dalam Menyelesaian Soal Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
Rohendi, D., & Dulpaja, J. (2013). Connected Mathematics Project (CMP) model based on
presentation media to the mathematical connection ability of junior high school
student. Journal of education and practice, 4(4).
Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Alfabeta.
Warih S, P. D., Parta, I. N., & Rahardjo, S. (2016). Analisis kemampuan koneksi matematis siswa
kelas VIII pada materi teorema Pythagoras.
Widarti, A. (2013). Kemampuan koneksi matematis dalam menyelesaikan masalah kontekstual
ditinjau dari kemampuan matematis siswa. Skripsi. Jombang. STKIP PGRI Jombang.
11