Anda di halaman 1dari 21

TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 064/SPO/XI/RSIM/2014 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit
PENGERTIAN (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi
darah dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah
mengangkut oksigen).
2. Memperbaiki volume darah tubuh.
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat
TUJUAN meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah
mempunyain komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag
(pemakan antigen atau zat asing).
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat
meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan
darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan transfusi, diambil
contoh darahnya untuk dikirim ke PMI untuk dilakukan cross-matching
dengan darah dari pendonor, atau darah simpan yang ada di PMI. Sampel
darah dikirim bersama lembar khusus permintaan darah yang
ditandatangani oleh dokter yang meminta dan petugas / perawat yang
mengambil sampel darah tersebut.
2. Setelah proses di PMI selesai, darah yang akan ditransfusi diambil
P dengan menggunakan termos khusus. Darah yang diambil secukupnya
R sesuai kebutuhan awal, sebab darah idealnya harus disimpan dalam
O temperatur dan tempat yang khusus di PMI.
S 3. Darah tidak perlu dihangatkan sebelum diberikan karena dapat
E menyebabnya rusaknya sel-sel darahnya, tetapi cukup menggunakan
D blood warmer saat pemberian darah tersebut.
U 4. Cek nama pasien, nomor medical record, serta nomor yang tercantum di
R lembaran kertas kantong darah, dicocokkan dengan data-data pasien, oleh
minimal 2 perawat.
5. Kecepatan pemberian sesuai dengan instruksi dokter, biasanya 2 jam atau
lebih untuk setiap unit darah yang diberikan.
6. Dalam hal keadaan timbulnya reaksi alergi akibat transfusi, maka yang
pertama kali dilakukan adalah menyetop pemberian transfusi yang
sedang berlangsung. Sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam
15 menit pertama, sehingga harus diawasi pada awal prosedur.
1. Bagian Keperawatan
UNIT TERKAIT 2. Bagian Laboratorium
KUALITAS DAN KEAMANAN DARAH

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
065/SPO/XI/RSIM/2014 1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit
PENGERTIAN (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah
Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Lakukan pengamatan secara makroskopis, pada saat pengambilan darah
atau komponen darah dari tempat penyimpanan untuk tes Uji Cocok
Serasi dengan sampel darah pasien. Hal-hal yang diamati :
a. Identitas dalam label darah (No Kantong, Tanggal Pengambilan,
Tanggal Pembuatan Komponen, Tanggal Kadaluarsa dan Petugas)
harus lengkap dan jelas terbaca).
b. Kondisi kantong darah. Apakah ada kebocoran atau tidak.
c. Pengamatan terhadap adanya hemolisis.
d. Volume Darah.
2. Catat semua hasil pengamatan dari langkah diatas pada lembar Kerja
Kualitas dan Keamanan Darah dan harus dicek oleh orang kedua.
3. Lakukan tes Serologi Golongan Darah dan Tes Uji Cocok Serasi sebelum
P darah dapat ditransfusikan kepada pasien. Pelaksanaan ini harus sesuai
R dengan Prosedur Tetap Serologi Golongan Darah dan Prosedur Tetap Tes
O Uji Cocok Serasi.
S 4. Simpan darah atau komponen darah yang sudah di tes Serologi Golongan
E Darah dan Uji Cocok Serasi khusus ditempat penyimpanan darah yang
D sudah dicross.
U
5. Lakukan pengamatan dan pengecekan kemabli pada saat proses
R
pengiriman darah ke pasien, meliputi :
a. Identitas dalam label darah (No Kantong, Tanggal Pengambilan,
Tanggal Pembuatan Komponen, Tanggal Kadaluarsa dan Petugas)
harus lengkap dan jelas terbaca.
b. Kondisi kantong darah. Apakah ada kebocoran atau tidak
c. Pengamatan terhadap adanya hemolisis.
d. Volume Darah.
e. Identitas penerima darah yang tergantung pada label darah harus
sesuai dengan formulir permintaan darah.
6. Catat hasil pengamatan dan pengecekan pada lembar kerja Kualitas dan
Keamanan darah.
7. Harus ada orang kedua yang mengecek dan menandatangani lembar kerja
tersebut.
1. Bagian Keperawatan
UNIT TERKAIT 2. Bagian Laboratorium

MENYERAHKAN DARAH DARURAT


YANG DIMINTA PASIEN

Rumah Sakit Islam


Malahayati No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan 066/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyerahan darah darurat
PENGERTIAN
kepada pasien di Bank Darah Unit Laboratorium RS. Islam Malahayati.
Sebagai acuan untuk melayani penyediaan darah darurat kepada yang
TUJUAN memerlukan darah.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.

1. Perawat menyerahkan formulir permintaan darah dari dokter ke


Bank Darah di Unit Lab RSIM.
2. Staf Lab menerima formulir dan mencatat tanggal, jam penerimaan
permintaan pada buku yang sudah disediakan.
3. Staf Lab mengambil contoh darah pasien untuk dilakukan
pemeriksaan golongan darah A, B, O dan Rhesus
4. Petugas menginformasikan kepada keluarga pasien bila darah tidak
tersedia di Bank Darah maka keluarga pasien harus donor, atau
mengambil darah di UTD PMI Cabang Medan.
5. Bila darah yang dibutuhkan didapat dari donor keluarga pasien,
P maka dilakukan pengambilan darah sesuai prosedur.
R 6. Darah donor yang sudah diambil tersebut dilakukan pemeriksaan A,
O B, O, Rhesus, test penyaring dan cross match.
S 7. Darah yang sudah memenuhi persyaratan siap untuk ditranfusikan
E kepada pasien dengan menyerahkan kepada perawat.
D 8. Data yang harus ditulis di label kantong darah adalah: nama pasien
U (resipien), golongan darah, tanggal pengambilan darah, tanggal
R pengeluaran darah, nomor kantong darah dan hasil cross match
serta tanda tangan petugas yang mengeluarkan darah.
9. Petugas menyerahkan darah menggunakan cool box kepada
perawat selanjutnya perawat menandatangani dan mengisi tanggal
dan jam darah diterima pada formulir permintaan darah yang dibuat
rangkap tiga. Rangkap kesatu dan kedua untuk pertinggal di bank
darah, rangkap ketiga untuk dilampirkan di rekam medis pasien.
10. Sebelum diberikan ke pasien perawat harus melakukan identifikasi
pasien dan memastikan ulang golongan darah dan nomor kantong
sesuai dengan form permintaan darah dari Bank Darah.
11. Pemberian darah kepada pasien harus diawasi pada 15 menit
pertama oleh dokter / perawat

1. Bank Darah Unit Laboratorium


UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat inap
3. Unit Kamar Bedah
4. Unit Kamar Bersalin

MENYERAHKAN KOMPONEN DARAH KEPADA PASIEN

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 067/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada penyerahan komponen darah
PENGERTIAN
kepada pasien di Bank Darah Unit Laboratorium RS. Islam Malahayati.
Sebagai acuan untuk melayani penyediaan komponen darah kepada yang
TUJUAN memerlukan.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Perawat menyerahkan formulir permintaan komponen darah dari
dokter ke Bank Darah di Unit Lab RSIM.
2. Staf Lab menerima formulir dan mencatat tanggal, jam penerimaan
permintaan pada buku yang sudah disediakan.
3. Staf Lab mengambil contoh darah pasien untuk dilakukan pemeriksaan
golongan darah A, B, O dan Rhesus
4. Petugas menginformasikan kepada keluarga pasien bila komponen
darah tidak tersedia di Bank Darah maka keluarga pasien harus donor,
atau mengambil darah di UTD PMI Cabang Medan.
5. Bila komponen darah yang dibutuhkan didapat dari donor keluarga
pasien, maka dilakukan pengambilan darah sesuai prosedur.
P 6. Darah donor yang sudah diambil tersebut dilakukan pemeriksaan A, B,
R O, Rhesus, test penyaring dan cross match.
O 7. Komponen darah yang sudah memenuhi persyaratan siap untuk
S ditranfusikan kepada pasien dengan menyerahkan kepada perawat.
E 8. Data yang harus ditulis di label kantong darah adalah: nama pasien
D (resipien), golongan darah, jenis komponen darah, tanggal
U pengambilan darah, tanggal pengeluaran darah, nomor kantong darah
R dan hasil cross match serta tanda tangan petugas yang mengeluarkan
darah.
9. Petugas menyerahkan komponen darah menggunakan cool box kepada
perawat selanjutnya perawat menandatangani dan mengisi tanggal dan
jam darah diterima pada formulir permintaan komponen darah yang
dibuat rangkap tiga. Rangkap kesatu dan kedua untuk pertinggal di
bank darah, rangkap ketiga untuk dilampirkan di rekam medis pasien.
10. Sebelum diberikan ke pasien perawat harus melakukan identifikasi
pasien dan memastikan ulang golongan darah dan nomor kantong
sesuai dengan form permintaan darah dari Bank Darah.
11. Pemberian komponen darah kepada pasien harus diawasi pada 15
menit pertama oleh dokter / perawat.
1. Bank Darah Unit Laboratorium
UNIT TERKAIT
2. Unit Rawat inap
3. Unit Kamar Bedah
4. Unit Kamar Bersalin

MENGADAKAN DARAH DARI DONOR KELUARGA PASIEN


SECARA DARURAT

Rumah Sakit Islam


Malahayati No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. P. Diponegoro
068/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Langkah-langkah pengadaan darah kepada pasien yang membutuhkan


PENGERTIAN
dari donor keluarga pasien dalam keadaan darurat.
Sebagai acuan untuk melayani penyediaan darah kepada yang
TUJUAN memerlukan secara darurat di Bank Darah Unit Laboratorium RSIM
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Jika darah yang dibutuhkan pasien tidak tersedia di Bank Darah Unit
Lab RS. Islam Malahayati maka keluarga pasien menyediakan donor
keluarga sendiri atau mencari ke RS lainnya atau ke PMI Cabang
Medan.
2. Jika keluarga pasien bersedia menjadi donor yang sesuai dengan
P golongan darah pasien, maka petugas harus memeriksa ulang
R golongan darah, rhesus dan tes penyaring Hepatitis B dan HIV secara
O kualitatif.
S 3. Sebelum pengambilan darah dilakukan donor diupayakan setenang
E mungkin sambil melakukan anamnese terhadap beberapa penyakit
D seperti riwayat malaria, TB, Hepatitis B, ginjal, hipertensi, diabetes,
U tidak dalam kondisi menstruasi atau melahirkan atau menyusui
R dalam 1 tahun terakhir ataupun tidak sedang hamil.
4. Pengambilan darah dilakukan melalui pergelangan siku dengan
posisi donasi berbaring dan spigmometer dalam keadaan 60-70
mmHg
5. Untuk tes cross match dilakukan cross match sampai fase 1 terhadap
darah pasien dan darah donor.

1. Bank Darah Unit Laboratorium


UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat inap
3. Unit Kamar Bedah
4. Unit Kamar Bersalin
MELAYANI TRANSFUSI DARAH RAWAT JALAN

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 069/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pelayanan permintaan
PENGERTIAN
transfusi darah untuk pasien dari luar Rumah Sakit Islam Malahayati
Sebagai acuan dan petunjuk dalam memenuhi permintaan transfuse
TUJUAN darah untuk pasien dari luar rumah sakit.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.

1. Dokter mengisi formulir permintaan darah.


2. Keluarga pasien atau perawat datang ke unit Transfusi Darah
P membawa surat permintaan darah dan staf lab mengambil sampel
darah pasien.
3. Kasir Rumah Sakit menghitung biaya komponen darah sesuai tarif
R di kasir rawat jalan rumah sakit
4. Analis menganalisa blanko permintaan dan kwitansi dari kasir rawat
jalan.
O 5. Analis melakukan cross match komponen darah dengan sampel
darah pasien sesuai dengan golongan darah.
6. Jika cross match negatif maka analis menyerahkan komponen darah
S ke keluarga pasien atau perawat dengan mengisi buku ekspedisi Unit
Transfusi Darah.
7. ALUR PELAYANAN TRANSFUSI DARAH RAWAT JALAN :
E
Dokter Perawat Kasir

Mulai Mengisi Formulir Biaya komponen


D
formulir permintaan darah darah dihitung
permintaan diantar ke Lab sesuai tarif di kasir
darah rawat jalan RS
U

Analis/Perawat Analis
R Serah terima komponen darah Cross Match
Selesai dengan keluarga pasien dan dilakukan sesuai
mengisi buku ekspedisi, dengan golongan
mengisi kegiatan di status. darah pasien,
hasil cross match
harus negatif.
1. Bank Darah Unit Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Jalan
3. Unit IGD

MEMINDAHKAN DARAH/KOMPONEN DARAH


DARI DONOR KEPADA PASIEN/RESIPIEN

Rumah Sakit Islam


Malahayati No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. P. Diponegoro
070/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Pemindahan darah atau suatu komponen darah dari seseorang (donor)
PENGERTIAN
kepada orang lain (resipien)
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah tubuh
TUJUAN
3. Memperbaiki kekebalan
4. Memperbaiki masalah pembekuan.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Whole Blood (WB)/darah lengkap diberikan untuk memperbaiki
volume cairan dan sirkulasinya (misalnya karena perdarahan hebat)
atau jika komponen darah yang diperlukan tidak dapat diberikan
secara terpisah.
KEBIJAKAN 4. Packed Red blood Cells (PRC), diberikan untuk memperbaiki
kapasitas pengangkut oksigen dalam darah
(misalnya pasien dengan perdarahan atau penderita anemia berat).
5. frozen-thawed red blood cells/ sel darah merah yang sudah dicuci,
dberikan untuk resipien yang mengalami alergi terhadap darah donor
dan obat tidak dapat mencegah reaksi alergi ini.
6. transfusi trombosit, untuk memperbaiki kemampuan pembekuan
darah dan mencegah perdarahan spontan/ hebat, misal jika trombosit
terlalu sedikit (trombositopenia).
7. antibodi (imunoglobulin), untuk membangun kekebalan pada orang-
orang yang telah terpapar oleh penyakit infeksi (misalnya cacar air
atau hepatitis) atau pada orang yang kadar antibodinya rendah
1. Alat dan Bahan:
P
a.Spuit 3 cc
b. Botol kecil berisi reagen EDTA
R
c.Spuit alkohol
d. Kapas alkohol
O
e.Plester
2. Persiapan Administrasi:
S
a. Periksa kembali instruksi dokter dan lakukan evaluasi kondisi
pasien
E
b. Siapkan blangko PMI, isi dengan lengkap dan jelas.
c. Hubungi PMI terdekat untuk mengkonfirmasi tersedianya darah
yang dibutuhkan pasien.
D
d. Pastikan mengenai golongan darah/rhesus, jenis dan jumlah
kantung darah yang dibutuhkan. Jika tidak tersedia, hubungi
U
PMI lainnya.
e. Siapkan/ ambil sampel darah sebanyak 2 – 3 cc, masukkan ke
R
dalam botol kecil berisi reagen EDTA. Beri identitas pada botol,
meliputi nama pasien, usia, dan nomor register/ Rekam Medik.

PEMINDAHAN DARAH/KOMPONEN DARAH


DARI DONOR KEPADA PASIEN/RESIPIEN

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
072/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
f. Koordinasi dengan bagian kasir mengenai kelengkapan
administrasi yang telah diselesaikan oleh keluarga (untuk pasien
umum), atau ditanggung/ tidaknya darah yang dibutuhkan oleh
pihak perusahaan/ asuransi
g. Masukkan sampel darah dan blanko PMI lembar I ke dalam
amplop dan serahkan ke bagian kasir
4. Persiapan Pasien:
a. Komunikasikan rencana dan tujuan transfusi pada pasien
P b. Periksa/gunakan abbocath yang sesuai dan dapat memudahkan
proses transfusi (dianjurkan dewasa No 18, anak No 24 , dst)
c. Periksa/ gunakan transfusi set
R d. Ganti cairan infus terpasang dengan NaCl untuk bilas transfusi set
e. Berikan terapi premedikasi sesuai instruksi dokter, misalnya
Dexametason 1 ampul, lasix 1 ampul (bolus) setelah itu bilas
O dengan cairan NaCl 0,9 %.
5. Pelaksanaan:
a. Periksa kembali jenis dan golongan darah serta tanggal kadaluarsa
S pada kantung darah maupun kertas kecil yang terikat pada
kantung darah. Khusus jenis PRC, gunakan sebelum 24 jam
setelah keluar dari bank darah.
E b. Hangatkan darah hingga sesuai suhu tubuh
c. Pasang kantung darah pada transfusi set, atur tetesan 20 – 30 tetes
(2 jam atau lebih untuk setiap kantung darah). Kecuali pasien
D dengan kasus-kasus jantung, ginjal, diberikan lebih lambat sesuai
instruksi dokter
d. Awasi ketat pasien 15 menit pertama terhadap reaksi alergi/
U ketidakcocokan, setelah itu periksa setiap 30- 45 menit
e. Hentikan transfusi jika terjadi reaksi ketidakcocokan, gejala
berupa: gatal-gatal, kemerahan, pembengkakan, pusing, demam,
R sakit kepala. Gejala yang jarang terjadi: kesulitan pernafasan,
bunyi mengi, kejang otot, kemerahan di wajah dan nyeri
punggung yang hebat. Segera lapor dokter jaga atau dokter
penanggung jawab.
f. Bilas kembali transfusi set sampai bersih dengan cairan NaCl
setelah selesai transfusi
g. Berikan terapi post transfusi jika ada, sesuai instruksi dokter.
Misalnya, setelah kantong ke-3 atau setelah 800 – 1000 cc darah
yang ditransfusi, berikan Ca.Glukonas 1 ampul
h. Ganti kembali cairan NaCl dengan terapi cairan pasien sebelumnya
i. Periksa kembali Hb setelah 6 – 8 jam post transfusi
f. Dokumentasikan pelaksanaan transfusi: waktu dimulai, jumlah
tetesan, golongan darah/rhesus, jenis/komponen darah, jumlah
darah, gejala reaksi ketidakcocokan (jika ada) serta waktu habis
transfusi.
1. Bank Darah Unit Laboratorium
2. Unit Rawat inap
UNIT TERKAIT 3. Unit Kamar Bedah
4. Unit Kamar Bersalin
5. Unit Perinatologi

MENATA LAKSANA TRANSFUSI KOMPONEN DARAH

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 073/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam tata laksana transfusi
PENGERTIAN
komponen darah
TUJUAN Sebagai acuan dalam tata laksana transfusi komponen darah
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Persetujuan transfusi komponen darah ditanda tangani oleh keluarga
pasien dan dokter
2. Serah terima komponen darah antara petugas dan perawat. Perawat
P mengidentifikasi komponen darah yang diminta dan mencocokkan
identitas pasien dengan identitas pada kantong darah.
R 3. Packed red cell (PRC) atau whole blood (WB) segera ditransfusi ke
pasien tanpa perlu dihangatkan atau dibiarkan ditemperatur ruangan.
O PRC/WB yang lain disimpan dilemari es pada temperatur 2-8 C,
sebelum ditransfusi diperiksa ulang identitas pasien pada kantong
S
darah sesuai dengan identitas pada gelang pasien.
E 4. Lama transfusi: PRC/WB maksimal 4 jam, trombosit dan FFP
maksimal 1 jam. Lama transfusi pada indikasi tertentu sesuai dengan
D kebutuhan pasien.
5. 15 menit pertama transfusi komponen darah ditunggui oleh perawat
U kemudian jika terjadi reaksi transfusi selama transfusi darah
berlangsung atau sesudahnya maka segera keluarga memberi tahu
R
kepada perawat.
6. Formulir reaksi trasnfusi komponen darah diisi oleh perawat/dokter
ada atau tidak ada reaksi transfusi. Diisi dalam waktu 24 jam
kemudian formulir reaksi transfusi warna putih dimasukkan dalam
rekam medis pasien, warna merah diserahkan ke UTD.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Keperawatan
MENGELOLA REAKSI TRANSFUSI DARAH

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 074/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/3
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengelolaan pasien
PENGERTIAN
mengalami reaksi transfusi darah
TUJUAN Sebagai acuan untuk pengelolaan pasien mengalami reaksi transfusi.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Reaksi transfusi darah terdiri dari reaksi cepat dan reaksi
P
transfusi lambat. Reaksi transfusi cepat terdiri dari reaksi transfusi
hemolitik akut, reaksi demam bukan hemolitik, reaksi alergi, reaksi
R anafilaktik, reaksi transfusi bakteremia, volume overload,
transfusion related lung injury.
2. Reaksi transfusi hemolitik akut.
O
Reaksi transfusi hemolitik merupakan kasus yang serius dan dapat
berakibat fatal paling sering disebabkan ABO incompatibility. Gejala
S reaksi transfusi hemolitik akut muncul 5-15 menit transfusi pertama,
seperti demam, menggigil, nyeri dipinggang belakang/nyeri dada,
mual muntah, perdarahan, hemoglobinuria, hipotensi, anuria, dan
E
sesak napas/wheezing.
Pengelolaan :
D a. Transfusi segera dihentikan, set infus diganti, dan diberikan
infus NaCl 0,9 %.
b. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas dan suhu.
U
c. Jika shock berikan adrenalin 0,1 – 0,2 mg IV diulang setiap 5-10
menit sampai sirkulasi membaik, kemudian dilanjutkan
R Dopamin drip IV 5-10 mg/Kg BB/menit sampai tekanan sistolik
lebih dari 100 mm Hg dan perfusi jari-jari baik. Jika diperlukan
berikan cairan Ringer Laktat 500 – 1000 ml dalam 1 – 2 jam.
d. Bila urine < 1 ml/Kg BB/jam berikan furosemide 1 – 2 mg/Kg
BB. Furosemide dapat diulang tiap 20 – 30 menit dengan
menaikkan dosis sampai jumlah urine meningkat.
e. Pemberian anti piretik jika demam.
f. Periksa faal hemostasis untuk deteksi kemungkinan
Dissaminated Intra vascular Coagulation (DIC).
3. Reaksi demam bukan hemolitik.
Reaksi demam sering terjadi pada pasien dengan transfusi ulang,
reaksi demam juga sering terjadi pada transfusi trombosit gejala
timbul dalam waktu 30 menit sampai 3 jam pertama transfusi
berupa demam, menggigil dan nadi cepat.
Pengelolaan :
a. Transfusi segera hentikan, ganti infus set dan beri NaCl 0,9 %
b. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas, dan suhu.
c. Beri antipiretik
d. Setelah demam mereda dan terbukti bukan reaksi hemolitik
maka transfusi dapat dilanjutkan dengan darah kantong lain.
e. Jika masih terjadi reaksi demam akibat transfuse maka lekosit
donor difilter dengan filter red cell

MENGELOLA REAKSI TRANSFUSI DARAH

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 074/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/3
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
4. Reaksi alergi.
P
Reaksi alergi (urticaria) merupakan reaksi yang paling sering akibat
transfusi darah kira – kira 1 – 5 %, gejala biasanya ringan dan lebih
R mudah mengelolanya. Reaksi ini terjadi 1 jam pasca transfusi,
gejalanya adalah gatal, urticaria, dapat disertai bronchospasme dan
sesak napas.
O
Pengelolaan :
a. Transfusi segera dihentikan, infus set diganti dan diberikan infus
S NaCl 0,9 %.
b. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas dan suhu.
E c. Beri antihistamin (IM/IV)
d. Setelah gejala hilang, jika masih diperlukan transfusi dilanjutkan
dengan darah kantong lain.
D
5. Reaksi anafilaktik.
Reaksi alergi berat seperti anafilaktik, jarang terjadi. Reaksi
U
anafilaktik biasanya terjadi ketika jumlah darah ditransfusi masih
sedikit dengan gejala sebagai berikut shock, sesak dengan
R bronchospasme, kram abdominal, penurunan kesadaran, mual dan
muntah.
Pengelolaan :
a. Tinggikan kedua tungkai untuk memperbaiki venous return.
b. Transfusi segera dihentikan, set infus diganti dan diberi infus Na
Cl 0,9 %
c. Adrenalin 0,1 – 0,2 mg IV diulang tiap 5 – 15 menit sampai
sirkulasi membaik. Bila perlu dilanjutkan Depamin drip.
d. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas dan suhu
e. Antihistamin IM/IV
f. Hidrokortison100mgIVatau deksametason 4-5 mgIV
g. Oksigen
h. Aminofilin 5 mg/Kg BB setelah tekanan darah membaik.
Jika terjadi cardiac arrest (nadi karotis tidak teraba) segera dilakukan
resusitasi jantung.

6. Reaksi transfusi bakteremia.


Bakteremia akut disebabkan darah tercemar bakteri, bakteri tersebut
antara lain bakteri gram negatif. Endotoksin yang dihasilkan oleh
bakteri dapat menyebabkan shock, darah yang tercemar biasanya
mengalami hemolisis, perubahan warna darah, perubahan warna
plasma darah kecoklatan disertai gumpalan. Periksa plasma dalam
kantong sebelum transfusi, jika ragu jangan diberikan. Pencegahan
sangat penting karena reaksi septik hampir selalu menyebabkan
kematian. Gejala bakteremia akut terjadi beberapa menit setelah
transfusi yaitu menggigil, demam tinggi, tekanan darah menurun,
shock berat, mual muntah, tahikardia sering diikuti DIC.

MENGELOLA REAKSI TRANSFUSI DARAH

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 074/SPO/XI/RSIM/2014 B 3/3
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Pengelolaan :
a. Transfusi segera dihentikan, set infus diganti dan diberikan infus
NaCl 0,9 %
b. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas dan suhu.
c. Oksigen
d. Antibiotik spektrum luas dan dosis tinggi
e. Antipiretik
f. Steroid perlu dipertimbangkan

7. Volume overload.
P Hipervolemi karena transfusi berlebihan dapat menyebabkan gagal
jantung (Congestive heart failure) keadaan ini paling sering pada
R neonatus, umur tua, pasien dengan volume darah total sedikit atau
penderita cardiopulmonal. Pemantauan yang sering dan hati-hati
O tentang bronchi paru-paru dapat mendeteksi adanya overload.
Gejala volume overload muncul selama transfusi atau > 24 jam
S mendapat transfusi dengan gejala sebagai berikut: lemas, batuk tidak
produktif, tahikardia, sesak, sianosis, dan tekanan darah meningkat.
E Pengelolaan :
a. Hentikan transfusi
D b. Berikan O2, posisi berbaring setengah duduk
c. Furosemide 1-2 mg/KgBB IV
U d. Pertimbangkan phlebotomie darah dikeluarkan 500 cc
Pada edema paru berat (pink prothy sputum), diberikan morfin IV
R dengan titrasi pelan 1 mg diulang tiap 10 menit sampai sesak
mereda.

8. Transfusion related acute lung injury.


Transfusion related acute lung injury merupakan kasus yang jarang
terjadi akibat reaksi transfuse tetapi dapat mengancam jiwa. Gejala
sesak, sianosis, demam, infiltrate paru, hipotensi dan hipoksia.
Pengelolaan
a. Transfusi segera dihentikan, set infus diganti dan diberikan
infusI NaCl 0,9 %
b. Observasi tekanan darah, nadi, perfusi jaringan, nafas dan suhu.
Oksigen
a. Intubasi, mekanik ventilasi jika diperlukan.
UNIT TERKAIT 1. Bagian Keperawatan
MENGELOLA RASA NYERI

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 075/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau
potensial terjadinya kerusakan jaringan.
Penatalaksanaan nyeri adalah cara mengatasi nyeri sesuai dengan
derajat nyeri yang dialami pasien.
Membantu pasien mengatasi rasa nyeri secara efektif
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
KEBIJAKAN
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Pada pasien rawat jalan dan rawat inap
P
2. Pasien dengan nyeri yang tidak tertangani nyerinya oleh dokter
R
ruangan rawat jalan/ rawat inap.
O
3. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan
S
4. Ucapkan salam “ Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “
E
Saya ...... (nama), sebut pos perawatan.
D
5. Pastikan identitas pasien
U
6. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
R
7. Jelaskan cara penanganan nyeri (sesuai pedoman penanganan nyeri)
yang akan dilakukan sebelumnya kepada pasien dan atau keluarga
8. Penanganan nyeri dilakukan sesuai identifikasi pasien yang masih
respon dengan medikamentosa dan adjuvant atau pasien yang
membutuhkan penanganan non medikamentosa (Epidural, Spinal,
Blok saraf perifer).
9. Lakukan penilaian kembali untuk menilai tingkat nyeri setelah
dilakukan tindakan penanganan nyeri.
10. Berikan formulir telah selesai melakukan tindakan untuk ditanda
tangani oleh pasien atau keluarga.
11. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan (pasien Rawat jalan).
12. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
13. Cuci tangan setelah selesai melakukan tindakan.
14. Ucapkan terima kasih & semoga lekas sembuh.
15. Berdiri ketika pasien hendak pulang (pasien Rawat jalan).

1.Unit Rawat Jalan


2.Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 3.Unit Rawat inap
4.Unit Perawatan Intensif

MENATALAKSANA NYERI

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 076/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau
PENGERTIAN potensial terjadinya kerusakan jaringan.
Penatalaksanaan nyeri adalah cara mengatasi nyeri sesuai dengan
derajat nyeri yang dialami pasien.
Membantu pasien mengatasi rasa nyeri secara efektif
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan,
pendekatan dan komunikasi terhadap pasien
2. Ucapkan salam “Assalamualaikum, Bapak/Ibu “
Saya......(nama)
3. Lakukan identifikasi pasien baik nama, umur, tanggal lahir, dan
diagnose dari penyakit yang diderita.
P 4. Ciptakan suasana yang nyaman selama melakukan komunikasi
R efektif dan hindari kesan lelah di depan pasien.
O
5. Memberikan penatalaksanaan nyeri kepada pasien setelah
S
E dilakukan penilaian dan tingkatan rasa nyeri yang dirasakan pasien
D sesuai dengan standar penatalaksanaan nyeri yang berpedoman
U
R kepada WHO Step ladder.
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang dilakukan dalam menangani nyeri yang di derita pasien
7. Berikan formulir tentang telah selesai melakukan suatu prosedur
tindakan untuk ditanda tangani oleh pasien atau keluarga.
8. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya
bantu?” dengan perkataan lembut kepada pasien.
9. Cuci tangan setelah selesai melakukan tindakan.
8. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh.

1. Unit Rawat Jalan


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit Rawat inap
UNIT TERKAIT
4. Unit Perawatan Intensif
5. Unit Diagnostik terpadu
6. Unit Bedah Pusat

MENILAI NYERI

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 077/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak


menyenangkan yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau
PENGERTIAN potensial terjadinya kerusakan jaringan.
Penatalaksanaan nyeri adalah cara mengatasi nyeri sesuai dengan
derajat nyeri yang dialami pasien.
Membantu pasien mengatasi rasa nyeri secara efektif
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan,
pendekatan dan komunikasi terhadap pasien
2. Ucapkan salam “Assalamualaikum/Selamat pagi/siang/sore/malam,
Bapak/Ibu“ . Saya ...... (nama), sebut departemen/unit kerja.
3. Lakukan identifikasi pasien baik nama, umur, tanggal lahir, dan
diagnosa dari penyakit yang diderita
4. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
5. Jelaskan metode penilaian nyeri yang akan dilakukan kepada pasien
dan keluarga sesuai dengan pedoman penilaian nyeri berdasarkan
P karakteristik umur (anak/dewasa) dan keadaan pasien sadar/tidak
R sadar.
O 6. Pasien dilakukan pengkajian nyeri sebelum 4.
S a. Jelaskan metode penilaian nyeri yang telah dilakukan kepada
E pasien dan keluarga yang akan mendapatkan penatalaksanaan
D nyeri (sesuai pedoman penatalaksanaan nyeri) disesuaikan
U dengan tingkat nyeri yang telah diidentifikasi sebelumnya
R kepada pasien dan keluarga berdasarkan karakteristik umur
(anak/dewasa) dan keadaan pasien sadar/tidak sadar.
b. Lakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga terhadap
penjelasan metode penilaian nyeri yang telah dilakukan
c. Berikan formulir penilaian nyeri yang telah dilakukan untuk
ditanda tangani oleh pasien atau keluarga
d. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan
e. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
f. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh

1. Unit Rawat Jalan


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit Rawat inap
UNIT TERKAIT
4. Unit Perawatan Intensif
5. Unit Bedah Pusat
6. Unit Diagnostik Terpadu

MENJELASKAN KEPADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN


MENGENAI PENANGANAN NYERI OLEH DOKTER DAN
PERAWAT
Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman
Malahayati
Jl. P. Diponegoro 078/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Tata cara penjelasan adalah aturan yang mengatur mengenai bagaimana


PENGERTIAN metode edukasi dan penanganan nyeri oleh dokter dan perawat terhadap
pasien dan keluarga pasien
Pasien dan keluarga pasien mendapat informasi dan edukasi yang jelas
TUJUAN tentang cara penanganan nyeri yang dilakukan terhadap diri dan atau
keluarganya,
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Ucapkan salam “ Selamat pagi/siang/sore/malam,
(Assalamualaikum) Bapak/Ibu “ . Saya.... (nama), sebut pos
perawat.
2. Lakukan identifikasi pasien baik nama, umu, tanggal diagnosa dari
penyakit yang diderita
3. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
4. Jelaskan materi edukasi serta taregt yang ingin dicapai dari
P penanganan nyeri kepada pasien dan keluarga
R 5. Edukasi penanganan nyeri meliputi:
O a. pengertian nyeri
S b. klasifikasi nyeri berdasarkan klinis
E c. klasifikasi berdasarkan tingkat intensitas nyeri.
D d. penanganan nyeri secara Non Farmakologis dan Farmakologis.
U 6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap materi
R edukasi yang telah diberikan
7. Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau
keluarga
8. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan
9. Tawarkan bantuan kembali “Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
10.Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
11.Berdiri ketika pasien hendak pulang
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Jalan
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit Rawat inap
4. Unit Perawatan Intensif
5. Unit Bedah Pusat

MENANGANI TUMPAHAN DARAH DAN CAIRAN TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 079/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN Darah dan cairan tubuh merupakan salah satu sumber mikro organisme yang
dapat menyebabkan transmisi penyakit ke semua orang yang berada di
lingkungan rumah sakit
1. Melindungi penyebaran infeksi terhadap petugas, pasien, keluarga
TUJUAN
pasien dan pengunjung.
2. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Pakai APD yang sudah tersedia (sarung tangan, masker)
P
2. Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas/koran
R bekas/tissu dan buang ketempat sampah infeksius

O 3. Buat larutan natrium hipoklorit 0.5% dengan cara melarutkan natrium


hipoklorit 5 % sebanyak 1 cc dengan 9 cc air didalam gelas ukur.
S
4. Tuang natrium hipoklorit 0.5% ke area bekas tumpahan dan biarkan 10
E menit.

D 5. Bersihkan dengan kain pel yang bersih hingga klorin terangkat


6. Buka sarung tangan dan masker kemudian APD di buang ke tong
U
sampah infeksius.
R 7. Cuci tangan dengan menggunakan sabun (handsoap) dengan air
mengalir.
Semua unit pelayanan
UNIT TERKAIT
PROSEDUR PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
ALAT MONITORING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 080/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN Suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis pasien dimana
proses monitoring tersebut dilakukan secara real time sehingga dapat diketahui
kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga.
TUJUAN Untuk memantau kondisi fisiologis pasien dengan beberapa parameter yang
diperiksa yaitu EKG, respirasi, SpO2, tensi dan temperatur.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Pemasangan monitoring dilakukan pada pasien yang memerlukan
penanganan yamg intensif.
4. Pemasangan hanya dilakukan pada saat pasien dirawat diruang ICU
PROSEDUR :
P
1. Lepaskan penutup debu.
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai dengan kebutuhan.
R
3. Hubungkan alat ke satu daya.
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
O
5. Pastikan monitor terpasang dengan baik.
6. Set rentang nilai ( range) untuk temperatur dan alarm.
S
7. Beritahukan kepada pasien akan tindakan yang akan dilakukan
8. Hubungkan patient cable, strap dan chest elektrode kepasien dan pastikan
E
sudah terhubung dengan baik.
9. Lakukan monitoring.
D
10. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, EKG, temperatur,
respirasi, saturasi Oksigen, tensi, tekanan hemodinamik.
U
11. Lepaskan patient cable, strap, chest elektrode dan bersihkan
12. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol
R
ON/OFF.
13. Lepaskan hubungan satu alat dengan satu daya.
14. Pastikan bahwa bedside monitor dalam keadaan baik dan siap
difungsikan lagi.
15. Pasang penutup debu.
16. Simpan alat dan aksesoris ketempat semula.
1. Ruang ICU
UNIT TERKAIT

MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA


ALAT NEBULIZER

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 079/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Nebulizer adalah alat untuk memberikan Therapi Inhalasi
Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian alat
TUJUAN nebulizer.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
P
1. Sambungkan kabel power pada stop kontak.
R
O 2. Hidupkan saklar On.
S 3. Apabila obat dalam tabung habis, matikan saklar pada posisi “Off”.
E
4. Setelah dipakai lalu dibersihkan dan disimpan di tempat yang aman.
D
U
R

1. Unit Rawat Inap.


UNIT TERKAIT
2. IGD.
PROSEDUR MENGGUNAKAN DAN
MEMELIHARA ALAT TENSIMETER

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 080/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Yang dimaksud pemakaian dan pemeliharaan alat tensimeter ialah
suatu cara menggunakan dan memelihara alat tensimeter yang
PENGERTIAN dipergunakan untuk mengukur tekanan darah jantung didalam tubuh
yang ditunjukkan dengan sistole dan diastole.

Sebagai pedoman dalam penerapan langkah-langkah pemakaian dan


TUJUAN pemeliharaan alat tensimeter.

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan


Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Perawat memeriksa balon manset dan sambungkan dengan selang
udara.
2. Perawat memeriksa level air raksa (dalam batas lebel 0).
P 3. Perawat membuang sisa angin dalam manset.
R 4. Perawat meletakkan dan mengikatkan manset pada lengan kanan
O pasien.
S 5. Perawat menutup katup pembuang udara pada balon.
E 6. Perawat memompa beberapa kali sampai level air raksa
D
menunjukkan ± 200.
U
R 7. Perawat membuka katup pembuang udara perlahan –lahan sambil
mendengarkan denyut A. radialis dengan stateskop dan tentukan
level air raksa pada saat detak pertama dan detak terakhir
terdengar.
1. Unit rawat jalan.
2. Unit rawat inap.
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat.
4. Kamar Operasi.

DOKUMEN Status pasien


TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai