Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Di Atap Gedung Deli Park Plaza

Abstrak
Energi adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Kebutuhan energi yang ada saat ini,
sebagian besar terpenuhi oleh energi yang bersumber dari bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, batubara dan gas alam. Namun persediaan energi yang ada saat ini semakin
berkurang. Jika tak segera ditangani, kemungkinan tak terhindarkan lagi adanya krisis
energi. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk permasalahan ini adalah
pemanfaatan teknologi sel surya. Pada penelitian ini, akan dibuat perencanaan PLTS dengan
memanfaatkan atap Gedung Deli Park Plaza sebagai lahan PLTS tersebut. Perancangan
PLTS ini dilakukan dengan cara identifikasi layout atap gedung, kemudian dibuat desain
yang ideal dengan spesifikasi peralatan yang ada di pasaran. Setelah itu dilakukan
perhitungan biaya yang dibutuhkan dan juga perhitungan daya output listrik yang dihasilkan
untuk dilakukan analisa keuntungan dan lama ROI yang dicapai jika listrik tersebut dijual
langsung ke PLN. Hasil perancangan menunjukkah dari total area sebesar 855 m 2 didapat
panel yang digunakan adalah panel surya berkapasitas 300 WP sebanyak 312 buah dan
inverter berkapasitas 20 kW sebanyak 5 buah. Daya yang dihasilkan dari PLTS adalah
sebesar 131.232,1 kWh per tahun. Perancangan ini membutuhkan investasi awal sebesar Rp
2.869.777.544 dan juga membutuhkan pemeliharaan PLTS sebesar Rp 28.697.775 per
tahun. Data dari hasil perhitungan ROI menunjukkan Pay Back Period akan tercapai selama
8 tahun 5 bulan dan juga nilai NPV dari investasi tersebut adalah positif. Jika dibandingkan
dengan estimasi rata-rata umur pemakaian panel surya yang mencapai 25 tahun, maka dapat
disimpulkan bahwa pembuatan PLTS dengan menggunakan rancangan ini akan
menghasilkan income yang baik untuk masa yang akan datang.

Kata kunci: PLTS, solar panel, energi alternatif, ROI.


Pendahuluan
Kebutuhan energi semakin menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Manusia
memerlukan peningkatan jumlah energi untuk industri, komersial, domestik, pertanian, dan
penggunaan transportasi. Kebutuhan energi yang ada saat ini, sebagian besar terpenuhi oleh
energi bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam. Namun persediaan
energi yang ada saat ini semakin berkurang. Jika tak segera ditangani, kemungkinan tak
terhindarkan lagi adanya krisis energi. Untuk itu inovasi tentang energi alternatif, terutama
dari sumber daya yang tak terbatas, sangatlah diperlukan seiring perkembangan teknologi,
untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di masa yang akan datang. Dan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan adalah inovasi mengenai teknologi sel surya.
Sel surya adalah perangkat yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi listrik dengan mengikuti prinsip fotovoltaik. Sel surya adalah teknologi energi yang
bersifat langsung. Energi listrik dapat diciptakan tanpa adanya bantuan fluida bergerak seperti
uap atau gas. Sel surya juga tidak membutuhkan pergerakan mekanik seperti Rankine cycle
atau Brayton cycle.
Atap gedung adalah bagian paling atas dari sebuah bangunan atau gedung, yang
permukaannya datar dan tidak ditutupi oleh langit-langit, sehingga terbuka. Atap gedung
biasanya dikelilingi oleh pagar pembatas, seringnya berupa tembok/pagar besi. Di kawasan
perkotaan yang sebagian besar ruangnya dipenuhi dengan bangunan-bangunan besar
(pencakar langit), memiliki potensi besar untuk dikembangkan pembangkit listrik tenaga
surya. Aplikasi PLTS ini juga dapat dilakukan di kawasan perkotaan (urban areas), yaitu
pada gedung-gedung perkantoran, mall, hotel, apartemen, atau rumah susun; di kawasan
atau kompleks perumahan (residential); di kawasan industri seperti pada pabrik-pabrik; dan
di tempat-tempat lainnya seperti taman hiburan (rekreasi), museum, sekolah, universitas,
rumah sakit, airport, stasiun, perpustakaan, dan lain sebagainya.
Disamping itu, bentuk PLTS di atap gedung tersebut memiliki keunggulan tersendiri
apabila dibandingkan dengan PLTS skala besar, diantaranya lebih mudah dan murah untuk
diintegrasikan dengan sistem kelistrikan yang sudah ada, dapat memanfaatkan lahan yang
ada (mengurangi biaya investasi lahan), serta dapat turut mengurangi beban jaringan sistem
yang ada.
Gedung Deli Park Plaza mempunyai luas atap gedung sekitar 855 m2 dan sebagian
besarnya tidak terpakai. Hal ini akan sangat baik apabila atap gedung tersebut dimanfaatkan
untuk menghasilkan energi listrik yang bersumber dari cahaya matahari. Oleh karena itu,
pada penelitian ini dibuat perencanaan PLTS dengan memanfaatkan atap Gedung Deli Park
sebagai lahan PLTS tersebut.
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Pembangkit listrik tenaga surya merupakan suatu sistem pembangkit listrik dimana
energi matahari diubah menjadi energi listrik dengan memanfaatkan teknologi photovoltaic.

Sel Photovoltaic / Panel Surya


Adalah alat utama yang berfungsi sebagai penangkap, pengubah, dan penghasil
listrik. Ukuran dari alat ini hanya sekitar 5 X 5 atau 10 X 10 cm persegi namun memiliki
kemampuan mengubah atau menghasilkan daya sebesar 1 - 2 Watt. Alat ini dirangkai
menjadi beberapa susunan sel surya - disebut sebagai panel surya - sesuai besar daya yang
diinginkan. Alat ini menghasilkan energi listrik DC.

Controller
Berfungsi untuk rnengatur besar tegangan sebelum dicatu ke beban, serta berfungsi
sebagai charger untuk mengisi baterai dengan memanfaatkan energi berlebih dari PLTS.

Inverter
Alat ini berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi AC. Alat ini sangat
penting karena sel surya menghasilkan energi listrik yang berupa DC.

kWh Meter
Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besar
pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian utama dari
sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan aluminium, magnet
tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi medan magnet dan gear
mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan aluminium. Alat ini bekerja
menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakkan
piringan yang terbuat dari aluminium. Putaran piringan tersebut akan menggerakkan counter
digit sebagai tampilan jumlah kWh nya. Dalam perancangan PLTS ini, kWh Meter yang
digunakan adalah kWh meter ekspor-impor.

Metodologi Penelitian
Perancangan PLTS ini dilakukan dengan cara identifikasi layout atap gedung Deli
Park , kemudian dibuat desain yang ideal dengan menyusun spesifikasi peralatan yang ada di
pasaran, setelah itu dilakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan dan juga perhitungan daya
output listrik yang dihasilkan untuk dilakukan analisa keuntungan dan lama ROI yang
dicapai jika listrik tersebut dijual langsung ke PLN.
Hasil dan Pembahasan

Pengambilan Data dan Identifikasi Layout Gedung Deli Park


Di bawah ini adalah Gambar skematik dimensi luas atap Gedung Deli Park beserta dengan
area yang akan dibuat perancangan PLTS.

Dari total luas bangunan Gedung Deli


Park, di dapat luas area yang dapat
dipakai untuk perencanaan PLTS adalah
sekitar 53 %

Total luas bangunan gedung :1618,4 m2

Total Area yang digunakan dalam


rancangan PLTS: 855 m2

Gambar 1 Dimensi Atap Gedung Deli Park Plaza

Hasil identifikasi lokasi menunjukkan bahwa atap gedung Deli Park masih
terdapat banyak area kosong yang dapat dipakai untuk perancangan PLTS

Penyusunan Spesifikasi Peralatan yang akan digunakan


Panel Surya
Dalam perancangan ini, digunakan panel surya yang tersedia di pasaran, dan sudah
tersertifikasi untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan. Panel surya yang digunakan
adalah panel surya merk Shinyoku dengan daya 300 WP. Di bawah ini adalah spesifikasi
panel surya tersebut.
Merk : Shinyoku (Polycrystalline)
Max. Power (Pmax) : 300W
Max. Power Voltage (Vmp) : 36.2 V
Max. Power Current (Imp) : 8.28 A
Open Circuit Voltage (Voc) : 43,4 V
Short Circuit Current (Isc) : 9.27 A
Nominal Operating Cell Temp (NOTC) : 45±2oC
Max. System Voltage : 1000V
Max Series Fuse : 16A
Weight: : 20.65 Kg
Dimension : 1956 x 992 x 40 mm

Inverter
Dalam perancangan ini, digunakan inverter yang sudah ada di pasaran, dan sudah
tersertifikasi untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan. Inverter yang digunakan adalah
inverter merk SMA dengan daya 20 kW. Di bawah ini adalah spesifikasi inverter tersebut.
Merk : SMA
INPUT
Max. DC Power : 20440 W
MPP voltage range / rated input voltage : 380 V to 800 V / 600 V
Min. input voltage / start input voltage : 150 V / 188 V
Max. input Current input A / Input B : 33 A / 33 A

OUTPUT
Rated power (at 230 V, 50 Hz) : 20000 W
Max. AC apparent power : 20000 VA
Max. efficiency / European Efficiency : 98.4 % / 98.0 %

Gambar 2 Inverter SMA Sunny Tripower 20000 W

Membuat Rancangan PLTS


Pada pembuatan rancangan ini dilakukan dengan cara mendesain ulang layout atap
Deli Park Plaza untuk penempatan panel surya dan juga rangka untuk perletakan panel surya
dengan menggunakan aplikasi SolidWorks. Setelah komponen-komponen tersebut selesai
didesain, maka dilakukan penggabungan desain dan juga
penyesuaian ukuran untuk membuat rancangan akhir. Dibawah ini adalah desain akhir
rancangan perletakan panel surya setelah dilakukan beberapa kali desain dalam proses
pengerjaannya.
Gambar 3 Rancangan akhir perletakkan panel surya diatas atap Deli Park Plaza

Dengan rancangan tersebut didapatkan jumlah panel yang dapat dipasang adalah
sebanyak 312 buah.

Membuat Rancangan Dudukan Panel Surya


Di bawah ini adalah gambar rancangan awal rangka untuk penempatan sebanyak 6
lembar panel surya. Pada perancangan rangka ini, komponen utama yang digunakan adalah
besi siku berukuran 50x50x4mm yang digunakan sebagai frame panel surya, dan juga besi
hollow berukuran 40x60x2mm yang digunakan sebagai kaki-kaki dari rangka tersebut.
Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit dengan menggunakan sambungan mur dan
baut. Pada gambar 6 (a) dan (b) ditunjukkan rangka panel surya saat panel surya belum
terpasang dan sesuda terpasang. Gambar 6 (c) menunjukkan dimensi rangka panel surya dari
tampak samping. Gambar 6 (d) menunjukkan dimensi
panjang dan lebar rangka panel surya dari tampak atas.

Gambar 4 Rancangan dudukan panel surya


Analisa Output yang Dihasilkan
Data di bawah ini adalah tabel rata-rata radiasi matahari perbulan untuk daerah Medan
yang diambil dari situs resmi NASA (National Aeronautics and Space Administration). Dari
tabel di bawah ini, dapat dilihat bahwa insolasi matahari setiap bulannya berbeda-beda. Dan
insolasi matahari tertinggi adalah pada bulan Agustus, yaitu sebesar 5,03 [kWh/m2/day]. Dan
insolasi matahari terendah adalah pada bulan Februari yaitu sebesar 2,67 [kWh/m2/day]. Dan
rata-rata insolasi mataharai dalam setahun adalah sebesar 3.96 [kWh/m2/day].

Tabel 1. Rata-Rata Radiasi Normal Matahari per Bulan untuk Daerah Medan per
Periode 22 Tahun (Juli 1983 - Juni 2005) [kWh/m2/day]

Daya output yang dihasilkan dari panel surya tersebut dapat dihitung berdasarkan
spesifikasi panel surya yang digunakan, dan juga dengan menggunakan persamaan :
PG = AG x S x t x η
PG = 1,94 [m2] x 312 panel x 3,96 [kWh/m2/hari] x 0,15
PG = 359,54 [kWh/hari]
PG = 131.232,1 [kWh/tahun]
Keterangan:
A = Luas panel surya
S = Rata-rata insolasi matahari
t = Lama penyinaran matahari
η = Efisiensi panel surya

Analisa Biaya yang Dibutuhkan untuk membangun PLTS


1. Biaya Investasi Awal
Di bawah ini adalah data peralatan yang dibutuhkan beserta harganya untuk
membangun PLTS sesuai dengan desain yang telah dibuat. Data harga-harga di bawah ini
didapat dengan mencari langsung pemasok yang menjual barang-barang tersebut di internet,
dan juga menghubungi langsung pemasok barang tersebut. Harga pengiriman dan instalasi di
Medan didapat dari hasil wawancara dengan salah satu kontraktor PLTS yang berlokasi di
Jalan Asia, Medan Kota.
Dari data di atas dapat dilihat, untuk membuat PLTS yang dirancang membutuhkan total
investasi awal sebesar Rp 2.869.777.544,-

2. Biaya Pemeliharaan dan Operasional


Biaya pemeliharaan dan operasional per tahun untuk PLTS, umumnya diperhitungkan
sebesar 1 - 2% dari total biaya investasi awal (Jais, 2012). Berdasarkan acuan tersebut maka
pada penelitian ini, besar persentase untuk biaya pemeliharaan dan operasional per tahun
PLTS yang mencakup biaya untuk pekerjaan pembersihan panelsurya, biaya pemeliharaan
dan pemeriksaan peralatan dan instalasi akan ditetapkan sebesar 1% dari total investasi awal.
Penentuan persentase 1% didasarkan bahwa negara Indonesia hanya mengalami dua musim,
yaitu musim penghujan dan musim kemarau sehingga biaya pembersihan dan pemeliharaan
panel suryanya tidak sebesar pada negara yang mengalami empat musim dalam satu tahun.
Selain itu penentuan persentase ini juga didasarkan pada tingkat upah tenaga kerja di
Indonesia yang lebih murah dibandingkan dengan tingkat upah tenaga kerja di negara maju.
Adapun biaya pemeliharaan dan operasional (M) per tahun untuk PLTS yang akan
dikembangkan adalah sebagai berikut :
M = 1% x Total Biaya Investasi
M = 1% x Rp 2.869.777.544,-
M = Rp 28.697.775,- per tahun
Jika diperkirakan usia panel surya mencapai 25 tahun, maka total biaya pemeliharaan
dan operasional untuk 25 tahun adalah sebesar Rp 717.444.375,-
3. Total Investasi PLTS
Total Investasi PLTS adalah total biaya yang diperkirakan untuk PLTS
tersebut,mencakup total biaya investasi awal, dan biaya pemeliharaan selama 25 tahun.
Total Investasi = Rp 2.869.777.544 + Rp 717.444.375
Total Investasi = Rp 3.587.221.919
Analisa Ekonomi dari PLTS Tersebut Analisa perhitungan ROI dilakukan berdasarkan
ketentuan Peraturan Menteri ESDM No.17 Tahun 2013 tentang pembelian listrik oleh PLN
dari Pembangkit ListrikTenaga Surya Fotovoltaik, yang menyebutkan bahwa pembelian
tenaga listrik dari PLTS akan ditetapkan dengan harga US$ 25 sen/kWh (dua puluh lima sen
dolar Amerika Serikat per kilo watt hour).
Asumsi, 1 US$ = Rp 13000,00
Maka 0,25 US$ = Rp 3250,00
Total daya yang dihasilkan per tahun adalah 131.232,1 kWh, maka pendapatan yang
dihasilkan pertahun dari PLTS adalah :
Rp 3.250,00 x 131.232,1 kWh = Rp 426,504,325.00,- per Tahun.

4. Pay Back Period


Total investasi yang dibutuhkan untuk pembuatan PLTS adalah Rp2.869.777.544,-
Maka lama ROI dengan menggunakan metode Pay Back Period dapat dihitung dengan
menggunakan rumus di bawah ini: (Afandi, 2009)
Payback Period = Jumlah Investasi / Aliran Kas Bersih
Payback Period = Rp 3.587.221.919 / Rp 426,504,325
Payback Period = 8,41 Tahun ≈ 8 Tahun 5 Bulan

5. Net Present Value


Peritungan NPV dibuat dengan proyeksi perhitungan pendapatan dan biaya yang terjadi
selama 25 tahun (berdasarkan dengan penggunaan tingkat suku bunga (interst) sebesar 11%
setiap tahun. (Patricia, 2012) Perhitungan NPV dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
NPV = Rt / Present Worth Factor
NPV = Rt / (1 + i)t
dimana : NPV = Net present value
i = Tingkat suku bunga
t = Waktu arus kas
Tabel 3 Nilai NPV Rancangan PLTS

Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa nilai NPV adalah Positif : Rp
2.395.525.267. Maka dapat disimpulkan, investasi PLTS tersebut dapat diterima. Jika
dibandingkan dengan usia panel surya yang diperkirakan mencapai 25 tahun, maka dari
hasil analisa ROI yang didapat, perancangan PLTS ini akan sangat menguntungkan.
Kesimpulan

1. Dengan area seluas 855 m2, maka dapat dipasang panel surya berkapasitas 300 WP
sebanyak 312 buah. Dan inverter 20 kW sebanyak 5 buah.
2. Dari hasil perhitungan, didapatkan daya output yang dihasilkan perbulan adalah
sebesar 10786,2 kWh. Dan daya output yang dihasilkan setiap tahun adalah sebesar
131.232,1 kWh.
3. Dari hasil pengumpulan data, didapatkan biaya investasi awal untuk PLTS ini adalah
sebesar Rp 2.869.777.544 dan biaya pemeliharaan beserta operasional adalah sebesar
Rp 28.697.775.
4. Dengan data dari hasil perhitungan ROI tersebut yaitu Pay Back Period selama 8
tahun 5 bulan, dibandingkan dengan estimasi rata-rata umur pemakaian panel surya
yang mencapai 25 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan PLTS dengan
menggunakan rancangan ini akan menghasilkan income yang baik untuk masa yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai