Anda di halaman 1dari 24

1

4.1 Kasus Obstetri


Terdapat 8 blok kategori kodin g pada kasus kehamilan, persalinan dan nifas:

O00-O08 → Keguguran

O10-O16 → Edema, Proteinuria dan Hipertensi dalam Kehamilan, Persalinan danNifas

O20-O29 → Gangguan maternal yang berhubungan dengan kehamilan

O30-O48 → Perawatan maternal terkait janin, kantung ketuban dan kemungkinanmasalah

O60-O75 → Komplikasi persalinan dan kelahiran

O80-O84 → Kelahiran

O85-O92 → Komplikasi yang terutama berkaitan dengan nifas

O94-O99 → Kondisi obstetrik lain, NEC

Perhatikan beberapa kode eksklusi pada koding ini antara lain: cedera, keracunan dan penyebab

eksternal lainnya (S00-T88.1, T88.6-T98); kelainan mental dan perilaku yang berhubungan dengan

nifas (F53.-); tetanus obstetric (A34); nekrosis hipofisis postpartum (E23.0); osteomalasia nifas

(M83.0); dan kontrol kehamilan risiko tinggi (Z35,-) atau kehamilan normal (Z34,-).

Berikut adalah beberapa kode diagnosis kehamilan dan persalinan yang cukup sering

digunakan (tidak meliputi seluruh kode diagnosis):

2
4.1.1 Diagnostik Antenatal dan Postnatal di Poliklinik
Antenatal Care
ICD-10 Diagnosis Catatan
Z34.0 Kontrol kehamilan normal (hamil anak pertama) Tidak didapatkan
permasalahan kehamilan
Z34.8 Kontrol kehamilan normal (selain kehamilan anak Tidak didapatkan
pertama) permasalahan kehamilan
Z35.1 Kontrol kehamilan dengan riwayat abortus Tidak termasuk abortus
habitualis (O26.2)
Z35.2 Kontrol kehamilan dengan riwayat obstetri jelek Termasuk riwayat kematian
lainnya neonatus, lahir mati
Kontrol kehamilan dengan riwayat antenatal
Z35.3 care yang tidak adekuat
Z35.4 Kontrol kehamilan dengan grande multipara
Z35.5 Kontrol kehamilan dengan primi tua Ibu hamil berusia >35 tahun
Z35.6 Kontrol kehamilan dengan primi muda Ibu hamil berusia <16 tahun
Z35.8 Kontrol kehamilan risiko tinggi lainnya
Z36.0 Skrining antenatal untuk kelainan kromosom Termasuk amniocentesis
Z36.3 Skrining antenatal untuk malformasi janin
menggunakan USG

3
Z36.4 Skrining antenatal untuk pertumbuhan janin
terhambat menggunakan USG dan pemeriksaan
fisik
Z36.8 Skrining antenatal lainnya

Postnatal
ICD-10 Diagnosis Catatan
Z39.2 Kontrol postpartum di poliklinik Gunakan kode ini jika kontrol
postpartum tidak difokuskan
untuk mengevaluasi luka operasi
pembedahan
Z48.0 Kontrol luka operasi pembedahan Kode hanya digunakan jika
dibutuhkan penggantian perban
atau pelepasan benang jahit
Z48.9 Kontrol Luka operasi Pembedahan Tanpa penggantian perban
maupun pelepasan benang jahit
O85 Febris atau sepsis puerperalis Termasuk febris, endometritis,
periotonitis atau sepsis
O86.0 Infeksi luka pasca persalinan Termasuk infeksi luka seksio
sesaria, repair perineum setelah
persalinan
O90.0 Dehiscence luka SC
O90.1 Dehiscence luka perineum
O90.2 Hematom pada luka obstetri
O90.8 Komplikasi nifas lainnya
O91.0 Infeksi puting payudara pasca persalinan
O91.1 Abses mammae
O91.2 Mastitis non purulen pasca persalinan
Z30.0 Konseling untuk kontrasepsi
Z30.1 Pemasangan IUD
Z30.5 Kontrol IUD Termasuk pengecekan,
pemasangan kembali atau
pengambilan IUD
Z30.4 Kontrol obat kontrasepsi
Catatan: Selain diagnosis yang rutin dilakukan di poliklinik. Kode diagnosis dapat ditambahkan
juga dengan kode permasalahan kehamilan di dalam bab 4.1.4 sesuai dengan kondisi yang
ditemukan

4.1.2 Tindakan Poliklinik


Tindakan Poliklinik
ICD-9CM Prosedur Catatan
75.34 Monitoring janin / DJJ Termasuk pemeriksaan DJJ,
NST
88.78 USG diagnostik kehamilan USG pada kehamilan
88.79 USG ginekologi USG kandungan (uterus non
gravid)

4
88.74 USG Evaluasi Sfingter Ani
97.71 Lepas IUD
99.23 Pasang implan kontrasepsi
97.89 Lepas implan kontrasepsi
99.24 Injeksi kontrasepsi hormonal
99.25 Injeksi kemoterapi metotreksat
96.59 Rawat luka
93.57 Ganti perban luka operasi

4.1.3 Gangguan di Awal Kehamilan


Gangguan di Awal Kehamilan
ICD-10 Diagnosis Catatan
O00.1 Kehamilan Tuba
O00.2 Kehamilan ovarium
O00.0 Kehamilan abdominal Kehamilan abdominal
dengan janin viabel (O36.7)
O00.8 Kehamilan ektopik lainnya
K66.0 Adhesi peritoneum (selain daerah pelvis) Jika didapatkan perlekatan
dengan organ sekitar saat
melakukan tindakan SC
N73.6 Adhesi peritoneum pelvis Jika didapatkan perlekatan
dengan organ sekitar saat
melakukan tindakan SC
O01.0 Mola hidatidosa komplit
O01.1 Mola hidatidosa inkomplit dan parsial
O02.0 Blighted ovum
O02.1 Missed abortion Kematian Janin (IUFD)
didalam kandungan tanpa
tanda abortus
O20.0 Abortus iminens
O03.4 Abortus inkomplit tanpa komplikasi
O03.9 Abortus komplit tanpa komplikasi
O08.0 Infeksi traktus genital dan pelvis karena abortus,
kehamilan ektopik dan kehamilan mola*
O08.1 Komplikasi perdarahan hebat pada abortus dan
kehamilan ektopik dan kehamilan mola*
O08.3 Syok karena abortus dan kehamilan ektopik dan
kehamilan mola*
O08.4 Gagal ginjal karena abortus dan kehamilan
ektopik dan kehamilan mola*
O08.5 Gangguan metabolik karena abortus dan Termasuk gangguan
kehamilan ektopik dan kehamilan mola* elektrolit
O08.6 Kerusakan pada jaringan dan organ pelvis karena
kehamilan ektopik dan mola*
O08.8 Komplikasi lainnya karena abortus dan
kehamilan ektopik dan kehamilan mola*

5
Catatan: Selain diagnosis yang rutin digunakan di awal kehamilan. Kode diagnosis dapat
ditambahkan juga dengan kode permasalahan kehamilan di dalam bab 4.1.4 sesuai dengan
kondisi yang ditemukan
* kode komplikasi tambahan pada kasus abortus, kehamilan ektopik dan kehamilan mola
yang dapat dikoding sebagai tambahan kelainan dasarnya

4.1.4 Permasalahan Kehamilan


Permasalahan Kehamilan
ICD-10 Diagnosis Catatan
Permasalahan maternal yang berhubungan dengan kehamilan
O10 Hipertensi kronis Hipertensi kronis esensial (O10.0),
hypertensive heart disease (O10.1),
hypertensive renal disease (O10.2)
O11 Hipertensi kronis superimposed
preeklampsia
O13 Hipertensi gestasional Hipertensi > 20 minggu tanpa proteinuri
/ gangguan organ lain
O14.0 Preeklampsia Hipertensi > 20 minggu dengan
proteinuri / gangguan organ lain
O14.1 Preeklampsia Berat Preeklampsia dengan gejala berat
O14.2 HELLP Syndrome
O15 Eklampsia Eklampsia pada masa kehamilan (O15.0),
persalinan (O15.1), dan nifas (O15.2)
O12.1 Kehamilan dengan proteinuria
O21.0 Emesis gravidarum Onset < 22 minggu kehamilan
O21.1 Hiperemesis gravidarum Onset < 22 minggu kehamilan disertai
gangguan elektrolit, dehidrasi atau
deplesi karbohidrat
O22.4 Haemorrhoid pada kehamilan
O23.4 Infeksi saluran kencing dalam
kehamilan
O23.5 Infeksi genitalia dalam kehamilan
O24.3 Diabetes mellitus Pragestasional
O24.4 Diabetes mellitus Gestasional
O25 Malnutrisi pada kehamilan
O99.2 Obesitas dalam kehamilan Tambahkan kode obesitas (E66.9),
Indeks massa tubuh dihitung tepat
sebelum kehamilan atau saat kunjungan
awal kehamilan
O26.0 Kenaikan BB berlebihan dalam
kehamilan
O26.1 Kenaikan BB terlalu rendah
dalam kehamilan
O26.2 Kehamilan dengan riwayat
abortus
berulang
O26.3 Hamil dengan IUD insitu

6
O26.6 Hamil dengan gangguan liver
O26.9 Kondisi risiko lain yang Contoh: lewat taksiran persalinan / usia
berhubungandan dapat kehamilan > 40 minggu, anak terkecil < 2
mempengaruhi kehamilan tahun dan faktor risiko lain yang
mempengaruhi kehamilan
O48 Kehamilan di atas 42 minggu Postdate dan postterm memiliki
pengertian yang sama di ICD-10
(kehamilan > 42 minggu / 294 hari)
O44.0 Plasenta previa tanpa perdarahan
O44.1 Plasenta previa disertai Dengan perdarahan antepartum
perdarahan
O45.8 Solusio plasenta Solusio plasenta dengan gangguan
koagulasi (O45.0)
O46.8 Perdarahan Antepartum
O42.0 Ketuban pecah prematur / dini.
Onset persalinan dalam 24 jam
O42.1 Ketuban pecah prematur / dini.
Onset persalinan setelah 24 jam
O42.2 Ketuban pecah prematur / dini,
persalinan ditunda dengan terapi
O41.1 Korioamnitis
O47.0 False labor sebelum 37 minggu
O47.1 False labor 37 minggu dan
setelahnya (aterm)
O34.8 Kehamilan dengan kelainan pada Termasuk sistokel, rektokel, riwayat
organ pelvis lainnya perbaikan organ dasar panggul
Permasalahan janin, ketuban dan plasenta berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
O30.0 Kehamilan Kembar / multipel O30.0 Kehamilan kembar 2
O30.1 Kehamilan kembar 3
O30.2 Kehamilan kembar 4
O30.8 Kehamilan kembar >4
O31.2 Kehamilan multipel dengan 1 janin
meninggal dalam kandungan
(IUFD)
O31.8 Komplikasi kehamilan multipel Contoh: TRAPS, selective IUGR (selain
spesifik TTTS: O43.0)
O43.0 Sindrom transfusi plasenta Twin to Twin Transfusion Syndrome
O32.1 Kehamilan presentasi sungsang
O32.2 Kehamilan letak lintang atau oblik
O32.3 Kehamilan presentasi wajah atau
dagu
O32.5 Kehamilan multipel dengan 1 janin
malpresentasi
O32.8 Kehamilan dengan malpresentasi
Lain

7
O33.1 CPD karena panggul sempit Saat antepartum (gunakan kode O64-O65
saat persalinan)
O33.4 CPD karena gabungan faktor ibu Saat antepartum (gunakan kode O64-O65
dan bayi saat persalinan)
O33.5 CPD karena bayi besar Saat antepartum (gunakan kode O64-O65
saat persalinan)
O33.7 CPD karena faktor janin lainnya Saat antepartum (gunakan kode O64-O65
saat persalinan)
O33.8 CPD karena sebab lainnya Saat antepartum (gunakan kode O64-O65
saat persalinan)
O35.0 Kehamilan dengan suspek Contoh: anencephaly, spina bifida
malformasi sistem saraf pusat janin
O35.1 Kehamilan dengan suspek kelainan
kromosom janin
O35.3 Kehamilan dengan suspek kelainan Contoh: infeksi cytomegalovirus pada ibu,
janin akibat penyakit virus pada ibu infeksi rubella pada ibu
O35.8 Kehamilan dengan suspek kelainan Termasuk infeksi toxoplasmosis pada ibu
janin lain
O36.0 Kehamilan dengan dengan
isoimunisasi rhesus
O36.2 Kehamilan dengan hydrops fetalis Selain akibat isoimunisasi rhesus
O36.3 Kehamilan dengan tanda hipoksia
janin
O36.4 Kehamilan dengan kematian janin
dalam rahim
O36.5 Kehamilan dengan pertumbuhan
janin terhambat
O36.6 Kehamilan dengan makrosomia
O36.7 Kehamilan abdominal dengan janin
viabel
O40 Polihidramnion
O41.0 Oligohidramnion Pada ketuban pecah prematur / dini (O42),
oligohidramnion sudah termasuk
didalamnya, tidak perlu dikoding terpisah
O43.1 Kelainan plasenta Contoh: plasenta sirkumvalata, dan lain –
lain
O43.2 Perlekatan plasenta abnormal Spektrum plasenta akreta (akreta, inkreta,
(morbidly adherent placenta) perkreta)
O98.0 Tuberkulosis pada kehamilan Tambahkan kode di A15-A19
persalinan dan nifas
O98.1 Sifilis pada kehamilan persalinan Tambahkan kode di A50-A53
dan nifas
O98.3 Penyakit menular sexual lainnya Tambahkan kode di A55-A64
pada kehamilan persalinan dan
nifas
O98.4 Hepatitis virus pada kehamilan Tambahkan kode di B15-B19
persalinan dan nifas
O98.5 Penyakit virus lain pada kehamilan Tambahkan kode A80-B09, B25-B34

8
O98.7 Infeksi HIV pada kehamilan Tambahkan kode di B20-B24
persalinan dan nifas
O99.0 Anemia pada kehamilan persalinan Tambahkan kode di D50-D64
dan nifas
O99.1 Kelainan darah lainnya pada Tambahkan kode di D65-D89
kehamilan persalinan dan nifas
O99.2 Kelainan endokrin, nutrisi dan Tambahkan kode di E00-E90. Eksklusi:
metabolik pada kehamilan diabetes mellitus (O24), malnutrisi (O25)
persalinan dan nifas
O99.3 Kelainan mental dan sistem saraf Tambahkan kode di F00-F99 dan G00-G99
pada kehamilan persalinan dan
nifas
O99.4 Kelainan pada sistem sirkulasi pada Tambahkan kode di I00-I99
kehamilan persalinan dan nifas
O99.5 Kelainan sistem respirasi pada Tambahkan kode di J00-J99
kehamilan persalinan dan nifas
O99.6 Kelainan sistem digestif pada Tambahkan kode K00-K93. Eksklusi:
kehamilan persalinan dan nif kelainan liver (O26.6)
O99.7 Kelainan kulit dan jaringan Tambahkan kode L00-L99
subkutan pada kehamilan
persalinan dan nifas
O99.8 Kelainan spesifik lain pada
kehamilan persalinan dan nifas
Catatan: Kode O98 – O99 juga berlaku untuk permasalahan yang ditemukan jika pasien dalam
kondisi persalinan atau nifas

4.1.5 Permasalahan Persalinan


Permasalahan persalinan
ICD-10 Diagnosis Catatan
O60.0 Ancaman persalinan preterm (janin
tidak lahir)
O60.1 Persalinan preterm (kontraksi
timbul spontan) dengan kelahiran
preterm
O60.3 Kelahiran / persalinan preterm Persalinan dilakukan secara induksi
tanpa adanya kontraksi spontan atau dilakukan SC
O61.0 Induksi gagal
O66.4 Kegagalan trial of labor
O63.0 Kala I lama
O63.1 Kala 2 lama
O63.2 Kemacetan kelahiran janin kedua Pada kehamilan multipel
dan seterusnya
O66.5 Kegagalan vakum atau forseps
O62.0 Gangguan kontraksi primer Distosia akibat power pada fase laten
O62.1 Gangguan kontraksi sekunder Distosia akibat power pada fase aktif
O62.3 Persalinan presipitatus
O64.0 Distosia / kemacetan persalinan

9
karena gangguan rotasi kepala janin
O64.1 Distosia / kemacetan persalinan
karena presentasi bokong
O64.2 Distosia / kemacetan persalinan
karena presentasi muka
O64.8 Distosia / kemacetan persalinan
karena malposisi atau
malpresentasi lain
O66.2 Distosia / kemacetan persalinan
karena janin besar
O66.3 Distosia / kemacetan persalinan
karena kelainan janin
O64.4 Distosia / kemacetan persalinan Pada kondisi presentasi lintang
karena presentasi bahu / lintang
O65.1 Distosia akibat panggul sempit
O65.4 Distosia / kemacetan persalina
akibat disproporsi fetopelvik lain
O66.0 Distosia bahu
O66.4 Kegagalan Trial of Labor
O68.0 Persalinan dengan komplikasi Fetal Bradikardia, detak jantung tidak reguler
distress atau takikardia
O68.9 Persalinan dengan komplikasi fetal
distress berdasarkan bukti NST atau
USG
O68.1 Persalinan dengan komplikasi
mekonium dalam cairan ketuban
O68.2 Persalinan dengan komplikasi Fetal
distress dan mekoneal dalam cairan
ketuban
O69.0 Persalinan dengan prolaps tali
pusat
O69.1 Persalinan dengan kompresi lilitan
tali pusat
O69.2 Persalinan dengan kompresi simpul
tali pusat
O69.4 Persalinan dengan vasa previa
O75.7 kelahiran pervaginam dengan VBAC
riwayat SC
K66.0 Adhesi peritoneum (selain daerah
pelvis)
N73.6 Adhesi peritoneum pelvis
Permasalahan di kala 3 persalinan dan setelahnya
O70.0 Robekan perineum derajat 1
O70.1 Robekan Perineum derajat 2
O70.2 Robekan Perineum derajat 3 Mengenai sfingter ani
O70.3 Robekan Perineum derajat 4 Mengenai mukosa anus
O71.0 Ruptur uteri sebelum masuk
persalinan

10
O71.1 Ruptur uteri saat persalinan
O71.2 Inversi uteri post persalinan
O71.3 Robekan porsio post persalinan
O71.5 Cedera obstetri lainnya pada organ Cedera buli dan urethra.
pelvis
O71.7 Hematom obstetri pada pelvis Di perineum, vagina, dan vulva
O72.1 Perdarahan pasca persalinan Setelah plasenta keluar, termasuk akibat
atonia
O72.2 Perdarahan pasca persalinan Berhubungan dengan retensi jaringan di
lambat uterus
O73.0 Retensi seluruh plasenta
O73.1 Retensi sebagian jaringan plasenta
dan membran
O75.1 Syok pada persalinan dan Termasuk syok obstetrik
melahirkan
O75.2 Pireksia selama persalinan
O75.3 Infeksi lain selama persalinan Termasuk sepsis saat persalinan
O75.4 Komplikasi lain dari operasi dan Termasuk henti jantung, anoksia cerebral.
prosedur kebidanan Komplikasi akibat anestesi menggunakan
kode O74
Catatan: Kondisi permasalahan kehamilan dan persalinan terkadang serupa meski memiliki
kode yang berbeda. Jika memang pasien datang pada saat atau untuk persalinan, cukup
menggunakan kode pada permasalahan persalinan ini saja jika didapatkan kemiripan dengan
kode pada permasalahan kehamilan. Namun jika keduanya ditemukan dan memiliki arti yang
berbeda maka kode dapat dimasukkan keduanya

4.1.6 Cara dan Luaran Kelahiran


Cara dan Luaran Kelahiran
ICD-10 Diagnosis Catatan
Cara kelahiran
O80.0 kelahiran kepala spontan • Persalinan dengan kelahiran kepala
pervaginam fisiologis / persalinan tanpa atau dengan bantuan minimal,
normal baik dengan atau tanpa episiotomi.
• Kode ini hanya menunjukan cara
kelahiran bayi bukan cara persalinan.

11
O80.1 kelahiran sungsang spontan
pervaginam
O83.1 Kelahiran sungsang dengan manual Kelahiran sungsang dengan bantuan
aid parsial
O83.0 Total ekstraksi kelahiran sungsang

O81.0 Kelahiran dengan forseps ekstraksi


rendah
O81.4 Kelahiran dengan vakum ekstraksi
O83.2 Versi ekstraksi
O83.4 Embriotomi
O82.0 SC elektif
O82.1 SC emergency
O82.2 SC dengan histerektomi
O83.3 Kelahiran janin viabel pada
kehamilan abdominal
O84.0 Kelahiran bayi multipel, semua
spontan
O84.1 Kelahiran bayi multipel, semua
menggunakan forseps dan vakum
O84.2 Kelahiran bayi multipel, Semua
menggunakan SC
O84.8 Kelahiran bayi multipel dengan cara
kombinasi
Luaran persalinan

Z37.0 Lahir hidup, bayi tunggal


Z37.1 Lahir mati, bayi tunggal
Z37.2 Semua lahir hidup, bayi kembar 2
Z37.3 Kombinasi lahir hidup dan mati,
bayi kembar 2
Z37.4 Semua lahir mati, bayi kembar 2
Z37.5 Semua lahir hidup, bayi kembar >2
Z37.6 Kombinasi lahir hidup dan mati,
bayi kembar >2
Z37.7 Semua lahir mati, bayi kembar >2
Catatan: Didapatkan definisi dan makna yang berbeda pada persalinan dan kelahiran (labor
and delivery) dalam kodifikasi ICD-10. Dimana persalinan menunjukkan kondisi kehamilan
dan janin sebelum bayi lahir, sedangkan kelahiran menunjukan kondisi yang spesifik pada saat
bayi lahir. Setiap terjadi persalinan dan kelahiran maka cara dan luaran persalinan dan
kelahiran harus dikode tersendiri selain diagnosis permasalahan pada kehamilan dan
persalinan lainnya (pada tabel sebelumnya.

12
4.1.7 Permasalahan Masa Nifas dan Laktasi
Permasalahan masa nifas
ICD-10 Diagnosis Catatan
O85 Febris atau sepsis puerperalis Termasuk febris, endometritis,
periotonitis atau sepsis
O86.0 Infeksi luka pasca persalinan Termasuk infeksi luka seksio sesaria,
repair perineum setelah persalinan
O87.0 Thromboplebitis superfisial pada
masa nifas
O87.1 Deep thrombphlebitis pada masa Termasuk deep-vein thrombosis, pelvis
nifas thrombophlebitis postpartum
O88.1 Emboli cairan ketuban sindrom anafilaktoid pada kehamilan
O89.8 Komplikasi lain dari anestesi selama
nifas
O90.0 Dehiscence luka SC
O90.1 Dehiscence luka perineum
O90.2 Hematom pada luka obstetri
O90.3 Kardiomiopati pada puerperium
O90.5 Tiroiditis postpartum
Z30.2 Sterilisasi interval
Permasalahan Laktasi
O91.0 Infeksi puting pasca persalinan
O91.1 Abses payudara pasca persalinan
O91.2 Mastits non purulen pasca
persalinan
O92.0 Retraksi puting yang berhubungan
dengan persalinan

4.1.8 Tindakan pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas


ICD-9- Prosedur Catatan
CM
75.34 Monitoring janin / DJJ Termasuk pemeriksaan DJJ, NST
88.78 USG diagnostik kehamilan USG pada kehamilan
88.79 USG ginekologi USG kandungan (uterus non gravid)
88.74 USG Evaluasi Sfingter Ani
69.01 Dilatasi dan kuretase untuk
terminasi kehamilan
69.02 Dilatasi dan Kuretase pada Termasuk Kuretase pada kasus Missed
abortus dan pasca persalinan Abortion (IUFD tanpa tanda abortus), kuret
pada abortus dan kuret sisa kehamilan pasca
persalinan
69.09 Dilatasi dan Kuretase Lainnya Termasuk Khusus Kuretase Blighted Ovum
69.93 Pemasangan laminaria
96.49 Pemberian prostaglandin
suppositoria
99.25 Injeksi kemoterapi metotreksat

13
68.0 Histerotomi pada kasus mola
74.91 Histerotomi Untuk abortus terapetik (< 20 minggu)
66.01 Salpingotomi
66.02 Salpingostomi
66.62 Salpingektomi pada kehamilan
tuba
74.3 Pengambilan kehamilan ektopik Pada kehamilan abdominal atau
selain di tuba kehamilan diluar tuba lainnya
96.49 Pemberian prostaglandin
suppositoria
73.01 Induksi persalinan dengan
memecahkan selaput ketuban
73.4 Induksi persalinan dengan
medikamentosa
73.1 Induksi secara surgical Contoh: pemasangan balon kateter
73.99 Prosedur bantuan persalinan Contoh: Akselerasi persalinan pada inpartu
lainnya kala I
73.59 Persalinan spontan pervaginam Koding untuk seluruh persalinan pervaginam
dengan bantuan lain (bukan spontan tanpa tindakan spesifik tertentu
dengan bantuan alat)
72.1 Persalinan forceps dengan 72.0 persalinan forceps tanpa episiotomi
episiotomi
72.71 Vakum Ekstraksi dengan 72.79 vakum ekstraksi tanpa episiotomi
episiotomi
73.8 Embriotomi Contoh: clavicotomi, pungsi kepala,
embriotomi lainnya
72.52 Manual aid
72.54 Ekstraksi total sungsang
73.6 Episiotomi Episiotomi yang dimaksud juga dengan
episiorrhapy (penjahitan episiotomi), untuk
kode 72.1 dan 72.71 tidak perlu
menambahkan kode 73.6 lagi
75.69 Repair laserasi pada vagina,vulva, Repair jika terjadi ruptur perineum.
perineum pasca persalinan Untuk repair yang dilakukan pada luka
episiotomi cukup menggunakan kode 73.6
75.62 Repair laserasi sfingter ani Koding tambahan untuk ruptur perineum
grade 3 & 4
75.92 Evakuasi hematom pada
vulva/vagina
75.94 Reposisi inversio uterus manual
75.51 Repair laserasi serviks
75.4 Manual plasenta
75.7 Eksplorasi manual uterus pasca
persalinan
75.8 Pemasangan tampon uterus Contoh: pemasangan kasa tampon, balon

14
atau vagina kateter
97.72 Lepas tampon uterus atau
vagina
74.0 SC klasik / korporil
74.1 SC lower segment
66.39 Sterilisasi tuba
66.29 Dekstruksi atau oklusi tuba per Termasuk sterilisasi per laparoskopi
laparoskopi
69.99 Operasi pada servix dan uterus Contoh: B-Lynch, jahitan Cho, dll
lainnya
38.86 Oklusi arteri abdominal Contoh: ligasi arteri iliaka, arteri uterina,
neovaskularisasi uterovesika
38.84 Oklusi aorta Contoh: kompresi aorta
68.29 Eksisi lesi uterus Contoh: dilakukan miomektomi atau eksisi
pada kasus plasenta akreta
75.50 Repair laserasi uterus Contoh: kasus ruptur / dehisens uterus
75.61 Repair laserasi kandung kemih
dan uretra
75.62 Repair laserasi rektum
68.39 Subtotal abdominal histerektomi
68.49 Total abdominal histerektomi
66.4 Unilateral salpingektomi
66.51 Bilateral salpingektomi
65.49 Unilateral salpingooforektomi
65.61 Bilateral salpingooforektomi
65.39 Unilateral ooforektomi
65.51 Bilateral ooforektomi
65.29 Kistektomi ovarium
65.89 Adhesiolisis pada ovarium dan
tuba
54.5 Adhesiolisis peritoneum Termasuk: usus, liver, uterus, peritoneum
dan peritoneum pelvis
54.11 Laparotomi eksplorasi Jika didapatkan tindakan lebih spesifik
sesuai temuan laparotomi maka cukup
memberikan kode sesuai tindakan spesifik
tersebut
54.12 Reopen / relaparotomy Setelah dilakukan laparotomi sebelumnya
untuk: control perdarahan, eksplorasi
54.4 Omentektomi
69.7 Insersi IUD
97.71 Lepas IUD

15
99.23 Implan kontrasepsi
97.89 Lepas implan kontrasepsi
99.24 Injeksi kontrasepsi hormonal
99.0 Transfusi darah
96.59 Rawat luka
93.57 Ganti perban luka operasi

Panduan Aturan Koding dalam Obstetri dan Ginekologi

5.1 Kasus Obstetri

1. Pada kasus obstetri, diagnosis harus ditulis secara menyeluruh baik kondisi ibu

maupun bayi. Untuk kondisi ibu, jika terdapat permasalahan, komplikasi atau penylit

harus ditulis secara lengkap beserta keterangan metode persalinan (kode O80-84)

dan luaran persalinannya (Z37).

Contoh kasus: Pasien wanita G2P1A0 Hamil 39 minggu datang ke RS dengan pre-

eklampsia berat. Pasien kemudian dilakukan persalinan gawat darurat seksio sesarea.

Lahir bayi laki-laki tunggal hidup.

Berikut adalah beberapa diagnosis dan prosedur yang perlu diisi:

• Diagnosis utama : Pre-eklampsia berat (O14.1) (ICD 10)

• Diagnosis Sekunder :

• Persalinan gawat darurat dengan seksio sesarea (O82.1) (ICD 10)

• Kelahiran janin tunggal (Z37.0) (ICD 10)

• Prosedur :

o Persalinan Seksio Cesarea (74.1) (ICD 9-CM)

2. Kriteria diagnosis hipertensi dalam kehamilan

• Hipertensi gestasional (O13): hipertensi ≥ 20 minggu tanpa proteinuria dan

gangguan organ lain


16
• Preeklampsia (O14.0): hipertensi ≥ 20 minggu dan proteinuri ³ 300mg/dL

dalam 24 jam (dipstik +1). Proteinuri dapat digantikan dengan gangguan organ

lainnya untuk menegakkan diagnosis preeklampsia (namun jika didapatkan

gangguan organ lain, koding dapat berpindah ke preeklampsia berat / O14.1).


• Preeklampsia berat (O14.1): kondisi preeklampsia dengan gejala berat. Jika

didapatkan salah satu dari: tekanan darah sistolik ³ 160mmHg, diastolik ³

110mmHg, atau didapatkan kelainan organ lain pada preeklampsia selain

proteinuri

• Pada kategori O14, didapatkan kriteria eksklusi: superimposed preeklampsia

O11. Superimposed preeklampsia (O11) dikoding jika didapatkan hipertensi

kronis (hipertensi ditemukan sebelum usia hamil 20 minggu disertai adanya

tanda preeklampsia yaitu proteinuri atau gangguan organ lain setelah usia

hamil 20 minggu)

3. Diagnosis Oligohydramnion (O41.0)

• Oligohidramnion yang terjadi diluar ketuban pecah prematur / dini (O42)

• Pada ketuban pecah prematur / dini dengan oligohidramnion, koding yang bisa

diaplikasikan hanya O42 (tanpa perlu memberi koding oligohidramnion/O41.0)

4. Diagnosis Prolonged pregnancy (O48)

• Prolonged pregnancy disamakan dengan Post-dates, Post-term dan

didefinisikan sebagai usia kehamilan > 42 minggu atau 294 hari.

• Pada kodifikasi menggunakan ICD-10 CM didapat koding spesifik yang terpisah

pada usia hamil 40 – 42 minggu (O48.0) dan usia hamil > 42 minggu (O48.1),

namun dikarenakan sistem INA-CBG di Indonesia masih menggunakan ICD-10

versi tahun 2010 maka koding ini tidak dapat diakomodir.

• Dengan mempertimbangkan risiko maternal dan janin, maka kondisi

17
kehamilan lewat taksiran persalinan / usia kehamilan > 40 minggu dapat

dikode dengan kode O26.9 yang menunjukkan kode dengan kondisi risiko lain

yang berhubungan dan dapat mempengaruhi kehamilan.

18
5. Diagnosis persalinan pervaginam

• Kode O80.0 menunjukkan persalinan kepala spontan pervaginam yang dapat

digunakan baik pada persalinan normal / fisiologis maupun persalinan

patologis. Pada kasus persalinan normal / fisiologis maka kode ini menjadi

kode pada diagnosis primer.

• Untuk membedakan persalinan normal / fisiologis (kepala, spontan,

pervaginam pada kasus normal) dengan persalinan kepala, spontan,

pervaginam pada kasus yang patologis (memiliki faktor risiko atau pemberat

atau komplikasi obstetri maupun medis), dapat meletakkan kode O80.0 ini pada

diagnosis sekunder (diagnosis primer diisi permasalahan kehamilan dan

persalinan lainnya yang ditemukan)

• Seluruh tindakan membantu persalinan pervaginam spontan tanpa menggunakan

alat tertentu dikode 73.59 (prosedur persalinan pervaginam dengan bantuan,

bukan dengan bantuan alat) pada kode tindakan.

• Pada persalinan pervaginam dengan bantuan baik induksi maupun tindakan

pervaginam lainnya (contoh: vakum, forsep, manual aid, dsbnya) diharapkan

selalu melengkapi kode cara persalinan di tabel 4.1.7 (O80-O84) dan kode

tindakan persalinan di tabel 4.1.9. Tidak lengkapnya pengisian dapat

mengakibatkan pemilihan grup INA-CBG yang tidak tepat. Contoh:

o Persalinan pervaginam kepala spontan: kode diagnosis (O80.0), kode

tindakan (73.59)

o Persalinan pervaginam sungsang spontan: kode diagnosis (O80.1),

kode tindakan (73.59)

o Persalinan pervaginam sungsang dengan manual aid: kode diagnosis

19
(O83.1), kode tindakan (72.52)

o Kelahiran pervaginam sungsang dengan ekstraksi total: kode diagnosis

(O83.0), kode tindakan (72.54)

o Kelahiran pervaginam dengan induksi: kode diagnosis (O80.0), kode

tindakan (medikamentosa-73.4 / amniotomy-73.01 / surgical atau

alat-73.1) dan (73.59)

o Kelahiran pervaginam dengan akselerasi: kode diagnosis (O80.0), kode

tindakan (73.99) dan (73.59)

o Persalinan pervaginam dengan ekstraksi vakum: kode diagnosis

(O81.4), kode tindakan (72.7)

o Persalinan pervaginam dengan ekstraksi forsep: kode diagnosis

(O81.0), kode tindakan (72.1)

o Persalinan pervaginam dengan embriotomi: kode diagnosis (O83.4),

kode tindakan (73.8)

• Setiap kode persalinan juga menuliskan kode luaran persalinan (Z37) pada

diagnosis sekunder.

6. Diagnosis Persalinan Sectio Caesarea

• Operasi Sectio Cesarea elektif menggunakan kode O82.0 sedangkan untuk

Operasi Sectio Cesarea emergensi menggunakan kode O82.1

• Setiap kode persalinan juga menuliskan kode luaran persalinan (Z37.-) pada

diagnosis sekunder

20
• Berikan kode tindakan 74.0 untuk SC korporil / klasik atau 74.1 untuk SC pada

segmen bawah rahim

• Jika dilakukan tindakan lain yang bersamaan dengan SC dapat dilakukan koding

bersamaan: sterilisasi tuba (66.39), B-lynch atau jahitan kompresi uterus

lainnya (69.99), subtotal histerektomi (68.39), total histerektomi (68.4), eksisi

uterus pada plasenta akreta atau mioma uteri (68.29), ligasi arteri iliaka /

uterine / neovaskularisasi uterovesika (38.86), kompresi aorta (38.84)

7. Kode penjahitan luka perineum pasca persalinan

• Jika dilakukan episiotomi maka tambahkan kode 73.6. Penjahitan luka akibat

episiotomi sudah berada di dalam koding 73.6 sehingga tidak perlu

menggunakan kode lainnya (75.69)

• Sedangkan jika didapatkan luka perineum yang tidak diakibatkan episiotomy

atau luka perineum tambahan selain luka episiotomy, maka penjahitan luka

perineurafi yang dilakukan dapat menggunakan kode 75.69

8. Untuk diagnosis Anemia pada kehamilan, persalinan, puerperium

• Gunakan kode tambahan untuk mengidentifikasi secara spesifik kondisi O99.0

(anemia komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas) di D50-D64

• D64.9 dapat dikode jika belum diketahui penyebab anemia pada kehamilan

• Anemia dalam kehamilan menggunakan standar WHO dan dengan bukti lab

sudah dapat dikoding (Hb < 11 g/dL)

9. Untuk pengkodean kondisi penyakit atau kelainan yang menyertai kehamilan atau

persalinan

• Kode O98-O99 digunakan jika ada kondisi penyakit atau kelainan yang

menyertai kehamilan atau persalinan

21
• Kode-kode lain yang spesifik sesuai dengan masalah yang ada di luar koding O

dapat ditambahkan pada kondisi ini

10. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang tidak ditangani oleh dokter obstetri pada

akhir episode perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus umumnya.

Contoh :

Diagnosis utama : Dengue Hemoragic Fever (DHF) (A91)

Diagnosis sekunder : Keadaan hamil (O98.5)

Dokter yang merawat : Dokter penyakit dalam

Pasien tersebut diberikan kode A91 sebagai diagnosis utama dan O98.5 sebagai

diagnosis sekunder.

11. Pemeriksaan USG pada kehamilan (88.78)

• Dalam kondisi kehamilan normal, prosedur USG dilakukan sebanyak 3 kali (1

kali tiap trimester) sesuai dengan rekomendasi POGI

• USG kehamilan masih dapat diberikan lebih dari 3 kali jika didapatkan indikasi

medis lainnya (pastikan indikasi medis atau diagnosis tertulis di rekam medik)

12. Persalinan preterm (O60)


• Jika didapatkan kondisi yang berhubungan dengan persalinan preterm maka

kode O60 wajib dikoding

• Jika hanya didapatkan ancaman persalinan preterm (janin tidak lahir) dapat

dikode O60.0 sedangkan jika terjadi persalinan dan dilanjutkan kelahiran janin

preterm maka dapat dikode O60.1

• Pada kondisi tidak didapatkan kontraksi spontan, contoh persalinan preterm

dengan induksi persalinan atau dilakukan SC tanpa ada kontraksi persalinan

dapat dikode O60.3 (Persalinan preterm dengan indikasi untuk dilahirkan

tanpa ada tanda persalinan, Contoh: kasus preeklampsia dengan gejala berat

22
dan HELLP syndrome yang dilahirkan pada 34 minggu baik melalui induksi

maupun SC)

• Diagnosis keterangan kelahiran bayi lainnya seperti pada poin 5 tetap dikoding

sesuai kondisi yang ditemukan saat kelahiran selain diagnosis persalinan

preterm ini

• Jika hanya didapatkan kontraksi braxton hicks atau false labor pada kondisi

preterm tanpa tanda – tanda ancaman persalinan preterm dapat dikode O47.0

13. Tindakan adhesiolisis

• Adhesiolisis secara laparotomi dapat dikode 54.5 jika dilakukan pada peritoneum

(termasuk usus dan peritoneum pelvik) dan 65.89 jika dilakukan pada tuba dan

ovarium

• Adhesiolisis hanya dapat dikoding jika dilakukan pembebasan perlekatan jaringan

secara tajam dengan instrumentasi pembedahan (dicatat dalam rekam medik)

14. Pasien yang melahirkan di FKTP dapat dirujuk dokter untuk melakukan tubektomi

interval di FKRTL dengan kode Z30.2 (sterilization) sebagai diagnosis utama dengan

kode tindakan sterilisasi (66.39)

23
24

Anda mungkin juga menyukai