proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor) ke orang sakit
PENGERTIAN (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah
1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi
darah dapat meningkatkan kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah
mengangkut oksigen).
2. Memperbaiki volume darah tubuh.
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat
TUJUAN meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah
mempunyain komponen leukosit yang berperan sebagai makrofag
(pemakan antigen atau zat asing).
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat
meningkatkan fungsi trombosit yang berperan penting dalam pembekuan
darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Pasien yang mempunyai indikasi untuk dilakukan transfusi, diambil
contoh darahnya untuk dikirim ke PMI untuk dilakukan cross-matching
dengan darah dari pendonor, atau darah simpan yang ada di PMI. Sampel
darah dikirim bersama lembar khusus permintaan darah yang
ditandatangani oleh dokter yang meminta dan petugas / perawat yang
mengambil sampel darah tersebut.
2. Setelah proses di PMI selesai, darah yang akan ditransfusi diambil
P dengan menggunakan termos khusus. Darah yang diambil secukupnya
R sesuai kebutuhan awal, sebab darah idealnya harus disimpan dalam
O temperatur dan tempat yang khusus di PMI.
S 3. Darah tidak perlu dihangatkan sebelum diberikan karena dapat
E menyebabnya rusaknya sel-sel darahnya, tetapi cukup menggunakan
D blood warmer saat pemberian darah tersebut.
U 4. Cek nama pasien, nomor medical record, serta nomor yang tercantum di
R lembaran kertas kantong darah, dicocokkan dengan data-data pasien, oleh
minimal 2 perawat.
5. Kecepatan pemberian sesuai dengan instruksi dokter, biasanya 2 jam atau
lebih untuk setiap unit darah yang diberikan.
6. Dalam hal keadaan timbulnya reaksi alergi akibat transfusi, maka yang
pertama kali dilakukan adalah menyetop pemberian transfusi yang
sedang berlangsung. Sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam
15 menit pertama, sehingga harus diawasi pada awal prosedur.
1. Bagian Keperawatan
UNIT TERKAIT 2. Bagian Laboratorium
KUALITAS DAN KEAMANAN DARAH
Analis/Perawat Analis
R Serah terima komponen darah Cross Match
Selesai dengan keluarga pasien dan dilakukan sesuai
mengisi buku ekspedisi, dengan golongan
mengisi kegiatan di status. darah pasien,
hasil cross match
harus negatif.
1. Bank Darah Unit Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Unit Rawat Jalan
3. Unit IGD
7. Volume overload.
P Hipervolemi karena transfusi berlebihan dapat menyebabkan gagal
jantung (Congestive heart failure) keadaan ini paling sering pada
R neonatus, umur tua, pasien dengan volume darah total sedikit atau
penderita cardiopulmonal. Pemantauan yang sering dan hati-hati
O tentang bronchi paru-paru dapat mendeteksi adanya overload.
Gejala volume overload muncul selama transfusi atau > 24 jam
S mendapat transfusi dengan gejala sebagai berikut: lemas, batuk tidak
produktif, tahikardia, sesak, sianosis, dan tekanan darah meningkat.
E Pengelolaan :
a. Hentikan transfusi
D b. Berikan O2, posisi berbaring setengah duduk
c. Furosemide 1-2 mg/KgBB IV
U d. Pertimbangkan phlebotomie darah dikeluarkan 500 cc
Pada edema paru berat (pink prothy sputum), diberikan morfin IV
R dengan titrasi pelan 1 mg diulang tiap 10 menit sampai sesak
mereda.
MENATALAKSANA NYERI
MENILAI NYERI
PENGERTIAN Darah dan cairan tubuh merupakan salah satu sumber mikro organisme yang
dapat menyebabkan transmisi penyakit ke semua orang yang berada di
lingkungan rumah sakit
1. Melindungi penyebaran infeksi terhadap petugas, pasien, keluarga
TUJUAN
pasien dan pengunjung.
2. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Pakai APD yang sudah tersedia (sarung tangan, masker)
P
2. Serap darah/cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas/koran
R bekas/tissu dan buang ketempat sampah infeksius
PENGERTIAN Suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi fisiologis pasien dimana
proses monitoring tersebut dilakukan secara real time sehingga dapat diketahui
kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga.
TUJUAN Untuk memantau kondisi fisiologis pasien dengan beberapa parameter yang
diperiksa yaitu EKG, respirasi, SpO2, tensi dan temperatur.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Pemasangan monitoring dilakukan pada pasien yang memerlukan
penanganan yamg intensif.
4. Pemasangan hanya dilakukan pada saat pasien dirawat diruang ICU
PROSEDUR :
P
1. Lepaskan penutup debu.
2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai dengan kebutuhan.
R
3. Hubungkan alat ke satu daya.
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF
O
5. Pastikan monitor terpasang dengan baik.
6. Set rentang nilai ( range) untuk temperatur dan alarm.
S
7. Beritahukan kepada pasien akan tindakan yang akan dilakukan
8. Hubungkan patient cable, strap dan chest elektrode kepasien dan pastikan
E
sudah terhubung dengan baik.
9. Lakukan monitoring.
D
10. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, EKG, temperatur,
respirasi, saturasi Oksigen, tensi, tekanan hemodinamik.
U
11. Lepaskan patient cable, strap, chest elektrode dan bersihkan
12. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol
R
ON/OFF.
13. Lepaskan hubungan satu alat dengan satu daya.
14. Pastikan bahwa bedside monitor dalam keadaan baik dan siap
difungsikan lagi.
15. Pasang penutup debu.
16. Simpan alat dan aksesoris ketempat semula.
1. Ruang ICU
UNIT TERKAIT