Anda di halaman 1dari 333

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING BERBANTUAN AUDIO VISUAL DAN


ROLE PLAYING BERBANTUAN AUDIO VISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD

TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan

Oleh

INDRAJAYA DWI PUTRA

0103515014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Keefektifan Model Problem Based Learning Berbantuan

Audio Visual dan Role Playing Berbantuan Audio Visual terhadap Hasil Belajar

IPS Kelas V SD” karya:

Nama : Indrajaya Dwi Putra

NIM : 0103515014

Program Studi : Pendidikan Dasar konsentrasi PGSD

Telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Panitia Ujian Tesis.

Semarang, 4 Januari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Sri Mulyani Endang S., M.Pd. Dr. Edy Purwanto, M.Si
NIP. 19490513 197501 2 001 NIP. 19630121 198703 1 001
iii
iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, 4 Januari 2021

Yang membuat pernyataan,

Indrajaya Dwi Putra


NIM 0103515014
v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Berpikirlah kalau kita bisa, jika seseorang berpikir tentang kegagalan maka
seseorang itu telah gagal dalam berpikir”
“Percaya diri merupakan modal keberanian untuk mengarungi hidup ini”

PERSEMBAHAN:

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, tesis ini saya persembahkan untuk:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang dan keluarga.
vi

ABSTRAK

Putra, Indrajaya Dwi. “Keefektifan Model Problem Based Learning Berbantuan


Audio Visual dan Role Playing Berbantuan Audio Visual terhadap Hasil
Belajar IPS Kelas V SD”. Tesis. Program Studi Pendidikan Dasar
Konsentrasi PGSD, Program Pascasarjana, Universitas Negeri
Semarang, Pembimbing I Prof. Dr. Sri Mulyani Endang S., M.Pd.,
Pembimbing II Dr. Edy Purwanto, M.Si.

Kata Kuci: Audio Visual, Hasil Belajar, IPS, Problem Based Learning, Role
Playing

Pembelajaran di SD Negeri 2 Sulang masih terpusat kepada guru sehingga


terjadi kurang variatifnya iklim pembelajaran di dalam kelas. Guru sudah
menggunakan media dalam pembelajaran IPS namun penggunaan media tersebut
masih belum maksimal. Jika guru mengadakan kegiatan tanya jawab siswa tidak
berani menyampaikan pendapatnya, bahkan sebagian dari siswa sering membuat
kegaduhan. Hasil belajar IPS siswa menunjukkan 56% mendapatkan nilai
dibawah KKM. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keefektifan model problem
based learning berbantuan audio visual dan role playing berbantuan audio visual
terhadap hasil belajar IPS kelas V SD Negeri 2 Sulang.
Metode penelitian yang digunakan quasi experimental design dengan jenis
pretest posttest control group design. Kelas eksperimen 1 menggunakan problem
based learning berbantuan audio visual dan kelas eksperimen 2 menggunakan
role playing berbantuan audio visual. Pengumpulan data dilakukan dengan
pretest, postest, dokumentasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan t-
test berbantuan SPSS 23 dan analisis gain.
Hasil analisis t-test pada pretest diperoleh thitung = 1,090 dan ttabel =
2,011 sehingga thitung < ttabel dan berdasarkan nilai signifikansi 0,281 > 0,05 ,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan hasil belajar pada
pretest. Hasil analisis t-test pada posttest diperoleh thitung = 3,813 dan ttabel =
2,011 sehingga thitung > ttabel dan berdasarkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil
belajar pada posttest. Hasil analisis n-gain kelas eksperimen 1 menunjukkan hasil
sebesar 0,965 (kriteria tinggi) dan kelas eksperimen 2 sebesar 0,525 (kriteria
sedang).
Berdasarkan analisis data menggunakan t-test dan n-gain dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan problem based learning
berbantuan audio visual lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas
V SD Negeri 2 Sulang dibandingkan dengan pembelajaran role playing
berbantuan audio visual.
vii

ABSTRACT

Putra, Indrajaya Dwi. “The effectiveness of Model Problem Based Learning


Assisted Audio Visual and Role Playing Assisted Audio Visual Learning
Outcomes IPS against Class V Elementary School”. Thesis. PGSD Basic
Education Study Program. Postgraduate Program. Semarang State
University. First Counselor: Prof. Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati,
M.Pd, Second Counselor Dr. Edy Purwanto, M.Si.

Keywords: Audio Visual, IPS, Problem Based Learning, Result Studies, Role
Playing

Learning at SD Negeri 2 Sulang is still centered on teachers so that there is


less variation in the learning climate in the classroom. The teacher has used the
media in social studies learning, but the use of the media is still not optimal. If the
teacher holds a question and answer activity the students do not dare to express
their opinion, even some of the students often make a scene. The students social
studies learning outcomes showed 56% scored below the KKM. This study aims
to determine the effectiveness of the model problem-based learning assisted audio
visual and role playing assisted audio visual on social studies learning outcomes
in grade V SD Negeri 2 Sulang. 
The research method used was a quasi experiment design with the type of
pretest posttest control group design. The experiment 1 used problem based
learning assisted audio visual and the experimental 2 used role playing assisted
audio visual. Data collection was done by pretest, postest, documentation and
interview. Data analysis was performed using the t-test with the help of SPSS 23
and n-gain analysis.
The results of t-test analysis at the pretest obtained t count = 1.090 and t
table = 2.011 so that t count < t table and based on a significance value of 0.281 >
0.05, so Ho is accepted and Ha is rejected. This means that there is no difference
in learning outcomes at the pretest. The results of t-test analysis at the posttest
obtained t count = 3.813 and t table = 2.011 so that t count > t table and based on a
significance value of 0.000 < 0.05, so Ho is rejected and Ha is accepted. This
means that there are differences in learning outcomes at posttest. The results of
the n-gain analysis for the experimental class 1 showed a result of 0.965 (high
criteria) and the experimental class 2 was 0.525 (moderate criteria).
Based on data analysis using t-test and n-gain, it can be concluded that
learning using audio-visual assisted problem-based learning is more effective in
improving social studies learning outcomes in grade V SD Negeri 2 Sulang
compared to audio-visual assisted role playing learning.
viii

PRAKATA
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Keefektifan Model Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual

dan Role Playing Berbantuan Audio Visual terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V

SD”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD Program

Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada pembimbing Prof.

Dr. Sri Mulyani Endang Susilowati, M.Pd. (Pembimbing I) dan Dr. Edy

Purwanto, M.Si. (Pembimbing II):

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada pihak yang telah membantu

selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan

serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini

2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar PGSD

Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta

arahan dalam penulisan tesis ini


ix

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh

pendidikan

4. Kepala dan guru SDN 2 Sulang, yang telah memberikan izin melaksanakan

penelitian di kelas V

5. Kepala dan guru SDN 1 Sulang, yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan uji coba soal

6. Siswa siswi kelas VA dan VB SDN 2 Sulang tahun ajaran 2016-2017 atas

kesediaannya mengikuti pembelajaran dengan baik

7. Keluarga dan teman yang telah membantu dalam penelitian dan proses

penulisan tesis ini

8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD

Pascasarjanaa Universitas Negeri Semarang angkatan 2015 atas kebersamaan

dan kerjasamanya sejak awal studi hingga selesai penyusunan tesis ini.

Semoga semua bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam

penyusunan tesis ini mendapat kemuliaan dari Allah SWT. Peneliti menyadari

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman membuat penyusunan skripsi ini jauh

dari sempurna. Peneliti berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak khususnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan

pembelajaran di SD.

Semarang, 4 Januari 2021


x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS.......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
ABSTRACT.......................................................................................................... vii
PRAKATA.......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xvii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah.............................................................................. 9
1.3. Cakupan Masalah.................................................................................. 10
1.4. Perumusan Masalah.............................................................................. 11
1.5. Tujuan Penelitian.................................................................................. 11
1.6. Manfaat Penelitian................................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TORITIS, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN.................................... 13
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... 13
2.1.1 Hasil Belajar.......................................................................................... 19
2.1.1.1 Pengertian Belajar................................................................................. 19
2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar....................................................................... 20
2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar................................ 21
2.1.1.4 Ranah Hasil Belajar.............................................................................. 22
2.1.2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD.................................... 26
xi

2.1.2.1 Pengertian Ilmu-ilmu Sosial................................................................. 26


2.1.2.2 Pengertian Pendidikan IPS.................................................................... 27
2.1.2.3 Hakikat Pendidikan IPS dan Tujuan IPS.............................................. 28
2.1.2.4 Sumber Materi Pendidikan IPS di SD.................................................. 29
2.1.2.5 Karakteristik Pembelajaran IPS di SD.................................................. 31
2.1.2.6 Kurikulum Pendidikan IPS di SD ........................................................ 32
2.1.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning.................................... 33
2.1.3.1 Model Pembelajaran.............................................................................. 33
2.1.3.2 Pengertian Problem Based Learning.................................................... 34
2.1.3.3 Karakteristik Problem Based Learning................................................. 35
2.1.3.4 Kelebihan Problem Based Learning..................................................... 35
2.1.3.5 Langkah-langkah Problem Based Learning.......................................... 36
2.1.3.6 Melaksanakan Problem Based Learning.............................................. 37
2.1.4 Model Pembelajaran Role Playing........................................................ 40
2.1.4.1 Pengertian Role Playing........................................................................ 40
2.1.4.2 Langkah Proses Pembelajaran Role Playing......................................... 42
2.1.4.3 Kelebihan Model Role Playing............................................................. 43
2.1.5 Media Audio Visual............................................................................... 44
2.1.6 Kerangka Teoretis................................................................................. 48
2.1.7 Kerangka Berpikir................................................................................. 49
2.1.8 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 51
3.1 Desain Penelitian.................................................................................. 51
3.2 Populasi dan Sampel............................................................................. 52
3.3 Variabel Penelitian................................................................................ 53
3.3.1 Variabel Bebas...................................................................................... 53
3.3.2 Variabel Terikat.................................................................................... 53
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data............................................ 54
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 54
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data............................................................... 55
3.4.2.1 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran................................................... 56
xii

3.4.2.2 Instrumen Pengumpul Data................................................................... 56


3.5 Teknik Analisis Data............................................................................. 62
3.5.1 Analisis Data Tahap Awal.................................................................... 63
3.5.1.1 Uji Normalitas Data Awal.................................................................... 63
3.5.1.2 Uji Homogenitas Data Awal................................................................. 63
3.5.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata........................................................................ 64
3.5.2 Analisis Tahap Akhir ........................................................................... 64
3.5.2.1 Analisis Keefektifan Model Problem Based Learning dan Model Role
Playing berbantuan Audio Visual terhadap Hasil Belajar..................... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 68


4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 68
4.1.1 Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 1..................................... 70
4.1.2 Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 2..................................... 72
4.1.3 Analisis t-tes.......................................................................................... 73
4.1.4 Analisis n-gain...................................................................................... 76
4.1 Pembahasan........................................................................................... 77
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 82
5.1 Simpulan............................................................................................... 82
5.2 Saran..................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 83
LAMPIRAN........................................................................................................ 95
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rapor IPS kelas V...................................................................... 5


Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Model Problem Based Learning......................... 36
Tabel 2.2 Sintaks Pengajaran Model Role Playing............................................. 42
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen...................................................... 51
Tabel 3.2 Hasil Validasi Ahli dan Praktisi terhadap Instrumen.......................... 56
Tabel 3.3 Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda..................................................... 59
Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal..................................................... 60
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Soal.......................................................... 61
Tabel 3.6 Kriteria Ketuntasan Klasikal Siswa.................................................... 66
Table 3.7 Kriteria Nilai N-Gain.......................................................................... 67
Table 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2............... 68
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas........................................................................... 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest........................................................... 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Posttest.......................................................... 70
Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1.................................. 70
Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 2.................................. 72
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest......................................... 74
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Posttest....................................... 74
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Analisis Gain......................................................... 76
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Soal Ujicoba...................................................................... 95


Lampiran 2 Soal Ujicoba.................................................................................... 96
Lampiran 3 Kunci Jawaban Soal Ujicoba........................................................... 102
Lampiran 4 Lembar Validasi Soal Ujicoba Validator 1...................................... 103
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Soal Pilihan Ganda Validator 1........................... 105
Lampiran 6 Lembar Validasi Soal Ujicoba Validator 2...................................... 107
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Soal Pilihan Ganda Validator 2........................... 109
Lampiran 8 Lembar Validasi Silabus PBL Validator 1...................................... 111
Lampiran 9 Rubrik Penilaian Silabus PBL Validator 1...................................... 113
Lampiran 10 Lembar Validasi Silabus PBL Validator 2.................................... 117
Lampiran 11 Rubrik Penilaian Silabus PBL Validator 2.................................... 119
Lampiran 12 Lembar Validasi Silabus Role Playing Validator 1....................... 123
Lampiran 13 Rubrik Penilaian Silabus Role Playing Validator 1....................... 125
Lampiran 14 Lembar Validasi Silabus Role Playing Validator 2....................... 129
Lampiran 15 Rubrik Penilaian Silabus Role Playing Validator 2....................... 131
Lampiran 16 Lembar Validasi RPP PBL Validator 1......................................... 135
Lampiran 17 Rubrik Penilaian RPP PBL Validator 1......................................... 137
Lampiran 18 Lembar Validasi RPP PBL Validator 2......................................... 141
Lampiran 19 Rubrik Penilaian RPP PBL Validator 2......................................... 143
Lampiran 20 Lembar Validasi RPP Role Playing Validator 1........................... 146
Lampiran 21 Rubrik Penilaian RPP Role Playing Validator 1........................... 148
Lampiran 22 Lembar Validasi RPP Role Playing Validator 2........................... 152
Lampiran 23 Rubrik Penilaian RPP Role Playing Validator 2........................... 154
Lampiran 24 Lembar Validasi Materi Ajar PBL Validator 1............................. 158
Lampiran 25 Rubrik Penilaian Materi Ajar PBL Validator 1............................. 160
Lampiran 26 Lembar Validasi Materi Ajar PBL Validator 2............................. 162
Lampiran 27 Rubrik Penilaian Materi Ajar PBL Validator 2............................. 164
Lampiran 28 Lembar Validasi Materi Ajar Role Playing Validator 1................ 166
Lampiran 29 Rubrik Penilaian Materi Ajar Role Playing Validator 1................ 168
xv

Lampiran 30 Lembar Validasi Materi Ajar Role Playing Validator 2................ 170
Lampiran 31 Rubrik Penilaian Materi Ajar Role Playing Validator 2................ 173
Lampiran 32 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa PBL Validator 1............... 174
Lampiran 33 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa PBL Validator 1............... 176
Lampiran 34 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa PBL Validator 2............... 178
Lampiran 35 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa PBL Validator 2............... 180
Lampiran 36 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa Role Playing Validator 1.. 182
Lampiran 37 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Role Playing Validator 1. 184
Lampiran 38 Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa Role Playing Validator 2.. 186
Lampiran 39 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Role Playing Validator 2. 188
Lampiran 40 Silabus PBL Pertemuan 1.............................................................. 191
Lampiran 41 RPP PBL Pertemuan 1................................................................... 192
Lampiran 42 Silabus PBL Pertemuan 2.............................................................. 208
Lampiran 43 RPP PBL Pertemuan 2................................................................... 209
Lampiran 44 Silabus PBL Pertemuan 3.............................................................. 222
Lampiran 45 RPP PBL Pertemuan 3................................................................... 223
Lampiran 46 Silabus Role Playing Pertemuan 1................................................. 237
Lampiran 47 RPP Role Playing Pertemuan 1..................................................... 238
Lampiran 48 Silabus Role Playing Pertemuan 2................................................. 257
Lampiran 49 RPP Role Playing Pertemuan 2..................................................... 258
Lampiran 50 Silabus Role Playing Pertemuan 3................................................. 274
Lampiran 51 RPP Role Playing Pertemuan 3..................................................... 275
Lampiran 52 Soal Pretest/Posttest....................................................................... 290
Lampiran 53 Kunci Jawaban............................................................................... 292
Lampiran 54 Nilai Kelas Eksperimen 1.............................................................. 293
Lampiran 55 Nilai Kelas Eksperimen 2.............................................................. 294
Lampiran 56 Hasil Analisis................................................................................. 295
Lampiran 57 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest........................................... 297
Lampiran 58 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Posttest.......................................... 299
Lampiran 59 Penerbitan Artikel di Journal of Primary Education.................... 301
Lampiran 60 Hasil Evaluasi Siswa Pertemuan 1................................................ 306
xvi

Lampiran 61 Hasil Evaluasi Siswa Pertemuan 2................................................ 307


Lampiran 62 Hasil Evaluasi Siswa Pertemuan 3................................................ 308
Lampiran 63 Foto Dokumentasi Penelitian......................................................... 309
Lampiran 64 Surat Ijin Penelitian....................................................................... 311
Lampiran 65 Surat Ijin Telah Melaksanakan Observasi..................................... 312
Lampiran 66 Surat Ijin Telah Melaksanakan Penelitian..................................... 313
xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen 1.................................... 71


Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1.............................. 71
Gambar 4.3 Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen 2.................................... 72
Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2.............................. 73
Gambar 4.5 Nilai Pretest dan Posttest................................................................ 76
xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teoretis.............................................................................. 48


Bagan 2.2 Alur Kerangka Berpikir..................................................................... 50
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan yang layak merupakan hak bagi setiap warga negara. Seperti

tercantum pada pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi “setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan”. Pendidikan berperan penting dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara karena setiap perkembangan dan perubahan tidak

terlepas dari pendidikan. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Astuti (2009:1) ilmu pengetahuan sosial adalah program

pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial

dan humaniora. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

1
2

Oleh karena itu kemajemukan IPS bukan hanya mengembangkan pengembangan

dan ketrampilan yang berhungan dengan manusia saja, melainkan juga tentang

tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan tersebut (Soewarso

dkk., 2009:2).

Adapun tujuan dari pembelajaran IPS yang termuat dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah adalah agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,

ditingkat lokal, nasional dan global. Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS

meliputi aspek-aspek sebagai berikut : (1) manusia, tempat, dan lingkungan; (2)

waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya; (4) perilaku

ekonomi dan kesejahteraan.Ilmu Pengetahuan Sosial pada hakikatnya adalah

telaah tentang manusia dan dunianya (Hidayati, 2008:1-19). Ilmu pengetahuan

sosial lahir dari keinginan para pakar untuk membekali para siswa supaya

nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di

masyarakat yang seringkali berkembang tidak terduga (Soewarso dkk., 2009:1).

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007) pendidikan IPS di lapangan

menemui beberapa permasalahan, diantaranya: alokasi waktu dalam pembelajaran


3

IPS umumnya kurang proposional, pada umumnya sarana untuk mendukung

pembelajaran IPS masih sangat minim, guru masih berorientasi pada buku teks,

tidak mengacu pada dokumen kurikulum, ada suatu kecenderungan pemahaman

yang salah bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang cenderung pada hafalan.

Pemahaman seperti ini berakibat pada pembelajaran yang lebih menekankan pada

verbalisme. Guru dalam menerapkan metode pembelajaran cenderung lebih

menekankan pada aktivitas guru bukan pada aktivitas siswa, sehingga siswa

menjadi pasif.

Beberapa masalah di lapangan yang ditemukan oleh Depdiknas juga

terjadi di kelas VSD N 2 Sulang. Berdasarkan hasil observasi pada proses

pembelajaran IPS di kelas V SD N 2 Sulang didapatkan hasil sebagai berikut :

Guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran IPS namun penggunaan

media tersebut masih belum maksimal untuk membantu proses pembelajaran.

Pembelajaran masih terpusat kepada guru sehingga terjadi kurang variatifnya

iklim pembelajaran di dalam kelas, hal tesebut cenderung membuat siswa menjadi

pasif dan membuat minat belajaran dan keaktifan serta ketertarikan siswa dalam

proses pembelajaran IPS menjadi kurang atau lemah. Kegiatan pembelajaran IPS

di kelas monoton dan siswa cepat mengalami kebosanan, sehingga siswa lebih

sering ramai dan membuat suasana belajar menjadi kurang kondusif. Jika guru

mengadakan kegiatan tanya jawab siswa tidak berani menyampaikan

pendapatnya, bahkan sebagian dari siswa sering membuat kegaduhan. Masalah-

masalah tersebut membuat siswa sulit untuk menerima proses pembelajaran IPS

dengan baik, sehingga proses pembelajaran IPS di kelas terkesan pembelajaran


4

hafalan yang kurang menarik dan inovatif. Pada bulan desember 2016 pemerintah

menerbitkan uang baru dengan gambar pahlawan yang berbeda pada edisi

sebelumnya, ada sebagian yang sudah mengenal pahlawan tersebut dan ada yang

belum. Akhir-akhir ini diketahui bahwa dengan berkembangnya teknologi masih

belum diimbangi dengan adanya pencegahan terhadap informasi yang negatif

meruntuhkan nasionalisme dan menyebarkan kebencian, dengan adanya uang

edsisi terbaru berisi tokoh pahlawan ada yang menyebarkan isu sara dan mencela

tokoh pahlawan tersebut, untuk itu mata pelajaran IPS dapat digunakan sebagai

salah satu sarana untuk meningkatkan rasa nasionalisme yang sudah mulai luntur

dan menjaga keutuhan Bhineka Tunggal Ika.

Permasalahan yang ada berdampak pada hasil belajar siswa kelas V SD N

2 Sulang menjadi kurang maksimal. Berdasarkan nilai rapor mata pelajaran IPS

semester gasal (2016/2017) didapatkan hasil sebagai berikut, kelas VA terdiri dari

25 siswa hanya 11 siswa (44%) yang mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan sisanya 14 siswa (56%) nilainya dibawah

KKM (75).Untuk kelas VB terdiri dari 25 siswa hanya 11 siswa (44%) yang

mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan

sisanya 14 siswa (56%) nilainya dibawah KKM (75). Hal tersebut menunjukan

mayoritas siswa kelas V SD N 2 Sulang belum memenuhi pencapaian KKM

pembelajaran IPS. Daftar nilai rapor mata pelajaran IPS kelas VA dan VB

semester gasal (2016/2017) terdapat pada Tabel 1.1.


5

Tabel 1.1 Nilai Rapor IPS kelas V


Kelas Va Kelas VB
No Nama Nilai No. Nama Nilai
.
1 E1-1 91 1 E2-1 80
2 E1-2 83 2 E2-2 68
3 E1-3 71 3 E2-3 89
4 E1-4 70 4 E2-4 76
5 E1-5 77 5 E2-5 71
6 E1-6 76 6 E2-6 72
7 E1-7 73 7 E2-7 69
8 E1-8 76 8 E2-8 78
9 E1-9 84 9 E2-9 79
10 E1-10 71 10 E2-10 74
11 E1-11 73 11 E2-11 74
12 E1-12 71 12 E2-12 76
13 E1-13 72 13 E2-13 78
14 E1-14 73 14 E2-14 73
15 E1-15 81 15 E2-15 72
16 E1-16 78 16 E2-16 80
17 E1-17 82 17 E2-17 68
18 E1-18 69 18 E2-18 71
19 E1-19 77 19 E2-19 70
20 E1-20 74 20 E2-20 79
21 E1-21 70 21 E2-21 78
22 E1-22 79 22 E2-22 74
23 E1-23 74 23 E2-23 68
24 E1-24 71 24 E2-24 64
25 E1-25 67 25 E2-25 68

Dari permasalahan yang terjadi pada kelas V SD N 2 Sulang perlu

diperbaiki untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Dalam hal ini diperlukan

pendekatan pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Peneliti menggunakan salah satu

solusi yang diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar IPS yaitu pembelajaran

melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Audio Visual

dan Role Playing berbantuan Audio Visual.


6

Pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai

dukungan teoritisnya. Fokusnya bukan apa yang sedang dikerjakan siswa

(perilaku siswa) tetapi pada apa yang mereka pikirkan (kognisi mereka). Dalam

kegiatan pembelajaran ini, guru lebih berperan sebagai pembimbing dan fasilitator

sehingga siswa dapat belajar untuk berpikir dan menyelesaikan masalahnya

sendiri (Arends, 2013: 45-46). Pembelajaran berbasis masalah cenderung lebh

cocok diterapkan pada siswa sekolah dasar kelas tinggi.

Ada beberapa kelebihan model Problem Based Learning menurut Putra

(2013: 82-83): (1) siswa lebih memahami konsep karena mereka yang

menemukan konsep tersebut, (2) melibatkan siswa secara aktif dalam

memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir lebih tinggi, (3)

pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa, sehingga

pembelajaran lebih bermakna, (4) siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran

karena masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal

ini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa (5) menjadikan siswa lebih mandiri

dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta

menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya, (6) pengondisian

siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan

temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan, (7)

Problem Based Learning dapat menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas

siswa, baik secara individual maupun kelompok. Model Problem Based Learning

terbukti menunjukkan peningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata

pelajaran IPS oleh Saputra (2011). Hasil Pre test siswa rata-rata adalah 51 dengan
7

ketuntasan klasikal 48%, siklus I mengalami peningkatan yaitu menjadi 66,32

dengan ketuntasan klasikal 59% dan siklus II terus mengalami peningkatan

menjadi 74,71 dengan ketuntasan klasikal 79%. Hasil belajar siswa dikatakan naik

10% persiklus.

Role Playing adalah model yang ampuh untuk melakukan ini, karena

memungkinkan guru untuk menggunakan pengalaman baru dan masa lalu siswa

sebagai sumber dalam memecahkan masalah pribadi dan sosial (Shaftel, 1982:

58). Menurut Joyce dkk (2011:328), dalam model Role Playing siswa

mengeksplorasi masalah-masalah tentang hubungan antarmanusia dengan cara

memainkan peran dalam situasi permasalahan, kemudian mendiskusikan

peraturan-peraturan. Secara bersama-sama, siswa bisa mengungkapkan perasaan,

tingkah laku, nilai, dan strategi pemecahan masalah.

Kelebihan model Role Playing menurut Hamdani (2011:87): (1) melibatkan

seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk memajukan

kemampuannya dalam bekerjasama, (2) siswa bebas mengambil keputusan dan

berekspresi secara utuh, (3) permainan merupakan penemuan yang mudah dan

dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda, (4) guru dapat

mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan

permainan, (5) permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan

bagi anak. Penelitian oleh Sari (2012) dengan berdasarkan hasil pembelajaran

yang dilaksanakan selama 3 siklus dapat diketahui bahwa penerapan model Role

Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam setiap siklusnya

ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan, siklus I meningkat 54,


8

84%, pada siklus II meningkat menjadi 74,19%, dan meningkat pada siklus III

menjadi 90,32%.

Selain dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif, penggunaan

media pembelajaran juga diperlukan untuk mendapatkan peningkatan hasil belajar

di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian dari Hamdani (2011:245)

media audiovisual yaitu media yang mengandung unsur suara dan juga memiliki

unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, film, dan sebagainya.

Menurut Prastowo (2012:301) media Audio visual merupakan metode

yang mengkombinasikan dua materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Materi

auditifditunjukan untuk merangsang indra pendengaran, sedangkan materi visual

untuk merangsang indra pengelihatan. Dengan kombinasi dua materi ini, pendidik

dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, karena komunikasi

berlangsung secara efektif. Dengan menggunakan media Audio Visual dalam

proses pembelajaran dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi

siswa, karena siswa tidak hanya melihat materi visual dengan indra penglihatan

namun siswa juga akan mendengarkan materi tersebut dengan sajian auditif untuk

menerangkan materi visual yang didengarkan siswa dengan indra pendengaran.

Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami dan di ingat oleh

siswa karena disampaikan secara menarik.Yayan (2011) berdasarkan penelitian

yang dilakukan dalam III siklus, dapat diketahui bahwa media audiovisual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan peningkatan pada siklus I sebesar

64,8% dan siklus II dengan peningkatan 71,2%. Kemudian peningkatan pada

siklus III sebesar 82,6%.


9

Berdasarkan contoh penelitian tersebut membuktikan bahwa penerapan

model Problem Based Learning dan Role Playing dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, begitu juga dengan penggunaan media Audio Visual. Dalam materi

menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

sesuai dengan model Problem Based Learning dan Role Playing yang berbantuan

media Audio Visual. Sehingga mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai

bahan acuan dalam penelitian eksperimen dengan menggunakan model Problem

Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role Playing berbantuan Audio

Visual terhadap hasil belajar IPS kelas V yang akan dilaksanakan di SDN 2

Sulang.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti akan mengkaji

melalui penelitian eksperimen dengan judul “Keefektifan model Problem Based

Learning berbantuan Audio Visual dan Role Playing berbantuan Audio Visual

terhadap hasil belajar IPS kelas V SD”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut :

a. Hasil belajar siswa menunjukkan 56% mendapatkan nilai dibawah KKM.

b. Guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran IPS namun penggunaan

media tersebut masih belum maksimal untuk membantu proses pembelajaran.

c. Pembelajaran masih terpusat kepada guru sehingga terjadi kurang variatifnya

iklim pembelajaran di dalam kelas, hal tesebut cenderung membuat siswa


10

menjadi pasif dan membuat minat belajar dan keaktifan serta ketertarikan

siswa dalam proses pembelajaran IPS menjadi kurang atau lemah.

d. Kegiatan pembelajaran IPS di kelas menjadi monoton dan siswa cepat

mengalami kebosanan, sehingga siswa lebih sering ramai dan membuat

suasana belajar menjadi kurang kondusif.

e. Jika guru mengadakan kegiatan tanya jawab siswa tidak berani

menyampaikan pendapatnya, bahkan sebagian dari siswa sering membuat

kegaduhan.

1.3 Cakupan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka

cakupan masalah yang dikaji dibatasi pada :

a. Penerapan model Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role

Playing berbantuan Audio Visual

b. Keefektifan model Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan

Role Playing berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS kelas V

diukur dengan melihat kemampuan hasil belajar kognitif.

c. Materi yang diteliti adalah mata pelajaran IPS SK 2. menghargai peranan

tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia dan KD 2.3 menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan.


11

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah: manakah yang lebih efektif antara

pembelajaran menggunakan Problem Based Learning berbantuan Audio Visual

dan Role Playing berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS kelas V SD?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui yang lebih efektif antara

pembelajaran menggunakan Problem Based Learning berbantuan Audio Visual

dan Role Playing berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS kelas V SD.

1.6 Manfaat Penelitian

Penulisan penelitian ini secara khusus ditujukan agar dapat memberi

manfaat secara teoretis dan praktis setelah dilakukan penelitian. Manfaat

penelitian yang diharapkan sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi pembaca : dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai model

Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role Playing berbantuan

Audio Visual dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS.
12

b. Bagi peneliti berikutnya : hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan

peneliti-peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian serupa maupun

mengembangkan penelitian ini di masa yang akan datang.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas, dan keterampilan memecahkan

masalah serta kerjasama di dalam kelas guna meningkatkan motivasi dan

hasil belajar mata pelajaran IPS.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi alternatif bagi guru SD

pada umumnya dan guru kelas V SD pada khususnya dalam penerapan

metode pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan menarik

dan bervariasi.

c. Bagi Sekolah

Penerapan model Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan

Role Playing berbantuan Audio Visual dapat memberikan masukan mengenai

model pembelajaran yang baru dan lebih variatif bagi sekolah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Dalam membuat penelitian, perlu memperhatikan penelitian orang lain

sebagai rujukan untuk mengisi kekosongan penelitian terdahulu.Hal ini dilakukan

untuk menelaah berbagai penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian

ini baik jurnal lokal, nasional dan internasional. Kajian pustaka juga dapat

mengetahui persamaan dan mempertegas perbedaan fokus penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut antara lain:

a. Penelitian Savery (2006) hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari

30 tahun PBL mendapat penerimaan dalam berbagai disiplin ilmu. PBL

merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang memberdayakan

siswa untuk melakukan penelitian, mengintegrasi teori dan praktek,

menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi

yang dicapai.

b. Penelitian oleh Ali (2010) di Pakistan dengan hasil penelitian (1) siswa

yang diajarkan dengan metode pemecahan masalah lebih baik

pencapaiannya daripada siswa yang diajarkan dengan metode

konvensional (2) terdapat perbedaan yang signifikan dalam pencapaian

matematika siswa yang diajar dengan metode pemecahan masalah dengan

siswa diajarkan dengan metode konvensional.

13
14

c. Penelitian Jonassen (2011) melakukan penelitian “Suporting Problem

Solving in PBL”, menunjukkan bahwa kemampuan kognitif yang berbeda

diperlukan untuk membantu siswa menafsirkan dan menggunakan

komponen-komponen termasuk pengkodean analogis, hubungan kausal,

argumentasi, pertanyaan, pemodelan, dan metakognitif.Rekomendasi

digunakan untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa ketika memecahkan

berbagai jenis masalah.

d. Penelitian Siregar (2012), meneliti pengembangan perangkat pembelajaran

berbasis masalah untuk membelajarkan kemampuan pemecahan masalah

siswa kelas V MIN pokok bahasan pecahan. Menunjukkan bahwa

penerapan model PBL untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah siswa valid, efektif, serta kemampuan pemecahan masalah dengan

menggunakan perangkat berbasis masalah lebih baik dan signifikan.

e. Penelitian Minarti (2013), menunjukkan bahwa siswa yang mendapat

pendekatan PBL signifikan lebih baik daripada siswa yang mendapat

pembelajaran konvensional.

f. Penelitian Astika dkk.,(2013) menjelaskan dalam hasil penelitiannya

terdapat perbedaan sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis peserta

didik antara peserta didik yang mengikuti belajar menggunakan model

pembelajaran dengan masalah dengan peserta didik yang mengikuti belajar

model pembelajaran dengan ekspositori. Kedua, terdapat perbedaan

pemahaman konsep antara peserta didik yang emngikuti pembelajaran

dengan masalah dengan peserta didik yang belajar ekspositori. Ketiga,


15

terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis antara peserta didikyang

mengikuti pembelajaran dengan masalah dengan ekspositori.

g. Penelitian Fauzi (2013) menunjukkan bahwa penerapan PBL, aktivitas

belajar siswa dikelas menjadi tinggi dan hasil belajar siswa meningkat.

h. Penelitian Novita dkk., (2014) menjelaskan bahwa model pembelajaran

PBL berpengaruh terhadap keterampilan proses sains peserta didik kelas V

di gugus IV Diponegoro Kecamatan Mendoyo.

i. Penelitian Yuniarti (2014), pengembangan perangkat pembelajaran

berbasis masalah dengan pendekatan saintifik pada materi segitiga kelas

VII SMP se-Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014. Dapat

disimpulkan bahwa perangkat yang dikembangkan valid dan praktis serta

prestasi belajar pada pembelajaran matematika dengan model PBL dengan

pendekatan saintifik lebih baik daripada siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

j. Penelitian Park & Choi (2015) menjelaskan hasil penelitian bahwa PBL

dapat meningkatkan sikap belajar dan berpikir kritis disposisi pada aspek

pengambilan keputusan dan penilaian sub bidan keterampilan pemecahan

masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap belajar dan berpikir

kritis disposisi yang emningkta secara signifikan pada kelompok

eksperimen daripada kelompok kelas control. Kelompok kelas eksperimen

mampu memecahkan masalah lebih baik karena diberi perlakuan PBL

daripada kelompok kelas control yang diberikan perlakuan pembelajaran

konvensional.
16

k. Penelitian Zejnilagicdkk., (2015) menjelaskan bahwa adanya peningkatan

yang signifikan dari prestasi belajar peserta didik di kelas eksperimen.

Peserta didik yang berada di kelas control yang tidak menggunakan

perlakuan metode PBL mengalami kesulitan tertentu. Hasil penelitian

menjelaskan secara keseluruhan motivasi dan keterlibatan aktivitas peserta

didik dalam pelajaran kimia telah meningkat setelah menggunakan PBL.

l. Penelitian Rivaldi (2018) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran problem based learning berbantuan media audio visual

terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan, yakni peningkatan hasil

belajar.

m. Penelitian Moutinho dkk.,(2015) menjelaskan PBL sebagai pendekatan

penyelidikan yang membantu guru untuk menjelaskan beberapa aspek

dalam IPA. Hasil penelitian menyebutkan bahwa PBL dapat menyebabkan

peserta ddik memahami dampak aspek social dan budaya pada

pengembangan pengetahuan ilmiah. Peserta didik mengetahui pentingnya

kreativitas dan imajinasi dalam pembangunan ilmu pengetahuan terutama

pada pelajaran sains.

n. Penelitian Isnahuriyawati& Anjarsari (2016) menjelaskan bahwa

pembelajaran berbasis masalah dengan outdoor learning dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis karena motivasi peserta didik

tinggi sehingga berdampak pada proses belajar dan kemampuan berpikir

kritisnya.
17

o. Penelitian Taufiq (2012) menunjukkan keberhasilan pengembangan model

bermain peran dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan

kecerdasan emosional siswa, kemudian disarankan: hasil penelitian

pengembangan tersebut member kontribusi teoritis berupa input

konseptual, metodologis, dan findigs.

p. Penelitian yang dilaksanakan oleh Rohmaniah (2013) dengan hasil

penelitian menunjukkan bahwa melalui model Role Playing dengan media

video pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas

siswa, dan hasil belajar siswa. Hal itu terbukti dari hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai. Skor

keterampilan guru semakin meningkat pada setiap pertemuan di setiap

siklusnya. Skor keterampilan guru pada siklus 1 pertemuan I yaitu 23,

pertemuan II 29. Pada siklus 2 pertemuan I guru mendapat skor 32 dan

pertemuan II yaitu 35. Penerapan model Role Playing juga dapat

meningkatkan aktivitas siswa. Hal itu terlihat dari skor siswa yang

meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus 1 pertemuan I rata-rata skor

siswa 13,53, pada pertemuan II yaitu 16,75. Pada siklus 2 pertemuan I skor

tersebut naik menjadi 18,87 dan pada pertemuan II naik menjadi 20,41%.

Hasil belajar siswa juga mengalami kenaikan. Pada siklus 1 pertemuan I

persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 58,54% dengan skor

penilaian unjuk kerja yaitu 6,75, pada pertemuan I yaitu 70,77% dengan

skor penilaian unjuk kerja yaitu 7,58. Pada siklus 2 pertemuan I persentase

ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 75,61% dengan skor penilaian unjuk
18

kerja 9,09, pada pertemuan II yaitu 92,69% dengan skor penilaian unjuk

kerja 10,53.

q. Penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2013) dengan hasil penelitian itu

menunjukkan bahwa melalui model Role Playing dengan media

audiovisual dapat meningkatkan: (1) keterampilan guru, terbukti pada

siklus I memperoleh skor 25 dengan kategori baik, siklus II memperoleh

skor 33 dengan kategori baik, dan siklus III memperoleh skor 37 dengan

kategori sangat baik, (2) aktivitas siswa, dari siklus I memperoleh skor

21,12 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 22,08 dengan

kategori baik, dan siklus III memperoleh skor 25,6 dengan kategori baik,

(3) hasil belajar siswa, diketahui pada siklus I diperoleh rata-rata

ketuntasan belajar siswa 64%, siklus II diperoleh rata-rata ketuntasan

belajar siswa 76%, dan siklus III diperoleh rata-rata ketuntasan belajar

siswa 100%. Hal itu menunjukkan bahwa melalui model Role Playing

dengan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.Penelitian ini berlandaskan pada teori belajar

konstruktivisme. Teori konstruktivisme berati siswa harus membangun

pengetahuannya sendiri karena pengetahuan bukanlah sesuatu yang semua

harus dihafal. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk

menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa

akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina

pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu


19

mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara

langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

John Piaget tokoh pengembangan konsep konstruktivisme menyataan

bahwa siswa dalam segala usianya secara aktif terlibat dalam proses perolehan

informasi dan membangun pengetahuannya sendiri (Ibrahim, 2000). Vigotsky

menyatakan dalam teori konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang

bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

Berbeda dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai

kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih

memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan

pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan

pengalamanya.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa

yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan

pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang

mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.Menurut teori ini, satu

prinsip yang mendasar adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada

siswa.Namun, siswa juga harus berperan aktif membangun sendiri pengetahuan di

dalam memorinya. Dalam hal ini, guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan membri kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara
20

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan

siswa anak tangga yang membawasiswa ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi

dengan catatan siswa sendiri yang mereka tulis dengan bahasa dan kata-kata

mereka sendiri.

Dari uraian tersebut dapat dikatakan, bahwa makna belajar menurut

konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, dimana peserta didik membina sendiri

pengtahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses

menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada

dan dimilikinya.

Dalam mengkonstruksi pengetahuan tersebut peserta didik diharuskan

mempunyai dasar bagaimana membuat hipotesis dan mempunyai kemampuan

untuk mengujinya, menyelesaikan persoalan, mencari jawaban dari persoalan

yang ditemuinya, mengadakan renungan, mengekspresikan ide dan gagasan

sehingga diperoleh konstruksi yang baru.

Menurut Wena (2014: 139), dalam proses pembelajaran konstruktivisme

guru harus mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir produktif, yang ditandai

dengan:menumbuhkan kemampuan berpikir dan belajar yang teratur secara

mandiri;menumbuhkan sikap kritis dalam berpikir; danmenumbuhkan sikap

kreatif dalam berpikir dan belajar.

2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Gagne hasil belajar berupa


21

informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik,

dan sikap (Suprijono, 2010: 5).

Menurut Rifa’i dan Anni (2010: 85), hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan

aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep,

begitu juga dengan hal lainnya.

Keberhasilan siswa setelah mengikuti satuan pembelajaran tertentu kita

sebut dengan keberhasilan hasil belajar (Poerwanti, 2008: 7.5). Keberhasilan

siswa ditunjukkan oleh kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Oleh karena itu, keberhasilan hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil

penilaian terhadap hasil siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Pendapat beberapa ahli mengenai hasil belajar tersebut dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah sebuah perubahan yang terjadi setelah siswa

melakukan kegiatan pembelajaran. Terjadinya perubahan adalah sesuai dengan

apa yang dipelajari oleh siswa.

2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Uno (2012: 176-205) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi

proses dan hasil belajar sebagai berikut.

a. Faktor lingkungan; meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat
22

b. Faktor instrumental; berkaitan dengan segala perangkat atau kelengkapan

dalam pendidikan, yang meliputi kurikulum, program pendidikan, sarana dan

fasilitas, serta guru.

c. Kondisi fisiologis; berkaitan dengan kondisi jasmani seseorang.

d. Kondisi psikologis; meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan kognitif.

2.1.1.4 Ranah Hasil Belajar

Pengaruh yang terjadi pada kedua faktor yaitu ketrampilan guru dan

aktivitas siswa akan menimbulkan dampak pada hasil belajar siswa. Menurut

Suprijono (2010:7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komperhensif.Adapun menurut Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2010:86) hasil

belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkaitan dengan hasil belajar, ranah kognitif mencakup enam kategori

yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasi.

a) Mengingat (remembering)

Mengingat didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengetahui

informasi yang telah dipelajari sebelumnya.


23

b) Memahami (understanding)

Memahami didefinisikan sebagai kemampuaan memperoleh makna dari

materi peserta didikan.

c) Menerapkan (applying)

Menerapkan mengacu pada kemampuan menggunakan materi peserta

didikan yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.

d) Menganalisis (analyzing)

Menganalis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam

bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.

e) Mengevaluasi (evaluating)

Mengevaluasi mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang

nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu.

f) Mengkreasi (creating)

Kreasi merupakan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep mata

pelajaran menjadi suatu produk

b. RanahAfektif

Berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif

mencakup lima kategori yaitu penerimaan, penanggapan, penilaian,

pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.

a) Penerimaan

Penerimaan mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan

rangsangan atau fenomena tertentu.

b) Penanggapan
24

Penanggapan mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik. Pada

tingkat ini peserta didik tidak hanya menghadirkan fenomena tertentu

tetapi juga mereaksinya dengan berbagai cara.

c) Penilaian

Penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek,

fenomena atau perilaku tertentu pada diri peserta didik.

d) Pengorganisasian

Pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang berbeda,

memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan

sistem nilai yang konsisten secara internal.

e) Pembentukkan pola hidup

Pembentukan pola hidup mengacu pada individu peserta didik memiliki

sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup

lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakteristik gaya

hidup.

c. Ranah Psikomotorik

Berkaitan dengan kemampuan fisik. Ranah psikomotorik mencakup tujuh

kategori yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan

kompleks, penyesuaian, dan organisasi.

a) Persepsi

Persepsi berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk

memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.

b) Kesiapan
25

Kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. Pada tingkat

ini persepsi pada petunjuk itu menjadi prasyarat penting.

c) Gerakan terbimbing

Gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar

keterampilan kompleks.

d) Gerakan terbiasa

Gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan kinerja dimana gerakan yang

telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan

dengan sangat meyakinkan dan mahir.

e) Gerakan kompleks

Gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan

motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks.

f) Penyesuaian

Penyesuaian berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat

baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola-pola geakan

sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi

masalah baru.

g) Organisasi

Berkenaan dengan penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan

situasi atau masalah tertentu, biasanya hal ini bisa dilakukan oleh orang

yang sudah mempunyai keterampilan tinggi.


26

2.1.2 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD

2.1.2.1 Pengertian Ilmu-ilmu Sosial

Soewarso dkk, (2009:1) menyebutkan bahwa IPS adalah program

pendidikan yang mengintegrasikan secara interdisiplin konsep ilmu-ilmu sosial

dan humaniora. Adapun pengertian ilmu-ilmu sosial sebagai berikut:

a. Antropologi menurut Soewarso dkk., (2009:3) adalah ilmu yang mempelajari

manusia menurut beberapa aspek tertentu. Secara garis besar, antropologi

dibagi menjadi dua, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.

b. Ekonomi menurut Soewarso dkk., ( 2009:4) adalah tindakan manusia yang

ditunjukkan untuk mencapai kemakmurannya. Tindakan manusia yang

ditunjukkan untuk mencapai kemakmuran disebut motif ekonomi, yaitu

berusaha mencapai hasil sebesar-besarnya.

c. Menurut Hidayati (2008:4.6) geografi berkenaan dengan gejala yang terdapat

di permukaan bumi, baik gejala alam, lingkungan maupun manusia yang

meliputi sifat-sifat, penyebaran serta hubungannya satu sama lain.

d. Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, fokus sejarah adalah manusia

(individu atau kelompok masyarakat) yang hidup di suatu tempat (spasial)

tertentu pada suatu waktu (temporal) tertentu. Faktor waktu inilah yang paling

membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Kelampauan (past)

mengikat kajian sejarah (Soewarso dkk., 2009:6-7).

e. Sosiologi menurut Hidayati (2008:4.12) adalah ilmu yang mempelajari

masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan anatara orang-

orang dalam masyarakat.


27

2.1.2.2 Pengertian Pendidikan IPS

Ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang merupakan suatu

panduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dapat juga dikatakan bahwa ilmu

pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang menggunakan bagian-bagian

tertentu dari ilmu sosial. Ilmu pengetahuan sosial mempelajari manusia dengan

lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya untuk memahami masalah-masalah

sosial (Depdikbud, 1990).

Ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari

kehidupan sosial yang didasarkan pada baha kajian geografi, ekonomi, sosiologi,

antropologi, tata negara dan sejarah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1993).

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Hidayati (2008:1.4)IPS

mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran

seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,

psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Perpaduan ini dimungkinkan karena mata

pelajaran tersebut memiliki obyek material kajian yang sama yaitu manusia.

Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu

program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri hasil integrasi atau

perpaduan mata pelajaran geografi, sejarah, antropologi, sosiologi, ekonomi dan

tata negara, mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta interaksi

antara manusia dengan lingkungannya.


28

2.1.2.3 Hakikat Pendidikan IPS dan Tujuan IPS

Merujuk Pendapat dari Hidayati (2008:1.19) menyatakan bahwahakikat IPS

adalah telaah manusia dan dunianya. IPS memandang bagaimana manusia hidup

bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lignkungan terdekat sampai

yang jauh. Bagaimana keserasian hidup dengan lignkungannya baik dengan

sesama maupun lingkungan alamnya.

Permendiknas RI nomor 22 tahun 2006 menetapkan tujuan mata pelajaran

IPS adalah (1)mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir

logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan

dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

social dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama,

dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

global.

Sejalan dengan tujuan tersebut, Sumaatmadja berpendapat bahwa tujuan

pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik,

yang memiliki pengetahuan, ketrampilan daan kepeduliaan sosial yang berguna

bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negaranya (Hidayati, 2008:1.24).

Berasarkan uraian di atas hakekat pendidikan IPS adalah menelaah tentang

manusia dand lingkunnya. Tujuan pendidikan IPS membina anak didik agar

mampu menempatkan dirinya dan berguna dalam masyarakat di masa yang akan

datang.
29

2.1.2.4 Sumber Materi Pendidikan IPS di SD

Materi ilmu pengetahuan sosial digali dari segala aspek kehidupan praktis

sehari-hari di masyarakat. Menurut Hidayati (2008:1.26) ada 5 macam sumber

materi ilmu pengetahuan sosial antara lain:

a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari

keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara

dan dunia dengan berbagai permasalahannya:

b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,

produksi, komunikasi, transportasi;

c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan

antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai

yang terjauh;

d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang

dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang

tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar;

e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan,

pakaian, permainan, keluarga.

Sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan peraturan pemerintah yang mengatur tingkat satuan pendidikan

(dasar sampaimenengah), maka batasan ruang lingkup materi (scope) IPS yang

harus dikaji siswa perlu diperhatikan.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS melingkupi aspek-aspek berikut :

(a) manusia, tempat, dan lingkungan; (b) waktu keberlanjutan, dan perubahan; (c)
30

sistem sosial dan budaya; (d) perilaku, ekonomi, dan kesejahteraan (BSNP

2006:575). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Manusia, tempat dan lingkungan

Menurut pemikiran geografi, manusia secara aktif merupakan faktor

dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi habitatnya (lingkungan

sekitarnya). Walaupun demikian kita tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan

alam (Winataputra, 2008:3.4).

b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan

Hakikatnya sejarah adalah suatu konsep tentang waktu atau tempo yang

proses perjalanan waktu berkesinambungan dan satuan berlangsungan waktu

dengan yang perubahan mengarungi ruang geograafis yang berisi mengenai segala

aktivitas yang berkesinambungan dengan dimensi; waktu yang lalu, sekarang dan

yang akan datang (Winataputra, 2008:5.7).

c. Sistem sosial dan budaya

Karakteristik susunan kebudayaan secara eksplisit adalah sistem

standarisasi dari bentuk-bentuk tingkah laku manusia, di mana setiap individu

mengaku dirinya sebagai anggota suatu masyarakat (Winataputra, 2008:3.5).

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Setiap manusia selalu berusaha untuk mengembangkan diri sekaligus

berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi merupakan bahan kajian

mengenai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tidak terbatas,

dihadapkan dengan alat-alat pemenuh kebutuhan (sumber daya ekonomi) yang

terbatas jumlahnya (Astuti, 2009: 95).


31

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran IPS dalam penelitian ini termasuk dalam ruang perilaku ekonomii

dan kesejahteraan. Aspek ini dipelajari juga di SD sebagai suatu kegiatan ekonomi

yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa.

2.1.2.5 Karakteristik Pembelajaran IPS di SD

Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi

atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-

ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah –pisah dalam kotak disiplin ilmu

(Hidayati, 2008:1.26). Pengorganisasian materi pembelajaran IPS untuk jenjang

SD/MI menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran

dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah

melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata siswa sesuai dengan karakteristik

usia, tingkat perkembangan berpikir, kebiasaan bersikap dan berperilakunya

(Sapriya, 2009:194).

Menurut Hidayati (2008:1.26) IPS terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial,

dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakterisitik

tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. karakteristik IPS, dapat

dilihat dari pandangan materi dan strategi penyampaiannya.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendidikan IPS di SD yaitu IPS

merupakan ilmu sosial yang terintegrasi dan tidak terpisah-pisah yang mengacu

pada aspek kehidupan yang nyata karakteristik IPS dipandang dari 2 sudut

pandang, yaitu materi dan strategi penyampaiannya.


32

2.1.2.6 Kurikulum Pendidikan IPS di SD

Merujuk pendapat mukminin yang menyatakan bahwa Strategi

penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu

tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,

masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini

disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment

Curriculum”(Hidayati,2008:1.27).Pembelajaran merupakan salah satu proses

interaksi peserta didik dengan pendidik, sumber belajar dan sumber belajar pada

satu lingkungan belajar.Pengorganisasian kurikulum IPS diSD lebih bersifat

terpadu atau integrasi, pelaksanaan pengajaran IPS di SDdipegang oleh satu orang

guru (Depdiknas, 2007:3).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) salah satu mata pelajaran yang diberikan

mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada

jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan

ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi

warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga

dunia yang cinta damai (BSNP, 2006:575).

Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian kurikulum IPS di SD lebih

bersifat terpadu atau integrasi, pelaksanaan pengajaran IPS di SD dipegang oleh

satu orang guru. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi,

sejarah, sosiologi, dan ekonomi.


33

2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning

2.1.3

2.1.3

2.1.3.1 Model Pembelajaran

Suprijono (2010:46) mengemukakan model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Sedangkan, Arends (Hamruni,2012:5) menyatakan model pembelajaran

mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.Suprijono (2010: 46) menjelaskan bahwa

model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Hal itu sesuai dengan pendapat Abimanyu (2008:

2.4) yang menjelasakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan

aktivitas pembelajaran.

Model Problem Based Learning dan Role Playing merupakan model yang

membutuhkan peran serta aktif dari siswa. Hamdani (2011: 30) menambahkan

bahwa model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa


34

dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Hamdani (2011: 31) antara lain; a.

setiap anggota memiliki peran; b. terjadi interaksi langsung di antara siswa; c.

setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-

teman sekelompoknya; d. guru membantu mengembangkan keterampilan-

keterampilan interpersonal kelompok; dan e. guru hanya berinteraksi dengan

kelompok saat diperlukan. Konsel sentral karakteristik pembelajaran menurut

Slavin dalam Hamdani (2011: 32), yaitu penghargaan kelompok, pertanggung

jawaban individu, dan kesempatan bersama untuk berhasil.

Peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola

pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan

pembelajaran mulai dari kegiatan pembukaan, inti, dan penutup serta penilaian

untuk membantu tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.

2.1.3.2 Pengertian Problem Based Learning

Arends (2013: 110) mengemukakan bahwa guru yang menggunakan

pembelajaran berbasis masalah menekankan keterlibatan siswa yang aktif,

orientasi induktif dan bukannya deduktif, dan penemuan siswa atau pembangunan

pengetahuan mereka. Problem Based Learning dirancang untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah,

dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan

mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan dan

menjadi pelajar yang mandiri dan otonom (Suprihatiningrum, 2013: 222)


35

Problem Based Learning adalah suatu jenis pembelajaran yang

dilatarbelakangi bahwa manusia sebagai makhluk hidup yang berevolusi selalu

mempunyai masalah untuk diselesaikan. Masalah yang harus diselesaikan tersebut

tentunya membutuhkan semua pengetahuan sebagai pengetahuan sebagai referensi

dalam proses penyelesaiannya (Majid, 2013: 100).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam model

pembelajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang

berfokus pada penyajian suatu permasalahan kepada siswa sehingga siswa aktif.

Model pembelajaran Problem Based Learning yang lebih dipentingkan adalah

dari segi proses dalam pelaksanaan pembelajarannya, bukan hanya sekedar hasil

belajar akhir yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat berlangsung secara

maksimal, maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh juga akan

optimal.

2.1.3.3 Karakteristik Problem Based Learning

Hamruni (2012: 226) menyebutkan bahwa model Problem Based Learning

memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai dengan

suatu permasalahan; (2) memastikan bahwa permasalahn yang diberikan

berhubungan dengan dunia nyata siswa; (3) mengorganisasikan pembelajaran

diseputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu; (4) memberikan tanggung

jawab sepenuhnya kepada siswa dalam mengalami secara langsung proses belajar

mereka sendiri (belajar mandiri/self directed learning); (5) menggunakan

kelompok kecil; (6) meminta siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah

mereka pelajari dalam bentuk produk atau kinerja (perfomance).


36

2.1.3.4 Kelebihan Problem Based Learning

Model Problem Based Learning memiliki kelebihan (Putra, 2013: 82-83)

sebagai berikut: (1) siswa lebih memahami konsep karena mereka yang

menemukan konsep tersebut, (2) melibatkan siswa secara aktif dalam

memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir lebih tinggi, (3)

pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa, sehingga

pembelajaran lebih bermakna, (4) siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran

karena masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal

ini bisa meningkatkan motivasi belajar siswa (5) menjadikan siswa lebih mandiri

dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta

menanamkan sikap sosial yang positif dengan siswa lainnya, (6) pengondisian

siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap pembelajar dan

temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan

mengalami peningkatan, (7) problem based learning dapat

menumbuhkembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual

maupun kelompok.

2.1.3.5 Langkah-langkah Problem Based Learning

Menurut Arend (2013: 115) memberikan lima tahap untuk melaksanakan

pembelajaran dengan model Problem Based Learning.

Tabel 2.1 Sintaks Pengajaran Model Problem Based Learning

Tahap PERILAKU GURU

Tahap-1 Guru meninjau ulang pelajaran, menjabarkan

Mengarahkan siswa persyaratan logistik yang penting dan


37

kepada masalah memotivasisiswa untuk terlibat dalam

kegiatan pemecahan masalah

Tahap-2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan

Mempersiapkan siswa mengatur tugas-tugas belajar yang terkait

untuk belajar dengan permasalahan

Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan

Membantu penelitian informasi yang sesuai, mengadakan

mandiri dan kelompok eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi

Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencakan dan

Mengembangkan dan mempersiapkan artefak yang sesuai seperti

menyajikan artefak dan laporan, video, dan model, serta membantu

benda pajang mereka membagikanpekerjaan mereka dengan

orang lain

Tahap-5 Guru membantu siswa untuk merefleksikan

Menganalisis dan penyelidikan dan proses yang mereka gunakan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

2.1.3.6 Melaksanakan Problem Based Learning

Menurut Sugiyanto (2010: 155-159), prinsip-prinsip yang harus ada dalam

pelaksanaan Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

a. Tugas-tugas perencanaan
38

Perencanaan yang dilakukan guru akan memudahkan pelaksanaan berbagai

tahap kegiatan pembelajaran dan pencapaian tujuan yang diinginkan, yaitu antara

lain sebagai berikut :

a) Menetapkan sasaran dan tujuan pembelajaran

Guru menetapkan tujuan pada saat perencanaan dan tujuan itu

dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa pada tahap berinteraksi.

b) Merancang situasi masalah yang sesuai

Hal penting yang harus dilakukan guru adalah adalah merancang

situasi masalah yang sesuai dan merencanakan cara-cara untuk memberi

kemudahan bagi siswa dalam melaksanakan proses perencanaan

penyelesaian masalah. Situasi masalah yang baik memenuhi lima kriteria,

yaitu:

(a) Masalah harus autentik, artinya masalah harus lebih berakar pada dunia

nyata daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu

(b) Masalah seharusnya tak terdefinisi secara ketat dan dapat

menghadapkan siswa pada suatu makna misteri atau teka-teki, hal tersebut

akan mencegah jawaban sederhana dan dapat menimbulkan adanya

alternatif pemecahan yang masing-masing alternatif memiliki kekuatan dan

kelemahan.

(c) Masalah hendaknya bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat

perkembangan intelektual mereka, artinya masalah yang diberikan

terjangkau oleh pikiran siswa dan modal dasar untuk menyelesaikan

masalah sudah dimiliki siswa.


39

(d) Masalah hendaknya cukup luas untuk memungkinkan guru menggarap

tujuan pembelajaran mereka dan masih cukup terbatas untuk membuat

layaknya pelajaran dalam waktu, tempat dan sumber daya yang terbatas.

(e) Masalah hendaknya efisien dan efektif bila diselesaikan secara

kelompok, artinya masalah itu memang layak dikerjakan dalam kelompok

dan dengan dilaksanakan dalam kelompok akan lebih lancar dibandingkan

kalau dilaksanakan secara individu, bukan sebaliknya.

c) Mengorganisasi sumberdaya dan rencana logistik

Dalam hal ini tugas guru adalah mengorganisasi sumber daya dan

merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa. Guru bertanggung

jawab dalam memasok bahan yang diperlukan dalam kegiatan. Bila bahan

yang dibutuhkan tersedia di sekolah maka tugas perencanaan yang utama

oleh guru adalah mengumpulkan bahan-bahan tersebut dan menyediakan

bahan tersebut untuk siswa.

b. Tugas Interaktif

a) Mengorientasikan siswa pada situasi masalah

Pada saat pembelajaran dimulai guru seharusnya mengkomunikasikan

tujuan pembelajaran dengan jelas, menumbuhkan sikap-sikap positif

terhadap pelajaran, dan menguraikan apa yang diharapkan untuk dilakukan

oleh siswa. Guru seharusnya menyuguhkan situasi bermasalahyang menarik

pada siswa. Hal yang penting disini adalah orientasi tentang situasi

bermasalah itu menyiapkan panggung untuk investigasi selanjutnya, jadi


40

presentasinya harus dapat memikat siswa dan membangkitkan rasa ingin

tahu dan gairah mereka untuk menyelidiki.

b) Mengorganisasi siswa untuk belajar meneliti

Problem Based Learning membutuhkan pengembangan keterampilan

kolaborasi antar siswa dalam kegiatan penyelidikan, sehingga kegiatan

penyelidikan perlu dilakukan secara bersama. Untuk itu, disarankan agar

guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

kooperatif.

c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok dalam

mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Teknik penyelidikan dalam rangka memecahkan masalah dapat

dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Pada

intinya kegiatan penyelidikan mencakup: pengumpulan data dan

eksperimentasi (sesungguhnya atau secara mental), berhipotesis,

menjelaskan hipotesa, memberikan pemecahan dan mengembangkan atau

menyajikan artefak dan pameran.

d) Pengumpulan data dan eksperimentasi

Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan

melaksanakan eksperimentasi mental atau eksperimen sesungguhnya sampai

mereka betul-betul memahami dimensi-dimensi situasi masalahnya.

2.3 Model Pembelajaran Role Playing

2.1.4.1 Pengertian Role Playing


41

Menurut Joyce dkk (2011:328), dalam model Role Playing siswa

mengeksplorasi masalah-masalah tentang hubungan antarmanusia dengan cara

memainkan peran dalam situasi permasalahan, kemudian mendiskusikan

peraturan-peraturan. Secara bersama-sama, siswa bisa mengungkapkan perasaan,

tingkah laku, nilai, dan strategi pemecahan masalah.

Model Role Playing merupakan model pembelajaran yang berasal dari

dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model Role Playing membantu

masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial

mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok

sosial. Dalam dimensi sosial, model Role Playing memudakan individu untuk

bekerja sama menganalisis keadaan sosial, khususnya masalah antamanusia

(Joyce dkk, 2011:328).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Uno (2012:26) menyatakan bahwa

model Role Playing adalah suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk

membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan

memecahkan dilema dengan bantuan kelompok. Hal ini berarti bahwa melalui

bermain peran, siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya

peran-peran yang berbeda, dan memikirkan perilaku dirinya dan orang lain.

Huda (2013:115) menyimpulkan Role Playing adalah model pengajaran

yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model ini

membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan

membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok. Role Playing

berfungsi untuk (1) mengeksplorasi perasaan siswa, (2) mentansfer dan


42

mewujudkan pandangan mengenai perilaku, nilai dan persepsi siswa, (3)

mengembangkan skill pemecahan masalah dan perilaku, dan (4) mengeksplorasi

materi pembelajaran dengan cara yang berbeda. Dengan menggunakan model

Role Playing akan memberikan manfaat bagi siswa di masa yang akan datang,

nantinya diharapkan siswa akan dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan

sosial masyarakat. Siswa akan dapat ikut berperan aktif dan dapat mengetahui

peranannya dalam kehidupan, baik kehidupan berkeluarga, bertetangga, maupun

kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

2.1.4.2 Langkah Proses Pembelajaran Role Playing

Role Playing termasuk dalam model pembelajaran, dimana salah satu unsur

dalam model pembelajaran adalah sintaks. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam pembelajaran melalui model Role Playing menurut Joyce dkk.,

(2011:333) terdapat sembilan fase yang terdapat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Sintaks Pengajaran Model Role Playing

Sintaks Model
No Aktivitas Model Role Playing
Role Playing
1 Memanaskan 1. Siswa bersama guru mengidentifikasi dan
suasana memaparkan masalah
kelompok 2. Siswa memperhatikan penjelasan masalah dari guru
3. Siswa bersama guru menafsirkan masalah
4. Guru menjelaskan model Role Playing
2 Memilih 5. Siswa bersama guru menganalisis peran
partisipan 6. Siswa bersama guru memilih pemain yang akan
melakukan peran
3 Mengatur setting 7. Siswa bersama guru mengatur sesi-sesi tindakan,
kembali menegaskan peran, dan lebih mendekat pada
43

situasi yang bermasalah


4 Mempersiapkan 8. Mempersiapkan pengamat dalam permainan peran
pengamat dan memutuskan apa yang akan diamati
5 Pemeranan 9. Siswa memulai permainan peran
6 Diskusi dan 10. Siswa dan guru berdiskusi dan mengevaluasi
evaluasi pemeranan untuk mengembangkan pemeranan
selanjutnya
7 Memerankan 11. Siswa melakukan permainan peran kembali
kembali berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
8 Diskusi dan 12. Siswa dan guru berdiskusi dan mengevaluasi
evaluasi pemeranan yang kedua
9 Berbagi dan 13. Menghubungkan situasi yang bermasalah dengan
menggeneralisasi kehidupan di dunia nyata
pengalaman 14. Guru menjelaskan prinsip umum tentang tingkah
laku

Model ini membantu siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia

sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan

kelompok. Role Playing adalah cara penguasaan bahan-bahan melalui

pengembangan imanjinasi dan penghayatan siswa melalui pemeranan diri sebagai

benda mati atau tokoh hidup, pemeranan umumnya dilakukan lebih dari satu

orang.

2.1.4.3 Kelebihan Model Role Playing

Menurut Uno (2012:26), melalui proses Role Playing dapat memberikan

contoh kehidupan perilaku manusia yang berguna bagi siswa untuk:

a. Menggali perasaannya
44

b. Memperoleh inspirasi dan pemahaman yang berpengaruh terhadap sikap,

nilai, dan persepsinya

c. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah

d. Mendalami mata pelajaran dengan berbagai macam cara.

Dengan menggunakan model Role Playing akan memberikan manfaat bagi

siswa pada saat terjun ke masyarakat kelak, karena siswa dapat belajar berbagai

macam peran seperti dalam lingkungan keluarga, bertetangga, lingkungan kerja,

dan lain-lain. Selain itu, melalui permainan peran, siswa dapat meningkatkan

kemampuan untuk mengenal perasaanya sendiri dan orang lain. Siswa

memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah seperti dalam

permainan perannya dan dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah

(Uno, 2012:28).

Hamdani (2011:268) menambahkan bahwa model Role Playing

mempunyai kelebihan sebagai berikut:

a. siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran;

b. karena bermain peran sendiri, siswa mudah memahami masalah-masalah

sosial;

c. dengan bermain peran sebagai orang lain, siswa dapat menempatkan diri

seperti watak orang lain;

d. siswa dapa merasakan perasaan orang lain sehinga menumbuhkan sikap

saling perhatian.

2.4 Media Audio Visual


45

Munadi (2013: 7-8) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat

dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan

efektif. Media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi

instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Sedangkan media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau

informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud

pengajaran (Hamdani, 2011: 243).

Sedangkan menurut Sukiman (2012: 29) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta

kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media pembelajaran

merupakan sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi

dalam mencapai tujuan pengajaran (Sanaky, 2013: 4)

Menurut Sukiman (2012: 184) menjelaskan bahwa media pembelajaran

audio visual adalah media penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera

pendengaran dan penglihatan. Menurut Sanaky (2013: 118) media audio visual

adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan

bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan

objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam kategori media audio visual adalah
46

televisi, video VCD, sound slide, dan film. audio visual akan menjadikan

penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media

audiovisual dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru

karena penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi

fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar

(Hamdani, 2011: 249).

Menurut Suleiman (1988: 20-23), langkah-langkah media audio visual

adalah:

a. Persiapan

a) Mempelajari tujuan

b) Mempersiapkan materi

c) Memilih dan mengusahakan alat yang cocok

d) Berlatih menggunakan alat

e) Memeriksa tempat

b. Penyajian, mempertunjukkan media yang akan ditayangkan

c. Penerapan

a) Mempraktikkan pelajaran yang diberikan

b) Memberikan pertanyaan-pertanyaan

c) Ujian atau memberikan soal-soal

d) Mendiskusikan soal yang diberikan

d. Kelanjutan, mengulang kembali pelajaran yang telah didapat

Dengan melihat dari berbagai sudut pandang beberapa ahli tentang

pemanfaatan media maka peneliti lebih mengacu pada jenis media audio visual
47

karena memiliki tingkat efektivitas dan memanfaatkan panca indera secara

maksimal diantara jenis media audio visual ini adalah film dan video.

Berdasarkan pengertian dari Sukiman (2012:188), video adalah mengubah

suatu ide atau gagasan menjadi sebuah tayangan gambar dan suara yang proses

perekamannya dan penayangannya melibatkan teknologi tertentu. Media video ini

memiliki persamaan dan perbedaan dengan media film. persamannya anatara lain

keduanya termasuk kelompok media pandang (Audiovisual), karena memiliki

unsur yang dapat dilihat sekaligus didengarkan. Adapun diantaranya perbedaan

dalam konteks pembahasan ini adalah media film memiliki alur cerita baik yang

non fiksi atau fiksi, kalau video tidak memiliki alur cerita.

Sanaky (2013:122) menjelaskan bahwa media video sebagai media

pembelajaran memiliki karakteristik antara lain : 1) gambar bergerak, yang

disertai dengan unsur suara; 2) dapat digunakan untuk sekolah jarak jauh; dan 3)

memiliki perangkat slow motion untuk memperlambat proses atau peristiwa yang

berlangsung.
48

2.5 Kerangka Teoretis

mengenal peranan Potensi sejarah Indonesia


tokoh dan upaya
mempersiapkan
proklamasi Dikenalkan Tidak
secara baik dikenalkan
dengan baik

Pembelajaran IPS
Problem Based Role Playing tingginya Rendahnya
Learning nasionalisme nasionalisme
siswa siswa
Kegagalan
dalam
1. siswa lebih 1. Hasil belajar 1. siswa lebih mengenalkan
memahami konsep tinggi tertarik nasionalisme
2. melibatkan siswa 2. Siswa aktif perhatiannya
secara aktif dalam 3. Penggunaan pada pelajaran
memecahkan media masih 2. siswa mudah
masalah dan secara maksimal memahami
menuntut 4. Pembelajaran masalah-masalah
keterampilan menarik dan sosial
berpikir lebih kondusif karena 3. siswa dapat
tinggi siswa antusias menempatkan
3. pengetahuan 5. Siswa sudah diri seperti
tertanam berani watak orang lain
berdasarkan menyampaikan 4. siswa dapat
skemata yang pendapat di merasakan
dimiliki siswa, depan kelas perasaan orang
sehingga lain
pembelajaran lebih Kesalahan
bermakna persepsi
4. meningkatkan Mengenalkan
motivasi belajar nasionalisme
siswa
5. mandiri dan Audio Visual
dewasa, mampu Menambah
memberi aspirasi semangat belajar
dan menerima siswa
pendapat orang
lain, serta sikap
sosial
6. pengondisian siswa
dalam belajar
kelompok
7. menumbuhkemban
gkan kemampuan
kreativitas siswa

Bagan 2.1 Kerangka Teoretis


49

2.6 Kerangka Berpikir

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya dan kerangka

teori yang telah digambarkan, maka peneliti dalam proposal ini telah merancang

kerangka berpikir yang akan digunakan sebagai penyusunan hipotesis.

Hasil observasi di salah satu sekolah dasar negeri sebelum penelitian

menunjukkan bahwa Pembelajaran IPS masih didominasi oleh guru (teacher

centered) dengan metode ceramah, pembelajaran IPS hanya pada ranah kognitif

belum menggunakan model pembelajaran yang mampu memfasilitasi siswa untuk

aktif, mandiri, dan kreatif, pembelajaran IPS belum diterapkan kerjasama antar

siswa, kemampuan siswa berpikir kritis dalam pembelajaran IPS kurang

tereksplorasi, sehingga siswa kurang terlatih untuk memunculkan ide yang

bervariatif. Materi IPS yang selalu disampaikan secara verbalisme atau hafalan

menyebabkan siswa cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran IPS. aktivitas

belajar siswa masih rendah dan kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut peneliti akan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role Playing berbantuan

Audio Visual. Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role

Playing berbantuan Audio Visual yang akan diuji apakah efektif terhadap variabel

Y hasil belajar IPS siswa kelas V. Setelah dilakukan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Audio Visual dan Role

Playing berbantuan Audio Visual maka diharapkan dapat efektif terhadap variabel

Y (hasil belajar), dimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V

tinggi. Kerangka berpikir tersebut dapat dilihat pada Bagan 2.2. Berdasarkan
50

masalah yang telah dideskripsikan dan kerangka teori yang telah digambarkan,

maka peneliti dalam proposal ini telah merancang kerangka berpikir yang akan

digunakan sebagai penyusunan hipotesis.

Bagan 2.2 Alur Kerangka Berpikir

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah lebih efektif

pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Audio Visual daripada Role

Playing berbantuan Audio Visual terhadap hasil belajar IPS kelas V SD.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu menggunakan metode

penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode penelitian

eksperimen diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Desain penelitian ini yaitu eksperimen kuasi (quasi experimental design)

bentuk pretest posttest control group design. Quasi experimental design

diterapkan karena dalam penelitian pembelajaran peneliti tidak sepenuhnya

mengontrol seluruh variabel yang ada. Peneliti hanya dapat mengontrol beberapa

variabel saja. Kelompok eksperimen pertama adalah kelompok yang diberi

perlakuan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning berbantuan Audio Visual, sedangkan kelompok eksperimen kedua

menerapkan model pembelajaran Role Playing berbantuan Audio Visual. Setelah

kelompok eksperimen diberi perlakuan, kemudian kelompok tersebut diberi tes

akhir untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini disajikan sebagai

berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen

Kelompok Pretest Treatmen Posttest

Eksperimen 1

Eksperimen 2

51
52

Keterangan :

: perlakuan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan


Audio Visual

: perlakuan menggunakan model Role Playing berbantuan Audio Visual


01 : hasil pretest kelompok eksperimen 1
02 : hasil posttest kelompok eksperimen 1
03 : hasil pretest kelompok eksperimen 2
04 : hasil posttest kelompok eksperimen 2
Sebelum diberi perlakuan, masing-masing kelompok dianalisis

kesamaannya dengan menggunakan nilai pretest ) dan ) hasil

belajar IPS materi menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, analisis ini

dimaksudkan untuk mengetahui keadaan awal homogenitas dan normalitas,

kemudian kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan menggunakan model Problem

Based Learning berbantuan Audio Visual ), sementara kelompok

eksperimen 2 diberi perlakuan dengan menggunakan model Role Playing

berbantuan Audio Visual ), selanjutnya kedua kelompok tersebut diberikan

posttest ) dan ) sebagai pembanding bagi perlakuan yang diberikan

kepada kedua kelompok.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi SDN Sulang 2 Kecamatan

Sulang, Kabupaten Rembang dikarenakan populasi tersebut telah memenuhi

persyaratan sebagai populasi yang bersifat homogen, berdasarkan uji

homogenitas menggunakan SPSS 23 nilai ulangan akhir semester gasal (UAS)


53

tahun ajaran 2016/2017 terdapat dua kelas dalam SDN Sulang 2 yaitu kelas VA

yang berjumlah 25 siswa dan kelas VB yang berjumlah 25 siswa SDN Sulang 2

Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik

nonprobability sampling tipe sampel penuh. Semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel penelitian karena jumlah populasinya hanya terdiri dari dua kelas

dan dalam penentuan uji syarat SD tersebut yang memenuhi homogenitas data.

Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VA

sebagai kelas eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning berbantuan Audio Visual dan kelas VB sebagai kelas eksperimen 2

menggunakan model Role Playing berbantuan Audio Visual.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 60).

Variabel penelitian meliputi variabel bebas dan terikat.

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2015:

61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Problem Based Learning

berbantuan Audio Visual dan model Role Playing berbantuan Audio Visual yang

digunakan dalam pembelajaran IPS kelas V.

3.3.2 Variabel Terikat


54

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPS siswa kelas V.

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Sulang 2 untuk mata pelajaran

IPS. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun

ajaran 2016/2017 pada tanggal 19 Maret 2017 sampai dengan 3 Juni 2017.

Teknik pelaksanaan penelitian diberikan perlakuan selama 3 kali pertemuan pada

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 secara bergantian dan

terjadwal sesuai jadwal pelajaran kelas yang bersangkutan.

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.1 Tes

Arikunto (2010 : 193) menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Tes ini dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran untuk mengukur

hasil belajar kognitif pembelajaran IPS kelas V SD.

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah tes awal (pretest)

dan tes akhir (postest). Soal diberikan sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk

soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

3.4.1.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus


55

diteliti (Sugiyono: 2010:194). Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui permasalahan pembelajaran yang berlangsung di kelas V SDN

Sulang 2 Kabupaten Rembang. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai

acuan untuk menentukan model pembelajaran yang akan digunakan pada kelas

eksperimen.

3.4.1.3 Observasi

Observasi adalah instrument lain yang sering dijumpai dalam penelitian

yang digunakan (Sukardi, 2004: 78). Observasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah observasi terbuka dimana pada peneliti dalam menjalankan tugasnya

di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka. Sehingga antara

peneliti dan responden tidak ada hal yang disembunyikan. Observasi ini

digunakan untuk mendapatkan data–data yang diperlukan dan dengan observasi

ini akan diperoleh data–data mengenai aktifitas siswa selama dalam kegiatan

pembelajaran.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat ukur dalam penelitian atau

dengan kata lain suatu alat yang digunakan mengukur fenomena maupun sosial

yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian

(Sugiyono, 2015: 148). Instrumen digunakan untuk mengukur variabel yang

diteliti adalah instrument tes. Tes merupakan seperangkat tugas yang harus

dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik

untuk mengukur tingkat pemahaman dan penugasannya terhadap cakupan materi


56

yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran tertentu (Poerwanti,

2008:1.5).

Instrumen penelitian ada dua macam yaitu instrumen pelaksanaan

pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Instrumen pelaksanaan

pembelajaran adalah instrumen yang digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung berupa perangkat pembelajaran. Instrumen pengumpul data adalah

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar dari pretest dan

postest.

3.4.2.1 Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

Instrumen pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini adalah silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar dan lembar kerja siswa.

Instrumen pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini telah divalidasi oleh

pakar atau ahli dibidangnya untuk memperoleh data kelayakan instrumen

sebelum diterapkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum

dilakukan uji coba, terlebih dahulu instrumen divalidasikan oleh ahli dan

praktisi. Validasi instrumen divalidasi oleh ahli yaitu dua dosen ahli pendidikan

dan satu praktisi yaitu guru mata kelas. Hasil validasi ahli dan praktisi terhadap

instrumen tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2. Untuk lebih lengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran.

Tabel 3.2. Hasil Validasi Ahli dan Praktisi terhadap Instrumen


Instrumen Rata-rata Skor Presentase Kriteria
Validator 1 80 80% Sedang
Validator 2 85 85% Sedang
Rata-rata 83 83% Sedang

3.4.2.2 Instrumen Pengumpul Data


57

Instrumen pengumpul data pada penelitian ini terdiri dari instrumen non

tes dan instrumen tes. Pada penelitian ini instrumen non tes adalah lembar

observasi aktivitas siswa sedangkan instrumen tes adalah validitas tes,

reliabilitas tes, taraf kesukaran soal dan daya beda soal.

3.4.2.2.1 Instrumen Non Tes

Instrumen non tes dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas

siswa selama proses pembelajaran menggunakan model Problem Based

Learning berbantuan Audio Visual dan model Role Playing berbantuan Audio

Visual. Instrumen non tes ini divalidasi terlebih dahulu menggunakan validitas

konstruk atau pendapat para ahli tentang aspek-aspek yang diukur dengan teori

tertentu, kemudian dikonsultasikan dengan ahli. Setelah divalidasi instrumen

lembar observasi aktivitas siswa digunakan pada pelaksanaan pembelajaran di

kelas eksperimen yaitu menggunakan model Problem Based Learning

berbantuan Audio Visual dan model Role Playing berbantuan Audio Visual.

3.4.2.2.2 Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian adalah soal evaluasi yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar kognitif siswa. Instrumen tes berupa soal berbentuk

pilihan ganda untuk mengukur penguasaan dan pemahaman konsep siswa dalam

mata pelajaran IPS setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem

Based Learning berbantuan Audio Visual dan model Role Playing berbantuan

Audio Visual. Tes diberikan sebanyak dua kali yaitu pretest dan postest. Pretest

digunakan untuk mengetahui kondisi awal kelompok eksperimen sebelum diberi

perlakuan. Posttest diberikan kepada kelompok eksperimen setelah


58

mendapatkan perlakuan dalam pelaksanaan penelitian yang hasilnya akan

dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian.

Sebelum soal evaluasi digunakan, peneliti melakukan uji coba soal. Dalam

penelitian ini, uji coba soal dilaksanakan di SD Negeri 1 Sulang. Peserta didik

yang mengikuti uji coba soal sebanyak 29 siswa. Uji coba bertujuan untuk

memperoleh soal yang valid dan reliabel dalam mengukur data yang diinginkan

sehingga diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Selain itu, soal uji

coba juga dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda soal.

Soal uji coba terdiri dari 60 soal pilihan ganda.

Instrumen tes tertulis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Setiap soal mempunyai bobot 1 jika

jawaban benar dan 0 jika jawaban salah. Penskoran hasil tes tersebut

menggunakan pedoman penskoran khusus bentuk penilaian sebagai berikut:

N= x 100
Keterangan:

B = banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk

pilihanganda) atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal

pada tes bentuk penguraian).

St = skor teoritis (banyaknya butir soal, jumlah skor seluruhnya).

N = nilai

(Poerwanti dkk, 2008)

1. Uji Validitas Soal


59

Sebuah instrumen dikatakan valid atau sahih apabila alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid sehingga dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2015: 173).

Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas instrumen dalam penelitian

ini adalah rumus korelasi product moment angka kasar.

Rumus korelasi product moment:

N  XY  ( X )(  Y )
rxy 
N  X 2
 ( X ) 2 N  Y 2  ( Y ) 2 

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑X = jumlah nilai X
∑Y = jumlah nilai Y
N = jumlah subjek yang diteliti
∑X2 = jumlah kuadrat nilai X
∑Y2 = jumlah kuadrat nilai Y
(Sugiyono, 2015: 255).

xy kemudian dikonsultasikan dengan nilai tabel r


Setelah diperoleh harga r

rxy  rtabel
kritik product momen dengan taraf α = 5%, jika nilai maka soal

rxy  rtabel
dikatakan valid dan soal yang tidak valid jika
.

Uji coba soal terdiri dari 60 butir soal dengan hasil perhitungan validitas

uji coba soal disajikan pada Tabel 3.3 untuk soal pilihan ganda. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 3.3. Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda


No. Kriteria No. Soal
60

1. Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 13, 15, 16, 18, 22, 28, 31, 35, 36, 38,
39, 40, 41, 43, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,
59, 60
2. Tidak Valid 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 24, 25,
26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 37, 42, 44, 45, 46, 47, 48
2. Tingkat Kesukaran Soal

Indeks kesukaran soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran

suatu soal. Terdapat tiga kriteria kesukaran soal, yaitu mudah, sedang, dan sukar.

Besarnya indeks kesukaran soal dapat dihitung dengan rumus:

B
I=
N
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
I = tingkat kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa/peserta

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal


Interval I Kriteria
0,00 < I ≤ 0,30 Sukar
0,31 < I ≤ 0,70 Sedang
0,71 < I ≤ 1 Mudah

Soal yang akan diujikan memiliki perbandingan soal dengan tingkat

kesukaran mudah, sedang, dan sukar yang ditentukan atas kurva normal yaitu

3:4:3 dengan 30% soal mudah, 40% soal sedang, dan 30% soal sukar.

3. Daya Beda Soal

Daya pembeda soal dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara skor

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal adalah sebagai berikut.


61

BA BB
DP = − =PA−PB
JA JB

(Arikunto, 2010)
Keterangan:
DP = daya pembeda
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya siswa kelompok atas
JB = banyaknya siswa kelompok bawah
PA = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Soal


Koefisien Korelasi Kriteria
0,00 - 0,20 Jelek
0,20 - 0,40 Cukup
0,40 - 0,70 Baik
0,70 - 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2010)

Berdasarkan hasil analisis validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan

reliabilitas pada soal uji coba, diperoleh 20 butir soal pilihan ganda yang baik

dan dapat digunakan sebagai soal pretest atau postest. Nomor yang dapat

digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 13, 15, 16, 18, 22, 28, 31, 35, 36, 38, 39, 40, 41,

dan 43.

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya mampu mengukur apa yang hendak diukur. Suatu

instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015:

173). Untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus Kuder Richardson,


62

formula ini yang dikenal dengan KR-21, dalam perhitungannya menggunkan rata-

rata harga p dari keseluruhan item.

Rumus KR-21:

Keterangan :
k = banyaknya item

= rata-rata p

= varians skor tes


(Azwar, 2011: 83).

Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan

kemudian harga tersebut dibandingkan dengan harga r product

moment pada tabel. Jika > maka item tes yang akan diuji

cobakan reliabel.

Pengujian analisis uji coba soal pilihan ganda diperoleh =

0,947. Kriteria pada tabel r product momen untuk r(5%)29=0,367, maka =

0,367. Untuk soal pilihan ganda = 0,880 > = 0,367.

Dengan kriteria tersebut, maka soal dapat dikatakan reliabel.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah

mengadakan penelitian, sehingga akan didapat simpulan tentang keadaan yang

sebenarnya dari obyek yang diteliti. Analisis data dalam penelitian ini

terbagi menjadi dua yaitu analisis data awal dan analisis data akhir. Analisis data

awal adalah uji yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal sampel. Analisis
63

data awal menggunakan data pretest. Sedangkan analisis tahap akhir

dilakukan pada data hasil postest kedua kelas. Analisis data akhir bertujuan

untuk menguji hipotesis.

3.5.1 Analisis Data Tahap Awal

3.5.1.1 Uji Normalitas Data Awal

Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan uji

selanjutnya.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Uji normalitas ini dihitung dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dengan program berbantuan SPSS 23. Jika nilai sig > 0,05, maka Ho

diterima dan data berdistribusi normal.

3.5.1.2 Uji Homogenitas Data Awal

Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah kelompok eksperimen pertama mempunyai varians yang sama atau

tidak dengan kelompok eksperimen kedua. Jika kelas-kelas tersebut memiliki

varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis

statistik yang diuji adalah sebagai berikut.

Ho : µ1 = µ 2 (varians antar kelas tidak berbeda/ data homogen)

Ha : µ1 ≠ µ 2 (varians antar kelas tidak sama/ data tidak homogen)


64

Untuk menentukan homogenitas menggunakan Lavene test berbantuan

SPSS 23 dengan taraf signifikan 0,05% (5%). Jika nilai sig > 0,05 maka Ho

diterima berarti varians homogen.

3.5.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata pretest

kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Hipotesisnya adalah sebagai

berikut.

H0 : µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan rata-rata)


Ha : µ1 ≠ µ2 (ada perbedaan rata-rata)
Keterangan:
µ1 = nilai rata-rata kelas eksperimen 1
µ2 = nilai rata-rata kelas eksperimen 2
Uji kesamaan rata-rata dihitung dengan bantuan program SPSS 23

menggunakan independent sample t-test dengan kriteria pengujian Ho diterima

jika nilai signifikannya > 0,05. Ho diterima jika thitung > ttabel dengan derajat

kebebasan untuk daftar distribusi t adalah d(k) = n1 + n2 – 2.

3.5.2 Analisi Tahap Akhir

Analisis data postest dibagi menjadi dua yaitu analisis penerapan model

Problem Based Learning dan model pembelajaran Role Playing berbantuan

Audio Visual. Analisis data akhir diuji setelah masing-masing memperoleh

perlakuan yang berbeda.

3.5.2.1 Analisis Keefektifan Model Problem Based Learning dan Model

Role Playing berbantuan Audio Visual terhadap Hasil Belajar


65

3.5.2.1.1 Uji Normalitas Data Akhir

Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis

berdistribusi normal atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan uji

selanjutnya. Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Uji normalitas ini dihitung dengan menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dengan program berbantuan SPSS 23. Jika nilai sig > 0,05, maka Ho

diterima dan data berdistribusi normal.

3.5.2.1.2 Uji Homogenitas Data Akhir

Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah kelompok eksperimen pertama mempunyai varians yang sama atau

tidak dengan kelompok eksperimen kedua. Jika kelas-kelas tersebut memiliki

varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Hipotesis

statistik yang diuji adalah sebagai berikut.

Ho : µ1 = µ 2 (varians antar kelas tidak berbeda/ data homogen)

Ha : µ1 ≠ µ 2 (varians antar kelas tidak sama/ data tidak homogen)

Untuk menentukan homogenitas menggunakan Lavene test berbantuan

SPSS 23 dengan taraf signifikan 0,05% (5%). Jika nilai sig > 0,05 maka Ho

diterima berarti varians homogen.

3.5.2.1.3 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal

Perhitungan ketuntasan belajar klasikal digunakan untuk mengetahui

presentase siswa berdasarkan kriteria ketuntasan yang dapat dilihat berdasarkan


66

nilai hasil belajar (postest). Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika nilai rata-

rata ≥75% siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang

ditetapkan yaitu 70. Siswa mencapai ketuntasan belajar individual jika

mencapai nilai akhir ≥ 70. Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan rumus :

Keterangan:
= presentase ketuntasan belajar klasikal
= banyaknya siswa yang tuntas belajar individual
= banyak seluruh siswa

Kriteria ketuntasan klasikal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Kriteria Ketuntasan Klasikal Siswa


Kriteria ketuntasan Minimal (KKM)
Kualifikasi
Individu Klasikal
≥ 70 ≥75% Tuntas
< 70 <75% Tidak Tuntas

3.5.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar siswa setelah

diberi perlakuan berbeda antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk

menguji perbedaan dua rata-rata dilakukan uji statistika dua pihak yaitu uji

pihak kiri. H0 : µ1 = µ2 (tidak ada perbedaan rata-rata)

Ha : µ1 ≠ µ2 (ada perbedaan rata-rata)

Keterangan: µ1 = nilai rata-rata kelas eksperimen 1

µ2 = nilai rata-rata kelas eksperimen 2

Uji kesamaan rata-rata dihitung dengan bantuan program SPSS 23

menggunakan independent sample t-test dengan kriteria pengujian Ho diterima


67

jika nilai signifikannya > 0,05. Ho diterima jika thitung > ttabel dengan derajat

kebebasan untuk daftar distribusi t adalah d(k) = n1 + n2 – 2.

3.5.2.1.5 Uji N-Gain

N-gain adalah normalisasi gain yang digunakan untuk mengukur

perkembangan hasil belajar siswa. Nilai N-Gain ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut. N-Gain diperoleh dari hasil pretest dan

postest.

N-Gain =

(Lestari, 2014:234-236)

Tinggi atau rendahnya nilai N-Gain ditentukan berdasarkan kriteria

berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Nilai N-Gain


Kriteria Nilai N-Gain Kategori
N-Gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N-Gain < 0,70 Sedang
N-Gain ≤ 0,30 Rendah
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sulang Kabupaten

Rembang. Sekolah Dasar Negeri Sulang Kabupaten Rembang terletak di Jl.

Pesantren no.1 Sulang. Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Sulang

Kabupaten Rembang dengan jumlah siswa 50 anak.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas V khususnya pada mata pelajaran

IPS siswa jarang sekali belajar dalam bentuk kelompok mereka sering bekerja

sendiri, Guru hanya menjelaskan konsep tanpa ada kegiatan siswa dalam

pembelajaran dengan kelompok. Oleh karena itu peneliti memilih kelas V SD

Negeri 2 Sulang Kabupaten Rembang sebagai subyek penelitian dengan bahan

penelitian adalah untuk mengetahui model yang paling efektif antara model

pembelajaran Problem Based Learning dengan Role Playing berbantuan audio

visual terhadap hasil belajar siswa.

4.1 Hasil Penelitian

Kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 harus memiliki kondisi awal

yang sama sebelum diberikan perlakuan, sehingga perlu dilakukan uji normalitas

dan uji homogenitas.

Tabel 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Jumla Nilai Nilai Ketuntasa


Rata-
Data Kelas h Tertingg Terenda n Klasikal
rata
Siswa i h (%)
Pretest Eksperimen 25 75 35 55,6 20
1

68
69

Eksperimen
25 75 25 51,8 20
2

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dihitung dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov

dengan program berbantuan SPSS 23. Hasil perhitungan pada nilai pretest dan

posttest kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh nilai sig = 0,200.

Karena nilai sig > 0,05 maka Ho diterima sehingga data kelas berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas pretest dan posttest terdapat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Normalitas Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2


Kelas Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Hasil Pretest_E1 .246 25 .200
Posttest_E1 .233 25 .200
Pretest_E2 .314 25 .200
Posttest_E2 .251 25 .200

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini menggunakan program SPSS 23. Jika nilai


signifikansi > 0,05 maka kedua kelas dalam penelitian ini bersifat homogen. Hasil
uji homogenitas pretest sebesar 0,215 dan posttest sebesar 0,289. Hal itu
menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut bersifat homogen karena memiliki nilai
signifikansi > 0,05. Hasil uji homogenitas pretest dan posttest terdapat pada Tabel
4.3 dan Tabel 4.4.

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Pretest


Levene
Statistic Df1 Df2 Sig.
HASIL_BELAJAR Based On Mean 1.582 1 48 .215
Based On Median 1.628 1 48 .208
70

Based On Median And


1.628 1 40.961 .209
With Adjusted Df
Based On Trimmed
2.198 1 48 .145
Mean

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Posttest


Levene
Statistic Df1 Df2 Sig.
HASIL_BELAJAR Based On Mean 1.150 1 48 .289
Based On Median .696 1 48 .408
Based On Median And
.696 1 48.000 .408
With Adjusted Df
Based On Trimmed
1.133 1 48 .292
Mean

4.1.1 Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 1

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah diberi perlakuan

menggunakan hasil belajar nilai pretest dan posttest kelas eksperimen yang

dianalisis. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen terdapat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1

Ketuntasan
Nilai Nilai Rata-
Data Klasikal Kriteria
Tertinggi Terendah rata
(%)
Pretest 75 20 55,6 20 Sangat rendah
Posttest 85 60 77,4 84 Tinggi

Data posttest di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa

setelah diterapkan perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning. Sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata kelas hanya sebesar 55,6

dengan ketuntasan klasikal sebanyak 20% (sangat rendah). Namun, setelah

diterapkan pembelajaran Problem Based Learning, nilai rata-rata kelas meningkat


71

menjadi 77,4 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 84% (tinggi). Persentase

ketuntasan dan peningkatan hasil belajar pada kelas yang diberi perlakuan

menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat pada Gambar

4.1 dan 4.2

Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen 1

Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1

Peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen menunjukkan bahwa

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di kelas V SD.


72

4.1.2 Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 2

Strategi pembelajaran Role Playing diterapkan pada kelas eksperimen 2.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan menggunakan

strategi pembelajaran Role Playing, hasil pretest dan posttest kelas eksperimen 2

dianalisis. Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen 2 dapat dilihat pa Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 2

Ketuntasan
Nilai Nilai Rata-
Data Klasikal Kriteria
Tertinggi Terendah rata
(%)
Pretest 75 25 51,8 20 Sangat rendah
Posttest 85 50 68,4 56 Cukup

Data di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah

diterapkan strategi pembelajaran Role Playing. Sebelum diberi perlakuan nilai

rata-rata kelas hanya sebesar 51,8. Namun, setelah diterapkan strategi

pembelajaran Role Playing, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 68,4 dengan

ketuntasan klasikal sebanyak 56% (tinggi). Persentase ketuntasan dan peningkatan

hasil belajar pada kelas yang diberi perlakuan menggunakan strategi pembelajaran

Role Playing dapat dilihat pada Gambar 4.3 dan 4.4


73

Gambar 4.3 Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen 2

Gambar 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2

Peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen 2 menunjukkan bahwa

strategi pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di kelas V SD.

4.1.3 Analisis t-tes

Uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t dua pihak dengan

berbantuan SPSS 23. Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau Ha ditolak


74

adalah dengan melihat nilai t dalam kolom t-test for equality of means. Nilai thitung

dibandingkan dengan nilai ttabel, jika nilai thitung lebih besar dari ttabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Pengambilam keputusan bisa juga dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika nilai sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika < 0,05 maka Ho

ditolak. Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata pretest dapat dilihat pada

Tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretest


Sig. (2- T.Hitun T.Tabe
Kelas N Mean Sig. Df
tailed) g l
2
Eksperimen 1 55,6
5
.267 .281 1.090 2.011 48
2
Eksperimen 2 51,8
5

Apabila data yang diuji bersifat homogen, maka uji t menggunakan output

equal variances assumed. Jika data yang diuji tidak bersifat homogen, maka uji t

menggunakan output equal variances not assumed. Hasil uji homogenitas pada

kolom Lavene test diperoleh nilai sig 0,267 > 0,05 artinya data tersebut berasal

dari kelompok sampel yang homogen sehingga uji t menggunakan output equal

variances assumed. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 23 berdasarkan

distribusi t dengan df = 48 dan α = 0,05 diperoleh ttabel = 2,011 sehingga thitung

> ttabel yaitu 1,090 < 2,011 dan berdasarkan nilai signifikansi 0,281 < 0,05.

Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan maka dapat disimpulkan

bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada perbedaan hasil pretest antar

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.


75

Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata posttest dapat dilihat pada

Tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postest


Sig. (2- T.Hitun T.Tabe
Kelas N Mean Sig. Df
tailed) g l
2
Eksperimen 1 77,4
5
.289 .000 3.813 2.011 48
2
Eksperimen 2 68,4
5

Apabila data yang diuji bersifat homogen, maka uji t menggunakan output

equal variances assumed. Jika data yang diuji tidak bersifat homogen, maka uji t

menggunakan output equal variances not assumed. Hasil uji homogenitas pada

kolom Lavene test diperoleh nilai sig 0,289 > 0,05 artinya data tersebut berasal

dari kelompok sampel yang homogen sehingga uji t menggunakan output equal

variances assumed. Hasil perhitungan menggunakan SPSS 23 berdasarkan

distribusi t dengan df = 48 dan α = 0,05 diperoleh ttabel = 2,011 sehingga thitung

> ttabel yaitu 3,813 > 2,011 dan berdasarkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.

Mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan maka dapat disimpulkan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima.

Hasil perhitungan analisis t-test juga menunjukkan nilai t dalam kolom T-

Test for Equality of Means nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar posttest

kognitif siswa kelas eksperimen 1 yang menggunakan pembelajaran Problem

Based Learning dengan kelas eksperimen 2 yang menggunakan pembelajaran

Role Playing.
76

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPS di kelas V adalah 75.

Sebanyak 21 siswa (84%) kelas eksperimen 1 mendapat nilai di atas KKM.

Sedangkan, pada kelas eksperimen 2 terdapat 14 (56%) mendapat nilai di atas

KKM. Nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut.

Gambar 4.5 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2

4.1.4 Analisis Gain

Analisis gain digunakan untuk menganalisis peningkatan pencapaian hasil

belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

Problem Based Learning dan Role Playing.

Hasil perhitungan analisis gain menunjukkan untuk kelas eksperimen 1

memperoleh skor 0,965 dengan kategori tinggi. Sedangkan, hasil perhitungan

analisis gain untuk kelas eksperimen 2 memperoleh skor 0,525 dengan kategori
77

sedang. Hasil perhitungan analisis gain kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen

2 dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.9 Hasil perhitungan analisis gain Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2

Nilai Rata-rata N-Gain


Kelas n Kriteria
(Rentang: 0,00-1,00)
Eksperimen 1 25 0,965 Tinggi
Eksperimen 2 25 0,525 Sedang
4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SDN Sulang 2 Kecamatan Sulang, Kabupaten

Rembang dikarenakan populasi tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai

populasi yang bersifat homogen, terdapat dua kelas V dalam SDN Sulang 2 yaitu

kelas VA yang berjumlah 25 siswa dan kelas VB yang berjumlah 25 siswa SDN 2

Sulang Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru dan siswa kelas V ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanan

pembelajaran IPS antara lain siswa kurang antusias karena siswa malas untuk

menghafal, media yang digunakan kurang maksimal, guru sangat mendominasi

proses belajar mengajar dan siswa cenderung pasif dalam kegiatan tanya jawab.

Berdasarkan observasi kondisi awal hasil belajar nilai rapor mata pelajaran

IPS semester gasal (2016/2017) sebagai berikut, kelas Va terdiri dari 25 siswa

hanya 11 siswa (44%) yang mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu 75, sedangkan sisanya 14 siswa (56%) nilainya dibawah KKM

(75).Untuk kelas VB terdiri dari 25 siswa hanya 11 siswa (44%) yang

mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan

sisanya 14 siswa (56%) nilainya dibawah KKM (75). Hal tersebut menunjukan
78

mayoritas siswa kelas V SDN 2 Sulang belum memenuhi pencapaian KKM

pembelajaran IPS.

Sebelum diberi perlakuan nilai rata-rata kelas hanya sebesar 55,6 dengan

ketuntasan klasikal sebanyak 20% (sangat rendah). Namun, setelah diterapkan

pembelajaran Problem Based Learning, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi

77,4 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 84% (tinggi). Persentase ketuntasan dan

peningkatan hasil belajar pada kelas yang diberi perlakuan menggunakan

pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan penelitian oleh Asniadarni

(2018) model PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan wawancara terhadap guru dan siswa setelah dilaksanakan

penelitian antara lain dengan permasalahan yang ditampilkan sesuai dengan

kondisi siswa sehingga dapat menemukan solusi yang sesuai dengan kenyataan.

Siswa sangat tertarik dengan video sejarah yang ditampilkan dan antusias untuk

melaksanakan peran sebagai tokoh pahlawan. Guru mempunyai peran penting

dalam membantu siswa untuk menemukan permasalahan dan berlangsungnya

proses bermain peran agar waktu dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa pembelajaran Problem

Based Learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

IPS. Sesuai dengan hasil penelitian oleh Endang Eka W & Sri Hartati (2010)

bahwa model PBL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi

keterampilan guru, aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar. Persentase

ketuntasan dan peningkatan hasil belajar pada kelas yang diberi perlakuan
79

menggunakan pembelajaran problem based learning berbantuan audio visual

sesuai dengan penelitian oleh Asniadarni (2018) model PBL dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Ahamad (2017) menyimpulkan bahwa adanya

pengaruh positif dari PBL perolehan dan retensi pengetahuan dalam

pembelajaran. Hartuti (2018) menyatakan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah berbantuan audio visual berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa.

Vera (2018) menyimpulkan bahwa penggunaan model PBL berbantuan audio

visual dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Permasalahan yang dijadikan materi untuk menemukan solusi terbukti

dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk menyelesaikan masalah dengan

baik. Pendidik memberikan motivasi agar siswa tidak mudah menyerah dalam

menemukan solusi dari permasalahannya, sehingga terjadi interaksi yang baik

antara pendidik dan siswa. Sesuai dengan hasil penelitian oleh Cahyo (2018)

menyimpulkan bahwa model PBL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

terbukti dengan meningkatnya hasil belajar IPS. Herdini (2019) menyatakan

bahwa model pembelajaran berbasis masalah berbantuan alat peraga manipulatif

dapat meningkatkan efikasi diri pada setiap dimensi, dimensi magnitude, dimensi

kekuatan, dan dimensi umum. Rivaldi (2018) menyimpulkan bahwa terdapat

pengaruh model pembelajaran problem based learning berbantuan media audio

visual terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan, yakni peningkatan hasil

belajar. Syaribuddin (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh penerapan

model pembelajaran PBL dengan media audio visual terhadap penguasaan konsep
80

dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Nilai rata-rata meningkat dan

indikator kemampuan berpikir kritis mendapatkan nilai tinggi.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2018) mennyatakan bahwa

model pembelajaran PBL berbantuan role playing meningkatkan motivasi siswa

dan hasil belajar IPS. Wardono (2018) menyimpulkan bahwa pembelajaran PBL

dapat meningkatkan literasi matematika pada siswa. Prima (2017) menyimpulkan

bahwa adanya peningkatan hasil belajar antara pra bermain peran dan pasca

bermain peran. Mustafa (2018) menyatakan bahwa proses pembelajaran telah

tampak semangat siswa dalam belajar karena metode bermain peran (role playing)

siswa secara langsung melakukan pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil

belajar PKn. Mardalena (2018) menunjukan bahwa penerapan model

pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran IPS di kelas V adalah 75.

Sebanyak 21 siswa (84%) kelas eksperimen 1 mendapat nilai di atas KKM.

Sedangkan, pada kelas eksperimen 2 terdapat 14 (56%) mendapat nilai di atas

KKM. Dari hasil tersebut model Problem Based Learning berbantuan Audio

Visual lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran Role Playing

berbantuuan Audio Visual. Fachrurazi (2011) berpendapat dalam penelitiannya

bahwa pembelajaran dengan model PBL merupakan pembelajaran yang efektif

digunakan untuk pembelajaran di kelas. Hal ini dapat diketahui dari Tabel 4.5

yaitu hasil tes kognitif pada kelas eksperimen 1 yang menerapkan pembelajaran

Problem Based Learning lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2 yang


81

menggunakan model Role Playing. Strobel & Barneveld (2009) menyatakan

model PBL lebih efektif dibandingkan dnegan model pembelajaran konvensional.

Kemudian harus ada interaksi antara guru dan siswa agar proses

pembelajaran menjadi aktif, dapat berupa tanya jawab saat kegiatan diskusi

berlangsung. Guru sebagai moderator dapat menanggapi hasil diskusi yang

disampaikan didepan kelas ataupun memberi kesempatan kelompok lain untuk

memberikan tanggapan. Keaktifan siswa dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa (Susanto, 2012). Sesuai dengan hasil penelitian Purbiyanti (2017) bahwa

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah proses yang

berkesinambungan, sehingga perlu membutuhkan waktu untuk mencapainya.

Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan semangat dan rasa

keingintahuan siswa dalam pembelajaran, dengan adanya video dapat membuat

siswa lebih fokus dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Ernaledy (2016), Ananda (2017) dan Salamah

(2017) menyimpulkan bahwa media audio visual dapat meningkatkan hasil

belajar. Prayudi (2017) menyatakan bahwa adanya pengaruh media audio visual

dengan pendekatan metakognitif berbasis masalah terhadap hasil belajar siswa,

yaitu peningkatan hasil belajar. Imanudin (2016) menyimpulkan besarnya

pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa dalam

pembelajaran PKn.
82

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lebih efektif

yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan

Audio Visual dibandingkan pembelajaran Role Playing berbantuan Audio Visual.


83

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning berbantuan Audio

Visual lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran Role Playing berbantuan

Audio Visual dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas V SD.

5.2 Saran

Model pembelajaran Problem Based Learning sangat efektif digunakan

dalam pembelajaran, permasalahan yang disajikan harus disesuaikan dengan

kondisi siswa dalam kegiatan sehari-hari agar siswa dapat menemukan solusi

secara nyata. Dalam model pembelajaran Role Playing perlu diperhatikan waktu

dalam melaksanakan proses bermain peran agar berjalan sesuai dengan rencana

yang telah disepakati. Latihan secara rutin untuk dapat menampilkan peran yang

maksimal dan memahami makna serta nilai-nilai yang terkandung dari peran yang

ditampilkan. Kelompok primer dapat dibagi menjadi kelompok sekunder sesuai

dengan peran yang didapat agar lebih fokus dalam menghayati tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Agustin. (2017). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan


Menerapkan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution
Posing di Smp Negeri 15 Kota Bengkulu. Jurnal Penelitian Pembelajaran
Matematika Sekolah,1(1): 1-10

Ahamad, S. N. S. H., Li, H-C., Shahrill, M. & Prahmana, R.C.I. (2017).


Implementation of problem-based learning in geometry lessons. Journal of
Physics: Conference Series, 943: 1-14

Ali, R. (2010). Effect of Using Problem Solving Method in Teaching Mathematics


on the Achievement of Mathematics Students. Asian Social Science, 6(2):
67-72

Ananda, R. (2017). Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas IV SD Negeri 016
Bangkinang Kota. Jurnal Basicedu, 1(1): 21–30

Aqib, Z. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arends, R. I. (2013). Belajar untuk Mengajar Learning to Teach.Jakarta :


Salemba Humanika

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

Asniadarni. (2018). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia


Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Jurnal
Pendidikan Tambusai. 2(4): 556-572

Astika, I. K. U., Suma, K., & Suasta, I. W. M. (2013). Pengaruh Model


Pembelajaran dengan Masalah Terhadap Sikpa Ilmiah dan Keterampilan
Berpikir Kritis. Jurnal Penelitian PPs Undiksa, 3(1): 1-10

Astuti, A. E. (2009). Kajian Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga : Widya Sari press

Aryulina, D., & Riyanto. (2016). A Problem Based-Learning Model Biology


Education Courses to Develop Inquiry Teaching Competency of
Preservica Teachers. Cakrawala Pendidikan, 1 (1): 47-57

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

84
85

Bilgin, I., Enocak, E., & Sozbolor, M. (2009). The Effects of Problem Based
Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual
and Quantitative Problem in Gas Concepts. Eurasia Journal of
Mathematics, Science and Technology Education 5(2): 153-164

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,


Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Budiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret


University Press

Cahyo N. R., Wasitohadi, & Rahayu, T. S. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil


Belajar IPS Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan
Media Audio Visual Pada Siswa Kelas 4 SD. Jurnal Basicedu, 2(1): 28–32

Chakrabarty, S. (2013). Problem Based Learning: Cultural Diverse Students


Engagement, Learning and Contextualized Problem Solving In A
Mathematics Class. Wcik E-Journal Of Integration Knowledge, 2(5): 117-
129

Clorinda, A., Sugiyono, & Rosnita. (2018). Pengaruh Metode Role Playing
Terhadap Hasil Belajar IPS Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(9): 89-97

Danial, M. (2010). Pengaruh Strategi PBL Terhadap Keterampilan Metakognisi


dan Respon Mahasiswa. Jurnal Chemica. 11(2): 1-10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1993). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Depdikbud. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2003). Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2007). Standart Isi Tingkat SD/ MI . Jakarta: Depdiknas

Dewi, S. (2016). Penerapan Model Pembelajaran PBL untuk Meningkatkan


Keaktifan dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SDN Tangkil 01
Wlingi. Jurnal Pendidikan. 1 (3): 281-288

Djaali. (2000). Pengukuran Dalam Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana

Elnaledy. (2016). Menerapkan Metode Demonstrasi Melalui Media Audiovisual


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Guru Diklat Kelas I SDN 5 Kabupaten
Bengkalis Tahun 2016. Academic: Journal of Religion and Education, 13
(2): 145–152
86

Etrovia, E.A. (2013). Pemanfaatan media Audio Visual dalam Pembelajaran


Produktif Pertanian Guna Perolehan Keterampilan Sambung Pucuk. Jurnal
Penelitian, 21(5): 63-70

Fadhiila, H.N., Sunarso, A., Aji, M.P. (2016). Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Problem Based Learning Bermuatan Pendidikan Multikultural
untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar. Journal of Primary Education JJPE 5 (1): 74-80

Fatchurrahmah, A.E., & Sarwi, U. (2017). Pengaruh Problem Based Learning


melalui Demonstrasi dan Diskusi terhadap Kemampuan Verbal. Journal of
Primary Education JPE 6 (2):140-146

Fauzi, F. W,. (2013). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Skripsi. Lampung: Universitas Negeri
Lampung

Fitriono, Y., & Rochmad, W. (2015). Model PBL dengan Pendekatan PMRI
Berpenilaian Serupa PISA untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education Research
UJMER 4 (1): 56-65

Fujiyanto, A. (2016). Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Antar Makhluk Hidup. UPI
Jurnal Pena Ilmiah 1 (1): 841-850

Hake, R. (1998). Interactive-engagement vs. traditional methods: A six-thousand-


student survey of mechanics test data for introductory physics courses.
American Journal of Physics.v66 p64-74.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Hamruni. (2012). Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan.


Yogyakarta: Investidaya

Hanifah, D.P., Marwoto, P., & Sugianto. (2016). Pengaruh Kemampuan Kognitif
dan Memecahkan Masalah terhadap Sikap Ilmiah Siswa SD. Journal of
Primary Education JPE 5 (1):10-20

Hardiyanto., Susilawati., & Harjono. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran


Berbasis Masalah dan Ekspositori dengan Keterampilan Proses Sains
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTsN 1 Mataram Tahun Ajaran
2014/ 2015. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi. 1 (4): 249-256
87

Hartati, T., Widiyanto., & Nina, O. (2012). Penerapan Model Pembelajaran


Bermain Peran dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi. Unnes
Economic Education Analysis Journal. 1 (1): 1-6

Hartuti, H., Saptaningrum, E. & Murniati, N. A. N. (2018). Pengaruh Model


Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual terhadap Pemahaman
Konsep Siswa Kelas X  SMA N 6 Semarang Tahun Pelajaran
2014/2015. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 6(2): 8-14

Hasbi, M., Salimi, & Asran. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(9): 123-
131

Herdini, R. A., Suyitno, H. & Marwoto, P. (2019). Mathematical Communication


Skills Reviewed From Self-Efficacy by Using Problem Based Learning
(Pbl) Model Assisted with Manipulative Teaching Aids. Journal of
Primary Education, 8(1): 73-85

Hidayati. (2008). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis


dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ibrahim, M., & Nur, M. (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:


Unesa University Press.

Ibrahim, M. I., Mufhid., & Rochmad. (2017). Disposisi Matematis & Berpikir
Kritis Malalui PBL Realistik dalam Pembelajaran Barisan Deret Siswa
SMK 17 Parakan. Journal of Unnes, 1(1): 513-522

Imanudin, I., Zainuddin. & Syamsiati. (2016). Pengaruh Penggunaan Media


Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn
Kelas V. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 5(1): 1-10

Indrawati, R.M. (2013). Peningakatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi


Peristiwa Sekitar Proklamasi Melalui Bermain Peran. Journal of
Elementary Education. 2 (1): 1-20

Isnahuriyawati,S. J., & Anjarsari, P. (2016). Perbedaan Peningkatan Motivasi dan


Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik antara Kelas Indoor dan
Outdoor Learning pada Pembelajaran IPS Berbasis Masalah di SMP N 2
Kalasan. Jurnal Pendidikan ilmu Pengetahuan Alam, 5(2): 153-158
88

Jonassen, D. (2011). Suporting Problem Solving in PBL. Interdisciplinary


Journal of Problem-Based Learning, 5(2): 95-119

Joyce, B. Weil, M. &Calhoun, E. (2011). Models of Teaching Model-model


Pengajaran. Edisi 8.Diterjemahkan oleh: Achmad Fawaid dan Ateilla
Mirza. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Kencana, I. N. B. P., Arini, N. W., & Mahadewi, L. P. P. (2020). Learning Cycle


7E with Audio Visual Media Enhancing Science Learning Outcomes.
International Journal of Elementary Education, 4(3): 357–356

Keziah, A. (2010). A Comparative Study of Problem Based and Lecture Based


Learning In Secondary School Students. International Journal of
Scienceand Technology Education Research. 1(6): 143-153

Kurniasih, C. W. (2013). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika


Pecahan Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Media CD Interaktif
Pada SD Negeri Kebogadung 02 Brebes. Journal of Primary Education
UNNES 9(1): 1-10

Kuswidyanarko, A., & Wardono, I. (2017). The Analysys of Mathematical


Literacy on Realistic Problem Based Learning with E-Edmodo on
Student’s Self Efficacy. Journal of Primary Education JPE 6 (2): 103-113

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mardalena, D. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Sekolah Dasar. Primary,
7(1): 128–136

Mariani, S., Wardono, & Kusumawardani, E.D. (2014). The Effectiveness of


Learning by PBL Assisted Mathematics Pop Up Book Againts The Spatial
in Grade VIII on Geometry Matter. International Journal of Education
and Research 2 (8): 143-156

Marzuki, B. (2017). The Influence of Problem Based Learning and Citizen Model
in The Civic Education Learning on Student’s Critial Thinking Ability and
Self Discipline. CakrawalaPendidikan, 10 (3): 382-400

Masek, A., & Yamin, S. (2011). The Effect of Problem Learning Critical
Thinking Ability A Theorotical and Empirical Review. International
Review of Social Sciences and Humanities 2 (1): 215-221

Minarti, A. (2013). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap


Kemampuan Pemahaman Matematis, Kemampuan Pemecahan Masalah
89

Matematis, dan Keterampilan Sosial Siswa SMP. Skripsi. Semarang:


Universitas Negeri Semarang

Moutinho, S., Torres, J., Fernandes, I., Vasconcelos, I. (2015). Problem-based


Learning and Nature of Science: A Study with Science Teach. Journal
Procedia – Social and Behavioral Sciences, 191: 1871-1875

Muharoma, Yulia P. & Wulandari. (2014). Penerapan Model Problem Based


Learning Dengan Media Powerpoint Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA. Joyful Learning Journal 3(2): 1-8

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta :


Referensi GP Press Grop

Murtadlo. (2012). Penerapan Metode Role Playing Pada Standar Kompetensi


Memahami Kegiatan Pelaku Ekonomi di Masyarakat Mata Pelajaran IPS
Ekonomi sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMP 4 Kudus.
Economic Education Analysis Journal Unnes. 1 (1): 21-27

Murti. (2017). Penerapan Model Pembelajaran STAD Dan Media Audiovisual


Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa SD Negeri 9 Bengkalis Kabupaten
Bengkalis IV dan Hasil Belajar Materi Perubahan Lingkungan Fisik.
Academia: Journal of Religion and Education 13(2): 153–162

Muslimah, N. (2017). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan


Metode Role Playing pada Siswa Kelas III SDN 2 Gedongmulyo. Jurnal
Didakdita PGRI. 2 (2): 201-209

Mustafa. (2018). Penggunaan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar PKn Siswa Kelas VI SD
Negeri 016 Kundur. Jurnal Pajar, 2(4): 628–634

Muzakir, M. (2017). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa


Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Melalui Model Pembelajaran
Role Playing. Jurnal Paradigma. 9 (2): 1-20

Nasrullah, Sabri, & Rosnita. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar
Negeri Pontianak Kota. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(9): 154-162

Noviar, D.H.R.D. (2015). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis


Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X di
SMAN 2 Banguntapan T.A. 2014/2015. BIOEDUKASI 8 (2): 4-7
90

Novita, G. A. D. L., Sudana, N. & Riastini, N. (2014). Pengaruh Model


Pembelajran PBLTerhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V SD
di Gugus IV Diponegoro Kecamatan Medoyo. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2(1): 1-10

Nugraha, A.J., Suyitno, H., Susilaningsih, E. (2017). Analisis Kemampuan


Berpikir Kritis Ditinjau dari Keterampilan Proses Sains dan Motivasi
Belajar melalui Model PBL. Journal of Primary Education JPE 6(1): 35-
43

Palupi, A. (2013). Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model


Pembelajaran Role Playing dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas
V SDN Sekaran 02 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Park, S. & Choi, S. (2015). Effects of Problem-based Learning on the Learning


Attitudes, Critical Thingking Disposition and Problem-Solving Skills of
Nursing Students: Infant Care. Advanced Science and Technology Letter,
103: 192-196

Perdana, S. A., & Slameto. (2016). Penggunaan Metode Problem Based Learning
(PBL) Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar UNS, 4(2):
73-78

Perdani, P. (2014). Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan


Tradisional. Jurnal Pendidikan Usia Dini. 8 (I): 129-136

Poerwanti, E. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Pramestika, N. P. D., Wulandari, I. G. A. A., & Sujana, I. W. (2020).


Enhancement of Mathematics Critical Thinking Skills through Problem
Based Learning Assisted with Concrete Media. Journal of Education
Technology, 4(3): 254-263

Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:


DIVA Press

Prayudi, L.M.E., Sahidu, H. & Gunawan, G. (2017). Pengaruh Penggunaan Media


Audiovisual dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Masalah Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA di SMAN 1 Gerung Tahun
Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi, 3(1): 55-60
91

Prihantoro. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII B di


SMPN 3 Trucuk melalui Model Pembelajaran Role Playing Tahun
2012/2013. Unnes Indonesian Journal of History Education. 2 (1): 50-53

Prima, E.C., Putri, C.L. & Sudargo, F. (2017). Applying Pre and Post Role-Plays
Supported by Stellarium Virtual Observatory to Improve Students’
Understanding on Learning Solar System. Journal of Science Learning,
1(1): 1–7

Purbiyanti, E.D., Wasino., & Agus, N. (2017). Keefektifan Penerapan Model Role
Playing dan Paired Storytelling terhaap Aktivitas dan Hasil Belajar IPS.
Journal of Primary Education Unnes. 6 (1): 57-64

Purnamaningsih, I. G. A. I., Putra, D. K. N. S., & Wiarta, I. W. (2020). Learning


Cycle Model Assisted Audio Visual Increase Science Knowledge
Competence. International Journal of Elementary Education, 4(3): 291-
300

Putra, S.R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta:
DIVA Press

Rahayu, N. K. L. A., & Agustika, G. N. S. (2020). Improving Mathematics


Learning Outcomes Through Problem Based Instruction. International
Journal of Elementary Education, 4(3): 261-269

Rahayu, R., & Laksono, E.W. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran


IPA Berbasis Problem Based Learning di SPM.JurnalKependidikan 45
(1): 29-43

Rezkiani, N., Sugiyono, & Rosnita. (2018). Pengaruh Metode Problem Solving
Terhadap Hasil Belajar IPS di SD. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(9), 106-117

Rifa’i, A. & Anni, C. T. (2010). Psikologi Pendidikan. Semarang:Unnes Press

Rivaldi, K. H. O., Putra, D. K. K. N. & Putra, I. K. A. (2018). Pengaruh Model


Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual
Terhadap Penguasaan. Jurnal Ilmiah SD. 2(2): 128-136

Rohmaniah, A. (2013). Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model


Pembelajaran Role Playing dengan Media Video Pembelajaran di Kelas V
SD Negeri Karanganyar 02 Kota Semarang. Skripsi. Semarang:
Universitas Negeri Semarang

Rosnawati, Atmaja, H.T, dan P. Suhandini. (2015). Pengembangan Model


Pembelajaran Berbasis Masalah Bermain Peran untuk Peningkatan Rasa
92

Cinta Tanah Air Siswa Kelas V Pada Materi Proklamasi Kemerdekaan.


Journal of Primary Education. 4(2): 147-151

Salamah, E.R. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual


Tokoh-tokoh Kemerdekaan Indonesia. Premiere Educandum : Jurnal
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 7(01): 9-18

Sanaky, H. A. H. (2013). Media Pembelajaran Interaktif Inovatif. Yogyakarta:


Kaukaba Dipantara

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS (Konsep dan Pembelajaran). Bandung : Remaja


Rosdakarya

Saputra. (2011). Penerapan model pembelajaran problem based learning untuk


meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV B di
SDN Bareng 1 Kecamatan Klojen kota Malang. Skripsi. Malang: UNM

Saputri, D.A., Febriani, S. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning


terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Biologi Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMAN 6
Bandar Lampung. BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi 8(1): 40-52

Sari, E.Y. (2016). Pengaruh Penggunaan Model Role Playing dengan Media
Video terhadap Hasil Belajar IPS. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Anak Sekolah Dasar. 2 (1): 1-20

Sari, T. (2012). Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model


Pembelajaran Role Playing Dengan Media Audiovisual Pada Kelas V
SDN Pakintelan 03 Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Sartika, R. (2017). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning


Berbantuan Media Pembelajaran Interaktif Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika, Kemampuan Penalaran dan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika Bagi Siswa Kelas X MAN 1 Kota
Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 2(1): 1-10

Savery, J. R. (2006). Overview of Problem-based Learning: Definition and


Distinctions. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 1(1):
9-20

Selcuk, G. S. (2010). The Effects of Problem-Based Learning on Pre-service


Teacher Achievement, Approaches and AtitudesTowards Learning
Physics. International Journal of Physical Sciences, 5(6): 711-723
93

Septian, A., & Rizkian, R. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Kreatif
Matematika Siswa. Jurnal PRISMA Universitas Suryakancana 6 (1): 1-8

Shaftel, F. R. (1982). Role Playing in the Curriculum. New Jersey : Prentice-Hall,


Inc

Siregar, S. U. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah


untuk Membelajarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas V
MIN Pokok Bahasan Pecahan. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang

Soewarso., Susilo, H., Arini, E. A., & Sukarjo. (2009). Kajian Ilmu Pengetahuan
Sosial. Salatiga. Widya Sari press

Strobel, J. & A. Van. Barneveld. (2009). When is PBL More Effective? A


Metasynthesis of Metaanalyses Comparing PBL to Conventinal
Classrooms.The Interdiciplinary Journal of Problem-based Learning,
3(1): 44-58

Suarsana, I. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Bermain Peran Berbantuan


Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar IPS dan Motivasi Berprestasi
Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. 3 (1): 15-28

Syaribuddin, K. I., & Musri. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem


Based Learning (PBL) Yang Menggunakan Media Visual dan Audio
Untuk Merefleksikan Konsep dan Siswa Kunci SMA Negeri 1 Panga Pada
Himpunan Kimia. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 4(2): 96–105

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma


Pustaka

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Kependidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia

Suleiman, A.H. (1988). Media Audio Visual Untuk Pengajaran Penerangan dan
Penyuluhan. Jakarta: Gramedia

Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
94

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Taufiq. (2012). Model Bimbingan Belajar Melalui Bermain Peran Berbasis Islami
untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini. Tesis.
Semarang: Universitas Negeri Semarang

Tarigan, A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk
Kembang Sari Kecamatan Ukui. Jurnal Primary, 5 (3): 102-112

Taryunita, D. A., & Japa, I. G. N. (2020). Model Circuit Learning Berbantuan


Media Audio Visual Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelas
V SD. Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, 3(3): 439-448

Uno, H. B. (2007). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar


yang Efektif dan Kreatif. Gorontalo: Bumi Aksara

Uno, H. B. (2012). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Utami, K & Julianto. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Untuk


Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Di Sekolah Dasar. UNESA
JPGSD 01 (02): 1-10

Vera, K. & Wardani, K.W. (2018). Peningkatan Keterampilan Berfikir Kritis


Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual Pada
Siswa Kelas IV SD. Jartika, 1(2): 33–45

Wahyudi, A. (2013). Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar IPS Menggunakan


Metode Bermain Peran pada Siswa SD. Jurnal Prima Edukasia. 1 (2):
113-123

Wahyuni, I., Slameto, S. & Setyaningtyas, E.W. (2018). Penerapan Model Pbl
Berbantuan Role Playing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar
IPS. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(4): 356-363

Wardono, Waluyo, B., Kartono, Mulyono. & Mariani, S. (2018). Literasi


Matematikan Siswa SMP pada Pembelajaran Problem Based Learning
Realistik Edmono Schoology. Prisma, 1(1): 477-479

Wena, M. (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan


Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, U. S. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas


Terbuka
95

Yayan. (2011). Penggunaan Media audiovisual pada Pembelajaran IPS Tentang


Peristiwa Sekitar Proklamasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di
SDN 2 Kamulyan. Skripsi. Malang: UNM

Yuniarti, T. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah


dengan Pendekatan Ilmiah pada Materi Segitiga Kelas VII SMP Se-
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, 2(9): 911-921

Zejnilagic, H. M., Sabeta, A., & Nuioc, L. (2015). The Effects of Problem-Based
Learning on Student’ Achievements in Primary School Chemistry.
Bulletin of the Chemists and Technologists of Bosnia and Herzegovina,
44(2015): 17-22
96

Lampiran 1

KISI-KISI SOAL UJICOBA


No. Indikator Materi Aspek Jumlah soal
1 2.2.1 Menceritakan peristiwa Perjuangan para tokoh C1 1
penting perjuangan menuju kemerdekaan. C2 2
bangsa dalam usaha C3 3
mempersiapkan C4 3
kemerdekaan
2.2.2 Menceritakan peranan C1 2
beberapa tokoh yang C2 2
terlibat dalam C3 3
mempersiapkan C4 4
kemerdekaan. C5 2
C6 2
2.2.3 Memberikan contoh C1 1
sikap cara menghargai C2 1
jasa para tokoh dalam C4 2
mempersiapkan C5 1
kemerdekaan. C6 1
2 2.3.1 Menceritakan Perjuangan para tokoh C1 1
peristiwa-peristiwa menuju kemerdekaan. C2 1
penting yang terjadi di C3 4
sekitar proklamasi. C4 3
C5 3
C6 2
2.3.2 Membuat riwayat C1 2
singkat/ ringkasan C2 2
tentang tokoh-tokoh C3 3
penting dalam C5 3
peristiwa proklamasi. C6 2
2.3.3 Memberi contoh cara C2 1
menghargai jasa tokoh- C4 2
tokoh kemerdekaan. C5 1
C1 7 (12%)
C2 9 (15%)
Persentase C3 13 (21%)
C4 14 (23%)
C5 10 (17%)
C6 7 (12%)
Jumlah 60
97

Lampiran 2 Nilai Nama


Kelas
No. absen

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) di


depan jawaban yang paling tepat!
1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena ….
a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia
d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
2. Perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI
adalah …
a. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
syariat Islam
b. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan paham kebangsaan.
c. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
paham nasionalis
d. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan syariat islam
3. Ketua Panitia Sembilan adalah ….
a. Drs. Mohammad Hatta
b. Mr. Mohammad Yamin
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Ir. Soekarno
4. Salah satu contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan
adalah ….
a. membantu jepang menjajah Indonesia
b. merintis pemerintahan Indonesia, dalam sidang BPUPKI ikut
memberikan nama dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila
c. menindas rakyat Indonesia dan membantu jepang menduduki wilayah
Indonesia
d. tidak ikut berperan dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan

5. Salah satu contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar adalah ….
a. ramai sendiri dalam melaksanakan upacara bendera
b. membiarkan negara lain mengambil budaya Indonesia
c. belajar dengan sungguh-sungguh
d. bertengkar dengan teman
6. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
adalah ….
a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang
98

b. mendesak keduanya supaya tidak memproklamasikan kemerdekaan


Indonesia
c. agar kedua tokoh tersebut menjadi terpengaruh oleh pemuda dan
terpengaruh Jepang
d. menghindarkan Soekarno Hatta dari pengaruh golongan tua
7. Pada tanggal berapa terjadi peristiwa rengasdengklok?
a. 17 Agustus 1945
b. 16 Agustus 1945
c. 15 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1954
8. Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah ….
a. Laksamana Tadashi Maeda
b. Ir. Soekarno
c. Sayuti Melik
d. Jenderal Terauchi
9. Tokoh yang menjadi penengah golongan tua dan golongan muda adalah
….
a. Mr. Soepomo
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Drs. Mohammad Hatta
10. Berikut ini yang merupakan contoh cara menghargai jasa tokoh
kemerdekaan adalah .…
a. malas mengikuti upacara senin
b. tidak pernah belajar
c. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan Indonesia
d. mencoret-coret di bangunan bersejarah
11. Kapan dan dimanakah dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan?
a. 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
b. 18 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
c. 17 Agustus 1945 di kediaman Moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No.
55 Jakarta
d. 18 Agustus 1945 di kediaman moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No.
56 Jakarta
12. Peran ibu Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaaan Indonesia
adalah ….
a. Mendampingi Ir.Soekarno
b. Pengibar bendera
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pembaca teks proklamasi
13. Selain sebagai perumus naskah proklamasi, peran Ir.Soekarno dalam
proklamasi kemerdekaan adalah ….
a. Pengibar bendera pusaka
b. Membaca teks proklamasi
99

c. Menjahit bendera pusaka


d. Pemimpin upacara
14. Tokoh yang mengusulkan agar penandatanganan naskah proklamasi
ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta adalah ….
a. Ahmad Subarjo
b. Laksamana Maeda
c. Sukarni
d. Sutan Syahrir
15. Contoh makna penting dari proklamasi kemerdekaan adalah …
a. proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan.
b. proklamasi tidak menyatakan hak kemerdekaan.
c. proklamasi merupakan akhir dari perjuangan
d. proklamsi tidak berpengaruh apapun bagi bangsa Indonesia
16. Proklamasi dibacakan oleh Ir Soekarno di …..
a. Bandung c. Pegangsaan timur no.55
b. Rumah sayuti melik d. Lapangan Ikada
17. Berita kekalahan Jepang menjadi titi tolak dari….
a. Kekalahan sekutu c. Perumusan pancasila
b. Penderitaan rakyat Indonesia d. Perumusan proklamasi
18. Penandatanganan naskah proklamasi oleh ….
a. Fatmawati c. Ir. Soekarno dan Moh Hatta
b. Ahmad Subardjo d. Sayuti melik dan BM Diah
19. Proklamasi dikumandangkan ke pelosok negeri lewat ….
a. Radio c. Koran
b. Internet d. Televisi
20. Proklamasi dibacakan pada ….
a. 17 Agustus 1945 c. 17 Agustus1954
b. 17 Juli 1954 d. 17 Juli 1954
21. Upacara peringatan hari kemerdekaan bertujuan untuk….
a. Berpesta c. Berkabung
b. Mengenang jasa pahlawan d. Menjaga keamanan
22. Ziarah ke makam Bung Karno merupakan bentuk dari penghargaan
terhadap ….
a. Tokoh pejuang proklamasi c. Presiden
b. Bangsa d. Jepang
23. Peristiwa berikut yang berdampak terhadap proklamasi adalah ….
a. Tugu tani c. Super semar
b. Kekalahan Jepang d. revolusi perancis
24. Upacara bendera dilakukan disekolah sebagai bentuk….
a. Penghargaan terhadap tokoh proklamasi c. Kemenangan
b. Kebanggaan d. Rasa syukur
25. Detik-detik proklamasi berlangsung pada pukul…
a. 11.00 c. 07.00
b. 10.00 d. 09.00
26. Berikut peristiwa yang terjadi sebelum peristiwa proklamasi adalah …..
100

a. Bandung lautan api c. Proklamasi


b. Rengasdengklok d. Pertempuran medan area

27. Tokoh yang mendamaikan golongan muda dan golongan tua adalah ….
a. Ahmad Subardjo c. Bung Hatta
b. Sutan Syahrir d. Fatmawati
28. Berikut ini adalah tokoh yang ikut dalam perumusan proklamasi kecuali
….
a. Fatmawati c. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo d. Sayuti melik
29. Yang mendesak Ir Soekarno untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia adalah ….
a. Golongan muda c. Jepang
b. Bung Hatta d. Sekutu
30. Bung Karno diamankan pemuda di daerah ….
a. Banten c. Rengasdengklok
b. Surabaya d. jepang
31. Penyusunan naskah proklamasi dilakukan di rumah….
a. Laksamana Maeda c. Bung Hatta
b. Bung Karno d. Sutan Syahrir
32. Di bawah ini yang bukan dari golongan muda adalah ….
a. BM Diah c. Syahrir
b. Sukarni d. Bung Hatta
33. Peristiwa berikut yang tidak berdampak terhadap proklamasi adalah ….
a. Hiroshima Nagasaki c. rengasdengklok
b. Kekalahan Jepang d. revolusi perancis
34. Penyebab peristiwa rengasdengklok ….
a. Perbedaan pendapat dua golongan
b. Ir Soekarno bersedia proklamasi
c. Syahrir berkhianat
d. Jepang kalah
35. Peran Sayuti Melik dalam mempersiapkan proklamasi….
a. Mengetik naskah proklamasi
b. Menjahit bendera
c. Menyediakan tempat
d. Mengintai Jepang
36. BPUPKI merupakan singkatan dari ….
a. Badan Penyelidik Usaha Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
b. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Badan Panitia Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Bagian Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
37. Tugas BPUPKI adalah ….
a. Membaca Proklamasi Indonesia
b. Bertanggungjawab atas kemerdekaan Indonesia
c. Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
d. Membubarkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
101

38. Kedudukan Ahmad Subardjo dalam PPKI adalah ….


a. Sekretaris c. Penasihat
b. Wakil ketua d. Ketua
39. Panitia Sembilan menghasilkan suatu naskah yang kemudian disebut ....
a. Piagam Bangkok c. Piagam Bandung
b. Piagam Jakarta d. Piagam Rengasdengklok
40. Sifat yang harus kita contoh dari para pahlawan kemerdekaan adalah ….
a. Sombong c. Berani
b. Boros d. Malas
41. Dua kota jepang yang dibom oleh sekutu adalah … dan ….
a. Kyoto dan Tokyo c. Tokyo dan Nagasaki
b. Hirosima dan Tokyo d. Hirosima dan Nagasaki
42. Para pemuda menculik Sukarno-Hatta dan membawa kedua tokoh ke ….
a. Rengasdengklok c. Bandung
b. Jakarta d. Semarang
43. Tokoh dari golongan tua yang menjemput Sukarno-Hatta ke
Rengasdengklok adalah ....
a. Ahmad Soebardjo c. Sukarni
b. Maeda d. Sayuti Melik
44. Naskah proklamasi dirumuskan oleh ..., ..., dan ....
a. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Maeda
b. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
c. Ir. Soekarno, Maeda dan Ahmad Soebardjo
d. Maeda, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
45. Dua peristiwa penting sekitar proklamasi adalah ….
a. Piagam Bangkok dan Perumusan Naskah Proklamasi
b. Peristiwa Rengasdengklok dan Piagam Bangkok
c. Peristiwa Rengasdengklok dan Perang Puputan
d. Peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Naskah Proklamasi
46. Proklamasi Kemerdekaan dilakukan di rumah ...
a. Moh. Hatta c. Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebardjo d. Sayuti Melik
47. Naskah proklamasi ditandatagani oleh ... dan ...
a. Ahmad Soebardjo dan Moh. Hatta c. Ir. Soekarno dan Sayuti
Melik
b. Ir. Soekarno dan Ahmad Soebardjo d. Ir. Soekarno dan Moh.
Hatta
48. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal ...
a. 17 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1955
49. Naskah proklamasi diketik oleh ...
a. Ir. Soekarno c. Ahmad Soebardjo
b. Sayuti Melik d. Moh. Hatta
50. Karena memproklamasikan kemerdekaan, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
dijuluki …
a. Bapak Negara c. Bapak Nusantara
102

b. Bapak Proklamator d. Bapak Kebanggaan


51. Pengeboman kota hiroshima berlangsung pada tanggal ….
a. 6 Agustus 1945 c. 9 Agustus 1945
b. 16 Agustus 1945 d. 6 Agustus 1955
52. Berita kekalahan Jepang merupakan sebab di rumuskannya ….
a. UUD 1945 c. Proklamasi
b. Piagam Bangkok d. Pancasila
53. Pembacaan teks proklamasi dipindahkan dari lapangan Ikada ke ….
a. Pegangsaan Timur 66 c. Pegangsaan Timur 56
b. Pegangsaan Timur 46 d. Pegangsaan Timur 59
54. Penghargaan terhadap tokoh proklamator dengan mengunjungi ….
a. Tempat rekreasi c. Pasar
b. Taman Kota d. Makam Pahlawan
55. Perjuangan tokoh pejuang proklamasi perlu kita.....
a. Hargai dan cela c. Cela dan teladani
b. Hargai dan teladani d. Tinggalkan
56. Bung Hatta dan Bung Karno diamankan ke Rengasdengklok untuk
menghindari ….
a. Pengaruh Belanda c. Pengaruh Jepang
b. Pengaruh Inggris d. Pengaruh Portugis
57. Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah ….
a. Maeda c. Moh. Hatta
b. Ir. Soekarno d. Ahmad Soebardjo
58. Peran Sutan Syahrir adalah mengumumkan berita kekalahan ….
a. Jepang c. Amerika Serikat
b. Belanda d. Inggris
59. BM Diah dan Sukarni merupakan tokoh dari golongan ….
a. Tua c. Jepang
b. Belanda d. Muda
60. Rengasdengklok dijadikan tempat untuk mengamankan Bung Karno dan
Bung Hatta karena letaknya.....
a. Dekat dari Jepang c. Dekat dari ibukota
b. Jauh
Lampiran 3 dari ibukota d. Di ibukota
Kunci jawaban

11. A
1. B 12. C
2. A 13. B 21. B
3. D 14. C 22. A
4. B 15. A 23. B
5. C 16. C 24. A
6. A 17. D 25. B
7. B 18. C 26. B
8. A 19. A 27. A
9. D 20. A 28. A
10. C 29. A
103

30. C 51. A
31. A 52. C
32. D 41. D 53. C
33. D 42. A 54. D
34. A 43. A 55. B
35. A 44. B 56. C
36. B 45. D 57. A
37. C 46. C 58. A
38. C 47. D 59. D
39. B 48. A 60. B
40. C 49. B
50. B
104
Lampiran 4
LEMBAR VALIDASI
SOAL PILIHAN GANDA

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan soal dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Problem Based Learning
berbantuan Audio Visual dan Role Playing berbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. ISI YANG DISAJIKAN
1. Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian √
hasil belajar
2. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal √
3. Kejelasan maksud dari soal √
4. Kemungkinan soal dapat terselesaikan √
II. BAHASA
5. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
6. Kalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa √
yang sederhana bagi siswa, mudah dipahami, dan
menggunakan bahasa yang dikenal siswa.

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Soal pilihan ganda ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
105

4. Baik √
5. Sangat baik
b. Soal pilihan ganda ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
106

Lampiran 5 RUBRIK PENILAIAN


SOAL PILIHAN GANDA

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Kesesuaian soal dengan (1) Jika soal dengan indikator pencapaian hasil
indikator pencapaian hasil belajar tidak sesuai
belajar (2) Jika soal dengan indikator pencapaian hasil
belajar kurang sesuai
(3)Jika soal dengan indikator pencapaian hasil
belajar cukup sesuai
(4)Jika soal dengan indikator pencapaian hasil
belajar sesuai √
(5)Jika soal dengan indikator pencapaian hasil
belajar sangat sesuai
2. Kejelasan petunjuk (1) Jika petunjuk pengerjaan soal tidak jelas
pengerjaan soal (2) Jika petunjuk pengerjaan soal kurang jelas
(3)Jika petunjuk pengerjaan soal cukup jelas √
(4)Jika petunjuk pengerjaan soal jelas
(5)Jika petunjuk pengerjaan soal sangat jelas
3. Kejelasan maksud dari soal (1)Jika maksud dari soal tidak jelas
(2) Jika maksud dari soal kurang jelas
(3)Jika maksud dari soal cukup jelas √
(4)Jika maksud dari soal jelas
(5)Jika maksud dari soal tidak jelas
4. Kemungkinan soal dapat (1) Jika soal dapat terselesaikan tidak tepat
terselesaikan waktu
(2) Jika soal dapat terselesaikan kurang tepat
waktu
(3)Jika soal dapat terselesaikan cukup tepat
waktu
(4)Jika soal dapat terselesaikan tepat waktu √
(5)Jika soal dapat terselesaikan sangat tepat
waktu

II. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


5. Penggunaan bahasa sesuai (1)Jika penggunaan bahasa tidak sesuai
dengan EYD dengan EYD
(2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai
dengan EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai
107

dengan EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan
EYD √
(5)Jika penggunaan bahasa sangat sesuai
dengan EYD
6. Kalimat soal komunikatif, (1)Jika kalimat soal tidak komunikatif, bahasa
menggunakan bahasa yang yang tidak sederhana, tidak mudah
sederhana bagi siswa, dipahami, tidak mudah dimengerti, dan
mudah dipahami, dan menggunakan bahasa yang tidak dikenal
menggunakan bahasa yang siswa.
dikenal siswa. (2)Jika kalimat soal kurang komunikatif,
bahasa yang kurang sederhana, kurang
mudah dipahami, kurang mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang
kurang dikenal siswa.
(3)Jika kalimat soal cukup komunikatif,
bahasa yang cukup sederhana, cukup
mudah dipahami, cukup mudah dimengerti,
dan menggunakan bahasa yang cukup
dikenal siswa.
(4)Jika kalimat soal komunikatif, bahasa yang
sederhana, mudah dipahami, mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang
dikenal siswa. √
(5)Jika kalimat soal sangat komunikatif,
bahasa yang sangat sederhana, sangat
mudah dipahami, sangat mudah
dimengerti, dan menggunakan bahasa yang
sangat dikenal siswa.
108
Lampiran 6
109
110

Lampiran 7
111
112

LEMBAR VALIDASI
Lampiran 8
SILABUS PBL

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan Silabus dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Problem Based Learning
berbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. ISIAN YANG DISAJIKAN
1. Mengkaji keterkaitan antar Kompetensi Inti √
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam setiap
mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi yang menunjang √
pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
3. Aktifitas kedalaman dan keluasan materi √
4. Pemilihan materi ajar √
5. Kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembang- √
kan berdasarkan KI, KD, potensi siswa.
6. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi √
7. Menentukan sumber belajar yang disesuaikan √
dengan KI, KD, serta materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi.
8. Penentuan jenis penilaian √
II. BAHASA
9. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
10. Kesederhanaan struktur kalimat. √
113

III. WAKTU
11. Kesesuaian alokasi yang digunakan dalam √
kegiatan pembelajaran
12. Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada √
tuntutan kompetensi dasar.

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a.Silabus ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
b. Silabus ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
114

RUBRIK PENILAIAN
Lampiran 9 SILABUS PBL

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Mengkaji keterkaitan antar(1) Jika KI dan KD dalam mata pelajaran tidak
KI dan KD dalam setiap saling berkaitan
mata pelajaran (2) Jika KI dan KD dalam mata pelajaran kurang
berkaitan
(3)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran cukup
berkaitan √
(4)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran saling
berkaitan
(5)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran sangat
saling berkaitan dengan mata pelajaran
2. Mengidentifikasi materi (1) Jika materi tidak menunjang dalam
yang menunjang pencapaian pencapaian KD
KD (2) Jika materi kurang menunjang dalam
pencapaian KD
(3)Jika materi cukup menunjang dalam
pencapaian KD
(4)Jika materi menunjang dalam pencapaian KD

(5)Jika materi sangat menunjang dalam
pencapaian KD
3. Aktifitas kedalaman dan (1) Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
keluasan materi tidak menunjang dalam pencapaian KD
(2) Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
kurang menunjang dalam pencapaian KD
(3)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
cukup menunjang dalam pencapaian KD √
(4)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
menunjang dalam pencapaian KD
(5)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
sangat menunjang dalam pencapaian KD
4. Pemilihan materi ajar (1) Jika pemilihan materi ajar tidak sesuai dengan
pencapaian KD
(2) Jika pemilihan materi ajar kurang sesuai
dengan pencapaian KD
(3)Jika pemilihan materi ajar cukup sesuai
dengan pencapaian KD
(4)Jika pemilihan materi ajar sesuai dengan
pencapaian KD √
(5)Jika pemilihan materi ajar sangat sesuai
115

dengan pencapaian KD
5. Kegiatan pembelajaran (1)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
dirancang dan dikembang- dan tidak dikembangkan berdasarkan KI, KD,
kan berdasarkan KI, KD, dan potensi siswa
potensi siswa (2)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi dikembangkan
dan potensi siswa
(3)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi tidak
dikembangkan dan potensi siswa
(4)Jika kegiatan pembelajaran dirancang dan
dikembangkan berdasarkan KI, KD, dan
potensi siswa √
(5)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi dikembangkan
dan potensi siswa
6. Merumuskan indikator (1)Jika perumusan indikator tidak dikembangkan
pencapaian kompetensi sesuai dengan karakteristik siswa
(2)Jika perumusan indikator kurang
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
(3)Jika perumusan indikator cukup
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
(4)Jika perumusan indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik siswa √
(5)Jika perumusan indikator sangat
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
7. Menentukan sumber belajar (1)Jika menentukan sumber belajar yang tidak
yang disesuaikan dengan sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
KI, KD, serta materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
kegiatan pembelajaran dan pencapaian kompetensi
indikator pencapaian (2)Jika menentukan sumber belajar yang kurang
kompetensi sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
(3)Jika menentukan sumber belajar yang cukup
sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
(4)Jika menentukan sumber belajar yang sesuai
dengan KI, KD, serta materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi √
(5)Jika menentukan sumber belajar yang sangat
116

sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,


kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
8. Penentuan jenis penilaian (1)Jika jenis penilaian tidak sesuai dengan
indikator
(2)Jika jenis penilaian kurang sesuai dengan
indikator
(3)Jika jenis penilaian cukup sesuai dengan
indikator
(4)Jika jenis penilaian sesuai dengan indikator √
(5)Jika jenis penilaian sangat sesuai dengan
indikator

II. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


9. Penggunaan bahasa sesuai (1) Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan
dengan EYD EYD
(2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai
dengan EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan
EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD√
(5)Jika penggunaan bahasa sangat sesuai dengan
EYD
10. Kesederhanaan struktur (1) Jika struktur kalimat tidak sederhana
kalimat (2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
(3)Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana

III. Aspek Waktu

No Indikator Penilaian Rubrik


11. Kesesuaian alokasi yang (1)Jika alokasi waktu tidak sesuai dengan
digunakan dalam kegiatan kegiatan belajar
pembelajaran (2)Jika alokasi waktu kurang sesuai dengan
kegiatan belajar
(3)Jika alokasi waktu cukup sesuai dengan
kegiatan belajar
(4)Jika alokasi waktu sesuai dengan kegiatan
belajar √
(5)Jika alokasi waktu sangat sesuai dengan
kegiatan belajar
117

12. Pemilihan alokasi waktu (1)Jika pemilihan alokasi waktu tidak sesuai
didasarkan pada tuntutan dengan tuntunan KD
kompetensi dasar (2)Jika pemilihan alokasi waktu kurang sesuai
dengan tuntunan KD
(3)Jika pemilihan alokasi waktu cukup sesuai
dengan tuntunan KD
(4)Jika pemilihan alokasi waktu sesuai dengan
tuntunan KD √
(5)Jika pemilihan alokasi waktu sangat sesuai
dengan tuntunan KD
118

Lampiran 10
119
120

Lampiran 11
121
122
123
124

Lampiran 12
LEMBAR VALIDASI
SILABUS ROLE PLAYING

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan Silabus dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Role Playing berbantuan
Audio Visual.

B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. ISIAN YANG DISAJIKAN
1. Mengkaji keterkaitan antar Kompetensi Inti √
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam setiap
mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi yang menunjang √
pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
3. Aktifitas kedalaman dan keluasan materi √
4. Pemilihan materi ajar √
5. Kegiatan pembelajaran dirancang dan dikembang- √
kan berdasarkan KI, KD, potensi siswa.
6. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi √
7. Menentukan sumber belajar yang disesuaikan √
dengan KI, KD, serta materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi.
8. Penentuan jenis penilaian √
II. BAHASA
9. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
10. Kesederhanaan struktur kalimat. √
125

III. WAKTU
11. Kesesuaian alokasi yang digunakan dalam √
kegiatan pembelajaran
12. Pemilihan alokasi waktu didasarkan pada √
tuntutan kompetensi dasar.

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Silabus ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
b. Silabus ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
126

Lampiran 13
RUBRIK PENILAIAN
SILABUS ROLE PLAYING

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Mengkaji keterkaitan antar (1) Jika KI dan KD dalam mata pelajaran tidak
KI dan KD dalam setiap saling berkaitan
mata pelajaran (2) Jika KI dan KD dalam mata pelajaran kurang
berkaitan
(3)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran cukup
berkaitan
(4)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran saling
berkaitan √
(5)Jika KI dan KD dalam mata pelajaran sangat
saling berkaitan dengan mata pelajaran
2. Mengidentifikasi materi (1) Jika materi tidak menunjang dalam
yang menunjang pencapaian pencapaian KD
KD (2) Jika materi kurang menunjang dalam
pencapaian KD
(3)Jika materi cukup menunjang dalam
pencapaian KD
(4)Jika materi menunjang dalam pencapaian KD

(5)Jika materi sangat menunjang dalam
pencapaian KD
3. Aktifitas kedalaman dan (1) Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
keluasan materi tidak menunjang dalam pencapaian KD
(2) Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
kurang menunjang dalam pencapaian KD
(3)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
cukup menunjang dalam pencapaian KD √
(4)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
menunjang dalam pencapaian KD
(5)Jika aktivitas kedalaman dan keluasan materi
sangat menunjang dalam pencapaian KD
4. Pemilihan materi ajar (1) Jika pemilihan materi ajar tidak sesuai
dengan pencapaian KD
(2) Jika pemilihan materi ajar kurang sesuai
dengan pencapaian KD
(3)Jika pemilihan materi ajar cukup sesuai
dengan pencapaian KD √
(4)Jika pemilihan materi ajar sesuai dengan
pencapaian KD
(5)Jika pemilihan materi ajar sangat sesuai
127

dengan pencapaian KD
5. Kegiatan pembelajaran (1) Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
dirancang dan dikembang- dan tidak dikembangkan berdasarkan KI,
kan berdasarkan KI, KD, KD, dan potensi siswa
potensi siswa (2)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi dikembangkan
dan potensi siswa
(3)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi tidak
dikembangkan dan potensi siswa
(4)Jika kegiatan pembelajaran dirancang dan
dikembangkan berdasarkan KI, KD, dan
potensi siswa √
(5)Jika kegiatan pembelajaran tidak dirancang
berdasarkan KI, KD, tetapi dikembangkan
dan potensi siswa
6. Merumuskan indikator (1) Jika perumusan indikator tidak
pencapaian kompetensi dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
(2)Jika perumusan indikator kurang
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
(3)Jika perumusan indikator cukup
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
(4)Jika perumusan indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik siswa √
(5)Jika perumusan indikator sangat
dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa
7. Menentukan sumber belajar (1) Jika menentukan sumber belajar yang tidak
yang disesuaikan dengan sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
KI, KD, serta materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator
kegiatan pembelajaran dan pencapaian kompetensi
indikator pencapaian (2)Jika menentukan sumber belajar yang kurang
kompetensi sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
(3)Jika menentukan sumber belajar yang cukup
sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
(4)Jika menentukan sumber belajar yang sesuai
dengan KI, KD, serta materi pokok, kegiatan
pembelajaran dan indikator pencapaian
kompetensi √
128

(5)Jika menentukan sumber belajar yang sangat


sesuai dengan KI, KD, serta materi pokok,
kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi
8. Penentuan jenis penilaian (1) Jika jenis penilaian tidak sesuai dengan
indikator
(2)Jika jenis penilaian kurang sesuai dengan
indikator
(3)Jika jenis penilaian cukup sesuai dengan
indikator
(4)Jika jenis penilaian sesuai dengan indikator √
(5)Jika jenis penilaian sangat sesuai dengan
indikator

II. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


9. Penggunaan bahasa sesuai (1) Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan
dengan EYD EYD
(2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai
dengan EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan
EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD√
(5)Jika penggunaan bahasa sangat sesuai dengan
EYD
10. Kesederhanaan struktur (1) Jika struktur kalimat tidak sederhana
kalimat (2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
(3)Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana

III. Aspek Waktu

No Indikator Penilaian Rubrik


11. Kesesuaian alokasi yang (1) Jika alokasi waktu tidak sesuai dengan
digunakan dalam kegiatan kegiatan belajar
pembelajaran (2)Jika alokasi waktu kurang sesuai dengan
kegiatan belajar
(3)Jika alokasi waktu cukup sesuai dengan
kegiatan belajar
(4)Jika alokasi waktu sesuai dengan kegiatan
belajar √
(5)Jika alokasi waktu sangat sesuai dengan
129

kegiatan belajar
12. Pemilihan alokasi waktu (1) Jika pemilihan alokasi waktu tidak sesuai
didasarkan pada tuntutan dengan tuntunan KD
kompetensi dasar (2)Jika pemilihan alokasi waktu kurang sesuai
dengan tuntunan KD
(3)Jika pemilihan alokasi waktu cukup sesuai
dengan tuntunan KD
(4)Jika pemilihan alokasi waktu sesuai dengan
tuntunan KD √
(5)Jika pemilihan alokasi waktu sangat sesuai
dengan tuntunan KD
130

Lampiran 14
131
132

Lampiran 15
133
134
135
136
Lampiran 16
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PBL

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan RPP dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model PBL berbantuan Audio
Visual.
B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).
C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. RUMUSAN INDIKATOR
1. Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar √
2. Kesesuaian Kompetensi Inti dan Kompetensi √
Dasar dengan tujuan pembelajaran
3. Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar dalam √
indikator
4. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran √
5. Kesesuaian indikator dengan tingkat √
perkembangan siswa
II. ISI YANG DISAJIKAN
6. Sistematika penyusunan RPP √
7. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran dengan √
menerapkan model PBLberbantuan Audio Visual
8. Kesesuaian uraian kegiatan siswa dan guru untuk √
setiap tahap pembelajaran dengan menerapkan
model PBL berbantuan Audio Visual
9. Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap √
kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
III. BAHASA
10. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
137

11. Bahasa yang digunakan komunikatif √


12. Kejelasan struktur kalimat √
IV. WAKTU
13. Kesesuaian alokasi yang digunakan dalam √
kegiatan pembelajaran
14. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran √

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan
D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
138

RUBRIK PENILAIAN
Lampiran 17
RPP PBL

I. Aspek Indikator

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Kejelasan Kompetensi Inti (1) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dan Kompetensi Dasar tidak jelas
(2) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kurang jelas
(3) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
cukup jelas
(4)Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
jelas
(5)Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sangat jelas √
2. Kesesuaian Kompetensi Inti (1) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
dan Kompetensi Dasar disajikan tidak sesuai dengan tujuan
dengan tujuan pembelajaran pembelajaran
(2) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan kurang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
(3) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan cukup sesuai dengan tujuan
pembelajaran
(4)Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
(5)Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan sangat sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3. Ketepatan penjabaran (1)Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
Kompetensi Dasar dalam dalam indikator tidak tepat
indiKator (2) Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indiKator kurang tepat
(3) Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator cukup tepat
(4)Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator sudah tepat √
(5)Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator sangat tepat
4. Kesesuaian indikator (1) Jika indikator yang disajikan tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
(2) Jika indikator yang disajikan kurang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
(3) Jika indikator yang disajikan cukup sesuai
139

dengan tujuan pembelajaran


(4)Jika indikator yang disajikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran √
(5)Jika indikator yang disajikan sangat sesuai
dengan tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian indikator (1)Jika indikator yang disajikan tidak sesuai
dengan tingkat dengan tingkat perkembangan siswa
perkembangan siswa (2)Jika indikator yang disajikan kurang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
(3) Jika indikator yang disajikan cukup sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
(4)Jika indikator yang disajikan sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa √
(5)Jika indikator yang disajikan sangat sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa

II. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


6. Sistematika penyusunan (1)Jika sitematika penyusunan RPP tidak tepat
RPP (2)Jika sitematika penyusunan RPP kurang
tepat
(3)Jika sitematika penyusunan RPP cukup
tepat √
(4)Jika sitematika penyusunan RPP sudah
tepat
(5)Jika sitematika penyusunan RPP sudah
sangat tepat
7. Kesesuaian urutan kegiatan (1)Jika urutan kegiatan tidak sesuai dengan
pembelajaran dengan pembelajaran dengan menerapkan model
menerapkan model Problem Based Learning berbantuan Audio
Problem Based Learning Visual
berbantuan Audio Visual (2)Jika urutan kegiatan kurang sesuai dengan
pembelajaran dengan menerapkan model
Problem Based Learning berbantuan Audio
Visual
(3)Jika urutan kegiatan cukup sesuai dengan
pembelajaran dengan menerapkan model
Problem Based Learning berbantuan Audio
Visual √
(4)Jika urutan kegiatan sesuai dengan
pembelajaran dengan menerapkan model
Problem Based Learning berbantuan Audio
Visual
(5)Jika urutan kegiatan sudah sangat sesuai
140

dengan pembelajaran dengan menerapkan


model Problem Based Learning berbantuan
Audio Visual
8. Kesesuaian uraian kegiatan (1)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
siswa dan guru untuk setiap tahap pembelajaran tidak sesuai
setiap tahap pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based
dengan menerapkan model Learning berbantuan Audio Visual
Problem Based Learning (2)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
berbantuan Audio Visual setiap tahap pembelajaran kurang sesuai
dengan menerapkan model Problem Based
Learning berbantuan Audio Visual
(3) Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran cukup sesuai
dengan menerapkan model Problem Based
Learning berbantuan Audio Visual √
(4)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran sesuai dengan
menerapkan model Problem Based
Learning berbantuan Audio Visual
(5)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran sangat sesuai
dengan menerapkan model Problem Based
Learning berbantuan Audio Visual
9. Kejelasan skenario (1) Jika skenario pembelajaran tidak jelas dan
pembelajaran (tahap-tahap tidak sesuai dengan tahap kegiatan
kegiatan pembelajaran : pembelajaran awal, inti, dan penutup
awal, inti, dan penutup) (2)Jika skenario pembelajaran kurang jelas
dan kurang sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup
(3)Jika skenario pembelajaran cukup jelas dan
cukup sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup √
(4)Jika skenario pembelajaran jelas dan sesuai
dengan tahap kegiatan pembelajaran awal,
inti, dan penutup
(5)Jika skenario pembelajaran sangat jelas dan
sangat sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup
III. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


10. Penggunaan bahasa sesuai (1)Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan
dengan EYD EYD
(2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai
dengan EYD
141

(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan


EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD√
(5)Jika penggunaan bahasa sudah sangat sesuai
dengan EYD
11. Bahasa yang digunakan (1)Jika bahasa yang digunakan tidak
komunikatif komunikatif
(2)Jika bahasa yang digunakan kurang
komunikatif
(3)Jika bahasa yang digunakan cukup
komunikatif
(4)Jika bahasa yang digunakan komunikatif √
(5)Jika bahasa yang digunakan sangat
komunikatif
Kejelasan struktur kalimat (1)Jika struktur kalimat tidak sederhana
(2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
12. (3) Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana

IV. Aspek Waktu

No Indokator Penilaian Rubrik


13. Kesesuaian alokasi waktu (1)Jika alokasi waktu tidak sesuai dengan
yang digunakan dalam kegiatan belajar
kegiatan pembelajaran (2)Jika alokasi waktu kurang sesuai dengan
kegiatan belajar
(3) Jika alokasi waktu cukup sesuai dengan
kegiatan belajar
(4)Jika alokasi waktu sesuai dengan kegiatan
belajar √
(5)Jika alokasi waktu sudah sangat sesuai
dengan kegiatan belajar
14. Rincian waktu untuk setiap (1)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
tahap pembelajaran pembelajaran tidak sesuai dengan kegiatan
belajar
(2)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran kurang sesuai dengan kegiatan
belajar
(3) Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran cukup sesuai dengan kegiatan
belajar
(4)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran sesuai dengan kegiatan belajar

142

(5)Jika rincian waktu untuk setiap tahap


pembelajaran sudah sangat sesuai dengan
kegiatan belajar
143
Lampiran 18
144
145

Lampiran 19
146
147
148

Lampiran 20
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
ROLE PLAYING

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan RPP dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Role Playing berbantuan
Audio Visual.
B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).
C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. RUMUSAN INDIKATOR
1. Kejelasan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar √
2. Kesesuaian Kompetensi Inti dan Kompetensi √
Dasar dengan tujuan pembelajaran
3. Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar dalam √
indikator
4. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran √
5. Kesesuaian indikator dengan tingkat √
perkembangan siswa
II. ISI YANG DISAJIKAN
6. Sistematika penyusunan RPP √
7. Kesesuaian urutan kegiatan pembelajaran dengan √
menerapkan model Role Playing berbantuan
Audio Visual
8. Kesesuaian uraian kegiatan siswa dan guru untuk √
setiap tahap pembelajaran dengan menerapkan
model Role Playing berbantuan Audio Visual
9. Kejelasan skenario pembelajaran (tahap-tahap √
kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)
III. BAHASA
149

10. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √


11. Bahasa yang digunakan komunikatif √
12. Kejelasan struktur kalimat √
IV. WAKTU
13. Kesesuaian alokasi yang digunakan dalam √
kegiatan pembelajaran
14. Rincian waktu untuk setiap tahap pembelajaran √

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
c. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
d. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini :
5. Dapat digunakan tanpa revisi
6. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
7. Dapat digunakan dengan banyak revisi
8. Belum dapat digunkan
D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
150

Lampiran 21
RUBRIK PENILAIAN
RPP ROLE PLAYING

I. Aspek Indikator

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Kejelasan Kompetensi Inti (1) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dan Kompetensi Dasar tidak jelas
(2) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kurang jelas
(3) Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
cukup jelas
(4)Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
jelas
(5)Jika Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sangat jelas √
2. Kesesuaian Kompetensi Inti (1) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
dan Kompetensi Dasar disajikan tidak sesuai dengan tujuan
dengan tujuan pembelajaran pembelajaran
(2) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan kurang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
(3) Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan cukup sesuai dengan tujuan
pembelajaran
(4)Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan sesuai dengan tujuan pembelajaran
(5)Jika kompetensi inti dan kompetensi dasar
disajikan sangat sesuai dengan tujuan
pembelajaran √
3. Ketepatan penjabaran (1) Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
Kompetensi Dasar dalam dalam indikator tidak tepat
indiKator (2) Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indiKator kurang tepat
(3) Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator cukup tepat
(4)Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator sudah tepat √
(5)Jika penjabaran kompetensi dasar dan ke
dalam indikator sangat tepat
4. Kesesuaian indikator (1) Jika indikator yang disajikan tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
(2) Jika indikator yang disajikan kurang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
(3) Jika indikator yang disajikan cukup sesuai
151

dengan tujuan pembelajaran


(4)Jika indikator yang disajikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran √
(5)Jika indikator yang disajikan sangat sesuai
dengan tujuan pembelajaran
5. Kesesuaian indikator (1) Jika indikator yang disajikan tidak sesuai
dengan tingkat dengan tingkat perkembangan siswa
perkembangan siswa (2)Jika indikator yang disajikan kurang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
(3) Jika indikator yang disajikan cukup sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
(4)Jika indikator yang disajikan sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa √
(5)Jika indikator yang disajikan sangat sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa

II. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


6. Sistematika penyusunan (1) Jika sitematika penyusunan RPP tidak tepat
RPP (2)Jika sitematika penyusunan RPP kurang
tepat
(3)Jika sitematika penyusunan RPP cukup
tepat √
(4)Jika sitematika penyusunan RPP sudah
tepat
(5)Jika sitematika penyusunan RPP sudah
sangat tepat
7. Kesesuaian urutan kegiatan (1) Jika urutan kegiatan tidak sesuai dengan
pembelajaran dengan pembelajaran dengan menerapkan model
menerapkan model Role Role Playing berbantuan Audio Visual
Playing berbantuan Audio (2)Jika urutan kegiatan kurang sesuai dengan
Visual pembelajaran dengan menerapkan model
Role Playing berbantuan Audio Visual
(3)Jika urutan kegiatan cukup sesuai dengan
pembelajaran dengan menerapkan model
Role Playing berbantuan Audio Visual √
(4)Jika urutan kegiatan sesuai dengan
pembelajaran dengan menerapkan model
Role Playing berbantuan Audio Visual
(5)Jika urutan kegiatan sudah sangat sesuai
dengan pembelajaran dengan menerapkan
model Role Playing berbantuan Audio
Visual
8. Kesesuaian uraian kegiatan (1) Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
152

siswa dan guru untuk setiap tahap pembelajaran tidak sesuai


setiap tahap pembelajaran dengan menerapkan model Role Playing
dengan menerapkan model berbantuan Audio Visual
Role Playing berbantuan (2)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
Audio Visual setiap tahap pembelajaran kurang sesuai
dengan menerapkan model Role Playing
berbantuan Audio Visual
(3) Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran cukup sesuai
dengan menerapkan model Role Playing
berbantuan Audio Visual
(4)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran sesuai dengan
menerapkan model Pro Role Playing
berbantuan Audio Visual √
(5)Jika uraian kegiatan siswa dan guru untuk
setiap tahap pembelajaran sangat sesuai
dengan menerapkan model Role Playing
berbantuan Audio Visual
9. Kejelasan skenario (1) Jika skenario pembelajaran tidak jelas dan
pembelajaran (tahap-tahap tidak sesuai dengan tahap kegiatan
kegiatan pembelajaran : pembelajaran awal, inti, dan penutup
awal, inti, dan penutup) (2)Jika skenario pembelajaran kurang jelas dan
kurang sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup
(3)Jika skenario pembelajaran cukup jelas dan
cukup sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup √
(4)Jika skenario pembelajaran jelas dan sesuai
dengan tahap kegiatan pembelajaran awal,
inti, dan penutup
(5)Jika skenario pembelajaran sangat jelas dan
sangat sesuai dengan tahap kegiatan
pembelajaran awal, inti, dan penutup

III. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


10. Penggunaan bahasa sesuai (1) Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan
dengan EYD EYD
(2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai dengan
EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan
EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD√
153

(5)Jika penggunaan bahasa sudah sangat sesuai


dengan EYD
11. Bahasa yang digunakan (1) Jika bahasa yang digunakan tidak komunikatif
komunikatif (2)Jika bahasa yang digunakan kurang
komunikatif
(3)Jika bahasa yang digunakan cukup
komunikatif
(4)Jika bahasa yang digunakan kominikatif √
(5)Jika bahasa yang digunakan sangat
komunikatif
Kejelasan struktur kalimat (1) Jika struktur kalimat tidak sederhana
(2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
12. (3) Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana

IV. Aspek Waktu

No Indokator Penilaian Rubrik


13. Kesesuaian alokasi waktu (1) Jika alokasi waktu tidak sesuai dengan
yang digunakan dalam kegiatan belajar
kegiatan pembelajaran (2)Jika alokasi waktu kurang sesuai dengan
kegiatan belajar
(3) Jika alokasi waktu cukup sesuai dengan
kegiatan belajar
(4)Jika alokasi waktu sesuai dengan kegiatan
belajar √
(5)Jika alokasi waktu sudah sangat sesuai dengan
kegiatan belajar
14. Rincian waktu untuk setiap (1) Jika rincian waktu untuk setiap tahap
tahap pembelajaran pembelajaran tidak sesuai dengan kegiatan
belajar
(2)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran kurang sesuai dengan kegiatan
belajar
(3) Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran cukup sesuai dengan kegiatan
belajar
(4)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran sesuai dengan kegiatan belajar√
(5)Jika rincian waktu untuk setiap tahap
pembelajaran sudah sangat sesuai dengan
kegiatan belajar
154

Lampiran 22
155
156
Lampiran 23
157
158
159
160

Lampiran 24
LEMBAR VALIDASI
MATERI AJAR PBL

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan materi ajar dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Problem Based
Learning berbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. STRUKTUR MATERI AJAR
1. Organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa, √
warna dan judul materi)
2. Tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan √
judul materi yang menarik
3. Keterkaitan yang konsisten antara materi bahasan √
II. ORGANISASI PENULISAN MATERI
4. Cakupan materi √
5. Kejelasan dan urutan materi √
6. Ketepatan materi dengan KD √
7. Keterkaitan antara materi dengan konteks √
kehidupan/ kognisi siswa yang termuat dalam
buku siswa
III. BAHASA
8. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
9. Bahasa yang digunakan komunikatif √
10. Kesederhanaan struktur kalimat. √
161

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
e. Materi ajar ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
f. Materi ajar ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
162

Lampiran 25
RUBRIK PENILAIAN
MATERI AJAR PBL

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Organisasi penyajian (1) Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
(gambar, tulisan, warna dan judul materi) tidak baik
bahasa, warna dan (2) Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
judul materi). warna dan judul materi) kurang baik
(3)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) cukup baik √
(4)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) baik
(5)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) sangat baik
2. Tampilan gambar, (1) Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
tulisan, bahasa, warna judul materi tidak menarik
dan judul materi yang (2) Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
menarik judul materi kurang menarik
(3)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi menarik
(4)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi menarik √
(5)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi sangat menarik
3. Keterkaitan yang (1) Jika keterkaitan antar materi bahasaan tidak
konsisten antara konsisten
materi bahasan (2) Jika keterkaitan antar materi bahasaan kurang
konsisten
(3)Jika keterkaitan antar materi bahasaan cukup
konsisten
(4)Jika keterkaitan antar materi bahasaan konsisten √
(5)Jika keterkaitan antar materi bahasaan sangat
konsisten

II. Aspek Organisasi Penulisan Materi

No Indikator Penilaian Rubrik


4. Cakupan materi (1) Jika cakupan materi tidak sesuai
(2) Jika cakupan materi kurang sesuai
(3) Jika cakupan materi cukup sesuai √
(4)Jika cakupan materi sesuai
163

(5)Jika cakupan materi sangat sesuai


5. Kejelasan dan urutan (1) Jika materi tidak jelas dan tidak urut
materi (2) Jika materi kurang jelas dan kurang urut
(3) Jika materi cukup jelas dan cukup urut
(4)Jika materi jelas dan urut √
(5)Jika materi sangat jelas dan sangat urut
6. Ketepatan materi (1) Jika materi dengan KD tidak tepat
dengan KD (2) Jika materi dengan KD kurang tepat
(3) Jika materi dengan KD cukup tepat
(4)Jika materi dengan KD tepat √
(5)Jika materi dengan KD sangat tepat
7. Keterkaitan antara (1) Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
materi dengan konteks kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa tidak
kehidupan/ kognisi sesuai
siswa yang termuat (2) Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
dalam buku siswa kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
kurang sesuai
(3) Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
cukup sesuai
(4)Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
sesuai √
(5)Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
sangat sesuai

III. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


8. Penggunaan bahasa (1) Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan EYD
sesuai dengan EYD (2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai dengan EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
(5)Jika penggunaan bahasa sangat sesuai dengan EYD
9. Bahasa yang (1) Jika bahasa yang digunakan tidak komunikatif
digunakan (2)Jika bahasa yang digunakan kurang kominikatif
komunikatif (3)Jika bahasa yang digunakan cukup komunikatif
(4)Jika bahasa yang digunakan komunikatif √
(5)Jika bahasa yang digunakan sangat komunikatif
10. Kesederhanaan (1) Jika struktur kalimat tidak sederhana
struktur kalimat (2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
(3) Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
164

(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana


165

Lampiran 26
166
167

Lampiran 27
168
169
Lampiran 28
LEMBAR VALIDASI
MATERI AJAR ROLE PLAYING

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan materi ajar dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Role Playing
berbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK
a. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.
b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN
No Aspek yang Dinilai Skala Penilain
1 2 3 4 5
I. STRUKTUR MATERI AJAR
1. Organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa, √
warna dan judul materi)
2. Tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan √
judul materi yang menarik
3. Keterkaitan yang konsisten antara materi bahasan √
II. ORGANISASI PENULISAN MATERI
4. Cakupan materi √
5. Kejelasan dan urutan materi √
6. Ketepatan materi dengan KD √
7. Keterkaitan antara materi dengan konteks √
kehidupan/ kognisi siswa yang termuat dalam
buku siswa
III. BAHASA
8. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
9. Bahasa yang digunakan komunikatif √
10. Kesederhanaan struktur kalimat. √
170

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Materi ajar ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
b. Materi ajar ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN
Perbaiki sesuai saran.
171

Lampiran 29
RUBRIK PENILAIAN
MATERI AJAR ROLE PLAYING

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1. Organisasi penyajian (1) Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
(gambar, tulisan, warna dan judul materi) tidak baik
bahasa, warna dan (2) Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
judul materi). warna dan judul materi) kurang baik
(3)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) cukup baik √
(4)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) baik
(5)Jika organisasi penyajian (gambar, tulisan, bahasa,
warna dan judul materi) sangat baik
2. Tampilan gambar, (1) Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
tulisan, bahasa, warna judul materi tidak menarik
dan judul materi yang (2) Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
menarik judul materi kurang menarik
(3)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi menarik
(4)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi menarik √
(5)Jika tampilan gambar, tulisan, bahasa, warna dan
judul materi sangat menarik
3. Keterkaitan yang (1) Jika keterkaitan antar materi bahasaan tidak
konsisten antara konsisten
materi bahasan (2) Jika keterkaitan antar materi bahasaan kurang
konsisten
(3)Jika keterkaitan antar materi bahasaan cukup
konsisten
(4)Jika keterkaitan antar materi bahasaan konsisten √
(5)Jika keterkaitan antar materi bahasaan sangat
konsisten

II. Aspek Organisasi Penulisan Materi

No Indikator Penilaian Rubrik


4. Cakupan materi (1) Jika cakupan materi tidak sesuai
(2) Jika cakupan materi kurang sesuai
(3) Jika cakupan materi cukup sesuai
(4)Jika cakupan materi sesuai √
(5)Jika cakupan materi sangat sesuai
172

5. Kejelasan dan urutan (1) Jika materi tidak jelas dan tidak urut
materi (2) Jika materi kurang jelas dan kurang urut
(3) Jika materi cukup jelas dan cukup urut
(4)Jika materi jelas dan urut √
(5)Jika materi sangat jelas dan sangat urut
6. Ketepatan materi (1) Jika materi dengan KD tidak tepat
dengan KD (2) Jika materi dengan KD kurang tepat
(3) Jika materi dengan KD cukup tepat
(4)Jika materi dengan KD tepat √
(5)Jika materi dengan KD sangat tepat
7. Keterkaitan antara (1) Jika keterkaitan antara masalah konteks
materi dengan konteks kehidupan/ kognisi siswa yang termuat dalam
kehidupan/ kognisi buku siswa tidak sesuai
siswa yang termuat (2) Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
dalam buku siswa kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
kurang sesuai
(3) Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
cukup sesuai √
(4)Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
sesuai
(5)Jika keterkaitan antara masalah konteks kehidupan/
kognisi siswa yang termuat dalam buku siswa
sangat sesuai

III. Aspek Bahasa

No Indikator Penilian Rubrik


8. Penggunaan bahasa (1) Jika penggunaan bahasa tidak sesuai dengan EYD
sesuai dengan EYD (2)Jika penggunaan bahasa kurang sesuai dengan EYD
(3)Jika penggunaan bahasa cukup sesuai dengan EYD
(4)Jika penggunaan bahasa sesuai dengan EYD √
(5)Jika penggunaan bahasa sangat sesuai dengan EYD
9. Bahasa yang (1) Jika bahasa yang digunakan tidak komunikatif
digunakan (2)Jika bahasa yang digunakan kurang kominikatif
komunikatif (3)Jika bahasa yang digunakan cukup komunikatif
(4)Jika bahasa yang digunakan komunikatif √
(5)Jika bahasa yang digunakan sangat komunikatif
Kesederhanaan (1)Jika struktur kalimat tidak sederhana
struktur kalimat (2)Jika struktur kalimat kurang sederhana
10. (3) Jika struktur kalimat cukup sederhana
(4)Jika struktur kalimat sederhana √
(5)Jika struktur kalimat sangat sederhana
173

Lampiran 30
174
175

Lampiran 31
176
177

Lampiran 32
LEMBAR VALIDASI

LEMBAR KERJA SISWA PBL

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan materi ajar dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Problem Based
Learningberbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK

a. Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.

b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN

No Aspek yang Dinilai Skala Penilain


1 2 3 4 5
1 Kesesuaian LKS dengan tujuan pembelajaran. √
Kejelasan petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan √
2
LKS.
3 Kelengkapan urutan cara kerja. √
Menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan √
4
kehidupan sehari-hari.
5 Keterkaitan dengan model Problem Based Learning. √
Kesesuaian kalimat yang digunakan dengan kaidah √
6
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
7 Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami. √

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Materi ajar ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
3. Cukup baik
4. Baik √
178

5. Sangat baik
b. Materi ajar ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN

Perbaiki sesuai saran.


179

Lampiran 33
RUBRIK PENILAIAN

LEMBAR KERJA SISWA PBL

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1 Kesesuaian LKS (1) Jika LKS dengan tujuan pembelajaran tidak sesuai
dengan tujuan (2) Jika LKS dengan tujuan pembelajaran kurang
pembelajaran. sesuai
(3)Jika LKS dengan tujuan pembelajaran cukup
sesuai
(4)Jika LKS dengan tujuan pembelajaran sesuai
(5)Jika LKS dengan tujuan pembelajaran sangat
sesuai
2 Kejelasan petunjuk (1) Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
pelaksanaan atau tidak jelas
pengerjaan LKS. (2) Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
kurang jelas
(3)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
cukup jelas
(4)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
jelas
(5)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
sangat jelas
3 Kelengkapan urutan (1) Jika urutan cara kerja tidak lengkap
cara kerja. (2) Jika urutan cara kerja kurang lengkap
(3) Jika urutan cara kerja cukup lengkap
(4) Jika urutan cara kerja lengkap
(5) Jika urutan cara kerja sangat lengkap
4 Menyajikan (1) Jika tidak lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
berkaitan dengan sehari-hari
kehidupan sehari-hari. (2) Jika kurang lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
(3) Jika cukup lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
(4) Jika sudah lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
180

(5) Jika sangat lengkap dalam menyajikan


permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
5 Keterkaitan dengan (1) Jika tidak terkait dengan model Problem Based
model Problem Based Learning
Learning. (2) Jika kurang terkait dengan model Problem Based
Learning
(3) Jika cukup terkait dengan model Problem Based
Learning
(4) Jika sudah terkait dengan model Problem Based
Learning
(5) Jika sangat terkait dengan model Problem Based
Learning
6 Kesesuaian kalimat (1) Jika kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan
yang digunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
dengan kaidah bahasa (2) Jika kalimat yang digunakan kurang sesuai
Indonesia yang baik dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
dan benar. benar
(3) Jika kalimat yang digunakan cukup sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
(4) Jika kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar
(5) Jika kalimat yang digunakan sangat sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
7 Bahasa yang (1) Jika bahasa yang digunakan tidak mudah dipahami
digunakan mudah (2) Jika bahasa yang digunakan kurang mudah
untuk dipahami. dipahami
(3) Jika bahasa yang digunakan cukup mudah
dipahami
(4) Jika bahasa yang digunakan mudah dipahami
(5) Jika bahasa yang digunakan sangat mudah
dipahami
181

Lampiran 34
182
183

Lampiran 35
184
185

Lampiran 36
LEMBAR VALIDASI

LEMBAR KERJA SISWA ROLE PLAYING

A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan materi ajar dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS kelas V yang penerapannya menggunakan model Role Playing
berbantuan Audio Visual.

B. PETUNJUK

a. Ibu dapat memberikan penilaian dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang
tersedia.

b. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup baik); 4 (baik); 5
(sangat baik).

C. PENILAIN

No Aspek yang Dinilai Skala Penilain


1 2 3 4 5
1 Kesesuaian LKS dengan tujuan pembelajaran. √
Kejelasan petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan √
2
LKS.
3 Kelengkapan urutan cara kerja. √
Menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan √
4
kehidupan sehari-hari.
5 Keterkaitan dengan model Role Playing. √
Kesesuaian kalimat yang digunakan dengan kaidah √
6
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
7 Bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami. √

Simpulan validator/penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan simpulan anda:
a. Materi ajar ini :
1. Tidak baik
2. Kurang baik
186

3. Cukup baik
4. Baik √
5. Sangat baik
b. Materi ajar ini :
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi √
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunkan

D. KOMENTAR/SARAN

Perbaiki sesuai saran.


187

Lampiran 37
RUBRIK PENILAIAN

LEMBAR KERJA SISWA ROLE PLAYING

I. Aspek Isi Yang Disajikan

No Indikator Penilaian Rubrik


1 Kesesuaian LKS (1)Jika LKS dengan tujuan pembelajarantidak sesuai
dengan tujuan (2) Jika LKS dengan tujuan pembelajarankurang sesuai
pembelajaran. (3)Jika LKS dengan tujuan pembelajarancukup sesuai

(4)Jika LKS dengan tujuan pembelajaran sesuai
(5)Jika LKS dengan tujuan pembelajaransangat sesuai
2 Kejelasan petunjuk (1) Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan
pelaksanaan atau LKStidak jelas
pengerjaan LKS. (2) Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan
LKSkurang jelas
(3)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
cukup jelas
(4)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
jelas √
(5)Jika petunjuk pelaksanaan atau pengerjaan LKS
sangat jelas
3 Kelengkapan urutan (1) Jika urutan cara kerja tidak lengkap
cara kerja. (2) Jika urutan cara kerja kurang lengkap
(3)Jika urutan cara kerja cukup lengkap
(4)Jika urutan cara kerja lengkap √
(5)Jika urutan cara kerja sangat lengkap
4 Menyajikan (1) Jika tidak lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
berkaitan dengan sehari-hari
kehidupan sehari-hari. (2)Jika kurang lengkap dalammenyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
(3)Jika cukuplengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari √
(4)Jika sudahlengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
(5)Jika sangat lengkap dalam menyajikan
permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan
188

sehari-hari
5 Keterkaitan dengan (1) Jika tidak terkait dengan model Role Playing
model Role Playing. (2)Jika kurang terkait dengan model Role Playing
(3)Jika cukup terkait dengan model Role Playing
(4)Jika sudah terkait dengan model Role Playing √
(5)Jika sangat terkait dengan model Role Playing
6 Kesesuaian kalimat (1) Jika kalimat yang digunakantidak sesuai dengan
yang digunakan kaidah bahasa Indonesiayang baik dan benar
dengan kaidah bahasa (2)Jika kalimat yang digunakan kurang sesuai dengan
Indonesia yang baik kaidah bahasa Indonesiayang baik dan benar
dan benar. (3)Jika kalimat yang digunakan cukup sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesiayang baik dan benar
(4)Jika kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesiayang baik dan benar √
(5)Jika kalimat yang digunakan sangat sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesiayang baik dan benar
7 Bahasa yang (1) Jika bahasa yang digunakan tidak mudah dipahami
digunakan mudah (2)Jika bahasa yang digunakan kurang mudah
untuk dipahami. dipahami
(3)Jika bahasa yang digunakan cukup mudah
dipahami
(4)Jika bahasa yang digunakan mudah dipahami √
(5)Jika bahasa yang digunakan sangat mudah
dipahami
189

Lampiran 38
190
191

Lampiran 39
192
193

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
I
194
Lampiran 40

Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Va
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Materi/ Penilaian
Kompetensi pokok Alokasi Sumber
Kegiatan pembelajaran Indikator
Dasar pembelajar Bentuk waktu belajar
an Teknik Contoh instrumen
instrumen
2.2 Menghargai Perjuangan 1. Melakukan diskusi untuk 2.2.1 Menceritakan Tes Uraian Menyebutkan 2 x 35’ Buku IPS SD
jasa dan para tokoh mengetahui peristiwa peristiwa penting tertulis Pilihan peristiwa penting kelas V,
peranan menuju penting perjuangan bangsa perjuangan bangsa Ganda perjuangan bangsa BSE IPS
tokoh kemerdeka dalam usaha mempersiapkan dalam usaha dalam usaha kelas V karya
perjuangan an. kemerdekaan mempersiapkan mempersiapkan Endang
dalam 2. Melakukan Tanya jawab kemerdekaan kemerdekaan Susilaningsih
mempersiapk untuk mengetahui peranan 2.2.2 Menceritakan halaman 157,
an beberapa tokoh yang terlibat peranan beberapa Buku Model
kemerdekaan dalam mempersiapkan tokoh yang terlibat Pembelajaran
Indonesia. kemerdekaan dalam karya Hamzah
3. Melakukan Tanya jawab mempersiapkan Uno halaman
untuk mengetahui contoh kemerdekaan 26,
sikap cara menghargai jasa 2.2.3 Memberikan
para tokoh dalam contoh sikap cara
mempersiapkan menghargai jasa
kemerdekaan para tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
195
Lampiran 41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Va / 2
Hari/ Tanggal : Mei 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
III. Indikator
2.2.1 Menceritakan peristiwa penting perjuangan bangsa dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan
2.2.2 Menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
2.2.3 Memberikan contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan video tentang perjuangan tokoh meraih
kemerdekaan, siswa dapat menceritakan peristiwa penting perjuangan
bangsa dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan dengan benar
2. Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam
mempersiapkan kemerdekaan dengan benar
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat memberikan contoh sikap cara
menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan
dengan baik.
Karakter yang Diharapkan :
1. Nasionalisme
2. Patriotisme
3. Kerja sama
4. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan.
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam,
berdoa, dan presensi.
2 Guru menyiapkan media pembelajaran
196

3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi


melalui kegiatan tanya Jawab. Guru
bertanya, “Anak-anak kalian tau kenapa
tiap hari senin kita melaksanakan
upacara?”
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan
menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu
Bangsa”
Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita

Tanah air
Pasti jaya
Untuk Selama-lamanya
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta

Nusa bangsa
Dan Bahasa
Kita bela bersama
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan
uraian kegiatan pembelajaran secara
singkat.
Tahap-1 b. Kegiatan Inti 45menit
Mengarahkan Eksplorasi
siswa kepada 1. Siswa mengamati media audiovisual yang
masalah ditampilkan guru tentang sidang BPUPKI
dan PPKI
Tahap-2 2. Siswa membaca buku dan melakukan tanya
Mempersiapkan jawab dengan guru mengenai materi yang
siswa untuk akan diajarkan yaitu tentang sidang
belajar BPUPKI dan PPKI.
Tahap-3 3. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
Membantu mengenai materi yang akan diajarkan yaitu
penelitian mandiri tentang sidang BPUPKI dan PPKI.
dan kelompok Elaborasi
4. Guru membagi siswa menjadi kelompok
besar dan setiap kelompok terdiri dari 6
orang, sehingga menghasilkan 4 kelompok.
5. Guru membagikan Lembar Diskusi
Kelompok untuk dikerjakan siswa secara
berkelompok.
Tahap-4 6. Guru meminta siswa mengerjakan LDK
Mengembangkan mengenai sidang BPUPKI dan PPKI.
197

dan menyajikan 7. Guru meminta perwakilan kelompok


artefak dan benda membacakan hasil diskusi kelompoknya di
pajang depan kelas
Tahap-5 Konfirmasi
Menganalisis dan 8 Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
mengevaluasi 9 Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang
proses pemecahan kurang tepat.
masalah 10 Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang terbaik
11 Guru menyampaikan refleksi
c. Kegiatan Penutup 20menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut.

IX. Media dan Sumber Belajar


1. Media pembelajaran
Audiovisual (video tentang sidang BPUPKI dan PPKI)
2. Sumber belajar siswa
1. Buku IPS SD kelas V
2. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
3. Buku Model Pembelajaran karya Hamzah Uno halaman 26
4. Silabus kelas V
X. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilaian proses
dan hasil
2. Jenis Tes : Tes
tertulis
3. Bentuk Tes : Pilihan
Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Va

Sri Khamari, S.Pd Sri Suryanti, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 196207051982012009
198

BAHAN AJAR
1. Arti Penting Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI bagi Persiapan
Kemerdekaan dan Pembentukan Negara
Indonesia
Setelah Kabinet Tojo jatuh pada tanggal 17 Juli
1944, kemudian diangkat Jenderal Kuniaki Koiso
sebagai perdana menteri yang memimpin kabinet
baru (Kabinet Koiso). Salah satu langkah yang
diambil Koiso dalam rangka untuk mempertahankan
pengaruh Jepang di daerah-daerah yang
didudukinya adalah mengeluarkan pernyataan
tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”.
Indonesia sebagai daerah pendudukan kemudian
diberi janji kemerdekaan di kelak kemudian hari pada tanggal 7 September 1945.
Pada tahun 1944 itu pula, dengan jatuhnya Pulau Saipan, maka seluruh garis
pertahanan angkatan perang Jepang di Pasifik mulai runtuh. Ini berarti kekalahan
Jepang sudah di ambang pintu. Di wilayah Indonesia angkatan perang Jepang juga
sudah mulai kewalahan menghadapi serangan-serangan Sekutu atas kota-kota
seperti Ambon, Makassar, Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.
Menghadapi situasi yang sangat kritis itu, Jepang mencoba merealisasikan
janjinya. Atas usul Letjen Kumakici Harada, Jepang membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Junbi
Coosakai) Upacara peresmian anggota BPUPKI dilakukan di gedung Cuo Sangi
In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Ikut hadir
dalam upacara peresmian tersebut adalah Jenderal Itagaki dan Letnan Jenderal
Nagano. Selama masa tugasnya, BPUPKI mengadakan sidang dua kali yaitu
sidang pertama tanggal 29 Mei - 1 Juli 1945 dan sidang kedua tanggal 10 - 16 Juli
1945. Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, ternyata
ada tiga pembicara yang mencoba secara khusus membicarakan mengenai dasar
negara. Ketiga pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.
199

Pada sidang tersebut, Ir. Soekarno juga menyampaikan nama bagi dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Ir. Soekarno memberinya
nama Pancasila yang artinya lima dasar. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Setelah sidang resmi pertama, ada
masa reses hingga tanggal 10 Juli 1945. Pada masa reses itu, diselenggarakan
sidang tidak resmi yang membahas rancangan pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang dihadiri oleh 38 anggota BPUPKI. Selanjutnya dibentuk panitia kecil
yang beranggotakan Sembilan orang, sehingga dikenal dengan nama Panitia
sembilan. Anggota Panitia sembilan yaitu:
1. Ir. Soekarno,
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. Mohammad Yamin,
4. Mr. Ahmad Subardjo
5. Mr. A. A. Maramis,
6. Abdul Kadir Muzakir,
7. Wachid Hasyim,
8. H. Agus Salim, dan
9. Abikusno Tjokrosujoso.
Panitia Sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dan bertugas menampung saran-saran,
usul-usul, dan konsepsi-konsepsi para anggota. Berikut ini hasil kerja Panitia
Sembilan. Lihat gambar di bawah ini!
200

Pada sidang BPUPKI II tanggal 10 - 16 Juli 1945, dibahas tentang


rancangan undang-undang dasar (UUD) yang diserahkan kepada sebuah panitia.
Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia ini menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Selain itu
juga dibentuk panitia kecil Perancang UUD 1945 yang diketuai oleh Supomo.
Anggota Panitia kecil adalah Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
R.B. Singgih, Sukiman, dan Agus Salim. Berikut ini hasil kerja panitia kecil yang
dilaporkan tanggal 14 Juli 1945.
1. Pernyataan Indonesia Merdeka.
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
3. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh)
Setelah tugas BPUPKI dipandang selesai, BPUPKI dibubarkan. Sebagai
gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Anggota PPKI berjumlah 21 orang
Indonesia yang mewakili berbagai daerah di Indonesia, dan ditambah 6 orang lagi
tanpa sepengetahuan Jepang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs.
Moh. Hatta. Sedang sebagai penasihatnya adalah Mr. Ahmad Subarjo. Tugas
PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pendirian
negara dan pemerintahan RI. Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan
menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi dengan syarat
harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
1. Menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapinya. Oleh karena itu
bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga yang sebesar-besarnya dan
bersama-sama dengan pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk
memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Negara Indonesia itu merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran
Bersama Asia Timur Raya.
Pada tanggal 9 Agustus 1945. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauchi ke Dalath (Vietnam
Selatan). Pada pertemuan tersebut, Jenderal Besar Terauchi menyampaikan bahwa
201

pemerintah kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberi kemerdekaan


kepada bangsa Indonesia. Untuk melaksanakannya telah dibentuk PPKI.
Pelaksanaannya dapat dilakukan segera setelah persiapan selesai. Wilayah
Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Selama masa
tugasnya, PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945, 19 Agustus 1945, dan tanggal 22 Agustus 1945. Lihat tabel di
bawah ini!

2. Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang-Sidang


BPUPKI dan PPKI
Telah dibahas di depan, BPUPKI telah
mengadakan sidang dua kali dan
menghasilkan keputusan yang penting bagi
negara Indonesia. Namun, jangan dibayangkan
kalau dalam setiap sidang-sidang BPUPKI
tidak terdapat perbedaan pendapat. Dalam
setiap persidangan BPUPKI selalu muncul
beberapa perbedaan pendapat mengenai
rumusan dasar negara, mukadimah, dan batang
tubuh undang-undang dasar (UUD). Dalam
sidang BPUPKI I terdapat dua golongan yang berbeda pendapat. Berikut ini kedua
golongan tersebut.
1. Golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut syariat
Islam.
2. Golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia ditegakkan
berdasarkan paham kebangsaan.
Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk
negara. Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara Islam,
negara federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara republik.
Pada sidang PPKI juga muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai wilayah
negara, pemilihan presiden dan wakil presiden, rumusan dasar negara,
kementerian, serta pembagian daerah. Dalam sidang PPKI, perdebatan antara
202

golongan nasionalis dan golongan sekuler muncul kembali. Perbedaan tersebut


terutama mengenai sila pertama dalam rumusan dasar negara.
Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta yang
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya”. Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, akhirnya semua golongan menerima sila pertama berbunyi
“Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan ini memberikan keleluasaan bagi
perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
203

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan simpulan kelompok. Diskusikan
dengan teman satu kelompokmu!
1. Ceritakan secara singkat tentang sidang BPUPKI dan PPKI!
2. Apa perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI!
3. Sebutkan tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan yang
kalian ketahui!
4. Berikan contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan!
5. Berikan contoh salah satu sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar!
204

Kunci jawaban
1. BPUPKI mengadakan sidang dua kali yaitu sidang pertama tanggal 29 Mei -
1 Juli 1945 dan sidang kedua tanggal 10 - 16 Juli 1945. Pada sidang pertama
BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, ternyata ada tiga pembicara yang
mencoba secara khusus membicarakan mengenai dasar negara. Ketiga
pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo,
dan Ir. Soekarno. Pada sidang tersebut, Ir. Soekarno juga menyampaikan
nama bagi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Ir.
Soekarno memberinya nama Pancasila yang artinya lima dasar. Pada sidang
BPUPKI II tanggal 10 - 16 Juli 1945, dibahas tentang rancangan undang-
undang dasar (UUD) yang diserahkan kepada sebuah panitia. Panitia ini
bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Selain itu juga
dibentuk panitia kecil Perancang UUD 1945 yang diketuai oleh Supomo.
Anggota Panitia kecil adalah Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
R.B. Singgih, Sukiman, dan Agus Salim. Setelah tugas BPUPKI dipandang
selesai, BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945
dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Anggota PPKI berjumlah 21 orang Indonesia yang
mewakili berbagai daerah di Indonesia, dan ditambah 6 orang lagi tanpa
sepengetahuan Jepang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs.
Moh. Hatta. Sedang sebagai penasihatnya adalah Mr. Ahmad Subarjo. Tugas
PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pendirian
negara dan pemerintahan RI
2. Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk
negara. Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara
Islam, negara federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara
republik. Pada sidang PPKI juga muncul beberapa perbedaan pendapat
mengenai wilayah negara, pemilihan presiden dan wakil presiden, rumusan
dasar negara, kementerian, serta pembagian daerah. Dalam sidang PPKI,
perdebatan antara golongan nasionalis dan golongan sekuler muncul kembali.
Perbedaan tersebut terutama mengenai sila pertama dalam rumusan dasar
negara. Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta
yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
para pemeluknya”. Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa, akhirnya semua golongan menerima sila pertama
berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan ini memberikan
keleluasaan bagi perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
3. Tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha meraih kemerdekaan
1) Ir. Soekarno, 8) H. Agus Salim, dan
2) Drs. Mohammad Hatta 9) Abikusno Tjokrosujoso
3) Mr. Mohammad Yamin, 10) Suhud
4) Mr. Ahmad Subardjo 11) Latief Hendraningrat
5) Mr. A. A. Maramis, 12) Sayuti Melik
6) Abdul Kadir Muzakir, 13) Teuku Mohammad Hassan
7) Wachid Hasyim, dari Aceh.
205

14) Sam Ratulangi dari 16) Hamidan dari Kalimantan.


Sulawesi. 17) Walikota Suwirjo dan dr.
15) Ktut Pudja dari Sunda Kecil Muwardi
(Bali).
4. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai presiden,
beliau turut berjasa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Beliau mulai merintis pemerintahan Indonesia dalam masa-masa
yang sangat sulit. Sebagai presiden, beliau memberikan semangat kepada
Bangsa Indonesia untuk tetap berjuang. Pada sidang BPUPKI Ir. Soekarno
juga menyampaikan nama bagi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila,
Trisila, atau Ekasila. Ir. Soekarno memberinya nama Pancasila yang artinya
lima dasar. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.
5. contoh salah satu sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar:
1) belajar dengan sungguh-sungguh
2) khidmat dalam melaksanakan upacara bendera
3) cinta tanah air
4) terus berkarya membangun bangsa menjadi lebih baik
5) berusaha menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa dan Negara
206

KISI-KISI EVALUASI
No Indikator Materi Aspek Jumlah
Soal

1 2.2.4 Menceritakan Perjuangan para C1 1


peristiwa penting tokoh menuju C3 2
perjuangan bangsa kemerdekaan. C4 1
dalam usaha
mempersiapkan
kemerdekaan

2.2.5 Menceritakan C5 2
peranan beberapa C6 1
tokoh yang terlibat
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan.

2.2.6 Memberikan contoh C2 2


sikap cara C3 1
menghargai jasa para
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan.
207

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :
Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan
benar dengan tanda silang (X)!
1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena ….
a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia
d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
2. Perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI adalah

a. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
syariat Islam
b. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan paham kebangsaan.
c. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
paham nasionalis
d. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan syariat islam
3. Ketua Panitia Sembilan adalah ….
a. Drs. Mohammad Hatta
b. Mr. Mohammad Yamin
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Ir. Soekarno
4. Salah satu contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan
adalah ….
a. membantu jepang menjajah Indonesia
b. merintis pemerintahan Indonesia, dalam sidang BPUPKI ikut memberikan
nama dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila
c. menindas rakyat Indonesia dan membantu jepang menduduki wilayah
Indonesia
d. tidak ikut berperan dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan
5. Salah satu contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar adalah ….
a. ramai sendiri dalam melaksanakan upacara bendera
b. membiarkan negara lain mengambil budaya Indonesia
c. belajar dengan sungguh-sungguh
d. bertengkar dengan teman
6. BPUPKI merupakan singkatan dari ….
a. Badan Penyelidik Usaha Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
b. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Badan Panitia Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Bagian Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
7. Tugas BPUPKI adalah ….
208

a. Membaca Proklamasi Indonesia


b. Bertanggungjawab atas kemerdekaan Indonesia
c. Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
d. Membubarkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
8. Kedudukan Ahmad Subardjo dalam PPKI adalah ….
a. Sekretaris c. Penasihat
b. Wakil ketua d. Ketua
9. Panitia Sembilan menghasilkan suatu naskah yang kemudian disebut ....
a. Piagam Bangkok c. Piagam Bandung
b. Piagam Jakarta d. Piagam Rengasdengklok
10. Sifat yang harus kita contoh dari para pahlawan kemerdekaan adalah ….
a. Sombong c. Berani
c. Boros d. Malas
209

Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. b 6. b
2. a 7. c
3. d 8. c
4. b 9. b
5. c 10. c

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi

N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis

Nilai = x100

= x 100
= 100
210

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
II
211
Lampiran 42

Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Va
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Penilaian
Kompetensi Materi/ pokok Alokasi Sumber
Kegiatan pembelajaran Indicator
Dasar pembelajaran Bentuk waktu belajar
Teknik Contoh instrumen
instrumen
2.3 Perjuangan 1. Melakukan Tanya 2.3.1 Menceritakan Tes Uraian Menyebutkan 2 × 35' Buku IPS
Menghargai para tokoh jawab untuk peristiwa- tertulis Pilihan peristiwa- SD kelas V,
jasa dan menuju mengetahui peristiwa- peristiwa penting Ganda peristiwa penting BSE IPS
peranan kemerdekaan peristiwa penting yang yang terjadi di yang terjadi di kelas V
tokoh (peristiwa terjadi di sekitar sekitar proklamasi. sekitar proklamasi karya
perjuangan Rengasdengkl proklamasi 2.3.2 Membuat riwayat Endang
dalam ok yang 2. Melakukan Tanya singkat/ringkasan Susilaningsi
memproklam terjadi di jawab untuk tentang tokoh- h halaman
asikan sekitar mengetahui riwayat tokoh penting 157,
kemerdekaan proklamasi) singkat/ringkasan dalam peristiwa Buku Model
tentang tokoh-tokoh proklamasi Pembelajara
penting dalam 2.3.3 Memberi contoh n karya
peristiwa proklamasi cara menghargai Hamzah
3. Melakukan Tanya jasa tokoh-tokoh Uno
jawab untuk kemerdekaan halaman 26,
mengetahui contoh
cara menghargai jasa
tokoh-tokoh
kemerdekaan
212
Lampiran 43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Va / 2
Hari/ Tanggal : Mei 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
III. Indikator
2.3.1 Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi.
2.3.2 Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting
dalam peristiwa proklamasi
2.3.3 Memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan video tentang kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi dengan benar
2. Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat
membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting
dalam peristiwa proklamasi dengan benar
3. Melalui tanya jawab dan penjelasan guru, siswa dapat memberi contoh
cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan dengan baik.
Karakter yang Diharapkan :
1. Nasionalisme
2. Patriotisme
3. Kerja sama
4. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan (peristiwa Rengasdengklok
yang terjadi di sekitar proklamasi)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa, dan
presensi.
2 Guru menyiapkan media pembelajaran
3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi melalui
213

kegiatan tanya Jawab. Guru bertanya, “apa


kalian masih ingat tentang pelajaran IPS yang
lalu?, kita sudah belajar tentang perjuangan
bangsa dalam usaha mempersiapkan
kemerdekaan.
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan
menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar Negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju, Ayo maju maju, Ayo maju maju
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian
kegiatan pembelajaran secara singkat.
Tahap-1 b. Kegiatan Inti 45menit
Mengarahkan Eksplorasi
siswa kepada 1. Siswa mengamati media audiovisual yang
masalah ditampilkan guru tentang peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi di sekitar proklamasi
Tahap-2 2. Siswa mengingat kembali pelajaran yang lalu
Mempersiapkan mengenai sidang BPUPKI dan PPKI.
siswa untuk
belajar
Tahap-3 3. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru
Membantu mengenai materi yang akan diajarkan yaitu
penelitian tentang yaitu tentang peristiwa-peristiwa penting
mandiri dan yang terjadi di sekitar proklamasi.
kelompok Elaborasi
4. Guru membagi siswa menjadi kelompok besar
dan setiap kelompok terdiri dari 6 orang,
sehingga menghasilkan 4 kelompok.
5. Guru membagikan Lembar Diskusi Kelompok
untuk dikerjakan siswa secara berkelompok.
Tahap-4 6. Guru meminta siswa mengerjakan LDK
Mengembangkan mengenai peristiwa-peristiwa penting yang
dan menyajikan terjadi di sekitar proklamasi yang telah
artefak dan diberikan.
benda pajang 7. Guru meminta perwakilan kelompok
membacakan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas
Tahap-5 Konfirmasi
Menganalisis dan 8 Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
214

mengevaluasi 9 Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang


proses kurang tepat.
pemecahan 10 Guru memberikan penghargaan kepada
masalah kelompok yang terbaik
11 Guru menyampaikan refleksi
c. Kegiatan Penutup 20menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut.
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media pembelajaran
Audio visual (video tentang peristiwa Rengasdengklok)
2. Sumber belajar siswa
1. Buku IPS SD kelas V
2. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
3. Buku Model Pembelajaran karya Hamzah Uno halaman 26
4. Silabus kelas V
IX. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
2. Jenis Tes : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Pilihan Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Va

Sri Khamari, S.Pd Sri Suryanti, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 196207051982012009
215

BAHAN AJAR
PERISTIWA SEKITAR
PROKLAMASI
Tahukah kalian, bahwa
Indonesia termasuk
sekelompok kecil bangsa yang
memperoleh kemerdekaan
bukan sebagai pemberian
penjajah, atau sebagai hasil
suatu proses damai belaka?
Kemerdekaan yang kita miliki
sekarang diraih melalui suatu
perjuangan panjang dan berat,
dengan titik puncaknya
dikumandangkan Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Apakah tanggal 17 Agustus 1945
merupakan akhir dari perjuangan meraih kemerdekaan? Bagaimana kronologi
perjuangan bangsa kita meraih kemerdekaan? Untuk jelasnya ikutilah pembahasan
berikut!
A. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Peristiwa Rengasdengklok
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas
dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota
Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki
pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut,
kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan
Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari,
Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah
tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut
diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda
yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar
Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan
para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami
kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas
Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan Sekutu yang akan
menggantikan mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah
khusus agar mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan Sekutu.
Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan
muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan
muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan.
Mereka itu antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik,
Adam Malik, dan Chaerul Saleh. Sedangkan golongan tua menginginkan
proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Mereka
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr.
Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian
mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan
216

Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut
dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan
golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan
soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain.
Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya
perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar
kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga
sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan
Darwis mewakili kelompok muda
mendesak Soekarno agar bersedia
melaksanakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia secepatnya
lepas dari Jepang. Ternyata usaha
tersebut gagal. Soekarno tetap tidak
mau memproklamasikan
kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir.
Soekarno untuk tidak
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan
muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang. Selanjutnya
golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00
WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh Jepang. Tujuan para pemuda
mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:
a) agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b) mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat
ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di
antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke
garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang
terletak sebelah Utara Karawang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat
pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota
PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya melakukan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya
terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara
Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa
Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas
kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud
tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa ke
Jakarta.
Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto
segera menuju Rengasdengklok. Rombongan tersebut
tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB. Peranan
217

Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke


Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan
akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya
sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat
bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
2. Perumusan Naskah Proklamasi
Sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta sudah sampai di Jakarta dan
langsung menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian, peran
Laksamana Maeda cukup penting. Pada saat-saat yang genting, Maeda
menunjukkan kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi
alamiah dan hak dari setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia.
Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat secara langsung dalam perumusan
teks proklamasi.
218

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan simpulan kelompok. Diskusikan
dengan teman satu kelompokmu!
1. Sebutkan peristiwa sekitar proklamasi!
2. Jelaskan tentang peristiwa rengasdengklok!
3. Apa tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok?
4. Berikan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan!
5. Ceritakan kembali tentang pelaksanaan kemerdekaan!
219

Kunci jawaban
1. Peristiwa sekitar proklamasi : Peristiwa Rengasdengklok, Perumusan
Naskah Proklamasi.
2. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan
dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6
Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa
tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Penyerahan Jepang kepada Sekutu
menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat.
Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power. Adanya
kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan
muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera
dikumandangkan. Sedangkan golongan tua menginginkan proklamasi
kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Selanjutnya
malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili
kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata
usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan
kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan
golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari
Jepang. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka
membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut
menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus
diamankan dari pengaruh Jepang. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh
golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk
mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat
mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera
dibawa ke Jakarta. Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto
segera menuju Rengasdengklok. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting
dalam peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu
meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan
dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya
sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat
bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
3. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
a) agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b) mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
4. Tokoh yang terlibat dalam pembuatan naskah proklamasi
1) Ir. Soekarno
2) Moh. Hatta
3) Ahmad Soebardjo
5. Peristiwa sekitar proklamasi : Peristiwa Rengasdengklok, Perumusan
Naskah Proklamasi
220

Peristiwa rengasdengklok dimana golongan tua menculik Ir.


Soekarno dan Moh. Hatta ke rengasdengklok untuk diamankan dari
pengaruh jepang dan terjadinya kekosongan kekuasaan. Akhirnya Ahmad
Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok.
Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya
Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa
proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat
pukul 12.00 WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai
komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke
Jakarta
Perumusan naskah proklamasi sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno
Hatta sudah sampai di Jakarta dan langsung menuju ke rumah Laksamana
Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta untuk menyusun teks
proklamasi.
221

KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Materi Aspek Jumlah


soal

1 2.3.4 Menceritakan Perjuangan para C1 2


peristiwa-peristiwa tokoh menuju C2 2
penting yang terjadi kemerdekaan.
di sekitar
proklamasi.

2.3.5 Membuat riwayat C3 1


singkat/ringkasan C4 1
tentang tokoh-tokoh C5 1
penting dalam
peristiwa
proklamasi.

2.3.6 Memberi contoh C3 2


cara menghargai C6 1
jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan.
222

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :

Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan
benar dengan tanda silang (X)!
1. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
adalah ….
a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang
b. mendesak keduanya supaya tidak memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia
c. agar kedua tokoh tersebut menjadi terpengaruh oleh pemuda dan
terpengaruh Jepang
d. menghindarkan Soekarno Hatta dari pengaruh golongan tua
2. Pada tanggal berapa terjadi peristiwa rengasdengklok?
a. 17 Agustus 1945
b. 16 Agustus 1945
c. 15 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1954
3. Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah ….
a. Laksamana Tadashi Maeda
b. Ir. Soekarno
c. Sayuti Melik
d. Jenderal Terauchi
4. Tokoh yang menjadi penengah golongan tua dan golongan muda adalah ….
a. Mr. Soepomo
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Drs. Mohammad Hatta
5. Berikut ini yang merupakan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan adalah .…
a. malas mengikuti upacara senin
b. tidak pernah belajar
c. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan Indonesia
d. mencoret-coret di bangunan bersejarah
6. Dua kota jepang yang dibom oleh sekutu adalah … dan ….
a. Kyoto dan Tokyo c. Tokyo dan Nagasaki
b. Hirosima dan Tokyo d. Hirosima dan Nagasaki
7. Para pemuda menculik Sukarno-Hatta dan membawa kedua tokoh ke ….
a. Rengasdengklok c. Bandung
b. Jakarta d. Semarang
8. Tokoh dari golongan tua yang menjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok
adalah ....
a. Ahmad Soebardjo c. Sukarni
b. Maeda d. Sayuti Melik
9. Naskah proklamasi dirumuskan oleh ..., ..., dan ....
223

a. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Maeda


b. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
c. Ir. Soekarno, Maeda dan Ahmad Soebardjo
d. Maeda, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
10. Dua peristiwa penting sekitar proklamasi adalah ….
a. Piagam Bangkok dan Perumusan Naskah Proklamasi
b. Peristiwa Rengasdengklok dan Piagam Bangkok
c. Peristiwa Rengasdengklok dan Perang Puputan
d. Peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Naskah Proklamasi
224

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda
1. a 6. d
2. b 7. a
3. a 8. a
4. d 9. b
5. c 10. d

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi

N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis

Nilai = x100

= x 100
= 100
221

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
III
222

Lampiran 44

Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Va
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Materi/ Penilaian
Kompetensi pokok Alokasi Sumber
Kegiatan pembelajaran Indikator
Dasar pembelajara Bentuk waktu belajar
n teknik Contoh instrumen
instrument
2.3 Menghargai Perjuangan 1 Melakukan diskusi untuk 2.3.7 Menceritakan Tes Uraian Menyebutkan 2 × 35' Buku IPS
jasa dan peranan para tokoh mengetahui peristiwa- peristiwa-peristiwa tertulis Pilihan peristiwa- SD kelas V,
tokoh perjuangan menuju peristiwa saat saat pelaksanaan Ganda peristiwa saat BSE IPS
dalam kemerdekaa pelaksanaan proklamasi proklamasi pelaksanaan kelas V
memproklamasika n kemerdekaan kemerdekaan. proklamasi karya
n kemerdekaan (proklamasi 2 Melakukan Tanya jawab 2.3.8 Membuat kemerdekaan Endang
kemerdekaa untuk mengetahui riwayat Susilaningsi
n) riwayat singkat/ringkasan h halaman
singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh 157,
tentang tokoh-tokoh penting dalam Buku Model
penting dalam peristiwa peristiwa proklamasi. Pembelajara
proklamasi 2.3.9 Memahami n karya
3 Melakukan Tanya jawab makna dan arti Hamzah
untuk mengetahui makna penting proklamasi Uno
dan arti penting kemerdekaan halaman 26
proklamasi kemerdekaan
223
Lampiran 45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Va / 2
Hari/ Tanggal : Mei 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
I.
II.
III. Indikator
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4 Menceritakan peristiwa-peristiwa saat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
2.3.5 Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi.
2.3.6 Memahami makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan
IV. Tujuan Pembelajaran
1 Melalui media audiovisual tentang proklamasi kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peristiwa-peristiwa saat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dengan
benar
2 Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat membuat riwayat
singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi dengan
benar
3 Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami makna dan arti penting proklamasi
kemerdekaan dengan baik.
Karakter yang Diharapkan :
1. Nasionalisme
2. Patriotisme
3. Kerja sama
4. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan (proklamasi kemerdekaan)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Problem Based Learning
Metode : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, permainan
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa, dan presensi.
224

2 Guru menyiapkan media pembelajaran


3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi melalui kegiatan
tanya Jawab. Guru bertanya, “apa kalian masih ingat
tentang pelajaran IPS yang lalu?, hari ini kita akan
melanjutkan mempelajari tentang proklamasi
kemerdekaan.
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu
“Berkibarlah Benderaku”
Berkibarlah benderaku
Lambing suci gagah perwira
Di seluruh bangsa Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan
pembelajaran secara singkat.
Tahap-1 b. Kegiatan Inti 45menit
Mengarahkan Eksplorasi
siswa kepada 1. Siswa mengamati media audiovisual yang ditampilkan
masalah guru tentang proklamasi kemerdekaan
Tahap-2 2. Siswa mengingat kembali pelajaran yang lalu mengenai
Mempersiapkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
siswa untuk proklamasi
belajar
Tahap-3 3. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai
Membantu materi yang akan diajarkan yaitu tentang proklamasi
penelitian kemerdekaan.
mandiri dan Elaborasi
kelompok 4. Guru membagi siswa menjadi kelompok besar dan setiap
kelompok terdiri dari 6 orang, sehingga menghasilkan 4
kelompok.
5. Guru membagikan Lembar Diskusi Kelompok untuk
dikerjakan siswa secara berkelompok.
Tahap-4 6. Guru meminta siswa mengerjakan LDK mengenai
Mengembangkan mengenai proklamasi kemerdekaan yang telah diberikan.
dan menyajikan 7. Guru meminta perwakilan kelompok membacakan hasil
artefak dan diskusi kelompoknya di depan kelas
benda pajang
Tahap-5 Konfirmasi
Menganalisis dan 8 Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
mengevaluasi 9 Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang kurang tepat.
proses 10 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
pemecahan terbaik
225

masalah 11 Guru menyampaikan refleks


c. Kegiatan Penutup 20menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut.

VIII. Media dan Sumber Belajar


1. Media pembelajaran
Audiovisual (video tentang peristiwa sekitar proklamasi)
2. Sumber belajar siswa
1. Buku IPS SD kelas V
2. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
3. Buku Model Pembelajaran karya Uno halaman 26
4. Silabus kelas V
IX. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
2. Jenis Tes : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Pilihan Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Va

Sri Khamari, S.Pd Sri Suryanti, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 196207051982012009
226

BAHAN AJAR
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
1 . Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Setelah rumusan teks proklamasi selesai dirumuskan muncul
permasalahan, siapa yang akan menandatangani teks proklamasi?
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir dalam rapat
tersebut menandatangani naskah proklamasi sebagai” Wakilwakil
Bangsa Indonesia”. Usulan Soekarno tidak disetujui para pemuda
sebab sebagian besar yang hadir adalah anggota PPKI, dan PPKI
dianggap sebagai badan bentukan Jepang. Kemudian Sukarni
menyarankan agar Soekarno Hatta yang menandatangani teks
proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Saran dan usulan Sukarni
diterima.
Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa perubahan,
kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,
b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’45“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘45.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah proklamasi yang
autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan
dibacakan pukul 10.00 pagi di Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada
kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan Jepang yang terus
berpatroli, akhirnya diubah di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.
56 Jakarta. Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir.
Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta telah diadakan berbagai
persiapan untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kurang
lebih pukul 09.55 WIB, Drs. Mohammad Hatta telah datang dan langsung
menemui Ir. Soekarno. Sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, pukul
10.00 WIB Soekarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
Demikianlah teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir.
Soekarno. Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan yaitu
1) pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,
2) pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan
3) sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa
yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan oleh
segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya.
Untuk mengenang jasa jasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa proklamasi, maka
keduanya diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan Pegangsaan Timur
diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen Proklamasi.
2 . Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan dilandasi
oleh semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun harta yang tidak terhitung
jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik
227

puncak perjuangan tersebut. Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting
dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
Berikut ini makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia
a) Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi
keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan
menghapuskan tatanan hukum kolonial.
b) Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang
bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
c) Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
d) Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan
seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri
untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
e) Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi,
dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.
Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure.
Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai Daerah
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar
tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan
larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di
Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di
luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada
akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.
Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera
menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian
Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang
wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang
markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz
melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab
mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi,
tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari
penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan
menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh
Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel,
para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang  pembaca berita di Radio Domei) ternyata
membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto,
Susilahardja, dan  Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode
panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam
228

penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran
pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media
pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga
disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan
pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan ”Respect our Constitution,
August 17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media
tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah
Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan
secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan
PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.
a. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
b. Sam Ratulangi dari Sulawesi.
c. Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
d. A. Hamidan dari Kalimantan.
e. Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi
229

LEMBAR DISKUSI SISWA


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan simpulan kelompok. Diskusikan dengan teman
satu kelompokmu!
1. Sebutkan perubahan-perubahan dalam teks proklamasi yang di ketik oleh Sayuti Melik!
2. Sebutkan susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan!
3. Sebutkan makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia!
4. Siapa saja para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi!
5. Sebutkan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan!
230

Kunci jawaban
1. Perubahan-perubahan teks proklamsi tersebut meliputi:
a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,
b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’45“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘45.
2. Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan
a. pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,
b. pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat,
c. sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
3. Makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia
a. Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi
keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia)
dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.
b. Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia
yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
c. Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
d. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan
seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri
untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
e. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi
inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di
setiap keadaan.
4. Utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi:
a. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
b. Sam Ratulangi dari Sulawesi.
c. Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
d. Hamidan dari Kalimantan.
e. Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi
5. Cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan:
a. Melaksanakan upacara dengan khidmat
b. Menghormati dan menghargai jasa para pahlawan dengan belajar sungguh-sungguh
menjadi seorang pelajar demi kemajuan bangsa dan negaranya agar tidak tertinggal
dan dijajah oleh negara lain lagi
231

KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Materi Aspek Jumlah


soal

1 2.3.4 Menceritakan Perjuangan para C1 2


peristiwa-peristiwa tokoh menuju C3 2
saat pelaksanaan kemerdekaan.
proklamasi
kemerdekaan.

2.3.5 Membuat riwayat C1 2


singkat/ringkasan C4 1
tentang tokoh-tokoh C5 1
penting dalam
peristiwa
proklamasi.

2.3.6 Memahami makna C2 1


dan arti penting C3 1
proklamasi
kemerdekaan
232

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :
I. Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Kapan dan dimanakah dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan?
a. pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
b. pada tanggal 18 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
c. pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No. 55
Jakarta
d. pada tanggal 18 Agustus 1945 di kediaman moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
2. Peran ibu Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaaan Indonesia adalah ….
a. Mendampingi Ir.Soekarno
b. Pengibar bendera
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pembaca teks proklamasi
3. Selain sebagai perumus naskah proklamasi, peran Ir.Soekarno dalam proklamasi
kemerdekaan adalah ….
a. Pengibar bendera pusaka
b. Membaca teks proklamasi
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pemimpin upacara
4. Tokoh yang mengusulkan agar penandatanganan naskah proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno dan Hatta adalah ….
a. Ahmad Subarjo
b. Laksamana Maeda
c. Sukarni
d. Sutan Syahrir
5. Contoh makna penting dari proklamasi kemerdekaan adalah …
a. proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
b. proklamasi tidak menyatakan hak kemerdekaan.
c. proklamasi merupakan akhir dari perjuangan
d. proklamsi tidak berpengaruh apapun bagi bangsa Indonesia
6. Proklamasi Kemerdekaan dilakukan di rumah ...
a. Moh. Hatta c. Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebardjo d. Sayuti Melik
7. Naskah proklamasi ditandatagani oleh ... dan ...
a. Ahmad Soebardjo dan Moh. Hatta c. Ir. Soekarno dan Sayuti Melik
b. Ir. Soekarno dan Ahmad Soebardjo d. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
8. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal ...
a. 17 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1955
9. Naskah proklamasi diketik oleh ...
233

a. Ir. Soekarno c. Ahmad Soebardjo


b. Sayuti Melik d. Moh. Hatta
10. Karena memproklamasikan kemerdekaan, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijuluki …
a. Bapak Negara c. Bapak Nusantara
b. Bapak Proklamator d. Bapak Kebanggaan
234

Kunci Jawaban

1. a
2. c
3. b
4. c
5. a
6. c
7. d
8. a
9. b
10. b

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi

N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis

Nilai = x100

= x 100
= 100
235

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
ROLE PLAYING

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)
I
236

Lampiran 46
Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Vb
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Materi/ Penilaian
Kompetensi pokok Alokasi Sumber
Kegiatan pembelajaran Indikator
Dasar pembelajar Bentuk waktu belajar
an Teknik Contoh instrumen
instrumen
2.3 Menghargai Perjuangan 1. Melakukan diskusi untuk 2.2.4 Menceritakan Tes Uraian Menyebutkan 2 x 35’ Buku IPS
jasa dan para tokoh mengetahui peristiwa peristiwa penting tertul Pilihan peristiwa penting SD kelas V,
peranan menuju penting perjuangan perjuangan bangsa is Ganda perjuangan bangsa BSE IPS
tokoh kemerdeka bangsa dalam usaha dalam usaha dalam usaha kelas V
perjuangan an. mempersiapkan mempersiapkan mempersiapkan karya
dalam kemerdekaan kemerdekaan kemerdekaan Endang
mempersiap 2. Melakukan Tanya jawab 2.2.5 Menceritakan peranan Susilaningsi
kan untuk mengetahui beberapa tokoh yang h halaman
kemerdekaa peranan beberapa tokoh terlibat dalam 157,
n Indonesia. yang terlibat dalam mempersiapkan Buku
mempersiapkan kemerdekaan Model
kemerdekaan 2.2.6 Memberikan contoh Pembelajara
3. Melakukan Tanya jawab sikap cara menghargai n karya
untuk mengetahui contoh jasa para tokoh dalam Hamzah
sikap cara menghargai mempersiapkan Uno
jasa para tokoh dalam kemerdekaan halaman 26,
mempersiapkan
kemerdekaan
237
Lampiran 47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Vb / 2
Hari/ Tanggal : April 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
III. Indikator
2.2.1 Menceritakan peristiwa penting perjuangan bangsa dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan
2.2.2 Menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
2.2.3 Memberikan contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan video tentang perjuangan tokoh meraih kemerdekaan,
siswa dapat menceritakan peristiwa penting perjuangan bangsa dalam
usaha mempersiapkan kemerdekaan dengan benar
2. Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peranan beberapa tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan
kemerdekaan dengan benar
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat memberikan contoh sikap cara
menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan dengan
baik.
Karakter yang Diharapkan :
5. Nasionalisme
6. Patriotisme
7. Kerja sama
8. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan.
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Role Playing
Metode : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, permainan
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa,
dan presensi.
2 Guru menyiapkan media pembelajaran
238

3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi


melalui kegiatan tanya Jawab. Guru
bertanya, “Anak-anak kalian tau kenapa tiap
hari senin kita melaksanakan upacara?”
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan
menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”
Satu nusa
Satu bangsa
Satu bahasa kita

Tanah air
Pasti jaya
Untuk Selama-lamanya
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta

Nusa bangsa
Dan Bahasa
Kita bela bersama
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan
uraian kegiatan pembelajaran secara
singkat.
1. Memanaskan b. Kegiatan Inti 55menit
suasana 1. Eksplorasi
kelompok 2. Siswa mengamati media audiovisual yang
ditampilkan guru tentang sidang BPUPKI
dan PPKI
3. Siswa membaca buku dan melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai materi yang
akan diajarkan yaitu tentang sidang
BPUPKI dan PPKI.
2. Memilih Elaborasi
partisipan 4. Guru membagi siswa menjadi kelompok
besar dan setiap kelompok terdiri dari 6
orang, sehingga menghasilkan 4 kelompok.
3. Mengatur 5. Guru membagikan skenario mengenai
setting sidang BPUPKI dan PPKI kepada
kelompok pertama, membagikan peran serta
kalung nama tokoh yang dimainkan
6. Guru menjelaskan sedikit mengenai
karakter tokoh yang dimainkan
7. Guru menata ruang kelas menjadi tempat
yang sesuai dengan permainan peran
menjadi tempat rapat melingkar
4. Mempersiapkan 8. Siswa memahami peran yang akan
239

pengamat dilakonkannya
5. Pemeranan 9. Siswa diminta maju dan mulai memainkan
perannya masing-masing. Dalam hal ini
guru berhak menghentikan permainan jika
keluar dari skenario yang telah dibuat
6. Diskusi dan 10. Guru bersama siswa mendiskusikan
evaluasi permainan yang telah dilakonkan dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran
yang dilakukan.
7. Memerankan 11. Guru meminta kelompok kedua dan
kembali seterusnya untuk memainkan peran ulang
secara bergantian
8. Diskusi dan 12. Guru bersama siswa mendiskusikan
evaluasi permainan yang telah dilakonkan dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran
yang dilakukan kelompok kedua dan
seterusnya
13. Guru meminta siswa mengerjakan LDK
mengenai sidang BPUPKI dan PPKI yang
telah dilakonkan
9. Berbagi dan 14. Guru meminta perwakilan kelompok
menggeneralisa membacakan hasil diskusi kelompoknya di
si pengalaman depan kelas
Konfirmasi
15. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
16. Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang
kurang tepat.
17. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang terbaik
18. Guru menyampaikan refleksi
c. Kegiatan Penutup 10menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari
di pertemuan selanjutnya.

XI. Media dan Sumber Belajar


3. Media pembelajaran
Audiovisual (video tentang sidang BPUPKI dan PPKI)
4. Sumber belajar siswa
1. Buku IPS SD kelas V
2. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
3. Buku Model Pembelajaran karya Hamzah Uno halaman 26
4. Silabus kelas V
240

XII. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilaian proses
dan hasil
2. Jenis Tes : Tes
tertulis
3. Bentuk Tes : Pilihan
Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Vb

Sri Khamari, S.Pd Achmad Anom, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 19620921198201003
241

BAHAN AJAR
1. Arti Penting Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI bagi Persiapan
Kemerdekaan dan Pembentukan Negara
Indonesia
Setelah Kabinet Tojo jatuh pada tanggal 17 Juli
1944, kemudian diangkat Jenderal Kuniaki Koiso
sebagai perdana menteri yang memimpin kabinet
baru (Kabinet Koiso). Salah satu langkah yang
diambil Koiso dalam rangka untuk mempertahankan
pengaruh Jepang di daerah-daerah yang
didudukinya adalah mengeluarkan pernyataan
tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”.
Indonesia sebagai daerah pendudukan kemudian
diberi janji kemerdekaan di kelak kemudian hari pada tanggal 7 September 1945.
Pada tahun 1944 itu pula, dengan jatuhnya Pulau Saipan, maka seluruh garis
pertahanan angkatan perang Jepang di Pasifik mulai runtuh. Ini berarti kekalahan
Jepang sudah di ambang pintu. Di wilayah Indonesia angkatan perang Jepang juga
sudah mulai kewalahan menghadapi serangan-serangan Sekutu atas kota-kota
seperti Ambon, Makassar, Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.
Menghadapi situasi yang sangat kritis itu, Jepang mencoba merealisasikan
janjinya. Atas usul Letjen Kumakici Harada, Jepang membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Junbi
Coosakai) Upacara peresmian anggota BPUPKI dilakukan di gedung Cuo Sangi
In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Ikut hadir
dalam upacara peresmian tersebut adalah Jenderal Itagaki dan Letnan Jenderal
Nagano. Selama masa tugasnya, BPUPKI mengadakan sidang dua kali yaitu
sidang pertama tanggal 29 Mei - 1 Juli 1945 dan sidang kedua tanggal 10 - 16 Juli
1945. Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, ternyata
ada tiga pembicara yang mencoba secara khusus membicarakan mengenai dasar
negara. Ketiga pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr.
Supomo, dan Ir. Soekarno.
242

Pada sidang tersebut, Ir. Soekarno juga menyampaikan nama bagi dasar
negara Indonesia yaitu Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Ir. Soekarno memberinya
nama Pancasila yang artinya lima dasar. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Setelah sidang resmi pertama, ada
masa reses hingga tanggal 10 Juli 1945. Pada masa reses itu, diselenggarakan
sidang tidak resmi yang membahas rancangan pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 yang dihadiri oleh 38 anggota BPUPKI. Selanjutnya dibentuk panitia kecil
yang beranggotakan Sembilan orang, sehingga dikenal dengan nama Panitia
sembilan. Anggota Panitia sembilan yaitu:
1. Ir. Soekarno,
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. Mohammad Yamin,
4. Mr. Ahmad Subardjo
5. Mr. A. A. Maramis,
6. Abdul Kadir Muzakir,
7. Wachid Hasyim,
8. H. Agus Salim, dan
9. Abikusno Tjokrosujoso.
Panitia Sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dan bertugas menampung saran-saran,
usul-usul, dan konsepsi-konsepsi para anggota. Berikut ini hasil kerja Panitia
Sembilan. Lihat gambar di bawah ini!
243

Pada sidang BPUPKI II tanggal 10 - 16 Juli 1945, dibahas tentang


rancangan undang-undang dasar (UUD) yang diserahkan kepada sebuah panitia.
Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Panitia ini menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Selain itu
juga dibentuk panitia kecil Perancang UUD 1945 yang diketuai oleh Supomo.
Anggota Panitia kecil adalah Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
R.B. Singgih, Sukiman, dan Agus Salim. Berikut ini hasil kerja panitia kecil yang
dilaporkan tanggal 14 Juli 1945.
1. Pernyataan Indonesia Merdeka.
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
3. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh)
Setelah tugas BPUPKI dipandang selesai, BPUPKI dibubarkan. Sebagai
gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Anggota PPKI berjumlah 21 orang
Indonesia yang mewakili berbagai daerah di Indonesia, dan ditambah 6 orang lagi
tanpa sepengetahuan Jepang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs.
Moh. Hatta. Sedang sebagai penasihatnya adalah Mr. Ahmad Subarjo. Tugas
PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pendirian
negara dan pemerintahan RI. Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan
menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia sendiri, tetapi dengan syarat
harus memerhatikan hal-hal berikut ini.
1. Menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapinya. Oleh karena itu
bangsa Indonesia harus mengerahkan tenaga yang sebesar-besarnya dan
bersama-sama dengan pemerintah Jepang meneruskan perjuangan untuk
memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Negara Indonesia itu merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran
Bersama Asia Timur Raya.
Pada tanggal 9 Agustus 1945. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr.
Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauchi ke Dalath (Vietnam
Selatan). Pada pertemuan tersebut, Jenderal Besar Terauchi menyampaikan bahwa
244

pemerintah kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberi kemerdekaan


kepada bangsa Indonesia. Untuk melaksanakannya telah dibentuk PPKI.
Pelaksanaannya dapat dilakukan segera setelah persiapan selesai. Wilayah
Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda. Selama masa
tugasnya, PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945, 19 Agustus 1945, dan tanggal 22 Agustus 1945. Lihat tabel di
bawah ini!

3. Perbedaan dan Kesepakatan yang Muncul dalam Sidang-Sidang


BPUPKI dan PPKI
Telah dibahas di depan, BPUPKI telah
mengadakan sidang dua kali dan
menghasilkan keputusan yang penting bagi
negara Indonesia. Namun, jangan dibayangkan
kalau dalam setiap sidang-sidang BPUPKI
tidak terdapat perbedaan pendapat. Dalam
setiap persidangan BPUPKI selalu muncul
beberapa perbedaan pendapat mengenai
rumusan dasar negara, mukadimah, dan batang
tubuh undang-undang dasar (UUD). Dalam
sidang BPUPKI I terdapat dua golongan yang berbeda pendapat. Berikut ini kedua
golongan tersebut.
1. Golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut syariat
Islam.
2. Golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia ditegakkan
berdasarkan paham kebangsaan.
Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk
negara. Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara Islam,
negara federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara republik.
Pada sidang PPKI juga muncul beberapa perbedaan pendapat mengenai wilayah
negara, pemilihan presiden dan wakil presiden, rumusan dasar negara,
kementerian, serta pembagian daerah. Dalam sidang PPKI, perdebatan antara
245

golongan nasionalis dan golongan sekuler muncul kembali. Perbedaan tersebut


terutama mengenai sila pertama dalam rumusan dasar negara.
Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta yang
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya”. Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa, akhirnya semua golongan menerima sila pertama berbunyi
“Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan ini memberikan keleluasaan bagi
perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
246

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan simpulan kelompok dari bermain
peran. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu!
1. Ceritakan secara singkat tentang sidang BPUPKI dan PPKI!
2. Apa perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI
3. Sebutkan tokoh yang terlibat dalam mempersiapkan kemerdekaan yang
kalian ketahui!
4. Berikan contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan!
5. Berikan contoh salah satu sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar!
247

Kunci jawaban
1. BPUPKI mengadakan sidang dua kali yaitu sidang pertama tanggal 29 Mei -
1 Juli 1945 dan sidang kedua tanggal 10 - 16 Juli 1945. Pada sidang pertama
BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, ternyata ada tiga pembicara
yang mencoba secara khusus membicarakan mengenai dasar negara. Ketiga
pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo,
dan Ir. Soekarno. Pada sidang tersebut, Ir. Soekarno juga menyampaikan
nama bagi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, Trisila, atau Ekasila. Ir.
Soekarno memberinya nama Pancasila yang artinya lima dasar. Pada sidang
BPUPKI II tanggal 10 - 16 Juli 1945, dibahas tentang rancangan undang-
undang dasar (UUD) yang diserahkan kepada sebuah panitia. Panitia ini
bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Selain itu juga
dibentuk panitia kecil Perancang UUD 1945 yang diketuai oleh Supomo.
Anggota Panitia kecil adalah Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, A.A. Maramis,
R.B. Singgih, Sukiman, dan Agus Salim. Setelah tugas BPUPKI dipandang
selesai, BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pada tanggal 7 Agustus 1945
dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Anggota PPKI berjumlah 21 orang Indonesia yang
mewakili berbagai daerah di Indonesia, dan ditambah 6 orang lagi tanpa
sepengetahuan Jepang. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Drs.
Moh. Hatta. Sedang sebagai penasihatnya adalah Mr. Ahmad Subarjo. Tugas
PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan bagi pendirian
negara dan pemerintahan RI
2. Dalam sidang BPUPKI II muncul perbedaan pendapat mengenai bentuk
negara. Mereka memperdebatkan bentuk negara kerajaan (monarki), negara
Islam, negara federal, dan negara republik. Akhirnya dipilihlah bentuk negara
republik. Pada sidang PPKI juga muncul beberapa perbedaan pendapat
mengenai wilayah negara, pemilihan presiden dan wakil presiden, rumusan
dasar negara, kementerian, serta pembagian daerah. Dalam sidang PPKI,
perdebatan antara golongan nasionalis dan golongan sekuler muncul kembali.
Perbedaan tersebut terutama mengenai sila pertama dalam rumusan dasar
negara. Golongan Islam menginginkan tetap seperti pada Piagam Jakarta
yang berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi para pemeluknya”. Setelah melalui perdebatan dan demi menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa, akhirnya semua golongan menerima sila
pertama berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Penetapan ini memberikan
keleluasaan bagi perbedaan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
3. Tokoh-tokoh yang berperan dalam usaha meraih kemerdekaan
1) Ir. Soekarno, 8) H. Agus Salim, dan
2) Drs. Mohammad Hatta 9) Abikusno Tjokrosujoso
3) Mr. Mohammad Yamin, 10) Suhud
4) Mr. Ahmad Subardjo 11) Latief Hendraningrat
5) Mr. A. A. Maramis, 12) Sayuti Melik
6) Abdul Kadir Muzakir, 13) Teuku Mohammad Hassan
7) Wachid Hasyim, dari Aceh.
248

14) Sam Ratulangi dari 16) Hamidan dari Kalimantan.


Sulawesi. 17) Walikota Suwirjo dan dr.
15) Ktut Pudja dari Sunda Kecil Muwardi
(Bali).
4. Ir. Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia. Sebagai presiden,
beliau turut berjasa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Beliau mulai merintis pemerintahan Indonesia dalam masa-masa
yang sangat sulit. Sebagai presiden, beliau memberikan semangat kepada
Bangsa Indonesia untuk tetap berjuang. Pada sidang BPUPKI Ir. Soekarno
juga menyampaikan nama bagi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila, Trisila,
atau Ekasila. Ir. Soekarno memberinya nama Pancasila yang artinya lima
dasar. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila.
5. Contoh salah satu sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar:
1) belajar dengan sungguh-sungguh
2) khidmat dalam melaksanakan upacara bendera
3) cinta tanah air
4) terus berkarya membangun bangsa menjadi lebih baik
5) berusaha menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa dan Negara
249

KISI-KISI EVALUASI
No Indikator Materi Aspek Jumlah
Soal

1 2.2.7 Menceritakan Perjuangan para C1 1


peristiwa penting tokoh menuju C3 2
perjuangan bangsa kemerdekaan. C4 1
dalam usaha
mempersiapkan
kemerdekaan

2.2.8 Menceritakan C5 2
peranan beberapa C6 1
tokoh yang terlibat
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan.

2.2.9 Memberikan contoh C2 2


sikap cara C3 1
menghargai jasa para
tokoh dalam
mempersiapkan
kemerdekaan.
250

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :
Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan
benar dengan tanda silang (X)!
1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena ….
a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia
d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
2. Perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI
adalah …
a. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
syariat Islam
b. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan paham kebangsaan.
c. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut
paham nasionalis
d. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan
berdasarkan syariat islam
3. Ketua Panitia Sembilan adalah ….
a. Drs. Mohammad Hatta
b. Mr. Mohammad Yamin
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Ir. Soekarno
4. Salah satu contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan
adalah ….
a. membantu jepang menjajah Indonesia
b. merintis pemerintahan Indonesia, dalam sidang BPUPKI ikut memberikan
nama dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila
c. menindas rakyat Indonesia dan membantu jepang menduduki wilayah
Indonesia
d. tidak ikut berperan dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan
5. Salah satu contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar adalah ….
a. ramai sendiri dalam melaksanakan upacara bendera
b. membiarkan negara lain mengambil budaya Indonesia
c. belajar dengan sungguh-sungguh
d. bertengkar dengan teman
6. BPUPKI merupakan singkatan dari ….
a. Badan Penyelidik Usaha Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
b. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Badan Panitia Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Bagian Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
7. Tugas BPUPKI adalah ….
a. Membaca Proklamasi Indonesia
251

b. Bertanggungjawab atas kemerdekaan Indonesia


c. Mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
d. Membubarkan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan janji jepang
8. Kedudukan Ahmad Subardjo dalam PPKI adalah ….
a.Sekretaris c. Penasihat
b. Wakil ketua d. Ketua
9. Panitia Sembilan menghasilkan suatu naskah yang kemudian disebut ....
a. Piagam Bangkok c. Piagam Bandung
b. Piagam Jakarta d. Piagam Rengasdengklok
10. Sifat yang harus kita contoh dari para pahlawan kemerdekaan adalah ….
a. Sombong c. Berani
d. Boros d. Malas

Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. b 6. b
2. a 7. c
3. d 8. c
4. b 9. b
5. c 10. c

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi

N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis

Nilai = x100

= x 100
= 100
252

SKENARIO PEMBELAJARAN ROLE PLAYING SIKLUS I

1. Adegan 1 (sidang BPUPKI)


Setelah Kabinet Tojo jatuh pada tanggal 17 Juli 1944, kemudian diangkat
Jenderal Kuniaki Koiso sebagai perdana menteri yang memimpin kabinet baru
(Kabinet Koiso). Salah satu langkah yang diambil Koiso dalam rangka untuk
mempertahankan pengaruh Jepang di daerah-daerah yang didudukinya adalah
mengeluarkan pernyataan tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”.
Indonesia sebagai daerah pendudukan kemudian diberi janji kemerdekaan di kelak
kemudian hari pada tanggal 7 September 1945. Pada tahun 1944 itu pula, dengan
jatuhnya Pulau Saipan, maka seluruh garis pertahanan angkatan perang Jepang di
Pasifik mulai runtuh. Ini berarti kekalahan Jepang sudah di ambang pintu. Di
wilayah Indonesia angkatan perang Jepang juga sudah mulai kewalahan
menghadapi serangan-serangan Sekutu atas kota-kota seperti Ambon, Makassar,
Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya.
Menghadapi situasi yang sangat kritis itu, Jepang mencoba merealisasikan
janjinya. Atas usul Letjen Kumakici Harada, Jepang membentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI/Dokuritsu Junbi
Coosakai) Upacara peresmian anggota BPUPKI dilakukan di gedung Cuo Sangi
In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang gedung Departemen Luar Negeri). Ikut hadir
dalam upacara peresmian tersebut adalah Jenderal Itagaki dan Letnan Jenderal
Nagano. Pada sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945,
ternyata ada tiga pembicara yang mencoba secara khusus membicarakan
mengenai dasar negara. Ketiga pembicara tersebut adalah Mr. Mohammad Yamin,
Prof. Dr. Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
Sidang pertama tanggal 29 Mei - 1 Juli 1945
Jenderal Itagaki : “pada sidang tanggal 29 Mei 1945 ini kita
akan membahas dasar Negara Indonesia”
Letnan Jenderal Nagano : “ada yang ingin mengusulkan ide atau
pendapat?”
Mr. Mohammad Yamin : “saya ingin mengemukakan pendapat saya.
Bagaimana kalau lima dasar Negara
Indonesia adalah 1) peri kebangsaan, 2) peri
kemanusiaan, 3) peri ketuhanan, 4) peri
kerakyatan, 5) kesejahtaraan rakyat”.
Tanggal 31 Mei 1945 menggelar rapat yang kedua
Prof. Dr. Mr. Supomo : “ menindaklanjuti rapat kemarin, saya
berpendapat kalau lima rancangan dasar
Negara sebagai berikut ini: 1) persatuan, 2)
kekeluargaan, 3) mufakat dan demokrasi, 4)
musyawarah, 5) keadilan social”
Tanggal 1 juni rapat untuk yang ketiga kalinya
Ir. Soekarno : “ saya juga akan berpendapat dengan lima
rancangan dasar Negara Indonesia merdeka:
1) kebangsaan Indonesia, 2)
253

internasionalisme atau peri kemanusiaan, 3)


mufakat atau demokrasi, 4) kesejahteraan
social, 5) ketuhanan yang maha esa. Lima
rancangan ini saya namakan pancasila yang
berarti lima dasar”
Jenderal Itagaki : “ini masih akan kita bahas lagi lebih lanjut,
rapat hari ini sampai disini dulu”
Panitia Sembilan diketuai oleh Ir. Soekarno dan bertugas menampung saran-saran,
usul-usul, dan konsepsi-konsepsi para anggota.
Pada rapat terakhir menghasilkan piagam Jakarta
Ir. Soekarno : jadi kesimpulannya saya bacakan adalah sebagai
berikut : 1) Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya, 2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab, 3) Persatuan Indonesia, 4) Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, 5) Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Mr. Mohammad Yamin : “kalau begitu kita sebut saja dengan nama Jakarta
charter atau piagam Jakarta”.
Ir. Soekarno : “ dan kita tetapkan untuk ketua panitia perancang
undang-undang dasar adalah Prof. Dr. Mr.
Supomo.”
PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945, 19 Agustus 1945, dan tanggal 22 Agustus 1945
. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil
oleh Jenderal Terauchi ke Dalath (Vietnam Selatan).
Sidang PPKI 1
Ir. Soekarno : “ hasil sidang adalah mengesahkan rancangan
UUD sebagai UUD negara RI, memilih Ir. Soekarno
hdan Moh. Hatta sebagai wakil presiden, untuk
sementara waktu presiden dipimpin oleh Komite
Nasional Indonesia.”
Sidang PPKI 2
Drs. Moh. Hatta : “saya akan membacakan hasil sidang adalah
sebagai berikut: menetapkan wilayah Indonesia
menjadi 8 provinsa dan menunjuk gubernurnya,
menetapkan 12 departemen beserta mentri-
menterinya, mengusulkan dibentuknya tentara
kebangsaan, pembentukan Komite Nasional di
setiap provinsi,.”
Sidang PPKI 3
dr. Radjiman Wediodiningrat: hasil rapat ini kita sudah membentuk Komite
Nasional, Partai Nasional Indonesia dan sudah ada
tentara nasional sekarang. Semoga kemajuan bangsa
akan terus berkembang.”
254

Ir. Soekarno : “ Alhamdulillah, semoga kita dapat berkerjasama


membangun kesatuan dan kesatuan bangsa yang
utuh. Terima kasih semuanya. Rapat hari ini
dibubarkan!”
255

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
II
256

Lampiran 48
Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Vb
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Materi/ Penilaian
Kompetensi Alokasi Sumber
pokok Kegiatan pembelajaran Indicator
Dasar Bentuk waktu belajar
pembelajaran Teknik Contoh instrumen
instrumen
2.3 Menghargai Perjuangan 1. Melakukan Tanya 2.3.4 Menceritakan Tes Uraian Menyebutkan 2 × 35' Buku IPS
jasa dan peranan para tokoh jawab untuk peristiwa-peristiwa tertulis Pilihan peristiwa- SD kelas V,
tokoh perjuangan menuju mengetahui peristiwa- penting yang Ganda peristiwa penting BSE IPS
dalam kemerdekaan peristiwa penting yang terjadi di sekitar yang terjadi di kelas V
memproklamasik (peristiwa terjadi di sekitar proklamasi. sekitar proklamasi karya
an kemerdekaan Rengasdengk proklamasi 2.3.5 Membuat riwayat Endang
lok yang 2. Melakukan Tanya singkat/ringkasan Susilaningsi
terjadi di jawab untuk tentang tokoh- h halaman
sekitar mengetahui riwayat tokoh penting 157,
proklamasi) singkat/ringkasan dalam peristiwa Buku Model
tentang tokoh-tokoh proklamasi Pembelajara
penting dalam 2.3.6 Memberi contoh n karya
peristiwa proklamasi cara menghargai Hamzah
3. Melakukan Tanya jasa tokoh-tokoh Uno
jawab untuk kemerdekaan halaman 26,
mengetahui contoh
cara menghargai jasa
tokoh-tokoh
kemerdekaan
257
Lampiran 49

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Vb / 2
Hari/ Tanggal : April 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan kemerdekaan.
III. Indikator
2.3.1 Menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi.
2.3.2 Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting
dalam peristiwa proklamasi
2.3.3 Memberi contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan video tentang kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi dengan benar
2. Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat membuat
riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi dengan benar
3. Melalui tanya jawab dan penjelasan guru, siswa dapat memberi contoh
cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan dengan baik.
Karakter yang Diharapkan :
5. Nasionalisme
6. Patriotisme
7. Kerja sama
8. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan (peristiwa Rengasdengklok
yang terjadi di sekitar proklamasi)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Role Playing
Metode : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, permainan
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a. Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa,
dan presensi.
2 Guru menyiapkan media pembelajaran
3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi
258

melalui kegiatan tanya Jawab. Guru


bertanya, “apa kalian masih ingat tentang
pelajaran IPS yang lalu?, kita sudah belajar
tentang perjuangan bangsa dalam usaha
mempersiapkan kemerdekaan.
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan
menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
Garuda Pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar Negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju, Ayo maju maju, Ayo
maju maju
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan
uraian kegiatan pembelajaran secara
singkat.
1. Memanaskan b. Kegiatan Inti 55menit
suasana Eksplorasi
kelompok 1. Siswa mengamati media audiovisual yang
ditampilkan guru tentang peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi
2. Siswa membaca buku dan melakukan tanya
jawab dengan guru mengenai materi yang
akan diajarkan yaitu tentang peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi di sekitar
proklamasi.
2. Memilih Elaborasi
partisipan 3. Guru membagi siswa menjadi kelompok
besar dan setiap kelompok terdiri dari 6
orang, sehingga menghasilkan 4 kelompok.
3. Mengatur 4. Guru membagikan skenario mengenai
setting peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di
sekitar proklamasi kepada kelompok
pertama, membagikan peran serta kalung
nama tokoh yang dimainkan
5. Guru menjelaskan sedikit mengenai
karakter tokoh yang dimainkan
6. Guru menata ruang kelas menjadi tempat
yang sesuai dengan permainan peran
menjadi tempat rapat melingkar
4. Mempersiapkan 7. Siswa memahami peran yang akan
259

pengamat dilakonkannya
5. Pemeranan 8. Siswa diminta maju dan mulai memainkan
perannya masing-masing. Dalam hal ini
guru berhak menghentikan permainan jika
keluar dari skenario yang telah dibuat
6. Diskusi dan 9. Guru bersama siswa mendiskusikan
evaluasi permainan yang telah dilakonkan dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran
yang dilakukan.
7. Memerankan 10. Guru meminta kelompok kedua dan
kembali seterusnya untuk memainkan peran ulang
secara bergantian
8. Diskusi dan 11. Guru bersama siswa mendiskusikan
evaluasi permainan yang telah dilakonkan dan
melakukan evaluasi terhadap peran-peran
yang dilakukan kelompok kedua dan
seterusnya
12. Guru meminta siswa mengerjakan LDK
mengenai peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi di sekitar proklamasi yang telah
dilakonkan
9. Berbagi dan 13. Guru meminta perwakilan kelompok
menggeneralisa membacakan hasil diskusi kelompoknya di
si pengalaman depan kelas
Konfirmasi
14. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
15. Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang
kurang tepat.
16. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang terbaik
17. Guru menyampaikan refleksi
c. Kegiatan Penutup 10menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari
di pertemuan selanjutnya.

VIII. Media dan Sumber Belajar


3. Media pembelajaran
Audio visual (video tentang peristiwa Rengasdengklok)
4. Sumber belajar siswa
5. Buku IPS SD kelas V
6. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
7. Buku Model Pembelajaran karya Hamzah Uno halaman 26
260

8. Silabus kelas V
X. Penilaian
4. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
5. Jenis Tes : Tes tertulis
6. Bentuk Tes : Pilihan Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Vb

Sri Khamari, S.Pd Achmad Anom, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 19620921198201003
261

BAHAN AJAR
PERISTIWA SEKITAR
PROKLAMASI
Tahukah kalian, bahwa
Indonesia termasuk
sekelompok kecil bangsa yang
memperoleh kemerdekaan
bukan sebagai pemberian
penjajah, atau sebagai hasil
suatu proses damai belaka?
Kemerdekaan yang kita miliki
sekarang diraih melalui suatu
perjuangan panjang dan berat,
dengan titik puncaknya
dikumandangkan Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Apakah tanggal 17 Agustus 1945
merupakan akhir dari perjuangan meraih kemerdekaan? Bagaimana kronologi
perjuangan bangsa kita meraih kemerdekaan? Untuk jelasnya ikutilah pembahasan
berikut!
A. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Peristiwa Rengasdengklok
Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas
dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota
Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki
pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut,
kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan
Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari,
Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah
tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut
diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda
yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar
Lubis, Wikana, dan lainnya. Penyerahan Jepang kepada Sekutu menghadapkan
para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat. Indonesia mengalami
kekosongan kekuasaan (vacuum of power). Jepang masih tetap berkuasa atas
Indonesia meskipun telah menyerah, sementara pasukan Sekutu yang akan
menggantikan mereka belum datang. Gunseikan telah mendapat perintah-perintah
khusus agar mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan Sekutu.
Adanya kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan
muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia. Golongan
muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera dikumandangkan.
Mereka itu antara lain Sukarni, B.M Diah, Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik,
Adam Malik, dan Chaerul Saleh. Sedangkan golongan tua menginginkan
proklamasi kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Mereka
adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh. Yamin, Dr.
Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan muda kemudian
mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan
262

Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat tersebut
dipimpin oleh Chaerul Saleh yang menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan
golongan muda yang menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hal dan
soal rakyat Indonesia sendiri, tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain.
Segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan harus diputus, dan sebaliknya
perlu mengadakan perundingan dengan Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta agar
kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.
Langkah selanjutnya malam itu juga
sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan
Darwis mewakili kelompok muda
mendesak Soekarno agar bersedia
melaksanakan proklamasi
kemerdekaan Indonesia secepatnya
lepas dari Jepang. Ternyata usaha
tersebut gagal. Soekarno tetap tidak
mau memproklamasikan
kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir.
Soekarno untuk tidak
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan golongan
muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari Jepang. Selanjutnya
golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71 Jakarta pada pukul 24.00
WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka membawa Soekarno dan Hatta
ke Rengasdengklok. Rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta harus diamankan dari pengaruh Jepang. Tujuan para pemuda
mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok antara lain:
a) agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b) mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat
ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di
antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke
garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang
terletak sebelah Utara Karawang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat
pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada
perhitungan militer. Antara anggota PETA Daidan
Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan
erat sejak keduanya melakukan latihan bersama.
Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil,
sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah
setiap gerakan tentara Jepang yang menuju
Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung,
atau Jawa Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang
tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi
bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar
proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat
263

mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera


dibawa ke Jakarta.
Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto segera menuju
Rengasdengklok. Rombongan tersebut tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB.
Peranan Ahmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kembalinya Soekarno
Hatta ke Jakarta, sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi
kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00
WIB, nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi
Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
2. Perumusan Naskah Proklamasi
Sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta sudah sampai di Jakarta dan
langsung menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta untuk menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian, peran
Laksamana Maeda cukup penting. Pada saat-saat yang genting, Maeda
menunjukkan kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan merupakan aspirasi
alamiah dan hak dari setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia.
Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat secara langsung dalam perumusan
teks proklamasi.
264

LEMBAR DISKUSI KELOMPOK


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kesimpulan kelompok dari
bermain peran. Diskusikan dengan teman satu kelompokmu!
1. Sebutkan peristiwa sekitar proklamasi!
2. Jelaskan tentang peristiwa rengasdengklok!
3. Apa tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke
Rengasdengklok?
4. Berikan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan!
5. Ceritakan kembali tentang pelaksanaan kemerdekaan dari melihat proses
bermain peran yang sudah dilakukan!
265

Kunci jawaban
1. Peristiwa sekitar proklamasi : Peristiwa Rengasdengklok, Perumusan
Naskah Proklamasi.
2. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan
dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6
Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa
tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Penyerahan Jepang kepada Sekutu
menghadapkan para pemimpin Indonesia pada masalah yang cukup berat.
Indonesia mengalami kekosongan kekuasaan (vacuum of power. Adanya
kekosongan kekuasaan menyebabkan munculnya konflik antara golongan
muda dan golongan tua mengenai masalah kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan segera
dikumandangkan. Sedangkan golongan tua menginginkan proklamasi
kemerdekaan harus dirapatkan dulu dengan anggota PPKI. Selanjutnya
malam itu juga sekitar jam 22.00 WIB Wikana dan Darwis mewakili
kelompok muda mendesak Soekarno agar bersedia melaksanakan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya lepas dari Jepang. Ternyata
usaha tersebut gagal. Soekarno tetap tidak mau memproklamasikan
kemerdekaan. Kuatnya pendirian Ir. Soekarno untuk tidak
memproklamasikan kemerdekaan sebelum rapat PPKI menyebabkan
golongan muda berpikir bahwa golongan tua mendapat pengaruh dari
Jepang. Selanjutnya golongan muda mengadakan rapat di Jalan Cikini 71
Jakarta pada pukul 24.00 WIB menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Mereka
membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Rapat tersebut
menghasilkan keputusan bahwa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta harus
diamankan dari pengaruh Jepang. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh
golongan tua merasa prihatin atas kondisi bangsanya dan terpanggil untuk
mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat
mungkin. Untuk tercapainya maksud tersebut, Soekarno Hatta harus segera
dibawa ke Jakarta. Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto
segera menuju Rengasdengklok. Peranan Ahmad Subardjo sangat penting
dalam peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta, sebab mampu
meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan
dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB, nyawanya
sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi Peta setempat
bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta.
3. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
a) agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
b) mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan Jepang.
4. Tokoh yang terlibat dalam pembuatan naskah proklamasi
1) Ir. Soekarno
2) Moh. Hatta
3) Ahmad Soebardjo
5. Peristiwa sekitar proklamasi : Peristiwa Rengasdengklok, Perumusan
Naskah Proklamasi
266

Peristiwa rengasdengklok dimana golongan tua menculik Ir. Soekarno dan


Moh. Hatta ke rengasdengklok untuk diamankan dari pengaruh jepang dan
terjadinya kekosongan kekuasaan. Akhirnya Ahmad Subardjo, Sudiro, dan
Yusuf Kunto segera menuju Rengasdengklok. Peranan Ahmad Subardjo
sangat penting dalam peristiwa kembalinya Soekarno Hatta ke Jakarta,
sebab mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan
akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB,
nyawanya sebagai jaminan. Akhirnya Subeno sebagai komandan kompi
Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno Hatta ke Jakarta
Perumusan naskah proklamasi sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno Hatta
sudah sampai di Jakarta dan langsung menuju ke rumah Laksamana Muda
Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta untuk menyusun teks proklamasi.
267

KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Materi Aspek Jumlah


soal

1 2.3.10Menceritakan Perjuangan para C1 2


peristiwa-peristiwa tokoh menuju C2 2
penting yang terjadi kemerdekaan.
di sekitar
proklamasi.

2.3.11Membuat riwayat C3 1
singkat/ringkasan C4 1
tentang tokoh-tokoh C5 1
penting dalam
peristiwa
proklamasi.

2.3.12Memberi contoh C3 2
cara menghargai C6 1
jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan.
268

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :

Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan
benar dengan tanda silang (X)!
1. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
adalah ….
a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang
b. mendesak keduanya supaya tidak memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia
c. agar kedua tokoh tersebut menjadi terpengaruh oleh pemuda dan
terpengaruh Jepang
d. menghindarkan Soekarno Hatta dari pengaruh golongan tua
2. Pada tanggal berapa terjadi peristiwa rengasdengklok?
a. 17 Agustus 1945
b. 16 Agustus 1945
c. 15 Agustus 1945
d. 17 Agustus 1954
3. Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah ….
a. Laksamana Tadashi Maeda
b. Ir. Soekarno
c. Sayuti Melik
d. Jenderal Terauchi
4. Tokoh yang menjadi penengah golongan tua dan golongan muda adalah ….
a. Mr. Soepomo
b. Ir. Soekarno
c. Mr. Ahmad Subardjo
d. Drs. Mohammad Hatta
5. Berikut ini yang merupakan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan adalah .…
a. malas mengikuti upacara senin
b. tidak pernah belajar
c. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan Indonesia
d. mencoret-coret di bangunan bersejarah
6. Dua kota jepang yang dibom oleh sekutu adalah … dan ….
a. Kyoto dan Tokyo c. Tokyo dan Nagasaki
b. Hirosima dan Tokyo d. Hirosima dan Nagasaki
7. Para pemuda menculik Sukarno-Hatta dan membawa kedua tokoh ke ….
a. Rengasdengklok c. Bandung
b. Jakarta d. Semarang
8. Tokoh dari golongan tua yang menjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok
adalah ....
a. Ahmad Soebardjo c. Sukarni
b. Maeda d. Sayuti Melik
9. Naskah proklamasi dirumuskan oleh ..., ..., dan ....
269

a. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Maeda


b. Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
c. Ir. Soekarno, Maeda dan Ahmad Soebardjo
d. Maeda, Moh. Hatta dan Ahmad Soebardjo
10. Dua peristiwa penting sekitar proklamasi adalah ….
a. Piagam Bangkok dan Perumusan Naskah Proklamasi
b. Peristiwa Rengasdengklok dan Piagam Bangkok
c. Peristiwa Rengasdengklok dan Perang Puputan
d. Peristiwa Rengasdengklok dan Perumusan Naskah Proklamasi
270

Kunci Jawaban

Pilihan Ganda
1. a 6. d
2. b 7. a
3. a 8. a
4. d 9. b
5. c 10. d

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi


N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis
Nilai = x100

= x 100
= 100
271

SKENARIO PEMBELAJARAN ROLE PLAYING SIKLUS II

Peritiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 16 Agustus 1945 pagi, Soekarno dan Hatta tidak dapat
ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh para pemimpin pemuda, di
antaranya Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih, pada malam harinya ke
garnisun PETA (Pembela Tanah Air) di Rengasdengklok, sebuah kota kecil yang
terletak sebelah Utara Karawang. Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat
pengamanan Soekarno Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota
PETA Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya melakukan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya
terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi dengan mudah setiap gerakan tentara
Jepang yang menuju Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa
Tengah. Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas
kondisi bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan secepat mungkin. Untuk tercapainya maksud
tersebut, Soekarno Hatta harus segera dibawa ke Jakarta.
Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syudanco Singgih membawa Soekarno dan Hatta ke
rengasdengklok, sebuah kota kecil yang terletak di Karawang.
Sukarni : “ayo kita mengamankan Soekarno dan Hatta segera agar
tidak dapat terpengaruh oleh tentara jepang lagi dan mau
memproklamasikan kemerdekaan”
Yusuf Kunto : “ayo”
Syudanco :”baiklah ayo kita lakukan segera”
Mr. Ahmad Subardjo, seorang tokoh golongan tua merasa prihatin atas kondisi
bangsanya dan terpanggil untuk mengusahakan agar proklamasi kemerdekaan
dapat dilaksanakan secepat mungkin.
Mr. Ahmad Subardjo : “ ayo kita bawa kembali Soekarno dan Hatta ke Jakarta!”
Yusuf Kunto : “ untuk apa?, beliau lebih aman disini”
Mr. Ahmad Subardjo : “ untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia secepatnya, mereka harus ke Jakarta. Rencananya
besok kurang dari jam 12.00 WIB, proklamasi akan
dilaksanakan, kalau kalian masih belum percaya nyawa
saya taruhannya.”
Syudanco : “ baiklah kalau begitu, kita harus cepat. Ayo berangkat
sekarang.”
272

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
III
273

Lampiran 50

Silabus
Sekolah : SDN Sulang 2
Kelas : Vb
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia.
Materi/ Penilaian
Kompetensi pokok Alokasi Sumber
Kegiatan pembelajaran Indikator
Dasar pembelajara Bentuk waktu belajar
n teknik Contoh instrumen
instrument
2.3 Menghargai Perjuangan 4 Melakukan diskusi untuk 2.3.13 Mencerita Tes Uraian Menyebutkan 2 × 35' Buku IPS
jasa dan peranan para tokoh mengetahui peristiwa- kan peristiwa- tertulis Pilihan peristiwa- SD kelas V,
tokoh perjuangan menuju peristiwa saat pelaksanaan peristiwa saat Ganda peristiwa saat BSE IPS
dalam kemerdekaa proklamasi kemerdekaan pelaksanaan pelaksanaan kelas V
memproklamasika n 5 Melakukan Tanya jawab proklamasi proklamasi karya
n kemerdekaan (proklamasi untuk mengetahui riwayat kemerdekaan. kemerdekaan Endang
kemerdekaa singkat/ringkasan tentang 2.3.14 Membuat Susilaningsi
n) tokoh-tokoh penting dalam riwayat h halaman
peristiwa proklamasi singkat/ringkasan 157,
6 Melakukan Tanya jawab tentang tokoh- Buku Model
untuk mengetahui makna tokoh penting Pembelajara
dan arti penting proklamasi dalam peristiwa n karya
kemerdekaan proklamasi. Hamzah
2.3.15 Memaham Uno
i makna dan arti halaman 26
penting
proklamasi
kemerdekaan
274
Lampiran 51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : Vb / 2
Hari/ Tanggal : April 2017
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 X 35 menit)

I. Standar Kompetensi
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
III. Indikator
2.3.4 Menceritakan peristiwa-peristiwa saat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
2.3.5 Membuat riwayat singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa
proklamasi.
2.3.6 Memahami makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan
IV. Tujuan Pembelajaran
1 Melalui media audiovisual tentang proklamasi kemerdekaan, siswa dapat
menceritakan peristiwa-peristiwa saat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan dengan
benar
2 Dengan bermain peran menjadi tokoh kemerdekaan, siswa dapat membuat riwayat
singkat/ringkasan tentang tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi dengan
benar
3 Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami makna dan arti penting proklamasi
kemerdekaan dengan baik.
Karakter yang Diharapkan :
1. Nasionalisme
2. Patriotisme
3. Kerja sama
4. Percaya Diri
V. Materi Pembelajaran
Perjuangan para tokoh menuju kemerdekaan (proklamasi kemerdekaan)
VI. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Role Playing
Metode : Ceramah, tanya Jawab, diskusi, permainan
VII. Kegiatan Pembelajaran
Sintak Kegiatan Waktu
a Kegiatan Awal 5 menit
1 Guru mengkondisikan kelas, salam, berdoa, dan
presensi.
2 Guru menyiapkan media pembelajaran
3 Apersepsi: Guru melakukan apersepsi melalui
kegiatan tanya Jawab. Guru bertanya, “apa kalian
masih ingat tentang pelajaran IPS yang lalu?, hari ini
275

kita akan melanjutkan mempelajari tentang


proklamasi kemerdekaan.
4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5 Guru memberikan motivasi dengan menyanyikan
lagu “Berkibarlah Benderaku”
Berkibarlah benderaku
Lambing suci gagah perwira
Di seluruh bangsa Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa
Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah Slama-lamanya
6 Guru menyampaikan cakupan materi dan uraian
kegiatan pembelajaran secara singkat.
1. Memanaskan b Kegiatan Inti 55menit
suasana Eksplorasi
kelompok 1. Siswa mengamati media audiovisual yang
ditampilkan guru tentang proklamasi kemerdekaan
2. Siswa membaca buku dan melakukan tanya jawab
dengan guru mengenai materi yang akan diajarkan
yaitu tentang proklamasi kemerdekaan.
2. Memilih Elaborasi
partisipan 3. Guru membagi siswa menjadi kelompok besar dan
setiap kelompok terdiri dari 6 orang, sehingga
menghasilkan 4 kelompok.
3. Mengatur 4. Guru membagikan skenario mengenai proklamasi
setting kemerdekaan kepada kedua kelompok dan
membagikan peran serta kalung nama tokoh yang
dimainkan
5. Guru menjelaskan sedikit mengenai karakter tokoh
yang dimainkan
6. Guru menata ruang kelas menjadi tempat yang
sesuai dengan permainan peran menjadi tempat
rapat melingkar
4. Mempersiapkan 7. Siswa memahami peran yang akan dilakonkannya
pengamat
5. Pemeranan 8. Siswa diminta maju dan mulai memainkan perannya
masing-masing. Dalam hal ini guru berhak
menghentikan permainan jika keluar dari skenario
yang telah dibuat
6. Diskusi dan 9. Guru bersama siswa mendiskusikan permainan yang
evaluasi telah dilakonkan dan melakukan evaluasi terhadap
peran-peran yang dilakukan.
7. Memerankan 10. Guru meminta kelompok kedua dan seterusnya
kembali untuk memainkan peran ulang secara bergantian
276

8. Diskusi dan 11. Guru bersama siswa mendiskusikan permainan yang


evaluasi telah dilakonkan dan melakukan evaluasi terhadap
peran-peran yang dilakukan kelompok kedua dan
seterusnya
12. Guru meminta siswa mengerjakan LDK mengenai
proklamasi kemerdekaan yang telah dilakonkan
9. Berbagi dan 13. Guru meminta perwakilan kelompok membacakan
menggeneralisa hasil diskusi kelompoknya di depan kelas
si pengalaman Konfirmasi
14. Guru mengkonfirmasi hasil diskusi siswa.
15. Guru meluruskan hasil diskusi siswa yang kurang
tepat.
16. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang terbaik
17. Guru menyampaikan refleksi
c Kegiatan Penutup 10menit
1 Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2 Siswa mengerjakan soal evaluasi.
3 Guru memberikan tindak lanjut dan menyampaikan
materi yang akan dipelajari di pertemuan
selanjutnya.

VIII. Media dan Sumber Belajar


1. Media pembelajaran
Audiovisual (video tentang proklamasi kemerdekaan)
2. Sumber belajar siswa
1. Buku IPS SD kelas V
2. BSE IPS kelas V karya Endang Susilaningsih halaman 157
3. Buku Model Pembelajaran karya Uno halaman 26
4. Silabus kelas V
IX. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Penilaian proses dan hasil
2. Jenis Tes : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Uraian dan Pilihan Ganda

Rembang, Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas Vb

Sri Khamari, S.Pd Achmad Anom, S.Pd


NIP. 196209171982012001 NIP. 19620921198201003
277

BAHAN AJAR
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI
1 . Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Setelah rumusan teks proklamasi selesai dirumuskan muncul
permasalahan, siapa yang akan menandatangani teks proklamasi?
Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir dalam rapat
tersebut menandatangani naskah proklamasi sebagai” Wakilwakil
Bangsa Indonesia”. Usulan Soekarno tidak disetujui para pemuda
sebab sebagian besar yang hadir adalah anggota PPKI, dan PPKI
dianggap sebagai badan bentukan Jepang. Kemudian Sukarni
menyarankan agar Soekarno Hatta yang menandatangani teks
proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Saran dan usulan Sukarni
diterima.
Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk
mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa perubahan,
kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta. Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,
b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’45“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘45.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah proklamasi yang
autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan
dibacakan pukul 10.00 pagi di Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada
kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan Jepang yang terus
berpatroli, akhirnya diubah di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.
56 Jakarta. Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir.
Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta telah diadakan berbagai
persiapan untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kurang
lebih pukul 09.55 WIB, Drs. Mohammad Hatta telah datang dan langsung
menemui Ir. Soekarno. Sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, pukul
10.00 WIB Soekarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
Demikianlah teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir.
Soekarno. Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan yaitu
1) pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,
2) pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan
3) sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa
yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan oleh
segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya.
Untuk mengenang jasa jasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa proklamasi, maka
keduanya diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan Pegangsaan Timur
diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen Proklamasi.
2 . Makna dan Arti Penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan dilandasi
oleh semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun harta yang tidak terhitung
jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik
278

puncak perjuangan tersebut. Proklamasi kemerdekaan merupakan peristiwa yang sangat penting
dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.
Berikut ini makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia
a) Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi
keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan
menghapuskan tatanan hukum kolonial.
b) Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang
bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
c) Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
d) Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan
seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri
untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
e) Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi,
dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.
Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure.
Penyebaran Berita Proklamasi dan Sikap Rakyat di Berbagai Daerah
Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar
tahun 1945 masih sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan
larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di
Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di
luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada
akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.
Lebih jelasnya ikuti pembahasan di bawah ini. Penyebaran proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan secara cepat dan segera
menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian
Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang
wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang
markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz
melaksanakan tugasnya, masuklah orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab
mengetahui berita proklamasi telah tersiar ke luar melalui udara.
Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi,
tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti. Akibat dari
penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita dan
menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar tersebut disegel oleh
Jepang dan para pegawainya dilarang masuk. Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel,
para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro (seorang  pembaca berita di Radio Domei) ternyata
membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto,
Susilahardja, dan  Suhandar. Mereka mendirikan pemancar baru di Menteng 31, dengan kode
panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita proklamasi kemerdekaan disiarkan.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam
279

penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran
pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media
pers antara lain B.M. Diah, Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga
disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan
pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan ”Respect our Constitution,
August 17!” Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media
tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah
Indonesia dan di luar negeri. Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan
secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan
PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.
a. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
b. Sam Ratulangi dari Sulawesi.
c. Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
d. A. Hamidan dari Kalimantan.
280

LEMBAR DISKUSI SISWA


NAMA KELOMPOK:
1. … 4. …
2. … 5. …
3. … 6. …

PETUNJUK :
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan simpulan kelompok dari bermain peran.
Diskusikan dengan teman satu kelompokmu!
1. Sebutkan perubahan-perubahan dalam teks proklamasi yang di ketik oleh Sayuti Melik!
2. Sebutkan makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia
3. Siapa saja para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi.
4. Ceritakan kembali tentang pelaksanaan kemerdekaan dari melihat proses bermain peran
yang sudah dilakukan!
5. Sebutkan contoh cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.
281

Kunci jawaban
1. Perubahan-perubahan teks proklamsi tersebut meliputi:
a. kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,
b. wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
c. tulisan “Djakarta, 17-8-’45“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘45.
2. Makna dan arti penting proklamasi kemerdekaan Indonesia
a. Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi
keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia)
dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.
b. Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa
Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia
yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
c. Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
d. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan
seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri
untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
e. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi
inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di
setiap keadaan.
3. Utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi:
a. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
b. Sam Ratulangi dari Sulawesi.
c. Ktut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
d. Hamidan dari Kalimantan.
e. Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi
4. Jawaban masing-masing kelompok berbeda tergantung pada ketepatan cerita yang
disampaikan
5. Cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan:
a. Melaksanakan upacara dengan khidmat
b. Menghormati dan menghargai jasa para pahlawan dengan belajar sungguh-sungguh
menjadi seorang pelajar demi kemajuan bangsa dan negaranya agar tidak tertinggal
dan dijajah oleh negara lain lagi
282

KISI-KISI EVALUASI

No Indikator Materi Aspek Jumlah


soal

1 2.3.7 Menceritakan Perjuangan para C1 2


peristiwa-peristiwa tokoh menuju C3 2
saat pelaksanaan kemerdekaan.
proklamasi
kemerdekaan.

2.3.8 Membuat riwayat C1 2


singkat/ringkasan C4 1
tentang tokoh-tokoh C5 1
penting dalam
peristiwa
proklamasi.

2.3.9 Memahami makna C2 1


dan arti penting C3 1
proklamasi
kemerdekaan
283

Lembar Evaluasi
Nama Siswa :
No. Absen :
Pilihlah salah satu pilihan jawaban a, b, c, atau d di bawah ini dengan tepat dan benar dengan
tanda silang (X)!
1. Kapan dan dimanakah dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan?
a. pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
b. pada tanggal 18 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
c. pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No. 55
Jakarta
d. pada tanggal 18 Agustus 1945 di kediaman moh. Hatta, Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta
2. Peran ibu Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaaan Indonesia adalah ….
a. Mendampingi Ir.Soekarno
b. Pengibar bendera
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pembaca teks proklamasi
3. Selain sebagai perumus naskah proklamasi, peran Ir.Soekarno dalam proklamasi
kemerdekaan adalah ….
a. Pengibar bendera pusaka
b. Membaca teks proklamasi
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pemimpin upacara
4. Tokoh yang mengusulkan agar penandatanganan naskah proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno dan Hatta adalah ….
a. Ahmad Subarjo
b. Laksamana Maeda
c. Sukarni
d. Sutan Syahrir
5. Contoh makna penting dari proklamasi kemerdekaan adalah …
a. proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
b. proklamasi tidak menyatakan hak kemerdekaan.
c. proklamasi merupakan akhir dari perjuangan
d. proklamsi tidak berpengaruh apapun bagi bangsa Indonesia
6. Proklamasi Kemerdekaan dilakukan di rumah ...
a. Moh. Hatta c. Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebardjo d. Sayuti Melik
7. Naskah proklamasi ditandatagani oleh ... dan ...
a. Ahmad Soebardjo dan Moh. Hatta c. Ir. Soekarno dan Sayuti Melik
b. Ir. Soekarno dan Ahmad Soebardjo d. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
8. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal ...
a. 17 Agustus 1945 c. 16 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 17 Agustus 1955
284

9. Naskah proklamasi diketik oleh ...


a. Ir. Soekarno c. Ahmad Soebardjo
b. Sayuti Melik d. Moh. Hatta
10. Karena memproklamasikan kemerdekaan, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dijuluki …
a. Bapak Negara c. Bapak Nusantara
b. Bapak Proklamator d. Bapak Kebanggaan
285

KUNCI JAWABAN

Pilihan Ganda
1. a 6. c
2. c 7. d
3. b 8. a
4. c 9. b
5. a 10. b

Penilaian Lembar Diskusi kelompok dan Evaluasi


N= x100
Keterangan:
N= Nilai
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoritis
Nilai = x100

= x 100
= 100
286

SKENARIO PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

Detik-detik proklamasi kemerdekaan


Sekitar pukul 21.00 WIB 16 Agustus 1945 Soekarno Hatta sudah sampai di Jakarta dan
langsung menuju ke rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta untuk
menyusun teks proklamasi. Dalam kondisi demikian, peran Laksamana Maeda cukup penting.
Pada saat-saat yang genting, Maeda menunjukkan kebesaran moralnya, bahwa kemerdekaan
merupakan aspirasi alamiah dan hak dari setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Berikut ini
tokoh-tokoh yang terlibat secara langsung dalam perumusan teks proklamasi
Mr. Ahmad Subardjo : “ bagaimana kalau konsep kalimat pertama: “ kami rakyat Indenesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan kami”?”
Soekarno : “ kalimat selanjutnya bagaimana kalau : “ hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara
yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
Mohammad Hatta : “ baiklah kita jadikan satu saja manjadi :” kami rakyat Indenesia dengan
ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara
yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
Langkah selanjutnya, Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsep teks
proklamasi dengan beberapa perubahan, kemudian ditandatangani oleh Soekarno Hatta.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi:
1) kata “ tempoh” diubah menjadi tempo,
2) wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”, dan
3) tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ‘05.
Soekarno : “ sayuti, ayo ketik teks proklamasinya sekarang juga. kata “ tempoh”
ubah menjadi tempo, Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “Atas
nama bangsa Indonesia”, dan tulisan “Djakarta, 17-8-’05“ diubah menjadi
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun ’05.”
Sayuti Melik : “ baiklah pak”

Malam itu juga diputuskan bahwa naskah proklamasi akan dibacakan pukul 10.00 pagi di
Lapangan Ikada, Gambir. Tetapi karena ada kemungkinan timbul bentrokan dengan pasukan
Jepang yang terus berpatroli, akhirnya diubah di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No.
56 Jakarta. Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta telah diadakan berbagai persiapan untuk menyambut Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih pukul 09.55 WIB, Drs. Mohammad Hatta telah datang
dan langsung menemui Ir. Soekarno. Sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, pukul 10.00
WIB Soekarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
287

Demikianlah teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir. Soekarno. Susunan acara
yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan yaitu
1) pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,
2) pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan
3) sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
288
Lampiran 52
Soal Pretest dan Posttest
Nilai Nama
Kelas
No. absen

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) di depan jawaban
yang paling tepat!
1. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena ….
a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia
d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
2. Perbedaan kesepakatan yang muncul saat sidang BPUPKI dan PPKI adalah …
a. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut syariat Islam
b. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan berdasarkan
paham kebangsaan.
c. golongan Islam yang menginginkan Indonesia ditegakkan menurut paham nasionalis
d. golongan Nasionalis yang menginginkan Indonesia tidak ditegakkan berdasarkan
syariat islam
3. Ketua Panitia Sembilan adalah ….
a. Drs. Mohammad Hatta c. Mr. Ahmad Subardjo
b. Mr. Mohammad Yamin d. Ir. Soekarno
4. Salah satu contoh peranan Ir. Soekarno dalam usaha meraih kemerdekaan adalah ….
a. membantu jepang menjajah Indonesia
b. merintis pemerintahan Indonesia, dalam sidang BPUPKI ikut memberikan nama
dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila
c. menindas rakyat Indonesia dan membantu jepang menduduki wilayah Indonesia
d. tidak ikut berperan dalam upaya mempersiapkan kemerdekaan
5. Salah satu contoh sikap cara menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan yang dapat dilakukan oleh pelajar adalah ….
a. ramai sendiri dalam melaksanakan upacara bendera
b. membiarkan negara lain mengambil budaya Indonesia
c. belajar dengan sungguh-sungguh
d. bertengkar dengan teman
6. Tujuan para pemuda mengamankan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok adalah ….
a. agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang
b. mendesak keduanya supaya tidak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
c. agar kedua tokoh tersebut menjadi terpengaruh oleh pemuda dan terpengaruh Jepang
d. menghindarkan Soekarno Hatta dari pengaruh golongan tua
7. Selain sebagai perumus naskah proklamasi, peran Ir.Soekarno dalam proklamasi
kemerdekaan adalah ….
a. Pengibar bendera pusaka
b. Membaca teks proklamasi
c. Menjahit bendera pusaka
d. Pemimpin upacara
289

8. Contoh makna penting dari proklamasi kemerdekaan adalah …


a. proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaan.
b. proklamasi tidak menyatakan hak kemerdekaan.
c. proklamasi merupakan akhir dari perjuangan
d. proklamsi tidak berpengaruh apapun bagi bangsa Indonesia
9. Proklamasi dibacakan oleh Ir Soekarno di …..
a. Bandung c. Pegangsaan timur no.55
b. Rumah sayuti melik d. Lapangan Ikada
10. Penandatanganan naskah proklamasi oleh ….
a. Fatmawati c. Ir. Soekarno dan Moh Hatta
b. Ahmad Subardjo d. Sayuti melik dan BM Diah
11. Ziarah ke makam Bung Karno merupakan bentuk dari penghargaan terhadap ….
a. Tokoh pejuang proklamasi c. Presiden
b. Bangsa d. Jepang
12. Berikut ini adalah tokoh yang ikut dalam perumusan proklamasi kecuali ….
a. Fatmawati c. Ir. Soekarno
b. Ahmad Subardjo d. Sayuti melik
13. Penyusunan naskah proklamasi dilakukan di rumah….
a. Laksamana Maeda c. Bung Hatta
b. Bung Karno d. Sutan Syahrir
14. Peran Sayuti Melik dalam mempersiapkan proklamasi….
a. Mengetik naskah proklamasi
b. Menjahit bendera
c. Menyediakan tempat
a. Mengintai Jepang
15. BPUPKI merupakan singkatan dari ….
a. Badan Penyelidik Usaha Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
b. Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
c. Badan Panitia Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
d. Bagian Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
16. Kedudukan Ahmad Subardjo dalam PPKI adalah ….
a. Sekretaris c. Penasihat
b. Wakil ketua d. Ketua
17. Panitia Sembilan menghasilkan suatu naskah yang kemudian disebut ....
a. Piagam Bangkok c. Piagam Bandung
b. Piagam Jakarta d. Piagam Rengasdengklok
18. Sifat yang harus kita contoh dari para pahlawan kemerdekaan adalah ….
a. Sombong c. Berani
b. Boros d. Malas
19. Dua kota jepang yang dibom oleh sekutu adalah … dan ….
a. Kyoto dan Tokyo c. Tokyo dan Nagasaki
b. Hirosima dan Tokyo d. Hirosima dan Nagasaki
20. Tokoh dari golongan tua yang menjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah ....
a. Ahmad Soebardjo c. Sukarni
b. Maeda d. Sayuti Melik
290
Lampiran 53
Kunci jawaban

1. B
2. A
3. D
4. B
5. C
6. A
7. B
8. A
9. C
10. C
11. A
12. A
13. A
14. A
15. B
16. C
17. B
18. C
19. D
20. A
Lampiran 54 291

Nilai Kelas V A (Kelas Eksperimen 1)


No Nama Pre-Test Post-Test

1 E1-1 75 85
2 E1-2 20 60
3 E1-3 50 85
4 E1-4 50 85
5 E1-5 75 85
6 E1-6 50 85
7 E1-7 50 65
8 E1-8 50 75
9 E1-9 50 75
10 E1-10 55 75
11 E1-11 50 80
12 E1-12 50 80
13 E1-13 60 80
14 E1-14 50 80
15 E1-15 75 80
16 E1-16 55 80
17 E1-17 40 60
18 E1-18 55 75
19 E1-19 55 75
20 E1-20 75 75
21 E1-21 55 80
22 E1-22 55 85
23 E1-23 55 85
24 E1-24 75 80
25 E1-25 60 65
Jumlah 1390 1935
Rata-rata 55.6 77.4
Nilai Minimal 20 60
292
Lampiran 55
Nilai Kelas V B (Kelas Eksperimen 2)

No Nama Pre-Test Post-Test

1 E2-1 50 70
2 E2-2 40 60
3 E2-3 75 75
4 E2-4 55 70
5 E2-5 40 60
6 E2-6 50 75
7 E2-7 25 60
8 E2-8 40 60
9 E2-9 50 75
10 E2-10 50 75
11 E2-11 75 85
12 E2-12 45 70
13 E2-13 45 75
14 E2-14 75 75
15 E2-15 50 75
16 E2-16 45 50
17 E2-17 40 75
18 E2-18 50 60
19 E2-19 75 75
20 E2-20 75 75
21 E2-21 50 70
22 E2-22 50 50
23 E2-23 45 55
24 E2-24 50 70
25 E2-25 50 70
Jumlah 1295 1710
Rata-rata 51.8 68.4
Nilai Minimal 25 50
293

Lampiran 56
Hasil Analisis

Validitas dan Reabilitas


294

Uji Normalitas

Kelas Kolmogorov-Smirnov
Statistic Df Sig.
Hasil Pretest_E1 .246 25 .200
Posttest_E1 .233 25 .200
Pretest_E2 .314 25 .200
Posttest_E2 .251 25 .200

Uji Homogenitas Pretest

Levene
Statistic Df1 Df2 Sig.
HASIL_BELAJAR Based On Mean 1.582 1 48 .215
Based On Median 1.628 1 48 .208
Based On Median And
1.628 1 40.961 .209
With Adjusted Df
Based On Trimmed Mean 2.198 1 48 .145

Uji Homogenitas Posttest

Levene
Statistic Df1 Df2 Sig.
HASIL_BELAJAR Based On Mean 1.150 1 48 .289
Based On Median .696 1 48 .408
Based On Median And
.696 1 48.000 .408
With Adjusted Df
Based On Trimmed Mean 1.133 1 48 .292
295
Lampiran 57
UJI KESAMAAN RATA-RATA NILAI PRETEST

T-Test

Notes

Output Created 15-MAR-2020 21:32:00

Comments

Input Data H:\spss 2021\pretest1.sav

Active Dataset DataSet4

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 50

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on


the cases with no missing or out-of-range
data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=Pretest(1 2)


/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Hasil_Belajar_pre
/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.01


296

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil_belajar_pre eks_1 25 55.60 9.887 1.977

eks_2 25 51.80 13.219 2.644

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the


Difference
Mean Std. Error
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper

Hasil_Belajar
1.262 .267 1.090 48 .281 3.600 3.302 -3.038 10.238
Equal variances assumed

Equal variances not assumed 1.090 44.451 .281 3.600 3.302 -3.052 10.252
297
Lampiran 58
UJI KESAMAAN RATA-RATA NILAI POSTTEST

T-Test

Notes

Output Created 15-MAR-2020 21:29:58

Comments

Input Data

Active Dataset DataSet6

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 50

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on


the cases with no missing or out-of-range
data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=Posttest(1 2)


/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Hasil_Belajar_post
/CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.01


298

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil_belajar_post eks_1 25 77.40 7.654 1.531

eks_2 25 68.40 8.981 1.796

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the


Difference
Mean Std. Error
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper

Hasil_Belajar
1.150 .289 3.813 48 .000 9.000 2.360 4.255 13.745
Equal variances assumed

Equal variances not assumed 3.813 46.822 .000 9.000 2.360 4.252 13.748
299

Lampiran 59
Penerbitan Artikel di Journal of Primary Education

Jurnal Artikel Bahasa Indonesia

SURAT KETERANGAN PUBLIKASI JURNAL

1. Nama mahasiswa : Indrajaya Dwi Putra


2. NIM : 0103515014
3. Program studi : DIKDAS Konsentrasi PGSD
4. Judul Artikel Jurnal :Keefektifan Model Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual
dan RolePlaying Berbantuan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD
5. Publikasi di Jurnal :Journal of Primary Education
6. Instansi Asal : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
7. Alamat Rumah : Rt 1 Rw 5 Desa Selopuro, Kec.Lasem, Kab.Rembang
8. E-mail :ijaydepe@gmail.com
9. Nomor HP : 085641462998

Bpk/Ibu Editor/Reviewdimohon mengecek apakah Jurnalyang ditulis mahasiswa sudah mengandung


point-point sebagai berikut.
Jawab (beri
No Bagian Jurnal Keterangan tanda
centang)
Jumlah kata 3500 - 5000 kata, Times New Roman 12, MS-Word,
1 Jurnal √
Ditulis 1 kolom, jumlah halaman 10 – 15 halaman, 1,5 spasi
Terdiri dari 12 sampai 15 kata, pastikan singkat dan jelas maksudnya
2 Judul √
Nama lengkap penulis (paling sedikit 2 penulis / bukan penulis
3 Nama Penulis tunggal) √

Alamat institusi penulis dan e-mail penulis pertama untuk


4 Afiliasi √
korespondensi.
Abstrak terdiri dari 150-250 words, berisi tentang:
• Latar belakang (2-3 baris)
• Tujuan penelitian (2-3 baris)
5 Abstrak • Metode (singkat dan sistematis) √
• Hasil secara singkat yg penting
• Temuan penting jelaskan secara singkat
• Manfaat penelitian bagi ilmu/masyarakat secara singkat
6 Kata kunci 3-5 kata /kelompok kata yang spesifik √
7 Pendahuluan Pendahuluan berisi: √
300

• Isu penting secara umum dan khusus yang ditemui


• Penelitian yang telah dilakukan sebagai rujukan dan apa yang
(± 1-1.5
belum pernah dilakukan (gap penelitian)
halaman, spasi
• Solusi yang ditawarkan, pentingnya penelitian yang dilakukan
1,5)
• Tujuan penelitian
• Manfaat bagi ilmu / masyarakat
Metode berisi:
 Penjelasan tentang langkah penelitian dilakukan secara
Metode
sistematis dan rinci selangkah demi selangkah dari awal sampai
(±½-1
8 analisis data √
halaman, spasi
 Metode tidak mengandung teori, melainkan menekankan apa
1,5)
yang telah dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil
sesuai dengan tujuannya.
 Hasil dan diskusi digabungkan jadi satu bagian, mengandung:
• Hasil temuan untuk menjawab tujuan penelitian
• Gambar dan tabel harus jelas dan deskripsi harus ringkas dan
jelas
Hasil dan
9 • Diskusi harus mengungkapkan secara mendalam analisis hasil √
pembahasan
yang diperoleh yaitu sintesis kritis dan mendalam disertai bukti
bukti referensi terbaru yg terkait
• Jelaskan hal baru dari penelitian Anda
 Manfaat dan kontribusi penelitian untuk ilmu / masyarakat
• Ditulis dalam satu paragraf tanpa penomoran, singkat padat sudah
10 Simpulan tidak ada pembahasan lagi (± 1/4 halaman, 1.5 spasi) √
• Menjawab tujuan penelitian
Ditujukan kepada orang / organisasi yang telah berkontribusi dalam
Ucapan terima
11 penelitian ini, misal penyandang dana, dosen pembimbing yg tdk √
kasih (jika ada)
dicantumkan namanya.
 Ditulis menurut abjad, menggunakan gaya "APA"
 Referensi mengandung paling sedikit 80% mengacu pada
referensi utama / jurnal penelitian dan sumber terakhir (paling
Daftar Pustaka
tidak pada 10 tahun terakhir)
12 (minimmal 15 √
 Mengutip artikel jurnal terkait di JURNAL UNNES atau PPs
reff)
yang telah diterbitkan, mengutip artikel dari dosen pembimbing
(jika ada). Disarankan paling sedikit 5 artikel.
 Referensi yg ditulis harus ada di bodi teks atau sebaliknya

Semarang, 20 Januari 2021


Yang memeriksa
Editor Artikel Jurnal,

Dr. Sri Haryani, M. Si


NIP 195808081983032002
301

EVALUATION GUIDELINSE OF MANUSCRIPT

1. Name : Indrajaya Dwi Putra


2. NIM : 0103515014
3. Study Program : S2-Pendidikan Dasar (PGSD)
4. Manuscript Title : The Effectiveness of Problem-Based Learning Model and Role
Playing Assisted by Audio-Visual Media in Learning Outcomes of
Social Studies at Fifth-grade Elementary School
5. Published in Journal : Journal of Primary Education
6. Affiliation : Universitas Negeri Semarang
7. Address : Rt 1/5 Selopuro, Lasem, Rembang
8. E-mail : ijaydepe@gmail.com
9. Phonecell Number : 085641462998

Mr./Mrs. Editor/Reviewer please to check what manuscript have been written by this below
points:

No. Manuscript Parts Description Answer


1 Manuscript Total words should be 3500 – 5000 words, Times New
Romans 12, in MS-Word, or compatible.
2 Title The Title consist of 12 up to 15 words, must be to the point.
3 Name of Authors The full name(s) of the author(s) (at least 2 authors/ not a
single author)
4 Affiliation All the authors’ institutional address(es) and the e-mails of
the author for correspondence should be inserted.
5 Abstract Abstract 150 – 250 words, contain brief information on :
- The Background
- Aim/objective of the research
- Methods
- Result and conclusion
- New findings/significance of the contribution
- Benefit for science development/society
6 Key words Key words, 3 – 5 words or phrases, it represents the article
content and should include words found in research
database.
7 Introduction (± 1- Introduction include :
1.5 pages, 1.5 line - The important issues in general and specifically
spacing) encountered
- Research that has been done as the references and
what has not been done (research gap)
- The solution offered, the importance of research
conducted
- The research purposes
302

- The Benefits to the science / society


8 Methods (± ½ - 1 Methods Include :
page, 1.5 spacing) - Explanation of how / step of research in a systematic
way and detailed step by step written in the section.
- The method does not contain any theory, but rahter
emphasize what has been done in research to obtain
results in line with the objectives.
9 Results and Result and discussion are combined in one part. Int contains
Discussion :
- The result of the findings to answer the research
objectives
- Figure and table should be clear and the description
must be concise and clear
- Descussion must reveal the in depth analyses of the
obtain result if is critically and in-depth synthesis
accompanied by proof of evidence related latest
references.
- Explain the novelty of your research
- The benefits and contribution of research for the
science/society
10 Conclusion - It is written in one paragraph without numbering.
- Answering the research objectives.
11 Acknowledgement Addressed to the person / organization that has been
(if any) contributed in the research, e.g. funders
12 References - Written alphabetucally, using the “APA” style
- Reference contain at least 80% refers to the primary
references/ research journal and the latest sources (at
least at last 10 years)
- Citing the related journal article/s in JURNAL PPs
wich has been published, at least 1 article
- The written references must metioned in the body
text.

Semarang, 28 January 2021


Editor/Reviewer,

Dr. Ellianawati, M. Si
NIP. 197411262005012001
303

NAMA JURNAL DI PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

No Nama Jurnal E-mail


1 Jurnal Bimbingan Konseling jbk@mail.unnes.ac.id
2 The Journal of Educational Development jed@mail.unnes.ac.id
3 Jurnal Penelitian Pendidikan jpp@mail.unnes.ac.id
4 English Education Journal eej@mail.unnes.ac.id
5 Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia seloka@mail.unnes.ac.id
6 Unnes Journal of Mathematics Education Research ujmer@mail.unnes.ac.id
7 Journal of Educational Social Studies jess@mail.unnes.ac.id
8 Journal of Primary Education jpe@mail.unnes.ac.id
9 Journal of Innovative Science Education jise@mail.unnes.ac.id
10 Journal of Educational Research and Evaluation jere@mail.unnes.ac.id
11 Catharsis: Journal of Arts Education catharsis@mail.unnes.ac.id
12 Journal of Physical Educationand Sports jpes@mail.unnes.ac.id
13 Educational Management eduman@mail.unnes.ac.id
14 Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology ijcet@mail.unnes.ac.id
15 Journal of Nonformal Education jne@mail.unnes.ac.id
16 Journal of Vocational and Career Education jvce@mail.unnes.ac.id
17 Public Health Perspective Journal phpj@mail.unnes.ac.id
18 Physics Communication physcom@mail.unnes.ac.id
19 Journal of Business and Economics Education jbee@mail.unnes.ac.id
304
Lampiran 60
Hasil Evaluasi Siswa
305

Lampiran 61
306
Lampiran 62
307
Lampiran 63
Foto Dokumentasi Penelitian
308
309
Lampiran 64
310
Lampiran 65
Surat Ijin Telah Melaksanakan Observasi
311
Lampiran 66
Surat Ijin Telah Melaksanakan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai