Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alifia Rada Alhusna

NIM : 22205241062
Kelas : PBD A 2022
Matkul : Teori Sastra Jawi

Analisis Mimetik Serat Kalatidha


Reriptan Raden Ngabehi Ranggawarsita

“Mangkya darajating praja


kawuryan wus sunyaruri
rurah pangrehing ukara
karana tanpa palupi
atilar silastuti
sijana sarjana kelu
kalulun kala tidha
tidhem tandhaning dumasi
ardayengrat dene karoban rubeda”

Terjemahan :
“keadaan negara waktu sekarang sudah semakin merosot. Situasi telah menjadi
rusak karena sudah tidak ada yang diikuti lagi. Banyak orang-orang yang
meninggalkan aturan-aturan lama. Orang cerdik terbawa arus kala tida ( zaman yang
penuh keraguan). Suasana menandakan situasi yang mencekam karena dunia penuh
dengan gangguan”

Melalui pendekatan mimetik, kutipan tersebut adalah gambaran dari situasi


kehidupan manusia pada masa sekarang. Keadaan negara yang semakin merosot
disebabkan karna tidak ada lagi yang memberi tauladan (karana tanpa palupi)
manusia yang dulunya mamatuhi aturan menjadi meninggalkan norma-norma
kehidupan(atilar silastuti). Banyak orang yang cerdik tetapi terbawa arus jaman yang
penuh keraguan dengan tidak memercayai nilai pikirannya. Semua masalah inilah
yang menyebabkan suasana dunia menjadi mencekam dan penuh masalah.

“Ratune ratu utama


Patihe patih linuwih
Pra nayaka tyas raharja
Panekara becik-becik
Parandene tan dadi
Paliyasing kala bendhu
Mandar mangkin andadra
Rubeda angribedi
Beda-beda ardaning wong senagara”
Terjemahan:

“Rajanya termasuk raja yang utama. Patihnya patih yang mempunyai kelebihan.
Semua anak buahnya berhati baik. Pemuka-pemuka masyarakat baik. Namun
semuanya itu tidak menjadi oleh karena daya zaman kala bendhu. Bahkann
semakin menjadi-jadi. Gangguan merepotkan. Berbeda-beda pikiran dan
kehendak orang dalam satu negara”

Melalui pendekatan mimetik, menggambarkan bahwa pada masa itu memiliki


raja,patih,pimpinan,dan para pemuka masyarakat yang baik. Tetapi, tidak
menghasilkan kebaikan (parandene tan dadi) ini disebabkan karena zaman kala
bendhu yang semakin menjadi-jadi dan menyebabkan semakin banyaknya
masalah. Pendapat orang-orang dalam satu negara itupun berbeda-beda yang bisa
menyebabkan terjadinya perpecahan.

“Katetangi tangis sira


Sira sang paramengkawi
Kawileting tyas duhkita
Kataman ing reh wirangi
Dening upaya sandi
Sumaruna anerawung
Mangimur mauhara
Met pamrih melik pakoleh
Temah suka ing karsa tanpa wiweka”

Terjemahan:

“Saat itulah hatinya menangis. Dia dalang sang pujangga. Diliputi hati yang
sedih. Mendapat hinaan dan rasa malu. Akibat perbuatan seseorang. Semula orang
tersebut memberi harapan. Menghiu hatinya. Mempunyai keinginan untuk
memperoleh sesuatu. Sehingga sang pujangga karena terlalu gembira tidak
waspada”

Pada kutipan ini menggambarkan kekecewaan dan penyesalan sang pujangga.


Kegembiraan sang pujangga menghilangkan kewaspadaanya.. sang pujangga
terlena dengan mulut manis yang seolah memberi harapan dan memang
pujangga ingin mendapatkan sesuatu. Pujangga akhirnya sedih karena
dipermalukan. Disini ada kesadaran dalam kekecewaan, bahwa “melik
nggendong tali” yang tergambar dalam “met pamrih pakolih, temah suka ing
karsa tanpa waweka”

Anda mungkin juga menyukai