Anda di halaman 1dari 2

Ekonomi Kelembagaan 

(Institutional Economics) 
Cabang ilmu ekonomi; mempelajari pengaruh dan peranan institusi
formal dan informal terhadap kinerja ekonomi, baik pada tataran makro
maupun tataran mikro.

Terdapat dua macam Ekonomi Kelembagaan yakni:


1. Ekonomi Kelembagaan Lama (OIE)
2. Ekonomi Kelembagaan Baru (NIE)

Ekonomi Kelembagaan; awal abad ke-20.

Rutherford (1994) dalam Arsyad (2010), Ekonomi Kelembagaan


berkembang di kawasan Amerika Utara.
Tokoh utama:
Veblen, Commons, Mitchell dan Clarence Ayres. Ekonomi
Kelembagaan; muncul sebagai kritik terhadap aliran neoklasik.
Para tokoh Ekonomi Kelembagaan Lama mengkritik keras aliran
neoklasik karena: Neoklasik mengabaikan institusi dan relevansi dan
kendala–kendala non anggaran (non budgetary constraints).
Ekonomi Kelembagaan Baru; menawarkan ekonomi lengkap dengan
teori dan institusinya (Nabli&Nugent, 1989 dalam Arsyad, 2010).
Ekonomi Kelembagaan Baru menekankan; pentingnya institusi, masih
menggunakan analisis ekonomi neoklasik.
Asumsi ekonomi neoklasik:
Rasionalitas dan informasi sempurna (sehingga tidak ada biaya
transaksi) ditentang oleh Ekonomi Kelembagaan Baru. Menurut
Ekonomi Kelembagaan Baru, institusi digunakan sebagai pendorong
bekerjanya sistem pasar.
Ekonomi Kelembagaan Baru merupakan seperangkat teori yang
dibangun di atas landasan ekonomi neoklasik, tetapi Ekonomi
Kelembagaan Baru mampu menjawab bahkan mengungkapkan
permasalahan yang selama ini tidak mampu dijawab oleh ekonomi
neoklasik. salah satu permasalahan adalah eksistensi sebuah perusahaan
sebagai sebuah organisasi administratif dan keuangan. Ekonomi
Kelembagaan Baru merupakan sebuah paradigma baru di dalam
mempelajari, memahami, mengkaji atau bahkan menelaah ilmu
ekonomi.

Ekonomi kelembagaan; lahir karena kegagalan ilmu ekonomi klasik


dan neoklasik dalam menjelaskan mengenai superioritas
mekanisme pasar yang menimbulkan ketimpangan
dalam distribusi pendapatan, kerusakan lingungan dan eksploitasi pihak
yang kuat terhadap pihak yang lemah.

Dalam buku Economics in The Future (1976), ada alasan dan pendapat


yang menginginkan adanya pertimbangan kelembagaan dalam
memahami ekonomi negara. Tulisan Omerod (1994); bukunya yang
berjudul the death of economics.
Omerod menyatakan bahwa aliran neoklasik banyak memberikan
pandangan yang menyengsarakan masyarakat di berbagai negara karena
bagaimanapun negara berkembang belum memiliki
dukungan kelembagaan yang kuat sehingga campur tangan negara
dengan kebijakan fiskal dan moneternya tetap diperlukan agar
perekonomian suatu negara dapat berkembang dengan kesejahteraan
yang relatif merata.

Thorstein Veblen mengkritisi asumsi dasar teori kegunaan


marginal. Aliran ekonomi kelembagaan; abad pertengahan abad ke
XX.

Anda mungkin juga menyukai