Anda di halaman 1dari 34

Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III

Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo


1
PERENCANAAN PLTS UNTUK WILAYAH
KABUPATEN GOWA DUSUN PAKKULOMPO
PROVINSI SUL-SEL


Disusun Oleh :
Jais Wan Agung 442 09 005
Muh. Irwan 442 09 012
Ifal Muallim 442 09 017
Supartio Saddam 442 09 015
PROGRAM STUDI TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2012
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi baru dan yang terbarukan mempunyai peran yang sangat penting
dalam memenuhi kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar
untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang
akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin menipis dan juga
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Salah satunya upaya yang telah
dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel fotovoltaik) akan lebih diminati
karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di berbagai
tempat seperti perumahan, atau daerah yang belum terjangkau grid PLN dan lainnya.
Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari yang
cukup besar. Akan tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi
oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh sistem.
Dusun Pakkulompo yang terletak di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa,
kurang lebih 17 kilometer dari desa Borisallo yang terletak paling dekat dengan jalan
poros Malino. Secara Geografis letak dusun pakkulompo terletak pada
515'17.95"LS dan 11941'48.39"BT. Topografi wilayahnya merupakan
pegunungan. Desa Borisallo merupakan pintu masuk menuju dusun Pakkulompo,
jalan menuju dusun tersebut cukup luas untuk dilalui kendaraan baik roda dua maupin
roda empat tetapi tergolong ekstrim karena medan yang menanjak dan terbuat dari
tanah liat sehingga sulit dilalui terutama musim hujan sehingga dusun pakkulompo
tergolong dusun yang terpencil dan sulit dicapai oleh jaringan PLN. Hal ini
menyebabkan pada malam hari dusun pakkulompo ini gelap gulita hanya satu-dua
rumah warga yang tergolong mampu membeli genset mini untuk penerangan.
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
3
Pada umumnya penduduk Dusun Pakkulompo mempunyai mata pencarian
sebagai petani ,dan penghasil gula aren untuk itu di butuhkan sumber listrik yang
memadai guna memperlancar perkembangan ekonomi serta sarana dan prasarana
dusun pakkulompo

B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari perencanaan PLTS adalah:
Untuk merancang penerangan listrik bagi masyarakat desa setempat yang selama ini
belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Membantu mengurangi beban dari PT.PLN dalam pelayanan masyarakat di bidang
energy listrik.
Menjadikan desa yang mandiri dibidang pengadaan keperluan energy listrik.
Memperlancar perekonomian petani dan warga sekitar.

C. Manfaat dari perencanaan PLTS adalah :
Manfaat umum yaitu sebagai sumbangan pemikiran untuk pertimbangan dalam
pembangunan pembangkit tenaga listrik.
Mengembangkan PLTS untuk program listrik perdesaan, khususnya untuk memenuhi
kebutuhan listrik di daerah yang jauh dari jangkauan listrik PLN.



Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
4
BAB II
STUDI BEBAN DI DUSUN PAKKULOMPO
2.1. Karakteristik Pembebanan
Dalam sebuah perencanaan pembangkit diperlukan suatu perkiraan beban
yang harus dilayani, karena secara teoritis daya yang dibangkitkan harus selalu sama
dengan daya yang digunakan konsumen. Apabila pembangkit daya listrik tidak
mencukupi kebutuhan konsumen, maka hal ini akan ditandai oleh turunnya frekuensi
dalam system. Sebaliknya apabila pembangkitan daya lebih besar dari pada
kebutuhan konsumen, maka frekuensi akan naik.
Adapun frekuensi yang diizinkan di Indonesia yaitu 50 Hertz dengan batas-
batas penyimpangan yang masih diizinkan. Karena kebutuhan konsumen yang terus
berubah-ubah sepanjang waktu, maka untuk mempertahankan frekuensi (agar tetap
50 Hertz) maka diusahakan daya yang dibangkitkan di ubah-ubah sepanjang waktu
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen agar frekuensi masih tetap terjaga konstan.
Maka dalam hal pembangkitan memerlukan perencanaan operasi pembangkit yang
cukup rumit dan menyangkut perkiraan beban atau perkiraan kebutuhan daya
konsumen sebagai dasar dari perencanaan operasi.

Diketahui jumlah penduduk Dusun Pakkulompo sebanyak 220 jiwa dengan
jumlah rumah tinggal sebanyak 49 rumah dan beberapa fasilitas seperti:
a) 1 Sekolah Dasar
b) 1 Mesjid
Tetapi dalam hal ini kami menitik beratkan pada penggunaan listrik untuk penerangan di
malam hari, Adapun pembebanan masing-masing beban dilakukan sebagai berikut:
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
5
a) Daya untuk rumah penduduk. Dengan masing-masing rumah terpasang daya sebesar
200 W, maka jumlah daya untuk rumah jika diketahui 49 rumah = 49 x 200 = 9800
W, dengan waktu pembebanan adalah sebagai berikut:
Jam 18.00 jam 22.00 beban 100 % = 9800 W, Dikarenakan pada jam-jam
tersebut daya dipakai semuanya seperti penerangan, dan lain-lain.
Jam 22.00-jam 06.00 beban 50 % = 4900 W
Jam 06.00-jam18.00 beban 20 % , dikarenakan pada rentang waktu ini
digunakan untuk mengisi kembali baterai.

b) Daya listrik untuk penerangan 1 buah mesjid diperlukan daya sebesar: 450 W . Waktu
pembebanan:
Jam 18.00 jam 22.00 beban 100 % = 450 W
Jam 22.00 jam 06.00 beban 30 % = 90 W
Jam 06.00 jam 18.00 penerangan tidak dipakai (Mengisi Baterai)

c) Daya listrik untuk sekolah. Untuk 1 sekolah dasar terpasang daya 200 W.
Jam 06.00 - jam 18.00 dengan beban 0 % penerangan juga tidak digunakan.
Jam 18.00 jam 06.00 dengan beban 100 % = 120 W

Dengan pengelompokan daya terpasang di Dusun pakklulompo maka
perhitungan pemakaian daya, energi dan waktu pemakaian dapat dikelompokkan
seperti dapat dilihat pada tabel 2.1.

Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
6


Tabel 2.1 Perkiraan Konsumsi Energi dan Waktu Konsumsinya Berdasarkan
pemakaian perjamnya

Waktu
Penggunaan
Rumah
(W)
Masjid
(W)
Sekolah
(W)
Konsumsi
Daya
(kW)
Konsumsi
Energi
(kWh)
06.00-07.00 - - - - -
07.00-08.00 - - - - -
08.00-09.00 - - 200 - -
09.00-10.00 - - 200 - -
10.00-11.00 - - 200 - -
11.00-12.00 - 120 200 - -
12.00-13.00 - - 200 - -
13.00-14.00 - - 200 - -
14.00-15.00 - - 200 - -
15.00-16.00 - 120 200 - -
16.00-17.00 - - - - -
17.00-18.00 - - - - -
18.00-19.00 9800 450 120 10,37 10,37
19.00-20.00 9800 450 120 10,37 10,37
20.00-21.00 9800 450 120 10,37 10,37
21.00-22.00 9800 450 120 10,37 10,37
22.00-23.00 4900 90 120 10,01 10,01
23.00-00.00 4900 90 120 10,01 10,01
00.00-01.00 4900 90 120 10,01 10,01
01.00-02.00 4900 90 120 10,01 10,01
02.00-03.00 4900 90 120 10,01 10,01
03.00-04.00 4900 90 120 10,01 10,01
04.00-05.00 4900 90 120 10,01 10,01
05.00-06.00 4900 90 120 10,01 10,01
170,76

Kemudian dilakukan pengelompokan beban berdasarkan konsumsi beban yang sama
pada waktu-waktu tertentu sebagai berikut.
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
7
Tabel 2.2 Perkiraan Konsumsi Energi dan Waktu Konsumsinya Berdasarkan
Pengelompokan Beban yang Sama
Waktu
Penggunaan
Rumah
(kW)
Konsumsi Daya
(kW)
Konsumsi Energi
(kWh)
06.00-18.00 3,85 4,15 4,15
18.00-22.00 14,7 15,12 15,12
22.00-06.00 7,35 7,56 7,56
Total Konsumsi Energi Selama 24 Jam 170,76

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat dan membandingkan dengan beban
listrik rumah tangga di desa tetangga yang tersambungan jaringan PLN, dibuat daftar
beban sehari-hari. Gambar 2.1 di bawah ini menunjukkan kurva beban di Dusun
Pakkulompo dengan beban puncak 15,12 kW.



Gambar 1.1 Perkiraan Kurva Beban Listrik Total Di Dusun Pakkulompo
0
2
4
6
8
10
12
14
16
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
8
D. Rekapitulasi Pembebanan

Tabel 2.3 Rekapitulasi Pembebanan Di Dusun Pakkulompo
Kelas domestik Pemakaian (W per unit)
Total Per
rumah
(W)
Total
[W]
kuantitas deskripsi lampu
Kipas
angin
radio kulkas lainnya
49
Rumah
tangga
150 50 30 100 120 450 88.650
Kelas Pemerintah Pemakaian (W per unit)
Total Per
unit (W)
Total
[W]
kuantitas deskripsi lampu
Kipas
angin
komputer fotocopy lainnya
1 Sekolah 100 70 220 - 60 450 1800

Kelas Lainnya Pemakaian (W per unit)
Total
Per unit
(W)
Total
[W]
kuantitas deskripsi lampu
Kipas
angin
Audio/video kulkas Lainnya
2
Rumah
Ibadah
100 100 150 - 100 450 900
Total Pembebanan Keseluruhan 106.800 Watt


2.2 . Layout Pembebanan
Konsumen listrik di desa Lombok dengan sumber dari PLTMH dapat
dibedakan sebagai berikut.
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
9
2.3.1 Konsumen Rumah Tangga
Masing-masing rumah dayanya antara 450 VA, secara umum menggunakan sistem 1
fasa dengan tegangan rendah 220 V dan jumlahnya sangat banyak.

2.3.2 Konsumen Pemerintah
Konsumsen Pemerintah terdiri dari sekolah Masing-masing rumah dayanya antara
450 VA, secara umum menggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V.

2.3.3 Konsumen Lainnya
Masing-masing rumah ibadah dayanya antara 450 VA, secara umum menggunakan
sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V dan jumlahnya tidak banyak.










Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
10
BAB III
STUDI POTENSI PEMBANGKITAN TENAGA SURYA DI
DUSUN PAKKULOMPO

3.1. Potensi Energi Surya
Dusun Pakkulompo yang terletak di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa,
kurang lebih 17 kilometer dari desa Borisallo yang terletak paling dekat dengan jalan
poros Malino. Secara Geografis letak dusun pakkulompo terletak pada
515'17.95"LS dan 11941'48.39"BT. Topografi wilayahnya merupakan
pegunungan.Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang
cukup besar. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di
Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai
berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan distribusi penyinaran di
Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan
sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari
dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi energi surya rata-rata
Indonesia sekitar 4,8 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9% .
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
11














Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
12
3.2. Topografi dan Iklim Wilayah

(Sumber Google Earth)

Sebagian besar wilayah dusun Pakkulompo merupakan perbukitan daerah
persawahan sengkedan dan memiliki beberapa tanah yang lapang seperti gambar
yang kami peroleh dari Google earth diatas. Hal ini memungkinkan dusun
Pakkulompo memperoleh sinar matahari cukup banyak tiap harinya.

Curah Hujan di daerah Sulawesi selatan pun tercatat relatif normal,
berdasarkan catatan BMKG bulan April sampai Agustus 2012.
Pada bulan Agustus 2012, curah hujan di Sulawesi Selatan diprakirakan
antara 2 - 278mm.
Pada Juni 2012, curah hujan di Sulawesi Selatan diprakirakan antara 16 448
mm.
Pada bulan Juli 2012, curah hujan di Sulawesi Selatan diprakirakan antara 16
424 mm.
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
13
3.3.Survey Potensi Energi
Survey yang kami lakukan adalah dengan mengukur intensitas matahari di
dusun pakkulompo dengan menggunakan Pyranomether. Pengukuran dilakukan
mulai pukul 10.15 wita sampai 15.15 tiap satu jam.











Hasil pengukuran Intensitas cahaya matahari di dusun pakkulompo
No.
Pukul
(Wita)
Intensitas Matahari
(W/m
2
)
1 10.15 639
2 11.15 645
3 12.15 714
4 13.15 692
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
14
5 14.15 665
6 15.15 548

3.4. Distribusi
Pada saat beban puncak daya yang dibutuhkan untuk didistribusikan ke
pelanggan 10.450 11 kW, yang akan dibagi secara merata ke 49 rumah, 1 sekolah
dasar dan 1 Masjid.


(Sumber Google Earth)

Gambar diatas menunjukkan lokasi PLTS yang kami rencanakan. Jarak rumah
terjauh dari PLTS tersebut adalah sekitar 350 meter.





Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
15
BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK
PLTS



4.1. Modul Sel Surya
Modul sel surya yang akan digunakan adalah SOLAR CELL SUNRISE 100WP.
Dengan spesifikasi sebagai berikut :
Maximum Power ( Pmax) 100W.
Type Cell Monocrystalline
Voltage at Pmax ( Vmp) 18.5V
Current at Pmax ( Imp) 5.41A
Short circuit current ( Isc) 5.61A
Open circuit voltage ( Voc) 22.2V
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
16
Maximum system voltage 1000Vdc
Number of cells 40-50 cells
Dimensions +/- ( mm) 1325 x 535 x 48
Weight ( kg) 12 (Sumber Solar panel indonesia.com)

Berdasarkan beban yang dibutuhkan yaitu sebesar 11kW dan daya modul sel
surya 100 WP, dengan lama penyinaran matahari pada intesitas matahari tertinggi
pada pukul 10.00-14.00 yaitu selama 4 jam. Maka untuk menghitung jumlah modul
surya yang dibutuhkan adalah :







= 2464,35 Wh
Jadi, Besarnya kapasitas daya modul surya 2464,35 watt peak. jadi jika
memakai modul surya kapasitas 100 Wp, maka dibutuhkan modul surya sebanyak 25
Unit, dan untuk memperbesar arus modul surya dipasang paralel, jadi dikalikan 2
sehingga jumlah total modul surya yang dibutuhkan 50 Unit Modul surya.

4.2. Inverter
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
17
Berdasarkan daya PLTS yaitu 11kW, maka Inverter yang digunakan dengan
kapasitas total 11kW AC Merek Suntree



Product Details:
Place of Origin Zhejiang, China (Mainland)
Brand Name Suntree
Model Number ST9000E3150V3T-15KW
Usage inverter
Phase Three Phase
Current Type AC
Color black
type AC inverter
dimension 380*240*215
Input voltage 340VAC~460VAC
Output voltage 380V
Certificate ISO9000, CE



4.3. Baterai
Untuk menghitung kapasitas baterai yang dibutuhkan,






Dalam penggunaannya baterai tidak boleh lebih dari 50% kehilangan kapasitasnya
bila ingin baterai-nya tahan lama. Dengan kata lain diusahakan agar DOD ( Depth
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
18
of Discharge ) tidak melampaui 50% karena akan sangat mempengaruhi life time
dari baterai itu sendiri. Sehingga kapasitas baterai yang dibutuhkan :



Banyaknya baterai yang diperlukan


Ket :
Angka pengali 2 (dua), timbul karena battery tidak boleh lebih dari 50%.
Faktor angka pengali 3 (tiga) adalah untuk kebutuhan Battery. Angka 3 ini
adalah kemungkinan terburuk dari jumlah hari yang diasumsikan terjadi
hujan/mendung/tidak ada sinar matahari selama 3 hari berturut-turut.
Ritar 2Volt 1000Ah GEL Deep Cycle Battery

Spesification
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
19
Battery Model RL2-1000Dg
Designed
Floating Life
850 Cycle at 80% D.O.D
Capacity
20HR 10HR 5HR 1HR
1040AH -
52A, 1.75V
1000AH -
100A, 1.75V
900AH -
180A, 1.75V
620AH - 620A,
1.75V
Capacity
Affected by
temp (20HR)
40C 25C 0C -15C
102% 100% 85% 65%
Charge
Voltage at
25C
Cycle use Float use
2.3V - 2.35V ( -5mV/ C ),
max current 250A
2.25 - 2.27 ( -3.3mV/ C )
Internal
Resistance
Full charged at 25C: 0.00055 Ohm
Self
Discharge
3% of capacity declined per month at 25C
Dimensions 479L x 175W x 330H mm & Total Height 368 mm
Weight 66.5 kg

4.4. Battery Control Regulator
Digital Battery Control Regulator merupakan otak pengaturan sistem charging
dari Solar Panel yang didesain multi fungsi. Digital Battery Control Regulator bisa
difungsikan sistem Normal atau Auto Load. Pada posisi Normal tegangan di output
Load tetap bekerja walaupun pada saat pengisian dari solar panel maupun tanpa
pengisian. Posisi Auto Load tegangan di output Load tidak akan bekerja selama
tegangan/arus dari Solar Panel mengisi baterai, dan selama tegangan/arus dari Solar
Panel sudah tidak bekerja alias 0 V maka secara otomatis tegangan output Load akan
bekerja.
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
20

DATA TEKNIS
BAHAN
Bahan : Plastik ABS
Warna : Hitam
Bentuk : Persegi
Ukuran : 170mm x 105mm x 35mm
Terminal : Input Terminal untuk Solar Panel
Input Terminal untuk Batterai
Output Terminal untuk Load / Lampu


SPESIFIKASI
Tegangan Masuk : 12 VDC
Tegangan Keluar : 12 VDC
Konsumsi Daya : 10 mA (Standby)
Posisi Matikan Charge Batterai : 14.50 +/- 0.01 V
Posisi Mengisi Ulang Batterai : 13.50 +/- 0.10 V
Matikan Tegangan Load (Shutdown) : 11.20 +/- 0.01 V
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
21
Ulang Tegangan Keluar Load : 12.60 +/- 0.01 V
Peringatan Bunyi Batterai Lemah : 11.60 +/- 0.10 V


















Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
22
BAB V
RANCANGAN ANGGARAN PEMBANGKIT
5.1. Aspek Ekonomi
Pada aspek ekonomi sebuah pembangkit, secara umum meliputi 3 aspek yaitu
:
Biaya investasi awal
Biaya operasional pembangkit
Biaya perawatan pembangkit
Pada sebuah pembangkit PLTS, dapat dikatakan pembangkit yang tergolong
ekonomis karena tidak membutuhkan biaya bahan bakar, yang menjadi faktor sifat
ekonomis sebuah sistem pembangkit listrik yang terlihat dari harga jual listrik untuk
setiap kWh. Secara ekonomis PLTS akan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
seperti di bawah:
5.1.1. Kebijakan Energi Nasional di Indonesia
Dalam draft Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang
Kebijakan Energi Nasional (KEN) 2010-2050, pemerintah membuat kebijakan terkait
energi surya. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya menerapkan kebijakan
penggunaan sel surya pada pemakai tertentu seperti industri besar, gedung komersial,
rumah mewah, serta PLN. Sejalan dengan itu, pemerintah juga akan menggalakkan
industri sistem dan komponen peralatan instansi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), mewujudkan keekonomian PLTS, meningkatkan penguasaan teknologi
PLTS dan, dan juga surya termal dalam negeri melalui penelitian dan pengembangan
serta pembelian lisensi.

Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
23
5.1.2. Biaya Energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Dilihat dari sisi ekonomi, biaya energi PLTS, berbeda dengan
biaya energi untuk pembangkit konvensional (Nafeh, 2009). Hal ini karena
biaya energi PLTS dan PLTB, dipengaruhi oleh biaya-biaya seperti :
1. Biaya awal (biaya modal) yang tinggi.
2. Biaya pemeliharaan dan operasional rendah.
3. Biaya penggantian rendah (terutama hanya untuk baterai).
Menurut Wengqiang dkk., (2004) dan Foster dkk., (2010), perumusan
biaya energi adalah sebagai berikut :
COE =
Dimana :
COE = Cost of Energy / Biaya Energi ( $/kWh).
IC = Biaya instalasi awal ($). Dimana biaya ini terdiri dari jumlah biaya
semua komponen PLTS dan PLTB, ditambah dengan biaya instalasi.
CRF = Faktor pemulihan modal, berdasarkan pada discount rate (i).
Dimana CRF = [1- (1 + i)
-n
], dengan n adalah periode (umur) proyek.
AOM = Biaya pengoperasian dan pemeliharaan tahunan ($/year).
AKWH= Energi yang dibangkitkan tahunan (kWh/year).

5.1.3. Waktu Pengembalian Investasi (Payback Period)
Payback Period adalah periode lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaan yang dihasilkan
oleh proyek (investasi). Sedangkan Discounted Payback Period adalah periode
pengembalian yang didiskonkan. Discounted Payback Period (DPP) dapat dicari
dengan menghitung berapa tahun kas bersih nilai sekarang (NPV) kumulatif akan
sama dengan investasi awal. Menurut Arifin dan Fauzi (1999) teknik DPP
dirumuskan sebagai berikut :
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
24
Discounted Payback period =
Dimana :
Year before recovery = Jumlah tahun sebelum tahun pengembalian
final
Investment Cost = Biaya investasi awal.
NPV Kumulatif = Jumlah kas bersih nilai sekarang per tahun.

Semakin pendek payback period dari periode yang disyaratkan perusahaan maka proyek
investasi tersebut makin bagus dan dapat diterima.
5.2. Menghitung Biaya Investasi PLTS
Biaya energi PLTS berbeda dengan biaya energi untuk pembangkit
konvensional. Hal ini karena biaya energi PLTS dipengaruhi oleh biaya investasi
awal yang tinggi dengan biaya pemeliharaan dan operasional yang rendah. Biaya
investasi awal untuk PLTS yang akan dikembangkan pada Dusun Pakkulompo
mencakup biaya-biaya seperti : biaya untuk komponen PLTS, biaya pekerjaan sipil
dan biaya pekerjaan listrik PLTS. Biaya untuk komponen PLTS ini terdiri dari biaya
untuk pembelian panel surya, inverter, BCR, dan Baterai. Tabel 5.1 berikut
menunjukkan besarnya biaya PRA-Studi, perencanaan sipil, perencanaan listrik dan
investasi awal untuk PLTS, yang akan dikembangkan pada Dusun pakkulompo, Kec.
Parangloe, Kab. Gowa, Prov. Sul-Sel.





Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
25
Tabel 5.1 Pra perencanaan & Perencenaan Pembangkit
No Jenis Perencanaan Media Anggota Biaya (Rp) Sumber
PRA-PERENCANAAN
1
Studi Awal
Pribadi
1. Membuat proposal Mahasiswa Team 50.000
2. Studi lokasi (Survei2x) _
(P-P), meliputi :
Studi awal lokasi
Studi potensi SDA
Studi penduduk
Studi ketersediaan listrik
Studi potensi listrik
Ke Lokasi Team 80.000
Total biaya 130.000
2
Studi Akhir
Investor
1. Perencanaan tender
proyek
Rapat Perjanjian
kerjasama mahasiswa
dan pihak investor
1.000.000
2. Perencanaan investasi
3. Pengadaan perlengkapan
4. Pembebasan lahan
5. Dll
Total biaya 1.000.000
Total Biaya Pra-Studi 1.130.000
J adi, Total biaya untuk pra-perencanaan adalah sebanyak Rp. 1.130.000
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
26
PERENCANAAN PEMBANGKIT
No Jenis pekerjaan Perencana Waktu Biaya (Rp) Sumber
PEKERJAAN SIPIL*
1 Pondasi pagar pembatas dan PH
KONTRAKT
OR SIPIL
@1 tahun
(Sesuai
Perjanjian
kontrak)
Tender kontraktor
sipil
INVESTOR
2 Pondasi pembangkit
3 Plester dan pengecetan
4 DLL
Total biaya pekerjaan sipil * Rp. 43.120.000
KET : Pekerjaan Sipil pembangkit dilaksanakan oleh pihak kontraktor selaku pemenang tender
( * ) =untuk rincian pekerjaan sipil dapat dilihat pada Tabel 5.2
PEKERJAAN LISTRIK*
No Jenis pekerjaan Perencana Waktu Biaya (Rp) Sumber
1 Perangkat pembangkit*
KONTRAKT
OR LISTRIK
@2 tahun
(Sesuai
Perjanjian
kontrak)
394.950.000
INVESTOR
2 Instalasi listrik power house* 1.214.000
3 Instalasi rumah konsumen* 16.856.000
4 instalasi rumah ibadah* 335.000
5 Instalasi sekolah 700.000
6 Instalasi distribusi listrik* 37.250.000
7 Dll 5.000.000
Total biaya pekerjaan listrik beserta pembangkit 456.305.000
KET :
Jadi, Total biaya pekerjaan listrik beserta perangkat pembangkit adalah sebanyak Rp 456.305.000
Biaya tersebut akan dimasukkan dalam perjanjian tender.
( * ) =Rincian pekerjaan listrik dapat dilihat pada tabel 5.3, 5.4, 5.5, 5.6, 5.7, dan 5.8
BIAYA INVESTASI
Total Biaya I nvestasi Pembangkit :
(Biaya PRA-Perencanaan) +(Biaya Pekerjaan Sipil) +(Biaya Pekerjaan Listrik) =1.130.000
+44.250.000 +456.305.000 =Rp. 501.685.000
INVESTOR
Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
27
J adi, total biaya investasi pembangkit listrik tenaga Surya adalah sebesar Rp.501.685.000
Biaya tersebut akan menjadi biaya investasi.

Tabel 5.2. Biaya Perencanaan Sipil
No Komponen Biaya
1 Pembersihan Rp.100.000
2 Pengukuran Rp.100.000
3
Pekerjaan Pondasi :
Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan urugan pasir
Pekerjaan pasangan batu kali
pondasi
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Rp. 2.000.000
4
Pekerjaan Pemasangan
dinding bata
Rp. 9.000.000
6 Pekerjaan plesteran Rp. 8.000.000
7 pekerjaan pengecetan Rp.5.000.000
8
Pekerjaan kayu (kusen,
plafon dan jendela
Rp. 8.000.000
9 Pekerjaan atap Rp. 5.000.000
10 Total Rp 39.200.000
11 PPN 10 % x (Jumlah 10) Rp 3.920.000
12 Total + PPN Rp. 43.120.000



Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
28
Tabel 5.3. Biaya Perangkat Pembangkit Listrik
No Komponen
Spesifikasi
Jumlah
@ harga
(Rp)
Total(Rp)
1 Solar Moduls 100 wp 50 unit 2.225.000,- 111.250.000,-
2 Panel control 200 cm x 200 cm 1 unit 100.000.000,- 100.000.000,-
3 BCR WELLSEE 1 unit 1.200.000,- 1.200.000,-
4 Inverter AS4777(AS3100) 1 unit 29.000.000,- 29.000.000,-
4 Baterai 100 Ah 66 unit 500.000,- 33.000.000,-
5 Solar modul Racks CE 50 unit 1.500.000,- 75.000.000,-
6 Switch Controler RELAY NO/NC 1 Unit 500.000,- 500.000,-
7 Cable wiring (Eterna) NYM 3 x 2,5 mm 50 roll 600.000,- 30.000.000,-
8 Installation & Setting - - 5.000.000,- 5.000.000,-
9 Transportasi 5.000.000,- 5.000.000,-
10 Lain-lain 5.000.000,- 5.000.000,-
Total 394.950.000












Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
29
Tabel 5.4 Spesifikasi perencanaan kebutuhan instalasi listrik PH
No Peralatan Spesifikasi Jumlah @Harga
(Rp)
Total
(Rp)
1 Lampu Philips Tornado
T3 220/380 volt
/20 watt
2 buah 36.000,- 72.000,-
2 Stop kontak
(KKB)
Broco / 220 Volt 2 buah 12.000,- 24.000,-
3 Box/Panel satu
fasa
Masko/ 20x15 cm 1 buah 20.000,- 20.000,-
4 MCB Merlin gerin
220/2A
1 buah 35.000,- 35.000,-
5 Kabel Eternal NYM 3 x 2,5 mm 1 roll 600.000,- 600.000,-
6 Saklar tunggal Broco 220/6A 2 buah 12.000,- 24.000,-
7 Fitting Broco/220/6A 2 buah 8000,- 16.000,-
8 Pipa Maspion Maspion / 5/8 5 batang 6000,- 30.000,-
9 Terminal 2 A 1 buah 12000,- 12.000,-
10 Isolator Biasa 1 dos 50.000,- 50.000,-
11 Paku payung 5 cm 5 kg 30.000,- 150.000,-
12 Kabel BC Ground 1,5 m / 6 mm 1 batang 25.000,- 25.000,-
Total 1.214.000







Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
30
Tabel 5.5 Spesifikasi perencanaan kebutuhan instalasi listrik rumah
konsumen
No Peralatan Spesifikasi Jumlah @satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1 Lampu 220/380 volt / 12
watt
3 buah 32.000,- 96.000,-
2 Stop kontak
(KKB)
Broco / 220 Volt 1 buah 12.000,- 12.000,-
3 Box/Panel satu
fasa
Masko/ 20x15 cm 1 buah 20.000,- 20.000,-
4 MCB Merlin gerin
220/2A
1 buah 35.000,- 35.000,-
5 Kabel Tunggal Eterna NYA 2,5
mm
20 Meter 60.000,- 60.000,-
6 Fitting Broco/220/6A 4 buah 8.000,- 36.000,-
7 Saklar tunggal Broco 220/6A 4 buah 12.000,- 48.000,-
8 Terminal 2 A 1 buah 12.000,- 12.000,-
9 Kabel BC Ground 1,5 m / 6 mm 1 batang 25.000,- 25.000,-
Total 344.000

J adi Total Biaya Rp. 344.000 jika dikalikan dengan 49 unit Rumah penduduk
adalah Rp 16.856.000





Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
31
Tabel 5.6 Spesifikasi perencanaan kebutuhan instalasi rumah ibadah
No Peralatan Spesifikasi Jumlah @satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1 Lampu
penerangan dalam
220/380 volt / 20
watt
2 buah 36.000,- 72.000,-
2 Lampu
penerangan luar
220/380 volt / 24
watt
1 buah 39.000,- 39.000,-
3 Stop kontak
(KKB)
Broco / 220 Volt 1 buah 12.000,- 12.000,-
4 Box/Panel satu
fasa
Masko/ 20x15 cm 1 buah 20.000,- 20.000,-
5 MCB Merlin gerin
220/2A
1 buah 35.000,- 35.000,-
6 Kabel Tunggal Eterna NYA 2,5
mm
20 Meter 60.000,- 60.000,-
7 Fitting Broco/220/6A 3 buah 8.000,- 24.000,-
8 Saklar tunggal Broco 220/6A 3 buah 12.000,- 36.000,-
9 Terminal 2 A 1 buah 12.000,- 12.000,-
10 Kabel BC Ground 1,5 m / 6 mm 1 batang 25.000,- 25.000,-
Total 335.000








Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
32
Tabel 5.8 Spesifikasi perencanaan distribusi listrik
No Peralatan Spesifikasi Jumlah @satuan
(Rp)
Total (Rp)
1 Kabel Eterna NYM 3 x
2,5 mm
20 roll 600.000 12.000.000
2 Kayu Bayam / rotan 50 batang 300.000 15.000.000
3 Isolator Biasa 200 Dos 50.000 10.000.000
4 Paku payung Biasa / 5 cm 5 kg 50.000 250.000
Total 37.250.000

A. Menghitung Biaya Pemeliharaan dan Operasional
Biaya pemeliharaan dan operasional per tahun untuk PLTS,
umumnya diperhitungkan sebesar 1-2% dari total biaya investasi awal
(Lazou dan Papatsoris, 2000; Abdel-Gani, 2008). Berdasarkan acuan
tersebut maka pada penelitian ini, besar persentase untuk biaya
pemeliharaan dan operasional per tahun PLTS yang mencakup biaya
untuk pekerjaan pembersihan panel surya, biaya pemeliharaan dan
pemeriksaan peralatan dan instalasi akan ditetapkan sebesar 1% dari total
biaya investasi awal. Penentuan persentase 1% didasarkan bahwa negara
Indonesia hanya mengalami dua musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau sehingga biaya pembersihan dan pemeliharaan panel
suryanya tidak sebesar pada negara yang mengalami empat musim dalam
satu tahun. Selain itu penentuan persentase ini juga didasarkan pada
tingkat upah tenaga kerja di Indonesia yang lebih murah dibandingkan
dengan tingkat upah tenaga kerja di negara maju. Adapun besar biaya
pemeliharaan dan operasional (M) per tahun untuk PLTS yang akan
dikembangkan adalah sebagai berikut :

Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
33
M = 1% x Total biaya investasi
= 0,01 x Rp.501.685.000
= Rp.5.016.850 / tahun

Jadi besar biaya pemeliharaan dan operasional (M) per tahun untuk PLTS yang akan
dikembangkan adalah Rp.5.016.950 / tahun.
B. Biaya Pembangkitan/kWh
=



=




C. Keuntungan bersih
Keuntungan = (Harga/kWh- Biaya Pembangkitan/kWh) x Jam
dalam setahun
= (1000 - 52,06) x 8760
= Rp. 8.303.954,-
D. Jangka waktu Pengembalian
=


= 60,4
Maka, jangka waktu pengembalian adalah 60 Tahun 3 bulan.


Perencanaan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Kelompok III
Perancangan PLTS pada Dusun Pakkulompo
34
BABVI
PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Setelah melakukan perhitungan maka dapat diambil beberapa kesimpulan
antara lain :
Jumlah modul surya yang digunakan sebanyak 50 Unit beserta raknya
dengan kapasitas 100 Wp, 66 unit baterai dengan kapasitas 100 Ah, satu
unit panel kontrol dengan spesifikasi 200 x 200 cm, BCR dan Inverter
dengan kapasitas 100 kW dan satu unit automatic switch controller.
Investasi total sebesar Rp.501.685.000 yang mencakup antara lain ;
biaya Pra Studi Rp. 1.130.000, biaya pekerjaan sipil Rp. 44.250.000 dan
pekerjaan listrik yang juga mencakup peralatan pembangkit
Rp.456.305.000.
Biaya operasional dan pemeliharaan pembangkit Rp.5.016.850 / tahun
Keuntungan bersih yang diperoleh dari pembangkit Rp. 8.303.954,-
Jangka waktu Pengembalian modal investasi, adalah 60 tahun 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai