Anda di halaman 1dari 23

MEMINDAHKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 049/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
08 Desember 2014
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Proses memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan,
PENGERTIAN
dilakuan dari tempat yang satu ke tempat yang lain
1. Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya
TUJUAN 2. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien
3. Memenuhi kebutuhan mobilisasi atau pindah ruangan

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi


Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
KEBIJAKAN Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dalam memindahkan pasien harus mempertimbangkan :
a. Tingkat kesadaran
b. Kemampuan mobilisasi
c. Status system muskuloskeletal.
1. Persiapan Alat;
P a. Tempat tidur, brankar atau kursi roda (Roostul) dalam keadaan siap
pakai
b. Selimut
R c. Bantal bila perlu

O 2. Persiapan Pasien:
Pasien dirapihkan dan diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilaksanakan
S
3. Pelaksanaan:
E a. Memindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur atau sebaliknya
 Pasien sekurang-kurangnya diangkat oleh tiga orang perawat
(sesuai kebutuhan)
D  Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan urutan
sebagai berikut:
U  Perawat I (paling tinggi) berdiri di bagian kepala
 Perawat II berdiri di bagian pinggang
 Perawat III berdiri di bagian kaki
R
 Lengan kiri perawat I di bawah kepala dan pangkal lengan pasien,
lengan kanannya di bawah punggung pasien ( bila pasien gemuk,
lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah pinggang,
sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri perawat II
MEMINDAHKAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 049/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
08 Desember 2014
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

 Lengan kiri perawat II di bawah pinggang pasien, lengan kanan di


P
bawah bokong pasien
 Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai pasien
R  Setelah siap, salah seorang perawat memberi aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien
O  Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju
tempat tidur atau brankar yang telah disediakan
S  Setelah pasien berada di atas tempat tidur atau brankar, posisinya
diatur dan selimut dipasang atau dirapikan
E b. Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur
 Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi yang
lemah/ sakit, dan pasien dianjurkan bertumpu pada sisi yang kuat
D  Perawat memimpin pasien untuk turun dari kursi roda dan berjalan
bersama menuju tempat tidur
U  Pasien bersandar pada sisi tempat tidur kemudian dibantu oleh
perawat untuk naik (kalau perlu gunakan kursi tangga)
 Setelah pasien berada di atas tempat tidur, posisinya diatur sesuai
R kebutuhan, kemudian dirapikan

1. Unit Keperawatan Gawat Darurat


2. Bedah
3. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 4. Rawat Inap
5. Perinatologi
6. VK
7. ICU
MEMBERSIHKAN MULUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Rumah Sakit Islam 050/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1


Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :

STANDAR
PROSEDUR 08 Desember 2014
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Proses pembersihan rongga mulut, lidah dan gigi dari kotoran dan sisa
PENGERTIAN
makanan

1. Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua


kotoran dan sisa makanan
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Memberi perasaan nyaman pada pasien dan meningkatkan kepercayaan
diri pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada pasien yang tidak diperbolehkan sikat gigi.
4. Pasien yang sakit parah atau tidak sadar
a. Pasien yang habis operasi mulut atau patah tulang rahang
1. Persiapan Alat;
 Kain pengalas
 Gelas kumur
 Air matang dan NaCl obat kumur
P  Tongue spatel yang dibungkus kassa
R  Bengkok
O  Kain kassa/ tissue
S  Pinset
E 2. Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
D 3. Kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi pasien
U 4. Mulut pasien dibuka memakai tongue spatel yang dibungus kassa
R 5. Rongga mulut dibersihkan dengan memakai pinset dan kassa dimulai dari
dinding rongga mulut, gusi, gigi dan lidah
6. Kain kassa yang kotor dibuang ke dalam bengkok
7. Tindakan pembersihan mulut diulangi sampai bersih
8. Bila memungkinkan pasien diminta kumur – kumur.
9. Peralatan dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya
1. Unit Keperawatan Rawat Inap
2. VK
UNIT TERKAIT 3. ICU
MEMASANG PEMBALUT PADA LUKA

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
051/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR 08 Desember 2014
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Memasang pembalut atau penutup pada luka agar luka tidak terbuka.
 Mencegah masuknya kuman-kuman dan kotoran kedalm luka
 Mencegah infeksi silang
TUJUAN  Sebagai penahan atau sakit pada daerah yang luka
 Memberi rasa aman dan nyaman pada pasien dan orang lain
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada semua jenis luka sesuai dengan kebutuhan.

1. Persiapan Alat Steril:


P
 Pinset anatomi
R  Pinset chirugi
 Penjepit arteri
O  Kapas lidi
 Kasa steril
S  Kasa penekan
 Mangkok kecil
E 2. Persiapan alat tidak steril:
 Gunting pembalut
D  Botol berisi alkohol
 H2O2
U  Bengkok
 Perban
R  Obat-obat desinfektan misanya betadin
 Obat luka yang diperlukan
3. Persiapan pasien
Pasien diberitahu dan disiapkan pada letak yang menyenangkan untuk
memudahkan pekerjaan.
Pelaksanaan
- Alat – alat dibawa dekat pasien.
- Perawat memakai handscoen
- Perawat membuka verband penutup luka operasi
- Kemudian membuka plastic penutup alat ganti verband
- Perawat mencuci tangan dengan alcohol.
- Luka dibersihkan sampai bersih (termasuk benda-benda asing) dengan
memakai pinset dan kapas desinfektan.
- Kapas kotor dibuang pada tempatnya.
- Pinset yang sudah tidak steril diletakkan pada bengkok.
- Luka diberi obat, lalu tutup dengan menggunakan kain kasa steril dan
juga serat kasa jangan melekat pada luka.
- Kemudian luka dibalut atau diplester dengan cara yang rapi jangan
sampai ada lubang dipinggiran plaster.
- Setelah selesai, pasien dirapikan dan alat – alat dibereskan

MEMASANG PEMBALUT PADA LUKA

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 051/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
1. Unit Keperawatan Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. VK
3. ICU
MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN
HUKNAH RENDAH
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit Islam
Malahayati
052/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Memasukkan cairan hangat ke dalam colon desendens dengan menggunakan
PENGERTIAN
kanula recti melalui anus
1. Merangsang peristaltik usus sehingga dapat buang air besar
TUJUAN 2. Membersihkan usus pada persiapan suatu tindakan/ operasi
3. Untuk pengobatan
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
KEBIJAKAN Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukakan pada keadaan:
- Persiapan pasien yang akan dioperasi
- Persiapan pasien yang akan periksa radiologis
- Pada pasien yang obstipasi/sembelit
- Pada pasien melena.
1. Persiapan Alat;
P
 Selimut mandi
R
 Alas bokong dan perlak
O  Irigator lengkap dengan kanula recti
S  Cairan hangat sebanyak 1 liter berupa air sabun 1-1/2 %
E  Bengkok
D  Pelumas (vaselin, sylocain jelly 2 %)
U  Tiang infus bila perlu
R  Alat-alat untuk buang air besar lengkap
2. Persiapan pasien:
 Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilaksanakan
 Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke arah kiri
3. Pasang sampiran, pintu ditutup bila perlu
4. Alas bokong dan perlak dipasang
5. Pasang selimut mandi lalu pakaian bawah di ke ataskan, alas dibuka
6. Irigator diiisi dengan cairan hangat, sesuai dengan suhu badan
7. Rectum canula dipasang pada ujung selang dan dioles pelumas, udara
dikeluarkan, selang dijepit/ diklem
8. Tangan kiri memegang irigator setinggi 50 cm dari kasur, tangan kanan
memasukkan kanula kurang lebih 15 cm ke dalam rectum sambil pasien
disuruh tarik napas panjang, jepitan cairan dibuka perlahan-lahan
9. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanula dicabut
10. Kanula dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang berisi desinfektan
11. Pasien tetap miring dan diberitahukan untuk menahan sebentar, kemudian
pispot dipasang
12. Setelah selesai, pasien dibereskan dan alat-alat dibereskan
1. Unit Keperawatan Gawat Darurat
2. Bedah
UNIT TERKAIT 3. Rawat Inap
4. VK
5. ICU

MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN


HUKNAH TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit Islam
Malahayati 053/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum sampai ke dalam colon


PENGERTIAN
ascendens dengan menggunakan kanula usus
1. Membersihkan usus untuk suatu tindakan
TUJUAN 2. Untuk persiapan operasi
3. Untuk pengobatan
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Untuk persiapan pemeriksaan radiologis
4. Untuk persiapan operasi.
1. Persiapan Alat;
P
 Selimut mandi
R
 Alas bokong dan perlak
O  Irigator lengkap dengan kanula recti
S  Cairan hangat sebanyak 1 liter berupa air sabun 1-1/2 %
E  Bengkok
D  Pelumas (vaselin, sylocain jelly 2 %)
U  Tiang infus bila perlu
R  Alat-alat untuk buang air besar lengkap
2. Persiapan pasien:
 Pasien/keluarga diberi penjelasan tindakan yang akan dilaksanakan
 Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring kiri
3. Pasang sampiran, pintu ditutup bila perlu
4. Alas bokong dan perlak dipasang
5. Pasang selimut mandi lalu pakaian bawah di ke ataskan, alas dibuka
6. Irigator diiisi dengan cairan hangat, sesuai dengan suhu badan
7. Rectum canula dipasang pada ujung selang dan dioles pelumas, udara
dikeluarkan, selang dijepit/ diklem
8. Tangan kiri memegang irigator setinggi 30 cm dari kasur, tangan kanan
memasukkan kanula kurang lebih 15 cm ke dalam rectum sambil pasien
disuruh tarik napas panjang
9. Jepitan dibuka, cairan dibuka perlahan-lahan selama kurang lebih 20 menit
10. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanula dicabut
11. Kanula dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang berisi desinfektan
 Pasien tetap miring dan diberitahukan untuk menahan sebentar,
kemudian pispot dipasang
 Setelah selesai, pasien dibereskan dan alat-alat dibereskan
1. Unit Keperawatan Gawat Darurat
2. Bedah
UNIT TERKAIT 3. Rawat Inap
4. VK
5. ICU

MERAWAT KOLONOSTOMI

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 054/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Upaya membersihkan dan mengganti kantung penampung kotoran/ faces yang
PENGERTIAN
disambungkan ke kolostomi

1. Mencegah infeksi
TUJUAN
2. Menjaga kebersihan dan kenyamanan
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada pasien dengan pembuatan saluran BAB pada kolon.
1. Persiapan :
a. Persiapan alat:
P
 Sarung tangan bersih
 Handuk mandi
R  Air hangat
 Sabun mandi yang lembut
 Kantung kolonostomi bersih dengan ukuran sesuai ukuran stoma
O  Bengkok atau pispot
 Tissue/Kassa
 Vaseline
S  Tempat sampah
b. Persiapan pasien:
 Menjelaskan prosedur pada pasien
E  Pasang sampiran
2. Pelaksanaan:
 Pasang selimut mandi
D  Letakkan bengkok di dekat pasien
 Pasang sarung tangan bersih
 Buka ke kantung lama dan buang ke pispot
U
 Bersihkan stoma dan kulit sekitar stoma dengan sabun dan air hangat
 Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar faeces tidak mengotori
R kulit yang sudah dibersihkan
 Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
 Buka kassa atau tissue pelindung stoma
 Pasang kantong stoma
 Beri Vaseline/salep sekitar kulit apabila kantong stoma terlalu besar
 Buka sarung tangan
 Bereskan alat-alat
 Cuci tangan dengan antiseptik di air mengalir
 Evaluasi keamanan kantong, kebersihan area, bau&kenyamanan pasien
 Catat waktu pelaksanaan, jumlah dan karakteristik faeces, tanda infeksi
pada stoma, respon pasien, nama perawat

1. Unit Keperawatan Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. ICU

PERAWATAN DI HIGH DEPENDENCY UNIT (HDU)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati
xxx/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Ruang perawatan untuk pasien yang membutuhkan pemantauan secara kontiniu
PENGERTIAN
dilengkapi dengan monitor
Memberikan perawatan yang lebih intensif kepada pasien yang membutuhkan
TUJUAN pemantauan secara kontiniu.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
P

1. Unit Keperawatan Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2. ICU
MERAWAT PASIEN DI RUANG IMUNITAS MENURUN (RIM)

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
055/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Adalah Ruang Rawat yang diperuntukkan bagi pasien dengan keadaan
imunitas menurun oleh berbagai sebab dan pelayanan diselenggarakan
PENGERTIAN
oleh DPJP berkompeten dengan fasilitas khusus sesuai dengan
fungsinya.
Agar pasien dengan imunitas menurun dapat ditangani secara tepat dan
TUJUAN optimal dan tidak terjadi komplikasi yang akan memperburuk keadaan
pasien.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Pasien yang dirawat harus memenuhi syarat antara lain:
a. Pasien Leukimia Akut
b. Pasien Hematologi dengan Netropenia
P c. Pasien Non kanker dengan Febril Netropenia
R 2. Pasien dengan indikasi tersebut di atas jika memiliki Precaution
Airbone tidak bisa dirawat di RIM.
O 3. Syarat pasien dan keluarga :
S a. Pasien dan atau keluarga bersedia dirawat di RIM
E b. Pasien dan keluarga setuju untuk tidak ikut merawat atau
menjaga pasien di RIM
D
4. Penanggung jawab RIM adalah seorang dokter (DPJP) yang
U memiliki kompetensi dan ditetapkan oleh Direktur Utama.
R 5. Dalam melaksanakan pekerjaan DPJP dibantu oleh perawat mahir
yang mendapat pelatihan khusus untuk bekerja di RIM.
6. Dalam melaksanakan pekerjaan DPJP dibantu oleh perawat mahir
yang mendapat pelatihan khusus untuk bekerja di RIM.

1. Instalasi Gawat Darurat


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan

MERAWAT PASIEN
HEMATO ONKOLOGI MEDIK (HOM)

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 056/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Adalah Ruang Rawat yang diperuntukkan bagi pasien hemato onkologi
medik terutama untuk pasien keadaan imunitas menurun oleh berbagai
PENGERTIAN
sebab dan pelayanan diselenggarakan oleh DPJP berkompeten dengan
fasilitas khusus sesuai dengan fungsinya.
Agar pasien HOM dapat ditangani secara tepat dan optimal dan tidak
TUJUAN terjadi komplikasi yang akan memperburuk keadaan pasien.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
KEBIJAKAN Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
1. Pasien yang dirawat harus memenuhi syarat antara lain:
- Pasien Leukimia Akut
P
- Pasien Hematologi dengan Netropenia
R - Pasien Non kanker dengan Febril Netropenia
O Pasien dengan indikasi tersebut di atas jika memiliki Precaution
Airbone tidak bisa dirawat di ruang HOM.
S
2. Syarat pasien dan keluarga :
E Pasien dan atau keluarga bersedia dirawat di ruang HOM. Pasien
D dan keluarga setuju untuk tidak ikut merawat atau menjaga pasien
U di HOM.
3. Penanggung jawab ruang HOM adalah seorang dokter (DPJP) yang
R
memiliki kompetensi dan ditetapkan oleh Direktur Utama.
4. Dalam melaksanakan pekerjaan DPJP dibantu oleh perawat mahir
yang mendapat pelatihan khusus untuk bekerja di ruang HOM.
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Jalan
MERAWAT DEKUBITUS

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 057/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada
bagian-bagian tubuh sehingga sirkulasi darah tersebut terganggu dan
mengakibatkan nerosis jaringan tubuh.
- merangsang peredarahan darah
TUJUAN
- memberikan perasaan nyaman pada penderita
- mempercepat penyembuhan luka
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
KEBIJAKAN
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Dilakukan pada pasien dekubitus
a. Persiapan alat :
P
- Baskom
- Air dan Sabun
R - Agens pembersih atau agens topikal yang diresepkan
- balutan yang dipesankan
- pelindung kulit
O - lidi kapas
- plester hipoalergi atau balitan adhesif (hifapik)
- sarung tangan
S - alat pengukur luka
b. Pelaksanaan
- cuci tangan dan gunakan sarung tangan
E - tutup pintu ruangan atau gorden tempat tidur
- baringkan klien dengan nyaman dengan area luka dekubitus dan
kulit sekitar mudah dilihat
D - kaji luka dekubitus/kulit sekitar untuk menentukan derajat luka
- perhatikan warna kelembaban dan penampilan kulit sekitar luka
U - ukur diameter luka
- ukur kedalaman luka dekubitus dengan menggunakan aplikator
berujung kapas atau alat lain yang memungkinkan pengukuran
kedalaman luka
- cuci kulit sekitar luka secara lembut dengan air hangat dan
sabun. cuci secara menyeluruh dengan air.
- dengan perlahan, keringkan kulit secara menyeluruh dengan
handuk dengan cara ditekan-tekan.
R - gunakan sarung tangan steril
- bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan Saline normal
atau agens pembersih.
- bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan Saline normal
atau agens pembersih.
- gunakan agens stopikal jika diresepkan
1. Rawat Inap
UNIT TERKAIT 2. ICU

MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM DAN VAGINA

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 058/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN Penjahitan robekan perineum dan vagina merupakan suatu tindakan


untuk mereposisi kembali jaringan yang robek pada daerah perineum
dan vagina akibat tindakan episotomi atau yang terjadi spontan waktu
persalinan.
Penjahitan robekan perineum dan vagina dilakukan untuk mengurangi
TUJUAN
kejadian perdarahan dan infeksi pasca salin, dengan segala
komplikasinya.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
KEBIJAKAN
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Robekan perineum dan vagina, baik yang terjadi akibat tindakan
episiotomi atau spontan waktu persalinan, harus segera dijahit
dalam waktu kurang dari 6 jam.
P 1. Persiapan alat :
- Short plastik.
R - Doek steril.
- Sarung tangan steril / DTT.
- Kassa steril.
O - Tampon vagina.
- Kom kecil untuk betadine.
S - Pemegang jarum.
- Jarum otot dan kulit.
- Pinset anatomi.Benang chromic no. 0.
E
- Spuit disposible.Lidokain 2%.Bengkok.
- Gunting jaringan.
D - Gunting benang.
- Sampiran.
U - Wadah berisi larutan klorin.
- Tempat sampah medis.
2. Persiapan pasien :
- Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
- Pasien dan keluarga menandatangani formulir izin / persetujuan
tindakan.
R - Pasang sampiran.
- Atur pasien dalam posisi lithotomi.
3. Pelaksanaan :
- Penolong memakai short plastik.
- Penolong mencuci tangan sebelum tindakan.
- Pasang sarung tangan steril / DTT. Lakukan tindakan antiseptik
dengan kassa yang dibasahi larutan betadine

MENJAHIT ROBEKAN PERINEUM DAN VAGINA

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 058/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
- Pasang doek steril di bawah bokong pasien.
- Masukkan 2 jari tangan kanan vagina untuk mengetahui batas
robekan.
- Masukkan tampon vagina ke dalam vagina proksimal dan batas
P luka. Daerah luka dianesthesi dengan lidokain 2%.
- Luka mulai dijahit dengan jarak 1 cm promaksimal dari batas
R luka.
- Dinding vagina dijahit secara jelujur.
- Perineum dijahit lapis demi lapis.
O
- Periksa ulang jahitan yang sudah dilakukan dan yakinkan seluruh
robekan sudah dijahit dan pendarahan sudah teratasi.
S
- Kompres luka dengan kassa betadine.
- Masukkan alat-alat bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % dan
E
rendam selama 10 menit.
- Kumpulkan bahan habis pakai dan buang dalam tempat sampah
D medis.
- Beritahu pasien bahwa tindakan telah selesai.
U - Bereskan dan rapikan pasien kembali.
- Cuci sarung tangan sebelum dilepaskan dalam larutan klorin 0,5%
R dan lepaskan dalam keadaan terbalik serta rendam dalam larutan
tersebut selama 10 menit.
- Ajarkan pasien untuk melakukan perawatan luka di rumah.Periksa
tanda-tanda vital pasien.
- Catat laporan dan hasil tindakan dari instruksi selanjutnya dalam
status pasien.

1. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.


UNIT TERKAIT
2. Bidan Ruang Bersalin
PERAWATAN PASIEN PASCA SEKSIO CAESARIA

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro xxx/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN

TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
KEBIJAKAN Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Pada pasien bekas seksio sesarea atas indikasi yang menetap jenis
seksio sesarea klasik atau riwayat seksio sesarea 2 kali dilakukan
seksio sesarea segera setelah kehamilan aterm..
P 1. Pasien datang untuk memeriksakan kehamilannya di poliklinik
antenatal.
R 2. Dari anamnesis diketahui pasien dengan riwayat seksio sesarea.
3. Lakukan anamnesis lengkap meliputi paritas, HPHT, riwayat penyakit
O
yang pemah diderita, jenis seksio sesarea serta indikasi yang lalu.
S 4. Lakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan status
generalis dan status obstetris.
E 5. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarganya mengenai hasil
pemeriksaan serta kemungkinan risiko yang dapat terjadi
D sehubungan degan riwayat seksio sesarea yang lalu.
6. Pada pasien dengan riwayat seksio 2 kali, indikasi seksio menetap
U
atau jenis sesarea klasik rencanakan seksio sesarea segera setelah
R kehamilan aterm.
7. Pada pasien dengan riwayat seksio sesarea transperitoneal profunda,
1 kali dengan indikasi tidak menetap, minta pasien untuk
melahirkan di rumah sakit dan sampaikan rencana untuk
persalinannya.
8. Sampaikan jadwal kunjungan berikutnya.
9. Pada saat pasien masuk untuk persalinan, lakukan pemeriksaan
lengkap untuk mengetahui tanda vital, tanda - tanda persalinan,
kemajuan persalinan serta kemungkinan adanya tanda ruptura uteri.
10. Sampaikan pada pasien dan keluarganya tentang kemungkinan
dilakukan seksio sesarea bila selama pemantauan persalinan
didapatkan indikasi seksio.
11. Minta pasien dan keluarga menandatangani formulir izin /
persetujuan tindakan.
12. Pasang infus jaga.
13. Observasi kemajuan persalinan dan keadaan jari intrapartum.
14. Bila selama obsenvasi timbul tanda-tanda gawat janin, lakukan seksio
sesarea.
15. Bila his kurang baik, lakukan amniotomi dan observasi kembali selama
2 jam. Bila tetap tidak ada kemajuan persalinan, lakukan seksio
sesarea atas indikasi uteri hipotonik pada bekas seksio sesarea.
16. Bila kemajuan persalinan baik dan pembukaan lengkap pimpin pasien
untuk meneran selama 15 menit.
17. Bila setelah 15 menit ada kemajuan persalinan tetapi bayi belum lahir,
pimpin pasien untuk meneran 15 menit lagi. Bila bayi tidak lahir,
lakukan partus buatan.
18.Bila setelah 15 menit tidak ada kemajuan dan indikasi
persalinan pervaginam terpenuhi, lakukan parius buatan pervaginam
dengan ekstraksi forseps / vakum. Bila indikasi persalinan
pervaginam tidak terpenuhi. lakukan seksio sesarea.
19. Tindakan selanjutnya sesuai prosedur persalinan normal, ekstrasi
forseps / vakum atau seksio sesarea.
20. Catat hasil tindakan dalam status pasien.
- Status pasien rawat jalan.
- Status pasien rawat inap.
- Buku register rawat inap kebidanan.
DOKUMEN
- Buku register tindakan di kamar operasi.
TERKAIT
- Buku register persalinan.
- Buku register bayi baru lahir.

- Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi.


- Perawat ruang rawat nifas.
- Bidan ruang bersalin.
UNIT TERKAIT
- Perawat ruang bayi.
- Dokter spesialis anak.
MEMELIHARA KEBERSIHAN VULVA DAN PERINEUM

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 059/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar dan sekitarnya
 Menjaga kebersihan
TUJUAN  Mencegah infeksi

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan


Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
KEBIJAKAN
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. pasien nifas
4. pasien yang tidak dapat melakukan sendiri
1. Persiapan Alat:
P
 Kapas sublimat
R  Pinset
 Botol cebok berisi air atau larutan P.K sesuai dengan kebutuhan
O  Bengkok
 Pispot
S 2. Persiapan pasien:
 Pasien diberi tahukan
E 3. Pelaksanaan:
 Alat dibawa kedekat pasien
D  Sampiran dipasang
 Pakaian bawah dibuka
U  Alas dan pispot dipasang dibawah bokong pasien
 Tangan kiri membuka vulva dengan kapas desinfektan, tangan
R kanan menyiram dengan air atau larutan P.K
 Kapas desinfektan diambil dengan menggunakan pinset lalu
bersihkan dari atas hingga kebawah, kapas kotor dibuang dalam
bengkok
 Pispot diangkat
 Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.
UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap
2. VK.

MERAWAT PASIEN
YANG BARU SAJA MENINGGAL

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 060/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN Memberi pelayanan khusus pada pasien yang baru saja meninggal
 Membersihkan dan merapikan jenazah
TUJUAN  Memberi penghormatan terakhir kepada sesama insani
 Memberi rasa puas kepada keluarga pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Dilakukan pada pasien yang baru saja meninggal.
1.Persiapan Alat Steril:
P
 Schort (celemek)
R  Verban (pembalut)
 Bengkok
O  Pinset
 Kapas lembab dan kain kasa secukupnya
S  Alat-alat untuk membersihkan jenazah
 Seprai
E  Formulir untuk jenazah
 Handscone
D 2.Pelaksanaan :
 Keluarga pasien diberitahukan dengan seksama bahwa jenazah
U akan dibersihkan
 Alat-alat dibawa dekat jenazah
R  Perawat memakai celemek/ schort dan handscone.
 Jenazah dibersihkan dan dipakaikan pakaian bersih/ditutup
 Letak tangan diletakkan sesuai dengan agama yang bersangkutan
 Kelopak mata dirapatkan dan lobang-lobang pada tubuh ditutup
 Dengan kapas lembab(hidung, telinga dll)
 Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dagu kekepala dengan
verban
 Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup mayat
 Formulir jenazah harus diisi lengkap (untuk keperluan visum)
 Jenazah dibawa kekamar mayat oleh petugas sesuai dengan
peraturan rumah sakit.
1. Unit Rawat Inap
2. ICU dan
UNIT TERKAIT 3. IGD

MENYIAPKAN PASIEN UNTUK


TINDAKAN VENA SECTION

Rumah Sakit Islam


Malahayati No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan 061/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Tindakan vena section adalah menyayat vena dengan maksud


PENGERTIAN
memasukkan jarum khusus atau alat lain kedalamnya.
Memudahkan masuknya jarum kedalam vana agar infus atau transfusi
TUJUAN dapat mudah dilakukan
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan
Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
KEBIJAKAN Pada Pasien.
Dilakukan :
1. Pasien yang sudah mengalami colaps vena, sehingga tidak teraba
dan sulit ditusuk.
2. Pasien anak yang venanya terlalu kecil
3. Pasien dengan kelainan jantung

Persiapan alat :
P
Troley yang diberi alas kain steril yang berisi :
1. Seperangkat alat vena sectie steril yang terdiri dari:
R
a. Gunting Vena
b. Penjepit arteri
O
c. Bisturi
d. Pinset chirurgi dan pinset anatomi
S
e. Pemegang jarum dan jarum jahit
f. Nierbekan
E
g. Doek klem
h. Penjepit arteri
D
i. Split doek
j. Jarum vena sectie
U
2. Spuit dan jarum secukupnya.
3. Catgut 2/10
R
4. Zyde 2/0
5. Procain
6. Kain kasa dan kapas lidi
7. Abbocarth
8. Sarung tangan
9. Yodium 3% dan Alkohol 70%
10. Kemiceti salf
11. Infus set steril
12. Cairan infus
13. Plaster
14. Gunting pembalut
15. Verband
16. Standart infus

MENYIAPKAN PASIEN UNTUK


TINDAKAN VENA SECTION

Rumah Sakit Islam


Malahayati No. Dokumen No. Revisi Halaman
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan 061/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

Pelaksanaan :
P 1. Peralatan untuk infus dipersiapkan
2. Petugas memakai sarung tangan
R 3. Permukaan kulit daerah yang akan disayat didensifikasi, mula-
mula dengan yodium kemudian dengan alkohol
O 4. Dok bolong dipasang diatas daerah yang akan disayat
5. Lakukan anasthesi pada daerah yang akan disayat
S
6. Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus dipasang
E 7. Luka sayat dijahit bila diperlukan
Perhatian :
D 1. Perhatikan keadaan umum pasien
2. Perhatikan tehnik septik dan antiseptic
U 3. Hindarkan tindakan yang menyebabkan
4. pasien rasa lelah
R
5. Jumlah tetesan cairan permenit harus sesuai dengan instruksi
dokter
6. Vena sectie harus dilakukan oleh dokter
1. Unit rawat jalan
2. Unit rawat inap
UNIT TERKAIT
3. Unit penunjang Medis
4. Pasien
MEMBERSIHKAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
062/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Upaya untuk membersihkan kulit menyeluruh dengan scrub dan/atau pencukuran
TUJUAN Meminimalkan jumlah organisme residen yang dapat masuk ke luka operasi
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit Islam
KEBIJAKAN Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Persiapan Alat :
P a. Alat cukur elektrik
R b. Gunting
c. Handuk
O d. Baskom dengan air
S e. Bola kapas, aplikator, dan larutan antiseptik (opsional)
f. Lampu portable
E g. Selimut mandi
D h. Sarung tangan sekali pakai
2. Pelaksanaan :
U a. Perawat/bidan cuci tangan dan memperkenalkan diri.
b. Tinjau kembali instruksi dokter, untuk area yang dioperasi.
R
c. Inspeksi kondisi umum kulit. Bila ada luka, iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran
tidak dilakukan. Tindakan scrub atau pencukuran ini dapat meningkatkan resiko
infeksi luka pasca operasi.
d. Tinggikan tempat tidur pada posisi tinggi.
e. Posisikan pasien secara nyaman pada tempat pembedahan yang dapat diakses,
kemudian kenakan sarung tangan sekali pakai. Pencukuran rambut dan persiapan
kulit memerlukan waktu beberapa menit.
f. Dengan lembut keringkan area yang akan dibersihkan pakai handuk. Bila perlu
gunakan krim cukur, berikan secukupnya, tunggu beberapa menit kemudian
bersihkan krimnya.
g. Saat pencukuran dilakukan, tahan pencukur pada tangan dominan, kira-kira 1 cm
di atas kulit dan potong searah tumbuhnya rambut.
h. Dengan lembut, bersihkan potongan rambut dengan handuk.
i. Bila area yang dibersihkan merupakan area yang cekung (misalnya umbilicus
atau lipat paha) bersihkan cekungan dengan aplikator berujung kapas atau bola
kapas yang direndam dalam larutan antiseptik, kemudian keringkan.
j. Beri tahu pasien bahwa prosedur telah selesai.
k. Bersihkan dan buang peralatan pada tempat sampah medis.
l. Pastikan bahwa area telah bersih.
m. Catat prosedur, area yang dibersihkan atau dicukur dan kondisi pasien
sebelum dan sesudah prosedur dalam catatan terintegrasi.

UNIT TERKAIT 1. Unit Keperawatan Kamar Operasi

MENGGUNAKAN TUTUP KEPALA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 063/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Memakai topi dari kain yang rapi sehingga dapat mengurangi
PENGERTIAN
kontaminasi
Agar tidak terjadi kontaminasi dari pasien ke perawat/dokter, dari
TUJUAN perawat/ dokter ke pasien atau dari petugas ke makanan.

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan


Akreditasi Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint
Commission International Accreditation) dan Susunan Tim
Akreditasi Rumah Sakit Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan
KEBIJAKAN Standar Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis
Pada Pasien.
3. Tutup kepala dipakai di kamar bedah, kamar bersalin, ruang ICU,
Ruang Steril dan dapur.
4. Tutup kepala digunakan selama dalam tugas.

P
R 1. Persiapan Alat: tutup kepala dari bahan kain
O 2. Siapkan tutup kepala sesuai kebutuhan
S 3. Rapikan rambut/ ikat/ lipat, lalu gunakan tutup kepala
E 4. Rapikan dan masukkan sisa-sisa rambut yang masih tampak
D 5. Ikat tutup kepala sedapat mungkin pas dengan lingkaran kepala
U
R

1. Kamar Operasi
UNIT TERKAIT
2. Kamar Bersalin
3. Ruang ICU
4. Ruang Steril
5. Dapur

Anda mungkin juga menyukai