Anda di halaman 1dari 18

MENGELOLA KREATIVITAS

SECARA INDIVIDU
MAUPUN PERUSAHAAN
BESERTA HAMBATANNYA

KELOMPOK 1
SISKA ARIYANTI (2299200002)
RATNA DWI S. (2299200006)
MENGELOLA KREATIVITAS DENGAN
OPTIMAL

LINGKUP HAMBATAN MENGELOLA


MEKREATIVITAS DI PERUSAHAAN
PEMBAHASAN

HAMBATAN SESEORANG TIDAK


KREATIF
MENGELOLA KREATIVITAS
DENGAN OPTIMAL

Mengenali sumber-sumber yang berpotensial


yang bisa mengembangkan kreativitas

INTERNAL EKSTERNAL

Konsumen/pelanggan yang mempunyai


Melihat seorang individu selera, insting, dan imajinasi yang dapat
dalam perusahaan atau diambil oleh perusahaan
karyawan yang bukan Kompetitor produk sejenis/ jasa layanan
hanya bekerja pada bagian yang sama
riset untuk menciptakan Supplier bahan baku/sebaliknya
ide atau pengembangan, distributor yang memiliki masukan yang
bisa melihat dari karyawan dapat ditampung untuk dikembangkan
dari bagian lain menajadi kreativitas dan selanjutnya

menuju inovasi

Melengkapi Fasilitas Untuk Berkreativitas &


Lingkungan Yang Mendorong Timbulnya
Kreativtas
INDIVIDU PERUSAHAAN

Menyediakan ruangan Fasilitas ruang rapat yang


karyawan yang nyaman baik dan kedap suara,
dengan fasilitas yang menyediakan sebuah reward
lengkap untuk bisa atau penampungan aspirasi
mengakses hal-hal yang berupa ide/inovasi untuk
memembuat munculnya ide. perkembangan perusahaan
seperti komputer, internet, bagi seluruh karyawan tidak
perpustakan, ruangan hanya karyawan bagain riset
outdoor untuk bisa relaksasi perkembangan produk .
otak.
Meningkatkan Ide-Ide Kreatif

Sebagai seorang pemimpin bisa


meningkatkan ide-ide kreatif, yaitu dengan
bertanya setiap hari kepada individu
karyawan atau sekelompok yang berbeda.
melakukan obrolan dalam suasan ayang lebih
informal dan santai. Contohnya pada saat
makan siang di kantin, hal ini akan
mendorong karyawan berfikir lebih dari
biasanya dan akan merasa lebih enjoy untuk
berkontribusi lagi terhadap perusahaan.
Membentuk Gugus-Gugus
Brainstorming
Brainstorming adalah Strategi ini sebagai upaya
pemberdayaan pegawai yang dilakukan dengan
mendorong para peserta untuk berani mengungkapkan
ide dan pemikiran dalam memecahkan masalah yang
pada saat itu dibicarakan.
Dalam hal ini pimpinan hanya bertindak sebagai
katalisator untuk mendukung kelancaran jalannya
diskusi.
Brainstorming ini bisa di terapkan di perusahaan dalam
bentuk penugasan tertentu baik dalambatasan dan
arahan produk dan jasa yang ingin dihasilkan maupun
dalam kerangka waktu tertentu yang lebih sifatnya lebih
formal
Bergabung dalam diskusi pengalihan
ide tetapi jangan mendominasi
PIMPINAN DALAM PERUSAHAAN

Sebagai seorang pimpinan dalam perusahaan sesekali ikut


bergabung dalam diskusi penggalian ide tapi jangan
mendominasi, hal yg dilakukan adalah mendorong tetapi
jangan terlalu lama bersama mereka. karena pada umumnya
kreativitas tidak muncul di hadapan pimpinan yang otoriter.

KARYAWAN/INDIVIDU
Sebagai seorang karyawan juga jangan terlalu mendominasi.
Karena Menurut Profesor Teresa dari Harvard, bahwa ada
kecenderungan pimpinan yang tidak terlalu suka jika
bawahannya mendominasi dan terlalu kreativ tanpa
menghargai pendapat yang lain
Proses Kreativitas & Inovasi Yang
Berhasil Bisa Menjadi Pelajaran &
Menjadi Sebuah Standar Umum

Sebuah proses kreativitas dan inovasi yang berhasil


bisa menjadi pelajaran dan menjadi sebuah standar
umum karena kreativitas itu melihat prosesnya bukan
inti hasilnya.
Oleh karena itu, sebuah kreativitas harus dapat
dikembangkan menuju inovasi karena itu merupakan
hasil akhir yang nantinya ditawarkan dan dipasarkan
kepada pengguna atau konsumen.

Semakin inovatif semakin bernilai, apalagi yang tidak


mudah ditiru oleh pesaing. Sehinngga dari sejak awal
perlu ditetapkan "kriteria" dan membuat SOP
Perlu Melakukan Market-test

Sebuah ide bisa dikatakan sangat kreati dan berhasil, tetapi


harus diuji Market-test. apakah ide itu dapat diterima dan
tersampaikan sesuai dengan tujuan yang tepat.

Seperti halnya sebuah perusahaan apabila membuat


sebuah produk perlu melakukan uji Market-test di pasaran
dengan mengambil kota dan grub pengguna atau
konsumen yang dapat memberikan feedback terhadap
produk tersebut.
Ide yang Mengarah Ke Inovasi

Sebuah perusahaan harus mendorong karyawannya agar


menyalurkan ide-ide yang lebih kreatif lagi dan bisa
mengembangkan menjadi inovasi untuk jangka panang.
dengan hal itu, perusahaan dalam melakukan
pengeluaran biaya yang mahal juga akan berdampak baik
mendorong suksesnya ide tersebut.

Seiring berjalannya kesuksesan atas biaya yang dilakukan


oleh perusahaan juga berdapak terhadap nama
perusahaan, menaikkan penjualan, dan keuntungan yang
pada akhirnya meningkatnya harga saham.

Bagi karyawan sendiri adanya hal yang di dukung oleh


perusahaan juga membuat motivasi untuk menciptakan
ide-ide kreatif.
HAMBATAN MENGELOLA
KREATIVITAS DI PERUSAHAAN
1. PERCEPTUAL (PERSEPSI)
PersepsI yakni tentang bagaimana seseorang memandang suatu
hal sesuai keyakinanya. Hal tersebut dapat menjadi hambatan
dalam mengelola kreativitas karena orang cenderug
mengedepankan asumsi yang tidak perlu untuk menyelesaikan
masalah.

2. EMOTIONAL
Masalah emosional seperti takut mengambil resiko, tidak
menyukai ketidakpastian, lebih suka menilai daripada
menghasilkan ide baru, menganggap remeh suatu masalah,
hingga tergesa-tergesa dalam memutuskan sesuatu juga
merupakan faktor penghambat dalam mengelola kreativitas.
3. CULTURAL (BUDAYA)
Budaya juga dapat menghambat pengakumulasian
gagasan. Ketakutan untuk berbeda dari yang biasa orang
lain lakukan, ketakutan mengambil tindakan dan
mengemukakan gagasan yang berkemungkinan
menimbulkan kontroversi karena dianggap melenceng
dari budaya juga merupakan faktor penghambat
mengelola kreativitas.

4. INTELLECTUAL
Kebiasaan terlalu mengandalkan logika dan enggan
menggunakan intuisi serta hanya menggunakan
pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya
juga dapat dikategorikan faktor penghambat dalam
mengelola kreativitas.
5. ENVIRONMENTAL (LINGKUNGAN)
Hal-hal yang terjadi di lingkungan kerja seperti berikut
mampu menghambat pengelolaan kreativitas:
Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antar
rekan kerja.
Atasan atau pimpinan yang bersifat otoriter tidak
menghargai pendapat orang lain.
Kurangnya dukungan untuk mengembangkan
gagasan atau ide.
Budaya kebersamaan atau anti persaingan.
HAMBATAN SESEORANG
TIDAK KREATIF
1. RASA TAKUT
Seseorang tidak kreatif karena dibayang-bayangi oleh rasa takut
gagal, takut salah, takut dimarahi dan rasa takut lainnya.

2. RASA PUAS
Kesuksesan, kepandaian, dan kenyamanan bisa menjadi sebuah
hambatan. Seseorang yang sudah puas dengan apa yang
dicapai, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang
dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas
sehingga tidak terdorong kreatif untuk mencoba hal yang baru
ataupun menciptakan sesuatu yang baru.
3. RUTINITAS TINGGI
Rutinitas dapat menjadi salah satu hambatan bagi
seseorang menjadi kreatif. Oleh karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut kita perlu menyisihkan waktu
untuk mengisi "kehausan" akan kreativitas. Misalnya
dengan membaca buku satu minggu sekali, dengan
begitu kita bisa menemukan ide brilian yang bisa kita
adaptasi atau perbaiki, selain itu hal yang dapat dilakukan
yakni dengan memperluas lingkungan sosial dengan
mengikuti perkumpulan atau organisasi.

4. KEMALASAN MENTAL
Seseorang yang malas menggunakan kemampuan
berpikirnya cenderung akan tertinggal dalam karir dan
prestasi jika dibandingkan dengan orang yang tidak
malas untuk mengasah kemampuan berpikirnya guna
mencoba hal baru.
5. TERPAKU PADA MASALAH
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan dan
kerugian memang menyakitkan. Namun bukan berarti
usaha untuk memperbaiki atau mengatasi masalah
tersebut terhenti. Justru dengan adanya sebuah masalah,
kita akan terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat
menemukan cara lain yang lebih baik, cepat dan efektif.

6. STEREOTYPING
Lingkungan serta budaya yang ada di sekitar akan
membentuk opini atau pendapat terhadap sesuatu juga
dapat menjadi penghambat dalam berpikir kreatif.
7. BIROKRASI
Seringkali kita mengeluh karena ide atau usulan
tidak ditanggapi oleh pihak birokrasi. Hal tersebut
bisa terjadi karena proses pengambilan keputusan
birokrasi yang lamban dan berliku-liku. Kondisi
seperti ini sering mematahkan semangat orang
untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan
usulan perbaikan.

Biasanya semakin besar organisasi maka semakin


panjang pula proses birokrasinya, sehingga
masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa
langsung diatasi. Oleh karena itu, saat ini banyak
organisasi bisnis memecah diri menjadi unit yang
lebih kecil agar lebih gesit dalam menangani
masalah dan memunculkan ide-ide baru.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai