Anda di halaman 1dari 19

PENYAJIAN DATA DAN UKURAN TENDENSI SENTRAL

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Statistik Dasar)

Dosen Pengampu :

Juitaning Mustika M.Pd

Disusun oleh kelompok 1 :

Nabilla Aleyda Tsurraya (2201061008)

R Bagus Hidayat (2201060017)

Rendi Rama Dayu (2201061011)

Sisilia Astri Dayanti (2201061013)

Sofia Marhamah (2201061014)

TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


TABEL/PENYAJIAN DATA

Dalam pembuatan table, sangat tergantung pada jumplah variasi aspek data yang
disajikan .Namun perlu diingat penyajian data dalam tabel adalah untuk memudahkan
pembaca/orang lain memahami data tersebut, sesuai dengan penyajian data tersebut.

Tabel 12 : Jumlah kecelakaan lalu lintas di kota A, tahun 2004-2008

Tahun Jumlah korban kecelakaan


Meninggal Luka Berat Luka
ringan
2008 26 75 44
2007 26 80 76
2006 39 37 17
2008 17 12 11
2009 15 7 0

DIAGRAM BATANG

Jumlah orang meninggal


50
40
30
jumplah orang
20 meninggal
10
0
2004 2005 2006 2007 2008

Informasi apa yang anda dapatkan di diagram ini?

1) Jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi pada tahun 2006.
2) Jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas terrendah terjadi pada tahun
2004.
3) Pada tahun 2007, jumlah korban meninggal berkurang di bandingkan tahun sebelumnya.

Jumlah orang meninggal


90
80
70
60
50 Meninggal
40 Luka Berat
30 Luka ringan
20
10
0
2004 2005 2006 2007 2008

Informasi apa yang anda dapatkan dari diagram ini ?


1. Jumlah kecelakaan dengan korban luka berat terjadi paling banyak ditahun 2007,
begitu juga dengan luka ringan.
2. Jumlah kecelakaan dengan korban meninggal terjadi paling banyak di tahun 2006.
3. Pada tahun 2004, tidak ada korban kecelakaan dengan luka ringan.
Diangram Garis

Jumlah orang meninggal


100

80

60 Meninggal

40 Luka berat
Luka ringan
20

0
2004 2005 2006 2007 2008

Informasi apa yang anda dapatkan dari diagram ini ?

1. Jumlah korban kecelakaan yang luka berat dan luka ringan terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun dan turun pada tahun 2008.
2. Jumlah korban kecelakaan yang meninggal mengalami penurunan pada tahun
2007 dibandingkan tahun sebelumnya.
3. Jumlah korban kecelakaan yang mengalami luka ringan turun drastis pada tahun
2008 jika di bandingkan tahun sebelumnya.

Diagaram lingkaran

Karena penyajiannya dalam lingkaran, sector sector terlebih dahulu dinyatakan dalam
bentuk derajat agar diketahui besar sudutnya dengan cara menghubungkan jumlah
pada sektor dengan besar sudut satu putaran (360°). Selanjutnya besar sektor dalam
bentuk persentase. Oleh karena itu diagram lingkaran adalah diagram yang disusun
berdasarkan sebaran distribusi relatif.
Jumlah Kejadian Jumlah Korban Kecelakaan

Meninggal Luka berat Luka ringan


145 26 75 44

Besar Sektor =
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
× 360° 64.55 186.21 109.24
𝑛

Besar Sektor =
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
× 100% 17.93 51.72 30.34
𝑛

Korban kecelakaan 2008

Meninggal
18%
Luka ringan
30%

Luka berat
52%

Informasi apa yang anda dapatkan dari diagram ini ?

1. Jumlah korban mayoritas mengalami luka berat.


2. Jumlah korban kecelakaan yang meninggal lebih sedikit dibandinggkan dengan yang
mengalami luka berat dan luka ringan.
Histogram dan Poligon

IQ Batas Kelas Titik Tengah Frekuensi


75-87 74,5-87,5 81 1
88-100 87,5-100,5 94 8
101-113 100,5-113,5 107 2
114-126 113,5-126,5 120 12
127-139 126,5-139,5 133 5
140-152 139,5-152,5 146 2
n 30

14
IQ Mahasiawa
12
10
8
6
4
2
0
75-87 88-100 101-113 114-126 127-139 140-152

Ogive “Kurang Dari”

Kelaas Interval Frekwensi Komulatif


<153 30
<140 28
<127 23
<114 11
<101 9
<85 1
<75 0
frekwensi komulatif IQ Mahasiswa
35

30

25

20

15

10

0
<75 <85 <101 <114 <127 <140 <153

frekwensi komulatif

Ogive “Lebih Dari”

Kelaas Interval Frekwensi Komulatif


≥153 0
≥140 1
≥127 9
≥114 11
≥101 23
≥85 28
≥75 30
Frekwensi Komulatif IQ Mahasiswa
35
30
25
20
15
10
5
0
≥153 ≥140 ≥127 ≥114 ≥101 ≥85 ≥75
Frekwensi…

Diagram lambang

Diagram lambang atau pictogram adalah bentuk penyajian data statistika dalam bentuk
gambar-gambar. Gambar yang digunakan disesuaikan dengan objek yang dideskripsikan
yang digunakan untuk mewakili sejumlah objek.
Kurva

Apabila polygon diperhalus pada sudut sudut yang terhubung maka akan terbentuk
kiurva. Kurva terdapat 2 bentuk utama yaitu:

1. Kurva simetri
Simetris adalah sebuah benda atau gambar yang memiliki sisi yang bisa menyatu
dengan cocok jika dibelah dua, tidak lebih dan tidak kurang.
2. Kurva asimetri
Asimetris merupakan kebalikannya, yaitu gambar atau benda yang dibelah dua,
namun jika disatukan memiliki sisi yang tidak seimbang atau masih terdapat kelebihan
dan kekurangan sehingga tidak proporsional.
Ukuran Tendensi Sentral

Ukuran tendensi sentral merupakan setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk
menggambarkan suatu nilai yang mewakilli nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus
data.

A. Mean
Arti dari mean adalah “angka rata-rata”. Istilah mean akan tetap dipakai disini,
karena sudah lazim digunakan dalam statistik. Dari segi aritmetik mean adalah “jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu”. Istilah mean saja merupakan metode yang
paling banyak digunakan untuk menggambarkan ukuran tendensi sentral. Mean (rata-
rata) merupakan jumlah seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian atau nilai rata-
rata dari beberapa buah data.
Dalam perhitungan ukuran-ukuran statistik akan digunakan symbol-simbol. Nilai-
nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan x1, x2,…,xn, apabila dalam kumpulan data itu
terdapat n buah nilai. Symbol n juga digunakan untuk menyatakan ukuran sampel, yakni
banyaknya objek atau data yang diteliti dalam sampel. Rata-rata untuk data kuantitatif
yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data
oleh banyaknya data.

a. Mean Data Tunggal


Mean pada data tunggal dihitung dengan menjumlahkan semua nilai data
dibagi banyaknya data, dengan rumus :

∑𝑿
x̄ = ∑ 𝒏

Keterangan :
x̄ = xbar atau x garis = rata-rata x
∑ 𝑥 = jumlah seluruh nilai x
∑ 𝑛 = jumlah anggota sampel
Jika x̄ adalah rata-rata untuk sampel, maka 𝜇 (dibaca mu) adalah rata-rata
untuk populasi. Jika x̄ adalah statistic, sedangkan 𝜇 adalah parameter untuk
menyatakan rata-rata.
Contoh soal :
Diketahui data : 10,3,12,5,7,10,8,14,14,14
Tentukan nilai meannya ?
Jawab :
10+3+12+5+7+10+8+14+14+14+14
x̄ = = 9,7
10
b. Mean Data Kelompok
Jika datanya sudah dikelompokkan dalam distribusi frekuensi, mean dapat
dihitung menggunakan rumus :

∑𝑓 . 𝑥
x̄ = ∑𝑓

keterangan :
x̄ = xbar atau x garis = rata-rata x (mean)
∑ 𝑓 . 𝑥 = jumlah perkalian frekuensi dengan data xi
xi = titik tengah
Contoh soal data kelompok :
Diketahui data nlai ujian mahasiswa mata kuliah statistika dasar pada tahun
2022 yang diikuti oleh 15 mahasiswa sebagai berikut :
X f f.x
50 4 200
55 6 330
60 3 180
20 2 40
∑ 15 750

Tentukan nilai meannya ?


Jawab :

∑𝑓 . 𝑥
x̄ = ∑𝑓
750
= 15
= 50

B. Median
Median (nilai tengah) adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi
distribusi sebelah atas dan 50% frekuensi distribusi sebelah bawah atau merupakan nilai
tengah dari rangkaian data yang lebih tersusun secara teratur atau sebagai ukuran letak,
karena median membagi distribusi menjadi 2 bagian yang sama. Median dilambangkan
dengan Me, median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan
nilainya.
a. Median Data Tunggal
Untuk mencari median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
a) Mengurutkan data kemudian dicari nilai tengahnya
b) Jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus
1
- Untuk n ganjil : Me = x 2(n + 1)
𝑛 𝑛
𝑥 +𝑥 +1
2 2
- Untuk n genap : Me = 2
Xn 𝑛
Keterangan : = data pada urutan ke 2 setelah diurutkan.
2

Contoh soal:

Tentukan median dari data:

1. 2,5,4,5,6,7,5,9,8,4,6,7,8
2.
Nilai 2 3 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 3 5 6 8 12 6 7 3
Jawab:

1. Data diurutkan menjadi 2,4,4,5,5,5,6,6,7,7,8,8,9

Jadi mediannya adalah 6.

2. Banyaknya data n = 50 (genap), digunakan rumus:


50 50
𝑥 +𝑥 +1 𝑥25+𝑥26 6+6
2 2
Me = = = =6
2 2 2

b. Median Data Kelompok


𝑛
−∑ 𝑓
2
Me = Tb + ( ). C
𝑓𝑚

Keterangan :

Tb = Tepi bawah kelas median – p

n = Banyaknya data

∑𝑓 = Frekuensi kumulatif diatas kelas median

Fm = Frekuensi kelas median (frekuensi tertinggi dari kelas interval)

c = Interval kelas median

Contoh :

1. Carilah Me dari data berikut!


Nilai Frekuensi
40-49 4
50-59 5
60-69 14
70-79 10
80-89 4
90-99 3

Banyaknya data ada 40 sehingga letak mediannya pada frekuensi ½.40 = 20


59+60
Tb = = 59,5
2
c = 10
f = 14
N = 40
F=9
1 1
𝑁−𝐹 .40−9
Maka Me = Tb + c = (2 ) = 59,5 + 10 (2 )
𝑓 14

20−9
= 59,5 + 10 ( )
14

= 59,5 + 7,86

= 67,36

C. Modus

Modus, merupakan nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau dengan kata lain,
nilai data yang paling sering terjadi. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering
di pakai untuk menentukan rata-rata data kualitatif. Misalnya banyak kematian di
Indonesia disebabkan oleh penyakit malaria, pada umumnya kecelakaan lalulintas karena
kecerobohan pengemudi, maka tidak lain masing-masing merupakan modus penyebab
kematian dan kecelakaan lalu lintas. Cara menentukan modus amat sangat mudah hanya
dengan mengamati data yang paling sering muncul. Dalam satu rangkaian data, kadang di
jumpai adanya 1 modus, 2 modus atau tidak ada modus.

a. Modus Data Tunggal


Dalam data tunggal, modus dapat dibatasi sebagai nilai variabel yang
mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi. Cara menentukan modus data
tunggal yakni dengan mengamati data yang sering muncul.

Contoh modus data tunggal:

Berapakah modus dari data berikut: 1, 2, 2, 4, 4, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

Jawab:
Modus= 4, karena angka 4 muncul paling banyak yaitu 3 kali

b. Modus Data Kelompok

Untuk data kualitatif yaitu telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi ( data
berkelompok), modusnya dapat di tentukan dengan rumus:
𝑑1
Mo = Tb + 1 (𝑑1+𝑑2 )

Keterangan:

Tb = tepi bawah

d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelum modus

d2= selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah modus

c = interval kelas modus

Contoh menghitung modus data kelompok:

Nilai Fmo F
1-5 3 3
6-10 7 10
11-15 4 14
16-20 3 17
21-25 7 24
26-30 9 33
31-35 6 39
36-40 7 46
41-45 8 54
46-50 6 60
60
Jawab :

Diketahui: kelas modus 26-30 (karena memiliki frekuensi terbanyak = 9 )

Tb = 26- 0,5 = 25,5

d1= 9-7 =2

D2= 9-6= 3

C=5

Ditanyakan ; nilai Modus


Jawab :
𝑑1
Mo = Tb + 𝑑1+𝑑2

2
= 25,5 + 2+3. 5

= 25,5 + 2

= 27,5

D. Quartil

Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data atas empat bagian yang sama banyaknya
setelah data tersebut diurutkan. Ada tiga buah kuartil, yaitu kuartl pertama atau kuartil
bawah (Q1), quartil kedua/tengah (Q2/Me) dan quartil ketiga atau quartil atas (Q3).

a. Quartil Pada Data Tunggal

Letak quartil bawah (Q1), quartil kedua (Q2), quartil atas (Q3) pada data tunggal
(x1,x2,x3, …, xn) yang telah diurutkan digambarkan pada bagan berikut.

Berdasarkan bagan di atas, kita dapat menentukan quartil-quartil sebagai berikut.

a) Setelah data diurutkan, pertama-tama tentukan median (Q2).


b) Setelah nilai median diperoleh, tentukan nilai quartil bawah (Q 1) yang merupakan nilai
1
tengah dari 𝑛 data yang nilainya ≤ Q2, dan nilai Q3 yang merupakan nilai tengah dari
2
1
𝑛 data yang nilainya ≥ Q2.
2

Contoh:

Tentukan nilai quartil bawah (Q1), quartil kedua (Q2/Me), dan quartil atas (Q3) pada data
berikut:
1. 5,4,2,10,14,12,11
2. 5,9,7,4,13,10

Jawab:

1. 5,4,2,10,14,12,11
Data diurutkan menjadi
2, 4, 5, 10, 11, 12, 14,

Q1=4 Q2=10 Q3=12

Langkah pertama mencari Q2/Me terlebih dahulu, kemudian Q1, yaitu nilai-nilai yang ≤
Q2, selanjutnya Q3 yang nilai-nilainya ≥ Q2. Jadi, nilai Q1 = 4; Q2 = 10 dan Q3 = 12.

2. 5,9,7,4,13,10

Jawab:

Data diurutkan menjadi:

4, 5, 7, 9, 10, 13

Q1 Q2 Q3

E. Desil
Desil adalah sekumpulan data dibagi sepuluh bagian sama banyaknya, setelah disusun
dari yang terendah sampai tertinggi perhitungannya analog dengan quartil di atas, hanya
rumusnya saja berbeda dengan:

𝑖 (𝑛+1)
Letak D1 = data ke 10

dengan i = 1,2,3, …, ..9

Contoh

Data sampel yang sudah disusun di atas yaitu : 3, 5, 7, 8, 10, 12, 14, 14, 14

Misalkan kita akan menghitung desil ke-7, maka:


7(10+1)
Letak D7 = data ke = 7,7
10

= data ke -7,7, berada diantara data ke-7 dan ke-8

Nilai D1 = 14 + 0,1 (14-14)

= 14

Untuk menghitung dalam table distribusi frekuensi , nilai D dihitung dengan rumus

𝑖𝑛
−𝐹
Di = b0 + p (10𝑓 )

Dimana: bo = batas bawah kelas Di -0,5

P = panjang kelas Di

F = jumlah frekuensi kumulatif sebelum kelas Di

f = frekuensi Di
𝑖𝑛
letak Di = 10

Contoh :

Diketahui daftar frekuensi

Diminta desil ke-7 (D7)

Jawab:
7(10)
Letak D7 = =7
10

b = 8,5

p=3

f=3

F = 2+2 = 4

N = 10
70
−4
Di = 8,5 + (103 ) = 11,5
F. Persentil

Persentil adalah sekumpulan data yang dibagi 100 bagian yang sama besar. Setelah
itu data itu disusun mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi, sehingga menghasilkan
99% pembagi.

a. Persentil Data Tunggal


𝑖(𝑛+1)
Letak P1 = data ke 100

Dengan letak i = 1, 2, 3,… ..99

b. Persentil Data Kelompok

Jika nilai P1 dihitung dari table distribusi frekuensi, maka rumusnya menjadi:
𝑖𝑛
−𝐹
P1 = Tb + p (100𝑓𝑖 )

dengan i = 1, 2, 3, …,.100

Dimana:

Tb = Tepi bawah kelas P1

P = panjang kelas P1

F-1 = Jumlah frekuensi sebelum kelas P1

fi = frekuensi P1

Contoh :

Tentukan P30 dari data berikut:

Nilai Frekuensi
31-36 6
37-42 4
43-48 9
49-54 14
55-60 10
61-66 2
67-72 5
n = 50
30
𝑛−∑ 𝑓−30
P30 = Tb30 + ( 100 ). P
𝑓30

15−10
P30 = 42,5 + ( ). 6
9

5
= 42,5 + (9 )6

30
= 42,5 + 9

= 42,5 + 3,3

= 45,8

Anda mungkin juga menyukai