Perlu diperhatikan bahwa, banyak reaksi yang perubahan entalpinya sukar diukur dengan
kalorimeter. Misalnya, pada reaksi pembentukan gas CO dari unsur – unsurnya. Hal ini antara
lain disebabkan sifat dari reaksi itu.
Karena kesulitan tersebut, pada tahun 1840 Germain H.Hess orang Swiss – Rusia
berdasarkan hasil – hasil percobaannya tentang kalor reaksi , menyatakan bahwa :
apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari dua atau lebih
reaksi, maka kalor reaksi atau perubahan entalpi reaksi juga merupakan penjumlahan
aljabar dari kalor reaksi atau perubahan entalpi dari reaksi – reaksi tersebut.
Pernyataan tersebut akhirnya dikenal sebagai Hukum Hess, sebagai berikut : “ perubahan
entalpi (∆H) suatu reaksi tidak tergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya tergantung
pada keadaan awal (zat – zat yang bereaksi) dan keadaan akhir (zat – zat hasil reaksi)”.
Misalnya :
Pada reaksi pembentukan gas CO2 dapat terjadi secara langsung dan secara tidak langsung
(bertahap).
* Cara Langsung : dengan menggunakan kalorimeter dapat ditentukan perubahan entalpi
pembentukan CO2 atau ∆Hf CO2(g) = ∆H1 = − 393,52 KJ/mol
* Cara tidak langsung;
Tahap I : perubahan entalpi pembentukan gas CO dari C dan O2 atau ∆Hf CO(g) = ∆H2,
tidak dapat ditentukan dengan kalorimeter.
Tahap II : dengan menggunakan kalorimeter dapat ditentukan perubahan entalpi pembakaran
gas CO atau ∆Hc CO(g) = ∆H3 = − 283,0 KJ/mol.
Oleh karena itu dengan menggunakan Hukum Hess , kita dapat menghitung perubahan
entalpi pembentukan gas CO atau ∆Hf CO(g) tersebut.
Catatan : dalam termokimia sering digunakan koefisien reaksi berupa bilangan pecahan
karena, dalam termokimia dinyatakan tahap – tahap dari suatu reaksi kimia.
* Untuk menghitung ∆Hreaksi menggunakan hukum Hess, ada beberapa cara, antara lain :
(1). Dengan menjumlahkan Persamaan Termokimia yang ∆H nya diketahui
Persamaan Termokimia ;
*Cara Langsung : C(s) + O2(g) → CO2(g) . ∆H1 = − 393,52 KJ.
Jadi : ∆H reaksi pembentukan gas CO dari atom C dan gas O2 = ∆H2 = − 110,52 KJ/mol.
C(s) + O2(g)
∆H2 = .......? KJ
CO2(g)
∆H1 = − 393,52 KJ
C(s) + O2(g) CO2(g)
* Dengan siklus reaksi, ∆H reaksi dapat dihitung seperti menjumlahkan vektor, perhatikan
arah anak panah ∆H1, ∆H2, dan ∆H3 dapat dinyatakan bahwa ∆H1 merupakan resultan dari
∆H2 dan ∆H3.
* Dari siklus reaksi tersebut, diperoleh persamaan,
∆H1 = ∆H2 + ∆H3
∆H2 = ∆H1 − ∆H3
= (− 393,52 KJ) − (− 283,0 KJ)
= − 393,52 KJ + 283,0 KJ
= − 110,52 KJ
Jadi : ∆H reaksi pembentukan gas CO dari atom C dan gas O2 = ∆H2 = − 110,52 KJ/mol
Contoh Soal !
(1.) Diketahui entalpi pembentukan CO2(g) = − 393,52 KJ/mol ; H2O(l) = − 285,85 KJ/mol ;
dan C2H6(g) = − 84,68 KJ/mol. Dengan menggunakan hukum Hess, tentukan perubahan
entalpi pada pembakaran sempurna 6 gram C2H6(g) ! ( Ar C = 12, H = 1 )
Penyelesaian :
5.
* Persamaan termokimia yang ditanyakan :
Latihan (5) !
(1.) Diketahui entalpi pembentukan CO2(g) = − 393,5 KJ/mol ; H2O(l) = − 285,6 KJ/mol ;
dan C3H8(g) = − 104 KJ/mol. Dengan menggunakan hukum Hess, tentukan kalor yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna 4,4 gram C3H8(g) ! ( Ar C = 12, H = 1 )