Pada Era yang sangat modern saat ini, perusahaan selalu berupaya
meningkatkan kualitas dalam setiap pelayanannya agar mencapai suatu tujuan
yang diinginkan, PT.Pertamina dengan PT. TELKOM INDONESIA bekerjasama
untuk membenahi sistem kinerjanya dengan pemasangan Digitalisasi SPBU
Pertamina salah satunya pemasangan perangkat berupa Fiber Optic sebagai media
transmisi data, pemasangan perangkat fiber optic ini diharapkan mampu
mengirimkan data yang lebih cepat dan akurat.
Analisa redaman jaringan fiber optic pada penelitian ini menggunakan
metode bernama OPM (Optical Power Meter) atau yang sering disebut dengan
metode power link budget untuk mengetahui besar nilai redaman dan kualitas
jaringannya.
Hasil perhitungan power link budget dari ke 3 SPBU (SPBU Fatmawati,
SPBU Ungaran dan SPBU Gedanganak) yang dianalisa menghasilkan nilai
redaman dalam proses pengukuran dan perhitungan memiliki selisih angka,
namun nilai tersebut masih dalam standar kelayakan perusahaan, selain itu metode
ini menghitung besar nilai R total yang terjadi dari ODP ke rak server,
perhitungan nilai daya terima (Pr) , nilai Margin Level dan nilai Error. Adapun
nilai Error yang dihasilkan dari perhitungan tidak lebih dari 1% yang artinya
masih layak untuk memenuhi standar.
Kata kunci : Fiber Optic, OPM (Optical Power Meter), Power Link Budget.
ABSTRACT
In today's very modern era, the company always strives to improve the
quality of its services in order to achieve a desired goal, PT Pertamina and PT.
TELKOM INDONESIA collaborates to improve its performance system by
installing digitization of Pertamina gas stations, one of which is the installation of
equipment in the form of Fiber Optics as a data transmission medium, the
installation of fiber optic devices is expected to be able to transmit data more
quickly and accurately.
Fiber optic network analysis in this study uses a method called OPM
(Optical Power Meter) or what is often called the power link budget method to
determine the attenuation value and network quality.
The results of the calculation of the power link budget from the 3 SPBU
(Fatmawati SPBU, Ungaran SPBU and Gedanganak SPBU) which were
Attenuation Annalys in the attenuation value in the measurement and calculation
process having a difference in numbers, but this value is still within the company's
eligibility standards, besides this method calculates the value of R the total that
occurs from the ODP to the server rack, the calculation of the received power
value (Pr), the Margin Level value and the Error value. The error value
generated from the calculation is not more than 1%, which means that it is still
feasible to meet the standard.
Keywords : Fiber Optic, OPM (Optical Power Meter), Power Link Budget.
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Tugas Akhir ini. Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan guna memenuhi salah
satu syarat untuk menyelesaikan Jenjang Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi
Dengan terselesainya Tugas Akhir ini yang tidak terlepas dari dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Bapak Mukhlis dan Ibu Ita Murdiyaningsih, Selaku orang tua tercinta yang
selalu memberikan doa, nasihat, motivasi, kasih sayang dan dukungan baik
moril maupun materi yang luar biasa. Terimakasih untuk saudara kandung
saya (Cindy Fitriani, S.Pd., dan Syarifudin Nur Mukhlisin) serta seseorang
Semarang.
4. Ibu Titik Nurhayati, S.T., M.Eng. selaku Ketua jurusan Program Studi S1
5. Ibu Ari Endang Jayati, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
7. Aldi Syaputra yang telah membantu dalam pengambilan Data FIber Optik.
tak lupa terimakasih untuk coaching staff (Bapak Sukahat, Coach Vali ,
dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan Kritik yang
Terakhir penulis berharap, semoga tugas akhir ini dapat memberikan hal
bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii
ABSTRAK………………………………………………………………………..iv
ABSTRACT………………………………………………………………………v
KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………......xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
1.3 Tujuan………………………………………………………………....3
2.1.1 Astinet……………………………………………………….7
BAB V PENUTUP………………………………………………………………51
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………..51
5.2 Saran……………………………………………………………….…52
LAMPIRAN ……………………………………………………….………….…54
PENDAHULUAN
layanan tersebut dalam satu media. Salah satu cara yang dapat dilakukan
media sehingga informasi dapat diterima dengan baik dan benar hingga ke
tujuan.
saat ini dapat mengirimkan data yang lebih cepat dan akurat dari media
kabel fiber Optic, dimana kegagalan tidak dapat dilihat secara langsung
pengiriman data yang dikirimkan. Hal ini dapat terjadi karena pemasangan
kabel fiber Optic juga dilakukan di beberapa kota yang terjadi dan jarak
pengiriman data dapat digunakan alat yang bernama OPM (Optical Power
Meter) adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kabel
fiber optic. Sebuah fiber optic yang telah dipasang dan berjalan dapat
diukur dengan alat OPM, baik kabel fiber optik single mode ataupun multi
mode. Alat ini juga dapat mengukur rugi rugi (LOSS) yang muncul pada
setiap titik.
sebagai Power Budget. Parameter atau Power Budget Fiber Optik berupa
redamannya ?
1.3 TUJUAN
PT.Telkom
Pertamina oleh PT. Telkom Witel dengan Power Link Budget, penulis
1. Metode Observasi :
2. Metode Interview :
4. Pengukuran :
Yaitu penulisan hasil akhir dari suatu kegiatan atau penelitian dan
analisa berdasarkan data dan fakta yang telah lakukan saat pembuatan
tugas akhir.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai hasil yang telah di dapat dari suatu
metode yang telah digunakan untuk menapatkan hasil sesuai yang diinginkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi garis besar hasil dari pengerjaan Tugas Akhir dan saran serta
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Astinet
internet dedicated ke global dan atau domestik. Atinet adalah layanan akses
internet dan multimedia TELKOMNet untuk akses internet menuju gobal internet.
Layanan ini menyediakan fasilitas koneksi akses ke internet yang disediakan pada
layanan akses internet secara dedicated dengan kecepatan mulai dari 1 Mbps
Pada jaringan Astinet tidak ada sistem FUP (Fair Usage Policy) yaitu
batas pemakaian wajar artinya pengguna bebas menggunakan akses internet untuk
berapapun data yang diinginkan pengguna sesuai paket yang anda gunakan,
kecepatan atau bandwidth yang digunakan dijamin tetap stabil sesuai dengan
paket.
1. Astinet Standard
dengan kebutuhan sesuai rasio nya yaitu 1:10 dan bisa sesuai
kebalikannya.
Fiber Optic Suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang
Ukuran fiber optic ini sangat kecil dan halus (diameternya hanya
yang digunakan untuk proses transmisi adalah laser atau LED. Fiber optic
atau serat optik menjadi salah satu komponen yang cukup populer dalam
saluran komunikasi.
Bagian inti fiber optic terbuat dari bahan kaca dengan diameter yang
sangat kecil, diameternya sekitar 2 μm sampai 50 μm. Diameter fiber optic
yang lebih besar akan membuat performa yang lebih baik dan stabil.
b. Cladding
c. Coating / Buffer
Bagian coating adalah mantel dari fiber optic yang berbeda dari cladding
dan core. Lapisan coating ini terbuat dari bahan plastik yang elastis.
Coating berfungsi sebagai lapisan pelindung dari semua gangguan fisik
yang mungkin terjadi seperti lengkungan pada kabel dan kelembaban
udara dalam kabel.
Bagian Strength Member & Outer Jacket menjadi pelindung utama dari
sebuah kabel fiber optic. Lapisan strength member dan outer jacket adalah
bagian terluar dari fiber optic yang melindungi inti kabel dari berbagai
gangguan fisik secara langsung.
perlu mengetahui apa saja jenisnya. Fiber optic dibedakan menjadi dua
jenis yang didasarkan pada mode transmisinya. Adapun jenis fiber optic
yaitu:
Kabel fiber optic single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki
melalui satu inti dalam suatu waktu. Jenis serat optik ini memiliki inti
lebih jauh daripada multimode. Single mode memiliki inti jauh lebih
kecil daripada multi mode. Biasanya kabel single mode digunakan
Pada jenis fiber optic ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke
mikrometer.
lainnya.
cahaya.
d) Lebih aman, karena serat optik tidak mudah terbakar dan tidak
a) Sumber pesan
b) Modulator
c) Channel Coupler
d) Optical Amplifier
e) Repeater
menggunakan alat ukur berupa OPM. Alat ukur ini berfungsi sebagai
pengukur kekuatan dalam Fiber Optic serta menguji daya rata rata pada Fiber
Optic. Tidak hanya itu alat ini berfungsi untuk menguji fisik kabel. OPM
merupakan alat yang digunakan untuk melakukan tes fiber optic saat
Power Meter dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik saat
instalasi, uji akhir atau pemelihara yang diukur dalam satuan dB atau Decible.
menghitung besaran daya yang diperlukan sehingga level daya yang diterima
tidak kurang dari level daya minimum agar dapat dideteksi oleh penerima.
batasan redaman total yang diizinkan antara daya output pemancar dan
metode ini dapat digunakan untuk melihat kelayakan suatu jaringan untuk
mengirimkan sinyal dari pengirim sampai ke penerima atau dari central office
Budget.
suatu sistem komunikasi optik dapat berjalan dengan baik atau tidak. Karena
power budget menjamin agar penerima dapat menerima daya optik sinyal
yang diperlukan untuk mendapatkan bit error rate (BER) yang diinginkan.
Dalam perhitungan Link Power Budget ada beberapa hal yang harus
Standardization Sector).
berikut :
Setelah didapatkan nilai loss, selanjutnya dihitung nilai daya yang diterima
pada ONT (Optical Network Termination) yang berfungsi memberi tampilan tatap
muka pengguna layanan. Sinyal optik yang ditransmisikan diubah menjadi sinyal
elektrik. Sinyal ini digunakan untuk menampilkan layanan pada para pelanggan,
memiliki nilai lebih dari 0 (nol). Margin daya adalah daya yang masih tersisa dari
pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitivitas
receiver.
serat optik akan mengalami peredaman, sehingga diujung jauh (sisi penerima)
kekuatan cahaya akan menjadi lemah. Disisi lain kekuatan cahaya dari dioda
rugi- rugi optik (total loss) harus dibuat pada level yang lebih tinggi dari level
Berikut dibawah ini gambar proses perambatan cahaya pada Fiber Optic.
4. Micro Bending Loss yaitu terjadi akibat Fiber Optic yang tertindih dengan
benda lain sehingga terdapat lekukan atau menjadi titik lentur Fiber Optic
5. Radiation Loss Due To Bends yaitu radiasi cahaya yang terjadi dalam
Fiber Optic yang hilang disebabkan oleh adanya tikungan pada Fiber
Optic
perangkat splitter
7. Coupling Loss With Emmiting Element yaitu rugi rugi yang disebabkan
perangkat penerima.
besarnya Total loss, yaitu merupakan penjumlahan dari Cable loss, Splicing
loss dan Connector loss. Demikian juga untuk setiap sambungan harus diukur
nilai loss-nya, apakah masih dibawah standar nilai splicing loss yang
diperbolehkan. Untuk bisa mengukur total loss bisa menggunakan Optical
Power Meter.
kabel UTP. Pada media ini, data yang dikirimkan dari satu perangkat ke
Gambar dibawah ini merupakan gambar tampak dalam tembaga yang telah
dikupas dan di dalam nya terdiri dari beberapa kawat dengan beberapa warna.
lebih murah dibandingkan dengan kaber Fiber Optic. Kabel tembaga dapat
dibeli dengan harga Rp.200.000 sedangkan kabel Fiber Optic dapat dibeli
dengan harga Rp.600.000 harga diatas yaitu harga kabel per rol.
Mudah didapat
Kabel tembaga dapat dibeli di toko bangunan atau toko material listrik.
Fleksibel
pemasangan.
telepon
diantaranya adalah :
relatif besar.
Rentan terhadap gangguan frekuensi listrik dan radio yang berupa noise.
Kabel tembaga akan mengalami gangguan yang cukup terasa pada saat
transmisi.
Adapun contoh dari media tembaga adalah kabel STP, Kabel UTP dan
dihasilkan tergantung dari jenis kabel yang digunakan misalkan untuk kabel
UTP maksimal jarak yang diijinkan maksimal 100 meter dan kabel Coaxial
benang serat kaca atau plastik untuk mengirimkan data agar sampai ke
tujuannya. Kabel Fiber optic terdiri dari seikat benang kaca, yang masing-masing
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain hingga jarak
50km tanpa menggunakan repeater. berikut dapat dilihat gambar di bawah kabel
fiber optic tampak luar dan kabel sudah dikupas hingga nampak serabut.
Gambar 2.8 Kabel Fiber Optic(diqtio.id)
Kemampuan mengirim data dengan kapastitas yang besar dan jarak yang jauh.
Fiber optic mampu menyalurkan data yang lebih banyak dengan kecepatan
yang tinggi, bahkan bisa mencapai Gbps, sehingga lebar pita (bandwidth)
Tingkat keamanan fiber optic yang tinggi , karena serat optik tidak mudah
Ukuran untuk kabel optik berbentuk seperti serabut, oleh sebab itu telihat kecil
Kabel Fiber Optic memiliki diameter kabel yang kecil sehingga dapat
digunakan pada jalur yang kecil sekalipun, dan menghempat tempat ketika
pemasangan instalasi.
Memiliki ukuran yang lebih kecil dan ringan daripada kabel lainnya, sehingga
Lebih aman, Fiber optic dapat mengalirkan sinyal lebih jauh jika
diperlukan repeater, biasanya akan diletakkan di jarak yang jauh (sekitar 50-
100 km).
diantaranya adalah :
Perawatan dan pemasangan cukup sulit, jika terjadi kerusakan pada kabel fiber
optik, maka harus memanggil orang yang sudah berpengalaman dan sudah ahli
pada bidang tersebut dan membutuhkan alat khusus untuk memasang fiber
optik tersebut.
Harga relatif mahal jika dibandingkan dengan kabel jenis lainnya seperti UTP
Kabel fiber optic tidak bisa diletakkan di belokan yang sangat tajam, ini
kabel ditekuk maka cahaya akan bocor dan akan mengalir ke tekukkan
tersebut. Fiber optic dapat disambungkan dengan kabel sehingga fiber optic
dapat menyesuaikan tempat yang akan dipasangkan agar tidak ada lagi rasa
a) OLT
b) ODC
kotak atau kubah (dome) yang berisi splitter, splicing, konektor, dan
c) ODP
kapasitas tertentu.
d) ONT
e) Connector
f) Splitter
kapasitas bermacam–macam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:32, 1:64 dan 2:32.
METODOLOGI PENELITIAN
2020, dilakukan dengan didampingi dengan petugas lapangan dari PT. TELKOM.
ODP
Core Per Tube) serta kabel SSW (Self Supporting Window), serta
dan lain sebagainya. Adapun manfaat utama rack server ini adalah
yang ditumpuk diatasnya. Sumber daya jaringan yang lain juga ikut
yang lain.
dapat termanfaatkan.
Gambar 3.3 RACK SERVER
pada perangkat OLT yang digunakan pada proses transmisi data, alat ini
OLT yang akan di ukur ke alat ukur untuk mendapatkan nilai suatu
redaman.
3. Connector
jaringan ke kabel fiber optik sehingga transmisi data dapat berjalan dengan
namun ada juga beberapa connector yang memiliki fungsi yang berbeda.
4. Splitter
atau mentransmisikan sinyal cahaya dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
untuk membiaskan cahaya yang ada pada kabel fiber optik dalam jumlah
kabel tertentu.
5. Dropcore
(insensitive bending)
3.4 DIAGRAM ALIR
Pada penelitian Tugas Akir ini adapun flowchart seperti dibawah ini:
MULAI
PENENTUAN VARIABEL
1. Pengumpulan Data
(Redaman Internal,Redaman Konector, Redaman Splice,
Jumlah Splice, Redaman Bending )
2. Penentuan Alat Ukur (Menggunakan Opm)
Apakah
Sesuai
Standar
PT.Telkom
TIDAK
YA
SELESAI
untuk mengukur besar redaman yang terjadi pada proses transmisi data
ke perangkat OLT.
bending .
yang didapat hampir sama, proses selesai tetapi jika terjadi selisih
proses penelitian.
3.5 Cara Mengetahui Besar Redaman Pada Fiber Optic
Mengetahui besar redaman yang terjadi pada Fiber Optic yaitu bisa di
dapatkan nilai dari proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur. Selama
menggunakan alat ukur OPM. Alat ukur OPM dinilai lebih akurat dan sesuai
Pada saat pengukuran dengan menngunakan alat ukur tersebut nilai yang
Mempersiapkan alat alat yang akan digunakan berupa alat ukur OPM dan
kabel Patchcore
Pastikan alat ukur tidak rusak dan akses pengiriman data ke ODP sampe ke
Ubah satuan alat ukur menjadi dBm untuk satuan perhitungan nilai
redaman.
jarak, disini yang dimaksud dengan jarak yaitu jarak dari ODP sampai
nilai redaman.
sebuah OLT.
Redaman conector yaitu nilai rugi rugi yang keluar dari connector itu
sendiri.
Redaman instrinsik yaitu nilai satuan redaman rata rata per kilometer.
3.6 Standarisasi dan Data Dari PT. TELKOM
Redaman
Panjang Redaman Redaman
No Nama Jarak
Gelombang
Connector Splice fiber
connector splicing
optic
SPBU 320 0,3
1 1310 nm 5 7 0,5 dB 0,1 dB
Fatmawati m dB/KM
SPBU 430 0,25
2 1310 nm 6 7 0,5 dB 0,1 dB
Ungaran m dB/KM
SPBU
400 0,26
3 Gedangana 1310 nm 1 14 0,5 dB 0,1 dB
m dB/KM
k
Tabel 3.1. Data Nilai Redaman
Standar Total
No Keterangan Satuan Redaman Volume Redaman
(dB) (dB)
1 Kabel Fo Km 0,35 17 5,95
2 Splitter 1:2 Buah 3,7
1:4 Buah 7,25 1 7,25
1:8 Buah 10,38 1 10,38
1:16 Buah 14,1
1:32 Buah 17,45
3 Konektor SC/UPC Buah 0,25 5 1,25
SC/APC Buah 0,35 2 0,5
4 Sambungan Di Kabel Buah 0,1 8 0,8
Feeder
Di Kabel Buah 0,1 2 0,2
Distribusi
Di Drop Buah 0,1 2 0,2
Kabel
Total Redaman Murni 26,73
Total Redaman + Toleransi (1,27dB) 28
pathcore.
dimana jarak antara ODP ke Rak Server SPBU kisaran 320 m, selanjutnya
Diketahui :
Jumlah conector :5
Redaman Spiltter 1:4 : 7,25dB
Jumlah splacing :7
Dijawab :
total = ( ) ( ) ( )
= (0,32 x 0,35) + ( ) ( )+
= 20,942 dB
Pr =
= 3 – 20,942
= - 17,942 dB
M =( )
= (3 – (-29)) – 20,942 – 6
= 5,058 dBm
( ( )
% EROR :
( )
:
=0,25%
SPBU Ungaran
Diketahui :
Jumlah conector :6
Jumlah splacing :7
Dijawab :
R total = ( ) ( ) ( )
= (0,43 x 0,35) + ( ) ( )+
= 21,4805 dB
Pr :
: 3 – 21,4805
= - 18,4805 dB
M =( )
= (3 – (-29)) – 21,4805 – 6
= 4,5195 dBm
( ( )
% EROR :
( )
:
=0,23%
SPBU Gedanganak
Diketahui :
Jumlah conector :1
Jumlah splacing : 14
Dijawab :
R total = ( ) ( ) ( )
= (0,4 x 0,35) + ( ) ( )+
= 19,67 dB
Pr =
= 3 – 19,67
= - 16,67 dB
M =
= (3 – (-29)) – 19,67 – 6
= 6,33 dBm
( ( )
% EROR :
( )
:
=0,29%
Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dapat dibuat tabel untuk
mepermudah dalam menganalisa, hasil nilai Loss total dapat disajikan dalam tabel
grafik.
30
25
20
Ssatuan dB
15
10
0
SPBU Fatmawati SPBU Ungaran SPBU Gedanganak
Standarisasi 28 28 28
Perhitungan 20,942 21,4805 19,67
selisih yang berbeda dan tidak relatif besar dikarenakan faktor jarak pun
mempengaruhi,
standarisasi PT. Telkom, redaman pada 3 SPBU yang telah diteliti. Nilai yang
nilai yang dihasilkan dalam perhitungan berkisar antara 19,67 sampai 21,4805
perhitungan yang telah dilakukan meskipun nilai yang dihasilkan kecil tetapi
dengan daya terima transmisi dapat disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini :
-5
-10
Satuan dBm
-15
-20
-25
-30
SPBU FATMAWATI SPBU UNGARAN SPBU GEDANGANAK
DAYA TERIMA -17,942 -18,4805 -16,67
Standarisasi -28 -28 -28
Grafik diatas menunjukan nilai daya terima yang dikirim dari ODP
menuju Rak server SPBU, daya keluaran sumber Optic sebesar 3dBm
menghasilkan nilai daya terima ODP sesuai dengan hasil yang telah dihitung pada
tabel dibawah ini. Nilai daya terima dari ke 3 SPBU dikatakan masih memenuhi
DAYA DAYA
(dBm) (dBm)
layak dikarekan angka yang didapat tidak ada yang dibawah angka 0 melainkan
diatas 0, nilai kisaran Margin Level antara 3 sampai dengan 14, oleh sebab itu
dalam kondisi seperti ini nilai Margin Level pada Fiber Optic masih dalam
standar.
0
SPBU Fatmawati SPBU Ungaran SPBU Gedanganak
Hasil perhitungan nilai error pada perhitungan yang telah dilakukan pada
ke 3 SPBU yang telah diteliti didapatkan nilai error yang dapat dikatakan masih
stabil dikarenakan nilai eror tersebut tidak lebih dari 1%. Adanya error yang
diperoleh bisa dikarenakan dari beberapa faktor yaitu faktor penyambungan dan
factor pembengkongan. Berikut nilai error pada 3 SPBU dapat dilihat pada tabel.
STATUS
NO NAMA SPBU NILAI ERROR
KELAYAKAN
1 SPBU FATMAWATI 0,25% LAYAK
2 SPBU UNGARAN 0,23% LAYAK
3 SPBU GEDANGANAK 0,29% LAYAK
NILAI ERROR
0,35%
0,30%
0,25%
0,20%
0,10%
0,05%
0,00%
SPBU FATMAWATI SPBU UNGARAN SPBU GEDANGANAK
Dari penelitian yang telah dilkukan mendapatkan hasil analisa seperti berikut
dibawah ini :
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saat ini media transmisi banyak
Dashboard Pertamina
menghitung besar R total yang terjadi dari ODP ke rak server yang berada
nilai error yang dihasilkan, dan nilai error dapat dihitung dan didapatkan
hasil yang baik dan dapat dikatakan layak untuk memenuhi standar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
SPBU Fatmawati, SPBU Ungaran dan SPBU Gedanganak tentang besar nilai
perhitungan yang didapat tidak jauh dari nilai standarisasi yang ditetapkan
yaitu maksimal 28dB, hal ini juga dialami oleh ke 2 SPBU yang lain.
2. Daya output yang dikeluarkan dari Fiber Optic sebesar 3 dBm dan standar
memperoleh daya terima yang berbeda beda, perbedan nilai daya terima
yang diperoleh tiap SPBU dikarenakan jumlah perangkat dan jarak yang
3. Nilai error yang didapat pada saat penelitian masih dapat dikatakan layak
dan baik,dikarenakan nilai error tidak lebih dari 1 % nilai error terendah
ada pada SPBU Ungaran dengan nilai 0,23% dan nilai error tertinggi ada
Adapun saran yang dapat ditemukan setelah melakukan analisa penelitian atas
hari, supaya lebih mudah dalam melakukan proses monitoring, serta dapat
Maka dari itu, berikut ini saran yang diberikan kepada penelitian selanjutnya
antara lain :
Fiber Optic sehingga akan didapatkan hasil yang optimal, seperti halnya
Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) Dengan Metode Link
Power Budget Dan Rise Time Budget”. 2nd Seminar Nasional Iptek
Ilhamirosa, Fatah. (2017). ”Link Budget Analisis Fiber To The Home Pada
196.
Pt.Telkom Akses Makassar". Vertex Elektro, Vol. 01, No. 02, 52-64.
Menggunakan Metode Power Budget". Jurnal Teknovasi. Vol. 06, No. 03,
24-34.
LAMPIRAN
SPBU Ungaran
SPBU Gedanganak
SPBU Fatmawati
SPBU Ungaran
SPBU Gedanganak