Agar dosis yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh atau
TUJUAN
dapat menghasilkan efek terapi yang maksimal
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
P 1. Persiapan alat :
a. Mesin syringe pump
O d. bengkok
2. Pelaksanaan :
1. Perawat
UNIT TERKAIT
2. Dokter
PROSEDUR MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA
VENTILATOR
Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor keadaan pasien
PENGERTIAN secara keseluruhan meliputi irama EKG, tekanan darah, saturasi oksigen,
respirasi dan suhu pasien.
Untuk mengetahui dan memonitor secara terus-menerus status
TUJUAN Haemodinamik pasien.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
Alat monitor :
P 1. 1 set monitor
2. 5 buah lead beserta electrode
R 3. Manset untuk tekanan darah yang sudah terpasang pada monitor.
4. SpO2 /saturasi O2 untuk mengontrol oksigen dalam tubuh.
5. Temperature untuk mengukur suhu tubuh.
O
Prosedur :
S
1. Jelaskan prosedur tindakan pemasangan monitor terhadap pasien,
apabila pasien sadar.
E 2. Cuci tangan.
3. Tekan tombol power monitor yang terletak di depan monitor.
D 4. Setelah tampilan awal timbul ada pilihan (next windows)
5. Pasangkan lead dan elektroda sesuai letaknya masing-masing.
U 6. Pasang manset tensimeter pada lengan yang tidak terpasang IVFD.
7. Sensor lempeng ( SpO2) ditempatkan/dijepitkan pada jari-jari ibu jari
R yang di anggap aman.
8. Pasangkan kabel temperature tepat di bawah ketiak.
9. Biarkan pasien istirahat.
10. Perawat cuci tangan.
1. Perawat
UNIT TERKAIT 2. Dokter
MELAKUKAN INTUBASI/PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE
(ETT)
Suatu ketentuan atau tata cara perawat untuk mengingatkan dan mengikuti
PENGERTIAN
dokter visite ke pasien di ruang rawat.
TUJUAN Agar terjadi keteraturan pada saat perawat mengikuti dokter visite ke pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Setiap hari dokter akan diingatkan oleh perawat untuk visite sesuai
dengan jam visite yang biasa dilakukan oleh waktu dokter pada :
KEBIJAKAN
- Jam 09.00 wib
- Jam 14.00 wib
- Jam 21.00 wib
4. Apabila dokter belum visite pada waktu biasanya.
5. Petugas yang mengingatkan dokter visite adalah perawat.
1. Pada saat dokter datang untuk visite, perawat mengambil status pasien
P
dokter tersebut dan langsung membuka lembaran absen.
R
O 2. Setelah dokter menandatangani lembaran absen, perawat membawa
S
dokter ke ruangan pasien untuk memeriksa keadaan pasien.
E
D 3. Kemudian kembali ke pos perawatan dan dokter menulis rekam medis
U
dan SOAP/SBAR.
R
4. Perawat langsung menginput honor dokter ke SIRS
1. Ruang perawatan
UNIT TERKAIT
TIMBANG TERIMA SHIFT (OPERAN DINAS)
P 1. Perawat m e l a k u k a n p e n g e c e k a n k e l e n g k a p a n i d e n t i t a s
p a s i e n y a n g akan di laporkan sesuai dengan dokter penanggung
R jawab pasien.
2. Membaca kembali diagnosis awal dan perjalanan penyakit pasien.
3. Membaca kembali catatan perkembangan kondisi terakhir
O 4. Kemudian Perawat melapor ke dokter dengan menggunakan
SBAR.
S 5. Perawat mencatat instruksi yang diberikan dokter.
6. Perawat yang menerima instruksi membacakan kembali atau “ read back
E “ secara lengkap.
7. Dokter yang memberikan instruksi mengkonfirmasi kembali instruksinya
D dan mengatakan “iya”
8. Perawat yang menerima instruksi, mencatat instruksi dokter di rekam
medis pasien (tanggal,jam,terapi yang akan di berikan, nama dokter
U
konsulan, nama dan paraf petugas atau perawat yang melaporkan)
9. lalu distempel “read back”.
R
10. Pada saat visite dokter yang memberi instruksi harus menandatangani
instruksi yang telah dibacakan kembali atau read back dalam jangka
waktu 1 x 24 jam.
Obat - obat yang secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan
PENGERTIAN
salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang
membingungkan LASA (Look a Like and sound a like drugs) .
2. Mengurangi/ menghilangkan kejadian kesalahan pemberian elektrolit konsentrat.
3. Mengurang resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain dalam kontainer
TUJUAN yang tidak berlabel."
4. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat penggunaan dan
pengelolaan “high alert medication” analisa data dan rencana tindak lanjut dari
kecendrungan kejadian
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Penempatan dan Penanganan LASA
a. Semua obat yang masuk dalam LASA tidak ditempatkan di area yang
berdekatan. Tempat obat diberi label khusus dengan huruf cetak,
warna jelas, dan label cetakan.
b. Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
c. Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang berbeda pada setiap
melakukan dispensing obat.
d. Melakukan pengecekan pada kemasan dan label obat dengan
membandingkan label pada resep/catatan obat pasien.
e. Bubuhkan tanda tangan petugas dan saksi
f. Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi, benar obat,
P benar dosis, benar waktu dan benar route setiap kali akan memberikan
R obat kepada pasien.
O g. Khusus obat injeksi dan narkotik lakukan double cek bersama satu
S orang perawat lainnya mulai dengan menyiapkan obat sampai
E pemberian kepada pasien.
D h. Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan
U pengobtan pasien.
R 2. Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentat
a. Resep elektrolit konsentrat (potassium chloride) dikirmkan ke
farmasi untuk disiapkan.
b. Petugas farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (pottasium
chloride) yang sudah dilarutkan dalam cairan infus dengan volume
sesuai dengan resep dokter untuk sekali pakai.
c. Menerapkan teknik aseptic pada setiap menyiapkan cairan.
d. Beri label nama obat, jumlah, kekuatan dan waktu kadaluarsa.
e. Potassium chloride dikirimkan segera ke ruangan untuk diberikan kepada pasien
yang membutuhkan.
f. Tidak direkomendasikan menyimpan potassium chloride yang sudah dilarutkan.
g. Potassium chloride disiapkan hanya untuk sekali pakai.
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN
TINGGI (HIGH ALERT MEDICATION)
S suatu prosedur/tindakan.
E 4. Pemantauan dan Pengumpulan data insiden medication error
Prosedur Kerja :
High Alert di depo farmasi :
P
1. Identifikasi setiap obat yang diresepkan apakah obat tersebut termasuk
R dalam kategori high alert atau tidak.
2. Tempelkan label / stiker ”High Alert” pada kemasan obat pada saat
O melakukan dispensing obat, label / stiker ”High Alert” tidak boleh
menutupi identitas obat.
S 3. Lakukan pengecekan ulang
4. Obat siap diserahkan
E
1. Perawat
UNIT TERKAIT 2. Farmasi (Apoteker)
PELAKSANAAN SIGN IN
PENGERTIAN Sign In adalah fase sebelum induksi anestesi koordinator secara verbal
memeriksa apakah identitas pasien telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi
operasi sudah benar, sisi yang akan dioperasi telah ditandai, persetujuan
untuk operasi telah diberikan, oksimeter pulse pada pasien berfungsi.
Memastikan benar lokasi, benar prosedur, benar pasien operasi
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
Sign In
1. Siapkan rekam medik pasien dan hasil pemeriksaan penunjang.
2. Siapkan checklist safety surgery dan dilengkapi sebelum induksi
dimulai.
3. Pastikan pasien sudah dikonfirmasi identitas dengan
mencocokkannya pada gelang : menanyakan nama pasien, tanggal
lahir dan mencocokkan No RM pada RM pasien.
P 4. Pastikan pasien sudah dikonfirmasi area operasi, prosedur yang akan
R dilakukan dan adanya persetujuan operasi.
O 5. Pastikan apakah site operasi sudah ditandai.
S 6. Tanyakan kesiapan mesin dan obat anestesi.
E 7. Tanyakan apakah pulse oxymeter berfungsi dan pasien dengan nilai
D normal.
U 8. Tanyakan pada pasien apakah memiliki alergi.
R 9. Pastikan adakah kemungkinan resiko kesulitan jalan nafas atau
aspirasi, bila ya pastikan alat / alat bantu tersedia (glade scope,
bronchoscopy fiber optic).
10. Pastikan adakah kemungkinan kehilangan darah > 500 ml (pada
anak: 7ml/ kg BB), bila ya pastikan kesiapan akses IV/ central line
dan kesiapan darah atau komponen cairan yang dibutuhkan.
11. Pasien dikirim ke kamar operasi.
12. Tindakan induksi dimulai
1. Dokter Operator
UNIT TERKAIT 2. Dokter Anastesi
3. Perawat Kamar Bedah
PELAKSANAAN TIME OUT
PENGERTIAN Time Out adalah fase setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri dan
peran masing-masing. Tim operasi memastikan bahwa semua orang di ruang
operasi saling kenal.
Memastikan benar lokasi, benar prosedur, benar pasien operasi.
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
Time Out
1. Lanjutkan melengkapi checklist safety surgery sebelum dilakukan
insisi pada pasien yang dilakukan oleh:
a. Perawat circulating dengan membacakan secara verbal pada semua
tim untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan
perannya.
P
b. Konfirmasi pada semua tim nama pasien, prosedur dan area
R dimana insisi akan dilakukan.
c. Pastikan apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan dalam 60
O menit terakhir
d. Antisipasi adanya kejadian kritis
S
Dokter bedah menyampaikan
E a. Step tindakan kritis atau tahapan tindakan tidak biasa yang
mungkin dilakukan.
D b. Waktu penyelesaian tindakan.
c. Kemungkinan kekurangan darah pada pasien.
U Dokter anestesi menyampaikan:
Kemungkinan ada perhatian khusus pada saat operasi
R
Tim perawat menyampaikan :
a. Kesterilan alat dan bahan yang dipakai
b. Adakah masalah pada alat yang akan dipakai atau hal lain
yang perlu diperhatikan.
e. Pastikan apakah dibutuhkan “display imaging” (hasil radiologi
yang perlu dipajang)
1. Dokter Operator
UNIT TERKAIT 2. Dokter Anastesi
3. Perawat Kamar Bedah
PELAKSANAAN SIGN OUT
PENGERTIAN Sign Out adalah fase tim bedah akan meninjau operasi yang telah dilakukan.
Dilakukan pengecekan kelengkapan spons, penghitungan instrumen,
pemberian label pada spesimen, kerusakan alat atau masalah lain yang perlu
ditangani
Memastikan benar lokasi, benar prosedur, benar pasien operasi
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
Sign Out
1. Lanjutkan mengisi checklist safety surgery sesaat sebelum penutupan
luka operasi dengan :
a. Perawat circulating menyampaikan :
1) Nama prosedur yang sudah dilakukan.
2) Jumlah instrumen, gass, jarum dan alat lain sama (sebutkan
P jumlah angka untuk tiap alat / bahan) sebelum dan sesudah
R pembedahan.
O
S 3) Pelabelan spesimen-bahan PA (baca label spesimen dan
E nama pasien).
D 4) Bila ada masalah pada alat yang harus ditekankan selama
U periode operasi.
R b. Dokter Bedah, dokter anasthesi dan perawat menyampaikan bila
ada perhatian khusus yang harus dilakukan untuk recovery
maupun perawatan pada pasien ini.
2. Dokter Bedah, Dokter anestesi dan perawat menandatangani checklist
safety surgery untuk pasien ini.
3. Pasien dikirim ke RR
1. Dokter Operator
UNIT TERKAIT 2. Dokter Anastesi
3. Perawat Kamar Bedah
PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Pulang atas permintaan sendiri (PAPS) adalah istilah yang di gunakan untuk
mendeskripsikan pasien yang menolak untuk di rawat dan diberikan
pengobatan karena berbagai alasan seperti: tidak puas terhadap Pelayanan
PENGERTIAN
Penerimaan, Pelayanan Perawat, Pelayanan Dokter, Pelayanan Makanan dan
Gizi, Pelayanan Penunjang Medik, Pelayanan Fisik yang diberikan rumah
sakit.
Memenuhi hak pasien
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Perawat menerima permintaan pulang dari pasien.
2. Menghubungi DPJP dan memaklumkan bahwa pasien atau keluarga
P mempunyai keinginan untuk pulang atas keinginan sendiri.
3. Memberikan KIE ulang terhadap pasien dan keluarga tentang kondisi
R
pasien serta risiko yang terjadi apabila pasien diajak pulang sebelum
O diijinkan oleh dokter yang merawat. KIE dilakukan oleh DPJP dengan
didampingi oleh perawat yang bertugas pada saat itu di ruangan.
S 4. Mencatat KIE yang telah diberikan kepada pasien dan keluarga pada
form pemberian informasi (KIE) yang ditandatangani oleh DPJP dan
E pasien (keluarga) disertai dengan alasan pulang.
5. Mempersiapkan administrasi pasien yang dilakukan oleh petugas
D
administrasi rumah sakit.
U 6. DPJP membuat discharge summary dan menyerahkannya kepada
keluarga pasien.
R 7. Melepaskan semua peralatan medis yang masih dipakai pasien setelah
pasien (keluarga) menyerahkan bukti pembayaran administrasi.
8. Menggunting gelang pasien dan membuangnya.
1. Menco
UNIT TERKAIT 2. Kepala Perawat Ruangan
3. Perawat Pelaksana
PEMASANGAN C V C (CENTRAL VENA CHATETER)
Merupakan selang berlubang yang lentur dan sangat kecil dengan tutup
PENGERTIAN
suntikan pada satu ujungnya
1. Agar kebutuhan Hemodinamik pasien terpenuhi
TUJUAN
2. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Indikasi pemasangan kateter vena sentral berdasarkan penilaian klinis
dan laboratorium yang yang menyeluruh
2. Pasien diterima oleh perawat dan atau PPDS anestesi yang bertugas serta
dievaluasi oleh Dokter SMF Ilmu Anestesia dan Reanimasi yang
P bertugas atau oleh residen PPDS anestesi yang telah memiliki
kompetensi.
R
3. Apabila diperlukan pemeriksaan tambahan, Dokter SMF Ilmu Anestesi
O dan Reanimasi akan melakukan pemeriksaan tambahan Sebelum
pemasangan, pasien dan atau keluarga penanggung jawab wajib
S diberikan inform consent tentang tindakan yang akan dilakukan baik
indikasi serta resiko tindakan dan pengelolaan resiko tindakan.
E 4. DPJP anestesi atau residen PPDS anestesi harus memakai semua sumber
daya yang tersedia untuk mengurangi risiko tindakan pemasangan kateter
D
vena sentral.
U 5. Pemasangan kateter vena sentral oleh residen yang dengan pengalaman
memasang kurang dari tiga kali wajib di supervisi oleh DPJP.
R 6. Apabila terjadi kegagalan insersi sebanyak dua kali, maka pemasangan
harus dilakukan dengan menggunakan panduan ultra sonografi (USG).
7. Pasien dengan penyulit diwajibkan memasang kateter vena sentral
dengan panduan USG.
8. Pemasangan harus dilakukan dengan teknik aseptik.
1. Dokter Anastesi
UNIT TERKAIT 2. Perawat Kamar Bedah
IDENTIFIKASI PASIEN
PENGERTIAN
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Dokter menulis diagnose maupun terapi medis pada rekam medik,
P
menggunakan jenis tulisan dengan huruf CETAK, bukan huruf jalan
R
maupun kapital.
O
2. Contoh tulisan dengan huruf cetak : Paracetamol, Bronchitis Kronis
S
E
D
U
R
UNIT TERKAIT
PENGGUNAAN SINGKATAN DALAM PENCATATAN
REKAM MEDIK
PENGERTIAN
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Menulis singkatan-singkatan yang ada pada Standar Penggunaan
P Singkatan Di RS. Islam Malahayati
R 2. Apabila ada usulan-usulan singkatan baru yang ingin dipakai dalam
O pencatatan rekam medis,, maka SMF pengusul agar membuat surat
S usulan penambahan daftar singkatan kepada kepala Instalasi Rekam
E medis.
D
3. Revisi daftar singkatan dilakukan setiap dua tahun.
U
R 4. Monitoring dan evaluasi penggunaan singkatan dilaksanakan setiap
enam bulan sekali.
UNIT TERKAIT
FORM CATATAN PEMINDAHAN PASIEN ANTAR RUANGAN
DAN ANTAR RUMAH SAKIT
PENGERTIAN
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
S = SITUATION
P
R 1. Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang
O tujuan pemindahan.
S 2. Dokter yang merawat : isi dengan nama DPJP atau dokter spesialis yang
E merawat.
D 3. Diagnosa medis : isi dengan diagnose medis yang terakhir diputuskan
U
oleh dokter yang merawat.
R
4. Isi pilihan ya atau tidak bila pasien/keluarga sudah atau belum
dijelaskan mengenai diagnose pasien.
5. Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan
pasien yang secara actual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang
kepindahan yang baru
B = BACKGROUND
1. Riwayat alergi/reaksi obat, isi dengan apa jenis alergi yang diderita atau
jenis reaksi obat tertentu pada pasien dulu hingga sekarang.
2. Intervensi medik/ keperawatan : isi dengan jenis tindakan yang sudah
dilakukan terhadap pasien, baik tindakan dokter maupun perawat.
Contoh pemasangan gips, NGT, dll.
3. Hasil investigasi abnormal : isi keadaan abnormal/keluhan saat pasien
datang ke RS sehingga mengharuskan pasien tersebut dirawat ( riwayat
keluhan saat MRS ).
4. Kewaspadaan / precaution: pilih apa jenis kewaspadaan sesuai dengan
jenis kasus pasien. contoh : TBC, maka dipilih droplet.
A = ASSESSMENT
1. Observasi terakhir, GCS : E..V..M : isi dengan vital sign dan tingkat
kesadaran pasien.
2. BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu dengar, isi / dicontreng
sesuai keadaan pasien.
3. Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini ( misalnya ada pus, jaringan
nekrotik dll,) lokasi dan ukurannya juga dilengkapi.
4. CVC : isi dengan centang dan skor/undulasi dengan satuan CmH20.
5. Peralatan khusus yang diperlukan.: isi misalnyaWSD, colar brace, infuse
pump dll.
6. Hal-hal istimewa yang berhubungan dengan kondisi pasien : misalnya
pasien tidak ada keluarga.
R = RECOMMENDATION
- Pengenceran
P 1. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan benar.
R 2. Kenakan alat pelindung diri, masker dan sarung tangan.
O 3. Lakukan disinfeksi pada sarung tangan dengan menyemprotkan
S alkohol 70% dan tunggu hingga kering.
E 4. Lakukan disinfeksi pada area kerja dengan menggunakan desinfektan
D alat.
U 5. Seka bagian leher botol injeksi elektrolit pekat dengan alkohol 70%,
R tunggu sampai kering.
6. Pegang botol injeksi elektrolit pekat pada posisi kemiringan 450 ,
patahkan bagian atas botol dengan arah menjauhi petugas.
Pertahankan posisi tersebut selama 5 detik.
7. Pegang botol injeksi elektrolit pekat dengan kemiringan 450, ambil
isinya sesuai dengan volume yang diinginkan menggunakan spuit
steril dan segera tutup jarum spuit.
8. Untuk infus inravena, suntikkan larutan obat ke dalam botol infus
pada posisi 450 perlahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
tercampur sempurna.
9. Kocok hasil pencampuran sampai obat tercampur sempurna.
10. Beri label identitas obat, identitas pasien, tanggal pengenceran dan
tanggal kadaluarsa pada infus atau spuit yang berisi elektrolit hasil
pengenceran.
11. Setelah selesai letakkan sisa proses yang tidak terpakai ke kantong
sampah tertutup.
UNIT TERKAIT
PELABELAN TANGGAL PADA TINDAKAN INVASIF
PENGERTIAN Label adalah tulisan, tag, gambar, atau deskripsilain yang tertulis, dicetak,
distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apa pun, pemberian
kesan yang melekat pada suatu wadah atau pengemas
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Tuliskan tanggal pada fiksasi alat invasive.
P
2. Informasikan pada pasien/keluarga tujuan penulisan label tanggal setelah
R
memasanga alat invasive
O
3. Pastikan kesterilan alat yang digunakan untuk tindakan aseptic dengan
S
melihat tanggal kadaluarsa dan kesterilan alat.
E
4. Pantau tanda tanda infeksi pada area tindakan invasive setiap hari.
D
5. Pastikan alat invasive diganti sesuai batas tanggal pemasangan sesuai
U
dengan SPO masing – masing alat.
R
UNIT TERKAIT
PELABELAN TANGGAL KADALUARSA ALAT STERIL
PENGERTIAN Label adalah tulisan, tag, gambar, atau deskripsilain yang tertulis, dicetak,
distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalanapa pun, pemberian
kesan yang melekat pada suatu wadah atau pengemas
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Pastikan bahan/alat sudah dikemas dengan baik sesuai metode
P
pengemasan yang dipilih oleh petugas label ISS.
R
2. Tempelkan “tape indicator” pada setiap kemasan oleh petugas label ISS.
O
3. Tempelkan label yang berisi informasi minimal : tanggal sterilisasi dan
S
tanggal kadaluarsa.
E
4. Serahkan bahan/alat yang sudah berisi label ke petugas sterilisasi ISS
D
untuk diproses lebih lanjut.
U
R
UNIT TERKAIT
PEMANTAUAN PASIEN RISIKO JATUH
UNIT TERKAIT
PASIEN IJIN PULANG SEMENTARA
UNIT TERKAIT
PASIEN KE LUAR RUMAH SAKIT UNTUK
JANGKA WAKTU TERTENTU
UNIT TERKAIT
MENGANTAR BAYI (ROOMING IN)
PENGERTIAN Rooming in adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama – sama
pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu – waktu,
setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Agar tercapai kedekatan antara ibu dan anak dengan memberikan kasih
TUJUAN
sayang dan asi eksklusif secara terus menerus.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Selesai bayi dimandikan, bayi diletakkan di box nya sesuai dengan
gelang/badge name di box nya.
2. Kemudian bidan mempersiapkan perlengkapan bayi untuk rooming in
P dan membuat susu pendamping asi.
R 3. Memeriksa gelang bayi kembali apakah sudah sesuai dengan badge
O name di box nya masing – masing.
S 4. Mengganti popok bayi bila basah.
E 5. Menyiapkan kapas antiseptic untuk di kamar ibunya.
D 6. Kemudian bayi diantar ke ruangan ibunya dengan membawa form
U serah terima dengan gelang tangan ibu.
R 7. Menandatangani form serah terima bayi.
8. Menjelaskan cara menyusui dengan baik dan menyendawakan bayi
setelah minum susu.
9. Bidan permisi untuk kembali melanjutkan tugas selanjutnya.