PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DESA MELALUI 20% DANA DESA UNTUK
KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN HEWANI.
Dasar pelaksanaan : LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DESA, DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2021 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022 PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022, BAB II PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA bagian C. Program Prioritas Nasional Sesuai Kewenangan Desa Poin 5 yaitu : Dana Desa dapat digunakan untuk Penguatan ketahanan pangan nabati dan hewani a. pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan/atau perikanan : Disarankan bahwa dana 20% difokuskan pada kegiatan budidaya tanaman dan hewani. Dana Desa 20% sebaiknya tidak diarahkan untuk Kegiatan fisik dan prasarana pertanian seperti pembuatan jalan tani, saluran irigasi desa, pengadaan traktor dll. Dana Desa 20% kurang cocok dijadikan bantuan sosial kepada petani dan sebaiknya dikelola oleh Desa dengan melibatkan petani sebagai tenaga kerja. Dana desa 20% dapat menciptakan petani baru pengganti petani usia tua yang saat ini makin kritis. Hasil pengelolaan DD 20% digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan untuk menambah PAD Desa. Hasil pengelolaan DD 20% dapat dimanfaatkan kegiatan pertanian selanjutnya. Berikut contoh analisa budidaya pertanian komoditi Jagung sbb : 1. Ketahanan Pangan melalui budidaya tanaman pangan Jagung : Sasaran kegiatan : 1.1. Peningkatan PAD Desa 1.2. Peremajaan jumlah Petani muda atau Kelompok Petani mula 1.3. Pemanfaatan potensi lahan pertanian untuk Pemerintahan dan Masyarakat Desa. 1.4. Rincian kegiatan sbb : a. Identifikasi calon lahan dan calon petani muda. Contoh dana desa, Desa Bongopini berjumlah Rp.900.573.000,- 20% untuk Ketahanan pangan Rp.180.114.600,- Asumsi kebutuhan dana untuk 1 Ha Rp.12.920.000,- Rp.180.114.600 / Rp.12.920.000 = 13 Ha. 1 Ha dikelola oleh 10 orang pemuda tani pemula 13 Ha dikelola oleh 139 orang pemuda tani. b. Pengolahan lahan : Bajak lahan 1 Ha Rp.2.000.000,- c. Penanaman : 10 Org X 2 hari X Rp.100.000,- = Rp.2.000.000,- d. Pemeliharaan : 10 Org X 4 kali X Rp. 75.000,- = Rp.3.000.000,- e. Panen dan paska panen. 10 Org X 4 hari X Rp. 75.000,- = Rp.3.000.000,- f. Biaya Sarana produksi Benih, 20 kg x Rp 75.000 = Rp 1.500.000 Pupuk Kimia / Anorganik Urea, 100 kg x 3 kali pemupukan (300 Kg) x Rp1.800 = Rp 540.000 SP 36; 50 kg x 1 kali pemupukan (50 Kg)x Rp 2.000 = Rp 100.000 NPK 100 kg x 2 kali pemupukan (200 Kg) x Rp.2.300 = Rp 460.000 Pestisida Herbisida 2 kali Penyemprotan x Rp.80.000 = Rp 160.000 Insektisida/ fungisida 2 Kali penyemprotan x Rp. 80.000 = Rp. 160.000 Total biaya Sarana Produksi : Rp. 2.920.000 g. Hasil panen 1 Ha = 5 Ton atau 5.000 Kg X Rp.4.500,-/Kg = Rp.22.500.000,- h. Hasil 13 Ha = Rp.292.500.000,- kurang biaya Rp.180.114.600 maka keuntungan yang menjadi PAD Desa yaitu Rp.112.385.400,- untuk 1 musim tanam. Jika 2 MT hasilnya Rp.224.770.800,- per Tahun.