Anda di halaman 1dari 4

Jika pada waktu melakukan substantive test, audito menemukan kesalahan-kesalahan, harus

dipertimbangkan apakah kesalahan tersebut jumlahnya material atau tidak, jika kesalahannya material,
auditor haus mengusulkan audit adjustment secara tertulis (dlam bentuk daftar audit adjustment). Jika
usulan adjustment tidak distujui klien, dan auditor yakin usulan adjustment tersebut benar, maka
auditor tidak boleh memberikan unqualified opinion.

Unutk kesalahan yang jumlahnya tidak material (immaterial), auditor tetap perlu mengajukan usulan
adjustment, tetapi tidak perlu dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi opini akuntan public. Dalam
melakukan substantive test, auditor perlu membuat kertas kerja dalam bentuk Working Balance Sheet,
Working Profit and Loss, Top Schedule dan Supporting Schedule.

6.3. Cara Pemilihan Sampel

Dalam melakukan pemeriksaannya, akuntan public biasanya tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan
bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan. Karena kalua seluruhanya diperiksa tentunya akan
memerlukan waktu yang lama dan memakan biaya yang besar.

Karena itu transaksi-transaksi dan bukti-bukti diperiksa secara “test basis” atau secara sampling. Dari
keseluruhan “universe” diambil beberapa sample untuk ditest, dan dari hasil pemeriksaan sampel,
auditor akan menarik kesimpulan mengenai “universe” secara keseluruhan.

Cara pemilihan sampel tidak boleh seenaknya, karena sampel tersebut haruslah mewakili universe ecara
tepat, karena jika sampel yang dipilih tidak tepat, akan sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik.

Sampel harus dipilih dengan care tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga sampel tersebut
betul-betul representative.

Menurut PSA No. 26

“Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau
kelompok transaksi yang kurang dari serratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersesbut”.

“Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: nonstatistik dan statistic. Kedua pendekatan
tersebut mengharuskan auditor menggunakan petimabangan profeionalnya dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan, penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari
sampel dengan bukti audit laindalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok transaksi yang
berkaitan”.

“Kedua pendekatan sampling audit di atas, jika diterapkan dengan semestinya, dapat menghasilkan
bukti audit yang cukup”.

Metode sampling apa pun yang digunakan, auditodr dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun
“sampling plan”. Beberapa cara pemilihan sampling yang sering didgunakan adalah:

a. Random/Judgement Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan menggunakan judgement si akuntan public.
Salah satu care, misalnya: dalam melakukan tes transaksi atas pengeluaran kas audidtor
menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar atau sama dengan Rp. 5.000.00,-
harus di vouching, ditambah dua setiap bulan yang b erjumlah dibawah Rp. 5.000.000,-
Cara lainnya auditor bisa menggunakan random sampling table dalam memilih sampel
pemilihan sampel bisa juga dilakukan dengan menggunakan computer.
b. Block Sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu sebagai sampel, misalnya bulan
Januari, Juni dan Desember.
Keberhasilan kedua cara di atas walupun paling mudah, tetapi sangat tergantung pada
judgement si auditor, semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik hasilnya, dalam arti
sampel yang dipilih betul-betul representative. Tetapi jika auditor kurang pengalaman, sampel
ang dipilih akan kurang representative.
c. Statistical Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walupun lebih sulit namun sampel yang
terpilih betul-betul representative. Karena mamakan waktu yang lebih banyak, statistical
sampling lebih banyak digunakan dalalm audit di perussahaan yang sangat besar dan
mempunyai internal control yang cukup baik.

Reliabilitas dari bukti audit


Reliabilitas tertinggi  Reliabilitas terendah

Physical
Evidence

Confirmation
Evidence

Mathematical
Evidence

Analytical
Evidence

Internal documents under


condition of strong internal
control

Internal documents under


condition of weak internal
control

Hearsay
Evidence
Contoh Tes Transaksi Pengeluaran Kas
Tanggal No. Keterangan Jumlah No. Perkiraan A B C D E
Bukti
(Check
)
5/1/2010 BK001 Pembayaran PT Duratex. 402 √ √ √ √ √
250 500.000,00
    invoice 1013 tanggal 215 - √ √ √ √ √
13/12/11 500.000,00
    Termasuk PPN Rp.              
500.000,-
                   
15-1- BK Pembelian 1 buah 310 √ √ √ √ √
2010 00130 kendaraan Toyota Kijang 25.700.000,00
1 No. B 8877 SA Tahun
2011
                   
23-1- BK 315 √ √ √ √ √
2010 00127
Pembayaran uang muka
5
mesin ke PT Sukaku 57.000.000,00

                 
 

                   
                   
                   
13-2- BK Pembayaran bonus 630 √ √ √ √ √
2010 02052 tahun 20210 35.500.000,00
                   
22-2- BK Pembayaran gaji bulan 627 √ √ √ √ √
2010 02105 Feburuari 2011 25.000.000,00

                   
                   
                   
                   
                   
Sampel dipilih dalam bentuk no. check untuk              
semua pengeluaran kas di atas Rp 5.000.000,-
             
             
A. Kelengkapan Supporting document              
B. Kebenaran perhitungan matematik              
C. Otorisasi              
D. Kebenaran no. perkiraan              
E. Kebenaran posting ke buku besar dan sub              
buku besar
               
               
               
DIBUAT OLEH, Direview OLEH, CLIENT : PT ABC PERIODE : INDEX : KKP
                 
                 
                 
                 
                 
                 
TANGGAL : TANGGAL: SCHEDULE : Transaksi Pengeluaran Kas Tahun 2010 8

Anda mungkin juga menyukai