Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR NOMOR 28 TAHUN 2021 TENTANG

KELOMPOK JAGA WARGA

Menurut ketentuan umum dalam Peraturan Gubernur Nomor 28

Tahun 2021 tentang Kelompok Jaga Warga, Jaga Warga adalah


upaya menjaga keamanan, ketentraman, ketertiban dan

kesejahteraan serta menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur yang

ada di masyarakat. Sedangkan Kelompok Jaga Warga adalah


lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan oleh

Kalurahan/Kelurahan atas inisiatif masyarakat yang berada di

tingkat padukuhan/Rukun Warga/Kampung, yang berperan sebagai

mitra pemerintah dalam mewujudkan partisipasi aktif masyarakat.

Kelompok Jaga Warga diselenggarakan berdasarkan asas:

1. kebersamaan;
2. sukarela;

3. kearifan lokal;

4. gotong royong;
5. swakarsa; dan

6. partisipasi.

Adapun Kedudukan Kelompok Jaga Warga sebagai mitra

Dukuh/Ketua RW/Ketua Pengurus Kampung dan Wilayah kerja


Kelompok Jaga Warga sama dengan wilayah kerja Dukuh/Ketua

RW/Ketua Pengurus Kampung.

Tugas Kelompok Jaga Warga sebagaimana menurut Peraturan

Gubernur Nomor 28 Tahun 2021 membantu:

1. menyelesaikan Konflik Sosial yang terjadi di lingkungan


masyarakat;
2. memberikan saran dan pertimbangan kepada Dukuh/Ketua

RW/Ketua Pengurus Kampung dalam urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan; dan


3. melakukan koordinasi dengan pranata sosial masyarakat yang

ada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

Selanjutnya fungsi Kelompok Jaga Warga adalah:

1. sebagai mediator dalam menyelesaikan Konflik Sosial;


2. sebagai perwakilan masyarakat dalam menyampaikan aspirasi

kepada Dukuh/Ketua RW/Ketua Pengurus Kampung; dan

3. sebagai motivator dalam meningkatkan partisipasi


masyarakat.

Adapun Wewenang Kelompok Jaga Warga adalah ;

1. mengundang pihak-pihak yang berkepentingan;


2. meminta keterangan kepada setiap orang untuk

mengumpulkan bahan keterangan dalam pengambilan

keputusan;
3. melaksanakan rapat tertutup atau terbuka bersama seluruh

anggota Kelompok Jaga Warga/Pranata Sosial yang ada;

4. mengambil keputusan secara musyawarah mufakat untuk


dipatuhi bersama; dan/atau

5. memberikan saran dan pertimbangan kepada Dukuh/Ketua

RW/Ketua Pengurus Kampung dalam menyelesaikan suatu


permasalahan.

Wewenang tersebut dilakukan dengan:

1. memperhatikan fungsi dan peran Pranata Sosial;


2. mengutamakan musyawarah mufakat; dan
3. memperhatikan kearifan lokal.

PEMBENTUKAN KELOMPOK JAGA WARGA

Pemerintah Kalurahan/Kelurahan menetapkan Kelompok Jaga

Warga di tingkat :

1. Pedukuhan, untuk wilayah Kalurahan;


2. Kampung, untuk wilayah Kelurahan; dan

3. RW, untuk wilayah Kelurahan Wates.


Pembentukan Kelompok Jaga Warga dibentuk BERDASARKAN

usul dan prakarsa masyarakat.

Pembentukan Kelompok Jaga Warga difasilitasi oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota melalui Satuan Polisi Pammong Praja

Adapun pembahasan prakarsa masyarakat untuk membentuk


Kelompok Jaga Warga dilakukan oleh tokoh masyarakat dan/atau

pimpinan/unsur Pranata Sosial yang berkoordinasi dengan: a.

Dukuh/Ketua RW/Ketua Pengurus Kampung; dan/atau b. Lurah.


Pembahasan prakarsa masyarakat untuk membentuk Kelompok

Jaga Warga dilakukan dalam pertemuan yang dihadiri oleh

berbagai unsur masyarakat serta pembentukan Kelompok Jaga

Warga dilakukan melalui musyawarah dan mufakat.

Dalam keanggotaannya Anggota Kelompok Jaga Warga di setiap

Pedukuhan/RW/Kampung berjumlah paling banyak 25 (dua puluh

lima) orang dan pemilihan anggota Kelompok Jaga Warga


berdasarkan musyawarah dan mufakat dengan memperhatikan

persyaratan meliputi:

1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


2. Warga Negara Indonesia;

3. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
4. bertempat tinggal di Pedukuhan atau RW/Kampung setempat;

5. bersedia secara sukarela menjadi pengurus;

6. sehat jasmani dan rohani;


7. berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun;

8. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap


karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana

penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih; dan

9. dapat membaca dan menulis.

Ketentuan dikecualikan (huruf h) dalam hal calon anggota

Kelompok Jaga Warga telah mengumumkan secara jujur dan


terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana

dan bukan sebagai pelaku kejahatan berulang.

Dalam pemilihan anggota Kelompok Jaga Warga dipilih dengan

memperhatikan keterwakilan dari semua unsur dalam masyarakat

yang meliputi:

1. tokoh masyarakat;
2. tokoh agama;

3. perwakilan kelompok pemuda; dan

4. perwakilan kelompok perempuan.


Hasil musyawarah mufakat diusulkan oleh Dukuh/Ketua RW/Ketua

Pengurus Kampung kepada Lurah untuk ditetapkan dengan Surat

Keputusan Lurah, surat Keputusan Lurah disampaikan kepada


Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten/Kota dan Satuan Polisi

Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam hal pengorganisasian, anggota Kelompok Jaga Warga wajib

membentuk pengurus, dan pemilihan pengurus dilakukan dengan

cara musyawarah mufakat.

Adapun susunan pengurus Kelompok Jaga Warga terdiri atas:

1. Ketua;
2. Sekretaris;

3. Bendahara; dan/atau

4. Seksi-seksi (sesuai kebutuhan.)

Masa Kerja anggota Kelompok Jaga Warga memiliki masa kerja 3

(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali pada periode selanjutnya.


Dilaksanakan pengukuhan sebelum melaksanakan tugasnya,

anggota dan Pengurus Kelompok Jaga Warga dikukuhkan oleh

Bupati, dan pengukuhan anggota dan pengurus Kelompok Jaga

Warga oleh Bupati dapat didelegasikan kepada Panewu.

Anggota Kelompok Jaga Warga berhenti karena:


1. meninggal dunia;
2. mengundurkan diri; atau

3.

Anggota Kelompok Jaga Warga diberhentikan apabila:

1. telah berakhir masa jabatannya;


2. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Kelompok Jaga

Warga; atau
3. pindah tempat tinggal dari Padukuhan/RW/Kampung yang

bersangkutan.

Pengurus Kelompok Jaga Warga berhenti karena:

1. meninggal dunia;
2. mengundurkan diri; atau

3.

Pengurus Kelompok Jaga Warga yang berhenti karena

diberhentikan apabila:

1. telah berakhir masa jabatannya;


2. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Kelompok Jaga

Warga; atau
3. pindah tempat tinggal dari Padukuhan/RW/Kampung yang

bersangkutan.
Anggota atau Pengurus Kelompok Jaga Warga yang berhenti

dilakukan pergantian antar waktu dalam jangka waktu 1 (satu)

bulan semenjak anggota atau pengurus Kelompok Jaga Warga


berhenti. Pergantian antar waktu dilakukan pemilihan melalui

musyawarah dan mufakat yang dihadiri Dukuh/Ketua RW/Ketua

Pengurus Kampung, anggota, dan pengurus Kelompok Jaga

Warga.

Hasil musyawarah mufakat disampaikan kepada Lurah untuk

ditetapkan melalui Surat Keputusan Lurah.

Kelompok Jaga Warga dalam melaksanakan tugas, wewenang dan

fungsinya membentuk pedoman tata tertib Kelompok Jaga Warga.

Pedoman tata tertib Kelompok Jaga Warga paling sedikit mengatur

tentang:

1. tata cara melaksanakan tugas, wewenang, dan fungsi;


2. hak dan kewajiban Kelompok Jaga Warga;

3. tata cara melaksanakan rapat/musyawarah;

4. tata cara pengambilan keputusan;


5. tata cara mencari keterangan dalam menyelesaikan Konflik

Sosial; dan

6. tata cara dalam menyampaikan saran dan pendapat kepada


Dukuh/Ketua RW/Ketua Pengurus Kampung.
Pembiayaan kegiatan Kelompok Jaga Warga dalam melaksanakan

tugas, fungsi, dan wewenang bersumber dari:

1. swadaya dan partisipasi masyarakat;


2. APBD DIY;

3. APBD Kabupaten/Kota;
4. APBK Kalurahan/Kelurahan; dan/atau

5. sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Pembinaan Kelompok Jaga Warga dilakukan oleh Pemerintah

Daerah melalui Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Pembinaan Kelompok Jaga Warga berupa:

1. sosialisasi;
2. pemberian pedoman; dan/atau
3. peningkatan kapasitas

Pembiayaan pembinaan Kelompok Jaga Warga oleh Pemerintah


Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

Ketentuan peralihan dalam Peraturan Gubernur Nomor 28 tahun

2021 mengatur anggota dan Pengurus Kelompok Jaga Warga


yang ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Gubernur ini, tetap

berlaku sampai berakhirnya masa jabatan pengurus dan anggota.

Kelompok Jaga Warga yang dibentuk sebelum Peraturan Gubernur

ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan Peraturan Gubernur ini


paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Gubernur ini

diundangkan.

Ketentuan Penutup Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2021

bahwa pada saat Peraturan Gubernur in mulai berlaku, Peraturan


Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2019

tentang Jaga Warga (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2019 Nomor 6, Tambahan Berita Daerah Daerah Istimewa


Yogyakarta Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Gubernur Nomor 95 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2019 tentang Jaga

Warga, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai