Anda di halaman 1dari 16

MENGUKUR TEKANAN DARAH DENGAN DIGITAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 001/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri brachialis.

TUJUAN
Mengetahui tekanan darah pasien untuk menilai tanda vital pasien

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi


KEBIJAKAN Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.

1. Persiapan Alat:
a) Tensimeter Digital
b) Buku catatan
2. Persiapan Pasien:
a. Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi diatur semi fowler rendah.
3. Pelaksanaan
a. Perawat/bidan cuci tangan handrub dan memperkenalkan diri
P
b. Identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien,
R cocokkan dengan identitas pasien. Sampaikan bahwa hal tersebut
O dilakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
c. Prosedur dilakukan dengan cahaya yang terang.
S d. Persiapkan pasien dan jelaskan prosedur dengan bahasa sederhana.
E e. Lengan baju pasien dibuka atau digulung.
f. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas, pipa karet berada di sisi
D luar lengan.
U g. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
h. Tekan tombol ON untuk menghidupkan tensimeter selanjutnya tekan
R tombol start untuk mengukur tekanan darah, tunggu beberapa saat
hingga manset mengembang otomatis dan memunculkan hasil
pengukuran tekanan darah systole dan diastole.
i. Lakukan pencatatan dengan satuan mmHg
j. Mengukur denyut nadi setiap 6 jam atau 8 jam tergantung dengan
keadaan pasien.

1. Unit Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
UNIT TERKAIT 6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
MENGHITUNG DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 003/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR 08 Desember 2014
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Menghitung denyut nadi dengan meraba :
1. Arteri radialis pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
PENGERTIAN
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkang)
6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)

TUJUAN Mengetahui jumlah denyut nadi per menit untuk menilai tanda vital pasien

1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi


Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit Islam
KEBIJAKAN Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar Prosedur
Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Persiapan Alat:
a. Arloji tangan dengan penunjuk detik
b. Buku catatan
2. Persiapan Pasien:
a. Pasien diberi penjelasan agar tenang
b. Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring atau duduk
3. Pelaksanaan
a. Perawat/bidan cuci tangan dengan handrub dan memperkenalkan diri.
b. Menghitung denyut nadi biasanya dilakukan bersamaan pengukuran
suhu
c. Pada waktu menghitung nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam
P
posisi berbaring atau duduk
R d. Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah di atas arteri selama setengah menit, dan hasilnya dikalikan
O
dua.Pada anak-anak penghitungan harus dilakukan selama 1 menit
S e. Hasil penghitungan dicatat pada catatan terintegrasi.
E 4. Perhatian :
a. Pada waktu menghitung denyut nadi perhatikan: irama teratur atau tidak,
D tekanan kuat atau lemah.
U b. Denyut nadi normal:
1. Bayi :110-120 x/menit
R 2. Umur 1 tahun : 100-110 x/menit
3. Umur 5-12 tahun : 90 -100 x/menit
c. Mengukur denyut nadi setiap 6 jam atau 8 jam tergantung dengan keadaan
pasien.

UNIT TERKAIT 1. Unit Gawat Darurat


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
MENGUKUR SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


004/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Rumah Sakit Islam
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR
PROSEDUR 08 Desember 2014
OPERASIONAL (dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Mengukur suhu badan pasien dengan meletakkan termometer di ketiak,
PENGERTIAN
mulut, atau anus.
TUJUAN Mengetahui suhu badan pasien untuk menilai tanda vital pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
KEBIJAKAN Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.

1. Persiapan Alat;
a. Termometer bersih dalam tempatnya
b. Kassa alkohol
c. Tissue
2. Pelaksanaan:
a. Perawat/bidan cuci tangan dengan handrub dan memperkenalkan
diri
b. Bantu klien untuk melakukan posisi duduk atau terlentang
c. Lepaskan pakaian dan gaun dari bahu dan lengan klien.Pastikan
P
area aksila kering.
R d. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol.
O e. Angkat lengan klien menjauhi batang tubuh, lalu dijepitkan tepat
di tengah ketiak, dan lengan pasien dilipat di dada
S f. Setelah lima sampai sepuluh menit termometer diangkat dan
E langsung dibaca dengan teliti.
g. Untuk termometer digital, biarkan probe elektronik pada aksila
D sampai tanda bunyi terdengar dan suhu tubuh klien tampak pada
U tampilan digital
h. Baca termometer dan beritahu hasilnya pada pasien
R i. Bersihkan termometer dengan kassa alkohol dan keringkan
dengan tissue, sebelum digunakan kembali
j. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol, sedangkan
termometer digital cukup dengan menekan probe.
k. Termometer diletakkan pada tempatnya serta siap dipakai untuk
pasien berikutnya.
l. Pengukuran dilakukan minimal tiap 6 jam dan 1 jam rutin apabila
pasien demam.

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
MENGUKUR TEKANAN DARAH
DENGAN SPHYGMOMANOMETER
Rumah Sakit Islam
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. Dokumen No. Revisi Halaman
No. 2 – 4 Medan
002/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri brachialis
TUJUAN Mengetahui tekanan darah pasien untuk menilai tanda vital pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
1. Persiapan Alat:
a) Spyghmomanometer
b) Stetoskop
c) Buku catatan
2. Persiapan Pasien:
a) Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan.
b) Posisi diatur semi fowler rendah.
3. Pelaksanaan
a) Perawat/bidan cuci tangan handrub dan memperkenalkan diri
P
b) Identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien,
R cocokkan dengan identitas pasien. Sampaikan bahwa hal tersebut
O dilakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
c) Prosedur dilakukan dengan cahaya yang terang.
S d) Persiapkan pasien dan jelaskan prosedur dengan bahasa sederhana.
E e) Lengan baju pasien dibuka atau digulung.
f) Pasang manset di lengan atas, pipa karet berada di sisi luar lengan.
D g) Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
U h) Pompa tensimeter dipasang.
i) Denyut arteri brachialis diraba, tempatkan stetoskop di fossa cubiti
R j) Pengunci air raksa dibuka, sekrup balon karet ditutup, selanjutnya
balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar dan air raksa di
dalam pipa gelas naik.
k) Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perlahan-
lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi
denyutan pertama.
l) Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama
yang disebut tekanan darah systole (misalnya 120 mmHg).
m)Dengarkan terus sampai terdengar denyutan terakhir yang disebut
tekanan darah diastole (misalnya 80 mm hg).
n) Pencatatan dilakukan sebagai berikut, systole diatas dan diastole
dibawah misalnya 120/90 dengan satuan mmHg
o) Mengukur denyut nadi setiap 6 jam atau 8 jam tergantung dengan
keadaan pasien.
1. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Hemodialisa
8. Unit Laboratorium Kateterisasi

MENGHITUNG PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
005/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Menghitung jumlah pernapasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu
menit
Mengetahui jumlah pernapasan dalam satu menit untuk menilai tanda vital
TUJUAN
pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.

1. Persiapan Alat:
a. Jam tangan dengan penunjuk detik
b. Buku catatan
2. Persiapan Pasien:
P a. Pasien diberi penjelasan hal-hal yang akan dilakukan
R b. Pada waktu pengukuran pasien dalam posisi berbaring atau duduk
3. Pelaksanaan
O
a. Perawat/bidan cuci tangan dengan handrub dan memperkenalkan
S diri
E b. Menghitung pernapasan biasa dilakukan bersamaan pengukuran
D suhu dan denyut nadi.
c. Penghitungan dilakukan dalam satu menit dan hasilnya dicatat.
U
d. Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab
R ruangan atau dokter bangsal.
e. Hasil penghitungan dicatat pada catatan terintegrasi
f. Pengukuran dilakukan minimal tiap 6 jam atau 8 jam tergantung
kondisi pasien.
1. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
MENIMBANG BERAT BADAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


006/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Rumah Sakit Islam
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan

TUJUAN - Untuk mengetahui berat badan pasien


- Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan pasien
- Untuk membantu menentukan diagnosa
- Untuk menentukan dosis pengobatan, diit dan lain-lain.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
KEBIJAKAN
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada pasien baru.
4. Pasien diabetes mellitus, penyakit jantung.
5. Ibu hamil, bayi dan anak.
6. Pasien tertentu bila diperlukan

1. Persiapan Alat:
 Timbangan
P  Buku catatan timbangan, pulpen
R 2. Persiapan pasien:
 Pasien diberi tahu supaya tas, sepatu/sandal dilepas serta pakaian yang
O dipakai seringan mungkin
S 3. Pelaksanaan:
 Letakkan timbangan pada tempat yang datar/rata dan terang
E
 Timbangan harus dalam keadaan baik, dan distel sebelum dipakai
D  Pada pasien anak-anak yang tidak dapat jalan atau berdiri, pasien
U digedong, hasilnya dikurangi berat badan yang menggedong
 Tinggi badan di ukur setelah mengukur berat badan.
R

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Unit Kamar Bersalin
5. Unit Kamar Bayi
6. Unit Hemodialisa
MENGGUNAKAN MASKER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
007/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Tindakan menutupi hidung dan mulut yang berfungsi untuk melindungi
PENGERTIAN sistem pernapasan saat melakukan pekerjaan yang beresiko kontaminasi
melalui udara
1. Melindungi selaput lendir hidung, mulut, selama melakukan tindakan dan
perawatan yang memungkinkan terjadinya percikan darah dan cairan
tubuh lainnya termasuk tindakan ortopedik atau perawatan gigi.
TUJUAN 2. Melindungi dari infeksi yang ditularkan lewat udara dari dokter/perawat
ke pasien atau sebaliknya.
3. Masker sebagai alat pelindung.
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Masker digunakan saat di kamar bedah, kamar bersalin, ruang ICU,
Ruang Steril dan dapur.

P 1. Persiapan Alat : masker dari bahan kain (sintetis) yang berpori atau
R masker disposable.
O 2. Pelaksanaan:
a. Cuci tangan sebelum menggunakan masker
S
b. Kenakan masker hingga hidung dan mulut tertutup
E c. Gunakan masker steril khusus untuk tindakan steril
D d. Gunakan masker maksimal 24 jam tetapi dapat diganti bila tercemar
U atau lembab
e. Masker sekali pakai dibuang bersama sampah medis, masker kain
R
dicuci bersama linen terinfeksi.

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Instalasi Gizi
11. Unit laundri
12. Bagian Kebersihan

MENSTERILISASI ALAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


008/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Rumah Sakit Islam
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apatogen beserta
PENGERTIAN sporanya pada peralatan medis dengan cara merebus, stoom panas tinggi,
atau menggunakan bahan kimia
1. Mencegah terjadinya infeksi silang
TUJUAN 2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Sterilisasi harus dilakukan untuk semua alat-alat yang langsung kontak
dengan aliran darah atau jaringan normal steril.
KEBIJAKAN 4. Jenis peralatan yang harus disterilkan :
a. Peralatan yang terbuat dari logam (pinset, gunting, dll)
b. Peralatan yang tebuat dari kaca (tabung kimia, dll)
c. Peralatan terbuat dari ebonite (kanule rectum, canule trachea, dll)
d. Peralatan yang terbuat dari email (Waskom, dll)
e. Peralatan yang terbuat dari porselen (cangkir, piring, dll)

1. Peralatan medis disterilkan dengan cara merebus, stoom panas tinggi,


atau menggunakan bahan kimia.
2. Peralatan yang sudah disterilisasi kemudian dibungkus dan diberi label
yang jelas dengan mencantumkan : nama petugas yang melakukan
PROSEDUR sterilisasi, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
3. Jika peralatan yang baru disterilkan terbuka atau tanggal sterilisasi
sudah kadaluarsa, maka alat harus disterilkan kembali.

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi

MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit Islam
Malahayati
008/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Memasukan cairan (obat atau nutrisi) dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama ke
PENGERTIAN dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set).
1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan elektrolit.
2. Pemberian terapi intra vena
TUJUAN 3. Pemberian nutrisi melalui intra vena
4. Menjaga hemodinamik pasien
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi Nasional (KARS
VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission International Accreditation) dan Susunan
Tim Akreditasi RS Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar Prosedur
Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
SK Direktur No.83/SK/XII/RSIM//2014 tentang Peningkatan keselamatan Pasien dengan
Membersihkan Tangan di RSIM.
1. Persiapan Alat;
PROSEDUR
 IV kateter/ Abbocath sesuai dengan besar vena
 Cairan infus yang dibutuhkan
 Infus set
 Alkohol 70%
 Kapas alkohol/Alcohol swab
 Standar infus
 Three way stop cock (bila perlu)
 Plester
 Gunting plester/verban
 Pembalut/verban
 Bengkok (Nierbekken)
 Perlak kecil dengan alasnya
 Spalk dalam keadaan siap pakai (bila perlu)
2. Pelaksanaan
a. Memasang sampiran / gorden
b. Perawat/bidan memperkenalkan diri dan mencuci tangan dengan handrub
c. Identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien dan
mencocokkan dengan identitas pasien. Sampaikan bahwa pertanyaan
tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
d. Prosedur dilakukan dengan cahaya yang terang.
e. Mempersiapkan psikologis pasien:
 Menjelaskan prosedur dengan bahasa sederhana
 Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta pasien untuk mengulanginya
sesuai kemampuan pasien.
 Menanyakan adakah riwayat alergi terhadap plester.
 Cuci tangan perawat/bidan dengan handrub
 Lakukan pemasangan infus set ke botol cairan:
Membuka plastik infus set dengan benar
Melindungi ujung selang infus tetap steril
Menyambungkan infus set dengan cairan infus,
Gantung cairan infus di standard infus.
Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan
kompartemen tersebut.
Mengisi selang infus dengan cairan dengan posisi ujung selang
mengarah ke atas, alirkan perlahan untuk mencegah adanya emboli.
Buang sisa cairan ke nierbekken.

MEMASANG INFUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit Islam
Malahayati
008/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan
Tutup ujung selang dan dengan mempertahankan kesterilan dan
PROSEDUR
gantungkan selang infus terpasang ke standar infuse.
 Pilih vena yang tepat dan benar
 Pasang torniquet
 Letakkan perlak dengan alasnya

f. Desinfeksi vena dengan teknik yang benar dengan kapas alkohol/alcohol swab.
 Memutar dari dalam keluar dengan satu kali usapan.
g. Perawat/bidan memakai sarung tangan dan cuci dengan alkohol.
h. Buka IV kateter/ Abbocath dan periksa apakah ada kerusakan
i. Tusukkan Abbocath pada vena dengan arah dari samping.
j. Perhatikan adanya darah pada kompartemen dalam abbocath, bila ada maka mandrin
ditarik sedikit demi sedikit, sambil abbocath dimasukkan perlahan – lahan ke dalam
vena sehingga pangkal abocath sampai di permukaan kulit.
k. Lepaskan tourniquet. Tekan abocath terpasang dengan jari agar darah tidak mengalir
keluar.
l. Sambungkan ujung infuse set ke abbocath terpasang dengan terlebih dahulu mengecek
kelancaran aliran infus.
m. Lakukan fiksasi dengan memasang plester pada pangkal abbocath, tapi tidak mengenai
daerah penusukkan (disilang seperti kupu – kupu).
n. Tempelkan plester seperlunya dengan mempertahankan keamanan abbocath agar tidak
tercabut. Tulis tanggal pemasangan abocath dengan spidol di atas plester.
o. Atur tetesan infus sesuai instruksi dokter.
p. Tulis dengan spidol hitam pada botol infuse: tanggal pemasangan, jam pemberian,
jumlah tetesan per-menit, obat – obat tambahan, tanggal dan jam berakhirnya dan nama
perawat yang melaksanakan pemasangan.
q. Membereskan alat, dan membuang sampah pada tempat sampah medis.
r. Perawat/bidan mencuci tangan
3. Evaluasi
a. Awasi kelancaran tetesan sesuai instruksi dokter.
b. Cek rasa nyaman atau respon klien
c. Jaga cairan infus di dalam botol jangan sampai habis agar udara tidak masuk ke dalam
selang infus.
4. Dokumentasikan/catat tindakan yang dilakukan pada status pasien:
a. Cairan dan tetesan yang diberikan
b. Nomor abbocath yang dipasang
c. Vena yang dipasang
d. Waktu pemasangan
e. Perawat yang memasang
f. Respon pasien

Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA VENA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
Rumah Sakit Islam 010/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/2
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena yang
PENGERTIAN
dilakukan pada vena anggota gerak
TUJUAN Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk proses penyembuhan
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit Islam
KEBIJAKAN Malahayati Tahun 2014.
2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada Vena Dorsa Manus, Vena Radialis atau Vena Brachialis.
1. Persiapan Alat;
P
a. Trolly obat berisi obat yang akan diberikan
R b. Spuit disposible dengan ukuran yang sesuai kebutuhan
O c. Kapas Alkohol
d. Nierbekken
S e. Handschoen
E 2. Pelaksanaan:
a. Perawat/bidan cuci tangan dengan handrub dan memperkenalkan diri
D
b. Beri penjelasan kepada pasien atau keluarga.
U c. Baca etiket dan dosis obat.
R d. Masukkan obat ke dalam spuit di hadapan pasien sesuai dengan instruksi
dokter.
e. Pembungkus dan bekas ampul, vial obat dikumpulkan ke dalam tempat
yang telah disediakan untuk bukti kepada pasien.
f. Atur posisi pasien kemudian tentukan daerah yang akan disuntik, lakukan
pembendungan di bagian atasnya. Selanjutnya permukaan kulit di daerah
bersangkutan didesinfeksi dengan kapas alkohol dan diregangkan
g. Pasang alas di bagian yang akan disuntik, dan dekatkan bengkok
(nierbekken) ke bagian tubuh yang akan disuntik
h. Jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah vena, dengan sudut 15º s/d 30º
dengan lubang bevel menghadap ke atas
i. Penghisap spuit diaspirasi sedikit, bila jarum berhasil masuk ke dalam
vena, darah akan masuk ke dalam spuit, tapi bila tidak ada darah berarti
jarum tidak berhasil masuk ke vena, dan penyuntikan harus dipindahkan ke
bagian lain. Setelah berhasil bukalah segera karet pembendung.
j. Obat dimasukkan perlahan – lahan sampai habis. Setelah obat masuk
semua, jarum dicabut agak cepat, bekas tusukan ditekan dengan kapas
alkohol.
k. Perhatikan teknik septic dan antiseptic.

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA VENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
010/SPO/XI/RSIM/2014 B 2/2
Malahayati
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
l. Bila pemberian cairan/obat melalui vena dilakukan dalam jumlah banyak
dan waktu yang lama, maka pemberiannya dilakukan dengan cara infus
sesuai dengan program pengobatan.
PROSEDUR m. Observasi dan perhatikan reaksi obat (misalnya menggigil, urtikaria, shock,
collaps, dll).
n. Setiap pemberian obat dicatat dalam status pasien, meliputi rute/ cara
pemberian, dosis, jam pemberian dan nama jelas perawat

1. Unit Gawat Darurat


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
INTRA MUSCULAR

Rumah Sakit Islam No. Dokumen No. Revisi Halaman


Malahayati
Jl. P. Diponegoro 011/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan otot
Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk proses penyembuhan
TUJUAN
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit Islam
Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian depan luar (1/3 tengah
paha sebelah luar) atau pada otot bokong 1\3 bagian dari spina Iliaca
Anterior Superior (SIAS).
1. Persiapan Alat;
P
a. Trolly obat berisi obat yang akan diberikan
R b. Spuit disposible dengan ukuran yang sesuai kebutuhan
O c. Kapas Alkohol
S d. Cairan pelarut obat
e. Nierbekken.
E
f. Handschoen.
D 2. Pelaksanaan:
U a. Perawat/bidan cuci tangan dan memperkenalkan diri
R b. Memberi penjelasan kepada pasien atau keluarga
c. Baca etiket dan dosis obat
d. Atur posisi pasien kemudian tentukan daerah yang akan disuntik, lalu
permukaan kulit didesinfeksi dengan kapas alkohol. Kemudian jarum
ditusukkan tegak lurus (90º) dengan permukaan kulit.
e. Penghisap spuit ditarik sedikit (aspirasi), bila ada darah, obat jangan
dimasukkan. Tapi bila tidak ada darah, obat dimasukkan perlahan-lahan
f. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. Bekas tusukan
jarum ditekan dengan kapas alkohol
g. Perhatikan teknik aseptik dan antiseptik
h. Observasi dan perhatikan reaksi obat yang akan terjadi
i. Setelah tindakan selesai, catat dalam status
1. Unit Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN SUB CUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 012/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL 08 Desember 2014
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
PENGERTIAN Memasukkan obat di bawah kulit dengan jarum suntik
TUJUAN Mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk proses penyembuhan
1. Diusahakan agar penyuntikan dilakukan pada tempat yang berlainan
Lokasi penyuntikan:
a. Lengan atas sebelah luar 1/3 bagian dari bahu
b. Pada sebelah luar 1/3 bagian dari sendi panggul, daerah perut
sekitar pusat
KEBIJAKAN 2. Observasi keadaan umum pasien dan reaksi obat setelah penyuntikan
3. Bila timbul reaksi alergi hubungi dokter
4. Bila memakai spuit 2,5 cc/ 5 cc posisi jarum 45º
5. Bila memakai jarum spuit 1 cc posisi tegak lurus 90º
6. Pastikan obat belum kadaluarsa
1. Persiapan Alat;
P
a. Jadwal pemberian obat pasien
R b. Alat tulis
O c. Baki berisi:
 Kapas kering dalam tempatnya
S  Alkohol 70 %
E  Bak suntik
D  Spuit
 Obat yang akan disuntikkan
U  Bengkok
R  Handscoon
2. Pelaksanaan:
a. Perawat/ bidan cuci tangan dan memperkenalkan diri
b. Mengenali pasien dengan membaca gelang identitas.
c. Memberi tahu dan menjelaskan pemberian dan kegunaan obat
d. Membawa alat-alat ke dekat pasien
e. Mengatur lingkungan (menjaga privacy pasien)
f. Atur posisi pasien kemudian tentukan daerah yang akan disuntik,
mendesinfeksi lokasi penyuntikan
g. Menusukkan jarum suntikan dengan sudut 45º-90º
h. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan
i. Mencabut jarum dan hapus lembut bekas tempat suntikan
j. Merapikan pasien dan alat bekas suntik ke sampah medik
k. Observasi hasil tindakan
l. Cuci tangan
m. Pemberian obat dicatat dalam status pasien, meliputi rute / cara
pemberian, dosis, jam pemberian dan nama jelas perawat
1. Unit Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN INTRA CUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Rumah Sakit Islam
Malahayati 013/SPO/XI/RSIM/2014 B 1/1
Jl. P. Diponegoro
No. 2 – 4 Medan

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR
OPERASIONAL
(dr. Muhammad Fahdhy SpOG, MSc)
Direktur
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan pada
PENGERTIAN lengan atas kanan, lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain yang
dianggap perlu.
1. Melaksanakan uji coba tertentu (misalnya skin test).
2. Memberikan obat tertentu.
TUJUAN 3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin test).
1. SK Direktur No.65/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pelaksanaan Akreditasi
Nasional (KARS VERSI 2012) & Internasional (Joint Commission
International Accreditation) dan Susunan Tim Akreditasi Rumah Sakit
Islam Malahayati Tahun 2014.
KEBIJAKAN 2. SK Direktur No.66/SK/XI/RSIM//2014 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Medis Pada Pasien.
3. Dilakukan atas instruksi atau pesanan dokter.
4. Dilakukan oleh perawat yang berkompeten.
1. Persiapan Alat;
P
a. Spuit 1 cc atau spuit khusus
R b. Kapas alkohol
O c. Obat yang diperlukan
d. Bengkok.
S e. Handschoen
E 2. Pelaksanaan:
a. Perawat/bidan cuci tangan dgn handrub dan memperkenalkan diri
D b. Mengenali pasien dengan membaca identitas dan memanggil nama
U pasien.
c. Memberi tahu dan menjelaskan pemberian dan kegunaan obat.
R
d. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
e. Mengatur lingkungan (menjaga privacy pasien).
f. Atur posisi pasien kemudian tentukan daerah yang akan disuntik
g. Permukaan kulit yang akan disuntik didesinfeksi lalu diregangkan
dengan tangan kiri.
h. Lubang jarum membentuk sudut 15-20ºC dengan permukaan kulit
i. Obat dimasukan sampai permukaan kulit pada tempat yang disuntik
menggembung.
j. Setelah obat masuk semua, jarum suntik dicabut cepat, bekas tusukan
jarum jangan ditekan atau dihapus dengan kapas alkohol.
k. Alat dibereskan, perawat cuci tangan.
l. Hasilnya dicacat dalam status pasien, meliputi rute/ cara pemberian,
dosis, jam pemberian dan nama jelas perawat.
1. Unit Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
UNIT TERKAIT 5. Unit Perawatan Intensif (ICU)
6. Unit Kamar Bersalin
7. Unit Kamar Bayi
8. Unit Hemodialisa
9. Unit Laboratorium Kateterisasi

Anda mungkin juga menyukai