DALAM WILAYAH
KECAMATAN LOA KULU TAHUN 2022
KHAIRUDDINATA,S.IP.M.SI
Nip. 197903112010011027
Dasar Hukum
• Permendagri No. 18 Tahun 2018 Tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan
Lembaga Adat Desa
• Perbup Kutai Kartanegara No.72 Tahun
2013 Tentang Pembentukan Rukun
Tetangga
Eksistensi desa memiliki arti penting dalam
proses pembangunan pemerintahan dan
kemasyarakatan, untuk mewujudkan
kemandirian pelaksanaan pembangunan
yang berbasis pada wilayah pedesaan,
artinya pembangunan pedesaan merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional
yang bersifat menyeluruh
?
Tonarigumi Merupakan cikal bakal terbentuknya Rukun
Tetangga (RT) di Indonesia
Tonarigumi adalah kerukunan tetangga yang dibuat oleh para
tentara Jepang semasa Perang Dunia II untuk memudahkan
mereka dalam mengawasi atau mengenali warganya
mulai diperkenalkan di Indonesia, khususnya Pulau Jawa,
pada 1944
Setiap Tonarigumi membawahi 10 hingga 20 kepala rumah
tangga yang diketuai oleh Kumico (Pak RT).
Setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia II, sistem
Tonarigumi dihapuskan pada 1947. Walaupun Tonarigumi
sudah resmi dihapus, sistem ini masih berjalan di Indonesia.
Pembentukan Tonarigumi pada masa Jepang diadaptasi
bangsa Indonesia menjadi Rukun Tetangga (RT). Rukun
Tetangga tidak lagi digunakan untuk pelatihan militer, tetapi
lebih condong ke kegiatan administrasi seperti pembuatan
kartu identitas, mengurus kependudukan, pembuatan surat
pernyataan, dan sejenisnya.
Hak Anggota RT :
• Memperoleh Pelayanan Administrasi dari RT di Desa
• Mengajukan Usul dan Pendapat Dalam Musyawarah
• Memilih Pengurus RT di Desa yang Diwakili Oleh Setiap Kepala
Keluarga
• Dalam Hal Kepala Keluarga Berhalangan, Maka Dapat
Mewakilkan Kepada Anggota Keluarganya Yang Memenuhi
Persyaratan dan Di Buktikan Dengan Kartu Keluarga
• Dipilih Sebagai Pengurus RT. Di Desa
• Turut Serta Dalam Kegiatan yang Dilaksanakan Oleh RT di Desa
Kewajiban Anggota RT :
WA : 081347975079