Konsep Dasar Ilmu Pendidikan

Memahami dan mempelajari kompetensi pedagogik menjadi kompetensi yang penting dalam
profesi kita sebagai seorang pendidik. Dengan kemampuan memilih berbagai tindakan yang
paling baik yang disesuaikan dengan kharakter anak didik kita dapat membantu perkembangan
setiap peserta didik kita.
Landasan pendidikan berdasarkan sifatnya tergolong dalam dua jenis yaitu landasan material
(berupa sarana dan prasana pendidikan, peserta didik itu sendiri dan lingkungan) dan landasan
konseptual (teori-teori yang dipelajari untuk membetuk pengetahuan dan kharakter anak itu
sendiri). Terdapat 4 jenis landasan pendidikan yaitu; Filosofis, Empiris, Yuridis, Religi.
Kharakteristik peserta didik. Sebagai seorang guru kita harus sadar bahwa setiap anak itu
berbeda. Setia anak memiliki latar belakang etnik, budaya, status social yang berbeda-beda.
Setiap anak juga memiliki minat, kemampuan kognitif, pengalaman, gaya belajar, motivasi
bahkan perkembangan emosi yang berbeda pula. Untuk itu sangat penting untuk memahami
tahapan-tahapan perkembangan anak dan teori belajar yang ada sehingga kita data memilah dan
menentukan teori belajar yang tepat yang dapat kita terapkan dalam praktik pendidikan kita.
Ada berbagai teori belajar yang dikemukakan oleh pekar pendidikan di dunia. Melaui teori
belajar ini dapat merekomendasikan kita intruksi yang tepat yang bika kita berikan kepada anak
dengan bergagai macan kharakteristik peserta didik.
Teori Belajar Behavioristik,
Dapat disimpulkan bahwa memberikan stimulus atau penguatan yang tepat pada anak penting
dilakukan untuk mendapatkan repond yang positif atau prilaku positif dari peserta didik. Teori
belajar ini merekomendasikan model drill and practice untuk melatih kecepatan, spontanitas,
kelenturan , reflek dan daya tahan anak.
Teori Belajar Kognitif
Teori ini merekomendasikan banyak instruksi maupun aktifitas pembelajaran yang dapat kita
gunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas seperti ; peer group, scaffolding, private speech,
menggunakan alat peraga dan visual saat mengajar, melakukan diskusi, melakukan investigasi
dll.
Teori Belajar Konstruktif
Teori ini menunjukkan bahwa pembelajaran berpusat pada peserta didik bukan pada kegiatan
mengajar guru. Jadi siswa dituntut lebih aktif dibandingkan guru. Kita harus memberikan
intruksi-intruksi yang tepat yang dapat memaksimalkan aktivitas siswa lebih banyak dan
beragam dibandingkan hanya mendengarkan penjelasan atau ceramah guru.
Teori Belajar Humanistik
Teori ini menunjukkan tujuan pembelajaran berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan
dirinya sendiri. Pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif sangan penting dalam kegiatan
pembelajaran. . Semua komponen pendidikan termasuk tujuan pendidikan diarahkan pada
terbentuknya manusia yang ideal, manusia yang dicita- citakan, yaitu manusia yang mampu
mencapai aktualisasi diri. Untuk itu, sangat perlu diperhatikan bagaimana perkembangan peserta
didik dalam mengaktualisasikan dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi diri.

Kurikulum

Konsep kurikulum menurut pandangan para ahli dapat dipandang dari tiga konteks, yaitu
kurikulum sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai kegiatan pengalaman dan kurikulum
sebagai perencanaan.

Peran utama dari kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu perankonservatif, kreatif dan kritis
evaluatif. Peran kurikulum harus berjalan seimbang dan harmonis, agar dapat sesuai dan
memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak maka dalam implementasinya akan terjadi ketimpangan
atau ketidaksesuaian yang berdampak pada kegagalan dari suatu implementasi yang tidak
membekalkan secara tepat kepada siswa terkait apa yang di pelajari, bagaimana mempelajari dan
mengapa dipelajari. Menyelaraskan ketiga peranan tersebut menjadi tanggung jawab semua
pihak dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum.

Meskipun begitu semakin cepatnya perkembangan zaman menjadi tantangan besar pendidikan
abad 21 sementara keadaan demografis setiap daerah dan kemampuan setiap orang dalam
menggunakan teknologi yang berbeda-beda.