Anda di halaman 1dari 10

JURNAL RISET REKAYASA ELEKTRO

Vol.x, No.x, Juni 20xx, Hal. xx~xx


P-ISSN: 2685 - 4341 E-ISSN: 2685 - 5313  1

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK DAN KAPASITAS LIFT PADA GEDUNG


PARKIR RUMAH SAKIT Ir.SOEKARNO

Untung Subagyo1, Winarso2


Program Studi S1 Teknik Elektro,
Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuh Waluh, Kembaran 53182, Indonesia

Informasi Makalah INTISARI


Pada pembangunan sebuah gedung bertingkat diperlukan sebuah
Dikirim, perancangan yang matang supaya didapatkan hasil yang maksimal, seperti
Direvisi, perancangan pencahayaan, perancangan kapsitas lift serta kebutuhan daya
listrik. perencanaan kuat pencahayaan serta kapasitas lift pada Gedung Parkir
Diterima,
Rumah Sakit Ir.Soekarno dirancang berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI). Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan untuk ruang kantin lantai
Kata Kunci: 1 yang memiliki luas ruangan 182,52 m2 dengan menggunakan lampu recess
mounted 2 x 9 watt 1800 Lumen menghasilkan perhitungan armature
Perencanaan, pencahayaan, lift,
sebanyak 11 buah, dan perhitungan kapasitas lift dengan jumlah slot parkir
Etap
pada tiap lantai 61 slot parkir dan kapasitas lift 600kg (9 orang)
membutuhkan 4 unit lift dengan daya 5,88 kW per unit. Kebutuhan daya
Gedung Parkir adalah 401,15 kVA dengan capasitor bank sebesar 120
kVAR, daya terpasang pada gedung sebesar 630 kVA serta genset 630 kVA.
Untuk mengetahui drop tegangan pada sistem distribusi tenaga listrik pada
gedung tersebut menggunakan simulasi ETAP, drop tegangan 0,78% terjadi
pada panel SDP AC lantai 7 dengan jarak 45 meter.
ABSTRACT
In the construction of a multi-storey building, a careful design is needed in
Keyword: order to obtain maximum results, such as lighting design, elevator capacity
Planning, lighting, elevator, Etap. design and electrical power requirements. planning for strong lighting and lift
capacity in the Ir. Soekarno Hospital Parking Building was designed based
on the Indonesian National Standard (SNI). Based on the results of planning
calculations for the 1st floor canteen room which has a room area of 182.52
m2 using 2 x 9 watt recess lights 1800 Lumen, it produces 11 armature
calculations, and lift capacity calculations with the number of parking slots
on each floor 61 parking slots and a 600kg lift capacity (9 people) requires 4
lifts with a power of 5.88 kW per unit. The parking building's power
requirement is 401.15 kVA with a capacitor bank of 120 kVAR, 630 kVA
installed in the building and a 630 kVA generator. To find out the voltage
drop on the electric power distribution system in the building using ETAP
simulation, a voltage drop of 0.78% occurs on the 7th floor AC SDP panel
with a distance of 45 meters.

Korespondensi Penulis:
Untung Subagyo
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuh Waluh, Kembaran 53182, Indonesia
Email: Untungsubagyo77@gmail.com

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


2  ISSN: 2685 - 4341

1. PENDAHULUAN
Perencanaan instalasi listrik pada sebuah bangunan bertingkat merupakan hal yang
membutuhkan perhitungan akurasi yang tepat. Pada perencanaan bangunan instalasi kebutuhan daya
pada bangunan bertingkat yang dalam hal ini adalah bangunan gedung parkir membutuhkan
perencanaan pada pendistribusian energi listrik dan lift. Semakin maraknya kejadian kebakaran yang
terjadi pada rumah-rumah maupun bangunan gedung-gedung yang diperkirakan disebabkan oleh
hubung singkat ataupun beban berlebih yang menyebabkan isolasi kabel tidak mampu menahan panas
yang timbul sehingga terjadi kebakaran Banyak ditemukan pada suatu gedung instalasi kelistrikan yang
kurang memperhatikan aturan, keamanan dan teknologi modern dan estetika keindahan ditambah tidak
sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) serta Standar Nasional Indonesia (SNI). Pada
hakikatnya perencanaan sistem instalasi listrik diwajibkan mengacu pada ketentuan yang berlaku
dimana pada hal ini adalah PUIL 2000 dan undang-undang ketenagalistrikan 2002. Dikarenakan pada
gedung bertingkat memerlukan daya cukup besar, oleh karenanya pendistribusian diperhatikan sebaik-
baiknya agar kebutuhan daya listrik dapat terpenuhi dan sesuai dengan aturan yang berlaku.[1]
Lift atau biasa diebut elevator yang biasa digunakan untuk mengangkut orang atau barang pada
bangunan yang tinggi. Ada beberapa aspek dalam perencanaan lift, diantaranya adalah lokasi dan
konfigurasi layout, jumlah kapasitas serta kecepatan, grouping, single deck atau double deck, sky lobby
dengan shuttle service, zoning (high rise atau express lift dan lower rise). Faktor yang dapat
mempengaruhi pertimbangan dalam pemilihan sistem desain lift antara lain, jumlah lantai yang
dilayani, jarak lantai ke lantai, jumlah penghuni pada tiap lantai, lokasi gedung, penggunaan khusus lift
dalam gedung, lantai-lantai khusus, fungsi gedung.[2]
Tujuan penelitian: untuk memenuhi syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik, untuk
kewajiban melaksanakan Skripsi sebagai salah satu persyaratan kurikulum yang ada pada Program Studi
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

2. METODE PENELITIAN
2.1. Diagram Alir
Kegiatan penelitian dapat berjalan lancar, maka perlu dilakukan secara teratur dalam bentuk tahapan
tahapan yang sistematis, baik sebelum kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan. kegiatan penyusunan
laporan ini adalah suatu bentuk penelitian yang menggunakan metode perencanaan. Tahapan-tahapan
penelitian dijelaskan pada bagan alir dibawah ini:

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


3JRRE ISSN: 2685 - 4341 

Gambar 1. Diagram alir


2.2. Perancangan Penerangan
a. Menghitung armature lampu:[3]
ExA
N = ………………………………………………………………………..…
n X ϕ x kp x kd
(1)
Keterangan:
N = Jumlah titik lampu
E = Kuat penerangan (Lux)
A = Luas permukaan (m2)
Φ = Total nilai pencahayaan (LUMEN)
Kd = Faktor depresiasi 0,8
Kp = Faktor utilitas 0,6
n = Jumlah lampu dalam 1 titik

2.3. Perancangan AC
a. Perhitung kebutuhan AC ditentukan dengan rumus berikut:[3]
pxlxt
Kebutuhan AC = x 500 BTU………………………………………………………(2)
3
Dimana:
Kapasitas AC berdasarkan PK:
½ PK = 5000 Btu/h (ukuran ruangan 10𝑚²)
¾ PK = 7000 Btu/h (ukuran ruangan 14𝑚²)
1 PK = 9000 Btu/h (ukuran ruangan 18𝑚²)
1 ½ PK = 12000 Btu/h (ukuran ruangan 24𝑚²)
2 PK = 18000 Btu/h (ukuran ruangan 36𝑚²)

2.4. Kuat Hantar Arus


Untuk sistem 1 fasa:
P
In = (ampere)………………………………………………………………………….(3)
V x cos ϕ
Untuk sistem 3 fasa:
P
In = (ampere)……………………………………………………………………...(4)
√3 x V x cosϕ
2.5. Perhitungan Kapasitas Lift
a. pHC (presentation handling capacity)
presentation handling capacity dapat dilihat pada table berikut:[4]

Gambar 2. presentation handling capacity


b. HC (Handling Capacity)
Penentuan handling capacity dilakukan dengan cara:
HC= pHC x populasi bangunan (Building population)
Dimana:
HC = Handling Capacity

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


4  ISSN: 2685 - 4341

pHC = Presentation Handling Capacity


populasi bangunan = jumlah orang yang ada pada bangunan
c. Perjalanan bolak balik (Round Trip)
Dalam menghitung waktu perjalanan bolak balik lift digunakan cara sebagai berikut:[2]
( 2h+ 4 s ) ( n−1 )+ s (3 m+ 4)
T= ……………………………………………………………….
s
(5)
Dimana:
T = Waktu perjalanan bolak balik lift
h = jarak antar lantai ke lantai (m)
s = Kecepatan rata-rata lift (m/detik)
n = Jumlah lantai yang dilayanni lift
m = daya angkut/kapasitas lift (orang)
d. Kapasitas satu kali angkut
Kapasitas dalam satau kali angkut pada lift dihiyung dengan cara berikut:[4]
HC
N= ……………………………………………………………………………………...(6)
h
Keterangan:
N =Jumlah lift
HC = Handling capacity
H = kapasitas dalam satu kali angkut
e. Waktu Tunggu
Menghitung waktu tunggu dilakukan dengan menggunakan rumus:[5]
TLNT
WTR = ≤ kriteria (detik)…………………………………………………………..….(7)
N
Dimana:
WTR = Waktu tunggu
TLNT = Round trip/waktu bolak balik lift
N = Jumlah lantai
f. Beban Puncak
Cara menghitung beban puncak pada suatu lift digunakan rumus sebagai berikut:[2]
p ( 2 a−3 mN ) n
Beban puncak = ……………………………………………………………….
2a
(8)
Dimana:
N = Jumlah lift
a = luas lantai pertingkat
P = Prosentase jumlah penghuni gedung yang diperhitungkan sebagai beban lift
g. Power Output
Power output merupakan energi yang menghasilkan tenaga yaitu beban muatan penuh kali
kecepatan dan dibagi dengan rendemen. Rumus yang digunakan adalah[5]
K x s x (1−O/B)
Power output = …………………………………………………………….
6120 x ƞ
(9)
Dimana:
P Output = daya yang menghasilkan kerja (kW)
K = kapasitas lift (kg)
s = kecepatan lift (m/m)
O/B = overbalance (0,425 s/d 0,50)

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


5JRRE ISSN: 2685 - 4341 

Ƞ = rendemen sistem instalasi

2.6. Drop Voltage


Besarnya drop tegangan dapat di tentukan dengan rumus:[3]
Droup tegangan
ΔV= I x R(V)……………………………………………………………………………….(10)
R = 𝝆l/A(Ω)………………………………………………………………………………...(11)
Rugi-rugi daya
(ΔP) = I² x R (W)…………………………………………………………………………...(12)
(%ΔP) = ΔP/P x 100%...........................................................................................................(13)
Keterangan :
𝝆 = tahanan jenis (Ω mm2/m)
𝓁 = panjang penampang (m)
A = luas penampang penghantar (mm2)
R = tahanan ( Ohm)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Perancangan Penerangan
a.Perhitungan titik lampu
Perhitungan titik lampu bertujuan menentukan total daya pencahayaan terpasang. Perhitungan
dilakukan dengan berdasarkan standart nilai lux ruangan, luas ruangan serta lumen lampu yang
digunakan, berikut adalah menghitung titik lampu pada Ruang panel lantai 1:
ExA
N=
n X ϕ x kp x kd
350 x 10
= = 0,83 titik
2 X 3600 x 0.6 x 0.8
Dengan memperhitungkan kerapihan plafon dan perhitungan pembulatan, maka total armature yang
dipasang adalah 1 buah.

3.2. Perancangan AC
a. Perencanaan AC
Digunakan 3 jenias AC pada perancangan ini yaitu AC split yang digunakan untuk ukuran
ruang kecil hingga sedang, ceiling mounted (cassette)digunakan pada ruang dengan ukuran besar
dan Standing floor digunakan pada ruang ukuran besar. Berikut adalah sample untuk perhitungan
kebutuhan AC ruang kantin lantai 1 yang memiliki ukuran ruang dengan luas 182,58 m2:
pxlxt
AC = x 500
3
182,58 x 3
= x 500 = 91.260 BTU
3
Kebutuhan AC untuk ruang kantin adalah 91.260 BTU sehingga untuk kapasitas AC yang
terpasang pada ruang kantin harus lebih besar atau sma dengan hasil secara perhitungan.
Dari total kebutuhan AC pada Gedung parkir rumah sakit sebesar 858878 BTU dipasang
AC dengan kapasitas1106100 BTU.

3.3. Perencanaan Distribusi Tenaga Listrik


Sistem Dpendistribusian tenaga listrik pada gedung parkir rumah sakit Ir.Soekarno yang bersumber
dari transformator dan genset yang menyuplai panel LVMDP yang terdiri dari panel MDP, panel lift
dan panel hidrant dan pompa. Panel MDP terdiri dari 11 panel SDP yang terdiri dari panel SDP lampu
lantai 1, SDP AC dan stopkontak lantai 1 hingga panel SDP rofftop.

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


6  ISSN: 2685 - 4341

3.4. Analisa Kebutuhan Daya Gedunng Parkir


Beban terpasang pada gedung parkir yang terdiri dari pencahayaan, stopkontak dan AC adlah
sebesa136524. Analisa kebutuhan daya maksimum dihitung dengan cara sebagai berikut:
Gedung parkir rumah sakit Ir.soekarno tergolong kedalam beban komersial yang mempunyai
nilai factor-factor beban sebagai berikut:
1) Faktor kebutuhan :90%
2) Faktor diversitas (Fd) :1,1
3) Faktor beban :30%
4) Faktor kebersamaan (Fc) :0,9
5) Cos ϕ : 0,85
Beban terpasang ( Watt ) x faktor kebutuhan
Daya maksimum = 1
Fc
136524 x 90 %
Daya maksimum = 1 = 110584 watt
0,9
Jadi daya maksimum Gedung parkir rumah sakit adalah 110584 watt, angka inilah yang digubakab
sebagai kabel feeder dan gawai pengaman utama gedung parkir.

3.5. Perancangan Lift


Dalam menghitung kebutuhan lift dalam sebuah Gedung dilakukan dengan cara serperti:
a.Populasi dalam bangunan (Building population)
1) Slot parkir tiap lantai : 61slot
2) Lantai yang dilayani : 5 lantai
3) Penumpang pada tiap kendaraan: 3 orang
4) Populasi dalam bangunan:
Jumlah Slot x jumlah lantai xjumlah penumpang = 61 x 5 x 3 = 915 orang
b. pHC (presentation handling capacity)
berdasarkan tabel presentastion handling capacity pada Gedung parkir masuk pada
kategori Dormitories yaitu presentasi handling capacity berada pada 10-11% dimana:
HC (Handling Capacity):
pHC x Populasi bangunan = 10% x 915 = 91,5
Dibulatkan menjadi 92
c.Perjalanan bolak balik (Round Trip)
Round Trip merupakan waktu yang dibutuhkan lift untuk bekerja bolak balik, dihitung dengan cara:
( 2h+ 4 s ) ( n−1 )+ s (3 m+ 4) ((2 x 4)+( 4 x 1,5) ) ( 7−1 ) +1,5((3 x 9)+ 4)
T= = = 87 detik
s 1,5
d. Kapasitas dalam satu kali angkut
Kapasitas angkut dihitung dengan:
300 x p 300 x 7
h= = = 24,13
RT 87
dibulatkan menjadi 24 orang
e.Jumlah llift
HC 92
N= = = 3,8
h 24
Jadi jumlah minimum lift yang dibutuhkan pada Gedung parkir adalah 4 unit.

f. Waktu tunggu
Waktu tunggu lift dihitung dengan cara:

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


7JRRE ISSN: 2685 - 4341 

TLNT
WTR = ≤ kriteria (detik)
N
87
= = 12,4 detik
7
g. Beban Puncak
Beban Pundak dihitung dengan menggunakan:
p ( 2 a−3 mN ) n 5 % ( ( 2 x 1881 )−(3 x 9)N ) 7
Beban puncak = =
2a 2 x 10
= 65,8−0,47=65,3 N ( orang)
h. Power Output
Power Output dihitung dengan menggunakan rumus:
K x s x (1−O/B) 600 x 90 x (1−0,50)
Power output = =
6120 x ƞ 6120 x 0,75
= 5,88 kW.

3.6. Perencanaan Beban Panel LVMDP


Panel LVMDP pada gedung parker rumah sakit mengaliri listrik ke beberapa panel distribusi seperti
panel SDP dan MDP seperti pada table berikut:

Tabel1. Data beban terpasang pada panel LVMDP

PANEL Total Beban (VA)


MDP Gedung Parkir 130.099
SDP Hidrant dan Pompa 150.000
SDP Lift 28.235
Total 308.334

Berdasarkan data diatas menunjuka bahwa total beban pada panel LVMDP adalah sebesar 308334 VA.
Maka untuk menghitung penghantar dan gawai proteksi dilakukan dengan perhitungan berikut:
S 308334
a. Arus Nominal: = = 468,47 A
√3 x v √3 x 380
b. KHA : 125% x In = 585,58 A
Dengan mempertimbangan potensi perkembangan dan bertambahnya kebutuhan daya, maka kabel
penghantar yang digunakan adalah NYY 4 x 1 x 300 mm² dan gawai pengaman menggunakan
ACB 1000 A 4 pole
c. Kabel Grounding
1) Jenis kabel grounding yang dipilih (sesuai PUIL 2000)
BCC (Bare Copper Conductor) Inti 1
2) Luas penampang kabel grounding
(AGrounding) =½ AFeeder (untuk AFeeder >150mm²)
Maka, AGrounding = 150 mm²

3.7. Perbaikan Faktor Daya

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


8  ISSN: 2685 - 4341

Faktor daya bisa dikatakan bagus apabila dapat mendekati 1 supaya dapat mengurangi kerugian
daya akibat daya yang buruk, yang mengakibatkan naiknya biaya listrik, oleh karena itu harus dilakukan
perbaikan faktor daya sebagai berikut:
Daya semu (S) = 308334 VA
Cos ϕ awal = 0,85
Daya Aktif (P) = S x Cos ϕ = 308334 x 0,85 = 262084 W

Daya Reaktif (Q) = S 2−P2
= √ 3083342−2620842 = 162425 VAR
Cos ϕ yang diinginkan = 0,98
P
Daya Semu 1 (S1) =
cos ϕ yang diingginkan
262084
= = 267433 VA
0,98
Daya Reaktif 1 (Q1) = √ S 12 −P2
= √ 2674332−262084 2 = 53220 VAR
Kapasitas Kapasitor Bank = Q – Q1
= 162425 – 53220 = 109205 VAR
Kapasitor Bank yang digunakan = 120 KVAR

3.8. Kapasitas Trafo dan Genset


Trafo dan Genset digunakan sebagai suplai daya untuk Gedung parkir rumah sakit Ir.Soekarno.
perhitungan kebutuhan Trafo dan Genset dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Beban maksimum (S) setelah ditambahkan kapasitor bank = 267433 VA
b. Kapasitas Minimal Trafo dan Genset = 267433 + 15% = 307548 VA
c. Kapasitas Trafo yang digunakan (Brosur Trafindo) = 630 KVA
d. Kapasitas Genset yang digunakan (Brosur Perkins) = 630 KVA

3.9. Analisa Drop Voltage


a. Perhitungan Drop Voltage
Jarak transformator dengan panel distribusi berkisar dari 20 hingga 50 meter, maka dibutuhkan
perhitungan drop voltage untuk mengetahui nilai drop tegangan yang terjadi, apakah masih dibawah
nilai minimum pada PUIL 2000 yaitu 5%. Sebagai contoh , berikut adalah perhitungan drop voltage
transformator- LVMDP gedung parker :
Tegangan Kerja = 380 V
Penghantar = NYY 4 x 120 mm2
Tahanan Jenis (ρ) = 1,68 x 10−8 Ωm
Panjang penampag (𝓁) = 20 m
Luas Penampang (A) = 120 mm² = 120 x 10−6 m²
ρxl
Hambatan (R) =
A
−8
1,68 x 10 x 20
= −6
120 x 10
= 0.003 Ω
Arus bolak balik 3 fasa = 197,67A
Turun tegangan pada penghantar:
∆V = I xR
= 197,67 x 0,003
= 0,59 volt

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


9JRRE ISSN: 2685 - 4341 

Presentase turun tegangan:


∆V
(%∆V) = x 100 %
V
0,59
= x 100 %
380
= 0,155 %
Prosentase nilai drop tegangan dari transformator ke panel LVMDP gedung utama adalah 0,155%, nilai
tersebut masih berada dibawah nilai batas maksimal drop voltage pada PUIL 2000 yaitu 5%
b. Simulasi
Simulasi drop voltage dengan menggunakan simulasi etap dihasilkan data load flow sebagai berikut:

Gambar 3. Data aliran daya dan Drop Voltage pada simulasi ETAP

Dilihat dari hasil simulasi Etap didapat aliran daya sebagai berikut:

Tabel 2. Data Drop Voltage dengan simulasi Etap

Drop Voltage (%)


Beban
Simulasi Etap Perhitungan
LVMDP 0,52% 0,14%
MDP 0,52% 0,155%
SDP Ac lantai 7 0,78% 0,34%
SDP lantai 4 0,52% 0,11%

Hasil perhitungan drop voltage dibandingkan dengan hasil simulasi menggunakan ETAP
mempunyai selisih yang tidak terlalu tinggi, hasil antara pperhitungan dan simulasi ETAP masih
masuk kedalam standar yaitu 5%

4. KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan kebutuhan AC Gedung parkir dari lantai 1 hingga rofftop
memiliki total kebutuhan BTU AC adalah 858878 BTU, tetapi kapasitas AC yang dipasang pada
Gedung dilebihkan menjadi 1106100 BTU hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan
pengunjung Gedung. Perhitungan total daya terpasang pada panel MDP Gedung Parkir dihasilkan
data keseimbangan fasa yaitu: R : 33463 watt, fasa S : 33462 watt dan fasa T : 33791 watt. Untuk

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE


10  ISSN: 2685 - 4341

perhitungan kebutuhan lift pada Gedung parkir dengan kapasitas 600kg (9 orang) didapatkan nilai
output pada lift sebesar 5,88 kW dengan total jumlah lift yang dibutuhkan adalah 4 unit dan waktu
tunggu minimal 12,4 detik. Dengan kategori beban Gedung parkir yang msuk kedalam kategori
beban komersial yang memiliki nilai faktor kebutuhan 90% dan faktor diversitas 1,1 didapatkan
hasil perhitungan kebutuhan beban maksimum pada panel MDP Gedung parkir sebesar 110584
watt.
Perhitungan panel LMVDP yang memiliki nilai beban mencapai 308334 VA maka kabel
feeder yang digunakan adalah jenis NYY 4 x (1 x 300 mm 2) dengan menggunakan pengaman utama
yaitu ACB 1000 A 4 pole. Berdasarkan perhitungan akan kebutuhan perbaikan faktor daya dimana
awalnya faktor daya diasumsikan 0,85 dan akan ditingkatkan menjadi 0,98 maka dipasang kapasitor
bank sebesar 120 KVAR untuk menghasilkan nilai faktor daya yang diinginkan. Pemilihan kapasitas
trafo berdasarkan kebutuhan beban sebesar 308334 VA adalah trafo dengan kapasitas 630 kVA dan
kapasitas genset sesuai dengan brosur adalah 630 kVA. Nilai drop voltage pada Trafo – panel SDP
AC lantai 7 yang mempunyai Panjang kabel 45 m dengan menggunakan perhitungan memiliki nilai
0,34% dan dengan simulasi ETAP didapatkan nilai 0,78%. Antara perhitungan tersebut memiliki
perbedaan nilai tertinggi dari panel yang lain, akan tetapi nilai tersebut masih dibawah batas
maksimal ketentuan drop voltage berdasarkan PUIL 2000 yaitu 5%

DAFTAR PUSTAKA
[1] S. A. Muis, “INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri-ISTN rating arus pengaman 4 . Kebutuhan kapasitas trafo dan
genset,” vol. XXIII, no. 1, pp. 40–49, 2021.
[2] A. Zayadi, C. H. P., and M. Masyudi, “Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan
SNI Nomor: 03-6573-2001,” J. Ilm. Giga, vol. 19, no. 2, p. 61, 2019, doi: 10.47313/jig.v19i2.566.
[3] R. C. Andriyan and W. Winarso, “Perancangan Kebutuhan Daya dan Instalasi Listrik Pada Gedung
Askrindo Bogor,” J. Ris. Rekayasa Elektro, vol. 3, no. 1, 2021, doi: 10.30595/jrre.v3i1.9671.
[4] A. Fahriansyah, B. Hartadi, and F. Herlina, “Perencanaan lift penumpang dengan sistem penggerak
tipe traksi kapasitas 600 kg untuk keperluan gedung rumah sakit studi kasus rs sumber jaya sehat
kandangan.”
[5] SNI-03-6573-2001, “tata cara perancangan sistem transportasi vertikal,” Int. J. Physiol., vol. 6, pp.
140–141, 2003.

Halaman Web JRRE : http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/JRRE

Anda mungkin juga menyukai