Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL ASESMEN ANAK

AUTIS

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Autis
Dosen Pengampu: Muchamad Irvan, S.Pd., M.Pd.

Nama Anggota Kelompok :

Riyanda Putri Earlyarini : 210154602465


Tsinta Urfa Salsabila : 210154602513
Zanifatus Ardila Widyasti : 210154602469

Offering A21
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR BIASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Jalan Semarang 5, Malang 61545 Telpon: 0341-
551312, Faksimile: 0341-551921 Laman:
www.um.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT zat Yang Maha Pemberi Karunia yang
dengan pemberian karunia-Nya kami masih dapat menghembuskan oksigen sampai saat ini. Yang Maha
Pengasih, yang dengan segala kasih sayang-Nya kami masih dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu pada mata kuliah ini. Yang Maha Pemberi Rahmat, dengan segala rahmatnya
kami diberikan kesempatan untuk berkumpul dan menyusun “Laporan Hasil Asesmen Anak Autis”
berdasarkan observasi yang telah kami lakukan di tempat.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Muchammad Irvan
S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pendidikan Anak Autis. Juga kami ucapkan
kepada pihak pendukung yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengasesmen Ananda
Mohammad Aldi Firmansyah dan Ravidan Arkhan Hermanto yaitu ibunda dari keduanya yaitu ibu
Sucik dan Ibu Eny.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan bagaimana
semestinya, serta dapat diterima sebagai penunjang nilai pada mata kuliah ini.

Malang, 20 November 2022

Penyusun
LAPORAN HASIL ASESMEN I
 Identitas

Nama :
Umur :
Tempat Tanggal Lahir :
Kelas :
Sekolah :
Alamat Rumah :
Jenis Kelamin :
Agama :
Status anak :
Nama Ayah :
Pekerjaan :
Status :
Nama Ibu :
Pekerjaan :
Status :

 Riwayat Perkembangan Anak

1. Riwayat melahirkan dan proses kelahiran


Perkembangan pada masa kehamilan :Normal
Usia kandugan ketika melahirkan :9 bulan
Penolong proses kelahiran :Dokter
Riwayat proses kelahiran :Normal
Penyakit pada proses kelahiran :Tidak ada
Berat badan bayi :1,7 KG
Panjang badan bayi : 52 CM
2. Perkembangan pada masa balita
Minum susu kaleng hingga umur : 3 Tahun
Menyusu pada ibu hingga umur :
Imunisasi lengkap/tidak : Lengkap
Pemeriksaan rutin ; Rutin
Kualitas makanan : Baik
Kesulitan minuman : tidak
Kesulitan makan/tidak : Iya
3. Perkembangan fisik
Dapat berjalan pada umur : 1 ½ Bulan
Dapat berdiri pada umur : 7 Bulan
Naik sepeda roda tiga pada umur : Tidak
Kesulitan gerak yang dialami : Baik
Naik sepeda roda dua pada umur : tidak
Status gizi balita : Baik
4. Perkembangan social
Hubungan dengan teman
Hubungan dengan saudara : Tidak baik
Hubungan dengan orang tua : Baik
Hobi :
5. Perkembangan Pendidikan
Masuk PAUD/TK pada umur : 4 ½ Tahun
Kesulitan selama di PAUD/TK :
Prestasi yang dicapai :-
Masuk SD pada umur : 6 tahun
Mata pelajaran yang paling sulit : Menulis
Mata pelajaran yang paling disukai : Bermain

HASIL M-CHAT

NO. PERTANYAAN YA TIDAK

1. Jika anda menunjuk sesuatu di ruangan, apakah anak anda melihatnya?


(Misalnya, jika anda menunjuk hewan atau mainan, apakah anak anda
melihat ke arah hewan atau mainan yang anda tunjuk?) √

2. Pernahkah anda berpikir bahwa anak anda tuli? √


3. Apakah anak anda pernah bermain pura-pura? (Misalnya, berpura-pura
minum dari gelas kosong, berpura-pura berbicara menggunakan
telepon, atau menyuapi boneka atau bon eka binatang?) √

4. Apakah anak anda suka memanjat benda-benda (Misalnya, furniture, √


alat-alat, bermain, atau tangga)

5. Apakah anak anda menggerakkan jari-jari tangannya dengan cara yang


tidak biasa di dekat matanya? (Misalnya, apakah anak anda
menggoyangkan jari dekat pada matanya?) √

6. Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk meminta
sesuatu atau untuk meminta tolong? (Misalnya, menunjuk makanan
atau mainan yang jauh dari jangkauannya) √

7. Apakah anak anda pernah menunjuk dengan satu jari untuk


menunjukkan sesuatu yang menarik pada anda? (Misalnya, menunjuk
pada pesawat di langit atau truk besar di jalan) √

8. Apakah anak anda tertarik pada anak lain? (Misalnya, apakah anak √
anda memperhatikan anak lain, tersenyum pada mereka atau pergi ke
arah mereka)

9. Apakah anak anda pernah memperlihatkan suatu benda dengan


membawa atau mengangkatnya kepada anda – tidak untuk minta
tolong, hanya untuk berbagi? (Misalnya, memperlihatkan anda bunga, √
binatang atau truk mainan)

10. Apakah anak anda memberikan respon jika namanya dipanggil?


(Misalnya, apakah anak anda melihat, bicara atau bergumam, atau
menghentikan apa yang sedang dilakukannya saat anda memanggil √
namanya)

11. Saat anda tersenyum pada anak anda, apakah anak anda tersenyum √
balik?

12. Apakah anak anda pernah marah saat mendengar suara bising sehari-
hari? (Misalnya, apakah anak anda berteriak atau menangis saat
mendengar suara bising seperti vacuum cleaner atau musik keras) √

13. Apakah anak anda bisa berjalan? √

14. Apakah anak anda menatap mata anda saat anda bicara padanya, √
bermain bersamanya, atau saat memakaikan pakaian?

15. Apakah anak anda mencoba meniru apa yang anda lakukan?
(Misalnya, melambaikan tangan, tepuk tangan atau meniru saat anda
membuat suara lucu) √
16. Jika anda memutar kepala untuk melihat sesuatu, apakah anak anda √
melihat sekeliling untuk melihat apa yang anda lihat?

17. Apakah anak anda mencoba untuk membuat anda melihat kepadanya?
(Misalnya, apakah anak anda melihat anda untuk dipuji atau berkata
“lihat” atau “lihat aku”) √

18. Apakah anak anda mengerti saat anda memintanya melakukan sesuatu?
(Misalnya, jika anda tidak menunjuk, apakah anak anda mengerti
kalimat “letakkan buku itu di atas kursi” atau “ambilkan saya selimut”) √

19. Jika sesuatu yang baru terjadi, apakah anak anda menatap wajah anda
untuk melihat perasaan anda tentang hal tersebut? (Misalnya, jika anak
anda mendengar bunyi aneh atau lucu, atau melihat mainan baru, √
akankah dia menatap wajah anda?)

20. Apakah anak anda menyukai aktivitas yang bergerak? (Misalnya, √


diayun-ayun atau dihentak-hentakkan pada lutut anda)

Total skor 6

Hasil M-CHAT-R/F

1. Anak dapat dinyatakan LULUS dengan syarat harus ada rewardnya kalau tidak ada
rewardnya anak tidak mau, contohnya dengan bola
2. Anak dapat dinyatakan LULUS .
3. Anak dapat dinyatakan GAGAL karna anak non verbal belum bisa berbicara sendiri,
hanya bisa gremeng ( berbicara tidak jelas ).
4. Anak dapat dinyatakan GAGAL dikarnakan anak lebih banyak main sendiri, bermain
dipojokan kelas
5. Anak dapat dinyatakan LULUS dalam kemampuang menggerakkan jari anak mampu
seperti mengambil, memegang, menyentuh, dll. Gerakan sehari hari makan, ambil bola,
melempar bola
6. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan komunikasi yaitu menunjuk dengan
satu jari untuk meminta sesuatu atau meminta tolong. Anak hanya mampu membimbing
atau mengarahkan orang tua kepada objek yang diinginkannya, ( mengkode )
7. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam menunjuk dengan satu jari untuk menunjukkan
sesuatu yang menarik kepada orang tuanya. Anak cenderung melihat atau menghampiri
sendiri objek yang menurutnya menarik tanpa menunjukkannya kepada orang tua.
8. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan interaksi social yaitu menaruh
perhatian atau tertarik pada anak lain. Anak lebih tertarik pada dunianya sendiri.
9. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan interaksi sosial, yaitu anak tidak
mampu memperlihatkan suatu benda dengan membawa atau mengangkatnya kepada
orang tua atau orang lain.
10. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan interaksi sosial yaitu anak tidak
memberikan respon jika namanya dipanggil. Karna untuk kontak mata saja anak masih
belum bisa dan juga tidak bisa mnegenal pada dirinya
11. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan interaksi sosial yaitu anak tidk
mampu memberi respon berupa senyuman balik kepada orang yang tersenyum padanya.
Dikarnakan untuk kontak mata saja mereka sulit
12. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan social emosi anak cenderung belum
bisa merasakannya.
13. Anak dapat dinyatakan LULUS dalam kemampuan berjalan. Anak mampu berjalan tanpa
perlu bertumpu atau berpegangan pada apapun.
14. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan menatap mata anak tidak mampu
karna anak cenderung asik dengan dunianya sendiri
15. Anak dapat dinyatakan LULUS dalam kemampuan mencoba meniru yang menurut anak
itu mudah seperti melempar bola
16. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan mengikuti arah pandang anda. Anak
belum mampu di karnakan untuk focus dalam satu objek mereka masih belum bisa .
17. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan anak untuk dilihat oleh gurunya,
anak masih belum mampu ,dikarnakan anak cenderung suka menyendiri
18. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam kemampuan minta sesuatu , anak masih belum
mampu , anak cenderung melakukan sendiri tanpa sepengetahuan gurunya
19. Anak dapat dinyatakan GAGAL dalam berkomunikasi dengan guru yaitu menatap guru
saat sesuatu baru terjadi masih belum mampu, misalnya saat ia berhadapan dengan objek
yang menarik baginya. Anak tidak melihat atau menghampiri sesuatu yang menarik
perhatiannya.
20. Anak dapat dinyatakan LULUS dalam responnya terhadap aktivtas yang bergerak. Anak
cendrung menyukai aktivitas yang bergerak, seperti saat gurunya mengayunkan badannya
atau dihentak-hentakkan.

INTERPRETASI
1. Ata memiliki masalah dalam interaksi sosial, yaitu kemampuan fokus terhadap objek yang
ditunjuk guru, kemampuan mengikuti arah pandang secara spontan, membuat kontak mata,
membangun interaksi dengan teman sebaya, serta berbagi apa yang menurutnya menarik.
2. Pada hal komunikasi, Ata membutuhkan pengembangan dalam aspek menunjuk dengan satu
jari.
3. Ata perlu mengembangkan lagi rasa empati serta simpatinya
4. Ata masih perlu bimbingan dalam menulis.
.
Rekomendasi Layanan Intervensi Untuk ---

1. Picture Exchange Communication System (PECS)


Gangguan utama yang menjadi penghalang bagi Ata adalah fakta dari hasil assasment
bahwa dirinya non verbal, dengan demikian minim dan sangat sulit untuk terjadi
komunikasi, salah satu metode terapi yang dapat dan mudah digunakan untuk
menghadapi permasalahan ini adalah dengan picture exchange communication system
(PECS). PECS merupakan suatu metode untuk mengembangkan komunikasi anak
autis menggunakan gambar untuk menukar benda yang diinginkan sesuai gambar
tersebut (Kurniawan, Mahtarami, & Lestari, 2016). Pada umumnya anak-anak dengan
autisme memiliki kemampuan yang menonjol di bidang visual (misalnya gambar atau
video) daripada berkomunikasi. Seperti pernyataan Bogdashina (2004) bahwa salah
satu karakteristik autisme adalah kemampuan luar biasa yang (mungkin sebagian
besar) unggul dalam keterampilan visual—spasial, sementara berkinerja sangat buruk
pada keterampilan verbal. Karena itu bagus untuk menggunakan sebuah metode yang
berupa media visual untuk membantu anak dengan autisme dalam keterampilan
berkomunikasi.
2. Peer Mediated Buddy Program
Berdasarkan hasil asesmen anak di atas, dapat diketahui bahwa anak memiliki
masalah pada aspek interaksi sosialnya, dimana anak tidak mampu membangun
interaksi dengan teman-temannya, ia cenderung asik dengan dunianya sendiri. Oleh
karena itu, intervensi peer mediated buddy sesuai diterapkan pada anak untuk
meningkatkan kompetensi sosial bagi anak. Dalam metode ini, seluruh komponen
sekolah diikutsertakan, khususnya peserta didik yang tidak memiliki kebutuhan
khusus dalam berinteraksi dengan siswa lain. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang
tidak memiliki kebutuhan khusus memberikan contoh bagi anak yang bersangkutan,
karena anak tidak mempunyai inisiatif dalam melakukan interaksi sosial.

Anda mungkin juga menyukai